BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi Pemerintah mengeluarkan surat keputusan Presiden RI No. 132 tahun 1967 tanggal 24 agustus 1967 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur bidang pertahanan keamanan. Dalam keputusan itu organisasi ABRI dibagi atas dua tingkat, yaitu tingkat departemen dan angkatan. Pemegang kekuasaan tertinggi angkatan bersenjata dan pempinan Hankamnas adalah Presiden dibantu oleh menteri pertahanan keamanan/panglima angkatan bersenjata. Disamping membawahi angkatan, menhankam/pangab juga membawahi komando utama operasional Hankam/ABRI. Badan pelaksana/pembina utama Hankam ada dua macam ialah sebagai komando/lembaga utama dan sebagai badan pelaksana pusat ABRI. Yang berkedudukan sebagai badan pelaksana pusat ABRI salah satunya adalah Lembaga penelitian dan pengembangan Hankam (Lalitbang Hankam). Seiring dengan laju dinamika organisasi, maka turunlah keputusan Menhan Nomor : Kep/19/M/XII/2000 dan Kep/20/M/XII/2000, tanggal 29 Desember 2000, tentang organisasi dan tata kerja departemen pertahanan, dimana BPPIT Dephan berubah menjadi Balitbang Dephan.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan peraturan presiden Nomor 47 tahun 2009 semua istilah departemen, kantor menteri negara dan kantor menteri koordinator menjadi kementerian negara. Dengan demikian Balitbang Dephan juga mengalami perubahan nomenklatur menjadi Balitbang Kemhan. Dari hasil penelusuran sejarah singkat Balitbang Kemhan dapat disimpulkan bahwa Balitbang Kemhan sudah mulai terbentuk pada tanggal 24 agustus 1967 dengan nama Lembaga Penelitian dan Pengembangan Hankam (Lalitbang Hankam). B. Karakteristik Jawaban Responden 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Valid
Pria Wanita Total
Frequency 47 28
Percent 62.7 37.3
Valid Percent 62.7 37.3
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 62.7 100.0
Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden terdapat 47 responden atau sebesar 62,7% berjenis kelamin pria, sedangkan selebihnya sebanyak 28 responden atau sebesar 37,3% berjenis kelamin wanita. Sebagai besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berjenis kelamin pria. 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan usianya dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Valid 29-34 tahun 35-40 tahun ≥ 40 tahun Total
Frequency 11 20 44
Percent 14.7 26.7 58.7
Valid Percent 14.7 26.7 58.7
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 14.7 41.3 100.0
Sumber : Data Diolah Dari Kuesioner 2015 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden yang memiliki jumlah tertinggi adalah reponden dengan usia diantara ≥40 tahun yaitu sebanyak 58,7% dan terendah adalah responden dengan usia 29-34 tahun sebanyak 14,7%. Secara umum karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berada pada usia produktif yaitu ≥40 tahun. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karakteristik responden berdasarkan status dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Status
Valid Belum Menikah Menikah Total
Frequency 1 74
Percent 1.3 98.7
Valid Percent 1.3 98.7
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 1.3 100.0
Sumber : Data diolah dari Kuesioner 2015
Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa dari 75 responden terdapat 1 responden atau sebesar 1,3% berstatus belum menikah, sedangkan selebihnya terdapat 74 responden atau sebesar 98,7% berstatus menikah. Sebagian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN sudah menikah.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan
Valid Pus Strahan Pus Sumdahan Pus Alpalhan Pus Iptekhan Total
Frequency 23 6 22 24
Percent 30.7 8.0 29.3 32.0
Valid Percent 30.7 8.0 29.3 32.0
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 30.7 38.7 68.0 100.0
Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015 Berdasarkan pada Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden yang menduduki jumlah jabatan tertinggi adalah responden 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pus Iptekhan dengan 32,0 %, sedangkan dengan responden yang menduduki jabatan terendah adalah Pus Sumdahan dengan 8,0%. Secara umum
yang
bekerja
di
BALITBANG
KEMHAN
kebanyakan
menduduki jabatan Pus Iptekhan.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Valid SMA/Sederajat D3 S1 S2 Total
Frequency 6 4 35 30
Percent 8.0 5.3 46.7 40.0
Valid Percent 8.0 5.3 46.7 40.0
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 8.0 13.3 60.0 100.0
Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015
Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 75 responden jumlah karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 6 orang atau 8,0%, karyawan yang memiliki tingkat pendidikan D3 sebanyak 4 orang atau 5,3%, karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 35 orang atau 46,7% dan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S2 sebanyak 30 orang atau 40,0%. Sebagian besar yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berpendidikan S1.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja (tahun)
Valid
>3-6 >6-9 >10 Total
Frequency 3 9 63
Percent 4.0 12.0 84.0
Valid Percent 4.0 12.0 84.0
75
100.0
100.0
Cumulative Percent 4.0 16.0 100.0
Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015 Berdasarkan pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 75 responden jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >3-6 tahun sebanyak 3 orang atau 4,0%, jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >6-9 tahun sebanyak 9 orang atau 12,0% dan jumlah karyawan yang memiliki lama bekerja >10 tahun sebanyak 63 orang atau 84,0%. Sebagaian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN sudah bekerja selama >10 tahun. 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.7 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan
Valid 2.000.000-2.500.000 >2.500.000 Total
Frequency 1 74 75
Percent Valid Percent 1.3 1.3 98.7 98.7 100.0
Cumulative Percent 1.3 100.0
100.0
Sumber : Data diolah dari kuesioner 2015 Berdasarkan pada Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa dari 75 responden karyawan yang berpenghasilan 2.000.000-2.500.000 juta sebanyak 1 orang atau 1,3% dan sisa nya karyawan yang berpenghasilan >2.500.000 juta sebanyak 74 orang atau 98,7%. Sebagian besar karyawan yang bekerja di BALITBANG KEMHAN berpenghasilan >2.500.000 juta per bulan.
C. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistic deskriptif digunakan untuk tujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Gambaran tersebut dapat dilihat dari hasil yang dikelolah pada table dibawah ini.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.8 1. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja Descriptive Statistics N KKK1 KKK2 KKK3 KKK4 KKK5 KKK6 KKK7 KKK8 KKK9 KKK1O Valid N (listwise)
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Minimum 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Mean 4.28 4.17 4.23 4.32 4.25 4.21 4.25 4.27 4.17 4.35
Std. Deviation .452 .381 .421 .470 .438 .412 .438 .445 .381 .479
Sumber : data primer yang diolah Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator KKK10 “Emosi saya yang tidak stabil mengakibatkan pekerjaan tertunda” dengan nilai mean 4,35, hal itu menunjukkan bahwa karyawan BALITBANG KEMHAN ketingkatkan emosionalnya masih kurang stabil atau kurang terkendali, sedangkan indikator KKK2 “Suhu udara tempat saya bekerja tidak dikomdisikan pengaturannya” dan KKK9 “Kemampuan pengetahuan saya dalam penggunaan fasilitas kerja sudah memenuhi standar perusahaan” menjadi indikator terendah pada variabel keselamatan kesehatan kerja dengan nilai mean 4,17. Hal itu menunjukkan bahwa fasilitas yang terdapat pada BALITBANG KEMHAN masih kurang memadai.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.9 2. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Motivasi Kerja Descriptive Statistics N MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11 Valid N (listwise)
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Minimum 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Mean 4.16 4.31 4.21 4.27 4.24 4.23 4.16 4.12 4.15 4.33 4.24
Std. Deviation .369 .464 .412 .445 .430 .421 .369 .327 .356 .475 .430
Sumber : data primer yang diolah Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator MK10 “Perusahaan memberikan gaji agar karyawan bersemangat dalam bekerja” dengan nilai mean 4,33, hal itu menunjukkan bahwa penghasilan dalam BALITBANG KEMHAN terhadap karyawannya sangat bagus dengan apa yang telah mereka berikan kepada BALITBANG KEMHAN, sedangkan indikator MK8 “Perusahaan memberikan kepuasan kerja karyawan sesuai dengan kebijakan dan administrasi perusahaan” menjadi indikator terendah dengan nilai mean 4,12 hal itu menunjukkan bahwa administrasi pada BALITBANG KEMHAN masih kurang sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh kepada karyawannya.
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.10 3. Hasil uji analisa deskriptif Variabel Kinerja Karyawan Descriptive Statistics N KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 Valid N (listwise)
75 75 75 75 75 75 75 75 75
Minimum 4 4 4 3 4 4 3 4
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5
Mean 4.29 4.25 4.16 4.19 4.21 4.21 4.25 4.25
Std. Deviation .458 .438 .369 .425 .412 .412 .468 .438
Sumber : data primer yang diolah Dilihat dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah indikator KK1 “Proses kerja dan kondisi kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan” dengan nilai mean 4,29, hal itu menunjukkan bahwa proses kerja dan kondisi kerja di BALITBANG KEMHAN sangat sesuai yang diharapkan karyawan, sedangkan indikator KK3 “Karyawan meminimalisir jumlah kesalahan dalam bekerja agar kinerjanya bagus” menjadi indikator terendah dengan nilai mean 4,16 hal itu menunjukkan bahwa karyawan masih kurang membenasi pekerjaannya.
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Hasil Uji Kualitas Data Tabel 4.11 1. Hasil Uji Validitas Keselamatan Kesehatan Kerja No Item rhitung rkritis Keterangan 0,581 0,5 Valid KKK1 0,664 0,5 Valid KKK2 0,637 0,5 Valid KKK3 0,550 0,5 Valid KKK4 0,643 0,5 Valid KKK5 0,554 0,5 Valid KKK6 0,543 0,5 Valid KKK7 0,614 0,5 Valid KKK8 0,572 0,5 Valid KKK9 0,559 0,5 Valid KKK10 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22 Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel Keselamatan Kesehatan kerja terlihat pada uji validitas sudah lebih besar dari 0,5 dan signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Keselamatan Kesehatan kerja dikatakan valid. Tabel 4.12 No Item MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 MK8 MK9 MK10 MK11
2. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja rhitung rkritis Keterangan 0,547 0,5 Valid 0,550 0,5 Valid 0,533 0,5 Valid 0,657 0,5 Valid 0,627 0,5 Valid 0,710 0,5 Valid 0,502 0,5 Valid 0,637 0,5 Valid 0,587 0,5 Valid 0,661 0,5 Valid 0,627 0,5 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel motivasi kerja menunujkan hasil yang baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,5 dapat dipenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja dikatakan valid. Tabel 4.13 3. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan No Item rhitung rkritis 0,535 0,5 KK1 0,564 0,5 KK2 0,652 0,5 KK3 0,615 0,5 KK4 0,762 0,5 KK5 0,594 0,5 KK6 0,760 0,5 KK7 0,697 0,5 KK8 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk variabel kinerja karyawan terlihat pada uji validitas sudah lebih besar dari 0,5 dan signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja karyawan dikatakan valid.
Tabel 4.14 No 1 2 3
4. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Cronbach’s rkri alpha tis Keselamatan Kesehatan 0,697 0,6 Kerja Motivasi Kerja 0,736 0,6 Kinerja Karyawan
0,753
0,6
Keterangan Realiable Realiable Realiable
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22 Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program statistic SPSS didapat bahwa koefisien Cronbach Alpha untuk variabel Keselamatan Kesehatan 62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kerja lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,697, Motivasi kerja lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,736, sedangkan Kinerja Karyawan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,753. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut realiable.
E. Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji yang dilakukan sebelumnya melakukan analisa regresi.
1. Hasil Uji Normalitas Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 75 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.43898891 Most Extreme Differences Absolute .131 Positive .131 Negative -.080 Test Statistic .131 Asymp. Sig. (2-tailed) .113c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22
Dari Tabel diatas diperoleh hasil uji normalitas one-sample kolmogorov-Smirnov test, untuk keseluruhan variabel X1 (Keselamatan Kesehatan kerja), variabel X2 (Motivasi kerja) dan variabel Y yaitu (Kinerja karyawan) sebesar 0,113. Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil dari populasi berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolienaritas Uji multikolienaritas ini digunakan untuk mengetahui apakah ada Colinearity atau tidak di antara variabel bebas. Cara yang digunakan adalah dengan menghitung Tolerence dan VIF. Di bawah ini merupakan hasil pengujian multikolienaritas : Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolienaritas Coefficientsa a
Model (Constant)
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
t
1.042
.226
.822
.129
1.521
.133
.966
1.035
.674
7.975
.000
.966
1.035
4.617
Keselamatan .137 .090 Kesehatan Kerja Motivasi Kerja .581 .073 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
Sumber: Pengolahan Data SPSS 22 Tabel 4.16 menunjukan bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen, yaitu Motivasi kerja (X1) sebesar 0,966, Keselamatan Kesehatan kerja (X2) sebesar 0,966. Dari hasil output variance inflation factor (VIF) diketahui masing-masing variabel independen, yaitu Motivasi kerja (X1) sebesar 1.035, Keselamatan Kesehatan kerja (X2) sebesar 1.035. Dengan demikian, kedua independen tersebut memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas antar variabel independen.
3. Hasil Uji Heteroskedastistitas Hasil Uji Heteroskedastistitas
Gambar 4.17 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22 Dari gambar grafik scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.jika 65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. F. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Setelah dilakukan uji instrumen, maka dapat dilakukan dengan analisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari analisis dengan bantuan program SPSS versi 22 di peroleh dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4.18 Hasil uji analisis regresi linier berganda a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Keselamatan Kesehatan kerja Motivasi kerja
Standardized Coefficients
Std. Error
1.042
4.617
.137
.090
.581
.073
Beta
t
Sig. .226
.822
.129
1.521
.133
.674
7.975
.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22 Berdasarkan Tabel 4.18 diatas, maka dapat diperoleh model persamaan sebagai berikut: Y= a + β1x1 + β2x2 + e Y= 1,042 + 0,137X1 + 0,581X2 Keterangan : 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Y = Kinerja karyawan a = Nilai Konstanta X1 = Keselamatan Kesehatan kerja X2 = Motivasi Kerja Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja terhadap Kinerja karyawan BALITBANG KEMHAN. b. Keselamatan Kesehatan kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan BALITBANG KEMHAN. c. Motivasi
kerja
berpengaruh
terhadap
Kinerja
karyawan
BALITBANG KEMHAN.
1. Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisiensi determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R square. Tabel 4.19 Hasil uji koefisien determinasi (R²) b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1 .709a .503 .489 1.529 2.016 a. Predictors: (Constant), Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Motivasi Karyawan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan Tabel 4.20, diketahui hasil koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,489 yang artinya 48,9% kinerja dapat dijelaskan oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan motivasi kerja. Sedangkan 51,1 % kinerja karyawan dapat dijelaskan dari variabel lain selain dari kedua variabel tersebut. G. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian uji F atau model pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat atau tidak. Dari signifikasi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai sig > 0,05 maka Ha ditolak, jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima. Tabel 4.20 Hasil uji F (Secara Simultan) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 170.433
ANOVAa Df
2
Mean Square 85.216
168.314
72
2.338
338.747
74
F 36.453
Sig. b .000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22 Berdasarkan Tabel 4.19 diatas signifikan nilai F sebesar 36.453 dengan probabilitas sig 0,000 < 0,05. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas Keselamatan Kesehatan Kerja dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan. 68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t atau test of signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Dari signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika p value > 0,05 maka Ho diterima, jika p value < 0,05 maka Ho ditolak. Tabel 4.21 Uji Signifikansi Parameter Individual (uji Statistik t) Hasil uji t .
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
1.042
4.617
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
.137
.090
Motivasi Kerja
.581
.073
Beta
t
Sig. .226
.822
.129
1.521
.133
.674
7.975
.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 22 Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat nilai t hitung pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X1) adalah 1,521 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 7,975 dan signifikan dari variabel motivasi kerja 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 atau Ho diterima dan Ha ditolak, maka disimpulkan secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. H. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan hasil pengujian secara statistic dapat terlihat jelas bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel Keselamatan Kesehatan kerja dan Motivasi kerja terhadap Kinerja karyawan. Sedangkan secara persial (individu) variabel Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan, Keselamatan Kesehatan kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja karyawan dan Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan, penjelasan dari masing – masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Keselamatan Kesehatan kerja serta Motivasi kerja Terhadap Kinerja karyawan Berdasarkan Tabel 4.19 diatas signifikan nilai F sebesar 36.453 dengan probabilitas sig 0,000 < 0,05. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas Keselamatan Kesehatan Kerja dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan. Hal ini berarti keselamatan kesehatan kerja dari BALITBANG KEMHAN harus ditingkatkan dan motivasi kerja para karyawannya juga dapat memotivasi diri sendiri maupun menciptakan semangat kerja yang baik dan jiwa yang sehat dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga meningkatkan kinerja karyawan dalam BALITBANG KEMHAN. Dalam penelitian ini keselamatan kesehatan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil output data yang terdapat pada uji F. Hasil penelitian ini juga mendukung 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hipotesis dalam penelitian bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh
Keselamatan
Kesehatan
Kerja Terhadap
Kinerja
Karyawan. Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan nilai T diketahui sebesar 1,521, maka disimpulkan secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Karena keselamatan kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan meskipun keselamatan kesehatan kerjanya meningkat ataupun tidak meningkat kinerja karyawannya tetap pada posisinya tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan seperti apa yang dialami oleh variabel keselamatan kesehatan kerja tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keselamatan kesehatan kerja secara persial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan BALITBANG KEMHAN. Dengan demikian bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Sari 2012 yaitu Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasional pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah komitmen 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Pada penelitian terdahulu dikatakan bahwa keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di bagian produksi. 3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan nilai T diketahui sebesar 7,975. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan balitbang kemhan. Artinya motivasi kerja karyawan harus mempunyai inovatif yang baru dalam melaksanakan pekerjaannya supaya kinerja karyawan dapat meningkat dengan efesien dan efektif. Dengan demikian bahwa penelitian yang dilakukan oleh Rini (2010) Motivasi karyawan yang tinggi jika tidak didukung oleh lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil kinerja kerja tidak baik. Pada penelitian terdahulu dikatakan bahwa kinerja yang tinggi dapat dicapai jika didukung para karyawan yang mempunyai motivasi dan lingkungan kerja dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/