BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisa Model Price Earning Ratio PER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dari harga saham terhadap laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan barapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari laba perusahaan serta menunjukkan lamanya investasi pembelian saham akan kembali. Dalam perhitungan ini dapat dilihat berapa PER perbandingan harga saham dengan penghasilan yang akan diterima pemegang saham, kemudian dibandingkan dengan tingkat PER rata-rata di tahun sebelumnya selama 3 tahun. PER =
4.1.1
Earning Per Share Sebelum menghitung PER kita harus mencari besarnya Earning Per Share (EPS). EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. EPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ratio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham yang beredar selama suatu periode. EPS =
37
Berikut adalah perhitungan laba bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2009, 2008, dan 2007. Pada tahun 2009 telah diketahui adalah sebesar Rp 2.075.861.000.000 sementara jumlah saham beredar sebesar 8.780.426.500 lembar saham. Tabel 1 Perhitungan Laba Bersih (Earning Per Share) EPS 2009
EPS 2008
EPS 2007
Rata-rata EPS
236
120
115
157
Sumber: Ikhtisar Keuangan, Harga Saham dan diolah EPS 2009 =
.
EPS 2008 =
.
EPS 2007 =
.
.
.
. .
.
.
.
.
. .
.
.
= 236
.
.
= 120
. .
.
= 115
Rata-rata EPS selama 3 tahun = 157 Dengan demikian EPS PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2009 sebesar Rp 236 maka ini menunjukkan bahwa tiap satu lembar saham menghasilkan laba Rp 236 lebih tinggi dibanding pada tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp.120 dan tahun 2007 sebesar Rp.115. Semakin tinggi EPS yang diberikan perusahaan maka para investor makin di percaya.
38
4.1.2 Harga Saham Harga saham yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah harga saham rata-rata yang beredar di pasar selama setahun. Untuk menentukan apakah saham undervalued atau overvalued dapat digunakan dengan cara membandingkan harga saham yang beredar dengan nilai intrinsik saham dengan menggunakan rata-rata PER perusahaan di tahuntahun sebelumnya. PER = Berikut adalah tabel perhitungan PER (Price Earning Ratio) 2009 dengan PER (Price Earning Ratio) dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk mencari perbandingannya, diperoleh dengan membagikan harga saham dengan laba per saham (EPS). Setelah perhitungan perbandingan didapat, kita akan mencari rata-rata tahun sebelumnya dengan mengkali PER 2006, PER 2007, PER 2008 lalu dibagi 3 tahun. Dari perhitungan tersebut diperoleh rata-rata Price Earning Ratio sebesar 15,79 kali. Tabel 2 Perhitungan PER 2009 dan Tahun-tahun Sebelumnya PER 2009
PER 2008
PER 2007
Rata-rata PER
9,96 kali
15,86 kali
17,5 kali
14,44 kali
Sumber: Ikhtisar Keuangan, Harga saham dan diolah
39
PER 2009 =
. ,
PER 2008 = PER 2007 =
,
.
= 9,96 kali
= 15,86 kali ,
= 17,5 kali
Rata-rata PER 3 tahun terakhir = 14,44 kali Nilai intrinsik saham biasa bila dikaitkan dengan tingkat PER ratarata perusahaan selama 3 tahun terakhir dan tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan cara mengkalikan antara EPS dengan PER di setiap tahun. P0 = EPS x P/E Ratio Tabel 3 Perhitungan Nilai Intrinsik P0 2009
P0 2008
P0 2007
P0 rata-rata
Rp. 2.350,56
Rp. 1.903,2
Rp. 2.012,5
Rp. 2.267,08
Sumber: Ikhtisar Keuangan, Harga saham dan diolah
P0 2009 = 236 x 9,96 = Rp. 2.350,56 P0 2008 = 120 x 15,86 = Rp. 1.903,2 P0 2007 = 115 x 17,5 = Rp. 2.012,5 P0 rata-rata = 157 x 14,44 = Rp. 2.267,08 Nilai intrinsik saham yang diperoleh dari rata-rata PER 3 tahun terakhir adalah Rp. 2.267,08 dan apabila dibandingkan dengan harga saham rata-rata tahun 40
2009 sebesar Rp 2.351,25 maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham yang ditawarkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2009 adalah overvalued. 4.2
Analisis Model Price Book Value PBV adalah Menurut Porman (2008) Price to Book Value (PBV) adalah rasio perbandingan antara harga pasar saham (price) dan nilai buku per saham (Book Value per Share). Dalam hal ini nilai buku per saham di dapat melalui rumus : Nilai Buku per Saham = Berikut adalah perhitungan tabel nilai buku per saham yang didapat dari pembagian antara total modal dengan total saham beredar pada tahun 2009. Untuk mengetahui besar kecilnya nilai buku perlembar sahamnya pun
dapat
diketahui
dengan
membandingkan
pada
tahun-tahun
sebelumnya, yaitu nilai buku per saham tahun 2008 dan nilai buku per saham tahun 2007. Setelah dapat diketahui semua selanjutnya dihitung rata-rata nilai buku per saham. Tabel 4 Perhitungan Nilai Buku per Saham Nilai
buku
per Nilai buku per Nilai buku per Rata-rata
Nilai
saham 2009
saham 2008
saham 2007
buku per saham
11,57
9,67
7,60
9,61
Sumber: Ikhtisar Keuangan, Harga saham dan diolah
41
.
Nilai Buku per Saham 2009 = Nilai Buku per Saham 2008 =
.
Nilai Buku per Saham 2007 =
.
. . .
.
= 11,57
.
= 9,67
.
= 7,60
Rata-rata Nilai buku per saham selama 3 tahun = 9,61 Setelah nilai buku per saham diketahui, langkah selanjutnya adalah mencari PBV (Price Book Value). Untuk menghitung PBV (Price Book Value) dapat digunakan rumus: P / BV = Berikut tabel perhitungan PBV (Price Book Value) yang didapat dari pembagian antara Harga pasar saham dengan Nilai buku per saham. Tabel 5 Perhitungan PBV ( Price Book Value ) PBV 2009
PBV 2008
PBV 2007
Rata-rata PBV
203,22 kali
196,87 kali
264,80 kali
221,63 kali
Sumber: Ikhtisar Keuangan, Harga saham dan diolah P / BV 2009 =
.
P / BV 2008 =
.
P / BV 2007 =
.
, , ,
,
= 203,22 kali
,
= 196,87 kali
,
= 264,80 kali
42
Rata-rata P / BV selama 3 tahun = 221,63 kali Untuk mengetahui berapa harga wajar saham tersebut, dapat dilakukan dengan cara, mengalikan PBV yang diperoleh dengan nilai buku per sahamnya. Harga Wajar = PBV X Nilai Buku = 221,63 x 9,61 = Rp 2.129,86 4.3
Pembahasan Dari analisis diatas, mulai dari EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio), Nilai Buku per Saham dan PBV (Price book Value). Jika ingin mengetahui apakah saham tersebut mengalami Undervalued atau Overvalued, harus membandingkannya antara harga wajar dengan harga pasar. Dari analisis diperoleh harga wajar tahun 2009 sebesar 2.129,86 sedangkan harga pasar INDF rata-rata pada tahun 2009 sebesar 2.351,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 saham INDF mengalami overvalued dimana harga pasar lebih tinggi dari harga wajar.
43