44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tentang O Channel O Channel adalah televisi lokal pertama di Jakarta. O Channel pertama mengudara di Jakarta tanggal 2 Agustus 2004 dengan jangkauan siar terbatas. Mulai Mei 2005 O Channel memperluas jangkauan siarnya sehingga dapat menjangkau pemirsa di seluruh kota Jakarta dan sekitarnya. PT. Omni Intivision atau O Channel adalah stasiun televisi yang pada awalnya merupakan perusahaan joint venture antara MRA Group dan EMTEK Group.
Namun, sejak bulan
Januari 2007, MRA Group tidak lagi bersama O Channel. Saat ini, siaran O Channel juga dapat disaksikan melalui Cabelvision. O Channel juga melakukan perjanjian kerjasama exclusive dengan Chum Television International (CTI) Cananda. Melalui kerjasama partnership ini, O Channel berkesempatan untuk membawakan isi program yang berkualitas Internasional yang belum pernah dilihat penonton di Jakarta sebelumnya. O Channel adalah stasiun televisi city centric (mengkhususkan diri ke siaran perkotaan) dan fokus pada program-program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. O Channel diharapkan akan memberikan warna baru yang berbeda di dunia pertelevisian Indonesia, dan melalui program-program nya diharapkan akan menjadi stasiun televisi alternatif bagi pemirsa di ibu kota. O Channel memiliki demographis yang bisa dikatakan cukup segmented, maksudnya adalah memiliki
44
45
target penonton yang sangat khusus dan spesifik, dengan kisaran umur antara 20 – 34 tahun,mereka yang sebagian besar dari kalangan Social Economic Status (SES) dengan tingkatan A-B+
merupakan sasaran penonton bagi stasiun lokal O
Channel.39 Karyawan O Channel atau yang biasa disebut The O Team adalah mereka yang berpikiran out of the box yang memiliki minat langsung tentang apa yang terjadi di Jakarta dan mereka yang memiliki keinginan untuk melakukan perubahan yang positif pada industri penyiaran. Berikut gambaran visi dan misi disetai struktur organisasi dari O Channel : A. Visi dan Misi O Channel Visi O Channel : Adalah untuk menjadi saluran televisi masyarakat Jakarta yang menyediakan
standard
baru
bagi
dunia
pertelevisian
dengan
memfokuskan pada kehidupan penduduk Jakarta.
Misi O Channel : Adalah untuk menjadi saluran terdepan di Jakarta dalam inovasi dan kualitas program, relevan, dan selalu berkembang. O Channel memperkenalkan new look, sound, dan feel yang komplit kepada dunia pertelevisian di Indonesia, serta memfokuskan diri pada program-prrogram gaya hidup dan hiburan yang berkualitas, yang
39
Litbang Stasiun TV Lokal O Channel
46
bersifat menghibur, edukatif, memberikan pengaruh yang positif serta dapat memberikan inspirasi sesuai dengan perkembangan di Jakarta.
B. Logo O Channel
Slogan dari O Channel adalah “Jakarta’s Own Channel”.
C. Struktur Organisasi Adapun susunan Direksi dari O Channel adalah : President Director
: Lanny Rahardja
Director
: Elsaputra Justia
GM Programming & Contents
: TJ. Saksono
GM Technical
: M. Ichan Ismail
GM Sales & Marketing
: Lani Soetomo
Berikut gambaran tugas dan tanggung jawab : c. Presiden Director 1. Bertanggung jawab untuk keseluruhan stasiun penyiaran 2. Menetapkan sasaran (target) pemasaran meliputi segmentasi psikografi,
demografi dan geografi
3. Mengendalikan pengeluaran
47
d. Director 1. Bertanggung jawab terhadap keselurihan kinerja kerja setiap divisi yang ada. 2. Melakukan pengawasan dan tindakan perbaikan terhadap hasil kerja keryawan sesuai dengan standard hasil kerja. e. GM Programming & Content 1. Menyediakan berbagai ragam acara yang disediakan kepada audience, inhouse production atau diproduksi pihak lain, atau membeli program yang ditawarkan oleh pihak lain. 2. Memilih dan menjadwalkan program acara yang sudah dibeli atau diproduksi sendiri. f. GM Technical 1. Bertanggung jawab untuk menjaga kelancaran distribusi siaran 2. Mengusulkan pembelian dan pergantian peralatan 3. Melaksanakan instalasi atau pemasangan alat 4. Melakukan perawatan atas alat-alat tersebut g. GM Sales & Marketing 1. Bertugas untuk menjual program kepada pemasang iklan. 2. Menyediakan berbagai kebutuhan yang terkait, contoh : a. Mengelola sumber daya manusia,akunting atau pembukuan, pembayaran gaji dan pengelolaan anggaran. b. Mengurus perizinan dan melakukan kerjasama.
48
4.1.2 Gambaran Tentang Program Militer Pada awalnya stasiun tv lokal O Channel ingin menciptakan suatu tayangan dengan kemasan dan content berbeda dan menarik yang bisa menjawab arsa ingin tahu penonton O Channel terhadap TNI – POLRI, yang dapat menjadi alternatif program bagi penonton yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. Tayangan Militer O Channel hampir memiliki kesamaan konsep dengan tayangan TARGET yang sempat ditayangkan di Indosiar,
namun tayangan
Militer memiliki cara yang unik dalam pengemasan isi dari tayangan tersebut, baik dalam segi penyampain informasi maupun tujuan mengapa program Militer dibuat. Gaya (style) dari program ini mengedepankan kemasan O Channel dengan memperhatikan target market. Program Militer pertama kali ditayangkan pada tanggal 29 Januari 2006 dan sampai dengan saat ini bulan Juli 2009 telah menayangkan sebanyak 181 episode. Program Militer ditayangkan dua kali seminggu, yaitu pada hari Minggu pukul 13.30 WIB (fresh) dan ditayangkan ulang pada hari Rabu pukul 22.30 WIB (re run). Dalam perkembangannya pun program Militer pernah menjadi program terbaik sepanjang tahun 2007 dibandingkan dengan program-program lain yang ditayangkan di stasiun O Channel. MILITER merupakan sebuah program acara kerjasama antara pihak tim MIITER O Channel dengan Puspen TNI yang berbasis kepada ekplorasi kegiatan anggota TNI mulai dari skill sampai dengan gadget (senjata) sehingga format acara ini bisa dikatakan bergendre dokumenter.
49
Program MILITER saat ini ditayangkan 2 kali seminggu, yang terdiri dari 1 tayangan fresh dan 1 tayangan ulang (rerun), dimana di tiap episode nya selalu menayangkan tema yang berbeda,dan telah ditentukan sebelumnya. Selama 3 tahun penayangannya MILITER memang merupakan program yang diunggulkan bagi stasiun televisi O Channel, hal ini berdasarkan ratting yang diperoleh dari AC Nielsen, bahwa program MILITER menempati posisi nomor satu sepanjang tahun 2006 – 2009 dalam segi in-house program local.
4.2
Hasil Penelitian BAGAN 4.1 Strategi Produksi Tayangan Militer Eps. KRI Pattimura Di O Channel
Plannin g Rapat Redaksi : 1. Survei 2. Menentukan Tema 3. Perizinan 4. Pembuatan Script 5. Mengajukan Budget 6. Jadwal Shooting
Organizing
Actuating
Controling
1. Eks Produser 2. Produser 3. Cameraman 1 4. Cameraman 2
Produksi Persiapan dilokasi shooting. shooting pkl.08.00-18.00 wib. Cek clipt on, camera dan lampu Memeriksa hasil interview Editing
Evaluasi Sesudah Tayangan Program
1. Membagi Jobdesk 2. Koordnasi dengan komandan KRI
1.
2. 3. 4.
1. Berkoor dinasi dengan bagian QC 2. Meeting evaluasi
Goal : untuk menumbuhkan kembali kecintaan anak muda Jakarta pada khususnya terhadap TNI sehingga dapat menarik kembali minat mereka untuk mendaftar menjadi anggota TNI.
50
4.2.1 Perencanaan Episode KRI Pattimura (Planning) Dalam setiap episode nya MILITER selalu menayangkan tema yang berbeda, salah satu tema yang diangkat adalah mengenai KRI Pattimura. Kapal ini memliki cerita atau history yang cukup menarik, atas dasar itulah diangkat satu episode mengenai KRI Pattimura ini,seperti yang diungkapkan oleh Ario Ontoseno selaku produser dari MILITER “Episode KRI Pattimura merupakan salah satu episode yang unik dan menarik,karena di episode ini kami mengangkat dan menceritakan mengenai history dari kapal bekas angkatan laut Jerman Barat,yang saat ini digunakan oleh TNI AL kita semenjak tahun 1993. dimana kapal ini merupakan kapal jenis korvet yang dapat menampung sebanyak 20 hingga 59 anak buah kapal dan bisa kita lihat di kawasan Pondok Dayung Ancol”40 Dari hasil data itulah, maka kru MILITER berinisiatif mengangkat satu episode mengenai KRI Pattimura,dengan mengangkat sisi unik dan history dari kapal ini dengan style berbeda, yaitu dengan menampilkan host yang berpenampilan khas anak muda modern,dimana host tersebut menjadi icon tersendiri bagi program MILITER. Tahap perencanaan adalah tahap yang paling penting,karena di tahap inilah suatu konsep akan diolah untuk kemudian dilakukan proses eksekusi sampai pada tahap pasca produksi. Semua tahap ini harus disusun dengan baik, agar menghasilkan suatu tayangan yang baik pula. Hal ini ini disampaikan oleh produser “dalam MILITER perencanaan merupakan suatu hal yang mendasar,hal ini terkait perizinan di setiap episode nya. Pada episode ini, kami mengirimkan surat perizinan shooting kepada Dinas Penerangan TNI AL, Komando Armada RI Kawasan Barat, dan juga Komandan KRI Pattimura 40
Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower
51
/KRI PTM. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses shoting di lapangan, terkait sulitnya memperoleh akses untuk meliput isi kapal untuk kepentingan apapun kecuali sudah mendapatkan izin dari 3 kesatuan tersebut.”41 Dalam pelaksanaannya Eksekutif Produser memiliki tugas untuk membicarakan setiap konsep yang dia miliki kepada produser,beliau juga berhak menolak setiap konsep MILITER yang tidak sesuai dari produser. Selain itu pula, Eksekutif produser juga melakukan shooting dan merangkap sebagai host acara MILITER. Sedangkan produser memiliki tanggung jawab lebih di lapangan, seperti survey, melakukan perizinan shooting, menentukan penempatan tim produksiyang terlibat dalam KRI Pattimura dan juga menjaga hubungan baik antara MILITER (O Channel) dengan setiap corps TNI-POLRI. Setelah mendapat persetujuan dari eksekutif produser, kemudian produser melakukan meeting dengan kru lainnya, dimana di dalam meeting ini akan dilakukan brainstorming awal mengenai konsep yang akan diangkat dalam produksi episode KRI Pattimura, baik dalam hal teknis maupun nonteknis yang disampaikan oleh produser, Ario Ontoseno. “sebelum proses shooting kami melakukan survey terlebih dahulu,hal ini dilakukan terkait pembuatan script untuk tiap episodenya. Untuk kemudian melakukan brainstorming agar kegiatan pada saat pengambilan gambar berjalan sesuai dengan script yang telah disetujui pada saat survei. Pada episode ini kami hanya mengangkat aktivitas di atas kapal,kegiatan dari para awak kapal jadi tidak perlu dilakukan pelatihan khusus”42 Program MILITER memiliki target audience 20-34 AB+ Male, namun pada prakteknya, tidak sedikit juga audience dari kalangan 15 – 29 AB + baik pria
41 42
Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower Ibid
52
maupun wanita yang menyaksikan acara ini. Hal ini terbukti dari banyaknya email yang masuk berupa kritik dan saran untuk tim kreatif MILITER di tiap minggu penayangannya. Selain itu, O Channel juga mempunyai rating dan share yang update tiap minggunya, dari hasil research melalui AC NIELSEN. Seperti disampaikan oleh GM Programming “Program militer selama 4 thn tdk pernah lepas dari rangking 3 besar sepanjang tahun. Tentu rating dan share menjadi acuan tentunya sebagai tolak ukur kesuksesan suatu program. Sampai ekarang rating program tersebut dinilai bagus dan konsisten oleh manajemen.”43 Sedangkan dari beberapa target yang ingin dicapai, target biaya produksi MILITER dapat dikategorikan tidak terlau tinggi dibandingkan dengan programprogram sejenis lainnya yang pernah ada. Hal ini disampaikan oleh Ario Ontoseno selaku produser “program ini termasuk program dengan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan program lain yang sejenis,oleh karena itu kami erbiasa mengefisiensikan budget dengann melakukan shooting 2 episode dalam 1 hari”44 Namun disini untuk target iklan tidak harus tercapai, seperti yang disampaikan oleh Ario Ontoseno “Militer merupakan program kerjasama, jadi target iklan bukanlah hal utama yang harus kami capai tiap minggunya”45 Sedangkan target lain yang lebih ditekankan adalah menarik kembali minat anak muda untuk menjadi perwira TNI, dan menumbuhkan kembali
43
Wawancara tertulis dengan General Manager Programming, TJ.Saksono,07 Juli 2009,SCTV Tower 44 Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower 45 Ibid
53
kecintaan generasi muda sekarang terhadap militer yang dimiliki oleh negara kita seperti yang disampaikan oleh Eksekutif Produser “target utama yang kami harapkan sebetulnya kembali pada ide awal dibuatnya program ini, yaitu menarik kembali minat generasi muda kita untuk menjadi anggota TNI, dan ini terbukti dari naiknya grafik pendaftar calon TNI khususnya di wilayah DKI Jakarta selama hampir 4 tahun atau 181 episode”46 Program MILITER ditayangkan dua kali seminggu, yaitu penayangan episode fresh di hari minggu, dan siaran ulang (re run) di hari rabu. Adapun strategi tersendiri mengenai pemilihan jam tayang tersebut, hal ini disampaikan oleh T.J Saksono selaku General Manager “penayangan program pada weekend dan weekday dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan pemirsa yang belum menonton tayangan di weekend (fresh)”47 Sedangkan strategi yang digunakan untuk mengatur jadwal tayang program MILITER adalah sebagai berikut : 48 1. Militer adalah program dengan target viewers Male (pria), jadi penempatan jam tayangnya juga di waktu yang banyak atau sesuai dengan target & segment program tersebut. 2. Penayangan di weekend dan weekdays, untuk mengakomodir pemirsa yang belum menonton di weekend (fresh run), bias menonton di weekday (re run). 3. Penempatan episode fresh di weekend karena jumlah potential viewers nya lebih tinggi di weekend. 46
Wawancara dengan Ekeskutif Produser Pank Agung Pamungkas,07 Juli 2009,SCTV Tower Wawancara tertulis dengan General Manager Programming, TJ.Saksono,07 Juli 2009,SCTV Tower 48 Ibid 47
54
Selain kedua target yang disebutkan di atas,ada pula target yang dingin dicapai oleh departemen programming O Channel, yaitu menginformasikan gadget (senjata) yang dimiliki oleh TNI kepada audience dengan kemasan yang menarik sesuai dengan target segmen dari tayangan ini, yaitu anak muda seperti yang diungkapkan oleh Pank Agung Pamungkas “yang menjadi target jangka pendek dari program ini adalah bagaimana menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat muda kita terhadap TNI,sedangkan target jangka panjang yang ingin dicapai oleh program ini adalah menarik kembali minat anak muda Jakarta khususnya untuk mendaftarkan diri menjadi calon anggota TNI”49 4.2.2 Pengorganisasian Episode KRI Pattimura (Organizing) O Channel merupakan salah satu tv lokal yang ada di Jakarta, namun pada prakteknya di lapangan statiun tv ini berbeda dengan satsiun tv lainnya. Pada stasiun tv O Channel, seorang eksekutif produser dapat memegang beberapa jenis program, demikian juga dengan produser. Begitu pula dalam program MILITER,seperti yang disampaikan oleh Ario Ontoseno “berbeda dengan tv lainnya,di O Channel satu orang eksekutif produser bias memegang banyak program,seperti Papank yang memegang tujuh program acara,makanya produer memegang seluruh kendali semua proses produksi dari setiap program”50 Menurut Pank Agung Pamungkas, selaku Eksekutif Produser tidak ada pelatihan khusus dalam pemlihan kru atau sumber daya manusia yang terlibat dalam pembuatan program ini.
49 50
Wawancara dengan Ekeskutif Produser Pank Agung Pamungkas,07 Juli 2009,SCTV Tower Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower
55
“sebetulnya tidak ada syarat atau pelatihan khusus bagi kru MILITER, pada dasarnya setiap kameraman dan kru lainnya memenag digilir untuk bisa ikut merasakan pembuatan program in house di O Channel”51 Dalam sebuah team work, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki skill untuk mengarahkan dan memotivasi anggota tim nya,hal ini terkait dengan perbedaan karakter dan pola pikir masing-masing individu. Seperti yang disampaikan oleh Pank Agung Pamungkas “tidak bisa dipungkiri dalam sebuah tim perbedaan pendapat dan masalah-masalah kecil selalu ada,dan kalau hal itu sampai tejadi,biasanya saya melakukan pendekatan personal kepada anggota tim,dan melakukan pembicaraan empat mata dengan anggota yang bermasalah. tapi saya bersyukur sejauh ini kru MILITER telah melakukan tanggungjawabnya secara efisien dan efektif”52 Program MILITER pada dasarnya tidak dikerjakan oleh suatu tim yang besar,begitu pula pada saat pembuatan episode KRI Pattimura, karena biasanya satu orang kru memiliki beberapa jobdesk baik di lapangan maupun pada saat proses pengeditan. Pada awal pengorganisasian dalam tim MILITER, sedikit menemui kendala dan kesulitan dikarenakan perbedaan pendapat antara satu individu dengan individu lainnya, namun dalam perkembangannya setiap individu sudah dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan program ini seperti disampaikan oleh Ario Ontoseno “setiap kru MILITER memiliki jobdesk yang tidak sedikit, sebagai contoh anak magang saja memiliki tugas yang cukup banyak, mulai dari pembuatan script,sampai melakukan editing. Disinilah sebuah team work dituntut untuk lebih solid,karena mereka wajib membimbing anak magang agar mereka pun dapat memberikan kontribusinya terhadap kemajuan program MILITER” 53 51
Wawancara dengan Ekeskutif Produser Pank Agung Pamungkas,07 Juli 2009,SCTV Tower Wawancara dengan Ekeskutif Produser Pank Agung Pamungkas,07 Juli 2009,SCTV Tower 53 Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower 52
56
4.2.3 Pelaksanaan Episode KRI Pattimura (Actuating) Dalam pelaksanaan teknis di lapangan, kendali sepenuhnya dipegang oleh produser yang bekerjasama dengan kameraman dan pihak batalyon yang akan diwawancarai. Produser bertanggung jawab agar pelaksanaan shooting sesuai dengan alur cerita dan script yang telah dibuat. Begitu pula dengan kameraman, pengambilan gambar pun harus sesuai dengan angle-angle yang lebih dinamis dan berbeda, agar dapat memberikan feel yang sesuai dengan target audience dari program ini, yaitu anak muda Jakarta. Adapun beberapa kendala di lapangan pada saat shooting seperti cuaca yang sangat panas, karena pelaksaan shooting episode ini 80% dilakukan di luar ruangan (outdoor) seperti yang disampaikan oleh Ario Ontoseno “hampir tidak ada kendala kecuali secara teknis, yaitu cuaca yang sangat panas,karena lokasi shooting di Pondok Dayung Ancol sehingga mengakibatkan kemacetan pada camera dan menghasilkan gambar yang over cahaya”54 Di luar kendala pada cuaca, kendala lain yang ditemukan adalah pada saat mendirect anggota TNI yang cenderung kaku, dan juga penggunaan kata-kata yang tidak sesuai, seperti dikutip dari Ario Ontoseno “terkadang kami mengalami kesulitan pada saat mendirect anggota TNI, maupun pada saat wawancara. Kecenderungan penggunaan bahasa yang tidak tepat, seperti “mestinya” yang seharusnya “semestinya” sehingga harus dilakukan pengambilan gambar ulang”55 Pada dasarnya, terdapat standard khusus dalam penentuan kuaitas produksi program MILITER, yaitu :
54 55
Wawancara dengan Produser MILITER, Ario Ontoseno, 07 Juli 2009,SCTV Tower Ibid
57
1. 80 % shooting dilakukan outdoor, sehingga memberikan suasana yang mendekati sebenarnya 2. Lebih
diutamakan
mengkuti
aktifitas
atau
latihan
khusus
(menyesuaikan jadwal kesatuan) sehingga gambar dapat bervariasi 3. Mendiskusikan dengan kesatuan terkait, menerima masukan dari kesatuan, sehingga program yang dibuat lebih menarik. Berikut proses produksi program MILITER episode KRI Pattimura yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu : 1. Pra Produksi a. Menentukan tema b. Melakukan
perizinan
shooting
kepada
KRI
Pattimura
(mengirimkan surat kepada dinas penerangan TNI AL, Komando Armada RI Kawasan Barat, Komandan KRI Pattimura/KRI PTM) c. Penyusunan script (untuk dijelaskan kepada Komandan Kapal KRI Pattimura) d. Membuat script opening closing & daftar pertanyaan untuk host e. Mengajukan budget shooting kepada finance f. Mengajukan jadwal shooting kameraman g. Mengajukan jadwal kendaraan operasional h. Mengajukan jadwal kepada host 2. Tahap Produksi a. Persiapan shooting di lokasi (penjelasan script kepada kru : 2 kameraman, 1 host)
58
b. Shootng dimulai pukul 08.00 s/d pukul 18.00 WIB c. Pemeriksaan akhir persiapan shooting (Camera, Clip on, Lampu) d. Melaksanakan shoting sesuai script e. Memeriksa hasil interview dengan nara sumber & opening closing host 3. Tahap Pasca Produksi a. Melakukan proses offline di kantor,sebagai berikut : 1.1. Proses capture 1.2. Proses offline 1.3. Memeriksa pekerjaan online editor b. Merevisi proses QC (Quality Control) apabila ada yang direvisi c. Mengimport materi yang sudah di QC dan melakukan print to tape format Mini DV Peranan produser sangat besar dalam proses produksi, adapun tim kreatif program MILITER terdiri dari enam orang, meliputi : 1. Eksekutif Produser : Pank Agung pamungkas 2. Produser
: Ario Ontoseno
3. Kameraman
: - Adi - Sutopo Yulianto
4. Driver
: Gyono
5. Magang
: Bombom, Mela
59
4.2.4 Pengawasan Episode KRI Pattimura (Controlling) Dalam program MILITER tidak ada system pengawasan yang khusus, begitu pula pada episode KRI Pattimura. Pengawasan dilakukan oleh produser setelah proses proses produksi di lapangan, kemudian dilakukan brievieng ulang di studio,seluruh kaset hasil shooting dikumpulkan untuk dipilih dan dipreview yang sesuai dengan script dan sesuai dengan standard gambar yang telah ditetapkan. Adapun standard-standardnya meliputi : 1. Gambar stabil (tidak goyang, tidak ada scratch) 2. Audio yang jelas 3. Cahaya gambar yang pas Selain produser, ada pula departemen Quality Control yang juga ikut mengawasi kualitas hasil produksi yang telah diedit sebelum dinyatakan layak tayang seperti yang disampaikan oleh Pank Agung Pamungkas : “setelah selesai proses editing, kemudian hasil rekaman dicek oleh bagian Quality Control untuk mengecek kualitas audio dan gambar, setelah dinyatakan ok, lalu hasil editing kemudian diprint ke mini DV dan siap ditayangkan”56 Secara keseluruhan,kegiatan evaluasi hasil kerja dan kinerja kerja dari tim MILITER pada saat produksi episode KRI Pattimura, Pank Agung Pamungkas selaku Eksekutif produser menjelaskan “Pengevaluasian hasil kerja biasanya dilakukan pada saat selesai tayang,dan tetap menjaga kualitas tayangan dengan memperhatikan setiap kritik dan saran yang masuk dari email yang kami terima. Segala bentuk input yang baik akan kami pertimbangkan guna menjaga eksistensi dan tercapainya target dari tayangan ini”56
56 56
Wawancara dengan Ekeskutif Produser Pank Agung Pamungkas,07 Juli 2009,SCTV Tower Ibid
60
4.3
Analisis dan Pembahasan Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam (indepth
interview) secara langsung di lapangan (kantor O Channel SCTV Tower), dan juga melalui wawancara tertulis terhadap narasumber yang telah penulis tentukan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa tim Militer dalam memproduksi sebuah program, guna pencapaian suatu target mengacu pada pendekatan manajemen dengan strategi yang berpijak pada konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang baik dan matang sebab konsep tersebut akan menghasilkan output yang baik pula terlepas dari benturan dan kendala-kendala yang terjadi pada saat perencanaan sampai kepada pengawasan. Dalam tahap perencanaan produksi KRI Pattimura, sebelumnya produser melakukan internal booking ke PUSPEN TNI, untuk pengajuan shooting. Tahap perencanaan memegang peranan penting karena disinilah konsep atau ide akan melalui proses brainstorming sebelum pada akhirnya dilakukan proses pengambilan gambar atau eksekusi. Sebab dengan adanya perencanaan seperti itu akan membuat kita bisa mengakomodir apa saja yang akan kita lakukan demi tercapainya target yang diharapkan pada awal pembuatan episode KRI Pattimura ini. Implementasi dari perencanaan tersebut menimbulkan suatu konsep pengorganisasian untuk menjadikan apa yang direncanakan berhasil. Pengorganisasian yang dilakukan tim MILITER sampai saat ini sudah cukup baik dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berbicara konsep pengorganisasian semua stasiun penyiaran dan instansi lain menjadikan konsep ini
61
salah satu hal yang penting. Sebab dengan pengorganisasian yang jelas, tujuan dari perencanaan dan perusahaan tersebut bisa tercapai. Dalam sebuah team work, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki skill yang dapat mengarahkan setiap anggotanya, terkait dengan perbedaan karakter tiap individunya demi tercapainya tujuan dari organisasi. Tim MILITER pada dasarnya tidak dikerjakan oleh tim yang besar,begitu pula pada saat produksi episode KRI Pattimura namun tetap menerapkan konsep organisasi sebagai jalur memfasilitasi antara yang satu dengan yang lainnya dan melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peran yang diberikan dan itu merupakan strategi dalam menjalankan kegiatan tim. Tidak ada pemilihan khusus untuk perekrutan tim MILITER, setiap anggota crew, akan digilir untuk dapat merasakan pengalaman
produksi
MILITER. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh tim adalah tahap pelaksanaan,guna memcapai target yang diharapkan. Dalam konsep ini, tim atau semua orang yang terlibat dalam produksi KRI Pattimura melakukan apa yang telah menjadi job desk masing-masing, dimana pelaksanaan dari perencanaan dan pengorganisasian yang telah dibuat dilaksanakan dan dilakukan dengan baik oleh semua tim. Pelaksanaan yang dimaksud dalam hal ini adalah menjalankan semua yang dihasilkan dalam rapat perencanaan. Pelaksanaan tersebut juga tidak luput dari kendala-kendala, baik kendala teknis dan non teknis, misalnya cuaca yang sangat panas sehingga mengakibatkan kemacetan pada camera,maupun kesulitan mendirect anggota TNI yang cenderung kaku.
62
Dalam tahap pelaksanaan semua tim saling bahu membahu dan berkoordinasi sangat baik di lapangan, sesuai dengan tanggung jawab masingmasing. Produser menjalankan tanggung jawab di lapangan, mulai dari berkoordinasi dengan kameraman dalam menentukan angle-angle yang sesuai dengan script juga mendirect host dan anggota TNI dalam interview. Kameraman juga harus melakukan pengecekan kamera dan kaset sebelum pengambilan gambar dibuat guna megurangi kesalahan-kesalahan yang timbul belakangan. Demikian juga anggota tim lainnya, turut melaksanakan job desk masing-masing sesuai dengan yang direncanakan. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa hal yang unik,dimana eksekutif produser juga merangkap sebagai host dari MILITER. Dalam hal ini, terlihat suatu bentuk profesional kerja dimana seorang eksekutif produser yang juga selaku host, harus mengikuti setiap arahan dari produser, dan produser berhak menegur apabila host tidak menjalankan arahan sesuai script, karena produser memiliki tanggung jawab penuh di lapangan. Pada tahapan pasca produksi, terlihat juga suatu bentuk kerja tim yang solid. Dimana setiap anggotanya betul-betul saling bahu membahu menyelesaikan hasil shooting. Seperti hal yang terlihat, pada saat produser mendampingi anak magang pada saat melakukan editing. Hal ini tentu akan semakin mempermudah dan memaksimalkan kinerja kerja tim, karena semakin banyak sumber daya yang dapat dikaryakan. Dengan sendirinya, anak magang juga mempermudah kerja dari produser, sehingga produser dapat lebih focus pada proses produksi lainnya. Konsep pengawasan yang dilakukan oleh tim MILITER untuk mengetahui apakah semua konsep sudah berjalan dengan yang diharapkan adalah selalu
63
mengawasi kualitas hasil produksi dan terus berkoordinasi dengan divisi Quality Control. Konsep tersebut berjalan cukup efektif, sehingga setiap kesalahan dapat di update sehingga dapat segera dilakukan revisi, kinerja kerja pun bergerak lebih cepat sehingga menghasilkan suatu tayangan yang sesuai dengan harapan. Pengawasan juga dilakukan dengan cara terus memperhatikan kritik dan saran yang masuk ke email redaksi MILITER. Setiap saran dan kritik yang masuk akan menjadi bahan evaluasi bagi tim,untuk selalu menyajikan tayangan yang selalu dinanti dan tidak akan ditinggaklan oleh audience nya, sehingga yang menjadi target utama dari program ini dapat tercapai. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Strategi Produksi Program Militer di O Channel Episode KRI Pattimura berdasarkankan konsep Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan (Controling) terhadap semua unsur yang terlibat dalam produksi MILITER
ternyata
membuahkan
hasil
yang
sangat
signifikan
dalam
meningkatkan minat anak muda untuk mengenal militer kita,yaitu TNI. Dengan menitikberatkan pada tahap perencanaan, yaitu pada proses perizinan kepada PUSPEN TNI.