39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Metode Perhitungan Persediaan yang Dilakukan RS. Medika Permata Hijau Menggunakan Metode Slow Moving.
Dalam menghitung persediaan RS. Medika Permata Hijau menggunakan metode FIFO (First-In First-Out), karena
dirasa lebih mudah dalam
perhitungannya dan cukup fleksibel. Dimana, perhitungan fisik dilakukan secara terus-menerus, yaitu setiap terjadi transaksi pembelian (barang masuk) dan atau penjualan (barang keluar) oleh bagian yang bersangkutan dan akhir bulan oleh bagian gudang material untuk mengetahui jumlah persediaan yang ada pada saat itu. Bagian gudang yang mempunyai tanggung jawab terhadap arus barang, mencatat setiap pemakaian persediaan berdasarkan urutan persediaan tersebut masuk ke gudang. Perhitungan persediaan yang dilakukan RS. Medika Permata Hijau didasarkan pada data pencatatan pembelian dan penjualan yang dilakukan RS. Medika Permata Hijau. Dalam pencatatan persediaan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau menggunakan Slow Moving yang dilakukan 3 bulan sekali, yang berfungsi untuk kesinambungan sebagai upaya pengawasan terhadap obat-obatan yang sudah memasuki masa kadaluarsa (expire).
39
40
Slow moving dapat mengetahui obat-obatan yang selama 3 bulan sudah tidak ada pergerakan sama sekali digudang dalam Rumah Sakit maka akan dilakukan slow moving, kemudian dokter tersebut diberikan surat peringatan untuk dilanjutkan atau dikeluarkan dari Rumah Sakit dengan persyaratan obat harus dikosongkan stocknya terlebih dahulu.
1. Metode Pencatatan Persediaan Dalam metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode mutasi persediaan atau metode perpetual. Metode ini dipakai karena pada akhir bulan diadakan penghitungan fisik, sehingga dapat disesuaikan antara pembukuan yang dilakukan oleh bagian gudang dengan hasil penghitungan fisik. Dalam metode ini setiap terjadi mutasi persediaan baik itu pembelian maupun pemakaian, oleh bagian gudang akan dicatat dalam buku gudang. Bagian gudang bertanggung jawab atas barang yang ada digudang, keluar masuknya barang, membuat catatan atas semua yang terjadi digudang. Penjualan dicatat pada perkiraan penjualan, Harga Pokok Penjualan (HPP) dicatat dengan mendebet harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan pada akhir periode saldo dalam perkiraan persediaan dilaporkan pada neraca dan saldo perkiraan harga pokok penjualan dilaporkan pada perhitungan laba rugi. Karena persediaan di Rumah Sakit banyak jumlahnya maka penulis hanya menyajikan data untuk persediaan obat-obatan 2 jenis obat dengan menggunakan slow moving yaitu baquinor Infus dan zithromax Dry.
41
Berikut ini adalah proses pencatatan faktur pembelian barang yang terjadi selama bulan November s/d Desember 2009 pada RS. Medika Permata Hijau :
Tabel 4.1.1 Pencatatan Pembelian Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah Harga/Pcs
Total Harga
Saldo Awal
Baquinor Infus
11
Rp 174.735
Rp 1.922.085
5-Nov-09
Baquinor Infus
23
Rp 174.735
Rp 4.018.905
12-Nov-09
Baquinor Infus
13
Rp 174.735
Rp 2.271.555
21-Nov-09
Baquinor Infus
24
Rp 174.735
Rp 4.193.640
26-Nov-09
Baquinor Infus
16
Rp 174.735
Rp 2.795.760
Sumber : Data diolah (2009)
Tabel 4.1.2 Pencatatan Pembelian Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah
Harga/Pcs
Total Harga
Saldo Awal
Baquinor Infus
20
Rp 174.735
Rp 3.494.700
4 Des 2009
Baquinor Infus
3
Rp 174.735
Rp
16 Des 2009
Baquinor Infus
6
Rp 174.735
Rp 1.048.410
25 Des 2009
Baquinor Infus
7
Rp 174.735
Rp 1.223.145
30 Des 2009
Baquinor Infus
10
Rp 174.735
Rp 1.747.350
Sumber : Data diolah (2009)
524.205
42
Berikut ini adalah proses pencatatan faktur penjualan barang yang terjadi selama bulan November s/d Desember 2009 pada RS. Medika Permata Hijau :
Tabel 4.1.3 Pencatatan Penjualan Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah
Harga/Pcs
Total Harga
2-Nov-09
Baquinor Infus
6
Rp 174.735
Rp 1.048.410
5-Nov-09
Baquinor Infus
17
Rp 174.735
Rp 2.970.495
23-Nov-09
Baquinor Infus
12
Rp 174.735
Rp 2.096.820
24-Nov-09
Baquinor Infus
11
Rp 174.735
Rp 1.922.085
28-Nov-09
Baquinor Infus
11
Rp 174.735
Rp 1.922.085
Sumber : Data diolah (2009)
Tabel 4.1.4 Pencatatan Penjualan Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah
Harga/Pcs
Total Harga
2 Des 09
Baquinor Infus
12
Rp 174.735
Rp 2.096.820
5 Des 09
Baquinor Infus
7
Rp 174.735
Rp 1.223.145
24 Des 09
Baquinor Infus
4
Rp 174.735
Rp
698.940
29 Des 09
Baquinor Infus
5
Rp 174.735
Rp
873.675
Sumber : Data diolah (2009)
Berdasarkan data diatas, berikut ini ialah pencatatan persediaan slow moving dengan menggunakan penilaian FIFO pada bulan November dan Desember 2009 :
43
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kartu persediaan tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada baquinor infus November dengan menggunakan metode FIFO adalah sebesar Rp. 9.959.895,- (Rp. 1.048.410 + 873.675 + 2.096.820 + 1.922.085 + 174.135 + 1.922.085 + 174.735 + 1.747.350), sedangkan pada tanggal 1 November ada persediaan awal 11pcs dengan harga/pcs Rp.174.735 jadi total harga Rp. 1.922.085,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 45.256.365,- (Rp. 1.922.085 + 873.675 + 873.675 + 4.018.905 + 1.922.085 + 1.922.085 + 2.271.555 + 1.922.085 + 2.271.555 + 4.193.640 + 2.096.820 + 4.193.640 + 174.735 + 4.193.640 + 174.735 + 4.193.640 + 2.795.760 + 2.446.290 + 2.795.760).
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada baquinor infus Desember dengan menggunakan metode FIFO adalah sebesar Rp. 4.892.580,- (Rp. 2.096.820 + 1.223.145 + 174.735 + 524.205 + 873.675), sedangkan pada tanggal 1 Desember ada persediaan awal 20pcs dengan harga/pcs Rp.174.735 jadi total harga Rp. 3.494.700,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 17.124.030,- (Rp.3.494.700 + 1.397.880 + 1.397.880 + 524.205 + 174.735 + 524.205 + 174.735 + 524.205 + 1.048.410 + 1.048.410 + 1.223.145 + 174.735 + 1.223.145 + 174.735 + 1.223.145 + 1.747.350).
44
2. Metode Penilaian Persediaan
Perusahaan menilai semua persediaan berdasarkan harga perolehannya (historical cost) dengan metode penilaian Masuk pertama Keluar Pertama (FIFO). Dengan metode FIFO, harga pokok barang yang dibeli merupakan biaya yang pertama kali diakui sebagai harga pokok penjualan. Tetapi hal ini bukan berarti barang yang dibeli lebih dulu adalah barang yang harus dijual pertama kali, melainkan harga pokok dari persediaan yang pertama kali dibeli akan diakui pertama kali.
Penulis mencoba menggunakan metode AVERAGE dalam menghitung persediaan, untuk membandingkan metode mana yang lebih baik untuk digunakan dalam perusahaan dimana metode ini mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per unit yang sama (rata-rata).
Berdasarkan pencatatan pembelian pada kartu persediaan bulan November dan Desember 2009 dan pencatatan penjualan pada RS. Medika Permata Hijau membuat perhitungan persediaan menggunakan sistem perpetual dengan menggunakan metode AVERAGE adalah sebagaBerikut ini adalah proses pencatatan faktur pembelian barang yang terjadi selama bulan November s/d Desember 2009 pada RS. Medika Permata Hijau :
45
Tabel 4.2.1 Pencatatan Pembelian Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah Harga/Pcs
Total Harga
Saldo Awal
Zithromax Dry
6
Rp 79.665
Rp 477.990
19-Nov-09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
25-Nov-09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
Sumber : Data diolah (2009)
Tabel 4.2.2 Pencatatan Pembelian Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah Harga/Pcs
Total Harga
Saldo Awal
Zithromax Dry
2
Rp 79.665
Rp 159.330
3 Des 09
Zithromax Dry
2
Rp 79.665
Rp 159.330
14 Des 09
Zithromax Dry
2
Rp 79.665
Rp 159.330
Sumber : Data diolah (2009)
Berikut ini adalah proses pencatatan faktur penjualan barang yang terjadi selama bulan November s/d Desember 2009 pada RS. Medika Permata Hijau :
46
Tabel 4.2.3 Pencatatan Penjualan Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah
Harga/Pcs
Total Harga
13-Nov-09
Zithromax Dry
3
Rp 79.665
Rp 238.995
20-Nov-09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
26-Nov-09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
28-Nov-09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
Sumber : Data diolah (2009)
Tabel 4.2.4 Pencatatan Penjualan Pada Kartu Persediaan Slow Moving Tanggal
Nama Produk
Jumlah
Harga/Pcs
Total Harga
4 Des 09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
5 Des 09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
24 Des 09
Zithromax Dry
1
Rp 79.665
Rp
79.665
Sumber : Data diolah (2009)
Berdasarkan data diatas, berikut ini ialah pencatatan persediaan dengan menggunakan metode slow moving dan penilaian menggunakan metode FIFO pada bulan November dan Desember 2009 dan metode Average untuk membandingkan kedua metode tersebut adalah sebagai berikut :
47
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kartu persediaan tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada
Zithromax Dry November
dengan menggunakan metode FIFO adalah sebesar Rp. 477.990,- (Rp.238.995 + 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 November ada persediaan awal 6pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 477.990,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.991.625,- (Rp. 238.995 + 238.995 + 79.665 + 159.330 + 79.665 + 159.330 + 79.665 + 79.665 + 79.665 + 79.665 + 79.665 + 79.665 + 79.665).
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada Zithromax Dry Desember dengan menggunakan metode FIFO adalah sebesar Rp.238.995,- (Rp. 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 Desember ada persediaan awal 2pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 159.330,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.433.970,- (Rp. 159.330 + 159.330 + 159.330 + 79.665 + 159.330 + 159.330 + 159.330 + 159.330 + 79.665 + 159.330).
48
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kartu persediaan tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada
Zithromax Dry November
dengan menggunakan metode LIFO adalah sebesar Rp. 477.990,- (Rp.238.995 + 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 November ada persediaan awal 6pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 477.990,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.991.625,- (Rp. 238.995 + 238.995 + 79.665 + 238.995 + 238.995 + 79.665 + 238.995 + 159.330).
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada Zithromax Dry Desember dengan menggunakan metode LIFO adalah sebesar Rp.238.995,- (Rp. 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 Desember ada persediaan awal 2pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 159.330,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.433.970,- (Rp. 159.330 + 159.330 + 159.330 + 79.665 + 159.330 + 159.330 + 159.330 + 159.330 + 79.665).
49
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kartu persediaan tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada
Zithromax Dry November
dengan menggunakan metode Average adalah sebesar Rp. 477.990,- (Rp.238.995 + 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 November ada persediaan awal 6pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 477.990,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.991.625,- (Rp. 238.995 + 318.660 + 238.995 + 318.660 + 238.995 + 159.330).
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa total harga pokok penjualan pada Zithromax Dry Desember dengan menggunakan metode Average adalah sebesar Rp.238.995,- (Rp. 79.665 + 79.665 + 79.665), sedangkan pada tanggal 1 Desember ada persediaan awal 2pcs dengan harga/pcs Rp.79.665 jadi total harga Rp. 159.330,- ditambah dengan total saldo persediaan adalah sebesar Rp. 1.433.970,- (Rp. 318.660 + 238.995 + 159.330 + 318.660 + 238.995).
50
1.
Pencatatan Persediaan dengan Metode Slow Moving dalam RS. Medika Permata Hijau.
RS. Medika permata Hijau menggunakan sistem komputerisasi dengan sistem pengkodean (program system for retail) untuk memantau persediaannya. Dengan adanya program komputer ini maka mudah untuk mengawasi keluar masuknya persediaan dalam gudang. Terdapat dua sistem pencatatan dalam akuntansi persediaan, yaitu pencatatan sistem periodik dan sistem perpetual. Dalam sistem perpetual digunakan catatan akuntansi yang secara terus-menerus untuk mengungkapkan jumlah persediaan yang ada dan setiap kenaikan dan penurunan persediaan dicatat dengan cara yang kurang lebih sama dengan pencatatan kenaikan dan penurunan kas. Dan ditambah dengan dijalankannya metode slow moving dalam Rumah Sakit dapat meningkatkan efektivitas kinerja perusahaan dalam memantau jumlah persediaan obat-obatan dalam gudang RS. Medika Permata Hijau yang sudah habis masa kadaluarsanya (expired). Perkiraan persediaan obat pada awal periode akuntansi mencerminkan obat yang masih ada pada tanggal itu. Penjualan dicatat pada perkiraan penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebet harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan. Pada akhir periode saldo dalam perkiraan persediaan dilaporkan pada perhitungan laporan keuangan.
51
Dalam penyimpanan persediaan obat-obatan, barang yang masuk kedalam gudang akan diberikan kartu yang berisikan nomor barang, tanggal masuk barang kedalam gudang, nama supplier, dan kuantitas barang. Dan harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan masuknya barang tersebut. Dalam situasi persediaan yang beragam jenisnya, maka diperlukan kemampuan perusahaan untuk selalu menjaga pencatatan persediaan yang di milikinya sehingga dapat mengikuti kontinuitas peredaran persediaan dalam kuantitas maupun dalam harga perolehan karena bisa saja sewaktu-waktu harga berubah menjadi naik atau pun turun. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih metode FIFO dalam menetapkan Harga Pokok Penjualan dari persediaannya.
B.
Penyajian dan Pengungkapan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Penilaian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan telah disesuaikan dengan PSAK No.14 tentang akuntansi persediaan dengan diberlakukannya metode FIFO, yang menyatakan bahwa biaya persediaan harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In First-Out), yakni metode yang mengasumsikan barang yang pertama dibeli akan dijual terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan diakui menurut harga perolehannya.