BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, maka berikut didalam tabel 4.1 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata – rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi bagi masing – masing variabel. Dimana variabel dependen yaitu Manajemen Laba. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian
N Man. Laba Leverage Uk. Perusahaan Profitabilitas Valid N (listwise)
Descriptive Statistics Minimum Maximum 30 30 30 30 30
-.39 .18 9.77 .01
Mean
.07 -.0230 .74 .4040 13.71 12.1857 .33 .0963
Std. Deviation .08937 .13284 .83696 .06267
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.1 di atas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 30 data. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel independen pertama yaitu Leverage dengan nilai tertinggi (Maximum) adalah 0,74 yaitu PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk dan
112
113
nilai terendah (Minimum) adalah 0,18 yaitu PT. Ace Hardware Indonesia Tbk sedangkan rata – rata (Mean) leverage pada periode 2011 – 2013 adalah sebesar 0,4040. Ukuran Perusahaan memiliki nilai tertinggi sebesar 13,71 yaitu PT. United Tractors Tbk dan nilai terendah sebesar 9,77 yaitu PT. Mitra Adiperkasa Tbk sedangkan rata – rata pada periode 2011 – 2013 yaitu sebesar 12,1857. Profitabilitas terendah adalah 0,01 yaitu PT. Hotel Sahid International Tbk dan tertinggi yaitu PT. Surya Citra Media Tbk dengan nilai sebesar 0,33 sedangkan periode 2011 – 2013 profitabilitas memiliki rata – rata sebesar 0,0963. Sedangkan manajemen laba nilai tertinggi ditunjukkan oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebesar 0,07 dan nilai terendah sebesar -0,39 ditunjukkan oleh PT. Sahid Hotel Jaya International Tbk serta pada periode 2011 – 2013 manajemen laba memiliki rata – rata sebesar 0,0230.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan analisi grafik dan analisis statistic. Hasil uji normalitas dengan grafik dapat dilihat pada grafik Normal Probability Plots Gambar 4.1 sebagai berikut:
114
Gambar 4.1 Grafik Normal Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan gambar grafik normal probability plots tersebut titiktitik berhimpit di sekitar garis diagonal. Oleh Karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data terdidtribusi dengan normal. Pengujian normalitas secara statistik juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov – sminov. Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov – smirnov nilai signifikansi harus di atas 5%. Hasil uji K – S dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
115
Tabel 4.2 Uji Normalitas (Uji Kolmogorov - Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Mean .0000000 a,b Normal Parameters Std. .07514259 Deviation Absolute .205 Most Extreme Differences Positive .125 Negative -.205 Kolmogorov-Smirnov Z 1.124 Asymp. Sig. (2-tailed) .160 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data sekunder diolah Berdasarkan hasil table tersebut, nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 1,124 dengan signifikansi 0,160. Data signifikansi tersebut menunjukkan lebih besar dari 0,05 yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen manajemen laba memenuhi uji normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen. Jika variabel independen saling berhubungan, maka nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mengetahui uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor
116
(VIF) yang terdapat pada masing – masing variabel seperti pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Consta nt) .959 1.043 1 X1 X2 .970 1.031 X3 .968 1.033 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data sekunder yang diolah Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari data tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian untuk uji multikolinearitas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan homoskasdestisitas. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjdi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik
117
yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskasdestisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskasdestisitas itu dengan melihat grafik Scatter Plot seperti pada Gambar 4.2 di bawah ini: Gambar 4.2 GrafikScatterplot (Data Asli)
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan gambar grafik scatter plot tersebut titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol atau tidak membentuk pola yang jelas. Oleh karena itu hasil menunjukkan bahwa data yang telah terjadi homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
118
dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari aotukorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Sebagai berikut Tabel 4.4akan menampilkan hasil uji autokorelasi: Tabel 4.4 Hasil UjiDurbin-Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate a 1 .541 .293 .212 .07936 1.934 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan Tabel 4.3 diketahi bahwa hasil uji Durbin – Watson sebesar 1,934, sedangkan dalam table DW dengan jumlah observasi (n) = 30 dan jumlah variabel independen (k) = 3 dengan tingkat signifikansi 0,05 didapat dL = 1,2138 dan dU = 1,6498. Sehingga nilai 4 – dL = 4 – 1,2138 = 2,7862 dan 4 – Du = 4 – 1,6498 = 2,3502. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW sebesar 1,934 ini berada di antara 1,6498 dan 2,3502. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :
119
Gambar 4.3 Hasil Uji Durbin-Watson
Tidak Ada Autokorelasi 1,934
Ada Autokorelasi +
1,2138
Ada Autokorelasi -
1,6498
3
2,3502
2,7862
Sumber : Data sekunder yang diolah 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap manajemen laba. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Regresi Coefficientsa Model
1
(Constant) Leverage
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .136 .229 .183 .113 .272
Uk. Perusahaan -.024 Profitabilitas .654 a. Dependent Variable: Man. Laba Sumber : Data sekunder yang diolah
.018 .239
-.228 .459
t
Sig.
.596 1.167
.596 1.617
-1.361 .459
-1.361 2.738
Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
120
Man. Laba : 0,136 + 0,138Lev – 0,24Uk.Perush + 0,654Profitabilitas
Persamaan tersebut di atas mempunyai makna : 1) Koefisien regresi leverage sebesar 0,183 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikan satu persen leverage dengan asumsi variabel independe lainnya tetap, maka manajemen laba akan mengalami peningkatan sebesar 0,183. 2) Koefisien regresi ukuran perusahaansebesar 0,24 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikan satu persen ukuran perusahaandengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka manajemen laba akan mengalami penurunan sebesar 0,24. 3) Koefisien regresi profitabilitassebesar 0,654 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikan satu persen profitabilitasdengan asumsi variabel independe lainnya tetap, maka manajemen laba akan mengalami peningkatan sebesar 0,654. b. Uji Signifikansi 1. Uji Statistik t (Parsial) Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajamen laba dengan nilai signifikan masing-masing sebesar 1,617, 1,361, dan 2,738 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05.
121
Pengujian Hipotesisi Pertama (Ha1) H01 : Tidak ada pengaruh antara leverage terhadap Manajemen Laba Ha1 : Ada pengaruh antara leverage terhadap Manajemen Laba Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahi bahwa leverage menghasilkan thitungsebesar 1,167 sedangkan ttabelsebesar1,705. Dari hasil tersebut terlihat bahwa thitung< ttabel yaitu 1,167 < 1,705. Hal ini berarti bahwa H01 diterima dan Ha1 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian Hipotesisi Kedua (Ha2) H02 : Tidak ada pengaruh antara ukuran persahaanterhadap Manajemen Laba Ha2 : Ada pengaruh antara ukuran persahaanterhadap Manajemen Laba Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahi bahwa ukuran persahaanmenghasilkan
thitung
sebesar
1,361
sedangkan
ttabelsebesar1,705. Dari hasil tersebut terlihat bahwa thitung< ttabel yaitu 1,361 < 1,705. Hal ini berarti bahwa H02 diterima dan Ha2 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian Hipotesisi Ketiga (Ha2)
122
H03 : Tidak ada pengaruh antara ukuran persahaanterhadap Manajemen Laba Ha3 : Ada pengaruh antara ukuran persahaanterhadap Manajemen Laba Berdasarkan
Tabel
4.5
dapat
profitabilitasmenghasilkan
thitung
sebesar
diketahi 0,459
bahwa sedangkan
ttabelsebesar1,705. Dari hasil tersebut terlihat bahwa thitung< ttabel yaitu 0,459 < 1,705. Hal ini berarti bahwa H03 diterima dan Ha3 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Uji Statistik F (Simultan) Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependennya secara bersama – sama (simultan). Hasil uji statistik F akan ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Regresi Uji F Model
ANOVAa Df
Sum of Mean F Squares Square Regression .068 3 .023 3.593 1 Residual .164 26 .006 Total .232 29 a. Dependent Variable: Manajemen Laba b. Predictors: (Constant), Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Sumber : Data sekunder yang diolah
Sig. .027b
123
H04 : Tidak ada pengaruh antara leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitasterhadap Manajemen Laba Ha1 : Ada pengaruh antara leverage, ukuran persahaan dan profitabilitasterhadap Manajemen Laba Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil pengjian hipotesis (uji F) didapat nilai signifikansi model regresi secara simultan sebesar 0,027. Nilai ini lebih kecil dari signikansi 0,05 yaitu 0,027 < 0,05. Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan antara fhitung dan ftabel yang menunjukkan nilai fhitung sebesar 3,593 sedangkan ftabel sebesar 2,98. Dari hasil tersebut terlihat bahwa fhitung > ftabel yaitu 3,59> 2,98. Hal ini berarti H04 ditolak dan Ha4 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. 3. Koefisien Determinasi (R2) Output SPSS untuk pengujian Koefisien Determinasi ditampilkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate a 1 .541 .293 .212 .07936 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data sekunder yang diolah
124
Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R2 sebesar 0,212 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 21,2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan jauh dari 100% dan 78,8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam variabel regresi dalam penelitian ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan sebagai berikut : 1. Analisis pengaruh leverage terhadap manajemen laba Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa leverage meghasilkan nila t hitung sebesar 1,167 dengan nilai signifikansi sebesar 1,671 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage tidak ada pengaruh terhadap Manajemen Laba pada signifikansi sebesar 5%. Leverage memiliki nilai minimum 0,18 dan nilai maksimum 0,74. Nilai rata-rata leverage selama periode pengamatan 0,4040 dengan standar deviasi 0,13284. Nilai rata-rata leverage sebesar 0,4040 menunjukkan bahwa besarnya total hutang rata-rata adalah sebesar 40,4% di mana nilai tersebut tidak lebih dari 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel perusahaan pada penelitian ini tidak mempunyai nilai
125
hutang yang tinggi sehingga perusahaan tersebut tidak melakukan menajemen laba. Sehingga variabel leverage pada sampel penelitian tidak mempengaruhi manajemen laba. Hasil ini sama dengan penelitian Indri Wahyu Purwandari dan Vinda Hayu Pratama, di mana leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan Zuniarta Putra Wardana dan Veliandina Chivan Naftalia menghasilkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2. Analisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaanmeghasilkan nilai t hitung sebesar 1,361 dengan nilai signifikansi sebesar 1,361 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaantidak ada pengaruh terhadap Manajemen Laba pada taraf signifikan sebesar 5%. Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 9,77 dan nilai maksimum 13,71 dengan rata-rata sebesar 12,1857 dan standar deviasi sebesar 0,83696. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari rata-rata ukuran perusahaan. Dilihat dari range nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung tidak melakukan manajemen laba dikarenakan nilai total asset yang dimiliki rata-rata cukup besar. Dalam sampel penelitian ini rata-rata
126
total asset yang dimiliki perusahaan rata-rata cukup besar sehingga variabel ukuran perusahaan tidak mempengaruhi manajemen laba. Hasil ini sama dengan penelitian Wisnu Arwindo Irawan di mana ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Restie Ningsaptiti yang menghasilkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 3. Analisis profitabilitas terhadap manajemen laba Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa profitabilitasmenghasilkan nilai t hitung sebesar 0,459 dengan nilai signifikansi sebesar 2,738 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitastidak ada pengaruh terhadap Manajemen Laba pada taraf signifikan sebesar 5%. Dalam penelitian ini profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dapat dilihat dari hasil regresi dengan tingkat signifikan sebesar 0,459. Tinggi atau rendahnya tingkat laba yang dihasilkan perusahaan tidak mempengaruhi tindakan manajemen laba. Manajemen akan cenderung melakukan aktivitas manajemen laba karena laba yang rendah atau bahkan mengalami kerugian akan memperburuk kinerja manajemen di mata pemegang saham, dan nantinya akan memperburuk citra perusahaan di mata publik. Oleh karena itu apabila profitabilitas perusahaan menurun maka ada kecenderungan terjadinya praktik manajemen laba. Dengan tingkat profitabilitas yang rendah juga dapat
127
mempengaruhi bonus yang diterima manager dari pemegang saham, sehingga manager mempunyai motivasi untuk melakukan tindaknan manajemen laba. Namun dalam penelitian ini mengidentifikasi hubungan tidak signifikan di mana jika manajemen laba dianggap dapat menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, maka laba yang baik adalah laba yang sebenarnya diperoleh perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas suatu perusahaan yang sebenarnya, yang kemudian dapat mencerminkan citra perusahaan di mata publik. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah melaporkan laba yang sebenarnya diperoleh oleh perusahaan tanpa melakukan manipulasi laba yang merugikan para investor dan perusahaan. Hasil ini sama dengan penelitian Rohans Rivaldo di mana profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wisnu Arwindo Irawan yang menghasilkan bahwa profitablitas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.