BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Penelitian Data
penelitian
ini
dikumpulkan
melalui
pengisian
kuesioner secara langsung oleh para rektor dan pimpinan empat (4) universitas swasta di Dili-Timor Leste. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21 Februari sampai dengan 14 Maret 2014. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 kuesioner, namun yang berhasil dikembalikan sebanyak 105 dan
memenuhi
persyaratan untuk diproses lebih lanjut. 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan data penelitian yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada seluruh rektor dan pimpinan di empat universitas swasta di Dili-Timor Leste dengan total 105 responden, diperoleh
karakteristik
responden
meliputi
jenis
kelamin,
pendidikan terakhir, masa kerja, jabatan kerja dan lembaga dimana para rektor dan pimpinan bekerja. Ringkasan berbagai karakteristik tersebut dapat dilihat pada table 4.1. berikut ini.
60
Tabel 4.1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Kategori
Jumlah
Presentase (%)
Responden Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Masa Kerja
Jabatan
Laki-laki
73
69,53
Perempuan
32
30,48
S1
26
24,76
S2
74
70,48
S3
5
4,76
< 5 Tahun
51
48,57
≥ 5 Tahun
54
51,43
Rektor
4
3,80
PR1
5
4,76
PR2
3
2,85
PR3
4
3,80
PR4
2
1,9
Direktur
14
13,33
Kepala
11
10,47
Kaprodi
2
1,9
Dekan
10
9,52
61
Lembaga
PD1
10
9,52
PD2
8
7,61
PD3
9
8,58
Kajur
20
19,04
Wakajur
3
2,85
IOB
30
28,57
DIT
26
24,76
UNPAZ
27
25,71
UNDIL
22
20,95
Sumber : data primer yang diolah 2014 Tabel 4.1 memaparkan tentang karakterisitik responden, dan dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 73 orang, daripada responden perempuan sebesar 32 orang. Hasil yang diperoleh dari pendidikan terakhir, dilihat bahwa 26 responden (24,76%) dengan pendidikan terakhir strata satu, jumlah responden dengan pendidikan terakhir strata dua sebanyak 76 responden (70,48%) sedangkan responden dengan tingkat pendidikan strata tiga berjumlah 5 responden (4,76%). Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki masa kerja lebih dari sama dengan lima tahun dengan total responden sebanyak 54 responden (51,43%) sedangkan sisanya memiliki masa kerja kurang dari lima tahun dengan total responden sebanyak 51 responden (48,57%). Hasil yang diperoleh dari jabatan antara lain : responden yang memiliki jabatan sebagai 62
rektor berjumlah 4 responden (3,80%), pembantu rektor 1 berjumlah 5 responden (4,76 %), pembantu rektor 2 berjumlah 3 responden (2,85%), pembantu rektor 3 berjumlah 4 responden (3,80%), pembantu rektor 4 berjumlah 2 responden (1,9 %), dekan berjumlah 10 responden (9,52%), pembantu dekan 1 berjumlah 10 responden (9,52%), pembantu dekan 2 berjumlah 8 responden (7,61%), pembantu dekan 3 berjumlah 9 responden (8,58%), ketua jurusan berjumlah 20 responden ( 19,04%), wakil ketua jurusan berjumlah 3 responden (2,85%), para direktur divisi berjumlah 14 responden (13,33%), Kepala bidang berjumlah 11 responden (10,47%),
dan kepala program studi berjumlah 2 responden
(1,9%). Tabel di atas juga menunjukkan bahwa total responden yang berasal dari empat universitas swasta yang diteliti jumlahnya berbeda yaitu IOB berjumlah 30 responden (28,57%), DIT berjumlah 26 responden (24,76%), UNPAZ berjumlah 27 responden (25,71%) dan UNDIL dengan jumlah responden 22 responden (20,95 %). 4.3. Statistik Deskriptif Untuk
mengetahui
kecenderungan
responden
dalam
menjawab pertanyaan kuesioner berupa nilai-nilai (mean) maka pada bagian ini dilakukan statistik deskriptif. Skor rata-rata tersebut kemudian
dikelompokkan
dalam
interval
penelitian. Perhitungan interval dengan menggunakan rumus: 63
variabel-variabel
I = (B max – B min) KL I = Interval B max = Rentang Tersetuju B min = Rentang Tertidak setuju KL = Kelas Dengan perhitungan sebagai berikut :
I = 5 – 1 = 0,8 5
Dengan demikian didapatkan rentang nilai perkategori jawaban sebagai berikut: Tabel 4.2 Rentang Nilai Per-Kategori Kategori
Rentang Nilai
Sangat Tidak Setuju
< 1,8
Tidak Setuju
1,81 – 2,6
Ragu-ragu
2,61 – 3,4
Setuju
3,41 – 4,2
Sangat Setuju
>4,2
Sumber : data primer 2014
64
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai data deskriptif dari penelitian ini. Data deskriptif ini didasarkan dari tanggapan responden terhadap pertanyaan pada kelima variabel. Statistik deskriptif merupakan penilaian responden terhadap variabel dan indikator-indikatornya yang dikategorikan mulai dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Berikut adalah statistik deskriptif dari variabel self control, illusion of control, dukungan teknologi informasi, decision making dan performance individu. Tabel 4.3 Statistik Deskripsi Variabel Self Control No
Pernyataan
STS
TS
RR
S
SS
Ratarata
1.
Saya merencanakan dan
5
5
11
41
43
4,08
-
14
8
65
18
3,82
4
2
11
49
39
4,15
mengorganisasikan pekerjaan
saya
dengan
baik demi mencapai hasil yang sudahditentukan 2.
Saya
menunda
segala
sesuatu yang sifatnya tidak penting
dalam
menjalankan saya
pekerjaan
karena
saya
mempunyai skala prioritas dalam pekerjaan saya 3.
Saya bertanggung jawab dan
memegang
teguh
65
komitmen dalam pekerjaan saya tanpa berbuat hal-hal yang menyeleweng dari pekerjaan saya 4.
Saya tidak terburu-buru dan
gegabah
menjalankan
-
9
10
73
13
3,86
2
9
7
64
23
3,92
dalam pekerjaan
saya walaupun pekerjaan tersebut sudah biasa saya lakukan 5.
Saya menetapkan tujuan yang perlu dicapai dalam pekerjaan yang diberikan kepada saya agar apa yang saya
lakukan
tidak
terbengkalai Total Rata-rata
3,97
Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.3 dilihat rata-rata skor per indikator menunjukkan indikator bertanggung jawab dan memegang teguh komitmen tanpa berbuat hal-hal yang menyeleweng dari pekerjaan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 4,15, sedangkan empat indikator lainnya memiliki rata-rata 3,82-4,08. Ini menunjukkan bahwa variabel self control masuk dalam kategori tinggi dilihat dari total rata-rata skor sebesar 3,97.
66
Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Variabel Illusion of Control No
Pernyataan
STS
TS
RR
S
SS
Rata -rata
1.
Saya memiliki keyakinan yang
besar
dan
-
20
10
56
19
3,70
1
43
17
37
7
3,06
4
7
21
50
23
3,77
2
16
33
36
18
3,49
4
14
7
58
22
lebih
terhadap pekerjaan saya 2.
Saya
mempunyai
kemampuan yang cukup dalam memilih sesuatu hal yang
penting
dalam
pekerjaan saya tanpa harus meminta saran dari orang lain 3.
Saya mampu dan merasa tenang dengan kompetensi yang saya miliki dalam menghadapi
konsekuensi
dalam pekerjaan saya 4.
Dalam segala
situasi sesuatu
berhubungan
darurat, yang dengan
pekerjaan saya mudah saya lakukan 5.
Saya
percaya
dengan
segala sesuatu yang saya kerjakan
pasti
3,76
berhasil
karena saya mempunyai
67
kemampuan yang memadai untuk
merealisasikan
pekerjaan tersebut. 3,56
Total Rata-Rata Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.4 dilihat rata-rata skor per indikator menunjukkan indikator
mampu dan merasa tenang dengan
kompetensi yang saya miliki dalam menghadapi konsekuensi dalam pekerjaan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 3,77, sedangkan empat
indikator
lainnya
memiliki
rata-rata
3,06-3,76.
Ini
menunjukkan bahwa variabel illusion of control masuk dalam kategori tinggi dilihat dari total rata-rata skor sebesar 3,56. Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Variabel Dukungan Teknologi Informasi No
Pernyataan
STS
TS
RR
S
SS
Ratarata
1.
Di tempat kerja saya tersedia komputer
yang
2
13
3
59
28
3,93
2
9
12
57
25
3,89
5
7
25
47
21
3,68
memadai
yang mendukung pekerjaan saya 2.
Di tempat kerja saya tersedia jaringan internet yang bisa diakses dengan mudah
3.
Di tempat kerja saya tersedia hotspot
yang
masih
68
berfungsi dengan baik dan mudah dijangkau 4.
Di
tempat
kerja
saya
2
7
12
51
33
3,99
1
12
16
44
32
3,89
4
6
14
65
16
3,81
terdapat database sebagai sarana
penyimpanan data-
data penting yang dapat dimanfaatkan 5.
Di
tempat
kerja
ketersediaan computer
saya
perangkat sesuai
dengan
kuantitas atau jumlah orang 6.
Di
tempat
kerja
saya,
terdapat Software yang up to date yang masih bis adipakai Total Rata-Rata
3,87
Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.5 dilihat rata-rata skor per indikator menunjukkan indicator di tempat kerja terdapat database sebagai sarana penyimpanan data-data penting yang dapat dimanfaatan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 3,99, sedangkan lima indikator lainnya memiliki rata-rata 3,68-3,93. Ini menunjukkan bahwa variabel dukungan teknologi informasi masuk dalam kategori tinggi dilihat dari total rata-rata skor sebesar 3,87.
69
Tabel 4.6 Statistik Deskripsi Decision Making No
Pernyataan
STS
TS
RR
S
SS
Ratarata
1.
Saya memperhatikan dan mencari
informasi
dari
berbagai
sumber
dan
10
9
2
70
14
3,66
2
13
6
53
31
3,93
2
11
2
61
29
3,99
2
10
8
46
39
4,05
-
10
11
58
26
3,95
3
19
23
51
9
3,41
pendapat dari para pakar atau
ahli
sebelum
mengambil keputusan. 2.
Saya mengambil keputusan berdasarkan fakta yang ada yang saya hadapi di tempat kerja saya
3.
Saya meminta
berdiskusi
dan
pendapat
dari
bawahan saya sebelum saya mengambil keputusan 4.
Saya memiliki visi yang jelas
dalam
setiap
pengambilan keputusan 5.
Segala sesuatu yang saya putuskan
sudah
melalui
pertimbangan dan pemikiran yang terstruktur 6.
Dalam situasi tertentu saya mengandalkan kemampuan
70
saya
sendiri
dalam
mengambil keputusan 7.
Saya
menggunakan
4
31
28
36
6
3,08
12
32
25
26
10
2,92
kemungkinan-kemungkinan tanpa memperhatikan fakta di
lapangan
dalam
mengambil keputusan 8.
Saya
cepat
keputusan saya
mengambil
yang
menurut
mudah
tanpa
mempertimbangkan konsekuensi
logis
dari
keputusan saya Total Rata-Rata
3,63
Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.6 dilihat rata-rata skor per indikator menunjukkan indicator memiliki visi yang jelas dalam setiap pengambilan keputusan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 4,05, sedangkan tujuh indikator lainnya memiliki rata-rata 2,92-3,99. Ini menunjukkan bahwa variabel decision making masuk dalam kategori tinggi dilihat dari total rata-rata skor sebesar 3,63.
71
Tabel 4.7 Statistik Deskripsi Variabel Performance Individu No
Pernyataan
STS
TS
RR
S
SS
Ratarata
1.
Saya mampu menyelesaikan
4
3
7
58
33
4,08
2
3
9
61
30
4,10
-
7
10
51
37
4,12
4
7
15
52
27
3,86
2
7
9
57
30
4,02
-
12
6
64
23
3,93
pekerjaan saya dengan teliti dan tepat waktu 2.
Saya mampu mengerjakan pekerjaan saya dengan baik berdasarkan tanggung jawab yang diberikan kepada saya
3.
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya sesuai target yang sudah ditentukan
4.
Saya tidak menunda atau berlama-lama pekerjaan
dalam yang
saya
kerjakan sehingga apa yang saya
kerjakan
tidak
terbengkalai 5.
Saya merasa puas dengan pekerjaan
yang
saya
kerjakan selama ini karena sesuai dengan apa yang sudah saya rencanakan 6.
Saya merasa nyaman dan tidak
terbebani
dengan
72
pekerjaan
saya
karena
semua yang saya kerjakan sudah terjadwal dengan baik 7.
Saya merasa memiliki karier
4
4
10
45
42
4,11
yang baik karena pekerjaan yang saya lakukan selama ini berhasil dengan baik 4,03
Total Rata-Rata Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.7 dilihat rata-rata skor per indikator menunjukkan indikator mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang sudah ditentukan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 4,12, sedangkan enam indikator lainnya memiliki ratarata 3,86-4,11. Ini menunjukkan bahwa variabel performance individu masuk dalam kategori tinggi dilihat dari total rata-rata skor sebesar 4,03. 4.4 Uji Outer Model (Measurement Model) Dalam penelitian ini, variabel konstruk dibentuk dengan menggunakan indikator refleksif. Kriteria untuk
mengevaluasi
outer model oleh Ghozali (2006) adalah sebagai berikut : 1. Skor loading ( cross loading) > 0,5 2. Skor AVE > 0,5 3. Skor Communality> 0,5 4. Redundancy sebaiknya mendekati 1 5. Cronbach’s alpha> 0,6 73
6. Composite reliability> 0,7 Langkah pertama pada pengujian outer model adalah dengan menguji validitas konvergennya. Validitas konvergen dapat diukur dengan menggunakan nilai cross loading (skor loading). Jika nila cross loading> 0,5 maka indikator dianggap signifikan. Nilai cross loading dapat dilihat pada lampiran 2. Dari lampiran 2 terlihat bahwa masih ada beberapa indikator yang nilai loadingnya < 0,5. Indikator-indikator tersebut adalah DM7, DM8, IC4, IC3* DTI4, IC3* DTI1, IC4* DTI1, IC4* DTI2, IC4* DTI3, IC4* DTI4, IC4* DTI5, dan IC4* DTI6. Selanjutnya, perlakuan terhadap indikator yang mempunyai nilai skor loading < 0,5 adalah dengan mengeliminasinya jika AVE variabel dan communality variabel < 0,5. Nilai communality dan AVE dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Uji AVE dan Communality Variabel Variabel
AVE
Communality
Decision Making (dm)
0,46164
0,46164
Dukungan Teknologi
0,700677
0,700677
Illusion of Control (ic)
0,511115
0,511114
Ic* dti
0,431432
0,431432
Performance Individu (pi)
0,645188
0,645188
Informasi (dti)
74
Self Control (sc)
0,676791
0,676791
Sc* dti
0,718344
0,718344
Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.8 di atas tampak bahwa nilai AVE dan communality dari 2 variabel yakni DM dan IC* DTI masih di bawah 0,5. Konsekuensinya adalah indicator DM7, DM8, IC3*DTI4, IC4*DTI1 sampai IC4*DTI6 harus dieliminasi dari model. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai redundancy. Nilai redundancy (seperti pada tabel 4.9 di bawah ini) dari kedua variabel endogen masih dapat dipakai dalam analisis lanjutan. Tabel 4.9 Redudancy Variabel
Redudancy
Decision Making (dm)
0,114815
Dukungan Teknologi Informasi (dti) Illusion of Control (ic) Ic*dti Performance Individu (pi)
0,252150
Self Control (sc) Sc*dti Sumber : data primer 2014
Nilai validitas diskriminan (seperti terlihat pada tabel 4.10 di bawah ini) menunjukkan bahwa jika ada 2 instrumen berbeda 75
yang mengukur 2 konstruk yang diprediksikan tidak berkorelasi yang memang tidak berkorelasi. Hal ini membuktikan bahwa alat ukur secara tepat hanya mengukur konstruk yang diukur bukan konstruk lain. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Diskriminan Variabel
AVE
Akar AVE
Decision Making ( dm)
0,46164
0,67944095
Dukungan
0,700677
0,83706451
Illusion of control (ic)
0,511115
0,71492307
Ic*dti
0,431432
0,65683483
Performance Individu (pi)
0,645188
0,80323596
Self control (sc)
0,676791
0,82267308
Sc*dti
0,718344
0,84755177
Teknologi
Informasi (dti)
Sumber : data primer 2014
Validitas
diskriminan
dapat
dievaluasi
dengan
membandingkan skor AVE dan akar AVE. jika nilai akar AVE > AVE maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel tersebut valid. Hasil uji di tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid. Uji reliabilitas merupakan pengujian terakhir. Pengujian ini menggunakan nilai Cronbach’sAlpha sebagai acuannya. Jika nilai
76
cronbach’s alpha lebih dari 0,6 maka sebuah variabel dinyatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji adalah reliabel (nilai cronbach’s alpha> 0,6). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha
Decision Making (dm)
0,789658
Dukungan teknologi informasi (dti)
0,914931
Illusion of control (ic)
0,792971
Ic*dti
0,953345
Performance Individu (pi)
0,908121
Self control (sc)
0,879025
Sc*dti
0,986075
Sumber : data primer 2014
Eliminasi terhadap indikator yang tidak valid menunjukkan bentuk model yang baru yang mempuyai nilai cross loading> 0,5. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
77
Gambar 4.1 Hasil Uji PLS (Measurement Model)
Sumber : data primer 2014
4.5 Uji Inner Model (Struktural Model) Evaluasi terhadap struktural model dapat dilakukan dengan melihat nilai R square untuk konsruk dependen dan nilai thitung dari path coefficient. Interpretasi terhadap R square sama halnya dengan interpretasi R square pada uji regresi. Nilai R square dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini :
78
Tabel 4.12 Hasil Uji R square Variabel
R Square
Decision making (dm)
0,692428
Dukungan teknologi informasi (dti) Illusion of control Ic*dti Performance Individu (pi)
0,390299
Self control (sc) Sc*dti Sumber : data primer 2014
Dari tabel 4.12 terlihat bahwa R square dari variabel DM (Decision making) adalah sebesar 0692428. Ini berarti bahwa total sumbangan pengaruh dari variabel-variabel yang membentuk DM (SC, IC, DTI, IC*DTI dan SC*DTI) adalah sebesar 69,24%. Sedangkan sumbangan pengaruh dari DM terhadap PI adalah sebesar 39,03%. Hal ini terlihat dari nilai R squarenya yang sebesar 0,390299. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis, uji hipotesis dilakukan dengan melihat t-statistik dan path-coefficient. Nilai tstatistik menunjukkan signifikasi konstruk (t > 1,96). Sedangkan 79
path-coefficient menunjukkan sifat hubungan (positif atau negatif). Pada tabel 4.13 terlihat bahwa hasil uji hipotesis yang dibangun signifikan seluruhnya. Ketidaksignifikan hanya terjadi pada pengaruh antara variabel IC dengan DM. Hubungan antar semua variabel umumnya bersifat positif kecuali pada hubungan antara SC*DTI dengan DM yang bersifat negatif. Selengkapnya mengenai hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini : Tabel 4.13 Uji Hipotesis Hipotesis
Path
Path
T-Statistic
Coefficient Terdapat
Sc-
pengaruh
DM
Keputusan
(t hitung
0,592
7,780350
Signifikan
0,07
1,463036
Tidak
SC terhadap DM Terdapat
Ic -
pengaruh
DM
Signifikan
IC terhadap DM Terdapat
DM PI
0,625
pengaruh DM terhadap PI
80
6,894025
Signifikan
Terdapat
SC*DTI
pengaruh
DM
-0,213
2,388186
Signifikan
0,18
2,478882
Signifikan
0,201
2,965217
Signifikan
*
sc dti terhadap DM Terdapat
IC*DTI
pengaruh
DM
*
ic dti terhadap DM Terdapat
DTI
pengaruh
DM
dti terhadap DM
Dari hasi uji hipotesis juga ditemukan model struktural dari penelitian. Model struktural dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :
81
Gambar 4.2 Gambar Model Struktural Penelitian Self Control 7,78 Illusion of Control
1,46
Sc* dti
2,38 Decisio n Making
6,89
Perfor m
bahwa
self
2,47 Ic*dti 2,96
Duk Tek Info
Hipotesis
pertama
(H1)
menyatakan
control
berpengaruh positif secara signifikan terhadap decision making. Berdasarkan
hasil
perhitungan
software
SmartPLS
2.0
menunjukkan bahwa variabel self control berpengaruh positif 82
secara signifikan terhadap decision making dengan nilai keofisien beta sebesar 0,59 dan t-statistik 7,78. Maka hipotesis pertama diterima. Hipotesis kedua ( H2) menyatakan bahwa illusion of control tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap decision making . Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa variabel illusion of control tidak memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap decision making dengan nilai koefisien beta sebesar 0,07 dan t-statistik 1,46 . Berdasarkan hasil ini, hipotesis kedua tidak diterima / ditolak. Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa decision making berpengaruh positif secara signifikan terhadap performance individu. Berdasarkan hasil perhitungan software SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa variabel decision making berpengaruh positif secara signifikan terhadap performance individu dengan nilai koefisien beta sebesar 0,625 dan t-statistik 6,89. Maka, hipotesis ketiga diterima. Hipotesis keempat ( H4) menyatakan bahwa dukungan teknologi informasi secara signifikan memperlemah self control dalam hubungannya dengan decision making. Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa variabel dukungan teknologi informasi memiliki pengaruh negatif dalam memperlemah self control dalam hubungannya dengan decision making dengan nilai koefisien beta sebesar -0,21 dan t-statistik sebesar 2,38. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis keempat diterima. 83
Hipotesis kelima ( H5) menyatakan bahwa dukungan teknologi informasi secara signifikan memperkuat illusion of control dalam hubungannya dengan decision making. Hasil perhitungan software SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa variabel dukungan teknologi informasi memiliki pengaruh positif dalam memperkuat illusion of control dalam hubungannya dengan decision making dengan nilai koefisien beta sebesar 0,18 dan t-statistik sebesar 2,47. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis kelima diterima. Penemuan
baru yang ditemukan dalam hasil penelitian
menyatakan bahwa dukungan teknologi informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap decision making. Berdasarkan hasil perhitungan software SmartPLS 2.0 menunjukkan bahwa variabel dukungan teknologi informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap decision making dengan nilai keofisien beta sebesar 0,201 dan t-statistik 2,96. Berdasarkan keputusan atas hipotesis-hipotesis yang telah dibangun maka model akhir penelitian ini adalah sebagai berikut :
84
Gambar 4.3 Model Akhir Penelitian Yang Ditemukan Self Control 7,78
Sc* dti
2,47 Decisio n Making
2,38
6,89
Perfor m Individ
Ic*dti 2,96
Duk Tek Info
4.6 Pembahasan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh self control terhadap decision making adalah signifikan atau dengan kata lain dari hasil perhitungan yang dilakukan maka hipotesis pertama diterima. Penelitian ini mendukung pernyataan dari Chaplin (2002) yang menyatakan Self85
control
dalam pengambilan keputusan yang rasional adalah
kemampuan membimbing tingkah laku sendiri, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menekan dan merintangi impulsimpuls atau tingkah laku impulsif. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Roman dan Kaplan (1995).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Roman dan Kaplan mengemukakan bahwa orang dengan self control yang tinggi mampu mengambil keputusan lebih baik dan tepat dari orang lain, lebih teliti dan berhati-hati atau dengan kata lain orang dengan self-control berkorelasi positif dengan sikap kehati-hatian dalam pengambilan keputusan (Romal & Kaplan, 1995). Berbeda
dengan
self
control,
dalam
penelitian
ini
membuktikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh illusion of control terhadap decision making tidak signifikan atau dengan kata lain dari hasil perhitungan yang dilakukan maka hipotesis kedua ditolak. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Taylor & Brow (1998) dalam jurnal yang ditulis oleh Grou & Tabak (2008) mengungkapkan bahwa illusion of control sebagai persepsi yang tidak nyata dari sebuah kejadian. Oleh karena itu, Illusion of control pada umumnya terjadi pada orang yang merasa mampu mengendalikan hasil dari keputusan yang diambilnya dan tidak memperhitungkan resiko yang akan dihadapi. Selain itu juga penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat dari Nofsinger (2005) yang mengemukakan bahwa illusion of control adalah
86
kepercayaan seseorang (investor) bahwa dapat memiliki pengaruh terhadap hasil sehingga orang tersebut menaksir terlalu tinggi kontrol yang mereka miliki terhadap hasil yang akan diperoleh nantinya. Hasil hipotesis ketiga membuktikan bahwa ada pengaruh dari decision making terhadap performance individu ini berarti bahwa hipotesis ketiga ini diterima atau signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fashami & Moghadam (2013) dan Han-Loo & See Beh (2013). Fashami & Moghadam (2013) dalam penelitian di Iran mengenai Studying the Relation Between Organizational Mission as an Encouraging Factor and Performance Improvement of Human Resources menegaskan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara kejelasan misi organisasi dan pengambilan keputusan pemimpin dalam mendorong peningkatan kinerja kerja karyawan. Han-Loo & See-Beh (2013) dalam penelitian di Malaysia mengenai The Effectiveness of Strategic Human Resources Management Practices on Firm Performance in the Malaysian Insurance Industry
mengungkapkan
komunikasi
yang
jelas
bahwa dan
decision
perencanaan
making yang
dengan
terpogram
berpengaruh terhadap performance karyawan (individu). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Salusu (1996). Salusu (1996)
mendefinisikan pengambilan
keputusan sebagai tindakan pemimpin untuk menyelesaikan masalah-masalah strategik pengembangan organisasi yang dihadapi
87
dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Pengambilan keputusan ditanggung dan diputuskan oleh pemimpin organisasi dan untuk menghasilkan keputusan yang baik
dibutuhkan
informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil bagi pengembangan performance individu yang bekerja di perusahaan atau organisasi yang dipimpin oleh pimpinan tersebut. Hasil hipotesis keempat membuktikan bahwa dukungan teknologi informasi memperlemah self control dalam hubungan dengan decision making, ini berarti hipotesis keempat ini diterima atau signifikan. Self-control tanpa adanya dukungan teknologi informasi yang memadai tidaklah cukup untuk menghasilkan keputusan yang efektif demi tercapainya performance atau kinerja individu yang baik (Oswari, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Orbit (2012). Orbit mengemukakan bahwa teknologi Informasi yang digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap berbagai karakteristik organisasi seperti kualifikasi karyawan,
sikap pengambilan
keputusan pemimpin, struktur organisasi dan pola organisasi. Pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi dalam kegiatan operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi serta keputusan rasional yang diambil oleh pemimpin
88
karena dengan pengetahuan dan penguasaan teknologi informasi yang baik, seorang pemimpin akan secara rasional memikiran berbagai alternatif pilihan sebelum sampai pada keputusan final dalam memecahkan sebuah persoalan (Orbit, 2012). Namun perlu diketahui bahwa hasil dari path coefficient dalam penelitian ini adalah bernilai negatif ( -0,213). Hal ini mau mengatakan bahwa adanya dukungan teknologi informasi di universitas-universitas yang diteliti di Dili-Timor Leste justru membuat para pimpinan lebih mengandalkan teknologi yang ada dan terjebak dalam ketidakrasionalan pribadi dalam mengambil keputusan dan acapkali terksesan gegabah dan seolah-olah mampu mengendalikan segala keputusan karena sudah merasa nyaman dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Kenyamanan dan mengandalkan teknologi dari segalanya tidak terlepas dari situasi Timor Leste sebagai Negara yang baru menikmati kemerdekaan (12 tahun) dimana berbagai tawaran teknologi membanjiri kehidupan masyarakat termasuk lingkungan universitas sehingga para pimpinan terbuai dengan kecanggihan teknologi dan melupakan kecanggihan berpikir manusia sebagai makhluk rasional. Hipotesis kelima membuktikan bahwa dukungan teknologi infomasi memperkuat illusion of control dalam hubungan dengan decision making, ini berarti hipotesis kelima diterima atau signifikan. Sama halnya dengan Self-control, illusion of control tanpa adanya dukungan teknologi informasi yang memadai tidaklah 89
cukup
untuk
menghasilkan
keputusan
yang
efektif
demi
tercapainya performance atau kinerja individu yang baik (Oswari, 2008). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Thomas dalam Orbit (2012) yang mengatakan bahwa beberapa peneliti memaparkan illusion of control dengan sikap optimis seseorang dan tingkat kepercayaan diri yang berlebihan atau overconfidence (Michael & Wohl, 2009). Seseorang yang memiliki keyakinan dan rasa percaya diri berlebihan akan cenderung menilai segala sesuatu mudah untuk dilakukan. Sikap illusion of control acapkali membuat individu gegabah dalam mengambil keputusan, namun
adanya
teknologi informasi sebagai sarana dapat membantu individu dalam mengambil keputusan yang pada akhirnya dapat menghasilkan keputusan yang berdaya guna dalam konteks organisasi. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Nofsinger (2005) yang mengatakan salah satu hal yang dapat mengembangkan illusion of Control adalah informasi. Semakin orang tersebut memiliki dukungan teknologi informasi yang memadai orang tersebut cenderung percaya diri dan merasa mampu menentukan hasil dari keputusan yang diambil yang merupakan sikap illusion of control. Dalam penelitian ini ditemukan juga penemuan baru di luar hipotesis yang ditentukan peneliti yang memperlihatkan bahwa ada pengaruh dukungan teknologi informasi secara langsung terhadap decision making tanpa melalui self control maupun illusion of control. Adanya teknologi bisa membantu seseorang dalam 90
menentukan pilihan dalam menghadapi sebuah persoalan terlepas dari apapun kepribadian atau karakter orang tersebut. Dari penelitian di konteks Timor Leste, jelas terlihat bahwa adanya teknologi bisa membuat orang yang memiliki self control lebih mengandalkan teknologi ketimbang rasionalitas pribadi dan orang yang memiliki illusion of control semakin percaya diri dan merasa yakin dapat menebak hasil dari apa yang diputuskannya, jelas ini menunjukkan begitu besar peranan teknologi dalam kehidupan manusia. Tentunya hal ini merupakan sumbangan yang baik dalam penelitian selanjutnya yang hendak meneliti variabel yang sama.
91