47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini, disajikan mengenai analisa dan pembahasan data-data yang penulis peroleh selama penelitian.
A. Analisa Dalam Bab I sebelumnya, dijelaskan bahwa pertumbuhan hotel yang signifikan terjadi pada hotel bintang 4 (gambar 1.1). Hal tersebut dikarenakan , pengguna layanan bintang 4 adalah para pelaku bisnis yang datang dari berbagai negara untuk melakukan transaksi bisnis di Indonesia. Sedangkan bintang 3 biasanya banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal ataupun dari manca negara. Hotel bintang 5, banyak dikunjungi oleh para CEO, pimpinan institusi internasional dan konsulat asing. Pada tabel 4.1 diperoleh data berkaitan dengan harga kamar dengan tingkat hunian hotel Millennium. Tabel 4.1 Harga Kamar dan Rerata Tingkat Hunian Hotel Millenium Jakarta 2005 Konversi USD / Rupiah Rerata Harga Kamar (USD) Rerata Harga Kamar (RP) Rerata Tingkat Hunian (%) Sumber: Data diolah, 2009
2006
2007
2008
9,830
9,020
9,110
9,600
30 294,900 52%
33 297,660 62%
33 300,630 67%
34 326,400 74%
2009 E 10,400 35 364,000 68%
Dari tabel 4.1, diperoleh data bahwa kenaikan harga sewa kamar tidak menyurutkan pelanggan untuk tidak menggunakan Hotel Millenium Jakarta.
47
48
Selama lima tahun penelitian , tingkat hunian yang terendah terjadi di tahun 2005, hal tersebut dikarenakan adanya bom Marriot Jakarta I dan pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 6% dikarenakan adanya bom Marriot Jakarta II. Disini kita lihat adanya hubungan yang signifikan antara kondisi atau isu keamanan dengan tingkat hunian hotel Millennium Jakarta. Tingkat hunian yang dimaksud adalah merupakan perbandingan antara tamu yang datang menginap dengan jumlah kamar yang ada atau dapat disebut juga sebagai utilitas kamar hotel. Dari kuesioner yang diedarkan diperoleh data bahwa tamu yang banyak berkunjung dan menginap di Hotel Millennium Jakarta adalah tamu dari manca negara sebanyak 56% sebanyak 44% adalah tamu domestik. Adapun tujuan kunjungan adalah untuk melakukan bisnis di Indonesia sebanyak 60%, urusan pribadi 30% dan urusan lain-lain sebesar 10%.
Lama menginap di Hotel
Millennium sebesar 70% responden menyatakan lama menginap sekitar 3 ~ 5 hari, 25% responden menginap selama kurang dari 2 (dua) hari dan 5% menyatakan lama menginap selama lebih dari 5 (lima) hari. Pemilihan hotel untuk menginap, responden menyatakan 70% ditentukan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, 20% ditentukan oleh keputusan pribadi dan 10% ditentukan oleh keputusan atau pilihan pihak / orang lain. Dan pengunjung melakukan pengulangan menginap di Hotel Millennium, sebanyak 65% berkunjung lebih dari 3 kali, 25% berkunjung 2~3 kali dan 10% berkunjung baru satu kali. Data di atas dapat dilihat pada tabel 4.2
49
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Responden Hotel Millennium No 1
Hasil Kuesioner
Keterangan Kewarganegaraan Pengunjung
56% Asing Bisnis di Indonesia
2 Tujuan menginap di Hotel
60%
3 Lama Menginap
70% 3 < Hari < 5
4 Keputusan pemilihan hotel 5 Pengulangan kunjungan
34% Indonesia 30% Pribadi
Lebih dari 5 (lima) Hari Perusahaan Pihak / Orang 70% 20% Pribadi 10% Tempat Bekerja lain Berkunjung lebih Berkunjung Berkunjung 1 65% 25% 10% dari 3 kali sebanyak 2 kali kali 25%
Kurang dari 2 (dua) Hari
10% Lain-lain 5%
Sumber: Hotel Millennium , data diolah Produk Hotel Millennium Jakarta yang paling diminati sebagai berikut: -
50% dari penjualan kamar
-
40% berasal dari penjualan ruang rapat, function hall
-
10% dari penjualan restaurant dan bar
Untuk menunjang hasil penjualan sebagaimana diatas, pihak Manajemen Hotel Millennium Jakarta melalui Divisi Pemasaran melakukan promosi produk pelayanan Hotel Millennium melalui jaringan keagenan internasional (60%), media massa (2%) , travel agent (5%) , kerjasama dengan kartu kredit (3%), pameran / exhibition (10%), reservasi langsung (15%) ataupun melalui internet (5%). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik karena peranan SDM ( Sumber Daya Manusia) dari Hotel Millennium dapat diandalkan.
50
Divisi SDM selalu berusaha untuk meningkatkan KSA ( Knowledge, Skill & Attitude ) melalui pendidikan dan pelatihan secara regular berupa ”refresh training” dimana materi training terdiri atas : hospitality hotel, bahasa asing, manajerial dasar, motivasi dan sebagainya. Jumlah karyawan Hotel Millennium Jakarta disesuaikan dengan kebutuhan bisnis hotel. Struktur karyawan dari Hotel Millennium adalah 80% karyawan tetap, 10% karyawan kontrak dan 10% karyawan outsourcing. Jumlah tahun dari tahun ke tahun berfluktuatif sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jumlah Karyawan Hotel Millennium Jakarta
2005 Laki-laki 375 Perempuan 115 Total Karyawan 490 Sumber: Hotel Millennium, data diolah
2006 400 115 515
2007 382 118 500
2008 365 118 483
2009 E 355 112 467
B. Pembahasan Sebelum melakukan pembahasan maka kita perlu mengetahui hasil tabulasi kuesioner sebagaimana dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Kuesioner Tamu Hotel Millenium Jakarta Total
Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
X1
Faktor Keamanan
100
33
54
13
0
0
X2
Faktor Kenyamanan
100
44
40
16
0
0
X3
Faktor jaringan bisnis int'l
100
28
41
31
0
0
Y
Peningkatan hunian hotel
100
32
55
13
0
0
Sumber : Data diolah
51
Dari hasil tabulasi kuesioner tamu hotel diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1. Kebutuhan sosial (keamanan) menempati kebutuhan pertama dari pelanggan 2. Kebutuhan fisik (kenyamanan) menempati kebutuhan kedua yang dibutuhkan oleh pelanggan 3. Kebutuhan psikologis (jaringan hotel internasional) menempati urutan ketiga. Dimana pelanggan menganggap bahwa hotel dengan jaringan bisnis / koneksitas secara internasional akan memiliki standar pelayanan internasional pula. Juga pada sub bab pembahasan ini akan disampaikan hal-hal sebagai berikut: -
Hasil tahap pengujian alat kuesioner Tahapan pengujian yang dilakukan adalah : a. Validitas dan realibilitas kuesioner b. Pengujian kenormalan data
-
Pokok-pokok permasalahan Pembahasan
yang
menjelaskan
pokok-pokok
permasalahan
pada
penelitian ini, yaitu : a. Bagaimanakah faktor keamanan
terhadap tingkat hunian hotel
Millennium Jakarta? b. Bagaimanakah faktor kenyamanan pelayanan terhadap tingkat hotel Millennium Jakarta?
52
c. Bagaimanakah faktor jaringan bisnis internasional atas tingkat hunian hotel Millennium Jakarta? d. Bagaimanakah faktor keamanan, kenyamanan pelayanan dan jaringan bisnis internasional terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta?
1. Hasil tahap pengujian alat kuesioner Dalam penelitian ini, sebelum penulis melakukan analisis data , terlebih dulu penulis melakukan pengujian atas validitas dan realibilitas kuesioner serta kenormalan data. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui keandalan data dalam penelitian ini. 1.1 Validitas dan realibilitas kuesioner Penulis membuat kuesioner untuk responden yang berkunjung di Hotel Millennium Jakarta. Kuesioner disajikan dalam bahasa Inggris untuk memudahkan pemahaman bagi pengunjung hotel yang memiliki kewarganegaraan asing. Daftar kuesioner dibagi atas 3 (tiga) sub bagian, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan : - variabel bebas (X1) : keamanan ( 3 pertanyaan ) - variabel bebas (X2) : kenyamanan pelayanan ( 4 pertanyaan ) - variabel bebas (X3) : jaringan internasional ( 3 pertanyaan ) Dimana jawaban pada kuesioner menggunakan skala Likert sebagai berikut:
53
- Sangat setuju
: 5
- Setuju
: 4
- Cukup setuju
: 3
- Tidak setuju
: 2
- Sangat tidak setuju
: 1
Sedangkan variabel terikat (Y) diambil dari nilai tingkat hunian hotel yang disesuaikan dengan skala Likert sebagai berikut : - Tingkat hunian 90%~100%
: 5
- Tingkat hunian 75%~89.9%
: 4
- Tingkat hunian 60%~74.9%
: 3
- Tingkat hunian 40%~59.9%
: 2
- Tingkat hunian kurang dari 40%
: 1
Dalam program SPSS validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel judul Item-Total Statistic : Corrected Item Total Correlation. (CITS). Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan r tabel atau r standar , nilainya : 0.3. bila hasil CITS lebih besar dari r tabel (3), maka instrumen kuesioner tersebut valid.
54
Tabel 4.5 Hasil SPSS Tentang Validitas Kuesioner
Sumber : Data diolah. Pada tabel 4.5 diperoleh hasil dari proses SPSS (CITS) berkaitan dengan faktor keamanan sebesar 0.585, faktor kenyamanan 0.640, faktor jaringan internasional hotel sebesar 0.589 dan faktor tingkat hunian hotel sebesar 0.843. Semua hasil CITS lebih besar dari 0.3, dengan demikian kuesioner adalah valid. Dimana tingkat kevalidannya sebagai berikut: (1) Tingkat hunian hotel (2) Kenyamanan (3) Jaringan hotel internasional (4) Keamanan Sedangkan uji realibitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan, dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0.42, menurut Agus Joko Sujianto ( 2007:89 ). Adapun hasil program SPSS atas kuesioner pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.6
55
Tabel 4.6 Hasil SPSS Tentang Realibilitas Kuesioner
Sumber : Data diolah Dari tabel hasil pengolahan terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.859,lebih besar dari 0.42. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa validitas dan realibilitas kuesioner dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai alat penelitian.
1.2 Kenormalan data. Menguji kenormalan data , yaitu untuk mengetahui apakah data yang dianalisis memiliki nilai distribusi yang normal, maka penulis menggunakan hasil uji Skewness dan Kurtosis. Penulis memilih alat uji tersebut dikarenakan data yang dianalisis lebih dari 30 responden ( 100 responden ). Berdasarkan teori, distribusi data normal apabila hasil uji Skewness
mendekati nilai 0. Adapun hasil rinci dari
pengujian dapat dilihat pada tabel 4.7.
56
Tabel 4.7 Hasil SPSS Tentang Kenormalan Data
Sumber : Data diolah Ternyata hasil SPSS memperlihatkan bahwa nilai Skewness mendekati nilai 0 (nol). Sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi pada data penelitian adalah normal. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 4.1 tentang grafik hasil kenormalan data.
57
Gambar 4.1 Hasil Kenormalan Data
Sumber : Data diolah
2. Pokok-pokok permasalahan Pada bagian ini, akan disampaikan hasil penelitian atas 4 (empat) permasalahan yang disebutkan sebelumnya di bab 1. Secara umum, permasalahan yang disampaikan adalah untuk mengetahui keeratan (kekuatan) hubungan antar variabel.
58
Adapun sifat korelasi berdasarkan Bhuono Agung Nugroho (2005:36) dibagi dalam 6 (enam) jenis: (1) 0.00 sampai dengan 0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah (2) 0.21 sampai dengan 0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah (3) 0.41 sampai dengan 0.70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat (4) 0.71 sampai dengan 0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat (5) 0.91 sampai dengan 0.99 artinya korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali (6) 1 berarti memiliki korelasi sempurna Hasil korelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil SPSS Tentang Korelasi
Sumber : Data diolah
59
Maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki keeratan lebih dari 0.7 (sangat kuat) terhadap variabel terikat. Rincian pembahasan yang berkaitan dengan uji korelasi akan disampaikan pada sub bab berikutnya. Kemudian penulis melakukan uji Simultan dengan F-Test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil F-Test ini diperoleh dari table ANOVA. Apabila nilai Sig lebih kecil dari derajad kesalahan (0.05) maka secara bersama-sama variabel bebas memiliki pengaruh yang kuat dengan variabel terikat / tergantung / dependant, sebagaimana pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil SPSS Tentang Uji Simultan (F-Test)
Sumber : Data diolah. Dari tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Sig lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama , variabel bebas memiliki pengaruh yang kuat dengan variabel tergantung / terikat / dependant.
60
Setelah dilakukan uji Simultan (F-Test), kemudian dilakukan uji parsial dengan t test. T test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) secara parsial terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada output SPSS, seperti pada tabel 4.10. Nilai kuatnya pengaruh dapat dilihat dari perbandingan Sig value terhadap derajad kesalahan (0.05) atau faktor kepercayaannya 95% . Bila nilai Sig. (output SPSS) lebih kecil dari 0.05 maka keeratannya kuat. Tabel 4.10 Hasil SPSS Tentang Uji T a. Pengaruh faktor keamanan terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta.
Sumber: Data diolah Hasil SPSS menunjukkan bahwa semua nilai Sig dari variabel bebas ( keamanan, kenyamanan dan jaringan hotel internasional ) memiliki nilai 0.000 atau lebih kecil dari 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas secara parsial memiliki hubungan / korelasi yang kuat dengan variabel terikat (dependant). Pengujian selanjutnya adalah mencari persamaan pada model regresi. Dari output SPSS diperoleh hasil seperti pada tabel 4.10.
61
Berdasarkan output SPSS pada tabel Coefficients maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = -0.50 + 0.340 X1 + 0.330 X2 + 0.352 X3
Interpretasi dari persamaan regresi adalah sebagai berikut: a. Nilai konstan. Jika segala sesuatu pada variabel-variabel bebas (faktor keamanan, kenyamanan pelayanan dan jaringan hotel internasional) dianggap konstan (tidak ada) maka tingkat hunian hotel akan turun (berkurang) sebesar 0.5. Dengan kata lain bila tidak ada tingkat kenyamanan, tidak ada kenyamanan pelayanan serta tidak ada jaringan hotel internasional maka tingkat hunian hotel akan sama dengan -0.5. b. Nilai koefisien dari variabel bebas (X) Jika terjadi perubahan pada nilai X1, X2 dan X3 maka akan terjadi peningkatan positif pada tingkat hunian hotel. Hal tersebut dapat kita lihat bahwa koefisien pada nilai X bersifat positif. Apabila kita lihat masing-masing koefisien, maka koefisien yang paling tinggi adalah faktor jaringan hotel internasional (X3) , di tempat kedua adalah variabel keamanan (X1) dan yang terakhir adalah variabel kenyamanan pelayanan.
62
2.1 Dampak faktor keamanan terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta. Untuk melihat apakah ada dampak faktor keamanan terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta, maka terlebih dulu kita melihat hasil pengujian korelasi dan persamaan regresi. Pada hasil pengujian korelasi diperoleh data bahwa nilai keeratan antara faktor keamanan dan tingkat hunian hotel sebesar : 0.724. Artinya keeratan antara faktor keamanan dan tingkat hunian hotel sangat kuat. Sedangkan dalam persamaan regresi , koefisien X1 terhadap Y sebesar 0.340, artinya setiap peningkatan nilai 1 poin pada keamanan ( X1 ) maka itu sama dengan kenaikan sebesar 0.340 tingkat hunian hotel.
2.2 Dampak faktor kenyamanan pelayanan terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta. Apabila kita melihat hasil SPSS berkaitan dengan uji korelasi, maka kita peroleh nilai sebesar 0.789, Nilai tersebut menunjukkan hubungan atau korelasi yang kuat antara faktor kenyamanan pelayanan dengan faktor tingkat hunian hotel. Artinya pengunjung atau tamu hotel akan kembali menginap ke Hotel Millennium Jakarta apabila mereka merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Jika kita lihat dalam persamaan regresi maka faktor kenyamanan pelayanan mempunyai koefisien sebesar 0.330.
63
Yang artinya setiap kenaikan 1 (satu) point dari faktor kenyamanan akan berpengaruh positif atas tingkat hunian hotel sebesar 0.330.
2.3 Dampak faktor jaringan hotel internasional terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta Dari tabel 4.7, terlihat bahwa nilai keeratan antara variabel jaringan hotel internasional dengan tingkat hunian hotel memiliki nilai keeratan sebesar 0.720 (sangat kuat). Adapun nilai koefisien antara variabel jaringan internasional dengan tingkat hunian sebesar 0.352. Yang artinya dengan peningkatan 1 (satu) point pada variabel jaringan hotel internasional maka tingkat hunian akan meningkat sebesar 0.352.
2.4 Dampak faktor keamanan, kenyamanan pelayanan dan jaringan hotel internasional terhadap tingkat hunian hotel Millennium Jakarta. Untuk melihat apakah ada dampak yang signifikan antara ketiga variabel bebas (keamanan, kenyamanan pelayanan, jaringan hotel internasional) terhadap variabel terikat (tingkat hunian hotel) maka penulis membuat tabel resume sebagaimana pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Resume Hasil Uji Korelasi & Persamaan Regresi Hasil Uji Korelasi X1 : Keamanan 0.724 X2 : Kenyamanan Pelayanan 0.789 X3 : Jaringan Hotel Internasional 0.720 Adjusted R Square : 0.838
Sumber : Data diolah
Persamaan Regresi 0.340 0.330 0.352
64
Penjelasan data yang ada pada tabel 4.10 adalah sebagai berikut: (a) Secara umum korelasi variabel-variabel bebas pada penelitian ini, memiliki keeratan yang kuat (nilai diatas 0.7). Keeratan yang kuat dengan variabel Y adalah : (1) kenyamanan pelayanan hotel, (2) keamanan dan (3) jaringan hotel internasional. Hasil pengujian ini adalah untuk mengerahui respon dari tamu atau pengunjung hotel atas alasan mereka untuk berkunjung atau menginap kembali di hotel Millennium Jakarta. Dari hasil angket diperoleh data bahwa hal / alasan utama untuk mereka mau berkunjung atau menginap di hotel Millennium Jakarta : - kenyamanan pelayanan - keamanan - jaringan hotel internasional Jadi bagi para pengunjung hotel, hal yang terpenting untuk mereka adalah kenyamanan pelayanan. Sedangkan untuk faktor keamanan bukan menjadi pertimbangan utama , mengingat keamanan adalah bukan hanya dipengaruhi faktor internal hotel saja melainkan juga dipengaruhi faktor eksternal. Untuk faktor jaringan hotel internasional, juga bukan masalah utama dalam memilih untuk menginap di hotel Millennium, menimbang pengunjung bukan hanya berasal dari korporasi (perusahaan) melainkan juga ada tamu-tamu yang menginap atas kemauan / kepentingan perusahaan.
65
(b) Kemudian data tersebut diproses dengan program SPSS, untuk mencari persamaan regresi. Persamaan regresi ini dibuat untuk melihat faktor apa yang berdampak terhadap peningkatan hunian hotel. Dari tabel 4.10, diperoleh bahwa faktor yang paling berpengaruh untuk meningkatkan tingkat hunian hotel adalah : (1) jaringan internasional, (2) sisi keamanan dan (3) kenyamanan pelayanan. Interpretasi berkaitan dengan persamaan regresi sebagai berikut: - Jika masing-masing nilai X adalah 1 (satu) maka tingkat hunian hotel (Y) sama dengan : 0.340 (1) + 0.330 (1) + 0.352 (1) – 0.5 (konstanta) = 0.522 Jadi dengan meningkatkan 1 (satu) point pada masing-masing variabel maka akan meningkatkan tingkat hunian hotel sebesar 0.522. - Untuk mengoptimalkan peningkatan tingkat hunian hotel maka pihak
manajemen
hotel
harus
lebih
meningkatkan
(mengoptimalkan) jaringan hotel internasional nya, karena tamu hotel Millennium Jakarta , banyak berasal dari referensi jaringan hotel internasional Millennium. internasional
tersebut
dapat
Jaringan hotel
merekomendasikan
tamu
mancanegara yang hendak berkunjung ke Indonesia (Jakarta) baik dari kalangan korporasi (perusahaan) ataupun turis ataupun kunjungan pribadi.
66
- Tidak seperti yang ditakutkan oleh orang awam, bahwa faktor keamanan adalah menjadi faktor pertimbangan utama bagi tamu ataupun wisatawan melakukan kunjungan ke suatu negara ataupun melakukan perjalanan dinas. Bagi pelaku bisnis, faktor keamanan (negara) tidak menjadikan kendala utama. Karena segenting apapun situasinya, mereka akan mempertimbangkan adanya suatu peluang bisnis. Contoh : di negara China pada 10 (sepuluh) tahun yang lalu bukanlah suatu negara yang benarbenar aman dan nyaman. Banyak sekali terjadi kejahatan , perkelahian antar kelompok dan sebagainya. Meskipun demikian para pengusaha menganggap negara China sebagai negara yang memiliki potensial ekonomi yang tinggi. Demikian juga halnya dengan negara Vietnam saat ini. Dengan banyaknya pebisnis yang berkunjung ke China ataupun Vietnam maka rasio tingkat hunian hotel bintang 4 relatif tinggi (sekitar 75% ke atas) dibanding Indonesia sekitar 63.45%
(c) Penjelasan mengenai adjusted R square Adjusted R Square sering disebut dengan koefisien determinasi, adalah mengukur kesesuaian (goodness of fit) dari persamaan regresi; yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 terletak antara 0 – 1, dan kecocokan model dikatakan lebih
67
baik kalau R2 semakin mendekati 1. Pada penelitian ini R2 adalah sebesar 0.838 dengan jumlah variabel bebas sebanyak 3 (tiga). Dengan kata lain ketiga variabel tersebut (keamanan, kenyamanan dan jaringan hotel internasional) mempengaruhi tingkat hunian hotel
sebesar
83.8%
sedangkan
sisanya
sebesar
16.2%
(pengurangan dari nilai 100% - 83.8%) adalah variabel bebas lain , yang tidak diteliti pada skripsi ini.
Dengan demikian jawaban ataupun pembuktian atas asumsi atau hipotesa sebagai berikut:
H1
:
Terdapat dampak yang signifikan keamanan terhadap tingkat hunian hotel.
Pembuktian : Terdapat korelasi positif sebesar 0.724 antara variabel keamanan dengan tingkat hunian hotel serta efek positif pada koefisien regresi sebesar 0.340.
H2
: Terdapat
dampak
yang
signifikan
antara
kenyamanan
pelayanan dengan tingkat hunian hotel. Pembuktian : Terdapat korelasi positif sebesar 0.789 antara variabel kenyamanan pelayanan dengan tingkat hunian hotel serta efek positif pada koefisien regresi sebesar 0.330.
68
H3
: Terdapat dampak yang signifikan antara jaringan hotel internasional dengan tingkat hunian hotel.
Pembuktian : Terdapat korelasi positif sebesar 0.720 antara variabel jaringan hotel internasional dengan tingkat hunian hotel dan efek positif pada koefisien regresi sebesar 0.352.
H4
: Terdapat dampak yang signifikan antara variabel keamanan, kenyamanan pelayanan dan jaringan hotel internasional terhadap tingkat hunian hotel.
Pembuktian : Dari pengujian F-Test, diperoleh nilai signifikansi sama dengan nol atau lebih kecil dari 0.05 (5%). Hal itu membuktikan bahwa tiga variabel bebas secara serempak atau bersama-sama mempengaruhi secara positif terhadap variabel bebas (tingkat hunian hotel).