BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK PGRI 1 Salatiga. Peneliti menyebarkan Skala kebiasaan belajar kepada siswa kelas XII.A, setelah mendapat ijin dari pihak sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni 2012 pada hari Rabu. Penulis menyuruh responden untuk mengisi lembar soal dengan nama dan kelas dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian dan mencontohkan satu pernyataan Skala kebiasaan belajar agar responden memahami cara pengisian secara benar. Responden diminta mengisi secara jujur danapa adanya.Waktu yang diberikan hanya 15 menit untuk pengisian Skala kebiasaan belajar.Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada responden.Setelah data hasil dari angket tersebut diolah peneliti membagi dua kelompok menjadi sama rata untuk kelompok control dan kelompok eksperimen, peneliti juga mempersiapkan satuan layanan untuk melakukan bimbingan kelompok dengan metode homeroom. Bimbingan kelompok dilaksanakan pada tanggal 19sampai 24November 2012 dikelas dengan mengambil waktu atau jam pelajaran BK yaitu dengan ketentuan kegiatan sebagai berikut : 1. Tanggal 19 November 2012 siswa mengikuti Bimbingan kelompok dengan tema layanan Arisan keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang Untuk Meningkatkan Potensi Diri. Dalam kegiatan ini siswa Diberikan modul managemen waktu dan secangkir teh.
30
2. Tanggal 3 September 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan Persiapan Belajar di Kelas. Dalam kegiatan ini siswa diajak duduk bersama untuk melihat video tentang suasana dan sikap belajar. 3. Tanggal 21 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan Pemahaman Materi Belajar. Dalam kegiatan ini siswa diajak kegiatan dengan coffee break. 4. Tanggal 24 November 2012 siswa Bimbingan kelompok dengan tema layanan makan bersama dan Membaca Grafik, Gambar atau Tabel di dalam materi belajar. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk memasak kue dan berdiskusi bersama tentang materi layanan. Setelah melaksanakan bimbingan kelompok siswa kembali diminta untuk mengisi skala kebiasaan belajar pada tanggal 24November 2012.Setelah selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada respondenyang telah bersedia mengisi skala kebiasaan belajar. Peneliti mengecek kelengkapan dan jumlah responden sebanyak 26 siswa.
4.1.1. Analisis Deskriptif Skor Pretest Skala kebiasaan belajar yang terkumpul masing-masing terdiri dari 26 lembar. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kebiasaan belajar digunakan 3 kategori, banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skor 4,3,2,1. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut: I= skor tertinggi - terendah Banyaknya kategori I= 112 – 72 = 13,3 3
31
Tabel 4.1 KualitasKebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga Sebelum Perlakuan Kategori Rendah Sedang Tinggi
Skor 98,6 - 111,9 85,3 - 98,6 72 - 85,3
Frekuensi 8 10 8
Prosentase (%) 30% 40% 30% 100%
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat prosentase kebiasaan belajar siswa Kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga terbesar pada kategori sedang (40%). Dihasilkan bahwa 8 orang siswa (30%) berada pada kategori tinggi, 10 siswa (40%) lainnya berada pada kategori sedang dan 8 orang (30%) siswa berada pada kategori rendah
4.1.2. Analisis Diskriptif Skor Posttest Setelah melakukan treatment bimbingan kelompok dengan metode homeroom siswa diminta mengisi angket untuk post test dengan hasil : Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut. I= skor tertinggi - terendah Banyaknya kategori I= 106 – 77 = 9,6 3 Tabel 4.2 Kategori Kebiasaan Belajar Kelas XII.A SMK PGRI Salatiga Kategori Rendah Sedang Tinggi
Skor 77 - 86,6 86,6 - 96,2 96,2 - 105,8
Frekuensi 6 12 8
Prosentase (%) 25% 40% 35% 100%
Dari Tabel 4.2 prosentase kebiasaan belajar siswa kelas XII.ASMK PGRI 1 Salatigaterbesar pada kategori sedang yaitu mendapat (40%).Dihasilkan bahwa 10 orang siswa 32
berada pada kategori sedang, 9 siswa lainnya berada pada kategori tinggi dan 7 orang siswa berada pada kategori rendah.
4.2. Analisis Data Pretest Tabel 4.3 Jumlah Rerata Dua Kelompok Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Responden
Skor Kebiasaan Belajar
Responden
Skor Kebiasaan Belajar
A
89
F
89
L
77
Q
77
E
93
I
93
J
87
Y
87
B
72
O
74
C
84
T
84
H
94
S
93
D
81
K
80
M
111
N
112
W
102
R
101
V
106
X
96
Z
85
P
99
U
90
G
88
Jumlah Skor
1171
Jumlah Skor
33
1173
Dilihat dari tabel 4.2 rerata dua kelompok diperoleh dari perbandingan rata-rata skor antara kelompok kontrol dan klompok eksperimen. Untuk rata-rata kelompok eksperimen diperoleh hasil 1173 : 26 = 45,11 dan kelompok kontrol 1171 : 26 = 45,03, jadi perbandingan antara kedua kelompok tidak begitu besar yaitu 45,11 – 45,03 = 0,08 sehingga pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama. 4.2.1. Uji Beda Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan Perbandingan dua kelompok yang berbeda melalui uji mann whitney dapat dilihat pada Tabel 4. 4 Tabel 4.4 Mean Rank Pretest Kebiasaan Belajar pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Ranks NTILES of jumkebbel jumkebbel
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
13
13.62
177.00
2
13
13.38
174.00
Total
26
Tabel 4.5. Uji Mann Whitney Pretest Kebiasaan Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b
Test Statistics
jumkebbel Mann-Whitney U
83.000
Wilcoxon W
174.000
Z
-.077
Asymp. Sig. (2-tailed)
.939
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.960
34
a
Dilihat dari tabel mean rank yang dihasilkan kelompok eksperimen (1) sebesar 13,3sedangkan kelompok kontrol (2) sebesar 13,62. Hasil uji beda mann whitney, diperoleh nilai uji Z yang besar yaitu -077 dan nilai sig.2-tailed adalah 0,939 > 0,05. Dengan demikian tidak ada perbedaan kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum perlakuan karena hasil uji tidak signifikan secara statistik.
4.2.2. Topik Bimbingan Kelompok Melalui skala data yang telah diisi oleh siswa penulis dapat menentukan masalah-masalah yang dihadapi siswa didalam belajar. Hasil skala yang telah diisi, dipindahkan dalam microsoft excel dan dengan menjumlahkan variabel atau item secara menurun dapat diketahui jumlah besarnya semua item soal dengan 3 kategori dari kebiasaan belajar, maka mean dari item soal juga dapat dihitung sebagai berikut. Mean = jumlah skor item Jumlah item Mean= 2344 = 76 31 Berdasarkan mean dari 31 item soal sebesar 76, maka ada 11 soal yang mendapatkan skor rendah dan dianggap lemah, item dan soal itu dapat dilihat dalam tabel 4.6
35
Tabel 4.6 Masalah untuk Topik Satlan No.
Pernyataan
Topik
Satlan
1
10. Melihat lebih dahulu keseluruhan isi buku sebelummembaca suatu bab. 11. Membaca sub judul terlebih dahulu dalam membaca suatu bab. 12. Membaca dan berusaha mengerti diagram, grafik, gambar atau tabel yang disajikan dalam buku 13. Mencatat atau menggaris bawahi kata/istilah yang penting. 15. Jika diberikan tugas oleh guru langsung dikerjakan\ 26. Setiap pelajaran yang saya pelajari selama ini mampu saya sikapi secara kritis 27. Saat ada materi yang belum saya mengerti, saya akan mencatat dan mengingatingatnya sampai benar-benar hafal 28. Saat ada materi yang belum saya fahami, saya selalu menanyakannya pada teman atau guru sampai faham 23. Sebelum pelajaran dimulai Saya tidak pernah terlambat masuk kelas 24. Saya membiasakan berdisiplin untuk hadir di kelas 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Tehnik Belajar untuk Pembelajaran
Persiapan Belajar di Kelas
Tehnik Membaca
Membaca Grafik, Gambar atau Tabel di dalam Materi
Penguasaan Materi
Pemahaman Materi Belajar
Pemanfaatan Waktu
Pemanfaatan Waktu Luang
2
3
4
36
25. Saya tidak pernah ketinggalan materi pelajaran walaupun hanya 5 menit.
4.3. Analisis Data Setelah Perlakuan Untuk mengetahui perbedaan tingkat kebiasaan belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan pre test dan post test pada masing-masing kelompok, baik kelompok yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan treatment. Hasil dari pretest dan postest masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Kebiasaan Belajar Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kategori Rendah Sedang Tinggi Jumlah
Kelompok eksperimen Pre test Post test 4 2 5 6 4 5 13 13
Kelompok kontrol Pre test Post test 4 4 5 6 4 3 13 13
Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa pretest kelompok eksperimen dari 13 siswa terdapat 4 siswa yang mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada kebiasaan belajar sedang dan 4 siswa pada kebiasaan belajar rendah sedangkan pada post test kelompok eksperimen dari 13 siswa terdapat 5 siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan 2 siswa pada kategori rendah. Jadi ada 4 siswa yang mengalami peningkatan. Sedangkan pada pre test pada kelompok kontrol dari 13 siswa terdapat 4 siswa yang mempunyai kebiasaan belajar tinggi, 5 siswa pada ketegori sedang dan 4 siswa pada kategori
37
rendah sedangkan post test kelompok kontrol diantara 13 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, 6 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori rendah.
4.3.1. Uji Mann-Whitney Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen Mann-Whitney U test atau Mann-Whitney digunakan untuk mengevaluasi apakah mean pretest dan posttest padakelompok eksperiment berbeda. Penulis menggunakan individu yang sama dan tetap memperoleh 2 macam data subyek penelitian, yaitu data dari kelompok eksperimen yaitu kelompok yang mendapat perlakuan. Hasil pengukuran Mann-Whitney dari pre-test dan post-test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel4.8.
Tabel 4.8 Uji Mann-Whitney Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen Kebbel
Klmpk pretest posttest Total
N 13 13 26
Mean Rank 11,33 15,36
Test Statistics
Sum of Ranks 136,00 215,00
b
VAR00032 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
36.000 114.000 -2.010 .040 a .037
Sig-value dari uji Mann-Whitney dari tabel4.8 dan 4.9 Penelitian ini menghasilkan bahwa nilai mean untuk pretest lebih kecil daripada nilai mean untuk posttest (11,33 < 15,36) dan nilai statistik uji Z yang besar yaitu -2,010 dan nilai sig.2-tailed adalah0,040 < 0,05. Karena itu hasil uji signifikan secara statistik, dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan
38
posttest kelompok eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode homeroom efektif dapat membantu meningkatkan kebiasaan belajar siswa.
4.4. Analisis Data Post Test Tabel 4.9 Jumlah Rerata dua Kelompok Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Responden
Skor Kebiasaan Belajar
Responden
Skor Kebiasaan Belajar
A
84
F
86
L
77
Q
93
E
93
I
89
J
84
Y
90
B
102
O
95
C
89
T
89
H
88
S
98
D
99
K
104
M
102
N
106
W
100
R
96
V
94
X
95
Z
81
P
97
U
86
G
90
Jumlah Skor
1179
Jumlah Skor
39
1228
4.4.1. Uji Mann-Whitney Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan Uji
Mann
Whitney
merupakan
uji
non-parametrik
yang
digunakan
untuk
membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak. Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah: 1. Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal dari populasi adalah acak, 2. Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri), 3. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal. Hasil Pengukuran Uji Mann-Whitneydapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 4.10 Uji Mann-Whitney Setelah Perlakuan Kelompok Kontrol dan Eksperimen Ranks Percentile Group of VAR00032 VAR00032
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
13
15.46
201.00
2
13
11.54
150.00
Total
26
b
Test Statistics
VAR00032 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
59.000 150.000 -2.310 .030 a .204
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Percentile Group of VAR00032
40
Dari output Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean post test untuk kelompok Eksperimen (1) lebih besar daripada nilai mean untuk kelompok Kontrol (2) (15,46 > 11,54) Selisih Mean Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 3,9.Dari Nilai uji Mann-Whitney U, dapat dilihat pada output “Test Statisticb” dimana nilai statistik uji Z -2,310 dan nilai sig.2tailed adalah 0,030 < 0,05, dengan demikian ada perbedaan skor yang signifikan pada kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol.
4.5. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bimbingan Kelompok dengan Teknik Homeroom dapat Meningkatkan Kebiasaan Belajar pada Siswa Kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga”. Hasil analisis data uji mann whitney menunjukan bahwa perbedaan kebiasaan belajar antara pretest dan posttest diperoleh nilai signifikasi 0,04< 0,05 dan hasil rank menunjukan bahwa skor ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36. Dengan demikian pemberian layanan bimbigan kelompok dengan metode homeroom dapat meningkatkan kualitas kebiasaan belajar kelompok eksperimen, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
4.6. Pembahasan Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian bimbingan kelompok dengan teknik homeroomdapat membantu dalam meningkatkan kebiasaan belajar siswa. Hal ini terbukti adanya perbedaan antara skor pre test dan post test kelompok eksperimen, dimana kelompok ekperimen adalah kelompok yang diberikan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom. Hal ini
41
ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. dari pretest dan posttest kelompok eksperimen yaitu (2tailed) 0,04< 0,05dimana ada perbedaan skor yang signifikan pada pretest dan posttest kelompok eksperimen, dengan demikian bimbingan kelompok melalui metode homeroom dapat membantu meningkatkan kualitas kebiasaan belajar siswa. Dalam penelitian ini pada saat pre test skor siswa kelompok eksperimen memiliki tingkat kebiasaan belajar yang rendah hal yang sama dialami oleh kelompok kontrol. Setelah diberikan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom, dilakukan post test untuk mengetahui apakah ada peningkatan kebiasaan belajar pada kelompok eksperimen. Dan dalam penelitian ini didapat bahwa kelompok eksperimen menunjukkan kenaikan kebiasaan belajar sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan kenaikan.Dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar, Oemar Hamalik (1995) mengemukakan seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik. Kelompok eksperimen yang mendapatkan treatment berupa bimbingan kelompok dengan tehnik homeroom yang dapat membantu memperbaiki pola atau kebiasaan belajar siswa mendapatkan mendapat kenaikan skor ranking rata-rata rank yang menunjukan bahwa skor ranking rata-rata pretest 11,33 dan skor rata-rata posttest 15,36, dengan demikian ada peningkatan skor antara pretest dan posttes kelompok eksperimen sebesar 4,03. Dari penelitian sebelumnya oleh Sarmiatun (2011) tentang Peningkatan kebiasaan belajar melalui konseling kelompok behavioral mendapatkan hasil yang signifikan. Dari hasil U-test ada perbedaan pre test dan past test dengan hasil sig=0,006 < sig=0,050. Hasil ini sejalan dengan yang ditulis oleh Santoso (1988) proses kebiasaan belajar dipengaruhi oleh dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang tergolong faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri subyek yang belajar seperti faktor
42
fisiologis dan psikologis, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar subyek yang belajar seperti faktor lingkungan belajar dan faktor sistem instruktusional dan kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswayang bersifat teratur dan otomatis yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Jadi dengan bimbingan kelompok dapat membantu siswa dalam menciptakan lingkungan belajar dan pola belajar yang baik. Bimbingan kelompok dengan metode homeroom mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman sehingga siswa dapat memahami dan menghayati tentang pengertian dan peranan kebiasaan belajar sehingga siswa terdorong dan dapat berfikir juga menerapkan bagaimana cara meningkatkan kualitas kebiasaan belajar supaya menjadi lebih baik.
43