BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ISI
4.1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Bisnis 4.1.1. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan.
4.1.1.1 Analisis Lima (5) Daya Porter Salah satu metode analisis yang digunakan dalam menganalisis lingkungan eksternal bisnis pada PT Prime Capital Securities adalah Lima (5) Daya Porter (Gambar 4.1). Lima Daya Porter bertujuan untuk menentukan potensi keuntungan dalam industri yang diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang terhadap modal yang diinvestasikan serta mendapatkan peran kompetitif sistem informasi baru untuk dapat berkompetisi dalam industri.
85
86
Gambar 4.1 Lima (5) Daya Porter pada PT Prime Capital Securities
1. Ancaman pendatang baru Dalam kaitannya dengan ancaman pendatang baru, terdapat beberapa penghalang untuk mencegah pendatang baru masuk dalam industri yang sama yaitu : -
Kompleksnya permodalan berkaitan peraturan yang ditetapkan oleh BEI dalam menjadikan suatu perusahaan untuk terdaftar dalam BEI. PT Prime Capital Securities sebagai suatu perusahaan efek mempunyai jasa, berupa perantara transaksi penjualan atau pembelian efek (brokerage). Untuk menjadi suatu perantara transaksi tersebut, PT. Prime
87
Capital Securities harus terdaftar langsung dalam BEI dan hal tersebut diatur oleh peraturan BEI yang menyatakan bahwa untuk menjadi perusahaan yang tercatat dalam BEI harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : o Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Asset) sekurang-kurangnya Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). o Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek. Dengan adanya peraturan tersebut, pendatang baru membutuhkan modal yang tinggi untuk dapat menjadi perantara transaksi penjualan atau pembelian efek (brokerage).
-
Persiapan infrastruktur keuangan yang matang yang berkaitan dengan prosedur pencatatan calon perusahaan efek BEI. Dalam peraturan yang ditetapkan oleh BEI juga terdapat pengaturan terhadap infrastruktur keuangan internal yaitu : o Laporan Keuangan Calon Perusahaan Tercatat telah diaudit sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun buku terakhir, dengan ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 (dua) tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
88
-
Selain itu dengan banyaknya broker terutama broker asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat anggota bursa mudah terpengaruh dengan broker asing. Bila tidak berhati-hati maka akan mudah terpedaya. Untuk itu Bapepam LK mulai mengatur jumlah broker asing di bursa. Rencananya mereka membatasi perusahaan efek di bursa. Caranya dengan memperketat ijin daftar broker asing.
2. Kekuatan pembeli Kekuatan pembeli dari PT Prime Capital Securities adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi atau disebut juga investor yang mayoritas berasal dari Jakarta. Sebelum membeli saham yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain : •
Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
•
Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
89
•
Berdagang.
Saham
dijual
kembali
pada
saat
harga
tinggi,
pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya. Investor dapat dikategorikan menjadi 2 jenis: -
Investor retail. Investor retail merupakan investor perseorangan yang melakukan jual beli atas efek pada rekeningnya.
-
Investor grup. Investor grup merupakan investor badan yang melakukan jual beli atas efek pada rekeningnya.
3. Kekuatan pemasok -
Bursa Efek Indonesia Merupakan penggabungan antara bursa efek Jakarta dengan bursa efek Surabaya. BEI merupakan badan yang ditunjuk pemerintah untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Bursa efek ini akan memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments).
90
-
BAPEPAM (Badan Pengawasan Pasar Modal) Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh BAPEPAM yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Dalam
melaksanakan
fungsi
tersebut,
BAPEPAM
mempunyai
kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundangundangan di bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Wewenang Pada pasal 5 UU Pasar Modal, BAPEPAM berwenang untuk: a.
Memberi : 1) Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek. 2) Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil
91
Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi. 3) Persetujuan bagi Bank Kustodian. b.
Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat.
c.
Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru.
d.
Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan,
menunda
atau
membatalkan
efektifnya
Pernyataan
Pendaftaran. e.
Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undangundang dan atau peraturan pelaksanaanya.
f.
Mewajibkan setiap Pihak untuk : 1) menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal. 2) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud.
g.
Melakukan pemeriksaan terhadap : 1) setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan
92
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM. 2) Pihak
yang
dipersyaratkan
memiliki
izin
usaha,
izin
orang
perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang. h.
Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang BAPEPAM sebagaimana dimaksud dalam huruf.
i.
Mengumumkan hasil pemeriksaan.
j.
Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau menghentikan transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal.
k.
Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat.
l.
memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalakan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.
m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal. n.
Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal.
o.
Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
93
peraturan pelaksanaannya. p.
Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 UU PM.
q.
Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang Pasar Modal.
Fungsi Dijelaskan dalam pasal 3 Kepmenkeu RI No : 503/KMK.01/1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi BAPEPAM adalah: a.
Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal.
b.
Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari BAPEPAM dan Pihak lain yang bergerak di Pasar Modal.
c.
Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.
d.
Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
e.
Penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.
f.
Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok BAPEPAM sesuaidengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan
94
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya wewenang dan fungsi, BAPEPAM menjadi pihak yang penting dalam bisnis pasar modal. -
KSEI PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memperoleh izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Sesuai dengan ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI berfungsi untuk menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Layanan jasa KSEI disediakan bagi Pemegang Rekening, yang terdiri atas Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Pemegang Rekening akan mencatat data Sub Rekening Efek milik investor yang menjadi nasabah Pemegang Rekening KSEI, sehingga Emiten dapat memantau secara langsung kepemilikan masing-masing Efek yang disimpan di KSEI. Hal ini menunjukkan adanya transparansi dan perlindungan bagi para investor di Pasar Modal Indonesia kian terasa.
95
-
KPEI PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai mitra pengimbang sentral (central counterparty) dalam kegiatan kliring dan penyelesaian transaksi terhadap lebih dari 120 perusahaan Efek yang terdaftar di Bursa, berkewajiban untuk menerapkan standard-standard internasional dalam proses otomatisasi proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa.
-
Emiten Emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek kapada masyarakat melalui Pasar Modal. Menurut UU Pasar Modal pasal 1 angka 6, Emiten adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi emiten yang akan Go Public : Emiten harus memenuhi ketentuan BAPEPAM tentang : •
Tata cara pendaftaran dalam rangka Penawara Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi persyaratan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus ringkas dalam rangka Penawaran Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan dalam rangka Penawaran Umum.
96
Proses Pencatatan Efek Emiten di BEI: 1. Calon Perusahaan terbuka atau Emiten mengajukan permohonan pencatatan
ke Bursa dan
kemudian
BEI akan mengevaluasi
permohonasn tersebut apakah sesuai dengan pencatatan di Bursa. Selanjutnya calon Emiten tersebut melakukan persentasi seputar kinerja perusahaannya. 2. Jika memenuhi syarat, BEI akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah perjanjian pendahuluan. 3. Calon Emiten mengajukan pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM. 4. Apabila telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM, maka calon Emiten melakukan proses penawaran umum atau disebut juga initial public offering. 5. Emiten membayar biaya pencatatan. 6. BEI mengumumkan pencatatan efek tersebut di Bursa.
Selain dengan berbagai kekuatan pemasok diatas, dengan adanya RUU JPSK (Jaring Pengaman Sistem Keuangan), maka dimungkinkan ada stakeholders yang terlibat dalam perusahaan sekuritas, yakni: BI, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dan Kementrian Keuangan.
97
4. Ancaman produk pengganti -
Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi Pilihan investasi ini dikatakan sebagai investasi yang baik karena tingkat bunga ditawarkan lebih baik dari bunga deposito, pajak yang rendah, serta investasi dijamin oleh Negara.
-
Reksadana Reksadana saham dikatakan sebagai salah satu produk subtitusi yang patut untuk diperhatikan. Dalam kinerja reksadana saham yang telah dilakukan penelitian atas kinerjanya dalam jangka beberapa tahun (1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun), terdapat suatu konsistensi terhadap tingkat pengembalian yang terdapat dalam reksadana saham ini (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Kinerja Reksadana Dana Saham 2010
98
Sempat juga dilansir bahwa reksa dana juga memperlihatkan rerata tingkat pengembalian beragam pada Januari 2010-Januari 2011, yaitu 20% hingga 25%. Dalam sumber lain, data badan pengawas pasar modal lembaga keuangan (BAPEPAM-LK), sampai Juli 2010, total dana kelolaan reksadana pasar uang mencapai Rp7,55 triliun, naik 44,66 persen daripada akhir 2009 yang membukukan Rp5,22 triliun. Dapat disimpulkan bahwa peminat akan reksadana saham ini akan terus meningkat.
-
Emas Situasi dunia yang tidak stabil telah membawa investor untuk mencari perlindungan akan investasinya, hal tersebut membuat emas menjadi pilihan investasi yang berdaya lindung stabil dan cenderung meningkat. Harga emas menetapkan tempatnya sebagai pilihan investasi dengan kinerja mingguan terbaik sejak Desember 2010. Harga emas mencatat lonjakan 21,33% untuk periode Januari 2010-Januari 2011.
5. Kekuatan pesaing -
Dalam cakupan lingkungan bisnis PT. Prime Capital Securities, terdapat pesaing-pesaing yang diidentifikasi mempunyai kekuatan yang serupa dari sisi value yang dimiliki perusahaan yang dipaparkan oleh BEI sendiri (Gambar 4.3). Pesaing-pesaing yang diindentifikasi yaitu : o HARITA KENCANA SECURITIES o DONGSUH SECURITIES
99
o BINAARTHA PARAMA o DANPAC SEKURITAS o EVERGREEN CAPITAL o HD CAPITAL Tbk. o ANUGERAH SECURINDO INDAH o BUANA CAPITAL o PROFINDO INTERNATIONAL SECURITIES o NISP SEKURITAS o ARTHA SECURITIES INDONESIA o UNIVERSAL BROKER INDONESIA o BUMIPUTERA CAPITAL INDONESIA
Gambar 4.3 Perbandingan Value PT Prime Capital Securities terhadap Pesaing Sumber: PT Prime Capital Securities, 2011
100
4.1.1.2
Analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi)
Untuk melakukan analisis eksternal bisnis PT Prime Capital Securities, maka metode lain yang dapat digunakan adalah PEST (Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi). Keterkaitan dari masing-masing faktor tersebut di atas dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
4.1.1.2.1 Politik Dalam lingkungan saham, faktor politik menjadi suatu pemicu akan pergerakan saham. Isu-isu yang terdapat dalam lingkungan politik menyebabkan adanya sentimen negatif maupun positif terhadap pergerakan investor dalam bermain saham. Permainan jual beli saham yang melibatkan pihak tertentu akan membuat pergerakan saham menjadi fluktuatif tergantung dari pengaruh kepercayaan yang diberikan ke pasar secara tidak langsung. Menurut salah satu pengamat pasar modal dari PT. BNI Securities Tbk, M. Altafih, pergerakan harga saham yang tidak lain disebabkan oleh permainan investor dipengaruhi oleh faktor-faktor politik misalnya sidang paripurna yang akan membawa serta keputusan-keputusan politik yang akan berimbas ke lingkungan luar. Salah satu hasil paripurna DPR yang menyimpulkan proses bailout Bank Century salah semakin menambah ketidakpastian. Sebagai bagian dari pelaku perekonomian dunia, Indonesia tidak terlepas dari pengaruh krisis global yang terjadi. Baik sektor moneter, riil, dan finansial akan mengalami pengaruh negatif, walaupun dengan persentase yang bervariasi. Dampak
101
dari sektor moneter diantaranya adalah penurunan nilai rupiah terhadap dollar dan ambruknya IHSG di bursa akibat penarikan dana/investasi oleh para investor asing. Hal ini kemudian memicu terjadinya panic selling yang menyebabkan IHSG makin terpuruk. Investor cenderung untuk mengamankan dahulu profit mereka sambil menunggu kepastian dari krisis di Mesir. Selain itu pengaruh hal politik dalam pasar modal dapat disebabkan oleh mundurnya seorang pejabat, contoh seperti pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2010 yang mengakibatkan menurunnya IHSG (Index Harga Saham Gabungan). Pasar uang dan saham merespons negatif keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri sebagi Menteri Keuangan dan menerima tawaran menjadi Direktur Pelaksana (Managing Director) Bank Dunia mulai pada tanggal 1 Juni 2010. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia terus melemah sejak Sri Mulyani mengumumkan pengunduran dirinya dua hari lalu. Faktor Sri Mulyani dalam kejatuhan pasar saham ini terlihat sejak pengunduran dirinya diumumkan.
Dalam penutupan perdagangan 1 hari setelah
pengumuman pengunduran diri Sri Mulyani, indeks harga saham gabungan turun sebesar 35,62 poin (1,25 persen) ke level 2.810,6 dari posisi sebelumnya pada level 2.846,2. Di tengah sesi perdagangan hari ketiga penurunan indeks mendekati 100 poin, menjadi 2710 (Gambar 4.4). Penurunan terjadi empat hari berturut-turut ini memangkas indeks hingga 160,6 poin (5,41 persen) dari rekor tertinggi seminggu sebelum pengunduran diri Sri Mulyani sebesar 2.971, dan menyebabkan indeks jatuh di level terendahnya sejak 1 April 2010.
102
IHSG 2850 2800 2750 2700 2650 2600 1 Hari setelah Pengunduran
2 Hari setelah pengunduran
3 Hari setelah pengunduran
Gambar 4.4 Pengaruh Pengunduran Diri Sri Mulyani terhadap IHSG Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2010/05/07/brk,20100507246208,id.html (Tanggal Akses 1 Maret 2011)
4.1.1.2.2 Ekonomi Fakor lain yang ikut dalam memberikan pengaruh terhadap keputusan investor dalam memainkan sahamnya yaitu faktor ekonomi. Pergolakan ekonomi baik internal maupun ekternal membawa suatu estimasi terhadap ketahanan ekonomi suatu Negara yang membawa pemikiran ke investor pasar modal. Analisis PT Lautandhana Securities Willy Sanjaya mengatakan bahwa keputusan investor terpengaruh oleh tingkat inflasi yang naik maupun turun, contohnya seperti pada keterpurukan saham dipicu oleh inflasi China yang turun 2%, sehingga sempat memberi kekuatiran
103
kepada investor pada tahun 2010 kemarin. Faktor ekternal yang tidak terduga juga dapat menyebabkan investor-investor baru untuk masuk kedalam pasar modal, seperti krisis Irlandia. Bursa Eropa juga ikut ambil bagian dalam memberikan pengaruh terhadap pergerakan investor asing dalam melakukan perdangangan akan saham lokal, yang dalam hal ini adalah saham-saham Bakrie 7 yang memang merupakan saham favorit bagi investor-investor asing. Hal tersebut memberikan suatu pandangan bagi investorinvestor lokal untuk menentukan arah pergerakan saham gabungan (IHSG). Selain itu komponen ekonomi lain yang ikut memberikan pengaruh yaitu berkaitan dengan kenaikan harga minyak dunia yang membawa pengaruh pada penguatan rupiah di pasar. Minyak dunia yang semakin tidak terkendali tersebut kemudian direspon oleh seluruh negara di dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Pemerintah Indonesia, yang kala itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan berdasarkan persetujuan DPR akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM di Indonesia yaitu sekitar 30%. Pemerintah berdalih harus menaikkan harga BBM dikarenakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit akibat pemberian subisidi BBM yang terlalu tinggi kepada masyarakat. Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah merasa harus mengurangi porsi subsidi yang diberikan kepada masyarakat agar dapat mencerminkan harga minyak dunia yang saat ini bergejolak di pasar. Kondisi ini kemudian mempengaruhi iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan. Dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM tersebut disikapi para pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai indikator investasi. Berdasarkan
104
argumen tersebut, maka sangatlah mungkin reaksi negatif dari para pelaku pasar modal dapat terjadi setelah pengumuman kenaikan tersebut. Namun, jika yang terjadi sebaliknya yaitu bahwa kenaikan harga BBM justru direspon positif oleh pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana yang dapat diambil dari dampak peristiwa pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus positif pada perekonomian Indonesia. Pada dasarnya, para pelaku pasar, yang biasa disebut sebagai investor, akan berinvestasi pada saham perusahaan yang mampu memberikan tingkat pengembalian (return) yang dapat berupa deviden dan atau capital gain. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dicapainya, tujuan utama investor dalam berinvestasi tentunya adalah untuk memaksimalkan return yang dapat diperoleh investor. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk memberikan informasi mengenai tingkat pengembalian (return) sebagaimana yang diharapkan investor. Return ini kemudian akan mempengaruhi Indeks Harga Saham. Ketidakpastian yang terjadi yang diakibatkan harga minyak dunia membawa investor-investor untuk melakukan suatu usaha yang aman atas saham-sahamnya.
4.1.1.2.3 Sosial Faktor sosial juga ikut dalam mempengaruhi tingkah laku para investor di pasar modal. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana investor dalam menganalisa
105
dampak yang terkait dengan hari libur nasional. Event tersebut akan memicu adanya aksi ambil untung yang memanfaatkan perdagangan bursa saham yang lebih sepi ketimbang pada hari biasanya. Faktor sosial yang dapat mempengaruhi pasar modal adalah krisis multi dimensi dan kondisi stabilitas sosial masyarakatnya. Contoh krisis yang terjadi pada tahun 1998, selain karena masalah Krisis Ekonomi pada tahun 1998, Perekonomian Indonesia semakin terpuruk, karena adanya kerusuhan massa pada tanggal 14 mei 1998 mengakibatkan krisis multidimensi yang melemahkan sendisendi perekonomian bangsa Indonesia. Sebagai perbandingan, pada akhir tahun 1996 kurs rupiah terhadap dollar Amerika sebesar Rp.2.382,-, indeks harga saham gabungan (IHSG) 637,43 dan pada akhir tahun 1997 saat krisis moneter mulai dirasakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika sebesar Rp.4.650,-, IHSG 401,71, kemudian pada akhir tahun 1998 krisis multidemensi semakin terasa sehingga
terjadi penurunan nilai mata uang
Dollar Amerika menjadi Rp.8.068,- dan IHSG tinggal 398,04. Kondisi tersebut membaik setelah pemilihan umum tahun 1999 dengan presiden terpilih KH Abdul Rachman Wahid sehingga nilai rupiah terhadap dollar Amerika meningkat menjadi Rp.7.100,- dan
composite index
menjadi 676,91 pada penutupan tahun 1999.
Melemahnya nilai tukar dan indeks harga saham gabungan tersebut disebabkan oleh faktor sentimen negatif pelaku pasar dalam menyikapi krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan pasar modal adalah suatu instrument ekonomi yang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi-kondisi internal dan eksternal baik peristiwa-peristiwa ekonomi dan non ekonomi.
106
IHSG 700 600 500 400 300 200 100 0 1996
1997
1998
1999
Gambar 4.5 Tingkat Index Harga Saham Gabungan Tahun 1996-1999 selama masa krisis Multidimensi Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011
Selain hal diatas, faktor sosial lainnya yang dapat mempengaruhi perusahaan sekuritas, yaitu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi. Keyakinan publik terhadap investasi di industri pasar modal Indonesia meningkat signifikan seiring dengan membaiknya kesadaran publik terhadap perkembangan bisnis pasar modal dan ekspektasi tingkat keuntungan investasi, hal ini akan mempengaruhi jumlah transaksi yang terjadi pada perusahaan sekuritas. Faktor ini akan dibahas lebih jelas pada analisis SWOT.
107
4.1.1.2.4 Teknologi 1. Electronic Trading Perdagangan elektronik, kadang-kadang disebut RUPS, adalah metode perdagangan efek (seperti saham dan obligasi), asing mata uang, dan pertukaran derivatif diperdagangkan secara elektronik. Menggunakan teknologi informasi untuk mempertemukan pembeli dan penjual melalui media elektronik untuk menciptakan pasar virtual. Peningkatan eTrading memiliki beberapa implikasi penting: •
Mengurangi biaya transaksi - Dengan mengotomatiskan sebanyak mungkin proses (sering disebut sebagai "lurus-melalui proses" atau STP), biaya diturunkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi penambahan biaya perdagangan sebagai mendekati nol mungkin, sehingga volume perdagangan meningkat tidak mengarah ke biaya meningkat secara signifikan. Ini telah diterjemahkan ke biaya yang lebih rendah bagi investor.
•
Greater likuiditas - sistem elektronik membuat lebih mudah untuk memungkinkan perusahaan berbeda untuk perdagangan dengan satu sama lain, di mana pun mereka berada. Hal ini menyebabkan likuiditas yang lebih besar (misal ada lebih banyak pembeli dan penjual) yang meningkatkan efisiensi pasar.
•
Persaingan Greater - Meskipun Etrading belum tentu menurunkan biaya masuk ke industri jasa keuangan, itu telah menghilangkan hambatan dalam industri dan memiliki efek persaingan globalisasi gaya. Sebagai contoh,
108
seorang trader dapat melakukan perdagangan berjangka pada Eurex , Globex atau LIFFE di klik tombol - dia atau dia tidak perlu melalui broker atau lulus perintah untuk pedagang di lantai bursa. •
Peningkatan transparansi - Etrading berarti bahwa pasar kurang buram. Lebih mudah untuk mengetahui harga efek ketika informasi yang mengalir di seluruh dunia secara elektronik.
•
Ketat menyebar - "tersebar" pada instrumen adalah perbedaan antara membeli terbaik dan harga jual yang dikutip; itu merupakan keuntungan yang dibuat oleh pembuat pasar. Likuiditas persaingan, peningkatan dan transparansi berarti yang menyebar telah diperketat, terutama untuk commoditised, instrumen yang diperdagangkan di bursa.
Untuk investor ritel, jasa keuangan di web menawarkan manfaat yang besar. Manfaat utama adalah mengurangi biaya transaksi bagi semua pihak serta kemudahan dan kenyamanan. Web transaksi keuangan didorong-bypass rintangan tradisional seperti logistik.
2. Sistem CRM (Customer Relationship Management) Manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah semua tentang memahami kebutuhan pelanggan dan memanfaatkan pengetahuan ini untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan layanan. CRM mengaburkan batas antara penjualan dan layanan, dan menyatukan kegiatan-kegiatan perusahaan di seluruh pelanggan. Tujuan
109
menyeluruh adalah meningkatkan pangsa pelanggan dan retensi pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Pentingnya strategis dalam mengelola hubungan pelanggan bukanlah hal yang baru oleh imajinasi. Apa yang baru, adalah fokus perhatian pada pelanggan yang CRM bawa ke sebuah perusahaan. Fokus baru ini adalah akibat langsung dari dunia elektronik. World Wide Web adalah tempat yang tepat untuk mengenal dan mengolah klien secara satu-ke-satu. Ia menawarkan kesempatan yang tidak tertandingi untuk personalisasi layanan, menyediakan pilihan ganda untuk dukungan pelanggan, kepuasan pelanggan melacak dan menyampaikan program-program loyalitas. Pelaksanaan CRM melampaui fungsi mengotomatisasi. Ini memerlukan perubahan fundamental dalam budaya dan operasi organisasi. Hal ini juga berarti mengatasi kebutuhan infrastruktur untuk implementasinya di web. CRM memberikan beberapa manfaat seperti: •
Membantu perusahaan / organisasi sehingga memungkinkan bagian marketing untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan / relasi mereka, mengatur bagian marketing dengan tujuan dan sasaran yang jelas serta meningkatkan kualitas bagian marketing.
•
Membantu perusahaan / organisasi untuk meningkatkan kinerja dengan mengoptimalkan
sharing
informasi
oleh
beberapa
pegawai
dan
mempersingkat proses yang ada. •
Memungkinkan bentuk hubungan personal dengan pelanggan / relasi dengan tujuan meningkatkan kepuasaan pelanggan / relasi dan
110
memaksimalkan keuntungan yang didapat; mengidentifikasi pelanggan / relasi yang potensial dan memberikan mereka service yang lebih dibandingkan pelanggan / relasi lainnya. •
Memberikan informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara pasti pelanggan / relasi mereka, mengetahui kebutuhannya dan membangun hubungan yang efektif antara perusahaan / organisasi, pelanggan / relasi dan partner pendukung lainnya.
Di era persaingan yang semakin ketat, perusahaan dihadapkan pada tantangan bertahan dari serbuan pesaing sekaligus memuaskan pelanggannya. Dengan semakin meningkatnya biaya operasional, sudah saatnya perusahaan mengidentifikasi segmen pelanggan mana yang akan dipertahankan dan diberi layanan maksimal dan segmen mana yang tidak perlu dipertahankan lagi. Dalam dunia manajemen dikenal dalil pareto, di mana dari keseluruhan pelanggan, hanya 20% yang menyumbangkan 80% pada pendapatan perusahaan. Maka hal terpenting bagi setiap bisnis adalah bagaimana mengidentifikasi 20% tersebut. Setelah teridentifikasi, barulah perusahaan mengerahkan seluruh sumber daya untuk merebut segmen pelanggan yang menjadi targetnya, berusaha agar mereka setia pada produk / jasa yang ditawarkan, dan bahkan menjadi pelanggan tetap. Di sinilah Teknologi Informasi (TI) berperan. Dengan CRM (Customer Relationship Management) perusahaan akan mampu mengidentifikasi valuable customer dan melayani dengan sepenuhnya. CRM secara sederhana bisa didefinisikan sebagai sistem yang memungkinkan peningkatan nilai pelanggan dan bisa memotivasi valuable customer untuk tetap loyal pada perusahaan.
111
Studi Kasus : Daiwa Securities Co. Ltd. Daiwa Securities Co. Ltd adalah perusahaan sekuritas yang tergabung dalam Daiwa Securities Group. Berbasis di Jepang, Daiwa beroperasi melalui tiga channel : 126 kantor cabang, sebuah call center, dan internet. Dengan aset sekitar 20 triliun yen, Daiwa tercatat sebagai salah satu perusahaan sekuritas terbesar di Jepang. Di awal tahun 2002, Daiwa
melakukan
perubahan
pada
jaringan
distribusinya
dengan
melakukan
restrukturisasi dan implementasi CRM pada setiap cabang untuk meningkatkan pendapatan. Sebelum implementasi CRM, informasi tentang pelanggan disimpan dalam bentuk database pribadi oleh masing-masing staf penjualan. Akibatnya, informasi tersebut biasanya hilang ketika staf tersebut pensiun atau pindah ke perusahaan lain. Dengan CRM, informasi tersebut akan tetap tersedia untuk seluruh staf penjualan, sehingga memungkinkan Daiwa menawarkan produk / jasa yang customized. Informasi yang tersimpan di CRM juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan marketing. Strategi branding merupakan salah satu komponen kunci dalam strategi bisnis Daiwa Group. Sistem CRM diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap meningkatknya nilai brand dari Daiwa Group. Pemanfaatan CRM juga akan mendorong tumbuhnya bisnis konsultasi, sebuah bisnis yang sangat berakar kuat pada kepercayaan pelanggan. Pada akhirnya, semua ini akan berujung pada bertambahnya customer base dan naiknya brand value. Semenjak implementasi pada awal tahun 2002, terlihat jelas peningkatan jumlah aset dari sekitar 10 triliun yen menjadi 25 triliun yen pada akhir 2004. Walaupun tidak begitu fenomenal, kenaikan ini dibarengi dengan menurunnya biaya promosi dan marketing sekitar 40% dan naiknya customer base sekitar 30%. Di tengah situasi bursa
112
saham dunia yang kurang kondusif, hal ini sudah cukup memuaskan bagi manajemen. Oleh karena itu, CRM telah menjadi agenda tetap dalam strategi bisnis Daiwa Group. Implementasi di Daiwa Securities juga dijadikan model untuk implementasi di unit bisnis Daiwa Group lainnya.
4.1.2. Analisis Lingkungan Internal Bisnis Analisis lingkungan internal bisnis dapat dilakukan dengan mengetahui faktor-faktor internal yang ada di dalam PT Prime Capital Securities yang mendukung dalam kegiatan bisnis, yang dapat memunculkan peluang dengan meningkatkan kekuatan serta kelebihan yang telah ada pada PT Prime Capital Securities. Ada beberapa metode analisis yang digunakan dalam lingkungan internal bisnis, diantaranya Rantai Nilai (Value Chain) dan Workflow Proses Bisnis. Berikut ini akan diuraikan kondisi PT. Prime Capital Securities dengan menggunakan beberapa metode analisis lingkungan internal bisnis.
4.1.2.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain) PT Prime Capital Securities merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perantara perdagangan efek (broker). Analisis value chain pada perusahaan ini dapat dilihat dari dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Pada kegiatan utama, PT Prime Capital Securities sebagai perusahaan Perantara perdagangan efek, dituntut untuk dapat memberikan layanan yang terbaik
113
bagi pelanggannya. Kegiatan utama dan kegiatan pendukung PT Prime Capital Securities dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Keuangan, Akuntansi, dan Manajemen Umum Manajemen SDM
Profit Margin
Dukungan TI Informasi Pasar
Pemasaran dan Penjualan
Manajemen Resiko
Penyelesaian
Layanan Purna Jual
Gambar 4.6 Value Chain PT Prime Capital Securities
Aktivitas utama PT Prime Capital Securities sebagai perusahaan perantara perdangangan efek adalah menyediakan layanan perantara perdangangan efek bagi pelanggan. Berdasarkan pada Gambar 4.6, maka kegiatan utama pada PT Prime Capital Securities adalah sebagai berikut:
1. Informasi Pasar Pada saat transaksi penjualan, pihak sales harus dapat memberikan informasi, berupa harga saham, dan jumlah saham yang dimilikinya. Untuk melihat harga saham, biasanya pada perusahaan efek telah mempunyai sistem real time yang langsung terhubung dengan bursa efek (contoh: JSX-Basic-Info, Orientama System), sehingga para sales dapat langsung me-monitor dan melihat informasi harga saham
114
perusahaan, dan untuk melihat berapa banyak saham yang ada pada perusahaan pada sales yang ada pada perusahaan efek akan mencoba menghubungi para floor trader perusahaan efek yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai wakil perusahaan efek yang berada di bursa efek. Jika terjadi penjualan efek yang melebihi stok yang ada di pasar, maka akan dilakukan suspend. Saat ini untuk melihat informasi tersebut juga dapat dilakukan secara real time tanpa harus secara manual menghubungi sales, karena dapat dilakukan dengan remote trading. Di sinilah awal dari siklus bisnis sebuah perusahaan sekuritas. Data dan informasi mengenai pasar dikumpulkan kemudian dianalisa. Dari hasil analisa perusahaan bisa memberikan rekomendasi kepada investor mengenai pilihan investasi yang bisa dilakukan. Informasi pasar bisa diperoleh dari media cetak (koran, majalah, jurnal), media elektronik (radio, televisi, internet), ataupun berlangganan kepada perusahaan khusus penyedia informasi (RTI, IMQ, StockWatch).
2. Pemasaran dan penjualan (Kepercayaan dan hubungan baik) Untuk transaksi jual beli saham, para sales juga akan memberikan advice dan informasi, kapan sebaiknya efek tersebut dijual, sehingga para investor mendapatkan harga yang paling optimal sehingga akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Bagian ini bertugas mencari nasabah baru dan melayani nasabah yang telah ada. Selain melakukan proses pemasaran dan penjualan, sales PT Prime Capital Securities juga turut melakukan program training dan edukasi bagi para nasabah secara gratis, terkait dengan kegiatan trading dan informasi investasi lainnya.
115
3. Manajemen Resiko Bagian ini mengatur semua hal-hal yang berkaitan dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Mengawasi setiap transaksi yang terjadi dan memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi (misalnya pelanggaran batas transaksi, transaksi yang mencurigakan, dan lain-lain).
4. Penyelesaian Pada akhir hari, jumlah dari transaksi yang terjadi, bursa efek akan memberikan informasi, dan akan dicocokkan dengan pencataan jumlah transaksi jual dan beli yang terjadi. Pada hari itu juga, perusahaan efek harus memberikan laporan kepada para investor, bisa melalui telepon, faximile, dan electronic mail. Pada hari berikutnya, perusahaan efek akan melakukan serah terima efek. Bursa efek juga mempunyai lembaga penunjang lainnya, yaitu LKP dan LPP. Dimana kedua lembaga tersebut adalah lembaga yang berfungsi untuk mengurus serah-terima saham, secara fisik dan pencatatan yang nantinya akan dicatatkan pada bank custodian. Sebenarnya secara fisik efek dapat saja berada pada perusahaan efek, bank custodian, investor, LKP dan LPP, ataupun perusahaan efek lainnya. Untuk mengurus hal diatas dengan seagala macam kondisinya, maka biasanya serah-terima saham kepada para investor jatuh pada (t+4) (maksudnya adalah maksimum 4 hari setelah terjadi transaksi).
116
5. Layanan purna jual Bagian ini akan memberikan pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pelayanan purna jual dengan melakukan pemberian konsultasi, dan analisis efek oleh para sales. Pada layanan purna jual terdapat sales yang dapat melayani segala keluhan dari nasabah. Untuk mencapai kepuasan pelanggan (nasabah), PT Prime Capital Securities mengedepankan kepada quality (kualitas layanan sesuai dengan keinginan nasabahanya).
Aktivitas pendukung pada PT Prime Capital Securities adalah semua aktivitas yang membantu kelancaran aktivitas utama. Berdasarkan pada gambar di atas, maka kegiatan pendukung pada PT Prime Capital Securities adalah sebagai berikut: 1. Keuangan, Akuntansi, Manajemen Umum Departemen keuangan mengatur aliran dana masuk dan keluar, departemen akuntansi mencatat transaksi bisnis yang terjadi ke dalam laporan keuangan, manajemen umum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan operasional bisnis. 2. Manajemen SDM Perekrutan, pengelolaan SDM (penggajian, bonus, cuti, dan lain-lain), pemecatan karyawan. Karyawan yang dipekerjakan diharuskan memiliki kinerja yang baik agar dapat memenuhi target perusahaan 3. Dukungan TI Menyediakan dan mengatur semua sumber daya TI yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari. Bagi perusahaan
117
sekuritas sangat mengandalkan TI untuk mendukung rantai nilai utama perusahaan. Dalam pengiriman data transaksi yang dilakukan oleh client kepada PT. Prime Capital Securities, terdapat suatu gateway yang dinamakan RT yang langsung terhubung dengan client yang bertransaksi melalui prime online. Data transaksi tersebut akan secara langsung dapat diproses oleh PT. Prime Capital Securities . Dalam melakukan pengiriman data yang telah diolah kepada Bursa Efek Indonesia RT tersebut langsung dapat terhubung dengan gateway yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan JONEX. Mengenai sistem secara keseluruhan, PT. Prime Capital Securities mempunyai sistem yang terbagi dua yaitu back office dan front office. Kedua sistem tersebut memakai aplikasi S21. PT. Prime Capital Sendiri mempunyai aplikasi online yang dapat dipakai oleh clientnya kapan saja untuk melihat informasi saham dan melakukan transaksi terhadap saham tersebut. Aplikasi S21 dan prime online dikembangkan dengan memakai jasa pengembang yang bernama Mikro piranti.
Melalui analisis value chain perusahaan, dapat disimpulkan bahwa sebagai perusahaan jasa perantara perdagangan efek (sekuritas), proses bisnis yang berjalan cukup baik. Tetapi terdapat kekurangan di aktifitas utama yaitu pada bagian pelayanan dan dukungan teknologi informasi. Pada bagian pelayanan terdapat kekurangan yaitu tidak adanya customer service yang dapat melayani segala keluhan dari nasabah. Saat ini perusahaan hanya mengandalkan sales yang memasarkan produk perusahaan dan menangani segala
118
keluhan nasabah. Maka kami menyarankan agar perusahaan mengadakan customer service selama 24 jam dengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pelayanan after sales tidak hanya pada jam kerja. Pada aktifitas pendukung, infrastruktur perusahaan sebenarnya sudah cukup lengkap. Sedangkan pada bagian teknologi, sama halnya pada analisis PEST. Beberapa teknologi perlu ditingkatkan seperti layanan mobile trading yang dapat mendukung para nasabah dalam melakukan transaksi jual beli saham dan juga layanan yang optimal dan aplikasi CRM (Customer Relationship Management) yang dgunakan untuk getting customers, give value to the customers, dan retain the customers.
4.1.2.2 Workflow Proses Bisnis Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Workflow proses pelaksanaan perdagangan di bursa dan remote dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.
119
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: -
Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau
-
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau
-
Kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
-
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Segmen Pasar di Bursa -
Pasar Reguler
-
Pasar Tunai
-
Pasar Negosiasi
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan pada Pasar Tunai dan di Pasar Negosiasi pada sesi I.
120
Penyelesaian Transaksi Proses penyelesaian transaksi dari pasar modal, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Proses Penyelesaian Transaksi Segmen Pasar
Waktu Penyelesaian Transaksi
Pasar Reguler
Hari bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa(T+3).
Pasar Tunai
Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa Beli.
Gambar 4.7 Workflow Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
121
Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote Anggota Bursa Front-End System Pesanan Nasabah
Pesanan Nasabah
Konfirmasi Transaksi
Konfirmasi Transaksi
Sales
Risk Management Verification / Validasi Pesanan Nasabah
Pemodal
Pesanan Nasabah
PJPP
Settlement
Pengolahan Data Transaksi Anggota Bursa
Back-End System
Konfirmasi Order / Transaksi
JATS
Gambar 4.8 Workflow Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote
Jam Perdagangan Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu JATS (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Waktu Perdagangan Efek Hari
Sesi I
Sesi II
Senin – Kamis
Pukul 09:30 s/d 12:00
Pukul 13:30 s/d 16:00
Jumat
Pukul 09:30 s/d 11:30
Pukul 14:00 s/d 16:00
122
Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa (Tabel 4.3): Tabel 4.3 Waktu Pra Pembukaan Pasar Reguler Jam
Kegiatan
Pukul 09:10 s/d 09:25
Anggota
Bursa
penawaran
memasukkan
jual
dan
atau
permintaan beli Pukul 09:25 s/d 09:30
JATS
melakukan
pembentukan
Harga
proses Pra-
pembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi
Jam Perdagangan Pasar Tunai (Tabel 4.4): Tabel 4.4 Jam Perdagangan Pasar Tunai Jam
Kegiatan
Senin – Kamis
Pukul 09:30 s/d 12:00
Jumat
Pukul 09:30 s/d 11:30
Pesanan Nasabah Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan
123
atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
Satuan Perdagangan Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
Satuan perubahan harga (fraksi), Lih. Tabel 4.5 Tabel 4.5 Satuan Perubahan Harga (Fraksi) Harga Efek
Fraksi Harga
Maksimum Jenjang Perubahan Harga *
< Rp 200, -
Rp 1,-
Rp 10,-
< Rp 200, - s/d < Rp 500, -
Rp 5,-
Rp 50,-
< Rp 500, - s/d < Rp 2.000, -
Rp 10,-
Rp 100,-
< Rp 2.000, - s/d < Rp 5.000, -
Rp 25,-
Rp 250,-
> Rp 5.000, -
Rp 50,-
Rp 500,-
124
Catatan : * Jenjang maksimum perubahan harga adalah 10x fraksi harga, masih berada di bawah batas auto rejection dan tidak berlaku pada pre-opening.
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase Auto Rejection.
Auto Rejection* Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini: 1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,(lima puluh rupiah) 2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah)
125
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,(lima ribu rupiah) 4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Penerapan Auto Rejection terhadap Harga di atas, untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang untuk pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas. Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut: -
Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-Pembukaan; atau
-
Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
-
Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3 (tiga) Hari Bursa berturutturut setelah berakhirnya perdagangan saham yang
126
memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau Tunai).
*sesuai dengan Surat Edaran SE-00001/BEI.PSH/01-2009 yang diberlakukan pada tanggal 19 Januari 2009.
Pra-pembukaan Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan Auto Rejection. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.
Pasar Reguler Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan:
127
1. Prioritas harga (price priority): Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
2. Prioritas Waktu (time Priority) Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Sedangkan penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk tingkat harga yang sama diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli baru. Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar Negosiasi Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar: -
Anggota Bursa atau
128
-
Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
-
Nasabah dengan Anggota Bursa atau
-
Anggota Bursa dengan KPEI Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui
JATS. Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan tampilan informasi (advertising) dan bisa di ubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI. -
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
-
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuasi dengan ketentuan, maka Anggota Bursa tersebut
129
wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
-
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama; dan
-
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana di atas.
Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada KPEI sebagaimana tercantum dalam DHK Netting, maka kewajiban Anggota Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Bursa.
Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara Pertransaksi (tidak netting). Bila tidak ditetapkan, maka penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi
130
(T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI.
Biaya Transaksi Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung berdasarkan nilai per-transaksi Anggota Bursa sebagai berikut (Tabel 4.6): Tabel 4.6 Biaya Transaksi kepada Bursa Jenis Transaksi
Biaya
Dana Jaminan
Pajak*
0,01 %
PPn dan kewajiban
Transaksi Pasar
Reguler
dan 0,03 %
perpajakan lainnya
Pasar Tunai Pasar Negosiasi
0,03
%
atau kebijakan Bursa Obligasi
0,005 %
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
131
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta Rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPABnya dibekukan; Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur maka kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap hari kalender keterlambatan. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambatlambatnya 5 Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran, maka Anggota Bursa tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya. Berikut merupakan ringkasan dari analisis proses bisnis pada PT Prme Capital Securities yang ditampilkan pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.9.
Tabel 4.7 Model Proses Bisnis PT Prime Capital Securities
Proses
Transaksi
Alokasi Data
Penyelesaian
Penyelesaian
jual/beli Efek
Transaksi
Transaksi Beli
Transaksi Jual
1. Prosedur
1. Prosedur
1. Prosedur
1. Prosedur
penerimaan
pengiputan
pembayaran
penyerahan
instruksi/or
data
kewajiban
efek kepada
2. Prosedur
kepada PT.
KSEI dan
KPEI dan
penerimaan
der transaksi
koreksi
132
2. Prosedur perubahan
data
penerimaan
piutang dari
transaksi
dari PT.
KPEI
dan
KSEI
pembatalan
2. Prosedur
transaksi 3. Prosedur pencetakan
2. Prosedur penyelesaian
penyimpanan
posisi short
Fisik Efek
nasabah
dalam Vault
dan
3. Prosedur
pengiriman
penyelesaian
surat
pembayaran
konfirmasi
nasabah
transaksi
4. Prosedur penyelesaian pembayaran transaksi beli nasabah yang telah jatuh tempo.
Keterangan Kegiatan yang
Proses Alokasi Proses
Proses
dilakukan
data transaksi
penyelesaian
penyelesaian
setelah
ke masing-
transaksi dimana
transaksi
mendapatkan
masing
pada saat jatuh
dimana pada
133
instruki jual/beli nasabah
tempo nasabah
saat jatuh tempo
order dari
setelah
melakukan
nasabah
nasabah.
mentransfer
pembayaran dan
menerima
datafeed dan
menerima efek
pembaayaran
bursa
melalui PT.
dan efek
berdasarkan
KSEI.
nasabah akan
order jual/beli
diserahkan ke
yang
PT. KSEI.
teralokasi
Penyelesaian Beli
Transaksi Jual / Beli Efek
Input
Penyelesaian Transaksi Beli
Alokasi Data Transaksi
Penyelesaian Jual
Gambar 4.9 Transaksi Perdagangan Saham
Penyelesaian Transaksi Jual
134
Tata Laksana / Prosedur yang Sedang Berjalan pada PT Prime Capital Securities 1. Rich Picture Transaksi Pembukaan Rekening
Gambar 4.10 Rich Picture Transaksi Pembukaan Rekening
Keterangan: 1. Member menyerahkan Form Pembukaan Account yang telah diisi ke Sales. 2. Sales
menyerahkan
Form
Pembukaan
Account
yang
telah
dicek
kelengkapannya ke Direktur untuk disetujui. 3. Direktur memberi persetujuan pembukaan rekening ke Sales. 4. Sales mengirim Opening Account Confirmation yang berisi Customer ID, ID by Phone, Client ID dan Password kepada pelanggan sebagai tanda bahwa request pembukaan rekeningnya disetujui. 5. Member mengirimkan bukti transfer kepada Customer Service agar dapat melakukan transaksi dan melakukan login pada aplikasi Prime Online.
135
2. Rich Picture Transaksi Member Melalui Telepon
Gambar 4.11 Rich Picture Transaksi Nasabah Melalui Telepon
Keterangan: 1. Member melakukan transaksi dengan menelpon langsung ke Dealing dengan menyebutkan Call Code sebagai password untuk keamanan dan mengajukan pemesanan. 2. a. Dealing melakukan pemesanan transaksi nasabah ke Trader yang bertugas secara langsung di BEI. b. Trader melakukan pemesanan langsung ke BEI. 3. a. Dealing melakukan pemesanan via S21. b. Aplikasi S21 terhubung langsung dengan aplikasi transaksi di BEI dan melakukan pemesanan.
136
4. Dealing menyimpan bukti pemesanan berupa record suara pembicaraan saat nasabah melakukan pemesanan.
3. Rich Picture Transaksi Nasabah Melalui Prime Online
Gambar 4.12 Rich Picture Transaksi Member Melalui Prime Online
Keterangan: 1. Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi yang disediakan oleh PT. Prime Capital Securities yaitu Prime Online, dengan menginput ID dan password terlebih dahulu dan melakukan pemesanan (jual dan beli) atas nama nasabah sekaligus menyimpannya pada database transaksi di perusahaan. 2. Aplikasi Prime Online langsung terhubung ke aplikasi yang terdapat di BEI dan melakukan pemesanan atas nama sekuritas secara realtime.
137
4. Rich Picture Transaksi Request Form
Gambar 4.13 Rich Picture Transaksi Request Form
Keterangan: 1. Nasabah mengajukan request form, dengan mengisi form yang tersedia dan menyerahkannya ke pada Sales. 2. Sales yang telah mengecek kelengkapan form meminta persetujuan Direktur. 3. Hasil persetujuan Direktur atas permohonan nasabah diserahkan kembali sales. 4. Sales menyerahkan konfirmasi permohonan kembali pada nasabah.
138
5. Rich Picture Konfirmasi Transaksi
Gambar 4.14 Rich Picture Konfirmasi Transaksi
Keterangan : 1. a. Settlement mengambil data mengenai transaksi nasabah dari Database Transaksi yang ada diperusahaan. b. Settlement menerima Konfirmasi Transaksi sekuritas atas nama PT. Prime Capital Securities dari KPEI. 2. Settlement melakukan cross-check data transaksi nasabah yang ada pada Database Transaksi dan Konfirmasi Transaksi Sekuritas yang diserahkan KPEI untuk dicocokkan, setelah itu dibuat dalam bentuk laporan harian dan diserahkan kepada nasabah sebagai kewajiban perusahaan dalam bentuk post, e-mail maupun fax.
139
6. Rich Picture Penutupan Rekening
.R 6a s ue eq tP a nd pi er n ha m ha Sa
Gambar 4.15 Rich Picture Penutupan Rekening
Keterangan: 1. Nasabah menyerahkan Form Permohonan Penutupan Rekening yang telah diisi kepada Sales. 2. Sales mengecek kelengkapan form dan menyerahkan data nasabah yang akan melakukan penutupan rekening kepada Compliance. 3. Compliance mengecek hutang dana maupun saham dan lainnya, setelah itu diserahkan kembali ke Sales. 4. Sales meminta persetujuan Direktur. 5. Direktur memberi persetujuan dan dikembalikan lagi ke Sales. 6. a. Sales meminta Settlement untuk melakukan perpindahan saham yang tersisa pada rekening nasabah ke rekening baru di sekuritas lain.
140
b. Sales meminta Finance untuk melakukan pengecekkan data deposit yang tersisa pada rekening nasabah untuk ditransfer ke rekening bank yang diajukan member. 7. Finance mengirimkan deposit yang tersisa ke rekening nasabah.
4.2. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal SI/TI 4.2.1. Analisis Lingkungan Internal SI/TI Lingkungan internal SI/TI pada PT Prime Capital Securities bertujuan untuk mendukung kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Dengan adanya SI/TI maka proses kegiatan bisnis dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing fungsi serta antara fungsi yang terdapat pada PT Prime Capital Securities. Namun ada beberapa fungsi pada PT Prime Capital Securities yang belum didukung oleh sistem informasi dalam melakukan kegiatan bisnisnya.
4.2.1.1 Sistem Informasi Perusahaan PT Prime Capital Securities telah memiliki beberapa sistem informasi yang telah digunakan untuk membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis yang mencakup:
141
1. Software IQ + IQ Plus adalah sebuah Perusahaan Penyedia Jasa Informasi Bursa Efek, dimana perusahan perantara perdagangan efek (broker) bisa memantau harga saham secara real time dalam bentuk data dan grafik, melihat nilai tukar mata uang asing, berita, Laporan Keuangan Emiten BEI, Historical Data perdagangan Bursa Efek Jakarta, dan masih banyak lagi melalui media internet. PT IQ Plus memberikan data informasi secara realtime dan akurat. Sistem informasi real time pasar modal IQ Plus dibuat berdasarkan kebutuhan informasi di Indonesia oleh suatu team yang telah berpengalaman lebih dari 15 tahun di bidang informasi finansial baik dalam maupun luar negeri seperti Reuters. Untuk saat ini IQ Plus telah dipergunakan oleh sebagian besar pialang yang masuk top 50. PT IQ Plus Prima yang merupakan provider jasa informasi data dari lantai bursa didukung oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman sehingga mampu bersaing dengan provider-provider terdahulunya. Juga memiliki fiturfitur yang lengkap serta cepat dalam proses aplikasi yang diberikannya. Hal ini dikarenakan IQ Plus didukung oleh system komunikasi yang selalu mengikuti perkembangan, seperti LAN dan VSAT. Keamanan pada system aplikasipun sangat terjaga, hal ini dikarenakan server IQ Plus menggunakan basis Unix pada programnya. Oleh karena berbagai keunggulan tersebut sehingga PT Prime Capital Securities menggunakan software IQ Plus untuk menjadi sumber informasi terkait dengan kondisi pasar modal.
142
PT IQ Plus menyediakan dua aplikasi yang digunakan oleh PT Prime Capital Securities, yaitu aplikasi IQ Plus dan Market info. Keduanya merupakan pelayanan data saham dan berita secara real time. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui aplikasi IQ Plus sebagai berikut : •
Handal IQ
Plus
menggunakan
system
VSAT
yang
sudah
terbukti
kehandalannya. Server IQPlus menggunakan operating system UNIX yang sangat handal dan aman dari virus. Dengan kehandalan ini pelayanan IQPlus akan tersedia setiap saat. •
Cepat Dengan kecepatan transmisi 192 Kbps, IQ Plus dapat menyediakan data lebih banyak dalam waktu yang singkat.
•
Bebas License Fee Selain kehandalannya, operating system UNIX yang IQ Plus pergunakan untuk server adalah Free BSD yang bebas dari license fee secara legal.
•
Mudah Pengoperasian Dengan system client server, para pemakai IQPlus mengakses server IQPlus dengan operating system Microsoft WINDOWS baik 95,98, NT, 2000 maupun XP. Dilengkapi dengan drag dan drop serta kombinasi function key dan numeric key entrance, IQPlus dapat dipergunakan dengan maupun tanpa mouse.
143
•
Up Grade Software IQPlus terus berkembang dan kami menganut policy free up grade sehingga software yang terpasang akan selalu up to date.
•
Support Jarak Jauh System IQ Plus menyediakan support jarak jauh yang memungkinkan menyelesaikan masalah software dengan cepat dan efisien. Market Info merupakan penyedia berita dan data saham realtime yang
berbasis internet. Berikut kemudahan informasi dari Market Info: •
Mudah Pengoperasian Para pemakai Market Info mengakses server Market Info dengan operating system Microsoft WINDOWS baik 95,98, NT, 2000, maupun XP. Dilengkapi dengan drag dan drop serta kombinasi function key dan numeric key entrance, Market Info dapat dipergunakan dengan maupun tanpa mouse.
•
Up Grade Software Market Info terus berkembang dan kami menganut policy free up grade sehingga software yang terpasang akan selalu up to date.
•
Support Jarak Jauh System
Market
Info
menyediakan
support
jarak
jauh
yang
memungkinkan menyelesaikan masalah software dengan cepat dan efisien.
144
Informasi financial yang disediakan aplikasi IQ Plus meliputi (Tabel 4.8) : Tabel 4.8 Informasi Financial Aplikasi IQ Plus. Informasi
Keterangan
Financial FOREX
1. Spot rates (seluruh mata uang). 2. Cross Rates (seluruh mata uang). 3. Futures rates.
INDEX
1. Hangseng (Spot & Futures).
GLOBAL
2. Nikkei (Spot & Futures). 3. Electronic Nikkei (Futures). 4. Kospi (Spot & Futures). 5. Dow Jones Industrial Average (DJIA). 6. Standard & Poor 500 (S&P 500). 7. Nasdaq.
FUTURES
1. Singapore Int’l Monetary Exchange (SIMEX). 2. Kuala Lumpur Commodity Exchange (KLCE). 3. Hong Kong Futures Exchange (HKFE). 4. Taiwan Futures. 5. India Futures (MCXIndia). 6. Chicago Board of Trade (CBOT). 7. Chicago Mercantile Exchange (MCE).
145
8. New York Mercantile Exchange (NYMEX). 9. Commodity Exchange Center (CEC). INDIVIDUAL 1. Stock Exchange of Singapore (SES).
STOCKS
2. Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE). 3. Hong Kong Stock Exchange (HKSE). 4. China, Shenzhen Stock Exchange. 5. China, Shanghai Stock Exchange. 6. Taiwan Stock Exchange.
Berikut adalah tabel fasilitas features yang disediakan oleh IQ Plus yang digunakan PT Prime Capital Securities (Tabel 4.9): Tabel 4.9 Features Aplikasi IQ Plus Features Quote
Sub Category Quote (RG Market) Quote (Non RG Market) Scrolling Quote Selected Quote
Index
JSX Chart Sector Chart
Stock Deal
Trade/Order
146
Trade Bid Order Offer Order Broker
Broker Ranking Broker Buy/Sell Activity Broker Buy/Sell Details Broker Buy/Sell Summary
Stock
Stock Watch Stock Buy/Sell Activity Stock Buy/Sell Details
Market Watch
-
Order Book
Order Book Order Tracking Buy/Sell Order Tables
Company
Company profile Company action
Technical
-
Chart News
AFX News Dow Jones News JSX News Market Commentary
147
Research Report Portfolio
Portfolio OL-Trade
Help
Print Report Print Screen Help Disclaimer Setup – Historical Daily Data RTI Code
2. Aplikasi S21 (BOFIS dan FOFIS) Sistem informasi yang digunakan oleh PT Prime Capital Securities Spada saat berdiri masih belum terintegrasi antar satu departemen dengan departemen lainnya, sehingga pada sekitar awal tahun 2000 PT Prime Capital Securities
mengoutsource
sistem
informasi
yang
baru
yang
dapat
mengintegrasikan antar satu departemen dengan departemen lainnya. Sistem informasi tersebut bernama PICADOR yang menggunakan aplikasi dan database ORACLE versi 7.3.4, sistem informasi ini digunakan sampai sekitar april tahun 2005 sampai akhirnya digantikan dengan sistem informasi yang lain. Sistem informasi tersebut berbasis MsSQL dengan nama S21 dengan versi S21-BO.S21_BJ 3.69. Program ini dioutsource dari MicroPiranti dan dalam proses pengimplementasian dari sistem ini digunakan
148
dengan cara parallel. Yang dimulai pada awal tahun 2005 dan secara bertahap dilakukan implementasi sampai akhirnya digunakan secara penuh pada bulan April 2005 sampai sekarang. Sistem aplikasi S21 dapat mengakomodir seluruh kegiatan-kegiatan departemen back office dari PT Prime Capital Securities. Adapun proses evaluasi sistem informasi transaksi kas yang dilakukan adalah berkaitan dengan fungsi-fungsi dari S21 yang berupa : 1.
Accounting Aktivitas-aktivitas pada fungsi accounting yang terdapat pada system aplikasi S21 adalah : -
Cashier Pada sub fungsi ini adalah untuk kegiatan memposting dari setiap kegiatan transaksi transaksi yang berhubungan dengan kas, baik penerimaan kas atau pengeluaran kas dan sub fungsi ini dilakukan oleh departemen accounting.
-
General Ledger Pada sub fungsi ini berisi General Ledger yang transaksi jurnaljurnalnya tidak berhubungan dengan kas.
-
Currency Rate Pada sub fungsi ini berisi berbagai jenis nilai tukar mata uang berdasarkan pada akhir hari atau akhir bulan.
149
-
Generate Currency Revaluation Pada sub fungsi ini berisi penyesuaian tingkat nilai tukar pada saat terjadinya transaksi-transaksi input.
-
Generate Portfolio Revaluation Pada sub fungsi ini berisi penyesuaian tingkat harga investasi portfolio pada saat closing day.
-
Check General Ledger Pada sub fungsi ini dapat diketahui apakah jumlah saldo pada perkiraanperkiraan di general ledger sudah balance atau belum.
-
Generate Fixed Asset Depr Pada sub fungsi ini berfungsi untuk mengenerate nilai fixed asset pada setiap tanggal 25 setiap bulannya.
-
Generate Faktur Pajak Pada sub fungsi ini masih belum digunakan karena proses masih dilakukan secara manual.
-
Journal Closing Pada sub fungsi ini digunakan untuk melakukan journal closing pada setiap tahunnya dan masih belum difungsikan untuk setiap bulannya.
-
Chart of Accounts Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar account-account yang dimiliki oleh perusahaan.
150
-
Cash and Bank Reference Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar kode account-account yang dimiliki oleh perusahaan.
-
Bank Account Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar account-account perusahaan di beberapa bank.
-
Interest Profile Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar client yang dibagi menjadi beberapa macam : reguler, margin dan keep.
-
Fixed Asset Pada sub fungsi ini digunakan untuk menambahkan atau mengurangi fixed asset perusahaan serta melengkapinya dengan berapa besar depreciationnya setiap tahun.
-
Faktur Pajak Pada sub fungsi ini masih belum digunakan karena proses masih dilakukan secara manual.
-
REPORTING Pada sub fungsi ini berisikan berbagai jenis laporan-laporan yang berupa : o
journal voucher, journal listing, journal summary, account activity, groupaccount activity, trial balance, trial balance by client, trial balance by VD5 (report to BEI), sales commission
151
summary, balance sheet, profit and loss statement, cash flow, faktur pajak. -
VD5 Reporting Pada sub fungsi ini berisikan rincian laporan transaksi-transaksi perusahaan pada setiap hari yang akan dilaporkan ke BEI secara rutin.
2. Finance Aktivitas-aktivitas pada fungsi finance yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah : -
Client Payment Pada sub fungsi ini berisikan summary client payment yang akan dilaporkan ke client.
-
Broker Payment Pada sub fungsi ini berisikan laporan pembayaran dan penerimaan perusahaan ke LKP (Lembaga Kliring dan Penyelesaian).
-
Cashier Pada sub fungsi ini digunakan untuk menginput dari setiap kegiatan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas, baik penerimaan kas atau pengeluaran kas.
-
Payment Approval Pada sub fungsi ini digunakan untuk mengecek permintaan payment yang terjadi di dalam transaksi-transaksi sehari-hari perusahaan.
152
-
Bank Reconciliation Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Savings Account Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Client Interest Pada sub fungsi ini berisikan daftar bunga dari setiap client-client perusahaan.
-
Client Trx Pada sub fungsi ini berisikan penjabaran trade confirmation secara rinci.
-
Broker Trx Pada sub fungsi ini berisikan laporan trade yang dibuat untuk LKP (Lembaga Kliring dan Penyelesaian).
-
Interest Rate Pada sub fungsi ini berisikan daftar bunga berdasarkan daftar-daftar client yang dibagi menjadi beberapa macam : reguler, margin dan keep yang dikelompokkan.
-
Consignee Pada sub fungsi ini berisikan data-data vendor.
-
Consignee Trx Pada sub fungsi ini berisikan data-data rincian dari cash dishbursement.
153
-
Generate Client Interest Pada sub fungsi ini berisikan daftar rekapitulasi dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh client untuk dilaporkan pada akhir bulan sebagai client statement.
-
Generate Client Outstanding Pada sub fungsi ini berisikan laporan account receivable dan account payable dari client-client.
-
TRADE REPORTING Pada sub fungsi ini berisikan daftar rincian dari transaksi-transaksi jual beli saham yang dilakukan oleh perusahaan.
-
FINANCE REPORTING Pada sub fungsi ini berisikan laporan-laporan keuangan.
-
CLIENT REPORTING Pada sub fungsi ini berisikan rincian dari laporan yang ditujukan kepada client.
Selain fungsi-fungsi tersebut S21 dapat melakukan fungsi-fungsi lain yang merupakan bagian dari S21 yang berhubungan dengan departemendepartemen lain di back office dari PT Prime Capital Securities. Adapun fungsi-fungsi lain tersebut adalah : 1. Master Aktivitas-aktivitas pada fungsi master yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah :
154
-
Accounting Pada sub fungsi ini berisikan table-table utama yang terdapat pada fungsi accounting.
-
Finance Pada sub fungsi ini berisikan table-table utama yang terdapat pada fungsi finance.
-
Custodian Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari kegiatan kecustodianan.
-
Brokerage Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari kegiatan broker.
-
Setup Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail mengenai setup program dari aplikasi S21.
-
User Maintenance Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari prosedur kegiatan user maintenance.
-
Object Inventory Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar dari object yang terdapat dalam aplikasi S21.
-
Report Table Pada sub fungsi ini berisikan detail daftar-daftar report yang dihasilkan oleh aplikasi S21.
155
-
Change Password Pada sub fungsi ini memberikan kemampuan pada user untuk dapat mengubah password mereka masing-masing.
2. System Aktivitas-aktivitas pada fungsi system yang terdapat pada system aplikasi S21 adalah : -
Back Up Database Pada sub fungsi ini dapat dilakukan kegiatan memback up database melalui sistem aplikasi S21.
-
Update Front Office Pada sub fungsi ini dapat dilakukan kegiatan mengupdate sistem aplikasi yang digunakan pada front office.
-
Clear Clock Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Reset User ‘SA’ Pada sub fungsi ini dapat digunakan untuk menata ulang dari user aplikasi S21.
-
Period Closing Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan waktu penutupan transaksi perdagangan (trading).
156
-
Change Password Pada sub fungsi ini memberikan kemampuan pada user untuk dapat mengubah password mereka masing-masing.
3. Custodian Aktivitas-aktivitas pada fungsi custodian yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah : -
Stock Deposit Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock deposit yang dihasilkan dari proses transaksi trading dalam jangka waktu tertentu.
-
Stock Withdraw Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock yang telah diambil oleh pihak pembeli dan klien.
-
Stock Split Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock split yang ada pada daftar stock.
-
Stock Bonus Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock bonus yang ada pada daftar stock.
-
Stock Deviden Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock deviden yang ada pada daftar stock.
157
-
Stock Rights atau Warrant Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau warrant yang ada pada daftar stock.
-
Stock Rights atau Warrant Exercise Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau warrant exercise yang ada pada daftar stock.
-
Stock Rights atau Warrant Expired Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau warrant expired yang ada pada daftar stock.
-
Stock Moving Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan pergerakan stock selama transaksi trading dalam jangka waktu tertentu.
-
Stock Register Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan registrasi dari stock.
-
BAE Return Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan jumlah efek yang telah dikembalikan Badan Administrasi Efek.
-
Stock Opname Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan hasil perhitungan stock pada daftar stock.
-
Custodian Ledger Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan saldo buku besar dari custodian.
158
-
Check Custodian Ledger Pada sub fungsi ini dapat digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap buku besar custodian.
-
Custodian Closing Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan waktu penutupan yang dilakukan oleh custodian pada saat transaksi trading.
-
Stock Information Pada sub fungsi ini dapat menerangkan informasi-informasi yang berhubungan dengan stock.
4. Settlement Aktivitas-aktivitas pada fungsi settlement yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah : -
Broker Settlement Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan proses-proses settlement yang dilakukan oleh broker pada saat akhir transaksi.
-
Client NK Settlement Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan proses-proses settlement yang dilakukan oleh client.
-
CBEST – Securities Transfer Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan proses transfer data dengan menggunakan sistem CBEST yang dapat dibaca oleh sistem yang terdapat pada sekuritas lain.
159
-
CBEST – OTC Instruction Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan instruksi-instruksi over the counter yang sebagai akhir dari transaksi.
-
Client Trx Schedule Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan jadwal penyelesaian dari trade confirmation pada client.
-
Client Trx Schedule Interface Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan detail dari penyelesaian yang akan dilakukan oleh dan pada client.
5. Contracting Aktivitas-aktivitas pada fungsi contracting yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah: -
Data Order Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari transaksitransaksi order yang dilakukan oleh klien dalam jangka waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu tertentu.
-
Data Trade Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari transaksitransaksi trading yang dilakukan oleh klien dalam jangka waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu tertentu.
160
6. Risk Management Aktivitas-aktivitas pada fungsi risk management yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah : -
Data Order Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari transaksitransaksi order yang dilakukan oleh klien dalam jangka waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu tertentu.
-
Credit Control Pada sub fungsi ini dapat diketahui mengenai jumlah transaksitransaksi trading yang telah dilakukan oleh client dan seberapa besar jumlah credit yang dimiliki oleh masing-masing.
-
Client Approval Pada sub fungsi ini dapat diinput untuk mengenai permohonan persetujuan client baru dan dapat juga diketahui mengenai perjalanan proses persetujuan permohonan client baru.
-
Client Maintenance Pada sub fungsi ini dapat diketahui mengenai seberapa aktif atau tidaknya dari client dalam transaksi-transaksi trading.
7. Sales Aktivitas-aktivitas pada fungsi sales yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah :
161
-
Order Entry Pada sub fungsi ini dapat dilakukan order entry yang dilakukan oleh sales dalam jangka waktu satu hari transaksi dan juga berisikan jumlah order entry dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
8. Customer Service Aktivitas-aktivitas pada fungsi customer service yang terdapat pada sistem aplikasi S21 adalah : -
Register New Client Pada sub fungsi ini dapat dilakukan proses registrasi kepada client-client baru dan dapat juga diketahui mengenai daftar client-client baru.
-
Stock Deposit Pada sub fungsi ini dapat diketahui seberapa besar jumlah stock deposit dari client yang terjadi setelah melakukan kegiatan transaksi trading dalam satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
-
Stock Withdraw Pada sub fungsi ini dapat diketahui seberapa besar jumlah stock yang telah di withdraw oleh client dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
-
Client Reporting
162
Pada sub fungsi ini dapat diinput mengenai client reporting yang berisi berupa data-data transaksi trading client dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu, datadata stock deposit client dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu, serta data-data stock withdraw client dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
3. Prime Online Prime Online merupakan sistem online trading yang dimiliki oleh PT Prime Capital Securities yang dikembangkan oleh Mikro Piranti, yang menyediakan perdagangan online yang dapat dilakukan oleh Anggota Bursa dari manapun dan kapan sajam dimana setiap order langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek tanpa perlu memasukkan order melalui lantai bursa. Online Trading dirasakan mampu mengakomodir penyampaian informasi yang cepat dan akurat. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari industri sekuritas yang memerlukan kemampuan pemanfaatan teknologi informasi yang baik dan mampu menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat serta
seketika.
Keberadaan
Lantai
Bursa
sebagai
perantara
proses
penyampaian transaksi antara Anggota Bursa dengan Bursa, dapat menjadi penghambat untuk mengetahui hasil transaksi dengan cepat.
163
Industri harus menanggung biaya lebih besar bila masih menggunakan Lantai Bursa. Hal ini disebabkan masih diperlukannya biaya yang besar untuk lantai bursa dan juga biaya komunikasi dealer dengan floor trader Anggota Bursa. Dengan layanan online trading, maka PT Prime Capital Securities dapat meningkatkan layanan bagi nasabahnya, dimana tenaga pemasaran dapat lebih luas menjangkau investor hanya dengan bermodalkan sebuah komputer jinjing (laptop).
Keuntungan bagi Anggota Bursa Anggota Bursa sebagai ujung tombak dari kegiatan pelaku pasar modal di Indonesia harus selalu mengaktualisasikan diri dalam pengembangan teknologi informasi yang canggih dalam mendukung usahanya terlebih untuk menghadapai era perdagangan bebas nanti dan untuk mengantisipasi agar setiap investor/nasabah dari pelosok manapun di negeri ini dapat menjangkaunya. Untuk itulah online trading (Prime online) bagi Anggota Bursa atau Perusahaan Efek dianggap sebagai jawaban yang tepat dan mampu mengantisipasi tantangan-tantangan masa depan ke arah yang lebih baik. Dengan diterapkannya Online Trading di Bursa Efek, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh Anggota Bursa, antara lain berpeluang meningkatkan pendapatan perusahaan, mengurangi human error dan perluasan kegiatan bisnis Anggota Bursa.
164
•
Peluang meningkatkan pendapatan perusahaan Sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa Prime online memberikan kelebihan dan kecepatan dalam hal proses transaksi Efek di pasar modal kita, seperti tergambar di atas bahwa dari sisi tahapantahapan maupun waktu yang dibutuhkan dalam proses transaksi meningkat secara tajam yang dengan sendirinya akan membawa konsekuensi terhadap peningkatan dalam hal kesempatan memperoleh dan memperbanyak order sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia yang ada. Dengan penerapan Prime online bagi anggota bursa, maka diharapkan pengembangan jaringan-jaringan ke kantor cabang/ kantor pemasaran anggota bursa ke seluruh wilayah nusantara bukan lagi menjadi hambatan yang berarti pula bahwa Anggota Bursa atau Perusahaan Efek akan mampu melakukan kegiatan usahanya tidak hanya melalui kantor pusat saja, akan tetapi dapat melalui kantor-kantor cabang atau perwakilan yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Dengan semakin efisien dan cepatnya pelaksanaan transaksi serta berbagai kemudahan yang didapatkan dari penerapan Prime online diperkirakan akan meningkatkan volume maupun nilai transaksi bagi setiap anggota bursa, dengan demikian berarti pula akan dapat meningkatkan pendapatan/ keuntungan yang dapat diraih oleh setiap Anggota Bursa atau Perusahaan Efek.
165
•
Mengurangi human error Sebelum adanya Prime online, proses transaksi dilakukan melalui informasi yang dimulai dari pengiriman berita pemesanan lewat telepon dari dealer di kantor Perusahaan Efek kepada trader di lantai bursa (floor trader) kemudian trader tersebut memasukkan order ke kumputer
dan
seterusnya.
Hal
ini
seringkali
menimbulkan
kekurangjelasan informasi yang diterima oleh floor trader yang mengakibatkan miskomunikasi antara dealer di kantor Perusahaan Efek dengan trader di lantai bursa. Hal ini tentunya juga akan berakibat terhadap kesalahan trader dalam mengimput data /eksekusi ke komputer di JATS. Dengan Prime online kesalahan tersebut dapat dihilangkan, karena mata rantai tersebut sudah tidak ada lagi, trader dapat langsung mengeksekusi order melalui komputer di kantornya masing-masing sesuai dengan order nasabah. •
Memperluas kegiatan bisnis Anggota Bursa Sebagaimana diketahui bahwa jumlah investor/nasabah di pasar modal kita masih relatif kecil/sedikit jumlahnya bila
dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang tidak kurang dari 210 juta jiwa, pemodal di pasar modal kita tidak lebih 1% dari jumlah penduduk tersebut, hal ini tentunya menjadi keprihatinan kita semua. Pada sisi lain kita masih memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menggali potensi caloncalon pemodal baru yang tersebar di seluruh wilayah nusantara.
166
Sehubungan dengan hal di atas dirasakan perlu meningkatkan program penerangan/sosialisasi pasar modal kepada kalangan masyarakat secara luas di seluruh wilayah nusantara. Anggota Bursa atau Perusahaan Efek sebagai pelaku terdepan yang selalu berhubungan langsung dengan masyarakat pemodal dan calon pemodal, diharapkan peransertanya dalam mensosialisasikan pasar modal kepada masyarakat secara luas. Hal ini akan dapat berjalan secara baik dan berkesinambungan manakala setiap anggota bursa/ Perusahaan Efek memiliki kantor cabang atau kantor pemasaran yang tersebar hingga ke pelosok tanah air.
Keuntungan Bagi Investor Manfaat
yang
diperoleh
investor
dengan
penerapan
RTSdiantaranya adalah mempermudah akses transaksi dan mempercepat proses konfirmasi. • Mempermudah akses transaksi Bagi investor yang bertempat tinggal di pelosok-pelosok tanah air dalam melakukan transaksinya tidak harus dating ke kantor pusat Anggota Bursa atau Perusahaan Efek mengingat telah tersedianya kantor cabang/ perwakilan dari anggota bursa/ Perusahaan Efek tersebut yang juga bisa mengakses kegiatan transaksi bagi nasabahnya. Dengan demikian berarti nasabah atau investor akan menghemat waktu, biaya dan kesempatan memperoleh informasi yang cepat.
167
• Mempercepat proses konfirmasi Konfirmasi transaksi dapat diterima atau diketahui oleh nasabah dengan cepat setelah transaksi terjadi melalui sistem Anggota Bursa. Sebelum RTS konfirmasi transaksi baru dapat diketahui beberapa saat setelah transaksi terjadi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan
investor
terhadap
Perusahan
Efek
khususnya dan Pasar Modal Indonesia pada umumnya. Pada
sistem
perdagangan
dengan
online
trading
memungkinkan pemodal dapat langsung memasukkan ordernya ke sistem Anggota Bursa melalui fasilitas teknologi yang tersedia seperti; ATM, ponsel, internet, dan sebagainya. Order investor tersebut akan divalidasi oleh sistem Anggota Bursa secara otomatis/elektronik apakah memenuhi syarat dari segi kesiapan dana dan atau Efek. Dalam hal order tersebut memenuhi persyaratan, maka secara elektronik pula order tersebut akan diteruskan oleh sistem Anggota Bursa Efek ke trading engine di Bursa (Straight Through Processing). Dalam hal ini Anggota Bursa Efek tidak melakukan reinput order tersebut. Selanjutnya, proses transaksi Bursa akan terjadi berdasarkan ketentuan dan peraturan Bursa. Dengan demikian dalam proses On Line Trading investor dapat langsung memasukkan ordernya, setelah itu semua proses mulai dari validasi, konfirmasi, eksekusi ke Anggota Bursa dan Bursa dilakukan secara otomatis (elektronik).
168
4. Aplikasi Internal Reporting Aplikasi Internal Reporting merupakan aplikasi yang dikembangkan internal oleh pihak divisi TI PT Prime Capital Securities. Aplikasi ini dikembangkan dengan bahasa pemrograman Delphi, dengan basis data MySql. Aplikasi ini Internal Reporting digunakan untuk kepentingan pihak internal PT Prime Capital Securities, khususnya dalam hal pelaporan (reporting). Laporan yang dihasilkan dari aplikasi internal reporting adalah laporan dalam format Excel File yang disesuaikan dengan kebutuhan internal PT Prime Capital Securities(Lihat Tabel 4.10).
Tabel 4.10 Laporan yang dihasilkan dari Aplikasi Internal Reporting Fitur
Keterangan
Generating Financial
Menghasilkan informasi yang diperlukan untuk
Reporting (Triwulan)
kepentingan pelaporan keuangan ke BEI (Bursa Efek Indonesia)
Rincian portofolio efek
Rincian jumlah portofolio efek per emiten
Hutang Nasabah
Terdiri dari hutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek pada periode tertentu
Piutang Nasabah
Terdiri dari piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek pada periode tertentu
Komisi Transaksi
merupakan komisi dari transaksi perantara
Perdagangan Efek
perdagangan efek untuk periode tertentu
169
4.2.1.2 Portofolio Aplikasi Perusahaan Portofolio aplikasi merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk
menilai aplikasi yang telah ada dan digunakan saat ini pada PT Prime Capital Securities. Metode portofolio dapat digunakan untuk menentukan aplikasi termasuk dalam kategori apa, dimana ada empat kategori, yaitu strategic, high potential, key operational, dan support dan dikategorikan sesuai dengan fungsi dan penggunaannya di dalam PT Prime Capital Securities, dapat dilihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Portofolio Apliksi PT Prime Capital Securities Saat Ini.
Dari portofolio berjalan bisa dilihat bahwa PT Prime Capital Securities belum memiliki aplikasi yang bersifat strategic ataupun high potential. Selama ini fungsi SI / TI memang hanya terbatas pada kegiatan operasional sehari-hari saja. Ini juga dipengaruhi oleh sikap manajemen terhadap SI / TI, yang belum melihat peluang
170
pemanfaatan SI / TI untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Untuk lebih mendayagunakan SI / TI dalam perusahaan, PT Prime Capital Securities
sebaiknya mempunyai aplikasi yang bersifat strategic. Walaupun
resikonya dianggap terlalu besar, dapat dimasukkan ke dalam kuadran high potential terlebih dahulu, setelah diketahui jika manfaatnya jelas maka dapat dipindahkan ke dalam kuadran strategic dan diimplementasikan.
4.2.1.3 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak Perusahaan Berikut merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak pada PT Prime Capital Securities. Tabel 4.11 Tabel Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi hardware Spesifikasi Spesifikasi hardware
Jumlah Unit Monitor : •
exclude Settlement staff )
Personal Computer (PC)
15" LCD HDTV Monitor (all staff,
•
Samsung SyncMaster 990DF-Black 19" CRT Monitor (Settlement staff)
Users •
BenQ FP557s Black/Silver 15" LCD Monitor
27 Unit
171
(IT Manager)
Keyboard : Media keyboard K200 Logitech Mouse : Mouse Logitech USB Standard CPU : ‐
Motherboard Intel Socket LGA775
‐
Harddisk 160 GB
‐
Samsung DVD Combo
‐
1 GB RAM
‐
Intel [R] Pentium [R] Dual CPU
‐
NVIDIA GeForce 8400GS, 256MB DDR2, 64-bit, D-Sub, DVI, PCIe x16
Operating system : Microsoft windows XP Service pack 2 Spesifikasi
Monitor :
hardware
•
15" LCD HDTV Monitor (all IT staff)
Personal
•
BenQ FP557s Black/Silver 15" LCD
Computer (PC)
Monitor
Divisi TI
(IT Manager)
Keyboard : Media keyboard K200 Logitech Mouse : Mouse Logitech USB Standard
3 Unit
172
CPU : ‐
Motherboard Intel Socket LGA775
‐
Harddisk 250 GB
‐
Samsung DVD Combo
‐
4 GB RAM
‐
Intel [R] Pentium [R] Dual CPU
‐
NVIDIA GeForce 8400GS, 256MB DDR2, 64-bit, D-Sub, DVI, PCIe x16
Operating system : Microsoft windows XP Service pack 2 Printer
LaserJet Pro P1102 HP
Switch
10 Unit
3 Accton Switches; 10/100Mbps 24 Ports
Cable modem
Motorola SURFBOARD Koneksi internet kabel ke IM2
Leased line UPS
64KBps ISDN (Koneksi internet ISDN) APC Smart 2200, 3000
4 Unit
Laplace 500VA (Catu daya cadangan) Router
Hub
Data Receiver
SISCO 2811 (Koneksi internet ADSL)
1 Unit
SISCO 4 Port (Koneksi internet ADSL)
1 Unit
Hub 3 COM
4 Unit
Hub Dlink
1 Unit IQ + Receiver
173
(Menerima data dari koneksi IQ + untuk informasi saham) Spesifikasi hardware Server (JONEX, RT Server, BO Server, Server Online Trading, WebServer) : ‐
Microsoft Windows Server 2003 R2 Standart Edition (52 Build 3790)
‐
System manufacture HP
‐
System model Pro Liant DL180 G5
‐
Processor Intel (R) Pentium (R) III Xeon (4 CPUs), ~2,5GHz
‐
Memory 4096 MB RAM
‐
Harddisk 500GB Spesifikasi hardware Server (IQ+) :
‐
Microsoft windows server 2003
‐
Harddisk 500GB
‐
Memory 4096 MB RAM
‐
Keyboard Media keyboard K200 Logitech
‐
Mouse Logitech USB Standard
‐
Monitor : Samsung SyncMaster 790DF-Black 17" CRT Monitor Internet firewall & gateway Pentium III 700, Memory 256MB, Harddisk 80GB, 3 NIC 100Mbps
174
Tabel 4.12 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi IQ+
Platform Windows 2003
Fungsi Informasi pasar
Departemen Sales
saham dari BEI BOFIS & FOFIS
Windows 2003
(S21)
Pencatatan
FOFIS : Sales
transaksi
BOFIS : IT, Finance, Accounting, Settlement, Contracting, Risk management
C-Best
Windows 2003
Koneksi ke KSEI
Settlement
Cobass
Windows 2003
Koneksi ke KPEI
Settlement
PABX
Windows 2003
Pemantauan dan
Semua
pencatatan
departemen
komunikasi telepon masuk dan keluar Prime Online (Online Trading)
Web Based
Mengetahui keterangan terhadap informasi pasar
IT
175
serta melakukan transaksi efek Internal Reporting
Desktop
Informasi laporan
Finance dan IT
keuangan untuk kepentingan internal perusahaan ataupun BEI
4.2.1.4 Spesifikasi Jaringan
Gambar 4.17 Arsitektur Jaringan PT Prime Capital Securities
176
Dalam infrastruktur ITnya, PT. Prime Capital Securities sendiri terhubungan secara langsung ke BEI melewati jaringan yang dihubungkan oleh Fiber Driver yang disediakan oleh First Media sebagai jasa provider jaringan mereka dan setelah itu terhubung dengan Router. Untuk koneksi data flow dari PT. Prime Capital Securities ke BEI disediakan suatu server yang ditempatkan pada lokasi PT. Prime Capital Securities sendiri yang tentunya diterdapat suatu Firewall sebagai security-nya. Server BEI tersebut dinamakan Jonec Server. Dalam pengiriman data dari PT. Prime Capital sendiri tidak langsung secara garis lurus terhubung ke Jonec Server, tetapi harus melalui server front office yang dinamakan RT Server. Tentunya RT Server sendiri mendapat data dari user-user front office seperti sales. Selain terhubung dengan BEI, RT Server juga terhubung dengan server back office yang dinamakan Back Office Server yang bertujuan untuk melakukan sinkronisasi terhadap data setelah penutupan sesi transaksi. Untuk back office server mendapatkan data dari RT server dan juga dari hasil pengubahan user back office yang melewati prosedur yang telah ada. Server lain yang terdapat pada PT. Prime Capital Securities adalah IMQ Server yang menyediakan informasi pasar kepada user internal maupun pada nasabah yang ingin mengakses informasi pasar tersebut. Dalam mengoperasikan aplikasi Prime Online Trading, terdapat server (Server Online Trading) yang akan langsung terkoneksi dengan aplikasi online trading tersebut. Dan juga mempunyai terdapat server yang berfungsi sebagai WebServer yang bertujuan untuk menyimpan data-data dan informasi yang terkait dengan web application (PrimeOnline.co.id). Masingmasing server terhubung juga dengan server lain (BO dan FO).
177
Aplikasi online trading menggunakan basis data SQL Server dari Microsoft. Sistem operasi server yang digunakan adalah Windows 2000. Adapun ada dua server yang dioperasikan, Market Info dan Application Server. Masing-masing server ini terhubung ke server yang terletak di BEJ. Semua client pada PT Prime Capital Securities menggunakan Application Server untuk melakukan transaksi.
4.2.1.5 Analisis Audit Grid Sebelum merencanakan sistem informasi, dilakukan pengevaluasi aplikasi yang sedang berjalan di perusahaan. Penilaian terhadap aplikasi perusahaan dilakukan dengan pendekatan audit grid. Pendekatan ini dibentuk berdasarkan hasil kuesioner dari pemakai aplikasi yang berjalan saat ini. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.13 – 4.21 di bawah ini. A. Aplikasi S21 Tabel 4.13 Nilai bisnis aplikasi S21 Ya No
Cukup
Tidak
Jumlah
Nilai Bisnis
Nilai 3
2
1
Responden
1
3
0
4
Apakah anda merasa puas 1. dengan sistem yang sekarang ?
9
178
2.
Apakah anda sangat bergantung pada sistem tersebut untuk menjalankan kegiatan bisnis ?
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
16
39
Bermanfaatkah aplikasi dalam 3. meningkatkan kinerja anda ? 4.
Seringkah anda menggunakan sistem dan aplikasi tersebut ?
Total Rata-
2.44 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
179
Tabel 4.14 Kualitas teknis aplikasi S21 Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
1
2
1
4
8
1
2
1
4
8
1
3
0
4
9
16
35
No
Nilai Apakah aplikasi
1.
yang digunakan berjalan stabil ? Apakah output
2.
yang dihasilkan tepat ? Apakah tingkat keamanan pada
3. aplikasi ini sudah baik ? Apakah interface aplikasi ini 4. sudah user friendly ?
Total Rata-
2.19 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
180
B. Aplikasi Prime Online Tabel 4.15 Nilai bisnis aplikasi Prime Online No
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
3
2
1
Responden
1
3
0
4
9
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
3
1
0
4
11
Nilai Bisnis
Nilai
Apakah anda merasa puas 1. dengan sistem yang sekarang ? Apakah anda sangat bergantung 2.
pada sistem tersebut untuk menjalankan kegiatan bisnis ? Bermanfaatkah aplikasi dalam
3. meningkatkan kinerja anda ? Seringkah anda 4.
menggunakan sistem dan
181
aplikasi tersebut ? 16
Total
40
Rata2.5 rata Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011) Tabel 4.16 Kualitas teknis aplikasi Prime Online Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
No
Nilai Teknik
3
2
1
Responden
3
0
1
4
10
2
2
0
4
10
3
1
0
4
11
3
1
0
4
11
Apakah aplikasi 1.
yang digunakan berjalan stabil ? Apakah output
2.
yang dihasilkan tepat ? Apakah tingkat keamanan pada
3. aplikasi ini sudah baik ? Apakah interface 4.
aplikasi ini sudah user
182
friendly ? 16
Total
42
Rata2.63 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
C. Aplikasi IQ + Tabel 4.17 Nilai bisnis aplikasi IQ + Ya No
Cukup
Tidak
Jumlah
Nilai Bisnis
Nilai 3
2
1
Responden
1
3
0
4
9
3
1
0
4
11
Apakah anda merasa puas 1. dengan sistem yang sekarang ? Apakah anda sangat bergantung 2.
pada sistem tersebut untuk menjalankan kegiatan bisnis ?
183
3.
Bermanfaatkah aplikasi dalam meningkatkan kinerja anda ?
1
3
0
4
9
2
2
0
4
10
16
39
Seringkah anda menggunakan 4.
sistem dan aplikasi tersebut ?
Total Rata-
2.44 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
Tabel 4.18 Kualitas teknis aplikasi IQ + Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
No
Nilai Apakah aplikasi
1.
yang digunakan berjalan stabil ?
10
184
2.
Apakah output yang dihasilkan tepat ?
2
2
0
4
10
0
4
0
4
8
3
1
0
4
11
16
39
Apakah tingkat keamanan pada 3. aplikasi ini sudah baik ? 4.
Apakah interface aplikasi ini sudah user friendly ?
Total Rata-
2.44 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
185
D. Aplikasi Internal Reporting Tabel 4.19 Nilai bisnis aplikasi Internal Reporting No
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
1
3
0
4
9
1
3
0
4
9
1
3
0
4
9
Nilai Bisnis
Nilai
Apakah anda merasa puas 1. dengan sistem yang sekarang ? Apakah anda sangat bergantung 2.
pada sistem tersebut untuk menjalankan kegiatan bisnis ? Bermanfaatkah aplikasi dalam
3. meningkatkan kinerja anda ? Seringkah anda 4.
menggunakan sistem dan
186
aplikasi tersebut ? 16
Total
37
Rata2.31 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011) Tabel 4.20 Kualitas teknis aplikasi Internal Reporting Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
No
Nilai Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
Apakah aplikasi 1.
yang digunakan berjalan stabil ? Apakah output
2.
yang dihasilkan tepat ? Apakah tingkat keamanan pada
3. aplikasi ini sudah baik ? Apakah interface 4. aplikasi ini
187
sudah user friendly ? 16
Total
40
Rata2.5 rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011) Jumlah responden sebanyak 4 orang setiap aplikasi ditentukan dari rekomendasi dari direktur utama untuk mewakili suara perusahaan dan jumlah itu sudah lebih dari 50% karyawan yang menggunakan setiap aplikasi, termasuk 4 orang nasabah perusahaan yang dipilih secara random sebagai sample untuk penilaian aplikasi Prime Online. Tabel 4.21 merupakan penjelasan mengenai hasil dari kuesioner yang dilakukan terhadap karyawan PT Prime Capital Securities.
Tabel 4.21 Hasil kuesioner audit grid Aplikasi
Kualitas
Nilai
Teknik (X)
Bisnis
Keterangan
(Y) A
Aplikasi S21
2,19
2,44
Pelihara dan Kembangkan
B
Aplikasi Prime Online
2,63
2,5
Pelihara dan Kembangkan
188
C
Aplikasi IQ +
2,44
2,44
Pelihara dan Kembangkan
D
Aplikasi Internal Reporting
2,5
2,31
Pelihara dan Kembangkan
Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan hasil kuesioner di atas, maka hasil pendekatan audit grid dapat dilihat pada Gambar 4.18 di bawah ini:
Pelihara dan Tinggi
Nilai Bisnis
3
Kembangkan
Hapuskan
Nilai Kembali
2
1 Rendah
Perbaharui
1
2 Kualitas Teknik
Gambar 4.18 Matrix Audit Grid PT Prime Capital Securities Sumber: Pengolahan Data
3 Tinggi
189
Keterangan: = Aplikasi A = Aplikasi B = Aplikasi C = Aplikasi D
Berdasarkan Gambar 4.18, hasil analisis audit menyatakan bahwa seluruh aplikasi yang dimiliki PT Prime Capital Securities saat ini berada pada posisi “Pelihara dan Kembangkan”. Hal ini berarti semua aplikasi di PT Prime Capital Securities memiliki kualitas teknik dan nilai bisnis yang tinggi, hingga semua aplikasi tersebut harus dipertahankan dan dikembangkan. Maka itu diperlukan perhatian yang lebih dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi di PT Prime Capital Securities.
4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Peran SI/TI pada PT Prime Capital Securities saat ini adalah sebagai peran utama, hal ini menjadi sebuah investasi untuk meningkatkan keuntungan dari segi bisnis kepada perusahaan. Dengan adanya SI/TI tersebut telah membantu PT Prime Capital Securities dalam melakukan proses operasional dan transaksi di dalam perusahaan. Pihak manajemen menyadari sepenuhnya arti pentingnya SI/TI bagi perusahaan, SI/TI tidak hanya sebatas untuk mendukung tetapi juga digunakan di dalam internal perusahaan, dan untuk lingkungan eksternal. PT Prime Capital
190
Securities belum memaksimalkan SI/TI yang dapat menunjang kegiatan bisnis perusahaan.
Trend Teknologi Perkembangan teknologi memang bergerak sangat cepat pada semua bidang bisnis. Salah satu peran penting teknologi dapat kita lihat dalam pengaruhnya terhadap investasi efek. Perkembangan teknologi saat ini telah banyak membawa perubahan pada kecepatan bertransaksi dan mendapatkan informasi sehingga keputusan investor juga akan ikut bergerak dengan cepat. Trend teknologi dalam trading tidak hanya digunakan oleh Bursa Efek Indonesia saja, tetapi juga telah diadopsi oleh perusahaan –perusahaan yang ikut serta dalam bisnis efek. Trend teknologi saat ini yaitu Trading Station dan Mobile Trading. Trading Station dengan Platform MT4 telah memenangkan penghargaan dan merupakan gerbang yang sangat kuat dan ramah pengguna menuju pasar FX dan bullion. Platform ini tersedia dalam 23 bahasa dan penuh berisi opsi grafik dan indikator, potensi trading otomatis, fitur trailing stop dan layanan berita terbaru dari Dow Jones Newswires. Update otomatis melalui internet berarti platform trading ini terus menerus dibekali dengan perangkat trading terbaru. Selain trading station, juga terdapat mobile trading yang memberikan klien kebebasan untuk melakukan trading secara aman dan percaya diri melalui PDA atau Smartphone. Layanan yang mudah diinstal ini memiliki fitur real-time untuk harga FX dan bullion, akses atas live chart dan indikator yang dapat dipilih, opsi
191
administrasi account, riset premium yang di-streaming secara live, plus tajuk berita dari Dow Jones Newswires. •
Trading berdasarkan streaming harga FX.
•
Melihat harga real time untuk FX dan logam mulia.
•
Akses atas live chart dan aplikasi indikator teknis.
•
Melihat rangkuman account secara real-time.
•
Melihat informasi sejarah account.
•
Aktifkan alarm suara untuk memberitahukan anda tentang perubahan pasar.
•
Terima tajuk berita secara langsung dan real-time.
4.3. Analisis SWOT Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal bisnis dan SI/TI perusahaan, maka dapat disimpulkan faktor internal dan eksternal dari analisis SWOT pada Tabel 4.22. Faktor internal dan eksternal ini akan menjadi dasar dalam melakukan analisis SWOT pada PT Prime Capital Securities.
192
Tabel 4.22 Peta Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT Prime Capital Securities Analisis Lingkungan
Metode
Hasil Analisis
Faktor internal dan Eskternal Perusahaan (SWOT)
Internal Bisnis
•
Value Chain
Berdasarkan analisis terhadap
Workflow
rantai nilai dan proses bisnis
tim riset untuk
Business Process
perusahaan, dapat
memantau
disimpulkan bahwa:
kondisi pasar.
-
Belum adanya
Fungsi riset dalam pemantauan kondisi
•
Belum adanya
perdagangan pada
diversifikasi
pasar modal, masih
produk
dilakukan oleh sales
investasi.
perusahaan. -
-
Produk investasi
•
Memiliki SDM
yang diperdagangkan
yang
oleh PT Prime Capital
berkualitas
Securities saat ini
dalam bidang
hanya pada saham.
keuangan
PT Prime Capital
dengan
193
-
Securities memiki
dukungan
SDM yang qualified
manajemen
dibidang keuangan.
SDM.
PT Prime Capital Securities memiliki
-
•
Adanya
program pelatihan
program
bagi para nasabah
pengendalian
yang diberikan secara
Risk
gratis.
Management
PT Prime Capital
yang baik.
Securities memiki MKBD yang cukup
-
•
Adanya
untuk menjami limit
program
transaksi yang
training dan
dilakukan oleh
edukasi produk
nasabahnya.
investasi
Dalam rantai nilai
secara Gratis.
perusahaan, terdapat proses pengendalian
•
Memiliki
resiko yang
MKBD yang
merupakan kunci
memadai untuk
utama dalam
menjamin limit
194
menjalankan jasa
transaksi.
perantara perdagangan di pasar modal.
Eksternal Bisnis
5 Daya Saing
Ancaman pendatang baru:
Adanya pembatasan
Porter
Selain dengan adanya
izin pendirian
kompleksitas dari prasyarat,
sekuritas oleh
seperti: permodalan dan
BAPEPAM yang
infrastruktur keuangan, juga
membatasi jumlah
diperkuat dengan pembatasan
pesaing.
izin dalam pendirian perusahaan sekuritas.
Kekuatan Pembeli:
Peluang pasar
Kekuatan pembeli dari PT
investasi di luar
Prime Capital Securities
Jakarta.
adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi atau disebut juga investor, baik retail ataupun grup yang mayoritas
195
berasal dari dalam Jakarta.
Kekuatan Pesaing:
Potensi penetrasi
Selain tentunya dihadapkan
perusahaan sekuritas
dengan perusahaan sekuritas
asing menjadi
asing. Kekuatan persaingan
anggota bursa di
juga dipengaruhi oleh
Indonesia.
sekuritas asing yang beroperasi di dalam pasar modal Indonesia. Kekuatan Pemasok:
Kebijakan dalam
Selain dengan berbagai
pembentukan UU
kekuatan pemasok seperti:
Jaring Pengaman
BEI, BAPEPAM, KSEI,
Sistem Keuangan bagi
KPEI, dan emiten, dengan
LKBB.
adanya RUU JPSK (Jaring Pengaman Sistem Keuangan), maka dimungkinkan ada stakeholders yang terlibat dalam perusahaan sekuritas, yakni: BI, LPS (Lembaga
196
Penjamin Simpanan), dan Kementrian Keuangan.
Produk atau Jasa
Banyaknya alternatif
Pengganti:
investasi dan semakin
Belakangan ini masyarakat
agresifnya lembaga
banyak mendengar berbagai
keuangan selain
investasi yang bukan investasi sekuritas dalam seperti biasanya. Investasi
mencari pelanggan.
pada real estate investment trust, hedge fund, protected capital fund, guaranteed capital fund, dan beberapa lagi yang umum lainnya, seperi emas dan obligasi. Produk investasi ini tampil sebagai alternatif investasi, selain investasi pada pasar modal. PEST
Politik:
Situasi sosial dan
Dalam lingkungan saham,
politik yang tidak
faktor politik menjadi suatu
stabil.
197
pemicu akan pergerakan saham. Isu-isu yang terdapat dalam lingkungan politik menyebabkan adanya sentimen negatif maupun positif terhadap pergerakan investor dalam bermain saham. Permainan jual beli saham yang melibatkan pihak tertentu akan membuat pergerakan saham menjadi fluktuatif tergantung dari pengaruh kepercayaan yang diberikan ke pasar secara tidak langsung. Ekonomi:
•
Inflasi yang
Fakor lain yang ikut dalam
terjadi di
memberikan pengaruh
negara
terhadap keputusan investor
Indonesia.
dalam memainkan sahamnya yaitu faktor ekonomi. Pergolakan ekonomi baik
•
Ancaman krisis global.
198
internal maupun ekternal membawa suatu estimasi
•
Potensi
terhadap ketahanan ekonomi
Pertumbuhan
suatu Negara yang membawa
Perekonomian
pemikiran ke investor pasar
Indonesia.
modal. Seperti: Pertumbungan ekonomi, krisis ekonomi, ataupun tingkat inflasi.
Sosial:
Semakin tingginya
Selain hal diatas, faktor sosial
kesadaran masyarakat
lainnya yang dapat
akan pentingnya
mempengaruhi perusahaan
investasi.
sekuritas, yaitu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi. Keyakinan publik terhadap investasi di industri pasar modal Indonesia meningkat signifikan seiring dengan membaiknya kesadaran publik terhadap perkembangan bisnis
199
pasar modal dan ekspektasi tingkat keuntungan investasi, hal ini akan mempengaruhi jumlah transaksi yang terjadi pada perusahaan sekuritas. Teknologi:
Belum
Dengan adanya sistem CRM
diimplementasikannya
(Customer Relationship
sistem CRM.
Management) perusahaan akan mampu mengidentifikasi valuable customer dan melayani dengan sepenuhnya. CRM secara sederhana bisa didefinisikan sebagai sistem yang memungkinkan peningkatan nilai pelanggan dan bisa memotivasi valuable customer untuk tetap loyal pada perusahaan.
Internal SI/TI
Arsitektur dan
Adanya
Aplikasi
Online,
aplikasi yang
Prime Sistem perdagangan
merupakan dengan online trading
200
sistem online trading yang (Prime Online dan dimiliki
oleh
PT
Capital
Securities
Prime Prime Reporting). yang
dikembangkan
oleh
Piranti,
menyediakan
yang
perdagangan
Mikro
online
yang
dapat dilakukan oleh Anggota Bursa
dari
manapun
dan
kapan sajam dimana setiap order langsung dikirim ke sistem
perdagangan
Bursa
Efek tanpa perlu memasukkan order melalui lantai bursa. Analisis
Dari portofolio berjalan bisa
Belum adanya
Portofolio
dilihat bahwa PT Prime
perencanaan strategi
Aplikasi
Capital Securities belum
sistem informasi.
memiliki aplikasi yang bersifat strategic ataupun high potential. Selama ini fungsi SI / TI memang hanya terbatas pada kegiatan operasional sehari-hari saja. Oleh karena
201
diperlukannya suatu perencanaan strategi untuk sistem informasi yang sampai saat ini belum dilaksanakan oleh PT Prime Capital Securities. Analisis Audit
Existing application yang
Grid
berada pada PT Prime Capital Securities, saat ini berada pada kuadran “pelihara dan kembangkan”. Oleh karena itu diperlukan perencanaan strategi sistem informasi agar dapat menjadi arahan untuk perencanaan aplikasi ini kedepannya.
Eksternal SI/TI
Trend Teknologi
Mobile trading akan
Belum
memberikan klien kebebasan
diimplementasikannya
untuk melakukan trading
Mobile Trading.
secara aman dan percaya diri melalui PDA atau Smartphone.
202
4.3.1 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk menganalisa kemampuan PT Prime Capital Securities dalam menanggapi peluang dan ancaman yang dihadapi saat ini dalam kaitannya dengan lingkungan eksternal perusahaan. Berikut ini merupakan peluang dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis lingkungan eksternal bisnis dan SI/TI PT Prime Capital Securities (Tabel 4.23) : Tabel 4.23 Evaluasi Faktor Eksternal PT Prime Capital Securities Opportunities O1
Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
O2
Adanya
pembatasan
izin
pendirian
sekuritas
oleh
BAPEPAM yang membatasi jumlah pesaing. O3
Potensi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia.
O4
Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi.
O5
Kebijakan dalam pembentukan UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan bagi LKBB. Threats
T1
Ancaman krisis global.
T2
Potensi penetrasi perusahaan sekuritas asing menjadi anggota bursa di Indonesia.
T3
Banyaknya alternatif investasi dan semakin agresifnya lembaga
keuangan
selain
sekuritas
dalam
mencari
203
pelanggan. T4
Inflasi yang terjadi di Negara Indonesia.
T5
Situasi Sosial dan Politik yang tidak stabil.
4.3.1.1 Peluang Komponen peluang (Opportunities) : 1. Peluang pasar investasi di luar Jakarta. Walaupun secara potensi peluang pengembangan saham sebagai salah satu instrumen investasi cukup besar, pertumbuhan jumlah investor dan dana kelolanya ternyata tidaklah sesuai harapan. Di sisi nasabah, Badan Pengawas Pasar
Modal
dan
Lembaga
Keuangan
(Bapepam-
LK)
mencatat
perkembangan pemilik unit penyertaan hingga Februari 2011 hanya sebesar 93.324 nasabah. Perinciannya, sebesar 91.407 nasabah individu dan 1.917 nasabah institusi, sedangkan total transaksinya hanya 364.020 transaksi.
204
1,917, 2%
Individu
Institusi
91,407, 98%
Gambar 4.19 Distribusi Jumlah Investor pada Pasar Modal Sumber: BAPEPAM, Februari 2011
Dari pertumbuhan jumlah nasabah itu, sekitar 65 persen tersebut masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Bahkan, sekitar 55 persen dari jumlah investor di Jawa berada di Jakarta. Jumlahnya mencapai 25.529 nasabah dari total investor. Hal ini berarti bahwa penyebaran investor belum merata. Menurut Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam–LK, Djoko Hendratto, diakui banyak kendala yang menjadi penyebabnya seperti minimnya sosialisasi investasi saham dan ekspansi manajer investasi di luar Jawa. Apalagi, banyak masyarakat di luar Jawa yang masih belum ingin menanamkan dananya dalam saham. Kondisi ini juga tidak lepas dari masalah pemasaran produk saham yang lebih dari 60 persen masih bergantung pada agen perbankan. Selain itu, jumlah agen penjual juga masih sangat sedikit. Karena itu, Bapepam-LK kini
205
tengah menggodok aturan yang memungkinkan lembaga keuangan non-bank bisa menjadi agen penjual saham. Aturan tersebut bisa memungkinkan dana kelolaan manajer investasi bisa melonjak signifikan. Selain itu, otoritas juga sedang mencoba kemungkinan produk saham bisa dijual melalui anjungan tunai mandiri (ATM), e-banking, hingga private banking. Namun, untuk menjadi beleid, Bapepam tidak langsung buru-buru membuatnya. Aturan akan dibuat bertahap dan disesuaikan dengan perkembangan industri. Nantinya, dengan beleid itu diharapkan nilai dana kelolaan (nilai aktiva bersih/NAB) dari seluruh manajer investasi akan meningkat lebih signifikan. Selain berisi perluasan saluran distribusi dan peningkatan jumlah nasabah, otoritas juga meminta variasi produk seperti saham konvensional, saham terstruktur, dan produk lainnya, perluasan ke nasabah ritel hingga bisa menjual saham lebih murah. Bapepam juga mendesak perbaikan kinerja dari manajer investasi maupun agen penjual saham, baik dalam sertifikasi, keahlian, maupun infrastruktur dalam menjualnya.
2. Adanya pembatasan izin pendirian sekuritas oleh BAPEPAM yang membatasi jumlah pesaing. Dengan banyaknya broker terutama broker asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat anggota bursa mudah terpengaruh dengan broker asing. Bila tidak berhati-hati maka akan mudah terpedaya. Untuk itu Bapepam LK mulai mengatur jumlah broker asing di bursa. Rencananya mereka
206
membatasi perusahaan efek di bursa. Caranya dengan memperketat ijin daftar broker asing. Pada akhir tahun 2010 BAPEPAM tidak lagi menerbitkan ijin bagi broker baru. BAPEPAM tidak melakukan pelarangan. namun sengaja mempersulit pemberian izin broker. Pasalnya selama ini keberadaan broker tidak diatur dengan undang-undang. Dalam rencana tahun 2011, BAPEPAM akan selektif dalam menerbitkan izin bagi perusahaan sekuritas atau mereka yang ingin menjadi angggota bursa. Semakin banyaknya pemain sekuritas asing ke pasar domestik disebabkan investor asing melihat prospek kinerja pasar modal Indonesia yang ditopang fundamental ekonomi yang kuat. Para calon pendiri sekuritas mungkin saja punya uang banyak, tetapi kita harus lihat juga apakah mereka punya sumberdaya manusia dan manajemen risiko yang baik untuk men-gelola perusahaan efek. Menurut Kepala Biro Lembaga Transaksi Efek Bapepam-LK Nurhaida menjelaskan hingga saat ini, peraturan keanggotaan bursa masih dalam pembahasan. Untuk perizinan pedagangan perantara efek, penjamin emisi, dan manajer investasi, perusahaan efek harus mendapat izin Bapepam-LK. Jumlah anggota bursa saat ini (Maret, 2011) tercatat 119 perusahaan efek, dengan satu perusahaan efek Optima Khar-ya Securities berstatus suspensi. Saat ini (Maret, 2011) ada tiga kursi anggota bursa yang sudah siap dilelang BEI, yakni United Asia Securities, Pa-lalian Water Securindo, dan Antaboga Delta Securities.
207
3. Potensi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia. Secara
fundamental,
perekonomian
dunia
sedang
mengalami
pemulihan. Pemulihan masih terus berlanjut baik di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Amerika sebagai negara dengan perekonomian terbesar masih terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto 2010 yang masih positif pada level 2,8%, suku bunga masih akan rendah pada level 0%-0,25%, dan adanya peningkatan konsumsi domestik Amerika, dapat dijadikan indikator terjadinya pemulihan perekonomian global. Tetapi, perekonomian Amerika ini masih akan berjalan lambat yang dikarenakan tingkat pengangguran Amerika masih tinggi di level 9,1% per Januari 2011. Pada awal tahun 2011, pasar modal Indonesia berada di zona merah. Beberapa sentimen negatif terus melanda Indonesia, seperti angka inflasi Indonesia yang cukup tinggi, dan juga adanya tekanan geopolitik negaranegara timur tengah. Secara fundamental, Indonesia masih memiliki prospek yang cerah. Konsumsi domestik yang merupakan kontributor terbesar PDB Indonesia sekitar 60% masih menunjukkan adanya pertumbuhan konsumsi domestik yang terus tumbuh, seperti penjualan motor dan mobil per Januari 2011 menunjukkan kenaikan, dan kredit pinjaman perbankan juga menunjukkan peningkatan. Penjelasan diatas di atas juga menunjukkan bahwa demografi Indonesia sangat baik untuk mendukung adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebanyak 56% dari total penduduk Indonesia di tahun 2010 adalah
208
penduduk yang berada di usia produktif antara 20-55 tahun (Gambar 4.20). Pertumbuhan terbesar juga terdapat pada usia produktif tersebut sebesar 30,69% dalam satu tahun terakhir.
Usia Produktif Usia Non Produktif
Gambar 4.20 Perbandingan Usia Produkdif dan Non-Produktif di Indonesia Tahun 2010 Sumber: BPS, 2010
Kondisi ini mirip dengan kondisi negara Jepang pada tahun 1950, dimana 6 orang muda hanya dibebani oleh 1 orang tua, dan kondisi negara Jepang saat ini (tahun 2010) adalah 2 orang tua membebani 1 orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar untuk terus menumbuhkan perekonomiannya. Dengan banyaknya penduduk pada usia produktif, konsumsi domestik Indonesia masih akan terus tumbuh. Sentimen negatif yang mungkin terjadi pada awal tahun 2011 adalah masalah inflasi. Inflasi meningkat sampai 7,02% per Januari 2011 dengan kontribusi terbesar diberikan oleh volatilitas makanan. Dengan meningkatnya inflasi, BI memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 6,75% atau
209
meningkat 25 bps. Angka ini masih tergolong rendah sehingga perbankan di Indonesia tidak akan menaikkan bunga pinjamannya, dan perekonomian Indonesia diprediksi masih akan terus tumbuh. Masalah utama yang menyebabkan inflasi Indonesia tinggi adalah distribusi dan logistik makanan di Indonesia dan lebih disebabkan oleh masalah cuaca. Para analis memprediksikan bahwa pada pertengahan kedua 2011, Indonesia akan mengalami panen besar, dan akan mengurangi laju inflasi Indonesia. Hal ini sudah terbukti pada inflasi di bulan Februari 2011 yaitu sebesar 0,13% dalam satu bulan terakhir, atau 6,84% pada 1 tahun terakhir. Dengan adanya pemulihan ekonomi Dunia dan pertumbuhan negaranegara maju di Dunia yang akan berjalan lambat, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan memiliki imbal hasil yang lebih menarik. Prediksi analis untuk tahun 2011, Indonesia akan tumbuh sebesar 6,3%, dengan laju inflasi. Dengan adanya perubahan outlook yang diberikan oleh Fitch Rating dari stable menjadi positif, akan mengurangi perspektif risiko investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Pasar saham Indonesia pada awal tahun memang mengalami penurunan. Per Desember 2010, secara tahunan imbal hasil yang diberikan mencapai 46%, sedangkan per Februari 2011 imbal hasil setahun terakhir yang didapatkan menjadi 35%. Pada awal tahun 2011, investor asing melakukan rebalancing dengan melakukan switch untuk berinvestasi pada negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa. Investor asing di Indonesia juga merasa khawatir akan laju inflasi Indonesia yang menigkat di bulan
210
Januari 2011 sebesar 0,89% dalam satu bulan atau 7,02% dalam satu tahun terakhir dan mendorong BI untuk meningkatkan BI rate pada level 6,75% di awal Februari 2011. Dilihat per sektornya, terlihat bahwa secara keseluruhan semua sektor mengalami penurunan imbal hasil, kecuali untuk sektor pertambangan yang justru mengalami peningkatan yaitu dari 37% (Desember 2010) menjadi 43% (Februari 2011), dan sektor perdagangan yang mengalami peningkatan drastis yaitu dari 59% (Desember 2010) menjadi 65% (Februari 2011). Secara valuasi juga menunjukkan bahwa valuasi P/E IHSG saat ini yang murah yaitu sekitar 13,76x dibandingkan dengan negara-negara ASEAN-5 yang memiliki P/E sekitar 13,81x. Perbandingan yang dapat diberikan adalah valuasi P/E IHSG per Desember 2010 sekitar 17x dengan P/E ASEAN-5 yang berada di kisaran 15x. Kesimpulannya, dengan fundamental Indonesia yang masih baik yaitu adanya pertumbuhan Indonesia di kisaran 6%, membuat pertumbuhan perusahaan Indonesia berada di kisaran 20%, dan hal ini akan terefleksi di dalam pertumbuhan IHSG untuk tahun 2011 yang berada di kisaran 20%. Dengan adanya prospek yang menarik di pasar saham, khususnya sektor komoditas dan konsumsi, dan valuasi IHSG yang menarik, saat ini merupakan saat yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal. Dari pasar obligasi, secara fundamental Indonesia, dengan adanya credit rating Indonesia yang akan menuju Investment Grade, pasar obligasi Indonesia masih akan menarik. Per Februari 2011, Fitch Rating menaikkan
211
posisi outlook Indonesia dari stabil menjadi positif. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi resiko Indonesia di mata investor asing masih rendah. Selain itu, posisi dari CDS (Credit Default SWAP) Indonesia juga semakin menurun, Per Januari 2011, pasar obligasi Indonesia mengalami koreksi yang cukup dalam sehingga yield obligasi Indonesia denominasi USD maupun surat utang negara Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tajam. Per Desember 2010, yield INDO (obligasi Indonesia dalam denominasi US Dolar) 10 tahun masih berada di kisaran 4,595% dan SUN 10 tahun masih berada di kisaran 7,6%. Per Januari dan Februari 2011, untuk INDO, masing-masing berada di kisaran 4,9% dan 5%, sementara untuk SUN, masing-masing berada di kisaran 8,86% dan 8,6%. Dengan adanya kenaikan yield, pasar obligasi mengalami penurunan harga yang secara umum. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran investor asing akan masalah inflasi Indonesia, dan BI rate yang tidak mengalami kenaikan di bulan Januari 2011. Dengan kenaikan BI rate yang dilakukan oleh BI, adanya sentimen positif yang membuat Asing masuk kembali ke pasar obligasi Indonesia di bulan Februari 2011. Pada SUN, posisi Asing memberikan kontribusi sekitar 30% kepemilikan terhadap keseluruhan jumlah SUN yang beredar. Per akhir Desember 2010, posisi investor asing pada SUN Indonesia mencapai 195,75 T, dan per 26 Januari 2011, posisi asing berubah menjadi 189,76 T. Setelah BI rate dinaikkan, sampai 24 Februari 2011, posisi asing mencapai 201 T, dan angka ini merupakan angka tertinggi setelah posisi asing di tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing masih percaya dengan perekonomian
212
Indonesia, dan Indonesia masih akan memberikan imbal hasil yang menarik di pasar modal. Untuk posisi pasar uang Indonesia, dengan adanya kenaikan suku bungan acuan (BI rate) dan kenaikan imbal hasil untuk menyesuaikan suku bunga acuan tersebut, prospek pasar uang Indonesia diprediksi masih akan tetap menarik.
4. Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi. Tingkat keyakinan publik terhadap investasi di industri pasar modal Indonesia meningkat signifikan seiring dengan membaiknya kesadaran publik terhadap perkembangan bisnis pasar modal dan ekspektasi tingkat keuntungan investasi. Berdasarkan data Edelman Trustbarometer, jumlah investor publik yang membeli saham perusahaan tercatat di bursa melonjak sekitar 41 persen menjadi 57 persen pada 2010 dibanding tahun sebelumnya (2009) yang hanya sekitar 16 persen (Gambar 4.21).
60
57
50 40 30 20
16
10 0 2009
2010
Gambar 4.21 Jumlah Investor Publik yang Membeli Saham Perusahaan pada Bursa
213
Tidak adanya krisis korporasi yang potensial, dan tingginya peranan media serta berkurangnya penyimpangan terhadap kecurangan bisnis di Indonesia, menjadi faktor penting dalam mendongkrak kepercayaan investor di bursa saham domestik. Apalagi sebagai salah satu pasar modal yang memberikan tingkat keuntungan (return) investasi terbesar di dunia, hal ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi perkembangan pasar saham di Tanah Air. Belum lagi jika melihat potensi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi pasar (domestic consumption) yang tinggi dibanding negara-negara lain. Bahkan, hal ini tidak terjadi pada pemodal domestik saja, melainkan juga terhadap investor asing. Tingginya kepercayaan terhadap peluang bisnis dan pemberitaan di media juga mendorong investor global untuk lebih besar lagi menempatkan dananya di pasar modal Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan tren minat investasi di tingkat global. Kalangan investor global semakin meningkatkan dana investasinya di portofolio saham. Bahkan, saat ini mereka tengah dalam gairah bullish paling tinggi terhadap pasar saham dalam hampir 10 tahun terakhir. Menanggapi fenomena tersebut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito meminta perusahaan tercatat (emiten) untuk bisa memanfaatkan momentum ini dan mengembangkan praktik tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). “Karena masyarakat percaya terhadap perkembangan bisnis, secara langsung juga investor yang potensial bagi pasar modal Indonesia, dan kami bersama Bapepam-LK juga dituntut untuk
214
membangun kepercayaan investor yang lebih besar lagi,” menurut Bapak Ito. Bukan ”Bubble” Tingginya minat investasi pemodal terhadap pasar saham domestik juga seiring dengan tren membaiknya fundamental kinerja emiten. Laporan kinerja keuangan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun buku 2010 mencatat kinerja yang lebih baik dibanding laporan keuangan pada tahun sebelumnya. Bahkan, dari hasil riset analis sejumlah perusahaan sekuritas, pertumbuhan kinerja emiten 2010 yang positif ini akan berlanjut pada tahun 2011. Hal tersebut dipicu oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik. Laporan keuangan emiten 2010 kenaikannya cukup tinggi, namun ada juga yang tidak tinggi, yang tertinggi labanya adalah Astra mencapai 43 persen, Membaiknya kinerja laporan keuangan emiten memicu pertumbuhan di bursa efek dalam negeri. Hal itu tecermin dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik hingga 46 persen pada tahun 2010. Pada 2010, pertumbuhan laba emiten ketimbang pada 2009 sangat signifikan, dan itu mengonfirmasi pertumbuhan Bursa Efek Indonesia bukan bubble.
5. Kebijakan dalam pembentukan UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan bagi LKBB. Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) merupakan kerangka kerja yang melandasi pengaturan mengenai skim asuransi simpanan, mekanisme pemberian fasilitas pembiayaan darurat oleh bank sentral (lender of last resort), serta kebijakan penyelesaian krisis. JPSK pada dasarnya lebih
215
ditujukan untuk pencegahan krisis, namun demikian kerangka kerja ini juga meliputi mekanisme penyelesaian krisis sehingga tidak menimbulkan biaya yang besar kepada perekonomian. Dengan demikian, sasaran JPSK adalah menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga sektor keuangan dapat berfungsi secara normal dan memiliki kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Pada tahun 2005, Pemerintah dan Bank Indonesia telah menyusun kerangka Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) yang kelak akan dituangkan dalam sebuah Rancangan Undang Undang tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan. Dalam kerangka JPSK dimaksud dituangkan secara jelas mengenai tugas dan tanggung jawab lembaga terkait yakni Departemen Keuangan, BI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pemain dalam jaring pengaman keuangan. Pada prinsipnya Departemen Keuangan bertanggung jawab untuk menyusun perundang-undangan untuk sektor keuangan dan menyediakan dana untuk penanganan krisis. BI sebagai bank sentral bertanggung-jawab untuk menjaga stabilitas moneter dan kesehatan perbankan serta keamanan dan kelancaran sistem pembayaran. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bertanggung jawab untuk menjamin simpanan nasabah bank serta resolusi bank bermasalah. Kerangka JPK tersebut telah dituangkan dalam Rancangan UndangUndang JPSK yang pada saat ini masih dalam tahap pembahasan Dengan demikian, UU JPSK kelak akan berfungsi sebagai landasan yang kuat bagi kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas terkait dalam rangka
216
memelihara stabiltas sistem keuangan baik untuk bank ataupun LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank). Dalam RUU JPSK semua komponen JPSK ditetapkan secara rinci yakni meliputi: o Pengaturan dan Pengawasan Bank dan Non Bank yang efektif Pengaturan dan pengawasan bank dan non bank yang efektif merupakan jaring pengaman pertama dalam JPSK (first line of defense). Mengingat pentingnya fungsi pengawasan dan pengaturan yang efektif, dalam kerangka JPSK telah digariskan guiding principles bahwa pengawasan dan pengaturan terhadap lembaga dan pasar keuangan oleh otoritas terkait harus senantiasa ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, serta harus berpedoman kepada best practices dan standard yang berlaku. o Lender of last Resort Kebijakan lender of last resort (LLR) yang baik terbukti sebagai salah satu alat efektif dalam pencegahan dan penanganan krisis. Sejalan dengan itu, BI telah merumuskan secara lebih jelas kebijakan the lender of last resort (LLR) dalam kerangka JPSK untuk dalam kondisi normal dan darurat (krisis) mengacu pada best practices. Pada prinsipnya, LLR untuk dalam kondisi normal hanya diberikan kepada bank yang illikuid tetapi solven yang memiliki agunan likuid dan bernilai tinggi. Sedangkan dalam pemberian LLR untuk kondisi krisis, potensi dampak sistemik menjadi faktor pertimbangan utama, dengan tetap mensyaratkan solvensi dan agunan.
217
Untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang berdampak sistemik, Bank Indonesia sebagai lender of last resort dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat kepada Bank Umum yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No 3 Tahun 2004 yang telah disetujui DPR tanggal 15 Januari 2004. Sebagai peraturan pelaksanaan fungsi lender of the last resort, telah diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 136/PMK.05/2005 tanggal 30 Desember 2005 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/1/2006 tanggal 3 Januari 2006. Pendanaan FPD bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). o Skim Penjaminan Simpanan (deposit insurance) yang memadai Pengalaman menunjukkan bahwa LPS merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Program penjaminan pemerintah (blanket guarantee) yang diberlakukan akibat krisis sejak tahun 1998 memang telah berhasil memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan. Namun penelitian menunjukkan bahwa blanket guarantee tersebut dapat mendorong moral hazard yang berpotensi menimbulkan krisis dalam jangka panjang. Sejalan dengan itu, telah diberlakukan Undang-Undang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Nomor 24 Tahun 2004. Dalam
218
undang-undang tersebut tersebut, LPS nantinya memiliki dua tanggung jawab pokok yakni: (i) untuk menjamin simpanan nasabah bank; dan (ii) untuk menangani (resolusi) bank bermasalah. Untuk menghindari dampak negatif terhadap stabilitas keuangan, penerapan skim LPS tersebut akan dilakukan secara bertahap. Selanjutnya, jaminan simpanan nasabah bank akan dibatasi sampai dengan Rp100 juta per rekening mulai Maret 2007. o Kebijakan Resolusi Krisis yang efektif Kebijakan penyelesaian krisis yang efektif dituangkan dalam kerangka kebijakan JPSK agar krisis dapat ditangani secara cepat tanpa menimbulkan beban yang berat bagi perekonomian. Dalam JPSK ditetapkan peran dan kewenangan masing-masing otoritas dalam penanganan dan penyelesaian krisis, sehingga setiap lembaga memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas. Dengan demikian, krisis dapat ditangani secara efektif, cepat, dan tidak menimbulkan biaya sosial dan biaya ekonomi yang tinggi. Dalam pelaksanaannya, JPSK memerlukan koordinasi yang efektif antar otoritas terkait. Untuk itu dibentuk Komite Koordinasi yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sebagai bagian dari kebijakan JPSK tersebut, telah dikeluarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner LPS tentang Forum Stabilitas Sistem
219
Keuangan sebagai wadah koordinasi bagi BI, Depkeu dan LPS dalam memelihara stabilitas sistem keuangan.
4.3.1.2 Ancaman Komponen ancaman (Threats) : 1. Ancaman krisis global. Krisis Eropa yang berawal dari Yunani dicemaskan akan merembet ke negara-negara lainnya, seperti Spanyol, Portugal, dan Hongaria pada kuartal pertama tahun 2010. Hingga kini krisis tersebut memang belum terasa bagi Indonesia. Namun, kita tidak boleh menutup mata akan kemungkinan datangnya ancaman itu. Terlebih lagi, Indonesia sampai saat ini belum memiliki Undang-Undang (UU) Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK). Kenyataannya, pembahasan RUU JPSK pun sejauh ini tampak kurang kencang. Namun pada kuartal I tahun 2010 ekonomi nasional mampu tumbuh 5,7% (Badan Pusat Statistik/BPS). Kinerja cemerlang itu diharapkan akan menjadi tonggak penting (milestone) untuk menggapai target pertumbuhan ekonomi 5,8%. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF)
memperkirakan
pertumbuhan
ekonomi
nasional
mampu
menyentuh 6%. Setiap satu persen pertumbuhan diharapkan mampu menyediakan 400.000 pekerjaan baru. Jumlah lapangan kerja yang bakal
220
tercipta pada 2010 sebesar 2,32 juta sehingga 1,9 juta angkatan kerja baru dan sebagian dari penganggur lama akan terserap. Harapan tersebut akan melambung ketika jauh sebelumnya Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat surat utang jangka panjang valuta asing (long-term foreign exchange) Indonesia dari BB minus menjadi BB dan long-term local currency tetap BB+. Hal ini akan mengantar Indonesia menuju peringkat investasi (investment grade). Kinerja ini akan
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap iklim
investasi Indonesia. Akibat logisnya, investor terus melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang cantik dan aman. Namun, negara Indonesia perlu mewaspadai krisis Eropa yang diawali krisis utang Yunani sehingga harus ditalangi 75 miliar alias hampir 1 triliun dolar AS. Krisis ini dipicu rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tinggi 115,1% dan defisit APBN mencapai 14%. Jika dilihat dari negara-negara, seperti Spanyol, Portugal, dan Hongaria yang memiliki rasio utang terhadap PDB masing-masing 53,2%, 76,8% dan 78,3%. Jika dibandingkan dengan rasio utang Indonesia terhadap PDB hanya 28% pada tahun 2010 dan defisit APBN berada di bawah 3% (Gambar 4.22). Lembaga pemeringkat internasional Fitch telah menurunkan peringkat Spanyol dari AAA menjadi AA+ dengan outlook stabil. Euro terjun bebas 8% terhadap dolar AS sepanjang Mei 2010.
221
80 60
Spanyol Portugal
40
Hongaria Indonesia
20 0 2010
Gambar 4.22 Perbandingan Rasio Utang terhadap PDB tahun 2010
2. Potensi penetrasi perusahaan sekuritas asing menjadi anggota bursa di Indonesia. Menurut Vice President Research PT Valbury Asia Securities Nico Omer mengatakan, ”Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke Indonesia akan membuat bisnis sekuritas di tanah air menjadi lebih menarik dan ketat”. Pasalnya, perusahaan sekuritas asing dapat membawa investor asing untuk masuk ke Indonesia. Hal ini memberikan keuntungan untuk investor, perusahaan sekuritas dan emiten. Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Panca Global Securities Hendra H.Kustandi. Menurutnya, ”Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke Indonesia memberikan pengaruh, terutama pada beratnya kompetisi bisnis sekuritas di pasar modal Indonesia”. Meskipun demikian, diharapkan perusahaan sekuritas asing dapat membawa investor asing masuk ke Indonesia. Untuk mengantisipasi persaingan, perusahaan sekuritas lokal disarankan untuk meningkatkan kualitas, layanan dan performa, Terutama
222
agar investor dapat tetap bertahan di tempat perusahaan sekuritas yang telah dipilih. Seperti diketahui, perusahaan sekuritas asing seperti Goldman Sachs dan Religare Enterprise Limited tertarik masuk menjadi anggota bursa di Indonesia. Sedangkan beberapa sekuritas asing lain, yaitu Daiwa Securities, Commonwealth Securities dan Morgan Stanley Asia Indonesia, sedang menunggu ijin mendirikan sekuritas di Indonesia dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, ”Fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik dan bursa saham Indonesia mencatatkan IHSG baik dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor sekuritas asing berminat menjalankan bisnis sekuritas di Indonesia”. Sementara Direktur Utama PT Danareksa Edgar Ekaputra mengatakan, “Masuknya sekuritas asing tidak akan menimbulkan persaingan dengan sekuritas lokal, kami melihat sekuritas lokal justru tergencet dengan kehadiran sekuritas asing". Edgar menilai, sekuritas asing yang masuk ke Indonesia akan langsung mengambil alih SDM sekuritas lokal, dan ini bisa menjadi ancaman. Pasalnya, dengan kekuatan modal yang cukup besar sekuritas asing, maka SDM lokal akan banyak yang beralih. Imbasnya, bisnis sekuritas lokal akan kian tergerus pangsa pasarnya. Direktur Utama PT Kresna Graha Securindo Michael Steven mengatakan, “Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke Indonesia memiliki
223
dua sisi. Salah satunya dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, selain dapat menarik nasabah domestik”. Namun, Ia melihat, persyaratan perusahaan sekuritas asing untuk menjadi Anggota Bursa Efek Indonesia terlalu mudah, bahkan dengan kepemilikan hingga 100%. Sehingga sekuritas lokal akan sulit bersaing dengan sekuritas asing. Michael membandingkan dengan negara lain, seperti di China. Di negeri Tirai Bambu tersebut, pemerintahnya menetapkan aturan bahwa sekuritas asing yang ingin menjadi Anggota Bursa di pasar saham China, harus menggandeng perusahaan lokal (Joint Venture). Tidak hanya itu, kepemilikannya di perusahaan tersebut juga dibatasi hanya maksimal 33%. Di china, lanjutnya, perusahaan sekuritas asing juga tidak bisa underwriter, jika tidak melakukan joint venture. Artinya underwriter asing harus menggandeng partner lokal. Hal inilah yang membuat perusahaan Anggota Bursa lokal di China memiliki nilai daya saing yang baik. Pemerintah pun disarankan melakukan pembinaan terhadap Sumber Daya Manusia di Indonesia. Misalkan keharusan transfer teknologi perusahaan asing yang ingin masuk ke dalam pasar Indonesia. Saat ini Anggota Bursa lokal masih belum menyadari hal tersebut. Namun dengan menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut, bukan berarti Indonesia akan anti asing. Tetapi harus ada aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan SRO lakukan untuk melindungi pasar domestik.
224
3. Banyaknya alternatif investasi dan semakin agresifnya lembaga keuangan selain sekuritas dalam mencari pelanggan. Belakangan ini masyarakat banyak mendengar berbagai investasi yang bukan investasi seperti biasanya. Investasi pada real estate investment trust, hedge fund, protected capital fund, guaranteed capital fund, dan beberapa lagi yang lain. Mereka yang mempunyai dana cukup dan dikenal sebagai investor pintar (smart investor), bahkan investor berduit yang disebut high net worth investor, sudah sangat paham dengan istilah tersebut. Alternatif investasi adalah tindakan investasi alternatif di luar biasanya. Investasi dilakukan pada instrumen investasi dengan tujuan tertentu dan mempunyai risiko cukup, tetapi ada kemungkinan tingkat pengembalian tinggi. Atau modal awal tidak hilang saat jatuh tempo, tetapi tingkat pengembaliannya tidak jelas, hanya indikasi. Sesuai dengan konsepnya, investasi ini umumnya diharapkan tidak menyebabkan prinsipal investasi berkurang. Bila investor memasukkan dana Rp 1 miliar, dananya akan kembali pada periode tersebut sebesar nilai tersebut juga. Bila prinsipal kembali, tingkat pengembaliannya bisa rendah dan bisa tinggi. Hasil pengembalian investasi dapat tinggi bila perencanaan investasi sesuai dengan kenyataan. High net worth biasanya tidak memikirkan tingkat pengembalian tinggi, tetapi menginginkan dana tidak hilang. Investor ini dapat hidup dari investasi lain dan memberi keuntungan cukup lumayan. Oleh karena itu, investasi produk selalu diungkapkan sebelumnya kepada investor. Bila
225
investor tidak termasuk dalam kelompok investor tersebut, selayaknya tidak perlu masuk dalam produk investasi alternatif ini. Real estate investment trust (REIT) adalah saham dengan portofolio dalam bidang properti. Properti sendiri mempunyai siklus agak berbeda dengan industri lain. Bila tingkat bunga turun terus, investasi pada REIT cukup menarik bagi mereka yang tidak punya dana cukup besar untuk membeli properti. Biasanya, properti mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Bila tingkat bunga naik, investasi pada properti menurun dan permintaan akan berkurang serta sebaliknya, permintaan pada properti akan naik bila tingkat bunga turun. Menurunnya permintaan properti membuat harga properti mengecil dan REIT menurun nilainya. Sebaiknya, investor membeli REIT ketika harga REIT turun dan menjual REIT ketika REIT pada harga puncaknya. Namun, investor juga harus punya pandangan jangka panjang karena REIT biasanya punya hasil cukup bagus dalam jangka panjang. Investor juga harus memerhatikan portofolio properti dari REIT karena portofolio yang tidak strategis akan membuat hasil tidak menarik. Biasanya investasi dalam properti selalu menggunakan kata-kata lokasi, lokasi, lokasi yang strategis. Hedge fund memiliki cara kerja yang hampir sama dengan private equity fund. Hedge fund sedikit lebih terbuka dan investor tahu cara kerjanya karena lebih dulu dikembangkan. Adapun private equity fund, investor mungkin hanya kecil sekali, tetapi mempunyai kemampuan cukup besar.
226
Investasi ini baru kita kenal karena baru masuk di pasar Indonesia walaupun sebenarnya sudah ada investasi sejenis yang masuk.
4. Inflasi yang terjadi di Negara Indonesia. Inflasi
merupakan
suatu
indikator
ekonomi
makro
yang
menggambarkan kenaikan harga barang-barang dan jasa dalam suatu periode tertentu. Secara teoritis, investasi pada saham dapat memberikan perlindungan nilai (hedge) yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan asset riil. Berdasarkan
teori
tersebut,
tingkat
pengembalian
seharusnya
tidak
terpengaruh oleh perubahan harga barang dan jasa. Menariknya investasi dalam bursa saham juga didorong oleh rendahnya suku bunga penyimpanan di perbankan. Suku bunga penyimpanan tersebut terlihat dari dua aspek, yaitu nominal dan riil. Suku bunga penyimpanan nominal adalah suku bunga penyimpanan perbankan yang dipublikasikan oleh bank-bank setiap harinya, sedangkan suku bunga penyimpanan riil adalah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi pada saat yang bersangkutan. Secara teoritis, apabila suku bunga penyimpanan riil di suatu negara mengalami penurunan, maka investasi di bursa saham menjadi lebih menarik karena investor cenderung untuk mencari tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang. Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai berikut:
227
o Mendorong penanaman modal spekulatif Inflasi mengakibatkan para pemilik modal cenderung melakukan spekulatif. Hal ini dilakukan dengan carai membeli rumah, tanah dan emas. Cara ini dirasa oleh mereka lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. o Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga pinjaman. Apabila tingkat inflasi tinggi, maka tingkat suku bunga juga akan tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan penanaman modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif. o Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan. Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap ketidakpastian ekonomi. Keadaan semacam ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. o Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah daripada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain itu, arus modal ke luar ngeri akan lebih banyak disbanding yang masuk kedalam negeri. Keadaan ini akan menagibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
Tabel 4.24 Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Komoditi, 2006, 2007, Jan-Mei 2008 (2002=100), Juni - Desember 2008 (2007=100), 2009, 2010, 2011 (2007=100)
Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Sandang
-0.12
1.28
1.18
Maret
-1.94
0.32
Februari Januari
-0.33 2.21
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Indeks Umum
0.45
1.54
0.72
0.55
0.70
0.29
0.38
0.38
0.17
0.08
-0.32
0.47
0.40
-0.08
0.69
0.13
0.15
0.13
0.49
0.48
0.15
0.47
0.42
0.31
0.89
15.64
6.96
4.08
6.51
2.19
3.29
2.69
6.96
Desember
2.81
0.36
0.21
1.08
0.16
0.07
0.25
0.92
November
1.49
0.46
0.25
0.89
0.09
0.08
0.01
0.60
Oktober
-0.85
0.48
0.36
1.73
0.24
0.44
-0.57
0.06
September
0.44
0.52
0.25
1.08
0.23
0.26
0.57
0.44
Agustus
0.47
0.67
1.59
0.06
0.27
1.27
0.36
0.76
Juli
4.69
0.65
0.26
-0.09
0.27
0.86
1.51
1.57
Juni
3.20
0.41
0.23
0.93
0.06
0.06
0.15
0.97
Mei
0.49
0.34
0.09
1.19
0.11
0.02
0.02
0.29
0.33
0.24
0.10
0.14
0.17
0.01
0.04
0.15
-0.91 0.86
0.28 0.40
0.13 0.20
0.01 -0.47
0.25 0.18
0.02 0.07
0.07 0.11
-0.14 0.30
1.73
1.93
0.34
-0.20
0.15
0.10
0.16
0.84
3.88
7.81
1.83
6.00
3.89
3.89
-3.67
2.78
Desember
-0.13
0.93
0.28
0.95
0.20
0.01
0.35
0.33
November
-0.82
0.26
0.15
0.98
0.19
0.13
-0.08
-0.03
Tahun/Bulan
2011
2010
April Maret Februari Januari 2009
Oktober
0.28
0.70
0.24
0.37
0.20
0.34
-0.71
0.19
September
2.43
1.08
0.18
1.28
0.29
0.43
0.89
1.05
Agustus
1.29
0.73
0.21
0.01
0.35
1.26
-0.02
0.56
Juli
1.14
0.29
0.08
-0.23
0.13
1.21
0.28
0.45
Juni
-0.18
0.29
0.04
0.30
0.23
0.09
0.25
0.11
Mei
-0.25
0.48
0.09
-0.48
0.62
0.07
0.00
0.04
-1.33
0.40
0.12
-1.70
0.34
0.05
0.07
-0.31
-0.26
0.52
0.20
1.02
0.73
0.06
0.25
0.22
0.95
0.91
0.28
2.85
0.17
0.04
-2.43
0.21
0.76
0.95
-0.06
0.55
0.37
0.12
-2.53
-0.07
16.35
12.53
10.92
7.33
7.96
6.66
7.49
11.06
Desember
0.57
0.52
0.52
1.13
0.21
0.16
-2.74
-0.04
November
-0.67
1.13
0.23
0.72
0.37
0.26
-0.31
0.12
Oktober
0.71
0.77
0.24
0.71
0.52
0.39
0.10
0.45
September
1.90
0.94
1.22
0.50
0.36
0.63
0.22
0.97
Agustus
0.94
0.59
0.53
-0.53
0.56
1.36
-0.01
0.51
Juli
1.85
1.07
1.80
0.81
0.71
1.74
0.71
1.37
Juni
1.28
1.33
1.14
0.49
0.83
0.44
8.72
2.46
Mei
1.72
0.86
1.58
-0.16
0.69
0.37
2.23
1.41
0.55
0.86
1.62
-0.27
1.88
0.13
-1.18
0.57
1.44
1.08
0.99
1.17
0.69
0.09
0.11
0.95
1.59
0.88
-0.01
0.76
1.56
0.04
0.02
0.65
April Maret Februari Januari 2008
April Maret Februari Januari
2.77
2.02
1.80
2.31
0.72
0.01
0.24
1.77
11.26
6.41
4.88
8.42
4.31
8.83
1.25
6.59
Desember
2.47
0.91
0.63
0.99
0.41
0.12
0.22
1.10
November
0.04
0.43
0.12
1.66
0.26
0.11
-0.27
0.18
Oktober
1.87
0.51
0.21
2.05
0.45
0.21
0.47
0.79
September
1.81
0.45
0.18
1.22
0.44
1.70
0.07
0.80
2007
Agustus
0.79
0.48
0.77
0.49
0.24
3.18
0.04
0.75
Juli
1.35
0.40
0.32
0.61
0.35
2.89
0.05
0.72
Juni
0.47
0.33
0.13
-0.43
0.22
0.03
0.11
0.23
Mei
-0.39
0.47
0.35
0.21
0.18
0.01
0.13
0.10
-1.30
0.38
0.26
0.61
0.32
-0.03
0.22
-0.16
0.16
0.36
0.29
0.41
0.20
0.03
0.09
0.24
April Maret
0.84
0.65
0.80
0.56
0.64
0.23
0.03
0.62
2.68
0.87
0.71
-0.25
0.54
0.10
0.10
1.04
12.94
6.36
4.83
6.84
5.87
8.13
1.02
6.60
3.12
1.11
0.74
0.13
1.05
0.07
0.10
1.21
Oktober
0.65 2.17
0.47 0.64
0.29 0.26
0.70 1.00
0.42 0.29
0.03 0.10
-0.21 0.46
0.34 0.86
September
0.62
0.13
0.28
-0.13
0.31
1.84
-0.01
0.38
Agustus
-0.34
0.35
0.30
0.35
0.33
4.77
0.01
0.33
Juli
0.99
0.31
0.21
0.36
0.06
0.69
0.08
0.45
Juni
1.12
0.26
0.32
-0.08
0.27
0.25
0.10
0.45
Mei
0.28
0.30
0.30
2.03
0.57
0.07
0.17
0.37
-0.85
0.43
0.42
0.70
0.58
0.09
0.07
0.05
-0.88
0.58
0.36
0.15
0.39
0.12
0.13
0.03
1.18
0.65
0.55
0.72
0.40
-0.28
0.16
0.58
4.29
0.94
0.70
0.73
1.06
0.20
-0.05
1.36
Februari Januari 2006 Desember November
April Maret Februari Januari
*) Sejak Juni 2008, IHK berdasarkan pola konsumsi didapat dari 2007 Survei Biaya Hidup di 66 kota (2007=100) Sumber: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=03¬ab=1
231
5. Situasi Sosial dan Politik yang tidak stabil Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan resiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Resiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di suatu negara. Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis. Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional. Setiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang
232
memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis. Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis. Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian dan bisnis. A. Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indoenesia Era Orde Baru Pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah mencanangkan pembangunan ekonomi dan industri. Pada waktu itu posisi pengusaha dalam negeri masih dalam keadaan yang tidak kuat untuk berdiri sendiri.. Akibatnya, pemerintah (negara) menjadi dominan dalam perekonomian. Pengusaha menggantungkan diri kepada pemerintah. Hal ini menimbulakan konsekuensi yaitu pemerintah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi atau dengan kata lain pemerintah menjadi sumber penggerak investasi dan pengalokasian kekayaan nasional. Dalam hal ini pemerintah tidak hanya menyediakan proyek, kontrak,
233
konsesi pengeboran minyak dan eksploitasi hutan, serta lisensi agen tunggal, melainkan juga kredit besar dan subsidi. Pemerintah juga menunjang dengan kebijakan proteksi serta pemberian hak monopoli impor dan pasar. Pada masa tersebut, pemerintah cenderung menghasilkan dua lapisan ekonomi-politik utama, yaitu birokrat-politik yang melibatkan lingkup keluarganya dalam bisnis, serta pengusaha yang dapat berkembang berkat dukungan khusus dari pemerintah (mulai berkembangnya KKN). Kedua lapisan ini mendominasi perekonomian dan politik. Dalam perkembangan sistem ekonomi tersebut, pemerintah sebagai sumber penggerak investasi dan pengalokasian
kekayaan
nasional
hanyalah
bersifat
jangka
pendek.
Kemampuan pemerintah menyediakan segalanya dibatasi oleh gerak sistem ekonomi. Indonesia menjadi rawan akan krisis. Pola bisnis tersebut memerlukan sebuah rezim politik yang mampu mengendalikan reaksi kaum buruh dan gerakan demokratisasi. Untuk keperluan ini rakyat berhasil dijauhkan dari partisipasi politik. Pembangunan ekonomi dijaga dengan kekuatan militer yang kuat sehingga terlihat stabil. Pertumbuhan partai politik dan pengekpresian politik dilarang dalam upaya menciptakan kestabilan untuk pertumbuhan ekonomi. Rakyat seakan dibungkam untuk menuntut hakhaknya atas nama pembangunan ekonomi. Pada masa Orde baru, bentuk partisipasi rakyat diatur agar hanya terlibat pada pemilihan umum anggota DPR dan DPRD. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya kaitan politik dan birokratik dalam pola bisnis. Pemerintah sudah sejak awal jadi mesin pertumbuhan ekonomi, yang menyebabkan para birokrat-politik terlibat bisnis
234
yang bersifat jangka pendek. Pola ini tidak mendorong tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk jangka panjang.. Sistem politik Indonesia pada masa itu mempunyai kelemahan, salah satu diantaranya adalah sedikitnya sumber-sumber yang dapat menjadi penekan dan penyeimbang atas kekuatan pemerintah, di tingkat nasional atau daerah. Padahal, kekuatan penekan sangat diperlukan untuk melakukan kontrol, maupun sumbangan-sumbangan gagasan dan pemikiran untuk membentuk bangunan sosial politik yang lebih aspiratif. Pengaruh kalangan non-pemerintah, termasuk dari pengusaha dan profesional sangat terbatas dan acap diabaikan. Kecuali para pengusaha tertentu yang mempunyai koneksi langsung dengan penguasa. Ketergantungan ekonomi swasta pada pemerintah menimbulkan hubungan yang sangat tidak sehat di antara keduanya, yang jika dipandang dari sudut politik, bisnis, dan masyarakat luas sangatlah merugikan. Konsekuensi dari hubungan yang tidak sehat tampak nyata ketika Indonesia diterpa krisis ekonomi, sosial dan politik sekaligus, yang mengalami kesulitan untuk diperbaiki. Kalangan bisnis dan profesi swasta yang merupakan unsur krusial dalam pembentukan kelas menengah, selama zaman Orde Baru tidak memiliki kesempatan untuk membentuk asosiasi maupun organisasi yang mampu berfungsi sebagai sumber kritik, pengaruh, dan sumbangan ide pada perencanaan politik, ekonomi dan sosial. Unsur-unsur baru dari kalangan profesional maupun kalangan bisnis cenderung menghindarkan diri dari politik dan berkonsentrasi pada bidangnya sendiri yang sempit.
235
Semua hal tersebut membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi cukup rawan krisis, terutama krisis fiskal dan krisis keuangan. Terjadinya krisis rupiah dan berbagai dampaknya membuat pemerintah terpaksa harus mengeluarkan sejumlah kebijakan deregulasi di bidang ekonomi. Secara politik, kebijakan ini memacu pertumbuhan sektor swasta, termasuk swastanisasi BUMN. Hal ini menuntut pemerintah untuk melakukan pembenahan besar-besaran. Pemerintah terpaksa menerima tawaran IMF untuk menyetujui Nota Kesepakatan menuju reformasi ekonomi. Krisis ekonomi memang menimbulkan dampak politik yang lebih kuat. pemerintah semakin didesak untuk melepaskan keterlibatannya dari bisnis dan untuk lebih menjalankan fungsi sebagai perlengkapan politik supaya dapat bertugas menyehatkan sistem ekonomi. Sistem peraturan hukum yang kuat sangat dibutuhkan untuk menopang kinerja reformasi ekonomi. Kalangan dunia usaha semakin menuntut kepastian hukum. Krisis rupiah yang semakin parah sampai menggerogoti sistem ekonomi, telah memperlemah posisi birokrat-politik. Banyak dari mereka yang mulai terbuka terhadap reformasi politik. Banyak telah menyatakan perlunya reformasi. Hasil kemajuan ekonomi secara internal telah menghasilkan sebagian lapisan yang menghendaki reformasi politik. Kalangan bisnis menghendaki tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk jangka panjang. Semua ini hanya dapat dicapai dengan program reformasi ekonomi dan diperkuat dengan reformasi politik.
236
B. Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indonesia pada Era Reformasi Struktur dan pandangan rezim Orde Baru telah menjadikan kalangan bisnis dan profesional merasa lebih mudah dan aman untuk mengikuti keadaan daripada mencoba mendorongnya ke arah lain yang lebih sehat. Kecenderungan ini dengan sendirinya memperluaskan korupsi, kolusi, dan penyalahgunaan kekuasaan pada zaman Orde Baru. Pada era reformasi, gejala-gejala itu sulit dihilangkan karena telah mengakar di setiap lembaga negara, maupun di kalangan bisnis dan profesional. Masalahnya bukan hanya korupsi yang sulit diatasi, tetapi juga hilangnya orientasi terhadap kepentingan masyarakat luas dan lemahnya kemauan untuk merombak sistem politik, termasuk lembaga-lembaga negara yang amat perlu diperbaiki, struktur ekonomi, dan hubungan antara warga negara dan negara. Di dalam negeri, perubahan di bidang politik dan pemerintahan yang diwarnai dengan adanya perubahan signifikan dalam sistem politik (terjadi proses demokratisasi) membuka suatu peluang baru dan juga ancaman baru bagi dunia usaha di Indonesia. Keputusan-keputusan politik atau hukum perlu juga selalu dicermati. Perubahan-perubahan kepemimpinan seringkali berakibat terjadinya perubahan dalam keputusan politik dan yang akhirnya berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis. Sebagai contoh. Pada saat Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu dikendalikan oleh Pemerintah melalui BULOG, sehingga ada kondisi yang stabil dalam perdagangan Bahan Pangan Pokok tersebut. Tetapi, setelah reformasi peran
237
BULOG diredefinisi sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya seringkali berdampak terhadap terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan barang yang disebabkan permainan spekulan, sehingga yang terkena dampak/pengaruhnya adalah rakyat miskin yang semakin menderita untuk mendapakan kebutuhan pangan mereka. Di tahun 2007 yang lalu kondisi perpolitikan nasional relatif stabil, walaupun banyak unjuk rasa diberbagai daerah terutama menyangkut kekisruhan hasil Pilkada dan di tingkat nasional menyangkut kebijakan pemerintah tentang UU PA, UU PMA, UU Pornografi dan UU Politik yang banyak menimbulkan kontroversi dari masyarakat. Dari kondisi politik yang demikian ternyata pengaruh terhadap sektor ekonomi tidak begitu signifikan. Tercatat kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 merupakan kondisi terbaik sejak krisis ekonomi 1998. Berbagai sektor ekonomi mengalami peningkatan, di sektor properti, nilai kredit properti yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Juni 2007 sebesar Rp130,93 Trilyun naik 7-8% dibandingkan tahun sebelumnya. (1) Di tahun 2008 ini perilaku ekonomi menjadi sering kali sulit diprediksi. Bahkan oleh Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonomekonom yang sangat pakar di bidangnya. Sebagai contoh yang nyata adalah dalam penyusunan APBN 2008 prediksi harga minyak 80 US $ per barel, tapi pada awal tahun perekonomian nasional dikejutkan dengan kenaikan harga minyak dunia yang menembus batas sampai 100 US $ per barel bahkan melewati 110 US $ per barel sampai akhir kuartal pertama 2008. Kenaikan ini
238
tentunya berpengaruh terhadap asumsi APBN tahun 2008 sehingga pemerintah mau tidak mau dihadapkan pada pilihan sulit antara tetap mempertahankan subsidi BBM dengan harga yang ada atau menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit APBN yang terlalu berat. Selain itu dari sektor perbankan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan menurunkan BI rate menjadi 8% per Januari 2008. (2) Dengan dikeluarkan kebijakan ini memberikan peluang bagi sektor properti untuk bisa berkembang. Namun dari bidang politik kemungkinan-kemungkinan negatif bisa terjadi mengingat kondisi tahun 2008 masih rawan karena semua partai politik akan bekerja keras untuk meraih dukungan massa, gesekan-gesekan politik kemungkinan akan mudah terjadi. Tentunya kondisi serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit sekali untuk secara akurat memprediksi kondisi ekonomi. Hal ini antara lain juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi ekonomi di suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara lainnya. Bahkan ketika ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas dampak ekonomi terhadap industri tertentu. Sebagai contoh nyata, seperti yang telah diketahui bersama saat ini beberapa sektor industri sedang digoncang krisis akibat pengaruh krisis global yang tengah melanda dunia. Beberapa perusahaan telah berencana merumahkan bahkan memPHK karyawankaryawannya. Dalam sektor perbankan, kalangan perbankan mengkhawatirkan gejolak ekonomi global akan menggerus kinerja perbankan di tengah situasi politik yang mulai menghangat menjelang pemilihan umum 2009. Di sisi lain,
239
Bank Indonesia meyakini fundamental industri perbankan dalam negeri cukup kuat, sehingga bank sentral meminta sejumlah kalangan agar tetap optimistis, disusul peningkatan suhu politik menjelang 2009. Akan tetapi di sisi lain, di tengah indikator ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, yang berpengaruh besar dan cenderung negatif terhadap perilaku bisnis, kalangan perbankan merasa optimis dapat meningkatkan pertumbuhan kredit Proyeksi semua sektor ekonomi pada tahun 2008 selalu dikaitkan dengan variabel politik. Hal ini disebabkan suhu politik di tahun 2008 diprediksi akan meningkat karena persiapan Pemilu 2009. Faktor politik pasti berdampak pada perekonomian, terutama pada investasi. Situasi politik menjelang pemilu dan Sidang Umum MPR, melahirkan iklim ketidakpastian bagi investor, terutama investor asing. Adapun pengaruh politik menjelang Pemilihan Presiden 2009 diyakini akan memengaruhi uang beredar. Di satu sisi, aktivitas ekonomi akan menurun seiring dengan keterlibatan pelaku ekonomi dalam pemilu. Hubungan sektor bisnis dengan politik lebih mengacu pada konteks ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan politik, apabila kondisi politik tidak menentu atau mengalami kekacauan (chaos) akan berdampak kepada perekonomian terutama menyangkut sektor industri; permintaan dan penawaran tidak seimbang dan distribusi barang akan terganggu. Apabila ini berlanjut maka akan terjadi inflasi tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga akibat permintaan yang menurun drastis atau bajhkan tidak adanya permintaan. Di sisi lain, pengaruh gejolak politik pada kegiatan ekonomi,
240
tidak dapat diukur dengan eksak dan laporan angka-angka. Para pengamat hanya dapat menganalisa kualitas dampaknya.
4.3.2 Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk menganalisa kemampuan PT Prime Capital Securities dalam menerapkan strategi dan mengalokasikan sumber daya melalui kekuatan dan mengurangi kelemahan. Berikut ini kekuatan dan kelemahan PT Prime Capital Securities yang diperoleh dari analisis lingkungan internal bisnis dan SI/TI PT Prime Capital Securities (Tabel 4.25):
Tabel 4.25 Evaluasi Faktor Internal PT Prime Capital Securities Strengths S1
Sistem perdagangan dengan online trading (Prime Online dan Prime Reporting).
S2
Adanya Program Pengendalian Risk Management yang baik.
S3
Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang keuangan dengan dukungan manajemen SDM.
S4
Memiliki MKBD yang memadai untuk menjamin limit transaksi.
S5
Adanya program Training dan Edukasi Produk investasi
241
secara Gratis. Weaknesses W1
Belum adanya tim riset untuk memantau kondisi pasar.
W2
Belum diimplementasikannya Mobile Trading.
W3
Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi.
W4
Belum diimplementasikannya sistem CRM.
W5
Belum adanya diversifikasi produk investasi.
4.3.2.1 Kekuatan Komponen kekuatan (Strengths) : 1. Sistem perdagangan dengan online trading (Prime Online dan Prime Reporting). System online Trading pada Prime Capital Securities digunakan sebagai sistem perdagangan online (Prime Online dan Prime Reporting, (Gambar 4.23), dimana setiap order transaksi PT Prime Capital Securities langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (sistem JATS), tanpa perlu memasukkan order dari lantai bursa (trading floor). Dengan demikian, order dapat dilakukan dimana saja sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan bursa. Mengingat teknologi online trading berkaitan erat dengan proses transaksi, maka tentu saja investor mendapatkan beberapa manfaat, antara lain:
242
•
Order dapat dilakukan sendiri oleh nasabah.
•
Order akan dapat dieksekusi secara langsung dengan cepat.
•
Peluang jual / beli saham di harga terbaik lebih besar.
•
Dapat melakukan last minute order.
•
Cocok untuk nasabah dengan tipe daily trader.
•
Transaksi dapat dilakukan dimana saja sepanjang tersedia komputer yang terkoneksi dengan internet.
•
Nasabah tidak perlu melakukan instalasi software karena dapat menggunakan browser yang telah tersedia di komputer.
Fitur yang terdapat pada PT Prime Capital Securities (Tabel 4.26) dan struktur menu dari Prime Online terdapat pada Table 4.27. Tabel 4.26 Fitur PT Prime Capital Securities Penjelasan
Features Secure
Fasilitas untuk transaksi bursa efek indonesia dan realtime secara aman
Transaction
dengan menggunakan teknologi baru.
Market Info
Menyediakan data pergerakan harga saham dan indeks di Bursa Efek Indonesia secara realtime, termasuk: Daftar order, order book, live trade, live order.
Online Reporting
Pelanggan dapat melihat sendiri historical rekening koran, portofolio, dan konfirmasi perdagangan
Online
Dalam satu aplikasi, pelanggan dapat melihat hasil riset PT Prime Capital
Research
Securities yang meliputi pasar outlook, bursa rekomendasi, dan berita
243
terbaru. Technical
Sebuah alat grafis yang digunakan oleh nasabah untuk menganalisa
Analysis
pergerakan harga saham untuk membantu membuat keputusan jual, beli,
Tools
atau hold.
Fully
Prime online terintegrasi dari back office ke front office, termasuk sistem
Integrated
manajemen resiko.
System Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010 Tabel 4.27 Struktur Menu Website Prime Online Nama Menu Home
Keterangan atau Rincian Pada halaman Home ini terdapat 8 navigasi utama, yaitu home, profile, prime online, analysis & research, index, corporate action, dan news. Dimana beberapa navigasi tersebut memiliki subnavigasi lagi, misalnya pada analysis & research terdapat market analysis dan company profile.
‐
Profile
o Company Profile o Office Info & Map
‐
Prime Online
o Technical Support o Term & Condition o Join Us o Prime Reporting o Tutorial
244
o Download Prime Installation
‐
‐
Windows XP
Windows Vista
Analysis &
o Market Analysis
Research
o Company Profile
Index
o Metal o Energy o LQ45
Corporate Action
Menampilkan informasi dari action yang dapat dilakukan perusahaan seperti:
News
‐
Bonus
‐
Deviden
‐
Jadwal IPO
‐
Reverse Stock
‐
Right Issue
‐
Stock Split
‐
Warrant
Menampilkan informasi dan berita, terkait dengan internal PT Prime Capital Securities ataupun informasi eksternal saham perusahaan.
Sitemap
Menampilkan peta website (Struktur Menu) Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
245
Gambar 4.23 Prime Online dan Prime Reporting (Sumber: http://www.primeonline.co.id/primeonline.php, 2010)
Prime online menggunakan sistem enkripsi dan data autentikasi yang menggunakan
SSL
(Secured
Socket
Layer)
protocol
128bit
yang
sertifikasinya dikeluarkan oleh Verisign serta menggunakan CheckPoint Firewall-1 3DES untuk keamanan akses ke jaringan (Network Access Security). Untuk
keamanan
secara
keseluruhan,
Prime
online
telah
melakukan security assesment yang dilakukan oleh pihak ketiga yang berpengalaman dibidangnya. Audit meliputi aspek teknis dan operational seperti security policy, prosedur dan sebagainya.
246
•
Dana Klien aman karena instruksi pemindahan dana ke rekening bank atau pemindahan saham ke broker lain hanya dikirimkan ke nama rekening yang sama.
•
Prime Online akan mengirimkan: -
Konfirmasi melalui e-mail untuk setiap transaksi yang telah dilakukan
-
Log file atau keterangan mengenai waktu akses klien sehingga Klien OLT bisa melihat apakah benar ia telah melakukan akses login ke portfolio.
•
Prime Online menyarankan perubahan User ID dan Password demi keamanan rekening Klien.
2. Adanya Program Pengendalian Risk Management yang baik. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan menghadapi berbagai macam resiko dalam operasi bisnisnya sehari-hari dan secara proaktif terus memperbaiki kebijakan dan prosedur manajemen resikonya. Resiko dimonitor dan
diminimalkan
dengan
berbagai
proses,
dianalisa
dan
ditinjau
berkesinambungan yang dilakukan oleh divisi control dan internal audit serta beberapa komite yang dibentuk oleh manajemen. Perusahaan telah mengidentifikasikan sejumlah resiko penting yang berpotensi mempengaruhi kegiatan usaha dan tujuan perusahaan. Semua
247
resiko ini dibagi dalam tiga kategori utama: resiko pasar, resiko likuiditas dan margin, resiko operasional. o Resiko Pasar Resiko ini disebabkan karena pergerakan tingkat suku bungan atau harga yang berlaku di pasar terhadap suatu aktiva yang dikelola oleh perusahaan dalam portofolionya, baik untuk perdangangan maupun investasi. Kegagalan dalam mengantisipasi resiko pasar ini dapat menimbulkan kerugian keuangan bagi perusahaa. Selain itu. Kondisi dan keadaan ekonomi makro dan politik dapat berpengaruh pada kinerja pasar modal pada umumnya dan juga pada perusahaan. PT Prime Capital Securities terus melakukan monitoring terhadap resiko pasar melalui analisa makro ekonomi, politik, tingkat suku bunga serta proyeksi atas harga-harga. o Resiko Likuiditas dan Margin Likuiditas berkaitan kemampuan perusahaan memenuhi semua komitmen pendanaan pasa saat jatuh tempo. Kebutuhan untuk selalu berada pada kondisi keuangan yang likuid sangat penting karena ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo dapat mengakibatkan penghentian usaha perusahaan. Oleh karena itu, PT Prime Capital Securities selalu melakukan pengawasan terhadap pemenuhan kebutuhan likuiditasnya pada tingkat yang aman. Untuk memperkecil resiko likuiditas, Divisi Control dan Internal Audit melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap
248
kepatuhan menjalankan prosedur dan ketentuan yang telah digariskan. Sedangkan dari sisi transaksi keuangan, divisi ini juga melakukan pemeriksaan secara berkala untuk memastikan tidak ada penyimpangan yang terjadi. Sedangkan komite anggaran dan rencana bisnis membantu memonitor aktivitas arus kas perusahaan untuk melihat kemungkinan adanya lonjakan dalam pengeluaran kas, dan menelusuri apakah kejadian tersebut masih dalam batas toleransi dari sisi budged yang telah ditetapkan sebelumnya dan selanjutnya memberikan rekomendasi tindakan yang terbaik untuk dijalankan oleh pelaksana keuangan maupun oleh bisni unit dan divisi pendukung sebagai pihak yang membutuhkan pendanaan. Hal yang mendasar dalam pengelolaan margin adalah kemampuan mengukur resxiki margin dari portofolio yang dibicarakan kepada nasabah, dengan melakukan perhitungan, baik secara kuantitatif dan kualitatif, dan memamtau portofolio nasabah secara terus-menerus. Tanggung jawab pengelolaan resiko margin bverada pada divisi margin dan divisi finance, yang mana perusahaan telah mempunyai prosedur standar dalam pemberian margin ke nasabah sesuai dengan prinsip kehati-hatian. PT Prime Capital Securities juga telah menerapkan sistem komputerisasi yang terintegrasi mulai dari front office sampai dengan back office, yang secara otomatis memberi peringatan dan menolak
249
permintaan nasabah untuk pembelian saham apabila telah melampaui batasan transaksi yang diizinkan sesuai dengan kondisi bursa saat itu. o Resiko Operasional Resiko Operasional dapat pula tim bul sebagai akibat kurang lancarnya dukungan terhadap kebutuhan barang dan jasa padsa divisidivisi yang membutuhkannya. Karena itu, agar kegiatan usaha pada bisnis unit maupun divisi pendukung dapat terselenggara dengan efektif dan efisien maka pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa merupakan prasyaratan utama terciptanya kelancaran kegiatan usaha.
3. Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang keuangan dengan dukungan manajemen SDM. Berbagai aktifitas di tahun 2004 telah dilakukan untuk memperkokoh kualitas sumber daya manusia PT. Prime Capital Securities. Aktivitas tersebut meliputi pengembangan organisasi, kompensasi dan keuntungan, perekrutan dan seleksi, review kinerja, succession dan perencanaan karir, pelatihan dan pengembangan serta peningkatan kualitas pelayanan karyawan. Sebagai sebuah perusahaan sekuritas terkemuka, PT Prime Capital Securities sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan, oleh karena itu selama tahun 2004, PT Prime Capital Securities telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan seperti struktur gaji karyawan, tunjangan jabatan, kredit multi guna tanpa agunan, kenaikan plafon asuransi karyawan serta sistem kenaikan gaji
250
dan pemberian bonus tahunan berdasarkan kinerja karyawan melalui penilaian karyawan (Performance Appraisal). Penilaian karyawan tahun 2004 juga telah dilaksanakan kepada seluruh karyawan perusahaan, baik yang berstatus sebagai pegawai tetap ataupun kontrak yang telah bekerja minimal selama 6 bulan. Kegiatan penilaian kinerja karyawan ini melibatkan seluruh staf dan pimpinan unit kerja melalui proses pengisian formulir, feedback, dan coaching atasan. Untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan SDM, selama tahun 2004 PT Prime Capital Securities telah menyelenggarakan training dan development
baik yang bersifat program teknikal di bidang keuangan,
leadership program maupun personal development. Tantangan di 2005 dan tahun-tahun berikutnya tentulah berbeda dengan sebelumnya. Sebagai sebuah perusahaan yang berada di puncak membuat para pesaing berusaha keras untuk mengalahkannya. Beberapa investor asing, baik di industry sekuritas maupun industry keuangan pada umumnya, mulai pula menjajaki peluang pasar yang berkembang. Akibatnya, kompetisi akan semakin keras dari segi perebutan pangsa pasar maupun mempertahankan tenaga kerja yang potensial. PT
Prime
Capital
Securities
memilih
strategi
retensi
dan
pengembangan SDM untuk mengatisipasi ketatnya persaingan tersebut. Perkembangan jangka panjang SDM PT Prime Capital Securities akan bertumpu pada strategic talent management, yaitu pembentukan dan pengelolaan SDM berkesinambungan khususnya tenaga kerja yang memiliki
251
potensi, kompetensi dan kinerja yang luar biasa. Sistem ini berkaitan erat dengan infrastruktur manajement SDM lainnya antara lain recruitment dan assessment tenaga kerja, performance management, succession planning, training and development, remunerasi serta hubungan industrial. Beberapa infrastukrur manajemen SDM tersebut yang secara bertahap telah dibangun semenjak 2004 dan akan terus dikembangkan dan dievaluasi di tahun 2005 dan seterusnya. Dalam jangka pendek, perbaikan sistem remunerasi terus diupayakan. Sistem ini memiliki fokus pada konsep
“pay for performance”, dimana
seluruh imbalan, baik berupa gaji maupun kesejahteraan, diukur dan dikorelarikan dengan kontribusi yang diberikan. Karyawan yang memiliki kontribusi dan kinerja yang luar biasa akan memperoleh keuntungan berupa gaji maupun fasilitas yang lebih baik dari karyawan lainnya yang rata-rata atau bahkan di bawah rata-rata. Sejak tahun 2004 upaya ini diterapkan dan akan terus dikembangkan di tahun 2005 sejalan dengan dikembangkannya performance management yang baik dan benar melalui goal setting, performance monitoring serta evaluasi. Penerapan sistem remunerasi yang baik diharapkan akan memotivasi karyawan , khususnya yang berprestasi luar baisa untuk terus memacu kinerjanya. Selain itu juga bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam penggajian, baik secara internal maupun eksternal. Akhirnya, membangun managemen SDM yang baik dan benar membutuhkan tidak hanya usaha yang besar dari staf divisi SDM, tetapi juga komitmen dari seluruh karyawan dan
252
manajemen. Hubungan kerja yang baik dan terbuka antar divisi maupun antar rekan kerja lintas divisi akan sangat mempermudah pencapaian situasi ideal yang dicita-citakan. Dengan segala aspek tersebut, maka Divisi SDM sangat optimis untuk mewujudkannya.
4
Memiliki MKBD yang memadai untuk menjamin limit transaksi. Memilih perusahaan sekuritas yang baik salah satu indikator yang dapat dilihat dari kekuatan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Bagi para investor yang ingin investasi saham akan melihat dahulu besaran modal broker untuk menjamin investasi yang lebih aman.
Untuk meningkatkan
kenyamanan dan keamanan berinvestasi, otoritas pasar modal (BEI) memberikan akses informasi yang luas dan transparan kepada para investor pasar modal termasuk MKBD. MKBD ( Modal Kerja Bersih Disesuaikan) adalah perhitungan angka antara Aktiva Lancar - Total Hutang ( Hutang Jk. Pendek + Hutang Jk. Panjang). Aktiva Lancar terdiri dari: Dana Kas, Giro, Tabungan, Portofolio, Piutang Nasabah ( dibawah umur 7 hari ). Untuk Asset seperti ; Kendaraan, Gedung, Tanah, dan Piutang lebih dari 7 hari (tidak termasuk Aktiva Lancar) Untuk menambah nilai MKBD adalah selain Setoran Modal juga berasal dari Keuntungan Perusahaan. Investor perlu mengetahui posisi MKBD secara terbuka dan transparan sebelum memilih perusahaan sekuritas tempat ia menanamkan modalnya. Investor perlu mengetahui kecukupan modal sekuritas tersebut. Dengan
253
demikian investor dapat mengetahui perusahaan sekuritas mana yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan tidak. PT Prime Capital Securities memiliki MKBD yang cukup baik, hal ini mengindikasikan sehat atau tidaknya keuangan dan modal PT Prime Capital Securities. Karena dengan semakin kuat MKBD, maka kinerja perusahaan sekuritas tersebut juga akan semakin baik, terutama dalam kualitas pelayanan, kualitas sumber daya manusia, dan ketaatan terhadap peraturan perusahaan dan kualitas system back office. Menurut data BAPEPAM-LK sejak terpuruknya pasar modal Oktober 2008, beberapa perusahaan sekuritas terlibat masalah terkait posisi MKBD dibawah standar yang ditetapkan. Seperti: Sarijaya Permana Sekuritas, Antaboga, Signature, Dinar Sekuritas. PT Prime Capital Securities memiliki MKBD yang berada diatas standar (Rp. 25 Miliar) yang ditetapkan BEI, hal ini akan memberikan pengaruh dalam hal mengurangi potensi resiko perusahaan efek terhadap nasabahnya. Selain itu dikarenakan PT Prime Capital Securities merupakan perusahaan sekuritas Medioker akan lebih aman bagi para nasabah. Dikarenakan PT Prime Capital Securities tidak memiliki portofolio investasi sendiri (hanya sebagai broker), yang berarti perusahaan tidak menyimpan / trading saham. Berdasarkan data BEI per 31 Maret 2011, berikut nilai MKBD PT Prime Capital Securities (Tabel 4.28):
254
Tabel 4.28 MKBD PT Prime Capital Securities Bulan
2011
2010
2009
January
37.527.311.972
33.080.946.264
28.234.615.777
February
37.726.129.585
33.092.076.485
28.919.066.474
March
37.715.183.218
32.247.693.973
29.747.869.129
April
-
35.171.342.244
30.124.508.290
May
-
34.475.781.233
33.017.923.300
June
-
33.639.211.541
35.612.398.155
July
-
34.688.547.791
33.662.575.763
August
-
36.200.288.260
38.138.019.308
September
-
38.069.746.707
37.252.990.689
October
-
39.079.104.157
35.769.581.175
November
-
38.989.945.323
35.057.162.836
December
-
38.734.806.185
35.241.061.36
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
5. Adanya program Training dan Edukasi Produk investasi secara Gratis. Secara berkelanjutan PT Prime Capital Securities menyediakan fasilitas training gratis untuk meningkatkan keunggulan kemampuan bertransaksi nasabah dan memberikan pengetahuan yang komprehensif mengenai pasar berjangka. Program training dan edukasi yang terdapat pada PT Prime Capital Securities terdapat pada Tabel 4.29.
255
Tabel 4.29 Program Training dan Edukasi PT Prime Capital Securities Program Training dan Edukasi Investasi dan Trading
Keterangan Investasi VS trading. Derivatif / Trading Instrumen Berjalan. Legalitas. Memilih Pialang. Online Trading dengan Prime Online.
Instrumen Trading
Trading Forex. Indeks Saham. Komoditi. CFD (Contract for Difference).
Analisa Fundamental
Fundamental Forex. Fundamental
Indexs
Harga
Saham
Gabungan. Analisa Teknikal
Dasar Analisa Teknikal. Identifikasi Trend. Moving Average (MA) & Relative Strengh Index (RSI). Fibonacci Number. Pivot Point. Parrabolic SAR.
Manajemen Trading
Manajemen Resiko.
256
Manajemen Modal. Mengelola Time Frame & Stop Loss. Psikologi dan Tips Trading
6 Tips Praktis agar Trading lebih optima. Tips Sistem Trading Mudah dan Tanpa emosi.
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
4.3.2.2 Kelemahan 1. Belum adanya tim riset untuk memantau kondisi pasar. Saat ini PT Prime Capital Securities belum memiliki tim riset khusus. Sehingga sampai saat ini riset yang ada hanya dilakukan oleh tim marketing dari PT Prime Capital Securities. Karena belum adanya tim riset khusus, sehingga belum adanya panduan bagi penelitian-penelitian tentang ekuitas, surat hutang, dan perekonomian. Karena dengan adanya riset yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci untuk memberi kepuasan kepada nasabah. Tim riset nantinya harus didukung oleh database yang aktual dan tenaga riset yang profesional sehingga dapat memperluas jangkauan riset PT Prime Capital Securities terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya dukungan tim riset diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan para nasabah dengan memberi strategi investasi terbaik yang berisiko rendah. Tim riset dapat memiliki tim analis ekuitas yang solid dan
257
berpengalaman yang disediakan bagi nasabah. Tim Riset Ekuitas dapat melakukan riset tentang perusahaan-perusahaan dan industri yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik dari segi fundamental perusahaan ataupun secara teknikal, dengan fokus terhadap saham-saham mid dan smallcap.
2. Belum diimplementasikannya Mobile Trading. Mobile Trading merupakan sebuah layanan yang memberikan kemudahan nasabah untuk memperoleh berbagai informasi di pasar modal maupun melakukan transaksi saham dan reksa dana secara real time, kapan pun, di manapun, dengan cara yang praktis dan mudah melalui telepon genggam dengan SMS ke nomor tertentu. Fasilitas ini dapat digunakan melalui PDA, Smart Phone atau Pocket PC berbasis Windows. Layanan yang dapat disediakan dari sistem Mobile Trading: o Information. o Subscription Information. o Transaction Instruction. Kelebihan bertransaksi dengan Mobile Trading: 1. Bertransaksi secara online langsung dari telepon selular nasabah. 2. Harga saham dapat dipantau secara Real Time. 3. Dapat menggunakan chart dan indikator sesuai kebutuhan. 4. Akses berita-berita ter update di pasar keuangan. 5. Transparan, kondisi keuangan terpantau dengan jelas.
258
Features yang dapat diperoleh dengan mobile trading: •
Real Time Market Data
•
Order (Buy, Sell, Amend, Withdraw)
•
Automatic Order
•
Real Time Portfolio
•
Charts Analysis
•
World Index Information
•
Update News
•
Fund Transfer
•
Done Alarm Notification
•
Foreign Buy/Sell Information
3. Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi. Membuat suatu perencanaan strategis SI yang sesuai dengan strategi organisasi dapat mendukung kinerja organisasi secara continue, agar apa yang dilakukan pada pengembangan SI/ TI dapat terus berkesinambungan dan mempunyai arahan yang jelas serta sesuai dengan rencana strategis dari organisasi. Selama ini PT Prime Capital Securities masih menggunakan sistem informasi sebagai hanya pendukung kerja operasional organisasi tanpa disertai perencanaan matang mengenai arahan visi dan misi sistem informasinya. Hal ini diperlukan karena hingga saat ini PT Prime Capital Securities belum mempunyai suatu perencanaan SI/TI yang jelas namun ada kinginan dari pihak pemilik organisasi untuk memanfaatkan kelebihan SI/TI,
259
sehingga pengembangan SI/TI yang akan dilakukan oleh organisasi sering menghadapi banyak kendala utama dalam menentukan prioritasnya. Sejalan dengan perubahan kebijakan-kebijakan organisasi yang diikuti pula perubahaan peran dan fungsi sistem informasi, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut : o Adanya Sistem Informasi yang dimanfaatkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan namun belum terperinci dalam perencanaan strategisnya. o Kurang cepatnya informasi berupa laporan kerja harian, karena masih menggunakan cara-cara yang konvensional (per surat). o Adanya sarana dan prasarana komputer yang belum termanfaatkan secara\ efektif dan efisien karena belum adanya arahan yang jelas. o Ada wadah (lembaga) untuk menampung keinginan pihak Pimpinan dalam mengembangkan otomasi/komputerisasi organisasi namun belum efisien dalam mengejar ketertinggalan PT Prime Capital Securities dalam implementasi Sistem Informasi. Hal-hal diatas timbul karena
belum adanya suatu perencanaan
strategis sistem informasi dan teknologi informasi PT Prime Capital Securities yang terpadu, yang memberikan arahan yang jelas dalam mendukung visi, misi organisasi. Berdasarkan latar belakang dan kondisi SI/TI dari organisasi, maka diperlukannya sutau perencanaan strategik sistem informasi dan teknologi informasi dari PT Prime Capital Securities
260
sehingga peranan SI/TI dapat lebih optimal dalam mendukung kinerja organisasi. Manfaat dari perencanaaan strategis sistem informasi, yaitu diharapkan: o Adanya panduan perencanaan SI/TI dari organisasi sehingga nantinya akan mendapatkan komitmen utuh dari pihak manajemen atas perencanaan SI/TI-nya, dimana sekarang ini pemenuhan kebutuhan SI/TI masih merupakan bentuk kebutuhan sesaat saja, o Dapat diketahui posisi sistem informasi dan teknologi informasi dalam kerangka strategis organisasi dan juga pemberdayaan dan penerapan SI/TI secara lebih efektif dan efisien, sehingga perencanaan strategis ini dapat menjadi panduan perencanaan SI/TI selanjutnya. Dengan demikian akan bisa meningkatkan kemampuan bersaing dengan organisasi sejenis lainnya dengan memanfaatkan implementasi perencanaan SI/TI tersebut Semakin besar organisasi semakin rumit perencanaan yang harus dibuat karena melibatkan banyak pihak dan harus mencapai keselarasan (alignment) antara tujuan organisasi dan TI yang digunakan. Keselarasan ini dihasilkan dari analisis internal organisasi. Analisis eksternal organisasi juga tidak kalah pentinganya untuk mencegah hambatan dari luar secara politis, misalnya kedekatan dengan vendor tertentu jangan sampai mempengaruhi keputusan pengunaan produk TI tertentu yang
261
sebenarnya
tidak
sesusai
dengan
hasil
rekomendasi
analisis
internal/eksternal sistem informasi. Hasil dari analisis internal/eksternal ini adalah strategi dalam bentuk usulan portofolio aplikasi yang dijabarkan dalam Road Map kurun waktu 3 sampai 5 tahun. Dalam Road Map tersebut terdapat gap analisis antara aplikasi lama yang sudah ada sekarang dengan aplikasi yang akan diadakan dalam Road Map. Bagaimana cara mengadakannya juga diberi analisis, bisa dengan cara membangun sendiri, membeli atau outsource. Perencanaan strategis yang baik akan menghasilkan strategi yang definitif dan aplikatif secara langkah demi langkah hingga tingkat paling bawah sekalipun. Tidak buram dan mengawang awang seperti sebuah ramalan akhir tahun. Seluruh stakeholder harus dapat melihat dan mengkaji perencanaan secara transparan. Jika itu proyek untuk kepentingan publik maka stakeholdernya adalah publik itu sendiri. Menurut UU
Nomor
14
Tahun
2008 tentang
Keterbukaan
Informasi Publik: (1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. (2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. (3) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
262
4. Belum diimplementasikannya sistem CRM. PT
Prime
mengimplementasikan
Capital sistem
Securities CRM.
sampai
CRM
saat
(Customer
ini
belum
Relationship
Management) merupakan salah satu metode untuk mengembangkan strategi bisnis yang berpusat pada pelanggan, yang memiliki tujuan yaitu menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan, dan mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem ini akan membawa manfaat bagi nasabah maupun sekuritas. Dengan adanya sistem CRM diharapkan dapat mempermudah sekuritas dalam mengenali nasabahnasabahnya, mengelompokkan sesuai dengan nilainya dan menerapkan strategi yang sesuai. Dengan demikian diharapkan hubungan nasabah menjadi lebih baik. Dengan adanya CRM, PT Prime Capital Securities dapat membina hubungan baik secara efektif dengan pihak pelanggan (nasabah), dan juga membantu bagian marketing mengelola data yang berhubungan dengan pelanggan sehingga informasi mengenai pelanggan untuk keperluan pemasaran dan promosi dapat segera diperoleh secara cepat. Kunci menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang efektif adalah meningkatkan komunikasi dengan pelanggan sehingga membangun hubungan berdasarkan saling mengerti dan percaya. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pengaplikasian CRM untuk menjalin hubungan yang erat
263
dengan pelanggan perlu adanya tools yang tepat, agar memungkinkan pengiriman informasi kepada pelanggan dapat cepat dan mudah, serta mendukung operasional pemasaran yang mencakup otomatisasi pemasaran, promosi, dan pelayanan agar dapat menjadi lebih maksimal, serta meminimalkan cost.
5. Belum adanya diversifikasi produk investasi. Saat ini PT Prime Capital Securities hanya memiliki satu produk investasi yaitu saham. Sehingga sampai saat ini PT Prime Capital Securities belum melakukan difersivikasi daro produk investasi pasar modal, sehingga pilihan para calon nasabah atau nasabah menjadi terbatas pada produk investasi saham/ Perusahaan pialang atau broker
secara umum dapat
menawarkan menawarkan lebih dari satu produk investasi seperti saham, obligasi dan efek derivatif di pasar modal. Secara aturan bahwa produk investasi di pasar modal dikenal sebagai efek, efek bisa bersifat utang atau bersifat kepemilikan, hak untuk memiliki atau membeli yang disebut sebagai opsi. Berikut adalah produk investasi yang dapat ditawarkan pada pasar modal: •
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau merupakan bukti turut serta dalam modal suatu perusahaan.
•
Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
264
dana. Pemegang obligasi akan memperoleh bunga secara periodik dan akan menerima pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo. •
Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham pada waktu yang ditentukan dimasa depan.
•
Bukti right (hak memesan efek terlebih dahulu) adalah hak dari pemegang saham yang ada untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham baru tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
•
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang efek tersebut untuk membeli saham langsung dari perusahaan tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu.
•
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya telah menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal, pasar uang atau lainnya.
•
Opsi merupakan hak untuk membeli atau memiliki. Opsi tersebut selalu didahului dengan kontrak, dengan waktu berlakunya hak pada periode tertentu. Opsi juga diperjualbelikan di bursa, misalnya opsi untuk membeli saham tertentu pada harga tertentu dengan jumlah tertentu. Di BEI, produk tersebut diberi nama Kontrak Opsi Saham (KOS). Bahkan pada Juni mendatang satu produk lagi juga akan segara muncul yakni
265
futures contract yakni sebuah produk perdagangan berjangka atas efek yang bisa dijadikan sarana hedging (lindung nilai) bagi investasi investor.
4.3.3 Matriks IFE dan EFE Berikut ini merupakan matriks IFE dan EFE dari hasil evaluasi faktor internal dan eksternal yang diperoleh dari pihak PT Prime Capital Securities (dapat dilihat pada Tabel 4.30 dan Tabel 4.31), kemudian diberikan pembobotan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwise) : Tabel 4.30 Matriks Evaluasi Faktor Internal Bobot
Strengths
Peringkat
IFE S1
Sistem
perdagangan
trading
(Prime
dengan
online
dan
Prime
Nilai IFE
0,0932
3
0,279712
0,1759
4
0,703431
dukungan
0,1137
4
0,454819
Memiliki MKBD yang memadai untuk
0,0798
3
0,239476
Online
Reporting). S2
Adanya
Program
Pengendalian
Risk
Management yang baik. S3
Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang
keuangan
dengan
manajemen SDM. S4
266
menjamin limit transaksi. S5
Adanya program Training dan Edukasi 0,1143
4
0,457075
Produk investasi secara Gratis. Sub total
2,134514
Weaknesses W1
Belum adanya tim riset untuk memantau 0,0554
1
0,055425
0,0829
2
0,165751
0,1355
1
0,135459
0,0623
2
0,124574
0,0871
1
0,087059
kondisi pasar. W2
Belum
diimplementasikannya
Mobile
Trading. W3
Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi.
W4
Belum diimplementasikannya sistem CRM.
W5
Belum
adanya
diversifikasi
produk
investasi. Sub total TOTAL
0,568269 1,00
2,702782
Sumber: Wawancara dengan Komisaris Utama PT Prime Capital Securities, 2010 Keterangan: Peringkat 1 = Kelemahan utama Peringkat 2 = Kelemahan minor Peringkat 3 = Kekuatan minor Peringkat 4 = Kekuatan utama
267
Tabel 4.31 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Bobot
Opportunities
Peringkat
EFE O1
Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
O2
Adanya
pembatasan
sekuritas
oleh
izin
Nilai EFE
0,1097
3
0,329044
0,2098
4
0,839299
0,0795
3
0,238503
0,1451
4
0,580338
0,0558
3
0,167334
pendirian
BAPEPAM
yang
membatasi jumlah pesaing. O3
Potensi
Pertumbuhan
Perekonomian
Indonesia. O4
Semakin
tingginya
kesadaran
masyarakat akan pentingnya investasi. O5
Kebijakan dalam pembentukan UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Sub total
2,154520
Threats T1
Ancaman krisis global.
T2
Potensi penetrasi perusahaan sekuritas asing menjadi anggota bursa di
0,0975
3
0,292584
0,0776
2
0,155160
0,0801
2
0,160282
Indonesia. T3
Banyaknya
alternatif
investasi
dan
semakin agresifnya lembaga keuangan selain
sekuritas
dalam
mencari
268
pelanggan. T4
Inflasi
yang
terjadi
di
Negara 0,0769
3
0,230737
0,0680
3
0,203905
Indonesia. T5
Situasi Sosial dan Politik yang tidak stabil. Sub total TOTAL
1,042668 1,00
3,197188
Sumber: Wawancara dengan Komisaris Utama PT Prime Capital Securities, 2010 Keterangan: Peringkat 4 = Respon luar biasa Peringkat 3 = Respon di atas rata-rata Peringkat 2 = Respon rata-rata Peringkat 1 = Respon jelek
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi faktor eksternal (EFE), diperoleh total nilai IFE sebesar 2,703. Hal ini menunjukkan PT Prime Capital Securities memiliki posisi internal yang cukup baik (di atas 2,5). PT Prime Capital Securities telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalkan kekurangan yang ada. Total nilai EFE sebesar 3,197 menggambarkan PT Prime Capital Securities memiliki respon yang luar biasa terhadap peluang yang ada dan dapat mengantisipasi berbagai ancaman yang datang untuk menjadi nilai positif organisasi.
269
4.3.4 Matriks SWOT Berikut ini adalah matriks SWOT PT Prime Capital Securities dari hasil evaluasi faktor internal dan eksternal (Tabel 4.32) : Tabel 4.32 Matriks SWOT PT Prime Capital Securities Strength (S)
Weaknesses (W)
1.Sistem perdagangan dengan
1.Belum adanya tim riset untuk
online trading (Prime Online dan Prime Reporting). 2.Adanya program pengendalian Risk Management yang baik. 3. Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang keuangan dengan dukungan manajemen SDM. 4.Memiliki MKBD yang memadai untuk menjamin limit transaksi. 5.Adanya program training dan edukasi produk investasi secara Gratis.
memantau kondisi pasar. 2.Belum diimplementasikannya Mobile Trading. 3.Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi. 4.Belum diimplementasikannya sistem CRM. 5.Belum adanya diversifikasi produk investasi.
270
Strategi SO
Opportunities (O)
Strategi WO
1.Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
1. Menjangkau pasar yang
1. Melakukan konsolidasi
2.Adanya pembatasan izin
lebih luas (luar Jakarta)
internal dengan
pendirian sekuritas oleh
dengan memanfaatkan
membangun sistem
BAPEPAM yang
reputasi perusahaan (S1,
informasi yang menunjang
membatasi jumlah
S2, S3, S4, S5, O1, O3,
pelaksanaan kerja dan
pesaing.
O4, O5)
pelayanan terhadap seluruh
3.Potensi Pertumbuhan
2. Meningkatkan
unit yang ada dalam
Perekonomian
kemampuan perusahaan
organisasi (W1, W2, O1,
Indonesia.
dalam memberikan solusi
O3).
4.Semakin tingginya
yang tepat dalam
kesadaran masyarakat
permasalahan yang
akan pentingnya
dihadapi pelanggan (S3,
informasi yang dapat
investasi.
S5, O3, O4)
membantu menganalisa
5.Kebijakan dalam
2. Memaanfaatkan sistem
pasar, agar dapat
pembentukan UU Jaring
mengetahui kebutuhan
Pengaman Sistem
pasar . (W1, W2, W3, O4).
Keuangan bagi LKBB. Threats (T) 1.Ancaman krisis global. 2. Potensi penetrasi
Strategi ST 1.
Peningkatan pemanfaatan dan penyebaran informasi
Strategi WT 1. Membangun perencanaan strategi sistem informasi
271
perusahaan sekuritas
terhadap layanan yang
dan melakukan
asing menjadi anggota
terdapat pada PT Prime
pengembangan diversifikasi
bursa di Indonesia.
Capital Securities dengan
produk investasi. (W4, W5,
3.Banyaknya alternatif
media internet (web-based
T1, T4, T5).
investasi dan semakin
application) (S1, S2, S5,
agresifnya lembaga
T2, T3).
pelanggan. 4.Inflasi yang terjadi di negara Indonesia. 5.Situasi sosial dan politik yang tidak stabil.
kebutuhan pelanggan akan data dan informasi untuk
keuangan selain sekuritas dalam mencari
2. Peningkatan pemahaman
2.
Peningkatan kualitas
memudahkan pemantauan
sumber daya manusia
kondisi bursa. (W1,W4, T2,
dalam bidang pemasaran
T3).
dan analisis pasar, yang
3. Peningkatan aksesibilitas
dilakukan dalam bentuk
data dan informasi bagi
pelatihan (S3, S5, T2,
pelanggan melalui
T3).
pembangunan sistem informasi yang memudahkan pengguna mengakses informasi yang ada pada PT Prime Capital Securities (W2, W3,W4, T2, T3).
272
Berdasarkan matriks SWOT pada Tabel 4.32, PT Prime Capital Securities memiliki 2 strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan sistem informasi yang diperoleh dari hasil analisis internal dan eksternal, antara lain : strategi pengembangan sistem informasi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif dan strategi pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan. Berikut merupakan strategi bisnis PT Prime Capital Securities yang dirumuskan dari matriks SWOT pada PT Prime Capital Securities, yaitu:
1. Strategi pengembangan sistem informasi
untuk menghasilkan keunggulan
kompetitif. (Hasil Pengelompokan Strategi ST (point 1), Strategi WT (point 1 dan 3), Strategi WO (point 1 dan 2)). Kegiatan utama Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi diarahkan untuk menyediakan paket-paket aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang proses administrasi/ manajemen perkantoran, mengelola data, dan menyediakan sistem yang dibutuhkan untuk para analis maupun perencana, serta para pelanggan pada umumnya. Paket aplikasi yang dikembangkan diarahkan dengan menggunakan teknologi informasi terintegrasi sehingga pengelolaan dan operasionalnya diharapkan bisa lebih sederhana. Peningkatan aksebilitas data dan informasi bagi pengguna, peningkatan pengumpulan
data yang berkualitas (lengkap, akurat, tepat waktu, dan
terpercaya), dan penyajian data dan informasi. Paket aplikasi yang dikembangkan, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama adalah paket aplikasi sistem informasi yang dikembangkan secara internal dan yang kedua
273
adalah aplikasi sistem informasi yang dikembangkan oleh pihak ketiga (outsource)
2. Strategi pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan. (Hasil Pengelompokan Strategi SO (point 1 dan 2), Strategi ST (point 2), Strategi WT (point 2)). Pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan PT Prime Capital Securities dilakukan melalui: •
Penyempurnaan dan pemantapan tatanan organisasi yang berkembang terus sesuai dengan bertambah besarnya aktivitas sistem informasi perusahaan, serta meningkatnya intensitas pembangunan perusahaan. Menjangkau pasar yang lebih luas (luar Jakarta) dengan memanfaatkan reputasi perusahaan
•
Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapi pelanggan.
•
Peningkatan pemahaman kebutuhan pelanggan akan data dan informasi untuk memudahkan pemantauan kondisi bursa oleh pelanggan. Termasuk peningkatan kualitas SDM. Untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai manajemen hubungan pelanggan dan metodologi pengumpulan dan analisis data statistik pasar, yang dilaksanakan melalui:
274
1.
Penyelenggaraan
berbagai
program
pelatihan
bidang
pelayanan
pelanggan dan metoda statistika. 2.
Peningkatan kemampuan (mutu dan kapasitas) penyelenggaraan pelatihan pelayanan pelanggan dan metoda statistika.
4.4
Analisis IT Balanced Scorecard
4.4.1 Menentukan Tujuan Strategis IT Sebelum melakukan pengukuran kinerja sistem saat ini, maka terlebih dahulu harus dirumuskan visi dan misi Divisi IT perusahaan yang nantinya akan diturunkan menjadi strategi dan tujuan strategis TI perusahaan. Hal ini dikarenakan kinerja, maintenance, dan pengembangan sistem
sepenuhnya berada di bawah tanggung
jawab Divisi IT.
4.4.1.1
Visi dan Misi Divisi TI Visi: “Menjadi pengembang sistem informasi dan pusat layanan informasi yang cepat, tepat, dan akurat guna mendukung aktivitas bisnis perusahaan dan membantu perusahaan dalam menghadapi persaingan global.”
275
Misi: “Mengembangkan sistem informasi secara inovatif dengan mengikuti perkembangan TI dan membangun pusat layanan informasi serta menyediakan hardware dan software yang mendukung aktivitas bisnis perusahaan.”
4.4.1.2 Penyelarasan Visi dan Misi Perusahaan dengan Visi dan Misi TI Diawali dengan penyusunan pandangan visi dan misi TI yang disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan penyusunan IT Balanced Scorecard dimulai (Gambar 4.24) .
Gambar 4.24 Penyelarasan Visi dan Misi Perusahaan dengan Visi dan Misi TI
276
Berikut ini penjelasan dari penyelarasan visi dan misi perusahaan dengan visi dan misi TI adalah sebagai berikut : •
Untuk menjadikan perusahaan PT Prime Capital Securities sebagai perusahaan efek andalan, terkemuka dan terpercaya dalam kegiatan pasar modal, yang dapat memberikan solusi keuangan yang optimal bagi pelanggan harus didukung dengan visi TI yaitu, dapat menjadikan TI menjadi pengembang sistem informasi dan pusat layanan informasi yang cepat, tepat, dan akurat guna mendukung aktivitas bisnis perusahaan dan membantu perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Dengan demikian TI dapat digunakan untuk menjadi sarana untuk mendukung komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan.
•
Dalam mewujudkan misi perusahaan : -
Memperkuat basis nasabah, baik individu dan institusi, dengan menyediakan jasa perdagangan efek (sekuritas) yang cepat, dan akurat, dengan presentasi professional.
-
Mencapai pengembalian (keuntungan) optimal bagi pemegang saham dan karyawan.
-
Mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi informasi yang up-to-date untuk mendukung dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan.
277
Maka diperlukan pengembangan sistem informasi secara inovatif dengan mengikuti perkembangan TI dan membangun pusat layanan informasi serta menyediakan hardware dan software yang mendukung aktivitas bisnis perusahaan. Dengan dukungan TI tersebut, maka pelayanan terhadap pelanggan dan proses bisnis perusahaan dapat berjalan secara optimal, sehingga diharapkan dapat menciptakan customer satisfaction dan competitive advantage bagi perusahaan.
4.4.1.3
Penyelarasan Strategi Perusahaan dengan Strategi Divisi TI
Untuk mencapai visi dan misi divisi TI diperlukannya strategi divisi TI dalam mencapainya. Berikut merupakan strategi divisi TI PT Prime Capital Securities: •
Memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities.
•
Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif.
•
Mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara
dan
melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi. •
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
278
Didalam Gambar 4.25 dapat dilihat penyelarasan strategi perusahaan dengan strategi TI : Strategi TI Memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities. Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif. Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Strategi Perusahaan Meningkatkan pengembangan sistem informasi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif. Meningkatkan pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan.
Gambar 4.25 Penyelarasan Strategi Perusahaan dengan Strategi TI
Berikut ini penjelasan dari penyelarasan strategi perusahaan dengan strategi TI adalah sebagai berikut: •
Dengan memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital
Securities,
sehingga
dapat
mendukung
peningkatan
pengembangan sistem informasi perusahaan yang diharapkan dapat memberikan keunggulan bersaing bagi PT Prime Capital Securiries. •
Dengan memastikan ditanggulangingan gangguang terhadap sistem secara cepat, tepat, dan efektif, mala diharapkan dapat memberikan
279
dukungan pelayanan kepada pelanggan lebih baik (service level aggrement) khususnya dalam hal penggunaan sistem. •
Dengan mengidentifikasi kan kebutuhan, menyediakan, memelihara, dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur
Teknologi
Informasi,
diharapkan
dapat
menggembangkan sistem informasi yang tepat guna yang dapat menghasilkan jeunggulan kompetitif bagi perusahaan dan diharapkan juga dapat
meningkatkan hubungan pelanggan dengan dukungan
sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
Pengukuran kinerja sistem adalah hal yang penting bagi manajemen dalam melakukan evaluasi performa dan perencanaan terutama sebelum perusahaan akan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi yang ada saat ini. Untuk mengukur kinerja sistem yang ada pada PT Prime Capital Securities, maka akan digunakan pendekatan perspektif-perspektif yang ada di metode IT Balanced Scorecard yaitu perpektif kontribusi perusahaan, perspektif orientasi pengguna, perspektif penyempurnaan operasional, dan perspektif orientasi masa depan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang digunakan saat ini oleh PT Prime Capital Securities sudah mendukung visi, misi, dan tujuan strategis perusahaan.
280
4.4.2 Pemetaan pada Perspektif IT BalanceScorecard Berikut adalah tujuan strategis IT perusahaan yang merupakan perumusan dari strategi IT dari masing-masing perspektif IT BalanceScorecard (Tabel 4.33).
Tabel 4.33 Perumusan Tujuan Strategis IT IT Balanced
Strategi
Tujuan Strategis
Scorecard Memastikan kecukupan
•
Sumber daya TI.
Kontribusi
sumber daya
•
Pengendalian biaya TI.
Perusahaan
infrastruktur PT Prime
•
Nilai bisnis dari proyek TI.
Capital Securities.
•
Nilai investasi TI.
Perspektif
•
•
Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif.
•
Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan pengembangan terhadap
281
sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi. •
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Perspektif Orientasi
•
Pengguna
Memastikan
•
Kerjasama dengan pengguna.
ditanggulanginya
•
Komunikasi dengan
gangguan terhadap
•
pengguna.
sistem secara cepat,
•
Kepuasan pengguna.
tepat dan efektif.
•
Kemampuan pengguna
•
Efesiensi dan efektivitas
Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
Perspektif Penyempurnaan
•
Memastikan ditanggulanginya
pembuatan aplikasi.
282
Operasional
gangguan terhadap
•
Pemeliharaan kualitas sistem
sistem secara cepat,
•
Perencanaan awal
tepat dan efektif. •
pengembangan aplikasi.
Memastikan kecukupan
•
Ketersediaan infrastruktur TI.
sumber daya
•
Kinerja staff TI.
Mengidentifikasikan
•
Keahlian staff TI.
kebutuhan,
•
Kepuasan staff TI.
menyediakan,
•
Usia portofolio aplikasi.
infrastruktur PT Prime Capital Securities. •
Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Perspektif Orientasi Masa Depan
•
283
•
memelihara dan
Kerjasama staff TI.
melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
4.4.3 Perancangan Hubungan Sebab Akibat Dalam Perancangan Sebab Akibat terdiri dari pembuatan diagram fishbone dan diagram sebab akibat.
4.4.3.1 Diagram Fish Bone Dalam
membuat
perancangan
hubungan
sebab
akibat
terlebih
dahulu
didefinisikan masalah yang sedang di hadapi oleh divisi TI dan masalah yang akan terjadi yang ingin diselesaikan agar tercapai strategi TI yang diinginkan, yaitu: •
Memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities.
•
Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif.
•
Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
284
Dalam mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi melalui analisa proses bisnis maupun analisis CSF TI dan melalui tahapan wawancara maupun observasi serta mendefinisikan masalah yang akan terjadi melalui analisa tantangan ke masa depan yang akan dihadapi oleh divisi TI dalam mengarahkan teknologi ke arah web programming dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Pengendalian biaya TI 2. Nilai bisnis dari proyek TI 3. Nilai investasi TI 4. Sumber daya TI 5. Kerjasama dengan pengguna 6. Komunikasi dengan pengguna 7. Kepuasan pengguna 8. Kemampuan pengguna 9. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi 10. Pemeliharaan kualitas sistem 11. Perencanaan awal pengembangan aplikasi 12. Ketersediaan infrastruktur TI 13. Kinerja staff TI 14. Keahlian staff TI 15. Kepuasan staff TI 16. Usia portofolio aplikasi 17. Kerjasama staff TI
285
Setelah ditemukan masalah yang ada, kemudian dilakukan restrukturisasi masalah yang ada dengan menentukan penyebab dari semua masalah yang ada dengan membuat pertanyaan “mengapa” untuk setiap permasalahan yang ada. Hasil dari restrukturisasi masalah yang ada adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian biaya TI : -
Anggaran TI yang digunakan Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan apakah anggaran TI yang digunakan oleh divisi TI melebihi atau telah sesuai dengan anggaran yang disediakan atau direncanakan oleh perusahaan.
-
Perbandingan anggaran TI terhadap anggaran perusahaan Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar anggaran TI terhadap anggaran perusahaan secara keseluruhan.
2. Nilai bisnis dari proyek TI -
Return On Investment (ROI) Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang telah dilakukan perusahaan terhadap berbagai proyek IT yang dilakukan.
3. Nilai investasi TI -
% ketersediaan aplikasi Hal ini dapat dilihat dari tingkat aplikasi yang tersedia saat dibutuhkan.
286
-
% ketersediaan komputer Hal ini dapat dilihat dari jumlah komputer yang ada dibandingkan dengan jumlah seluruh staff yang memerlukan komputer.
-
% ketersediaan sistem online Hal ini dapat dilihat dari tingkat sistem yang online (networking) dan dapat diakses oleh user.
4. Sumber daya TI -
% pemakaian perangkat keras dan lunak Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemakaian perangkat keras dan lunak yang sesuai dengan kebutuhan.
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemakaian basis data sehingga menentukan tingkat integrasi basis data.
5. Kerjasama dengan pengguna -
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di bangun oleh divisi TI dalam tahap analisis.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap design Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di bangun oleh divisi TI dalam tahap design.
287
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di bangun oleh divisi TI dalam tahap implementasi.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplemntasian. Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang diimplementasikan.
6. Komunikasi dengan pengguna -
% komunikasi yang terjalin Hal ini dapat dilihat dari tingkat komunikasi yang terjalin antara staff TI dengan pengguna sehingga bisa memberikan pengertian yang baik.
7. Kepuasan pengguna -
% kepuasan pengguna Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja TI baik aplikasi yang dibangun serta cara penanganan keluhan pengguna.
-
% fungsionalitas yang tersedia Hal ini dapat dilihat dari tingkat aplikasi tersebut bisa berfungsi untuk berbagai macam kebutuhan.
-
% kemudahan penggunaan aplikasi Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemudahan aplikasi untuk digunakan oleh pengguna sehingga bisa memberikan kepuasan kepada pengguna untuk menggunakannya.
288
8. Kemampuan pengguna -
% pemahaman pengguna Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengguna mengerti setelah diadakan pelatihan pertama untuk implementasi aplikasi baru dan tingkat pengguna mengerti sistem dengan baik.
-
% kesiapan pengguna Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan pengguna dalam menghadapi web programming yang didevelop oleh TI dan akan di implementasikan pada masa mendatang.
-
% pelatihan pengguna Hal ini dapat dilihat jumlah pelatihan yang diadakan oleh divisi TI dalam pengimplementasian aplikasi baru.
9. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi -
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam menganalisa masalah untuk penentuan requirement dengan pengguna.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap design. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam mendesign masalah yang ada untuk bisa dilakukan coding ke dalam bahasa pemrograman.
289
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam pengimplentasian sistem aplikasi baru ke pengguna serta feedback yang di dapatkan dari hasil pengimplementasian.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam pemeliharaan aplikasi yang ada.
10. Pemeliharaan kualitas sistem -
% kegiatan pemeliharaan aplikasi Hal ini dapat dilihat dari tingkat kegiatan yang dilakukan untuk memelihara aplikasi yang telah di bangun.
-
% kegiatan pemeliharan hardware Hal ini dapat dilihat dari tingkat kegiatan yang dilakukan untuk memelihara hardware yang ada.
-
Rata-rata waktu respon Hal ini dapat dilihat dari tingkat waktu yang digunakan oleh TI untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan aplikasi dan hardware.
11. Perencanaan awal pengembangan aplikasi -
% kesesuaian estimasi waktu Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian estimasi awal tentang waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi.
290
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian estimasi awal tentang jumlah staff yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi Hal ini dapat dilihat dari jumlah permintaan aplikasi dari pengguna yang dapat terkoordinasi dengan baik.
-
% jumlah perubahan requirement Hal ini dapat dilihat dari tingkat perubahan requirement oleh pengguna dari aplikasi yang dibangun.
12. Ketersediaan infrastruktur TI -
% ketersediaan infrastruktur TI Hal ini dapat dilihat dari jumlah infrastruktur seperti hardware dan software yang tersedia.
13. Kinerja staff TI -
Rata-rata waktu pengembangan Hal ini dapat dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan oleh staff TI dalam membangun aplikasi.
-
Rata-rata waktu penanganan keluhan Hal ini dapat dilihat dari jumlah waktu yang di butuhkan oleh staff TI dalam menangani keluhan pengguna.
291
14. Keahlian staff TI -
% ahli dalam aplikasi yang di bangun Hal ini dapat dilihat dari jumlah staff divisi TI yang ahli dalam pengembangan aplikasi yang sedang dijalankan.
-
% staff TI yang berpendidikan minimun S1 Hal ini dapat dilihat dari jumlah staff TI yang berpendidikan minimun S1.
-
Frekuensi pelatihan staff TI Hal ini dapat dilihat dari frekuensi pelatihan yang diadakan untuk staff TI dalam kurun waktu setahun.
-
Usia produktif staff TI Hal ini dapat dilihat dari tingkat usia staff TI yang masih produktif antara 20 – 35 tahun.
-
Jumlah pengalaman staff TI Hal ini dapat dilihat dari pengalaman yang dimiliki staff TI minimun 2 tahun.
15. Kepuasan staff TI -
% kepuasan staff TI Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan staff TI terhadap sistem dan prosedur operasional perusahaan serta kepuasan terhadap gaji, bonus dan fasilitas yang diberikan.
292
16. Usia portofolio aplikasi -
usia portofolio aplikasi Hal ini dapat dilihat dari usia seluruh aplikasi yang berada dibawah 5 tahun.
17. Kerjasama staff TI -
% kerjasama dalam tim Hal ini dapat di lihat dari persentase kerjasama yang terjalin antara sesama staff TI.
-
% suasana kerja yang mendukung Hal ini dapat di lihat dari persentase suasana kerja yang mendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajiban staff TI.
Setelah di lakukan restrukturisasi dari setiap penyebab yang ada, kemudian dari setiap penyebab tersebut di kelompokkan ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard, yaitu sebagai berikut :
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan Penyebab-penyebab yang termasuk kedalam Perspektif Kontribusi Perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian biaya TI : o Anggaran TI yang digunakan o Perbandingan anggaran TI dengan anggaran perusahaan
293
2. Nilai bisnis dari proyek TI : o Return on Investment 3. Nilai investasi TI o % ketersediaan aplikasi o % ketersediaan computer o % ketersediaan sistem online 4. Sumber daya TI o % pemakaian perangkat keras dan lunak o % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
2. Perspektif Orientasi Pelanggan Penyebab-penyebab yang termasuk ke dalam Perspektif Orientasi Pelanggan adalah sebagai berikut : 1. Kerjasama dengan pengguna o % keterlibatan pengguna dalam tahap analisis o % keterlibatan pengguna dalam tahap design o % keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi o %
keterlibatan
pengguna
pengimplementasian. 2. Komunikasi dengan pengguna o % komunikasi yang terjalin
dalam
tahap
feedback
dari
294
3. Kepuasan pengguna o % kepuasan pengguna o % fungsionalitas yang tersedia o % kemudahan penggunaan aplikasi
4. Kemampuan pengguna o % pemahaman pengguna o % kesiapan pengguna o % pelatihan pengguna
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional Penyebab-penyebab
yang
termasuk
kedalam
Penyempurnaan Operasional adalah sebagai berikut : 1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi o % efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah o % efisiensi dan efektivitas tahap design o % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback o % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan 2. Pemeliharaan kualitas sistem o % kegiatan pemeliharaan aplikasi o % kegiatan pemeliharan hardware o Rata-rata waktu respon
Perspektif
295
3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi o % kesesuaian estimasi waktu o % kesesuaian estimasi jumlah staff o % koordinasi permintaan aplikasi o % jumlah perubahan requirement 4. Ketersediaan infrastruktur TI o % ketersediaan infrastruktur TI 5. Kinerja staff TI o Rata-rata waktu pengembangan o Rata-rata waktu penangan keluhan
4. Perspektif Orientasi Masa Depan Penyebab-penyebab yang termasuk kedalam Perspektif Orientasi Masa Depan adalah sebagai berikut : 1. Keahlian staff TI o % ahli dalam aplikasi yang di bangun o % staff TI yang berpendidikan minimun S1 o Frekuensi pelatihan staff TI o Usia produktif staff TI o Jumlah pengalaman staff TI 2. Kepuasan staff TI o % kepuasan staff TI
296
3. Usia portofolio aplikasi o Usia portofolio aplikasi 4. Kerjasama staff TI o % kerjasama dalam tim o % suasana kerja yang mendukung
Kemudian dari hasil pengelompokan kedalam empat perspektif IT Balanced Scorecard, diGambarkan ke dalam diagram fishbone keseluruhan (lihat Gambar 4.26). Dan dari diagram fishbone keseluruhan di jabarkan lagi ke dalam diagram fishbone untuk masing-masing perspektif. (lihat Gambar 4.27 - 4.30 di bawah ini)
Gambar 4.26 Diagram Fish Bone
297
Gambar 4.27 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Kontribusi Perusahaan
Gambar 4.28 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Orientasi Pengguna
298
Gambar 4.29 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Penyempurnaan Operational
Gambar 4.30 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Orientasi Masa Depan
299
4.4.3.2 Diagram Sebab Akibat Setelah diGambarkan diagram fishbone untuk masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard, kemudian diGambarkan diagram sebab akibat yang menunjukkan hubungan diantara penyebab dari masing-masing perspektif pada diagram fishbone. Hubungan tersebut pada akhirnya harus menunjang strategi TI yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan, memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif, memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities, dan mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara
dan
melakukan
pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi. Diagram sebab akibat akan menjelaskan penyebab masalah yang harus di atasi oleh divisi TI agar bisa mencapai strategi TI yang di inginkan. (lihat Gambar 4.31)
300
Gambar 4.31 Diagram Sebab Akibat Berikut ini penjelasan dari Diagram sebab akibat (Gambar 4.31) adalah sebagai berikut: 1. Kerjasama di antara sesama staff TI akan mempererat hubungan saling membantu di antara sesama karyawan dan meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keahlian diantara staff TI.
301
2. Kerjasama staff TI erat hubungannya dengan kepuasan. Jika kerjasama yang baik terjalin maka kepuasan staff TI akan timbul. 3. Dengan meningkatkan kerjasama di antara staff TI akan dapat meningkatkan kinerja staff TI yang terlihat dari cara kerja staff dalam menyelesaikan masalah teknis dan mengatasi keluhan dari pengguna. 4. Keahlian staff TI dapat di tingkatkan melalui training, workshop dan seminar. Keahlian yang tinggi dapat membuat kinerja staff TI menjadi lebih bagus dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang di berikan sehari-hari. 5. Penentuan usia portofolio aplikasi erat hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan aplikasi. Jika usia portofolio aplikasi rendah, maka aplikasi tersebut dapat dikatakan tidak efisien dalam waktu dan tidak efektivitas dalam biaya pembuatan aplikasi tersebut. Dalam penentuan usia portofolio aplikasi dapat di lihat dari jenis bisnis yang di jalankan dan perubahan bisnis yang ada. 6. Kepuasan staff TI akan meningkat melalui pemberian fasilitas dan tunjangan yang memadai sesuai dengan jabatannya. Jika staff TI merasa puas dengan pemberian dari perusahaan maka akan meningkatkan kinerja staff TI sehingga akan timbul loyalitas dengan perkerjaannya dan perusahaan. 7. Dengan ketersediaan infrastruktur TI akan mempermudah pembuatan aplikasi oleh divisi TI dengan lebih efisien dan efektif. 8. Dengan ketersediaan infrastruktur TI akan memungkinkan adanya pemakaian sumber daya TI yang ada dalam pembuatan aplikasi yang di butuhkan oleh perusahaan.
302
9. Untuk menjamin adanya ketersediaan infrastruktur TI maka harus ada dukungan dari perusahaan terhadap divisi TI dalam bentuk investasi yang di berikan oleh perusahaan kepada divisi TI sesuai dengan kebutuhan. 10. Dengan menentukan perencanaan awal dalam pengembangan suatu aplikasi dengan cermat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi sebagai perencanaan yang mempermudah dalam langkah-langkah dalam pengembangan. 11. Efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan aplikasi akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal pengendalian biaya TI. 12. Efisiensi dan efektivitas yang di jalankan dalam pengembangan aplikasi akan mempermudah pemeliharaan kualitas suatu sistem. 13. Pemeliharaan kualitas sistem yang bagus akan meningkatkan kepuasan pengguna untuk menggunakan sistem tersebut. 14. Meningkatkan kinerja staff TI akan mendorong pemakaian sumber daya TI yang optimal. 15. Kinerja staff TI yang professional akan menimbulkan kepuasan pada pengguna terhadap tata cara kerja staff TI. 16. Kinerja staff TI meningkat karena puas dengan fasilitas yang di berikan akan memperlancar hubungan komunikasi diantara staff TI dengan pengguna sehingga mempermudah penanganan keluhan dari user. 17. Jika meningkatkan komunikasi dengan pengguna maka akan meningkatkan kerjasama diantara staff TI dengan pengguna.
303
18. Peningkatan kerjasama antara staff TI dengan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sikap staff TI yang semakin tinggi. 19. Jika meningkatnya kemampuan pengguna akan meningkatkan kerjasama antara staff TI dengan pengguna. 20. Apabila kemampuan pengguna terhadap aplikasi meningkat, maka akan meningkatkan kepuasan pengguna terhadap aplikasi tersebut. 21. Setelah melakukan rekruitmen karyawan yang terseleksi dengan tepat, maka perusahaan dapat meningkatkan kemampuan karyawan tersebut dengan memberikan pelatihan selama 3 bulan sebagai masa percobaan yang untuk selanjutnya jika hasilnya memuaskan akan di angkat sebagai karyawan tetap. 22. Dengan meningkatkan kemampuan pengguna akan dapat memperlancar hubungan komunikasi antara staff TI dengan pengguna. 23. Untuk meningkatkan kepuasan pengguna dapat diberikan training kepada karyawan baik berupa seminar, workshop, kursus maupun bimbingan dari manajer masing-masing bagian. 24. Jika kepuasan pengguna meningkat, maka jumlah proyek TI akan mengalami peningkatan juga, sehingga jumlah proyek yang ditangani oleh divisi TI berupa proyek baru akan meningkat. Peningkatan ini tentunya harus didukung oleh pengendalian biaya TI. 25. Dengan meningkatnya kepuasan pengguna akan meningkatkan nilai bisnis dari proyek TI yang bisa diberikan kepada perusahaan.
304
26. Dengan adanya dukungan dan kepercayaan dari perusahaan kepada divisi TI dapat meningkatkan rasa percaya diri untuk menggunakan sumber daya TI untuk membangun atau meningkatkan aplikasi yang ada. 27. Adanya nilai investasi TI yang dialokasikan oleh perusahaan akan mendorong IT sebagai salah satu alat strategis untuk mendukung kebutuhan bisnis perusahaan. 28. Dengan meningkatnya nilai bisnis dari proyek TI yang bisa diberikan kepada perusahaan dapat dilihat dari peningkatan efisiensi dan efektivitas yang dapat berupa efisiensi dan efektifitas dalam biaya maupun dalam pemanfaatan dan pembangunan aplikasi. 29. Pengendalian biaya TI yang dilihat dari anggaran TI yang digunakan dan juga perbandingan antara anggaran TI dengan anggaran perusahaan. 30. Untuk meningkatkan pengendalian biaya TI diperlukan peningkatan kemampuan dari staff TI yang bisa dilakukan dengan memberikan training atau pelatihan kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 31. Dengan adanya sumber daya TI maka akan bisa menjadikan IT sebagai salah satu alat strategis untuk mendukung kebutuhan bisnis. 32. Apabila pemakaian sumber daya TI dilakukan secara optimal, maka bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang di tentukan oleh perusahaan. 33. Dengan adanya peningkatan nilai bisnis dari proyek TI diharapkan bisa meningkatkan integritas database dan aplikasi untuk kebutuhan bisnis. 34. Dengan adanya penggunaan Sumber daya TI maka dapat meningkatkan intergritas database dan aplikasi untuk mendukung kebutuhan bisnis
305
4.4.4 Penentuan Tujuan dan Ukuran Strategis Dari diagram hubungan sebab akibat pada Gambar 4.31 dapat dijabarkan ke dalam tujuan strategis yang ingin dicapai oleh divisi TI PT Prime Capital Securities dari masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard.
4.4.4.1 Perspektif Kontribusi Perusahaan Tujuan Strategis yang ingin di capai dalam Perspektif Kontribusi Perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian biaya TI Hal ini dipengaruhi oleh anggaran biaya TI yang digunakan per tahun. Jika terjadi peningkatan maka nilai fungsi bisnis TI akan semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya. 2. Nilai bisnis dari proyek TI Hal ini dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diberikan oleh aplikasi. Jika nilai yang diberikan oleh aplikasi sangat bermanfaat terhadap perusahaan maka akan memberikan nilai kontribusi yang tinggi. 3. Nilai investasi TI Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan aplikasi, komputer serta sistem on line yang akan meningkatkan persentase investasi perusahaan untuk TI.
306
4. Sumber daya TI Hal ini dipengaruhi oleh persentase perangkat keras dan lunak serta persentase pemakaian basis data dan aplikasi bersama. Kedua hal ini akan terjadi dengan adanya sumber daya TI.
4.4.4.2 Perspektif Orientasi Pengguna Tujuan strategis yang ingin di capai dalam Perspektif Orientasi Pengguna adalah sebagai berikut: 1. Kerjasama dengan pengguna Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan user dalam tahap analisis, design, implementasi dan feedback dari pengimplementasian. Jika kerjasama dengan pengguna tinggi maka keterlibatan pengguna dalam tahap pembuatan aplikasi akan tinggi. 2. Komunikasi dengan pengguna Hal ini dipengaruhi oleh persentase komunikasi yang terjalin. Komunikasi yang baik akan meningkatkan tingkat kerjasama dan kepuasan. 3. Kepuasan pengguna Hal ini dipengaruhi oleh persentase fungsionalitas yang tersedia oleh aplikasi dan persentase kemudahan penggunaan aplikasi. Jika kedua hal ini tercapai maka akan meningkatkan persentase kepuasan pengguna.
307
4. Kemampuan pengguna Hal ini dipengaruhi oleh persentase pemahaman pengguna, kesiapan pengguna dan tingkat pelatihan pengguna. Jika pelatihan sering diberikan maka akan meningkatkan kemampuan pengguna, pemahaman pelanggan semakin tinggi serta lebih siap dalam menghadapi tantangan TI.
4.4.4.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional Tujuan strategis yang ingin dicapai dalam Perspektif Penyempurnaan Operasional adalah sebagai berikut : 1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi Hal ini dipengaruhi oleh persentase efisiensi dan efektivitas dalam tahap analisis masalah, design, implementasi dan feedback serta pemeliharaan. Jika tahap-tahap dalam pembuatan aplikasi terpenuhi maka akan meningkatkan tingkat efisiensi dan efektivitas. 2. Pemeliharaan kualitas sistem Hal ini dipengaruhi oleh persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi dan hardware serta rata-rata waktu respon yang di butuhkan dalam menjawab permasalahan dalam pemeliharaan aplikasi dan hardware. Semakin tinggi kegiatan pemeliharaan dan rendah waktu jawab akan meningkatkan pemeliharaan kualitas sistem.
308
3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi Hal ini dipengaruhi oleh persentase kesesuaian estimasi waktu dan jumlah staff yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi. Semakin tinggi persentase kesesuaian waktu dan jumlah staff akan meningkatkan ketepatan dalam perencanaan pengembangan aplikasi. Juga dipengaruhi oleh persentase permintaan aplikasi yang dapat terkoordinasi dengan baik dan persentase jumlah perubahan requirement. 4. Ketersediaan infrastruktur TI Hal ini dipengaruhi oleh persentase ketersediaan infrastruktur TI. Semakin tinggi persentase ketersediaan infrastruktur TI akan semakin bagus. 5. Kinerja staff TI Hal ini dipengaruhi oleh rata-rata waktu pengembangan aplikasi dan rata-rata waktu penanganan keluhan pengguna. Semakin cepat waktu pembangunan aplikasi di banding dengan waktu yang di rencanakan serta semakin cepat penanganan keluhan pengguna akan semakin bagus.
4.4.4.4 Perspektif Orientasi masa Depan Tujuan strategis yang ingin dicapai dalam Perspektif Orientasi Masa Depan adalah sebagai berikut 1. Keahlian staff TI Hal ini dipengaruhi oleh persentase staff yang ahli dan menguasai terhadap aplikasi yang di bangun, persentase staff yang berpendidikan minimun S1 dari
309
seluruh staff TI, frekuensi pelatihan yang diadakan oleh perusahaan untuk staff TI, usia staff TI yang masih produktif diantara umur 20 - 35 tahun dan jumlah pengalaman dari staff TI. Semakin tinggi dari hal tersebut diatas maka keahlian dari staff TI akan semakin meningkat. 2. Kepuasan staff TI Hal ini dipengaruhi oleh persentase tingkat kepuasan staff TI terhadap sistem dan prosedur operasional perusahaan, gaji, bonus serta fasilitas yang di berikan. 3. Usia portofolio aplikasi Hal ini dipengaruhi oleh umur aplikasi yang dibangun. Semakin tinggi umur aplikasi mencerminkan nilai kontribusi TI yang rendah dan jika semakin rendah tingkat umur aplikasi mencerminkan ketidak efisiensi dan efektivitas dalam pemakaian aplikasi. 4. Kerjasama staff TI Hal ini dapat di lihat dari persentase kerjasama yang terjalin dalam tim dan suasana kerja yang mendukung. Semakin tinggi persentase kerjasama yang terjalin dengan baik dalam tim dan suasana kerja yang bagus akan menaikkan persentase kerjasama staff TI.
Setelah dibuat tujuan strategis dari masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard, kemudian dibuat ukuran strategis dan di kelompokkan ke dalam empat perspektif. Ukuran strategis merupakan cara untuk mencapai tujuan strategis yang
310
ada dengan mengukur seberapa besarnya persentase strategis tersebut. (lihat tabel 4.34). Tabel 4.34 Tujuan dan Ukuran Strategis Perspektif
Tujuan Strategis
Ukuran Strategis
1. Pengendalian biaya TI.
- Anggaran IT yang digunakan.
Kontribusi
- Perbandingan antara anggaran TI
Perusahaan
dengan perusahaan. 2. Nilai bisnis dari proyek - Return on Investment (ROI). TI. 3. Nilai investasi TI.
- % ketersediaan aplikasi. - % ketersediaan komputer. - % ketersediaan sistem online.
4. Sumber daya TI.
- % pemakaian perangkat keras dan lunak. - % pemakaian basis data dan aplikasi bersama.
Orientasi
1.
Kerjasama
Pengguna
pengguna.
dengan
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis. - % ketersediaan pengguna dalam tahap design. - % ketersediaan pengguna dalam tahap implementasi.
311
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian. 2.
Komunikasi
dengan
- % komunikasi yang terjalin.
pengguna. 3. Kepuasan pengguna.
- % kepuasan pengguna. - % fungsionalitas yang tersedia. -
%
kemudahan
penggunaan
aplikasi. 4. Kemampuan pengguna.
- % pemahaman pengguna. - % kesiapan pengguna. - % pelatihan pengguna.
Penyempurnaan 1.Efisiensi dan efektivitas Operasional
pembuatan aplikasi.
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah. - % efisiensi dan efektivitas tahap design. - % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback. - % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan.
2. Pemeliharaan kualitas sistem.
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
312
- % kegiatan pemeliharaan hardware - Rata-rata waktu respon. 3.
Perencanaan
awal
pengembangan aplikasi.
- % kesesuaian estimasi waktu. - % kesesuaian jumlah staff. - % koordinasi permintaan aplikasi. - % jumlah perubahan requirement.
4.Ketersediaan
- % ketersediaan infrastruktur TI
infrastruktur TI. 5. Kinerja staff TI.
- % rata-rata waktu pengembangan - % rata-rata waktu penanganan keluhan.
Orientasi
1. Keahlian staff TI.
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun.
Masa Depan
- % staff TI yang berpendidikan S1. - Frekuensi pelatihan staff TI. - Usia produktif staff TI. - % Jumlah pengalaman staff TI. 2. Kepuasan staff TI.
- % kepuasan staff TI 3.
Usia
aplikasi.
portofolio
- Usia portofolio aplikasi.
313
4. Kerjasama staff TI.
- % Kerjasama dalam tim. - % suasana kerja yang mendukung.
4.4.5 Penentuan Sasaran Strategis Setelah menentukan tujuan strategis untuk masing-masing perspektif dan ditentukan ukuran strategis yang di bagi ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran strategis yang ingin di capai oleh perusahaan untuk setiap ukuran strategis. Sasaran strategis untuk masing-masing perspektif di tetapkan berdasarkan kesepakatan antara kami dengan pihak perusahaan. (lihat tabel 4.35)
Tabel 4.35 Sasaran Strategis KONTRIBUSI PERUSAHAAN
SASARAN
- Anggaran TI yang digunakan
≤ budget
- Perbandingan anggaran IT terhadap anggaran
10-25%
perusahaan - Return on Investment
5 tahun
- % ketersediaan aplikasi
100%
- % ketersediaan komputer
90%
- % ketersediaan sistem online
90%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
90%
314
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
90%
ORIENTASI PENGGUNA
SASARAN
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
80%
-
%
ketersediaan
pengguna
dalam
tahap
80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback
90%
implementasi
dari pengimplementasian - % komunikasi yang terjalian
85%
- % kepuasan pengguna
85%
- % fungsionalitas yang tersedia
85%
- % kemudahan penggunaan aplikasi
85%
- % pemahaman pengguna
85%
- % kesiapan pengguna
85%
- % pelatihan pengguna
90%
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
SASARAN
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah
90%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
90%
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
90%
dan feedback - % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
90%
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
90%
315
- % kegiatan pemeliharaan hardware
90%
Rata-rata waktu respon
2 jam
- % kesesuaian estimasi waktu
90%
- % kesesuaian jumlah staff
100%
- % koordinasi permintaan aplikasi
90%
- % jumlah perubahan requirement
10%
- % ketersediaan infrastruktur TI
90%
Rata-rata waktu pengembangan Rata-rata waktu penanganan keluhan ORIENTASI MASA DEPAN
6 bulan 1 hari SASARAN
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
90%
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
Frekuensi pelatihan staff TI
3 kali
Usia produktif staff TI
100%
Jumlah pengalaman staff TI
60%
- % kepuasan staff TI
80%
- Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
- % Kerjasama dalam tim
80%
- % suasana kerja yang mendukung
80%
316
4.4.6 Cara Pengukuran Ukuran Strategis Pada Sub bab ini akan di bahas mengenai cara-cara untuk mengukur ukuran strategis dari setiap perspektif IT BSC yang ada. Penjabaran mungkin cara pengukuran dari masing-masing ukuran strategis adalah sebagai berikut : 1. Perspektif Kontribusi Perusahaan -
Anggaran TI yang digunakan Untuk mengukur persentase anggaran TI yang digunakan dengan cara wawancara dengan
manajer TI tentang persentase anggaran TI yang
digunakan per 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2008, 2009, dan 2010. Jumlah dari masing-masing persentase anggaran TI selama 3 tahun tersebut akan dicari rata-rata persentase penggunaan anggaran TI per tahun. -
Perbandingan antara anggaran TI dengan anggaran perusahaan Untuk mengukur persentase anggaran TI yang digunakan dengan cara wawancara dengan
manajer TI tentang persentase anggaran TI terhadap
anggaran perusahaan yang digunakan per 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2008, 2009, dan 2010. Jumlah dari masing-masing persentase anggaran TI terhadap anggaran perusahaan selama 3 tahun tersebut akan dicari rata-rata persentase penggunaan anggaran TI terhadap anggaran perusahaan per tahun. -
Return on investment Untuk mengukur keuntungan dari aplikasi digunakan wawancara dengan manajer TI mengenai tingkat keuntungan yang di berikan dari penerapan sistem komputerisasi terhadap investai yang dilakukan. Harus di lakukan
317
penghitungan terhadap return yang diperoleh atas segala investasi yang terjadi. -
% ketersedian aplikasi Untuk mengetahui persentase ketersedian aplikasi digunakan wawancara dengan manajer TI mengenai tingkat aplikasi yang tersedia saat dibutuhkan
-
% ketersedian komputer Untuk mengetahui persentase jumlah ketersediaan komputer digunakan data actual perusahan mengenai jumlah ketersedian komputer yang ada di bandingkan dengan jumlah seluruh staff perusahaan yang memerlukan komputer.
-
% ketersedian sistem online Untuk
mengetahui
persentase ketersedian
sistem on-line
digunakan
wawancara dengan manajer TI mengenai jumlah komputer yang ada di bandingkan dengan staff yang mempunyai hak otorisasi untuk online. -
% pemakaian perangkat keras dan lunak Untuk mengetahui persentase perangkat keras dan lunak di gunakan wawancara dengan manajer TI mengenai persentase jumlah staff yang memakai perangkat keras dan lunak di bandingkan dengan jumlah staff seluruhnya.
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama Untuk mengetahui persentase pemakaian basis data dan aplikasi bersama di gunakan wawancara dengan manajer TI mengenai jumlah staff yang memakai
318
basis data dan aplikasi bersama di bandingkan dengan jumlah staff yang menpunyai wewenang untuk mengakses basis data dan aplikasi bersama.
2. Perspektif Orientasi Pengguna -
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap analisis digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat keterlibatannya dalam penganalisaan masalah.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap design Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap design digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat kertelibatannya dalam mendesign feature-feature aplikasi baru yang diinginkan.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat keterlibatannya dalam pengimplementasian aplikasi baru dengan staff TI.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian
-
Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian di gunakan kuesioner yang di sebarkan kepada pengguna mengenai tingkat keterlibatannya dalam menberikan masukan sebagai akibat dari pengimplementasian aplikasi baru.
319
-
% komunikasi yang terjalin Untuk mengukur persentase komunikasi yang terjalin digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat komunikasi yang berhasil terjalin dengan baik dengan staff TI.
-
% kepuasan pengguna Untuk mengukur persentase kepuasan pengguna terhadap kinerja TI baik aplikasi yang di bangun serta cara penanganan keluhan pengguna digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat kepuasan pengguna.
-
% fungsionalitas yang tersedia Untuk mengukur persentase fungsionalitas yang tersedia pada aplikasi digunakan
kuesioner
yang
disebarkan
kepada
pengguna
mengenai
fungsionalitas apakah tersedia di aplikasi atau tidak. -
% kemudahan penggunaan aplikasi Untuk mengukur kemudahan penggunaan aplikasi digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai aplikasi dapat digunakan secara mudah oleh pengguna dalam mengoperasikan pekerjaan seharihari.
-
% pemahaman pengguna Untuk mengukur persentase pemahaman pengguna digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat pengguna memahami secara detail tentang pelatihan pertama aplikasi yang di implementasikan dan mengerti sistem dengan baik.
320
-
% kesiapan pengguna Untuk mengukur persentase kesiapan pengguna digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat kesiapan pengguna dalam menghadapi tantangan TI di masa mendatang.
-
% pelatihan pengguna Untuk mengukur persentase pelatihan pengguna digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai jumlah pelatihan pengguna yang diadakan oleh divisi TI dalam pengimplementasian aplikasi baru.
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional -
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap analisis maasalah digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dalam tahap penganalisaan masalah.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap design Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap design di gunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dalam tahap design.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dalam implementasi dan feedback dari user.
321
-
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dalam tahap pemeliharaan aplikasi.
-
% kegiatan pemeliharaan aplikasi Untuk mengukur persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa sering kegiatan pemeliharaan terhadap aplikasi yang dilakukan.
-
% kegiatan pemeliharaan hardware Untuk mengukur persentase kegiatan pemeliharaan hardware digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa sering kegiatan pemeliharaan terhadap hardware yang dilakukan.
-
Rata-rata waktu respon Untuk mengukur persentase rata-rata waktu respon digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai jumlah waktu yang digunakan oleh staff TI untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan aplikasi dan hardware.
-
% kesesuaian estimasi waktu Untuk mengukur persentase kesesuaian estimasi waktu digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kesesuaian estimasi awal tentang waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi dibandingkan dengan realita yang terjadi.
322
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff Untuk mengukur persentase kesesuaian estimasi jumlah staff digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kesesuaian estimasi awal tentang jumlah staff yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi Untuk mengukur persentase koordinasi permintaan aplikasi digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai persentase permintaan aplikasi dari pengguna yang dapat terkoordinasi dengan baik oleh staff TI.
-
% jumlah perubahan requirement Untuk mengetahui persentase jumlah perubahan requirement digunakan kuesioner dengan staff TI mengenai jumlah perubahan requirement yang dilakukan oleh pengguna selama maintance.
-
% ketersediaan infrastruktur TI Untuk mengetahui persentase ketersediaan infrastruktur TI digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat ketersediaan infrastruktur yang di butuhkan dalam pembuatan aplikasi.
-
Rata-rata waktu pengembangan Untuk mengetahui rata-rata waktu pembangunan digunakan keusioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam pembangunan aplikasi oleh staff TI.
-
Rata-rata waktu penanganan keluhan
323
Untuk mengukur waktu penanganan keluhan digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada pengguna mengenai waktu yang di butuhkan oleh staff TI dalam menangani keluhan pengguna baik mengenai aplikasi yang di bangun oleh divisi TI maupun hardware.
4. Pespektif Oientasi Masa Depan -
% ahli dalam aplikasi yang di bangun Untuk mengukur persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun digunakan kuesioner yang disebarkan kepada divisi TI mengenai tingkat keahlian yang diperlukan dalam aplikasi yang dibangun.
-
% staff TI yang berpendidikan minimal S1 Untuk mengukur persentase staff TI yang berpendidikan minimun S1 digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI tentang historis pendidikan dan perencanaan pendidikan untuk jangka waktu ke depan.
-
Frekuensi pelatihan staff TI Untuk mengukur persentase pelatihan staff TI digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai frekuensi pelatihan baik dalam bentuk training, seminar maupun workshop yang diadakan oleh perusahaan untuk staff TI dalam setahun.
-
Usia produktif staff TI Untuk mengukur persentase usia produktif staff TI digunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat usia produktif staff TI yang berumur 20 - 35 tahun.
324
-
Jumlah pengalaman staff TI Untuk mengetahui pengalaman staff TI di gunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai jumlah staff TI yang berpengalamaan lebih dari 2 tahun di PT. Prime Capital Securities.
-
% kepuasan staff TI Untuk mengukur persentase kepuasan staff TI digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kepuasan staff TI terhadap sistem dan prosedur operasional perusahaan dan kepuasan terhadap gaji, bonus dan fasilitas lainnya yang diberikan.
-
Usia portofolio aplikasi Untuk mengukur persentase usia portofolio aplikasi di gunakan wawancara dengan manajer TI mengenai persentase usia portofolio aplikasi yang dipakai (berdasarkan kesepakatan penulis dengan manajer TI rata-rata usia portofolio aplikasi untuk bisnis sekuritas < 5 tahun) dibandingkan dengan persentase usia portofolio aplikasi yang ingin dicapai.
-
% kerjasama staff TI Untuk mengukur persentase kerjasama dalam tim di gunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kerjasama yang terjalin di antara staff TI dalam melakukan tugas dan wewenang.
-
% suasana kerja yang mendukung Untuk mengukur persentase suasana kerja yang mendukung di gunakan kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat suasana kerja yang diinginkan dalam mendukung dalam aktivitas yang akan di lakukan.
325
Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja IT BSC dilakukan dengan 3 cara yaitu interview, data, dan kuesioner. Pengukuran bertujuan untuk melakukan perbandingan tiap tujuan strategis dengan kondisi yang ada di perusahaan saat ini. Tabel 4.36 menunjukkan cara memperoleh informasi untuk melakukan pengukuran. Tabel 4.36 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis Ukuran Strategis
Instrumen Pengukuran
KONTRIBUSI PERUSAHAAN
I
D
- Anggaran TI yang digunakan
X
X
- Perbandingan anggaran IT terhadap anggaran
X
X
K
perusahaan - Return on Investment
X
- % ketersediaan aplikasi
X
- % ketersediaan computer
X
X
- % ketersediaan sistem online
X
X
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
X
X
- % pemakaian basis data dan aplikasi
X
X
I
D
bersama ORIENTASI PENGGUNA - % ketersediaan pengguna dalam tahap
K X
analisis - % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
326
design - % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
implementasi - % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
feedback dari pengimplementasian - % komunikasi yang terjalian
X
- % kepuasan pengguna
X
- % fungsionalitas yang tersedia
X
- % kemudahan penggunaan aplikasi
X
- % pemahaman pengguna
X
- % kesiapan pengguna
X
- % pelatihan pengguna
X
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL - % efisiensi dan efektivitas tahap analisa
I
D
K X
masalah - % efisiensi dan efektivitas tahap design -
%
efisiensi
dan
X
efektivitas
tahap
X
efektivitas
tahap
X
implementasi dan feedback -
%
efisiensi
dan
pemeliharaan - % kegiatan pemeliharaan aplikasi
X
- % kegiatan pemeliharaan hardware
X
327
Rata-rata waktu respon
X
- % kesesuaian estimasi waktu
X
- % kesesuaian jumlah staff
X
- % koordinasi permintaan aplikasi
X
- % jumlah perubahan requirement
X
- % ketersediaan infrastruktur TI
X
Rata-rata waktu pengembangan
X
Rata-rata waktu penanganan keluhan
X
ORIENTASI MASA DEPAN
I
D
K
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
X
- % staff TI yang berpendidikan S1
X
Frekuensi pelatihan staff TI
X
Usia produktif staff TI
X
Jumlah pengalaman staff TI
X
- % kepuasan staff TI
X
- Usia portofolio aplikasi
X
- % Kerjasama dalam tim
X
- % suasana kerja yang mendukung
X
Keterangan : I
= Interview
D = Data K = Kuesioner
328
4.4.7 Keadaan Aktual Perusahaan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai keadaan aktual perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran strategis. Keadaan aktual ini diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner dan data dari perusahaan. Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner untuk keempat perspektif di sertai dengan penjelasan tentang cara penghitungannya.
4.4.7.1 Pengelolaan Kuesioner Untuk data yang di peroleh dari pengguna (pihak luar divisi TI), kuesioner di sebarkan kepada masing-masing 15 responden. Sedangkan untuk staff divisi TI, kuesioner dibagikan kepada masing-masing 3 responden. Skala yang digunakan dalam penghitungan kuesioner menggunakan metode nilai tengah dan rata-rata. Contoh perhitungan kuesioner untuk persentase penggunaan waktu kerja secara optimal adalah : Misalkan pilihan jawaban yang tersedia: A. 0% - 25% B. 26% - 50% C. 51% - 75% D. 76 % - 100% \
329
Dari pilihan jawaban di atas, diperoleh jawaban responden (lihat tabel di bawah) Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
1
2
0
0
Persentase penggunaan waktu kerja secara optimal :
1 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 12,5 + 76 + 0 + 0 3 = 29,5 %
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa persentase penggunaan waktu secara optimal adalah 29,5 %. Berikut ini hasil pengukuran kuesioner Perspektif Orientasi Pengguna (lihat lampiran L1) yang di sebarkan kepada pihak luar divisi TI.
Perspektif Orientasi Pengguna Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Orientasi Pengguna yang di ukur adalah:
330
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
1
6
6
3
0
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis : 6 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 15 75 + 228 + 189 + 0 15 = 32,8 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap analisis adalah 32,6 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin di capai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang dilibatkan dalam tahap analisis masalah. -
% keterlibatan pengguna dalam tahap design
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
2
0
2
3
10
331
Persentase keterlibatan user dalam tahap design : 0 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 10 x {(76 + 100)/2} 15 0 + 76 + 189 + 880 15 = 76,33 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap design adalah 76,33 % berarti masih berada dibawah sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna belum dilibatkan secara penuh dalam tahap design. -
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
3
4
6
3
2
Persentase keterlibatan user dalam tahap implementasi : 4 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2} 15 50 + 228 + 189 + 176 15 = 42,87 %
332
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi adalah 42,87 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa penguna merasa kurang dilibatkan dalam tahap pengimplementasian aplikasi baru.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
4
1
7
6
1
Persentase keterlibatan user dalam tahap feedback dari tahap pengimplementasian : 1 x {(0 + 25)/2} + 7 x {(26 + 50)/2} + 6 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2} 15 12,5 + 266 + 378 + 88 15 = 49,63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian adalah 49,63 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang dilibatkan dalam tahap feedback dari pengimplementasian.
333
-
% komunikasi yang terjalin
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
5
2
8
4
1
Persentase komunikasi yang terjalin : 2 x {(0 + 25)/2} + 8 x {(26 + 50)/2} + 4 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2} 15 25 + 304 + 252 + 88 15 = 44,6 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase komunikasi yang terjalin adalah 44,6 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa komunikasi yang terjalin antara pengguna dengan staff TI masih kurang.
-
% kepuasan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
6
2
7
6
1
334
Persentase kepuasan pengguna : 2 x {(0 + 25)/2} + 7 x {(26 + 50)/2} + 6 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2} 15 25 + 266 + 378 + 88 15 = 50,47 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase kepuasan pengguna adalah 50,47 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang puas terhadap kinerja staff TI baik aplikasi yang dibangun maupun cara penanganan keluhan dari staff TI.
-
% fungsionalitas yang tersedia
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
7
1
2
8
4
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis : 1 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 8 x {(51 + 75)/2} + 4 x {(76 + 100)/2} 15 12,5 + 76 + 504 + 352 15 = 62,97 %
335
Hal ini menunjukkan bahwa persentase fungsionalitas yang tersedia adalah 62,97% berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna masih kurang puas terhadap fungsionalitas aplikasi yang di hasilkan oleh divisi TI. -
% kemudahan penggunaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
2
3
9
1
Persentase kemudahan penggunaan aplikasi: 2 x {(0 + 25)/2} + 3 x {(26 + 50)/2} + 9 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2} 15 25 + 114 + 567 + 88 15 = 52,93 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase kemudahan penggunaan aplikasi adalah 52,93 % berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin di capai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna tidak merasakan adanya kemudahan dalam penggunaan aplikasi.
336
-
% pemahaman pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
9
2
6
7
0
Persentase pemahaman pengguna : 2 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 7 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 15 25 + 228 + 441 + 0 15 = 46,27 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase pemahaman pengguna adalah 46,27 % berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang memahami aplikasi baru yang diimplementasikan pertama kali dan pemahaman terhadap sistem yang berjalan.
-
% kesiapan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
10
1
10
3
1
337
Persentase kesiapan pengguna: 1 x {(0 + 25)/2} + 10 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2} 15 12,5 + 380 + 189 + 88 15 = 44,63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kesiapan pengguna adalah 44,63 % berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa di katakan bahwa pengguna merasa kurang siap dalam menghadapi tantangan TI di masa depan.
-
% pelatihan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
11
2
4
6
1
Persentase pelatihan pengguna: 6 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 15 75 + 228 + 189 + 0 15 = 32,8 %
338
Hal ini menunjukkan bahwa persentase pelatihan pengguna adalah 32,8% berarti masih jauh dari sasaran yang ingin di capai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa pelatihan yang di berikan oleh divisi TI dalam pengimplementasian aplikasi baru masih kurang. -
Rata-rata waktu penanganan keluhan
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
12
8
6
1
0
Rata-rata waktu penanganan keluhan : 8 x {(0 + 1)/2} + 6 x {(1 + 2)/2} + 1 x {(2 + 3)/2} + 0 x {(3 + 5)/2} 15 4 + 9 + 2,5 + 0 15 = 1 hari Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu penanganan keluhan adalah 1 hari bahwa tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa puas dengan waktu penanganan keluhan yang digunakan oleh divisi TI. -
Rata-rata waktu respon
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
13
2
3
9
1
339
Rata-rata waktu respon : 2 x {(0 + 0,5)/2} + 3 x {(0,5 + 1)/2} + 9 x {(1 + 2)/2} + 1 x {(2 + 3)/2} 15 0,5 + 2,25 + 13,5 + 2,5 15 = 1,25 jam Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu respon adalah 1,25 jam berarti lebih cepat dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna puas dengan waktu respon yang digunakan oleh staff TI. Berikut
ini
hasil
pengukuran
kuesioner
Perspektif
Penyempurnaan
Operasional dan Perspektif Orientasi Masa Depan (lihat lampiran L5) yang di sebarkan kepada pihak divisi TI.
Perspektif Penyempurnaan Operasional Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Penyempurnaan Operasional yang di ukur adalah : -
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
1
0
0
3
0
340
Persentase efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 189 + 0 3 = 63 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah adalah 63 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam tahap penganalisaan masalah.
-
% efisiensi dan efektifitas tahap design
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
2
0
1
2
0
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis : 0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 38 + 126 + 0 3 = 54,67 %
341
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap design adalah 54,67 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam tahap mendesign aplikasi.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
3
0
2
1
0
Persentase efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback :
0 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 76 + 63 + 0 3 = 46,33% Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback adalah 46,33% berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam tahap pengimplementasiaan dan feedback dari pengguna sebagai hasil dari implementasi.
342
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
4
0
0
3
0
Persentase efisiensi dan efektifitas tahap pemeliharaan : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 189 + 0 3 = 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan adalah 63 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam pemeliharaan terhadap aplikasi lama.
-
% kegiatan pemeliharaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
5
0
1
2
0
343
Persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi : 0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 38 + 126 + 0 3 = 54,67 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi adalah 54,67 % berarti staff TI merasa lebih banyak waktu yang di gunakan untuk memelihara aplikasi jauh lebih besar dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai.
% kegiatan pemeliharaan hardware
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
6
2
1
0
0
Persentase kegiatan pemeliharaan hardware : 2 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 25 + 38 + 0 + 0 3 = 21 %
344
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kegiatan pemeliharaan hardware adalah 21 % berarti staff TI merasa lebih banyak waktu yang digunakan untuk memelihara hardware jauh lebih kecil dibandingkan dengan sasaran yang ingin di capai.
% kesesuaian estimasi waktu
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
E
7
0
1
1
0
1
Persentase kesesuaian estimasi waktu : 0x{(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 99)/2} + 1 (100) 3 0 + 38 + 63 + 0 + 100 3 = 67 % Hal ini menujukkan bahwa persentase kesesuaian estimasi waktu adalah 67 % berarti staff TI merasa kurang menepati waktu yang telah di rencanakan.
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
0
0
3
0
345
Persentase kesesuaian estimasi jumlah staff : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 189 + 0 3 = 63 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase kesesuaian estimasi jumlah staff adalah 63 % berarti staff TI merasa kurang mampu menyesuaikan jumlah staff yang telah di rencanakan pada awalnya dalam pembuatan aplikasi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
9
0
1
2
0
Persentase koordinasi permintaan aplikasi : 0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 38 + 126 + 0 3 = 54,67 %
346
Hal ini menunjukkan bahwa persentase koordinasi permintaan aplikasi adalah 54,67% berarti staff TI merasa kurang mampu mengkoordinasikan permintaan aplikasi baru dari pengguna. % jumlah perubahan requirement
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
10
0
3
0
0
Persentase jumlah perubahan requirement : 0 x {(0 + 25)/2} + 3 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 114 + 0 + 0 3 = 38 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase jumlah perubahan requirement adalah 38 %. Berarti staff TI merasa tingkat perubahan requirement oleh pengguna tinggi terhadap aplikasi yang di bangun jauh lebih besar dibandingkan dengan sasaran yang ingin di capai.
-
% ketersediaan infrastruktur TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
11
0
0
3
0
347
Persentase ketersediaan infrastruktur TI : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 189 + 0 3 = 63 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketersediaan infrastruktur TI adalah 63 % berarti staff TI merasa sedikit kekurangan terhadap jumlah ketersediaan infrastruktur TI baik hardware maupun software.
-
Rata-rata waktu penggembangan
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
12
0
1
2
0
Rata-rata waktu pengembangan: 0 x {(1 + 3)/2} + 1 x {(3 + 6)/2} + 2 x {6 + 9)/2} + 0 x {(9 + 12)/2} 3 0 + 4,5 + 15 + 0 3 = 6,5 bulan
348
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu pengembangan adalah 6,5 bulan berarti staff TI merasa lebih lama dalam mengembangkan aplikasi dibandingkan sasaran yang ingin dicapai. Karena pengembangan aplikasi ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak vendor
Perspektif Orientasi Masa Depan Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Orientasi Masa Depan yang di ukur adalah :
% ahli dalam aplikasi yang dibangun
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
13
0
0
3
0
Persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 189 + 0 3 = 63 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun adalah 63 % berarti staff TI merasa masih kurang ahli dalam pembangunan aplikasi.
349
% staff TI yang berpendidikan S1
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
14
0
0
3
0
Penjelasan jawaban: A = SMA/SMK B = Masih kuliah S1 atau D3 C = S1 D = S2 Persentase staff TI berpendidikan S1 : =100 % Hal ini menunjukkan bahwa persentase staff TI yang berpendidikan S1 adalah 100 % berarti dalam perekrutan staff TI sudah bagus jauh lebih bagus dari sasaran yang ingin di capai.
-
Frekuensi pelatihan staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
15
0
0
3
0
Frekuensi pelatihan staff TI : 0 x {(1 + 2)/2} + 0 x {(0 + 1)/2} + 3 x {(2 + 3)/2} + 0 x {(4 + 10)/2} 3
350
0 + 0 + 7,5 + 0 3 = 2,5 kali (rounding 3 kali) Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi pelatihan staff TI adalah 2,5 kali berarti pelatihan yang di berikan kepada staff TI kurang lebih sama dengan sasaran yang ingin dicapai.
-
Usia produktif staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
16
2
1
0
0
Penjelasan jawaban: A. 20-30 tahun = 2 orang B. 31-35 tahun = 1 orang Hal ini menunjukkan bahwa semua staff TI berada pada usia produktif yaitu antara 20-35 tahun atau 100%.
-
Jumlah pengalaman staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
17
1
0
2
0
351
Penjelasan jawaban adalah: A. 0-2 tahun B. > 2-3 tahun C. 4-5 tahun D. 6-10 tahun Jumlah persentase pengalaman staff TI: = 2/3 * 100 % = 66,67 % Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah pengalaman staff TI di PT Prime Capital Securities masih ada yang di bawah 2 tahun yaitu sebanyak 1 orang atau persentase pengalaman staff TI yang lebih dari 2 tahun sebesar 66,67 %.
-
% kepuasan staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
18
0
1
2
0
Persentase kepuasan staff TI: 0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 38 + 126 + 0 3 = 54,67 %
352
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kepuasan staff TI adalah 54,67 % berarti staff TI merasa kurang puas terhadap sistem dan prosedur operasional perusahaan serta kepuasan terhadap gaji, bonus dan fasilitas yang telah di berikan oleh perusahaan.
-
% kerja sama dalam tim
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
19
0
0
1
2
Persentase kerja sama dalam tim : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 63 + 176 3 = 79,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kerja sama dalam tim adalah 79,67 % berarti staff TI merasa sangat berkerjasama dalam tim.
353
-
% suasana kerja yang mendukung
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
20
0
0
1
2
Persentase suasana kerja yang mendukung : 0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2} 3 0 + 0 + 63 + 176 3 = 79,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase suasana kerja yang mendukung adalah 79,67 % berarti suasana kerja yang mendukung dalam melakukan aktivitas
di
rasakan sangat mendukung oleh staff TI.
4.4.7.2 Data Aktual Perusahaan Selain berasal dari pengolahan kuesioner, keadaan aktual untuk ukuran strategis juga berasal dari data perusahaan.
354
Perspektif Kontribusi Perusahaan Keadaan aktual untuk ukuran strategis dari perspektif kontribusi perusahaan adalah : -
Anggaran biaya TI yang digunakan Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan apakah anggaran IT yang digunakan oleh divisi IT melebihi atau telah sesuai dengan anggaran yang disediakan atau direncanakan oleh perusahaan. Dari hasil wawancara dengan manajer TI di dapatkan data bahwa persentase Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa besar perbandingan antara rencana
dengan
realisasi
anggaran
untuk
pengembangan
Teknologi
Informasi? Untuk tahun 2010, anggaran yang direncanakan sebesar Rp. 225.500.000,dan sudah terealisasi sebesar Rp. 210.837.694,- sampai dengan bulan November. Sasaran strategis: ≤ budget Hasil: anggaran IT yang terpakai < budget Pencapaian: karena hasil pengukuran diperkirakan sesuai dengan budget maka pencapaian 100%. -
Perbandingan anggaran TI dengan anggaran Perusahaan Untuk mengetahui perbandingan anggaran TI yang digunakan terhadap anggaran perusahaan, informasi didapatkan dengan cara interview kepada manajer TI. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa % budget dari seluruh anggaran divisi TI untuk TI guna meningkatkan kemajuan perusahaan di masa mendatang ?
355
Gambar 4.32 Komposisi Anggaran TI dan Non TI
Dari gambar 4.32 di atas bisa dilihat bahwa pengeluaran yang berhubungan dengan TI Dpada PT Prime Capital Securities relatif stabil dari tahun ke tahun. Tidak ada investasi baru yang dilakukan dan perbandingan anggaran TI dengan anggaran non TI masih wajar. Disarankan agar ada alokasi dana cadangan untuk mengkaji berbagai peluang pemanfaatan TI dalam perusahaan.
356
Untuk tahun 2010 khusus penelitian dan pengembangan, anggaran yang disediakan sebesar Rp.225.500.000,- dari keseluruhan anggaran perusahaan sebesar Rp. 1.014.000.000,- . Sasaran strategis: 10 – 25 % Hasil: 32 % dari keseluruhan anggaran perusahaan. Pencapaian: (25 / 17,5) x 100% = 142,86 % Æ 100% Nilai 17,5% sebagai faktor pembagi 10% + 25% lalu dibagi dengan dua.
-
Nilai bisnis dari proyek TI Untuk mengetahui Return On Investment terhadap investasi TI, informasi didapatkandengan cara interview kepada manajer TI. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa pengembalian investasi TI ( ROI ) ? 5 tahun Sasaran strategis: 5 tahun Hasil: 5 tahun Pencapaian: karena hasil pengukuran sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%.
-
% ketersediaan aplikasi Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah ketersediaan aplikasi saat dibutuhkan adalah sebesar 100 %.
357
-
% ketersediaan komputer Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah staff yang memerlukan komputer adalah sebesar 26 orang sedangkan jumlah ketersediaan komputer yang ada adalah sebesar 30 Unit sehingga didapatkan persentase ketersediaan komputer adalah sebesar 100 %.
-
% ketersediaan sistem online Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa seluruh jumlah komputer yang ada dikantor pusat berhak on line (networking), sehingga diperoleh persentase ketersediaaan sistem online adalah sebesar 100 %.
-
% pemakaian perangkat keras dan lunak Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa seluruh perangkat keras dan lunak yang ada dipakai oleh seluruh staff yang membutuhkannya sedangkan yang tidak membutuhkan perangkat keras dan lunak dalam pekerjaannya adalah 7,14 % sehingga diperoleh persentase pemakaian perangkat keras dan lunak adalah sebesar 92,86 %. (2 dari 28 orang karyawan perusahaan yang tidak memerlukan komputer)
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah staff yang mempunyai wewenang untuk mengakses basis data dan aplikasi bersama tetapi tidak dipakai hak otoritasnya adalah sebesar 14,29 % sehingga diperoleh persentase jumlah staff yang memakai basis data dan aplikasi bersama adalah sebesar 85,71 % (24 dari 28 orang karyawan perusahaan).
358
Perspektif Orientasi Masa Depan Keadaan aktual untuk ukuran strategis dari perspektif orientasi masa depan adalah : -
Usia portofolio aplikasi Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa rata-rata usia portofolio aplikasi adalah sebesar kurang dari 5 tahun disebabkan karena adanya perubahan bisnis sekuritas yang cenderung mengikuti perkembangan BEI (Bursa Efek Indonesia).
Berikut merupakan peta tanggung jawab dan keahlian Divisi TI PT Prime Capital Securities yang dapat mendukung perspektif orientasi masa depan perusahaan (Tabel 4.37). Tabel 4.37 Peta Tanggung Jawab dan Keahlian Divisi TI Position Manager TI
Responsibility and Skills Responsibility
•
Mengatur project timeline untuk perubahan dan pengembangan sistem.
•
Mengkoordinasikan dan melakukan monitoring dari pengembangan sistem.
•
Melakukan koordinasi dalam melakukan problem solving terhadap setiap permasalahan
359
terkait dengan TI. Hard Skills
‐
Delphi 5/7
‐
MySQL 4/5 Sql Server
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008
‐
Menguasai Teknik Networking : LAN, WAN, Internet, Mail Server
‐
Menguasai Routing Protokol (TCP/IP)
Data and Application
•
Responsibility
Staff
Pengelolaan database, konfigurasi hardware dan software, administrasi Security. Seorang Database Administrator bertanggung jawab atas aspek-aspek dalam lingkungan database yakni recorability, integrity, security, availability, performance, development, dan testing support.
•
Pengembangan perangkat lunak (software).
Hard Skills
‐
Delphi 5/7
360
Network and Support
Responsibility
‐
VB
‐
.Net
‐
PHP
‐
(X)HTML and CSS
‐
Crystal Report
‐
MySQL 4/5
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008 •
Staff
Keamanan dan kontinuitas jaringan sistem yang digunakan, termasuk hal-hal seperti mengatur komputer agar terhubung dengan internet serta mengerti tentang TroubleShooting jaringan.
•
Menjaga keamanan database perusahaan dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian, serta melakukan maintenance dan perbaikan komponen SI/TI perusahaan seperti jaringan komputer, hardware, maupun sistem pada perusahaan.
361
Hard Skills
‐
Apache web server, OpenLDAP,
Postfix, SNMP and Tomcat ‐
PERL and Bash scripting
‐
MySQL 4/5
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008
‐
Menguasai Teknik Installasi, Konfigurasi OS (Windows & UnixBased) PC Desktop dan Server
‐
Menguasai Teknik Networking : LAN, WAN, Internet, Mail Server
‐
Menguasai Routing Protokol (TCP/IP)
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2011
4.4.7.3 Rangkuman Keadaan Aktual Perusahaan Berdasarkan hasil pengelolaan kuesioner di atas dan juga dari data perusahaan, berikut ini rangkuman keadaan aktual perusahaan yang berhasil di ukur (lihat tabel 4.38).
362
Tabel 4.38 Keadaan Aktual Perusahaan KONTRIBUSI PERUSAHAAN - Anggaran biaya TI yang digunakan - Perbandingan anggaran TI dengan anggaran
AKTUAL < budget 25%
perusahaan - Nilai bisnis dari proyek TI
5 Tahun
- % ketersediaan aplikasi
100%
- % ketersediaan komputer
100%
- % ketersediaan sistem online
100%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
92,86%
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
85,71%
ORIENTASI PENGGUNA
AKTUAL
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
32,80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
76,33%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap implementasi
42,87%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback dari
49,63%
pengimplementasian - % komunikasi yang terjalian
44,60%
- % kepuasan pengguna
50,47%
- % fungsionalitas yang tersedia
62,97%
- % kemudahan penggunaan aplikasi
52,93%
- % pemahaman pengguna
46,27%
363
- % kesiapan pengguna
44,63%
- % pelatihan pengguna
32,80%
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL - % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah
AKTUAL 63%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
54,67%
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
46,33%
dan feedback - % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan - % kegiatan pemeliharaan aplikasi - % kegiatan pemeliharaan hardware Rata-rata waktu respon
63% 54,67% 21% 1,25 jam
- % kesesuaian estimasi waktu
67%
- % kesesuaian jumlah staff
63%
- % koordinasi permintaan aplikasi
54,67%
- % jumlah perubahan requirement
38%
- % ketersediaan infrastruktur TI
63%
Rata-rata waktu pengembangan Rata-rata waktu penanganan keluhan ORIENTASI MASA DEPAN
6,5 bulan 1 hari AKTUAL
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
63%
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
Frekuensi pelatihan staff TI
2,5 kali
364
Usia produktif staff TI
100%
Jumlah pengalaman staff TI
66,67%
- % kepuasan staff TI
54,67%
- % Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
- % Kerjasama dalam tim
79,67 %
- % suasana kerja yang mendukung
79,67 %
4.4.8 Perbandingan Keadaan Aktual dengan Sasaran Setelah menentukan sasaran strategis dan keadaan aktual dari masing-masing ukuran, kemudian di lakukan perbandingan antara sasaran dan keadaan aktual untuk mengetahui seberapa besar pencapaian sasaran yang telah di capai oleh perusahaan. Perhitungan pencapaian di peroleh dari perbandingan nilai keadaan aktual dengan sasaran yang ingin di capai dalam bentuk persentase. Disamping itu ada asumsi tambahan dalam perbandingan untuk beberapa ukuran tertentu yang bersifat negasi. Ukuran yang bersifat negasi ini akan menghasilkan pencapaian yang bersifat negatif, sehingga untuk mengubah pencapaian ini menjadi positif dilakukan penghitungan dengan membandingkan nilai sasaran dengan keadaan aktual. Dalam hal ini apabila nilai aktual lebih kecil daripada sasaran, maka pencapaian dianggap 100%. Sedangkan pencapaian yang bersifat positif apabila nilai aktualnya lebih besar dari sasaran, maka pencapaiannya dianggap 100%. Sedangkan apabila nilai aktualnya
365
lebih kecil atau lebih besar dari sasaran, maka penghitungannya dilakukan dengan membandingkan nilai aktual dengan batas terendah atau terbesar dari sasaran. Pencapaian sasaran perusahaan saat ini dapat dilihat pada tabel 4.39.
Tabel 4.39 Perbandingan Keadaan Aktual dengan Sasaran KONTRIBUSI PERUSAHAAN
AKTUAL SASARAN
- Anggaran biaya TI yang digunakan
PENCAPAIAN
< budget
≤ budget
100%
25%
10-25%
100%
5 Tahun
5 tahun
100%
- % ketersediaan aplikasi
100%
100%
100%
- % ketersediaan komputer
100%
90%
100%
- % ketersediaan sistem online
100%
90%
100%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
92,86%
90%
100%
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
85,71%
90%
95,23%
- Perbandingan anggaran TI dengan anggaran perusahaan - Nilai bisnis dari proyek TI
ORIENTASI PENGGUNA
AKTUAL SASARAN
PENCAPAIAN
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
32,80%
80%
41 %
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
76,33%
80%
95,41 %
-
tahap
42,87%
80%
53,59 %
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback
49,63%
90%
55,14 %
%
ketersediaan
pengguna
dalam
implementasi
dari pengimplementasian
366
- % komunikasi yang terjalian
44,60%
85%
52,47 %
- % kepuasan pengguna
50,47%
85%
59,37 %
- % fungsionalitas yang tersedia
62,97%
85%
74,08 %
- % kemudahan penggunaan aplikasi
52,93%
85%
62,27 %
- % pemahaman pengguna
46,27%
85%
54,43 %
- % kesiapan pengguna
44,63%
85%
52,5 %
- % pelatihan pengguna
32,80%
90%
36,44 %
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
AKTUAL SASARAN
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah
PENCAPAIAN
90% 63%
70%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
54,67%
90%
60,74 %
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
46,33%
90%
51,48 %
63%
90%
70 %
54,67%
90%
60,74 %
21%
90%
23,33 %
1,25 jam
2 jam
100 %
- % kesesuaian estimasi waktu
67%
90%
74,44 %
- % kesesuaian jumlah staff
63%
100%
63 %
- % koordinasi permintaan aplikasi
54,67%
90%
60,74 %
- % jumlah perubahan requirement
38%
10%
100 %
- % ketersediaan infrastruktur TI
63%
90%
70 %
dan feedback - % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan - % kegiatan pemeliharaan aplikasi - % kegiatan pemeliharaan hardware Rata-rata waktu respon
367
Rata-rata waktu pengembangan
6,5 bulan
6 bulan
92,31 %
1 hari
1 hari
100 %
AKTUAL
SASARAN
PENCAPAIAN
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
63%
90%
70 %
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
100%
100 %
2,5 kali
3 kali
100 %
100%
100%
100 %
Jumlah pengalaman staff TI
66,67%
60%
100 %
- % kepuasan staff TI
54,67%
80%
68,34 %
- Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
<5 tahun
100%
- % Kerjasama dalam tim
79,67 %
80%
100 %
- % suasana kerja yang mendukung
79,67 %
80%
100 %
Rata-rata waktu penanganan keluhan ORIENTASI MASA DEPAN
Frekuensi pelatihan staff TI Usia produktif staff TI
4.4.9 Pengelolaan Kuesioner Bobot Tujuan Strategis Untuk data mengenai kuesioner pembobotan tujuan strategis yang di peroleh dari pengguna (pihak luar divisi TI) maupun dari divisi TI, kuesioner di sebarkan kepada manajer dari masing-masing divisi dan manajer divisi TI. Perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis di lakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software Expert Choice 2000.
368
Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk Perspektif Kontribusi Perusahaan, Perspektif Penyempurnaan Operasional dan Perspektif Orientasi Masa Depan yang di sebarkan kepada divisi TI.
Perspektif Kontribusi Perusahaan Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk perspektif kontribusi perusahaan dengan menggunakan AHP. Perhitungan dari metode AHP ini dapat di lihat lebih jelas pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif kontribusi perusahaan adalah : 1. Pengendalian biaya TI (P) 2. Nilai bisnis dari proyek TI (Bs) 3. Nilai investasi TI (I) 4. Sumber daya TI (S)
Tabel 4.40 Bobot Perspektif Kontribusi Perusahaan Tujuan Weight P
0,107
Bs
0,077
I
0,557
S
0,259
Sumber: Hasil Pengolahan Data
369
Perspektif Penyempurnaan Operasional Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk perspektif penyempurnaan operasional dengan menggunakan AHP, yang lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif penyempurnaan operasional adalah : 1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi (E) 2. Pemeliharaan kualitas sistem (Pk) 3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi (Pa) 4. Ketersediaan infrastruktur TI (Ki) 5. Kinerja staff TI (Kn)
Tabel 4.41 Bobot Perspektif Penyempurnaan Operasional Tujuan Weight E
0,055
Pk
0,198
Pa
0,332
Ki
0,295
Kn
0,121
Sumber: Hasil Pengolahan Data
370
Perspektif Orientasi Masa Depan Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk perspektif orientasi masa depan dengan menggunakan AHP, yang lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif orientasi masa depan adalah : 1. Keahlian staff TI (Kh) 2. Kepuasan staff TI (Kp) 3. Usia portofolio aplikasi (Up) 4. Kerjasama staff TI (Kj)
Tabel 4.42 Bobot Perspektif Orientasi Masa Depan Tujuan Weight Kh
0,433
Kp
0,308
Up
0,165
Kj
0,094
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk Perspektif Orientasi Pengguna yang di sebarkan kepada manajer masingmasing divisi.
371
Perspektif Orientasi Penguna Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis untuk perspektif orientasi pengguna dengan menggunakan metode AHP, yang lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif orientasi pengguna adalah : 1. Kerjasama dengan pengguna (Ka) 2. Komunikasi dengan pengguna (Km) 3. Kepuasan pengguna (Ks) 4. Kemampuan pengguna (Ku)
Tabel 4.43 Bobot Perspektif Orientasi Pengguna Tujuan Weight Ka
0,475
Km
0,275
Ks
0,158
Ku
0,092
Sumber: Hasil Pengolahan Data
4.4.10 Evaluasi Hasil Pencapaian Setelah di lakukan perbandingan antara sasaran dengan keadaan aktual, langkah selanjutnya dalah mengevaluasi tujuan strategis dari masing-masing perspektif yang ada. Pengevaluasian tujuan strategis di lakukan dengan merata-
372
ratakan ukuran strategis dari setiap tujuan yang ada. Kemudian hasil rata-rata ukuran strategis tersebut dikalikan dengan bobot tujuan strategis yang di peroleh berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Analytic Hierachy Process (AHP), sehingga akan di dapatkan hasil pencapaian dari setiap tujuan strategis. Hasil pencapaian setiap tujuan strategis tersebut akan di jumlahkan untuk mendapatkan persentase pencapaian dari setiap perspektif. Ukuran hasil pencapaian masing-masing perspektif di tentukan dengan pembagian interval dari 0% sampai dengan 100% yang merupakan kesepakatan bersama antara penulis dengan perusahaan, yaitu : -
0,00 % - 49,00 % = Sangat kurang
-
49,01 % - 64,00 % = Kurang
-
64,001 % - 74,00 % = Cukup
-
74,001 % - 84,00 % = Baik
-
84,001 % - 100,00 % = Sangat Baik
373
Perhitungan hasil pencapaian dari tiap perspektif dapat di lihat pada Tabel 4.44 sampai Tabel 4.47
Tabel 4.44 Hasil Pencapaian Perspektif Kontribusi Perusahaan Hasil Kontribusi Perusahaan
Bobot
Pencapaian Pencapaian
Tujuan
Pengendalian Biaya TI Ukuran : 1. Anggaran TI yang digunakan
0,107
100%
2. Perbandingan anggaran TI terhadap anggaran perusahaan
100% 100%
10,7%
0,077
100%
7,7%
0,557
100%
Nilai bisnis dari proyek TI Ukuran : Return on Investment
Nilai investasi TI Ukuran : 1. % Ketersediaan aplikasi 2. % Investasi dari perusahaan
100%
374
3. % Ketersediaan komputer
100%
4. % Ketersediaan sistem online
100% 100%
55,7%
Sumber daya TI Ukuran : 1. % Pemakaian perangkat keras dan lunak
0,259
2. % Pemakaian basis data dan aplikasi bersama
100% 95,23% 97,61%
25,28% 99,38%
Tabel 4.45 Hasil Pencapaian Perspektif Orientasi Pengguna Hasil Orientasi Pengguna
Bobot
Pencapaian Pencapaian
Tujuan
Kerjasama dengan pengguna Ukuran : 1. % Keterlibatan pengguna dalam tahap analisis 2. % Keterlibatan pengguna dalam tahap design
0,475
41 % 95,41 %
3. % Keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
53,59 %
4. % Keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian
55,14 %
375
61,28%
29,11%
0,275
52,47 %
14,43%
0,158
59,37 %
Komunikasi dengan pengguna Ukuran : % Komunikasi yang terjalin
Kepuasan pengguna Ukuran : 1. % Kepuasan pengguna 2. % Fungsionalitas yang tersedia
74,08 %
3. % Kemudahan penggunaan aplikasi
62,27 % 65,24%
10,31%
Kemampuan pengguna Ukuran : 1. % Pemahaman pengguna
0,092
54,43 %
2. % Kesiapan pengguna
52,5 %
3. % Pelatihan pengguna
36,44 % 47,79%
4,4% 58,25%
376
Tabel 4.46 Hasil Pencapaian Perspektif Penyempurnaan Operasional Hasil Penyempunaan Operational
Bobot
Pencapaian Pencapaian
Tujuan
Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi Ukuran : 1. % Efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
0,055
2. % Efisiensi dan efektivitas tahap design
70% 60,74%
3. % Efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
51,48%
4. % Efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
70% 63,05%
3,47%
Pemeliharaan kualitas sistem Ukuran : 1. % Kegiatan pemeliharaan aplikasi
0,198
2. % Kegiatan pemeliharaan hardware
60,74 % 23,33 %
3. Rata-rata waktu respon
100 % 61,36%
Perencanaan awal pengembangan aplikasi Ukuran : 1. % Ketersediaan estimasi waktu
0,332
74,44 % 63 %
12,15%
377
2. % Ketersediaan jumlah staff 3. % Koordinasi permintaan aplikasi
60,74 %
4. % Jumlah perubahan requirement
100 % 74,54%
24,75%
0,295
70 %
20,65%
0,121
92,31%
Ketersediaan infrastruktur TI Ukuran : % Ketersediaan infrastruktur TI
Kinerja staff TI Ukuran : 1. Rata-rata waktu pengembangan 2. Rata-rata waktu penanganan keluhan
100 % 96,15%
11,63% 72,65%
Tabel 4.47 Hasil Pencapaian Perspektif Orientasi Masa Depan Hasil Orientasi Masa Depan
Bobot
Pencapaian Pencapaian
Tujuan Keahlian staff TI Ukuran : 1. % Ahli dalam aplikasi yang dibangun
0,433
70 %
378
2. % Staff TI yang berpendidikan S1
100 %
3. % Frekuensi pelatihan staff TI
100 %
4. % Usia produktif staff TI
100 %
5. % Jumlah pengalaman staff TI
100 % 94%
40,7%
0,308
68,34 %
21,05%
0,165
100%
16,5%
0,094
100 %
Kepuasan staff TI Ukuran : % Kepuasan staff TI
Usia portofoio aplikasi Ukuran : % Usia portofolio aplikasi
Kerjasama staff TI Ukuran : 1. % Kerjasama dalam tim 2. % Suasana kerja yang mendukung
100 % 100%
9,4% 87,65%
379
Berikut Ini merupakan Prioritas Hierarchy untuk penetuan tujuan strategis (Gambar 4.33):
Gambar 4.33 Prioritas Hierarchy untuk penentuan tujuan strategis
Dari evaluasi hasil pencapaian perspektif, dapat digambarkan skema pencapaian tiap perspektif seperti yang terlihat dalam Gambar 4.34
380
Gambar 4.34 Hasil Evaluasi Pencapaian Per Perspektif
Gambar 4.34 menunjukkan bahwa pencapaian perspektif kontribusi perusahaan sebesar 99.38 % dari sasaran yang ingin dicapai. Pencapaian ini menunjukkan tingkat kontribusi TI terhadap perusahaan berada pada tahap sangat baik. Pencapaian yang paling baik terlihat pada nilai investasi TI kepada perusahaan yaitu sebesar 55,7 %. Hal ini berarti bahwa divisi TI telah memberikan keuntungan kepada perusahaan dari pembuatan aplikasi. Sedangkan pencapaian yang paling rendah terlihat pada nilai bisnis dari proyek TI yaitu sebesar 7,7 %. Pencapaian pada pengendalian biaya TI dan sumber daya TI yaitu sebesar 10,7 dan 25,28 % masingmasing sudah termasuk baik. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
381
pencapaian dari masing-masing tujuan dalam perspektif kontribusi perusahaan sudah baik. Pencapaian orientasi pengguna sebesar 58,25 % dari sasaran yang ingin dicapai tergolong kurang. Pencapaian yang paling tinggi tampak pada hubungan kerjasama dengan pengguna yaitu sebesar 29,11 %. Pencapaian yang lain tampak pada komunikasi dengan pengguna yaitu sebesar 10,31% dan kepuasan pengguna yaitu sebesar 14,43 %. Sedangkan pencapaian kemampuan pengguna yaitu sebesar 4,4 %. Oleh itu masih perlu ditingkatkan lagi hubungan komunikasi dengan pengguna agar terjalin dengan baik, tingkat kerjasama antara divisi TI dan penguna dalam pembuatan aplikasi, kemampuan pengguna dalam memahami aplikasi dan kesiapan mental untuk menggunakan aplikasi dan kepuasan pengguna terhadap aplikasi. Pada perspektif penyempurnaan operasional, persentase pencapaian yaitu sebesar 72,65 % dari sasaran yang ingin dicapai termasuk tahap cukup. Pencapaian yang paling tinggi terlihat pada penekanan perencanaan awal pengembangan aplikasi yaitu sebesar 24,75 %. Pencapaian yang paling rendah terlihat pada efisensi dan efektifitas pembuatan aplikasi yaitu sebesar 3,47 %. Sehingga divisi TI masih perlu meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan aplikasi agar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pencapaian dari masing-masing tujuan dalam perspektif penyempurnaan operasional sudah cukup, tetapi harus ditingkatkan lagi. Perspektif orientasi masa depan memiliki pencapaian yang sangat baik yaitu sebesar 87,65% dari sasaran yang ingin dicapai. Keberhasilan pencapaian ini didukung oleh keberhasilan keahlian staff TI yang bagus yaitu sebesar 40,7 %. Hal
382
ini berarti bahwa staff TI memiliki keahlian yang tinggi dalam membangun aplikasi dan didukung dengan pengalaman yang dimiliki, pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, pendidikan staff TI dan usia dari staff TI yang masih produktif. Dengan pencapaian rata-rata perspektif sebesar 79,48 %, kinerja yang ditunjukkan oleh divisi TI secara keseluruhan dapat dinilai baik. Pencapaian yang tidak merata yang ditunjukkan oleh perspketif kontribusi perusahaan, perspektif penyempurnaan operasional dan perspektif masa depan yang tidak didukung oleh perspektif pengguna menunjukkan tidak adanya keseimbangan diantara keempat perspektif IT Balanced Scorecard. Dengan demikian perlu ditingkatkan lagi agar dapat dikembangkan menjadi suatu alat strategik yang akan memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan disamping hanya memberikan dukungan dalam proses bisnis.
4.5
Analisis Balanced Scorecard Balanced scorecard
digunakan untuk memetakan penilaian sistem
manajemen PT Prime Capital Securities dari segi perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pemetaan ini digunakan untuk mengolah strategi jangka panjang perusahaan, terutama untuk mencapai tujuan, ukuran, strategi, target, inisiatif strategi bagi perusahaan.
383
Berikut ini adalah analisis terkait denagn pembuatan Balanced Scorecard, yaitu: 1. Assessment Berdasarkan visi dan misi yang telah di tetapkan oleh PT Prime Capital Securities, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan berupaya untuk menjadi perusahaan efek andalan, tekemuka, dan terpercaya. Dimana segi keunggulan yang diingikan oleh pihak perusahaan adalah dengan memberikan pelayanan yang cepat dan akurat yang terkait dengan kepada pelanggan (basis nasabah) serta mengembangkan SDM dan teknologi informasi yang up-to-date. 2. Strategy Pendefinisian dari strategic themes didasarkan pada temuan – temuan yang diperoleh dari analisis SWOT yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah pendefinsian dari strategic themes untuk masing – masing perspektif tersebut. Perspektif financial menjadi perspektif awal dari perusahaan. Strategic Themes untuk perspektif ini adalah pencapaian pengembalian (keuntungan) yang optimal. Untuk mendukung strategic themes perusahaan yang sudah didefinisikan pada perspektif financial, maka dibutuhkan strategic themes yang digunakan pada perspektif customer yaitu peningkatan kualitas layanan yang akan diserahkan ke nasabah. Dan untuk mendukung pencapaian strategi yang telah didefinisikan pada kedua perspektif sebelumnya, perusahaan membutuhkan internal business process yang kuat. Adapun strategic themes untuk internal business process adalah pencapaian produktivitas proses. Dengan adanya proses yang produktif perusahaan dapat meningkatkan kinerja dari segi keuangan yang dapat memberikan dampak yang baik bagi pelanggan. Untuk mendukung
384
pencapaian strategi yang sudah didefinisikan pada perspektif internal business process dibutuhkan sumber daya terbaik yang ada di perusahaan. Dan untuk itu dibutuhkan peningkatan komitmen perusahaan untuk pengembangan sumber daya, itulah yang kemudian dapat dijadikan strategi untuk perspektif learning and growth yang diterapkan pada perusahaan. 3. Objectives Pengidentifikasian dari objectives perusahaan akan didasarkan pada strategic themes dan analisis matriks SWOT. Dimana hasil dari analisis matriks SWOT akan dipetakan ke masing – masing perspektif yang ada. Berikut adalah tujuan
strategis perusahaan yang merupakan perumusan dari strategi dari masingmasing perspektif Balanced Scorecard (Tabel 4.48).
Tabel 4.48 Perumusan Tujuan Strategis Perusahaan Balanced Scorecard Perspektif Keuangan
Tujuan Strategis
Strategic Themes •
Pencapaian
•
pengembalian yang optimal.
Meningkatkan penjualan.
•
Meningkatkan profitabilitas.
Perspektif Pelanggan
•
Peningkatan kualitas
•
layanan.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
•
Menambah jumlah nasabah.
385
Perspektif Proses Bisnis
•
Internal
Pencapaian
•
Meningkatkan loyalitas.
•
Meningkatkan
produktivitas proses.
komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terkait. •
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas.
•
Meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis.
•
Meningkatkan kualitas proses bisnis.
Perspektif
Pembelajaran
dan Pertumbuhan
•
Peningkatan komitmen
•
Meningkatkan
perusahaan untuk
kemampuan dan
pengembangan sumber
pengetahuan karyawan.
daya.
•
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas karyawan.
386
4.5.1 Peta Strategi (Strategy Map) Jika dilihat dari kerangka perspektif yang sudah didefinisikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua strategi yang ada tidak hanya dikelompokkan kedalam perspektif keuangan saja, tetapi juga dikelompokkan dalam perspektif non keuangan. Strategi yang sudah didefinisikan tersebut akan dirangkum pada sebuah Strategy Map seperti pada Gambar 4.35. Dimana pada Strategy Map tersebut juga akan terlihat keterkaitan dari masing – masing Strategy Objective yang sudah dikelompokkan pada perspektifnya.
Gambar 4.35 Strategy Map PT Prime Capital Securities
387
4.5.2 Perspektif BalanceScorecard Perusahaan perlu untuk melakukan pengukuran terhadap strategy objective yang sudah ditentukan pada tahapan sebelumnya. Tujuan dari penetapan penilaian ini agar pihak perusahaan dapat mengetahui tingkat kesuksesan dari pelaksanaan strategy yang sudah didefinsikan serta memicu semua elemen yang ada diperushaan untuk dapat memberikan kinerja terbaiknya. Tabel 4.49 adalah pendefinisian pengukuran untuk masing – masing strategy objective. Berikut merupakan pemetaan ke empat perspektif
tersebut.
Tabel 4.49 BSC PT Prime Capital Securities Perspektif Keuangan
Tujuan
Ukuran
Meningkatkan Pemasukan penjualan
Satuan %
Persentase
saham Pendapatan
Target
Inisiatif
Penjualan
Melakukan
Sistem
meningkat
inovasi
mobile
20% per
produk, dan
trading
tahun
meningkatkan
penjualan
SI demand
kualitas layanan.
Meningkatkan Arus kas
%
profitabilitas
Peningkatan
Menjejaki SI
arus kas
Online
CRM
masuk 10% per tahun Pelanggan
Meningkatkan Persentase
%
Menurunkan
Pelayanan
CRM
388
kepuasan
pelaporan
pelaporan
yang lebih
pelanggan
dari keluhan
dan keluhan
baik
pelanggan
mendekati 0%
Menambah
Tingkat
jumlah
pertumbuhan
nasabah
pelanggan
%
10% per
Peningkatan
tahun.
layanan internet dengan mutu yang baik
Meningkatkan Jumlah loyalitas
Jumlah
pelanggan
Meningkatka
Pelayanan
n jumlah
yang lebih
transaksi per
baik
nasabah minimal 15 kali per bulan Proses Bisnis Meningkatkan Persentase Internal
%
Menurunkan
Standarisasi
komunikasi
waktu
15%
operasional
dan
pelayanan
tenggang
dan prosedur.
koordinasi
waktu
antar pihak
pelayanan
CRM
yang terkait Meningkatkan Persentase
%
Menaikan
Meningkatkan CRM
389
produktifitas
kepuasan
dan kreatifitas pelanggan
kemampuan
mutu layanan
dalam
yang sesuai
pelayanan
dengan
pelanggan
kebutuhan
(Kepuasan Pelanggan 95%) Menurunkan
Mencari
Sistem
biaya
Alternatif
mobile
dalam proses
pelayanan
solusi
trading
bisnis
10-20%
pengurangan
Meningkatkan Persentase efisiensi
%
biaya
biaya (pemborosan) Meningkatkan Kecepatan kualitas
waktu
proses bisnis.
transaksi
Detik
10 detik /
Meningkatkan CRM
transaksi
mutu layanan yang sesuai dengan kebutuhan
Kekuatan
%
99%
Mencari
Sistem
informasi
Alternatif
mobile
saham
solusi
trading
meningkatkan
390
kekuatan informasi (ervery time, every where) Pembelajaran Meningkatkan Pelatihan dan
kemampuan
pertumbuhan
dan
Karyawan
Unit
Semua
Mengadakan
Training
training
pelatihan
harus diikuti
internal dan
pengetahuan
eksternal
karyawan Meningkatkan Persentase produktifitas
%
biaya dan
Menurunkan
Pendidikan
biaya
dan pelatihan
dan kreatifitas waktu
pelayanan 5-
karyawan
10% dan waktu 15% Kepuasan karyawan
%
80%
Pendidikan dan pelatihan
CRM
391
4.6. Hasil Analisis Perusahaan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan bisnis dan lingkungan SI/TI PTPrime Capital Securities diperolah hasil analisis yang dapat membantu dalam memberikan usulan atau rekomendasi terhadap perencanaan strategi sistem informasi PT Prime Capital Securities. Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan akan dikur dengan menggunakan SWOT, balanced scorecard, IT Balanced Scorecard (Tabel 4.52, 4.51, dan 4.50). Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal, serta melakukan pengukuran, maka diperoleh kesimpulan bahwa PT Prime Capital Securities memerlukan adanya pengembangan sistem informasi manajemen hubungan dan pelanggan (E-CRM) serta mobile trading yang ada di dalam perusahaan
agar
dapat
mencapai
tujuan
perusahaan
dan
strategi
bisnis.
Pengembangan ini dapat dilakukan dengan menerapkan sistem yang mampu mendukung proses bisnsi yang terintegrasi dengan pelanggan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Sistem informasi yang diharapkan diimplementasikan pada PT Prime Capital Securities juga harus didukung oleh pemanfaatan teknologi yang dapat memberikan nilai tambah dalam dunia persaingan dan memenangkan pasar, yaitu melalui inovasi layanan yang dihasilkan, sehingga tetap memiliki daya saing yang tinggi.
392
Tabel 4.51 Translasi IT Balanced Scorecard Analisis IT Balanced Scorecard Usulan Peningkatan Kinerja TI untuk Mendukung Perencanaan Strategi Sistem Informasi pada PT Prime Capital Securities Kontribusi
Memaksimalkan penggunaan dana untuk investasi TI baru
Perusahaan
sehingga dapat menghasilkan teknologi baru yang lebih canggih sehingga dapat berguna bagi perusahaan dan dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
Orientasi
Adanya peningkatkan keterlibatan pengguna dalam pengembangan
Pengguna
aplikasi yang dibuat dan keterlibatan pengguna terhadap pembelian aplikasi sehingga mencapai target yang ditetapkan. Mengurangi keluhan dari pengguna dengan cara melakukan penanganan keluhan pengguna dan meningkatkan kinerja karyawan.
Penyempurnaan
Meningkatkan ketersediaan dan kelancaran koneksi jaringan dan
operasional
sistem aplikasi sehingga dapat mencapai, bahkan melebihi target yang ditetapkan. Meminimalkan pengembangan aplikasi yang melebihi batas waktu yang ditentukan untuk meningkatkan kualitas pengembangan aplikasi.
Orientasi Masa
Memaksimalkan kualitas maintenance hardware dan aplikasi
Depan
sehingga mencapai target atau lebih dari target.
393
Tabel 4.51 Translasi Analisis Balanced Scorecard Analisis Balanced Scorecard Usulan Kebutuhan Sistem Informasi pada PT Prime Capital Securities IS Demand
Tujuan Strategis
Sistem mobile
•
Meningkatkan penjualan saham.
trading
•
Meningkatkan profitabilitas.
•
Meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis.
•
Kekuatan informasi saham.
CRM
•
Meningkatkan profitabilitas.
•
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
•
Menambah jumlah nasabah.
•
Meningkatkan loyalitas.
•
Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terkait.
CRM
•
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas.
•
Meningkatkan kualitas proses bisnis.
•
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan
•
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas karyawan
394
Tabel 4.52 Translasi Analisis SWOT Analisis SWOT Usulan Kebutuhan Sistem Informasi pada PT Prime Capital Securities Strategi
Keterangan
Pengembangan
Kegiatan utama Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi diarahkan untuk
sistem informasi
menyediakan paket-paket aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang
untuk menghasilkan
proses administrasi/ manajemen perkantoran, mengelola data, dan
keunggulan
menyediakan sistem yang dibutuhkan untuk para analis maupun perencana,
kompetitif.
serta para pelanggan pada umumnya.
Pengembangan
•
Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
manajemen
solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapi
hubungan dengan
pelanggan.
pelanggan.
•
Peningkatan pemahaman kebutuhan pelanggan akan data dan informasi untuk memudahkan pemantauan kondisi bursa oleh pelanggan.
395
4.7. Usulan Perencanaan Strategi SI/TI 4.7.1. Strategi Bisnis Sistem Informasi Salah satu hasil dari perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi sesuai dengan model yang telah didefinisikan pada subbab sebelumnya adalah strategi bisnis sistem informasi. Berikut ini detail dari strategi bisnis sistem informasi yang ada pada PT Prime Capital Securities sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil analisis strategi SWOT pada bab sebelumnya, diketahui posisi perusahaan berada pada kuadran kedua, dimana perusahaan memiliki ancaman yang cukup tinggi namun juga memiliki kekuatan yang dapat mengantisipasi ancaman tersebut. Dengan terkaitnya penerapan strategi system dan teknologi informasi yang terintegrasi pada masa mendatang, maka diperlukan strategi yang mendukung perusahaan. Untuk mendukung strategi tersebut, maka diperlukan suatu area fungsional dalam perusahaan, yaitu area SI/TI yang mempunyai fungsi bisnis sebagai berikut : •
Pengembangan Website Menerapkan CRM untuk meningkatkan loyalitas terhadap pelanggan serta memberikan pelayanan secara online, maka dibutuhkan unit khusus untuk melakukan pengembangan terhadap Website perusahan yang nantinya akan menjadi sarana untuk promosi serta periklanan dan juga melangkah ke perdagangan B2B ( Businness to Businness ) dan B2C ( Businness to Customer ) melalui dunia maya.
396
•
Pemeliharaan SI/TI Fungsi bisnis yang baru ini dapat berperan dalam pemeriksaan keseluruhan sistem, pemeliharaan jaringan, serta menjaga keamanan database perusahaan dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian, serta menjaga integritas dari sistem/aplikasi yang ada di perusahaan dan melakukan perawatan dan perbaikan komponen SI/TI perusahaan (update). Semua unit pada area bisnis SI/TI akan saling berkolaborasi dengan setiap unit yang ada dalam perusahaan untuk membangun suatu SI/TI yang lebih baik dan bisa digunakan secara maksimal untuk dapat menghadapi persaingan bisnis yang ada.
•
Pengembangan SI/TI Bertanggung jawab dalam pengembangan perangkat lunak terutama aplikasiaplikasi yang bersifat operasional yang digunakan oleh para staff untuk memenuhi kebutuhan didalam proses bisnis. Selain itu, unit ini juga bertanggung jawab untuk mengoptimalkan penggunaan Hardware di perusahaan
agar
mendukung
semua
kegiatan
di
perusahaan
serta
merekomendasikan pengembangan Hardware bagi perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan teknologi agar selalu up-to-date dalam rangka menghadapi persaingan bisnis. Pada akhirnya, semua unit di dalam area bisnis Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang direkomendasikan ini nantinya akan saling berkolaborasi dengan unit-unit lainnya untuk membangun suatu sistem dan teknologi informasi yang baik, handal, dan tentu
397
saja sebagai salah satu kunci utama yang dapat memberikan suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis.
4.7.1.1 Usulan Sistem Informasi 4.7.1.1.1 Customer Relationship Management (CRM) Aplikasi lain yang memiliki nilai potensial yang tinggi dalam suatu keunggulan bersaing jangka panjang dan mendukung dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, namun memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi adalah Customer Relationship Management (CRM), yakni sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktifitasaktifitas prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi. CRM berfokus pada penanganan hubungan yang baik dan erat antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Beberapa manfaat pengimplementasian CRM pada perusahaan adalah sebagai berikut : •
Dari segi penjualan, sistem CRM mendukung dalam mengelola aktifitas pejualan dan mengoptimalkan penjualan. Meningkatkan keuntungan dari pelanggan, karena menjual kepada pelanggan yang telah ada lebih mudah dari pada menjual kepada pelanggan baru. Produk /jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
398
•
Dari pemasaran dan pemenuhan pemesanan, sistem CRM dapat membantu peng-kualifikasian pemasaran pada sasaran. Dalam pemesanan, CRM membantu mengolah respon pelanggan dan calon pelanggan serta langsung memberikan
informasi
yang
tepat
atas
jasa
yang
diberikan
perusahaan.Mengidentifikasi pelanggan yang potensial, sehingga biaya promosi bisa ditekan. •
Dari segi layanan dan dukungan untuk pelanggan, sistem CRM dapat membantu pengaksesan informasi mengenai pelanggan tersimpan dengan baik di setiap saat. Meningkatkan loyalitas pelanggan yang berdampak pada peningkatan keuntungan perusahaan.
Secara umum manfaat CRM adalah : •
Meningkatkan loyalitas customer.
•
Promosi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.
•
Hemat biaya dan waktu.
•
Memudahkan penyampain informasi khususnya dalam skala besar dan dapat ditangani dalam waktu yang bersamaan.
399
4.7.1.1.1.1 Langkah-langkah Penerapan CRM Tabel 4.53 Langkah-Langkah Penerapan CRM Langkah •
Perencanaan
Keterangan Tahap pertama dan yang terpenting adalah penentuan tujuan bisnis yang ingin dicapai dari penerapan CRM, baik di tingkat korporat ataupun departemen. Minimal dihasilkan sebuah dokumen yang berisi tujuan bisnis CRM di tingkat korporat dalam bentuk business plan. Dokumen ini berguna untuk mendapatkan justifikasi CRM dan sponsorship dari manajemen. Di tahap inilah proses bisnis yang bersifat customer-focused yang akan dipengaruhi oleh CRM diidentifikasi.
•
Analisis dan
Di tahap ini diidentifikasi proses bisnis mana saja
Desain
yang didukung oleh sistem CRM yang akan diimplementasi. Teknologi apa saja yang sudah dipunyai perusahaan yang akan dipengaruhi CRM dan apa yang sudah / belum dimiliki perusahaan agar CRM berjalan baik menjadi pertanyaan kunci di tahap ini. Misalnya saja bagaimana sistem transaksi back office yang telah ada bisa terhubung dengan CRM.
•
Perancangan dan Integrasi antara proses bisnis yang telah ada dengan Pengembangan
sistem CRM. Di tahap ini proses bisnis bukan hanya sekadar berjalan, tapi dengan CRM diharapkan bisa
400
ditingkatkan. Dilakukan secara iteratif, perancang (biasanya
developer)
mendemonstrasikan
fungsi
sistem kepada pengguna untuk dicoba dan pengguna memberikan
umpan
balik
sampai
hasil
yang
diinginkan dicapai. Tahap ini lebih bersifat teknis dan biasanya juga mencakup perancangan database, data cleansing, dan integrasi dengan sistem korporat lain misalnya ERP.
Pada tahap ini perusahaan melakukan pengembangan website dari perusahaan secara internal dengan resources 1 orang developer dengan durasi waktu 8 bulan dengan framework .NET 3.5. •
Implementasi
Peluncuran CRM secara korporat agar diketahui seluruh pengguna, dan pelatihan bagi pengguna. Yang penting di tahap ini bukan hanya pelatihan mengenai fungsi sistem CRM tapi juga perubahan cara kerja agar penggunaan CRM lebih maksimal. Selain pelatihan
juga
bisa
dibuatkan
buku
panduan,
dukungan teknis, dan bentuk dokumentasi lain untuk mempermudah dan mempercepat adopsi CRM. •
Pengukuran
Sistem CRM yang telah berjalan diukur sejauh mana efektivitas dan efisiensinya. Karena CRM memakan
401
investasi yang cukup besar, maka seharusnyalah setelah implementasi selesai kinerjanya diukur dan dipertanggungjawabkan ke manajemen puncak.
4.7.1.1.1.2 Analisis Kebutuhan CRM Perusahaan Sebagai analisis kebutuhan perusahaan, maka diadakan wawancara dengan Marketing Manager. Dari hasil wawancara tersebut, didapat beberapa analisis mengenai kebutuhan perusahaan, sebagai berikut : -
Pelayanan informasi mengenai penggunaan Prime Online sebagai satusatunya portal informasi berbasiskan web masih kurang jelas.
-
Perusahaan ingin meningkatkan relasinya dengan pelanggan, sehingga membutuhkan penambahan fasilitas interaksi dengan pelanggan, misalnya dengan mengefisienkan pengiriman private news kepada setiap pelanggan, tidak perlu melalui e-mail masing-masing member, tetapi melalui aplikasi CRM tersebut.
-
Kurangnya media yang dapat dimanfaatkan untuk promosi ke nasabah maupun calon nasabah baru, sehingga dikembangkanlah fitur news dan private news yang dilengkapi tell a friend dapat digunakan untuk mempromosikan produk dan perusahaan.
-
Kurangnya alternatif lain untuk melakukan dealing transaksi selain Prime Online dan telepon dalam melakukan transaksi bila terjadi ketidakpahaman dalam menggunakan aplikasi atau sibuknya line telephone.
402
Sebagai analisis terhadap identifikasi masalah dan kebutuhan pelanggan, maka diadakan pembagian kuesioner kepada nasabah maupun staff dengan pertanyaan yang berbeda, sebanyak 10 lembar kepada nasabah dan 4 lembar kepada staff. Masing-masing kuesioner yang disebarkan kepada nasabah dan staff berisi 10 buah pertanyaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tanggapan sistem yang sedang berjalan dan perlu atau tidaknya penerapan aplikasi e-CRM diterapkan di dalam perusahaan ini.
Hasil Kuesioner Kepada Nasabah (Pelanggan)
1. Berapa kali Anda mengakses internet?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Setiap hari
6
60
b. 2 hari sekali
2
20
c. Tidak rutin
2
20
Kesimpulannya adalah sebagian responden secara aktif menggunakan internet setiap hari
403
2. Apakah proses pengajuan request saat ini sudah sangat mudah untuk dilakukan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat mudah
3
30
b. Biasa saja
5
50
c. Sulit
2
20
Kesimpulannya adalah 50% responden menyatakan biasa saja untuk melakukan pengajuan request.
3. Apakah konfirmasi mengenai request yang anda ajukan sekarang sudah cukup?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tidak cukup
0
0
b. Cukup
9
90
c. Sangat cukup
1
10
Kesimpulannya, bahwa request konfirmasi yang diajukan dirasa sudah cukup oleh para responden.
404
4. Melalui media apa Anda mendapatkan informasi mengenai saham/pertanyaan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sales
1
10
b. Website
6
60
c. Phone
1
10
d. Datang langsung
2
20
Kesimpulannya adalah responden menyatakan mendapatkan informasi yang dibutuhkannya mengenai saham atau pertanyaan yang diajukan melalui website.
5. Apakah anda mengalami kesulitan saat ingin mengajukan pertanyaan atau meminta layanan dari Sales?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tidak sama sekali
2
20
b. Kadang-kadang
8
80
c. Selalu
0
0
Kesimpulannya adalah 80 % responden menyatakan kadang mengalami kesulitan saat mengajukan pertanyaan atau meminta layanan dari sales.
405
6. Layanan/informasi yang diinginkan dari website (jawaban pilih 2):
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Status surat / klaim
4
20
b. Inbox
6
30
c. Forum
8
40
d. Chat box
2
10
Kesimpulannya adalah responden menyatakan membutuhkan layanan informasi yang lebih mendukung, seperti inbox, chatbox, status surat/klaim, terutama forum.
7. Apakah anda memiliki kendala pada waktu memahami proses transaksi?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Ya
2
20
b. Sedikit
6
60
c. Tidak
2
20
Kesimpulannya adalah mayoritas responden menyatakan masih mengalami sedikit kendala dalam memahami prosesb transaksi yang ada.
406
8. Apakah informasi yang tersedia sudah memenuhi keinginan Anda?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat sesuai/memenuhi
2
20
b. Standar
7
70
c. Kurang sesuai/kurang
1
10
memenuhi
Kesimpulannya adalah sebagian besar dari responden menyatakan informasi yang tersedia hanya standar saja.
9. Informasi apa yang paling Anda butuhkan ? (pilih 3)
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Harga saham dan
8
27
1
6
2
7
6
20
perusahaan b. Cara mengajukan request c. Kepastian status request d. Mengenai hal-hal teknis
407
e. Mengenai isu-isu
9
30
1
3
3
10
yang sedang berkembang f. Mengenai pendapat nasabah yang telah menggunakan layanan PT. Prime Capital Securities g. Layanan lainnya
Kesimpulannya adalah hasil suara terbanyak responden menyatakan informasi mengenai harga saham dan isu-isu yang sedang berkembang adalah informasi yang lebih mereka butuhkan.
10. Jika perusahaan membuat fasilitas website yang dapat memberikan layanan personal seperti inbox, apakah anda tertarik untuk menggunakan fasilitas tersebut?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tertarik
10
100
b. Tidak tertarik
0
0
408
Kesimpulannya adalah seluruh responden tertarik untuk menggunakan fasilitas layanan personal pada website, jika ke depannya perusahaan menambahkan fasilitas ini.
Hasil Kuesioner Kepada Staff
1. Kesulitan apa yang paling sering anda hadapi ketika melayani pelanggan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Mengenai hal-hal teknis
3
75
b. Kesulitan memahami proses
1
25
0
0
transaksi c. Kesulitan dalam mengkonfirmasikan status request
Kesimpulannya adalah responden paling sering mengalami masalah ketika pelanggan menanyakan mengenai hal-hal teknis.
409
2. Rata-rata berapa kali Anda menggunakan fasilitas telepon untuk melakukan konfirmasi kepada pelanggan?
Jawaban a. 1-2 kali per pelanggan per
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2
50
2
50
0
0
transaksi b. 5-6 kali per pelanggan per transaksi c. Lebih dari 10 kali per pelanggan per transaksi
Kesimpulannya adalah 50% responden melakukan 1-2 kali konfirmasi per pelanggan per transaksi dan 50% responden lagi melakukan 5-6 kali per pelanggan per transaksi.
3. Apakah anda sering mengalami kesulitan ketika menghubungi pelanggan melalui telepon?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat sering
2
50
b. Biasa saja
1
25
c. Tidak pernah
1
25
410
Kesimpulannya adalah beberapa responden masih sering mengalami kesulitas ketika menghubungi pelanggan melalui telepon.
4. Apakah prosedur request yang menggunakan fax menimbulkan kesulitan saat harus dilakukan penyimpanan dokumen dalam bentuk fisik?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Iya
3
75
b. Tidak
1
25
Kesimpulannya adalah banyak responden yang menyatakan mengalami kesulitan saat dilakukan dokumentasi dalam bentuk fisik berupa fax.
5. Apakah ada dokumentasi mengenai question dan answer apa saja yang pernah diajukan oleh nasabah? Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Ada
4
100
b. Tidak ada
0
0
Kesimpulannya adalah seluruh responden menyatakan ada dokumentasu yang dilakukan pada saat nasabah melakukan question dan answer, ini berarti sudah adanya prosedur untuk question dan answer.
411
6. Apakah anda terkadang mengalami kesulitan ketika mencari informasi yang dibutuhkan nasabah?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Iya
2
50
b. Tidak
2
50
Kesimpulannya adalah masih ada responden menyatakan mengalami kesulitan saat mencari informasi untuk nasabah.
7. Apakah cukup melalui pos dan telepon ketika perusahaan ingin menawarkan rekomendasi kepada nasabah-nya?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Kurang cukup
3
75
b. Cukup
1
25
Kesimpulannya adalah sebagian besar responden yang menyatakan kurang cukup melalui pos dan telepon saja, bila perusahaan ingin menawarkan rekomendasi kepada nasabahnya.
412
8. Apakah menurut anda perlu adanya alternatif lain selain phone dan e-
mail yang digunakan untuk menginformasikan kepada nasabah agar lebih mudah dilakukan? Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat perlu
4
100
b. Tidak tahu
0
0
c. Tidak perlu
0
0
Kesimpulannya adalah seluruh responden menyatakan sangat perlu adanya alternative lain selain phone dan e-mail untuk menginformasikan kepada pelanggan.
9. Fasilitas apa yang sebaiknya ada untuk memudahkan staff dalam menginformasikan kepada pelanggan? (pilih 2)
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Inbox
1
12,5
b. Chatbox
2
25
c. Sms
0
0
d. Fax
2
25
e. YM
1
12,5
f. Web
2
25
g. Kurir
0
0
413
Kesimpulannya adalah suara terbanyak responden menginginkan adanya chat box, web, dan YM
sebagai fasilitas yang dapat memudahkan staff dalam
penginformasian kepada nasabah (pelanggan).
10. Apakah pelanggab sering mengajukan pertanyaan atau keluhan yang sama?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sering sekali
3
75
b. Tidak sering
1
25
Kesimpulannya adalah mayoritas responden menyatakan sering sekali menerima pertanyaan yang sama dati nasabah.
Permasalahan Yang Dihadapi Berdasarkan hasil analisis prosedur yang sedang berjalan, dapat disimpulkan permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah kurangnya fasilitas interaksi antara perusahaan dan pelanggan, diantaranya adalah: 1. Pelanggan sulit berinteraksi dengan perusahaan, ketika ingin melakukan komplain, mengajukan surat permohonan, atau menanyakan tentang pengaplikasian Prime Online.
414
2. Kurangnya media untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, misalnya dengan forum atau pengiriman news letters rutin yang berisi analisa dari tim analis perusahaan tentang saham kepada setiap pelanggan setiap harinya. 3. Kesulitan perusahaan dalam pengiriman konfirmasi per harinya kepada pelanggan, sering kali terjadi keterlambatan, dikarenakan tidak adanya account untuk setiap membernya, misalnya untuk mengecek notification tentang konfirmasi transaksinya per harinya maupun per bulan atau sesuai permintaan pelanggan, status dari surat permohonan yang diajukan, maupun status komplain yang diajukan. 4. Website yang sudah ada kurang dikembangkan untuk e-CRM, website ini tidak dikembangkan dengan efektif untuk media promosi produk maupun perusahaan itu sendiri. 5. Website yang sudah ada tidak dapat menjadi media yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kegitan transaksi
Alternatif Pemecahan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan yang ada pada internal dan eksternal perusahaan, kebutuhan perusahaan serta kebutuhan konsumen, maka dibutuhkan media/fasilitas untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara pelanggan dan perusahaan dengan mengambil alternative perusahaan, membuat e-crm yang berbasiskan website sebagai median komunikasi dengan pelanggan.
415
Dengan adanya e-CRM ini, maka: 1. Meningkatkan interaksi antara pelanggan dengan perusahaan, seperti pelanggan dapat memberikan pertanyaan, complain, testimonial, polling kepada perusahaan. 2. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan adanya forum diskusi, dimana bisa terjalin komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan (admin), maupun antara member dengan pelanggan lainnya, misalnya dapat berbagi pengalaman mengenai masalah saham, selain itu fitur private news yang membuat pengiriman pesan lebih efisien, tidak perlu satu-satu ke e-mail pelanggan. 3. Adanya fasilitas account untuk setiap pelanggan untuk mengecek notification , sehingga dapat mengetahui status komplain dan status surat permohonan yang diajukan. Selain itu dengan adanya fasilitas message, member dapat berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan pun dapat memberikan perhatian dengan memberikan ucapan selamat ulang tahun atau hari besar kepada pelanggan. 4. Memungkinkan pelanggan merekomendasikan perusahaan kepada teman, rekan bisnis, keluarga, maupun kerabatnya melalui news yang ada.
416
4.7.1.1.1.3 Perancangan Sistem E-CRM Perancangan sistem e-CRM dilakukan sebagai salah satu fokus utama dalam perancangan sistem yang diusulkan, sehingga menghasilkan prosedur dan sistem yang baru.
Usulan Prosedur yang Baru Berdasarkan analisis sistem yang berjalan di PT. Prime Capital Securities, maka diberikan usulan rancangan sistem yang baru yaitu membuat sistem pelayanan berbasis web yang difokuskan pada pelayanan terhadap nasabah yang disebut dengan e-CRM. Sistem pelayanan baru yang diusulkan adalah jenis aplikasi operasional CRM yang diterapkan untuk mendukung proses pendukung kegiatan, seperti request withdrawal, request perubahan referensi, request Konfirmasi Transaksi dan request pembukaan rekening KSEI dimana kegiatan tersebut sangat diperlukan dalam membantu mempermudah nasabah dalam mengajukan request form dan berbagai kemudahan dalam berkomunikasi dan menyampaikan masukan termasuk complain terhadap perusahaan.
Tabel 4.54 Tabel Aktivitas, Permasalahan, Solusi, dan Manfaat Aktivitas
Permasalahan
Fitur Solusi
Manfaat
Nasabah
Sales PT. Prime
Fitur question and
Perusahaan dapat
menanyakan
Capital Securities
answer
menjawab
pertanyaan
tidak selalu dapat
pertanyaan-
417
seputar
menjawab telepon
pertanyaan nasabah
permasalahan
atau line telepon
via web dan
mengenai
terkadang sibuk.
nasabah serta
transaksi, masalah
pengunjung lain
teknis maupun
dapat melihat
fasilitas hanya
pertanyaan-
melalui telepon
pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang telah diberikan oleh perusahaan.
Pengakuan dari
Tidak ada
Fitur Testimonial
Adanya
nasabah mengenai dokumentasi atas
dokumentasi dari
kepuasannya
komentar dan
pelanggan tentang
terhadap layanan
pengakuan
reputasi baik
dari PT. Prime
pelanggan
perusahaan,
Capital Securities
sehingga bisa jadi referensi bagi calon nasabah.
Rekomendasi atas
Rekomendasi hanya
Fitur Tell a Friend
Rekomendasi bisa
produk, fasilitas,
sebatas mulut ke
dilakukan secara
nama perusahaan.
mulut atau melalui
langsung dan cepat
418
iklan dari media.
melalui website dengan merujuk ke situs yang direkomendasikan.
Menampilkan
FAQ yang sudah
Fitur FAQ
Perusahaan dapat
pertanyaan yang
ditampilkan tidak
menambah FAQ
paling sering
bisa diubah atau
baru dan mengubah
diajukan beserta
diupdate sesuai
FAQ yang sudah
jawabannya
dengan perubahan,
ditampilkan serta
dan tidak ada
sudah ada
konsistensi bahasa.
konsistensi bahasa
Member ucapan
Tidak adanya
Fitur
Perusahaan dapat
selamat untuk
fasilitas yang dapat
reminder/event
mengirimkan
nasabah yang
digunakan untuk
management
ucapan selamat saat
merayakan ulang
memberi ucapan
nasabah merayakan
tahun atau acara
selamat secara
ulang tahun atau
lainnya yang
online
event tertentu
dirayakan oleh
melalui fasilitas
nasabah
yang disediakan secara online
Melakukan
Tidak ada fasilitas
percakapan
yang dapat
Fitur private news
Nasabah dapat melakukan
419
pribadi secara
mendukung
percakapan pribadi
online
percakapan pribadi
secara online untuk
terutama antara
saling membagikan
nasabah
informasi.
Melakukan
Tidak ada fasilitas
Fitur message
Nasabah dapat
pengiriman pesan
yang dapat
mengirimkan pesan
secara pribadi
mengirimkan pesan
kepada admin
yang dapat
walaupun admin
didokumentasikan
tidak dalam keadaan online dan sebaliknya, pesan ini juga akan didokumentasikan
Melakukan
Request form harus
pengajuan
dilakukan secara
melakukan
pembukaan sub
manual dengan
pengajuan secara
Fitur request form
Nasabah dapat
rekening ke KSEI, mengisi form
online tanpa harus
perubahan
berupa kertas
mengisi form dan
referensi, maupun
kemudian di fax
melakukan fax ke
withdrawal dan
atau diantarkan ke
perusahaan.
konfirmasi
perusahaan
transaksi
420
Menjawab dan
Nasabah hanya
Fitur complain
Perusahaan dapat
merespon data
dapat memberikan
menindaklanjuti
keluhan
keluhan melalui
keluhan yang
pelanggan
telepon
diajukan pelanggan secara online
Melakukan
Pelanggan hanya
Fitur chatting
Nasabah maupun
percakapan,
bisa melakukan
admin dapat
keluhan,
percakapan jika
melakukan
penyebaran
mempunyai account
pembicaraan secara
informasi melalui
Yahoo! dan
online untuk
web
melakukan login
memperlancar aliran
pada Yahoo!
informasi
Messenger Melakukan
Admin sulit
Fitur search data
Admin dapat
pencarian
melakukan
nasabah
melakukan
terhadap data
pencarian terhadap
pencarian data
nasabah
data member
nasabah secara langsung
Menyimpan dan
Tidak disediakan
Fitur profile
Admin dan nasabah
melihat informasi
page khusus dimana
dapat melihat
pribadi mengenai
nasabah dan admin
perubahan informasi
hal-hal yang
dapat melihat status
pribadi kapan saja
421
berhubungan
mengenai informais
dengan proses
pribadi
pada transaksi dan web e-CRM Melakukan
Nasabah hanya
Fitur forum
Semua nasabah
pertukaran
dapat melakukan
dapat melakukan
informasi dan
sharing melalui
sharing pengalaman
sharing antar
chatting atau
dan informasi
nasabah dengan
message tapi tidak
bersama
forum
dapat dilihat nasabah lainnya
Tabel 4.55 Tabel Hubungan Fase CRM dengan feature yang diusulkan Fase CRM
Feature pada web yang diusulkan
1. Acquiring
X Tell a Friend
2. Enhance
X Testimonial X Chatting X Complain X DSS (Decision Support System)
3. Retain
X QnA X FAQ X Profile (Customize)
422
X Request Form X Reminder/Event Management X Message X Private News X News Di bawah ini akan dijelaskan prosedur dari sistem e-CRM yang diusulkan: -
Fasilitas untuk calon nasabah Fasilitas website disediakan untuk semua pengunjung, pengunjung yang
belum mendaftar menjadi nasabah dapat mengakses Tell a Friend, Forum(View), mengakses kesan-kesan dari nasabah di Testimonial dan mengakses FAQ, namun tidak dapat mengajukan request form. Pengunjung dapat melakukan registrasi untuk dapat bergabung di Forum untuk mengetahui perkembangan dari nasabah sehingga dapat menjadi gambaran bagaimana transaksi dan proses yang terjadi dalam perusahaan. -
Fasilitas untuk nasabah Bagi nasabah yang mendaftar di PT. Prime Capital Securities, nasabah dapat melakukan request form melalui fasilitas Request Form, mengirim dan menerima pesan dari admin maupun nasabah lain menggunakan message, melakukan chatting, memasuki halaman Forum, dan melihat/mengedit profile pribadi, selain itu nasabah juga dapat mengakses fitur umum seperti Chatting, Forum, Message (untuk media komunikasi) dan Tell a Friend yang dapat digunakan untuk merekomendasikan PT. Prime Capital Securities kepada rekan, teman maupun kerabat. Selain itu untuk para nasabah juga disediakan
423
fasilitas untuk mendukung pengambilan keputusan nasabah sebelum melakukan investasi. Berdasarkan analisis terhadap sistem yang berjalan dan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa informasi penting yang dibutuhkan oleh seseorang, khususnya nasabah untuk dapat menentukan nilai suatu saham, yaitu : •
Informasi utama yang dibutuhkan adalah data laporan keuangan dari masing-masing emiten, sehingga dapat dianalisis berdasarkan hasil rasio keuangannya.
•
Informasi pendukung adalah informasi atas kemungkinan peningkatan atau penurunan kinerja laporan keuangan emiten di masa yang akan datang yang didapatkan dari laporan riset ataupun hasil company visit, apabila emiten belum di-cover oleh perusahaan sekuritas lainnya yang ternama.
•
Informasi yang diperlukan, yang berasal dari internal perusahaan adalah informasi mengenai nasabah (yang melingkupi pedoman investasi yang diizinkan oleh nasabah) dan tema investasi yang telah ditentukan oleh komite investasi. Informasi ini diperlukan untuk menyesuaikan nilai saham dari faktor-faktor finansial dengan faktorfaktor kesesuaian. Usulan untuk penyelesaian masalah untuk sistem seleksi saham-saham
untuk dimasukkan dalam portofolio nasabah pada PT. Prime Capital
424
Securities adalah dengan dirancangnya sebuah sistem pendukung keputusan (Gambar 4.36). Sistem pendukung keputusan untuk pemilihan saham adalah suatu sistem yang mampu memberikan informasi analisa tingkat keuntungan saham yang diharapkan investor yang terdapat dalam perusahaan.Untuk memperoleh keuntungan investor harus memperhitungkan adanya resiko yang berkaitan dengan kepemilikan saham. Banyak para pengusaha dan investor merasa kebingungan untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham dengan harapan mendapat tingkat keuntungan, karena semakin banyaknya perusahaan yang mendaftar sebagai perusahaan go public atau penawaran oleh masyarakat. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat memberikan keluaran penyelesain analisa regresi pemilihan saham perusahaan yang memberikan tingkat keuntungan tertinggi dengan memperhatikan resiko-resiko yang berpengaruh. Keluaran tersebut akan diberikan dan digunakan investor dan pihak perusahaan. Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan ini dapat : (1). Dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan. (2). Dapat dengan mudah mengetahui perkiraan tingkat keuntungan yang akan diberikan perusahaan. DSS (Decision Support System) yang direkomendasikan akan memiliki komponen-komponen sebagai berikut : 1. Subsistem manajemen data Secara garis besar berisi komponen data yang menyimpan bobot potensi, bobot kapitalisasi pasar, bobot perkembangan industri, bobot
425
penilaian, bobot likuiditas, bobot fundamental, bobot kesesuaian, tes fundamental, penilaian. 2. Subsistem manajemen model Secara
garis
besar
merupakan
komponen
model
yang
merepresentasikan kondisi nyata PT. Prime Capital Securities dalam melakukan pengambilan keputusan untuk seleksi saham dalam membangun portofolio dengan menggunakan pendekatan model AHP. Menimbang banyaknya kriteria yang terlibat dan saling berhubungan maka digunakan model AHP untuk multi kriteria. 3. Subsistem user interface Merupakan komponen penghubung antara sistem dengan pengguna dalam menggunakan SPK Seleksi Saham untuk membangun Portofolio investasi nasabah pada PT. Prime Capital Securities. Mencakup tatap muka view data, analisis keputusan dan simulasi pembobotan.
Gambar 4.36 Arsitektur SPK Pemilihan Saham dalam Membangun Portofolio Nasabah pada PT. Prime Capital Securities.
426
-
Fasilitas untuk admin Admin sebagai pemegang system back-office dari sistem e-CRM yang akan diusulkan, admin pada aplikasi e-CRM ini merupakan staff sales yang diberikan peran yang berbeda menjadi 3 roles.
Admin mempunyai tugas yang berbeda-beda : o Admin 1 memiliki tugas utama dalam mengurus private news, news, reminder/event management dan polling. o Admin 2 memiliki tugas utama dalam mengurus Complain, QnA, Testimonial yang masuk dari nasabah dan mengelola FAQ. o Admin 3 memiliki tugas utama dalam mengurus request-request yang diajukan oleh nasabah, diantaranya menerima request tersebut, mengajukan request tersebut kepada direksi dan melakukan update status terhadap request tersebut, yaitu diterima atau ditolak.
4.7.1.1.1.4 Kebutuhan Data dan Informasi CRM pada PT Prime Capital Securities Berikut merupakan analisis Matriks CRUD yang menggambarkan kebutuhan data dan informasi PT Prime Capital Securities. Tabel 4.56 Kebutuhan Data dan Informasi CRM - Bagian 1 (PT Prime Capital Securities) Fungsi Bisnis
Mengirim Informasi Ke Teman
Melakukan Polling
Memberikan Pertanyaan
Mengakses About Us
Mengakses Berita
Mengakses Berita Pribadi
Mengakses Forum
Melakukan Aktivasi Account
Member
R
R
C, R, U
R
R
FAQ
Message
Message Comment
Perubahan Referensi
Withdrawal
Pembukaan Rekening
Testimonial
Entitas
Mengakses FAQ
Memberikan Complain
Mengubah Profile Member
R
R
R
U
R
News
R
Private News
R
Reminder
Polling
C
Polling Option
C
Polling Submit
C
Complain
C
Forum
C, R
QnA
C
Konfirmasi Transaksi
Sales
R
R
R
Chatting
Tell a Friend
C
About Us
R
Tabel 4.57 Kebutuhan Data dan Informasi CRM - Bagian 2 (PT Prime Capital Securities) Fungsi Bisnis Entitas
Mengirim Pesan
Meminta Forgot Password
Notification Member
Mengirim Pesan
Mengajukan Pembukaan Rekening
Mengajukan Konfirmasi Transaksi
Memberikan Testimonial
Melakukan Chatting
Mengajukan Perubahan Referensi
Member
R
R
R
R
R
R
R
R
FAQ
Message
C
Mengajukan Withdrawal
Message Comment
C
Perubahan Referensi
C, U
Withdrawal
C
Pembukaan Rekening
C
Testimonial
C
News
Private News
Reminder
R
Polling
Polling Option
Polling Submit
Complain
Forum
QnA
Konfirmasi Transaksi
R
Sales
R
Chatting
C
Tell a Friend
About Us
429
4.7.1.1.1.5 Struktur Website Perancangan CRM pada PT Prime Capital Securities Berikut merupakan struktur website yang dirancang pada PT Prime Capital Securities. Gambar 4.37, 4.38, 4.39, dan 4.40.
430
Gambar 4.37 Struktur Web Nasabah PT Prime Capital Securities
Gambar 4.38 Struktur Web Admin 1
431
Gambar 4.39 Struktur Web Admin 2
432
Send Message
Message Show Message Change Password
My Profile Change Profile
Chatting
List User
Request Withdrawal List Index Request Perubahan Referensi List
View User
Approval Withdrawal View Withdrawal Approval Perubahan Referensi View Perubahan Referensi Approval Pembukaan Sub Rek KSEI
Request Pembukaan Sub Rek KSEI List Request Konfirmasi Transaksi list
View Pembukaan Sub Rek KSEI Approval Konfirmasi Transaksi View Konfirmasi Transaksi Create Thread
Forum Reply Posting
Log Out
Gambar 4.40 Struktur Web Admin 3
433
4.7.1.1.1.6 Use Case Diagram CRM pada PT Prime Capital Securities Berikut merupakan use case diagram yang dirancang pada PT Prime Capital Securities. Gambar 4.41 dan 4.42.
Gambar 4.41 Use Case Diagram Sistem CRM Nasabah PT. Prime Capital Securities
434
Gambar 4.42 Use Case Diagram Sistem CRM Admin PT Prime Capital Securities
435
4.7.1.1.1.7 Analisis FACTOR CRM pada PT Prime Capital Securities Berikut merupakan Analisis FACTOR untuk CRM pada PT Prime Capital Securities.
• Functionality : Sistem dapat mengelola pertanyaan, komplain, testimonial, request form dari para Member, menyediakan fasilitas chatting, message dan forum untuk bertukar informasi, mempermudah admin dengan fitur Reminder/Event Management, Private News, DSS (Decision Support System), Approval Request Form dari member serta message dan chatting sebagai sarana yang mempermudah interaksi dengan Member yang mendapat masalah dengan fitur e- CRM.
• Application Domain : Member, Admin1, Admin2, Admin3. • Condition : Database terkoneksi dengan program, komputer terkoneksi dengan internet, komputer menggunakan browser Mozila Firefox versi 3.0.17 keatas.
• Technology: Dibuat dengan Framework .Net Framework 3.5, SQL Server 2005, dan Windows XP SP2 (Operating System) setara atau keatas, RAM 256MB.
• Object : Member, Polling, Polling Options, , Polling Submit, FAQ, Konfirmasi
Transaksi,
Perubahan
Referensi,
Pembukaan
rekening,
Withdrawal, Private News, News, Reminder, Forum , Message, Message
436
Comment, Chatting, , QnA, , Complain, Testimonial, Sales, Abou Us, Tell a Friend.
• Responsibility : sebagai web e-CRM yang menjadi solusi atas permasalahan interaksi antara perusahaan dengan pelanggan, serta meningkatkan pelayanan perusahaan dengan memberikan kemudahan kepada pelanggan.
4.7.1.1.1.8 Perkiraan Waktu Implementasi Aplikasi CRM Berikut merupakan rencana waktu implementasi Aplikasi CRM pada PT Prime Capital Securities, dengan pertimbangan perancangan dan pengembangan aplikasi dilakukan secara sendiri oleh pihak internal PT Prime Capital Securities (Gambar 4.43).
Gambar 4.43 Perkiraan Waktu Implementasi CRM
437
4.7.1.1.2 Mobile Trading 4.7.1.1.2.1 Peranan Mobile Trading di Industri Sekuritas Industri jasa telepon selular termasuk industri yang pertumbuhannya sangat pesat di wilayah Asia, khususnya di Indonesia. Walaupun ekonomi dilanda krisis, industri ini tetap tumbuh dengan kecepatan yang mengagumkan. Banyaknya pemain baru yang masuk ke dalam industri ini, ditambah persaingan dalam hal tarif semakin membuat konsumen memiliki berbagai alternatif jasa selular. Perkembangan produk handset juga semakin pesat, konsumen dimanja dengan fitur-fitur canggih, mengikuti trend teknologi di luar negeri. Perkembangan teknologi selular telah membuka satu peluang baru bagi perusahaan sekuritas : mobile trading. Teknologi ini sebenarnya hanyalah perpanjangan dari sistem remote trading yang telah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan sekuritas. Karena dengan sistem remote trading perantara transaksi antara pelanggan dengan bursa saham yaitu para operator yang berlokasi di BEJ ditiadakan, maka dengan sistem mobile trading para pelanggan boleh dikatakan bisa terhubung langsung dengan BEJ setiap saat. Dengan perangkat telepon selular yang sederhana sekalipun, pelanggan sudah bisa langsung bertransaksi tanpa peduli lokasinya. Order pun langsung diketikkan di layar telepon dan transaksi pun terjadi.
438
4.7.1.1.2.2 Manfaat Mobile Trading •
Biaya per transaksi yang rendah. Dalam industri sekuritas, biaya per transaksinya cukup tinggi, sekitar Rp. 10.000. Dengan mobile trading, biaya ini bisa ditekan menjadi sekitar Rp. 1.000 per transaksi. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada tenaga manusia yang menjadi perantara transaksi seperti selama ini. Dalam mobile trading semua berjalan otomatis tanpa perlu campur tangan manusia sama sekali, sehingga biaya transaksi bisa ditekan, data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
•
Tingkat kesalahan (error rate) yang rendah. Karena tidak ada campur tangan manusia, maka kesalahan yang mungkin terjadi menjadi sangat rendah. Masalah kesalahan dalam transaksi, misalnya kesalahan input jumlah transaksi bisa menjadi fatal karena nilai transaksi dalam bursa saham yang biasanya bernominal besar.
•
Customer based yang besar.
Jumlah pengguna telepon selular di Indonesia telah mencapai sekitar 180 juta pengguna (80% penduduk Indonesia berdasarkan data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) pada bulan Juni tahun 2010, jauh lebih banyak daripada pengguna telepon rumah (8,7 juta pelanggan, tahun 2010) dan internet (25 juta pemakai tahun 2007), berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
439
•
Pertumbuhan yang pesat. Industri telepon selular sangat pesat sekali pertumbuhannya di Indonesia, sekitar 20% per tahun, sejak tahun 2005 sampai 2010, berdasarkan data Asosiasi
Telepon Seluler Indonesia (ATSI). Dengan angka ini maka penggunaan mobile trading diharapkan juga akan menambah jumlah pelanggan sehingga menambah pendapatan perusahaan.
4.7.1.1.2.3 Studi Kasus : Trimegah Sekuritas Trimegah Sekuritas, salah satu perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia, meluncurkan layanan barunya bekerjasama dengan Telkomsel yang bernama TriMobile. Layanan baru ini memungkinkan para nasabah Trimegah untuk mendapatkan informasi saham secara real-time melalui telepon selular. Untuk pengguna selular yang telah tercatat sebagai nasabah, bisa mendapatkan layanan tambahan berupa kemampuan bertransaksi saham. Menurut Junadi Santoso, manajer produk Trimobile, untuk memanfaatkan layanan ini para nasabah tidak perlu mengganti handset telepon selularnya karena Trimobile berbasis SMS (Short Message Service) yang terdapat di semua jenis dan merek telepon selular. Nasabah harus mendaftar terlebih dahulu, kemudian mendapatkan user name dan password. Gebrakan Trimegah terbilang berani dan menjadi pionir dalam mobile trading di Indonesia, karena potensi pasar sesungguhnya dari mobile trading belum diketahui secara jelas. Namun pihak Trimegah agaknya cukup yakin dengan adanya fitur ini akan membuat mereka menjadi leader. Memang tingkat adopsi teknologi ini masih rendah,
440
tapi mengingat potensi pasar yang besar dan tingkat pertumbuhan industri selular yang pesat, maka investasi ini agaknya bersifat jangka panjang dan strategis.
Dunia bisnis telah memasuki zona ekonomi digital yang serba cepat dan mengandalkan sumber daya informasi secara global. Sistem pengiriman informasi tradisional kini semakin jauh ditinggalkan. Selain lambat dan mahal dari sisi biaya, cara-cara konvensional sangat bergantung pada interaksi sumber daya fisik secara lokal sehingga tak lagi efisien. Ekonomi digital secara alamiah membuat iklim kompetisi bisnis makin ketat. Kebutuhan serta tuntutan para pelanggan terhadap kualitas suatu produk dan layanan yang pada masa sebelumnya relatif sederhana - kini bukan hanya semakin meningkat - melainkan juga bertambah kompleks dan canggih. Pada waktu bersamaan, para pebisnis berhadapan dengan kompetitor yang terus mencoba mendongkrak performanya dengan segala daya. Tujuannya tak lain merebut hati konsumen, yang boleh jadi klien Anda, melalui penawaran aneka produk dan layanan bernilai tambah tinggi.
441
4.7.1.1.2.4 Langkah-Langkah Penerapan Mobile Trading Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penerapan mobile trading (Tabel 4.58): Tabel 4.58 Langkah-Langkah Penerapan Mobile Trading
•
Langkah
Keterangan
Penentuan
Tahap awal yang terpenting adalah menentukan
sasaran bisnis
sasaran bisnis yang ingin dicapai dengan mobile trading. Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk ukuran
yang
ingin
dicapai
misalnya
tingkat
pertumbuhan pelanggan, tingkat pendapatan yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran ini didiskusikan antara manajemen puncak dan setelah dicapai konsensus dibuat dokumen yang di dalamnya mencakup sasaran bisnis. •
Pemilihan Vendor
Pilihan
Vendor
sangat
menentukan
proses
pengembangan aplikasi ini. Pemilihan penerapan teknologi
dengan
menggunakan
pihak
ketiga,
mengingat teknologi yang dipakai haruslah yang fleksibel agar bisa berkembang sesuai kebutuhan. Alternatif teknologi yang tersedia telah banyak dan infrastruktur
telekomunikasi
di
Indonesia
telah
menunjang, disarankan agar memilih teknologi untuk pertama kali diterapkan dengan platform Black Berry
442
application yang lebih user friendly dan mudah dicustomize. •
Testing
Di tahap ini divisi TI melakukan uji coba yang melibatkan para pelanggan. Hasil dari uji coba dipakai untuk meningkatkan kinerja sistem agar pada saat implementasi masalah yang mungkin terjadi bisa ditekan serendah mungkin. Di tahap ini juga divisi TI mengintegrasikan sistem mobile trading dengan sistem yang telah ada di perusahaan, bekerjasama dengan para pengguna.
•
Implementasi
Di
tahap
inilah
sistem
diperkenalkan
dan
dikomunikasikan kepada para nasabah. Komunikasi intensif dengan nasabah sangat dibutuhkan untuk mendapatkan umpan balik apabila terjadi masalah, sehingga bisa cepat diatasi. Dokumentasi dalam bentuk panduan bagi nasabah akan sangat membantu nasabah dalam menggunakan sistem baru ini. Untuk mempermudah implementasi perusahaan bisa memilih sekelompok nasabah dengan kriteria tertentu sebagai proyek
percontohan.
diluncurkan
untuk
Barulah seluruh
setelah nasabah
sukses ataupun
masyarakat umum. •
Pengukuran
Setelah sistem berjalan, dilakukan pengukuran untuk
443
menguji apakah mobile trading telah mencapai sasaran bisnis yang telah ditentukan. Ini penting untuk mendapatkan justifikasi atas proyek mobile trading dan pengembangannya ke depan.
Mengawinkan teknologi informasi dan inovasi adalah jawaban tepat menghadapi tantangan persaiangan yang makin ketat itu. Sebuah perusahaan yang mengabaikan kehadiran teknologi informasi dan inovasi, sama artinya secara sengaja membiarkan perusahaan tersebut terlempar keluar dari arena persaingan dan mati terlindas roda kompetisi. Sebaliknya, menguasai teknologi informasi dengan baik yang dibarengi dengan inovasi yang konsisten, selain dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan yang pada akhirnya membawa perusahaan ke tataran lebih unggul dari kompetitor, juga merupakan faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Tak terbantahkan lagi, teknologi informasi dan inovasi salah satu tameng paling tangguh, bukan saja dalam memenuhi ekpektasi para konsumen yang begitu cepat berkembang, tapi juga untuk mengurai kepungan para pesaing. Untuk itu dilakukan rekomendasi terhadap teknologi yang membantu dalam persaingan bisnis seperti dibawah ini, penentuan tahapan implementasi berdasarkan platform didasarkan pada jumlah pengguna aplikasi : •
Tahap 1: B-Trading Mobile Dengan aplikasi Black Berry Trading Mobile, nasabah dapat melakukan perdagangan saham secara online melalui perangkat komunikasi
444
mobile. Aplikasi ini akan menjembatani nasabah dan broker untuk melakukan perdagangan online secara cepat dan akurat. Selain itu B-Trading Mobile menyediakan informasi saham dari bursa keuangan domestik dan regional secara real time dan informasi keuangan lainnya seperti news. B-Trading Mobile diperuntukan bagi pengguna Blackberry yang Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia yang saat ini berkisar 300-400 ribu pelanggan, diproyeksi akan menjadi yang terbanyak di seluruh dunia dalam waktu dekat. Pertumbuhan ponsel Research in Motion (RIM) ini melesat hampir 500% tahun 2010 lalu. Atas pertimbangan tersebut maka kami merekomendasikan untuk menjadikan pengembanan Black Berry Application menjadi sasaran utama dalam pengembangan aplikasi mobile trading release.1.0. •
Tahap 2: Andriod - Trading Mobile Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat mobilitas tinggi dengan platform android.
•
Tahap 3: Iphone - Trading Mobile Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat mobilitas tinggi dengan platform Iphone.
•
Tahap 4: Mobile Trading berbasiskan Windows Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat
445
mobilitas tinggi dengan platform windows. Aplikasi ini dapat diinstalasi di handphone (HP) dan PDA (personal digital assistants) yang berbasis sistem operasi Symbian dan Windows CE. Aplikasi ini dapat dioperasikan dengan koneksi GPRS dan WiFi. Dengan aplikasi diatas maka para pengguna dapat memantau perkembangan informasi dan harga saham di BEI di manapun berada selama tersedia layanan telekomunikasi seluler. Jumlah Fitur
Tahap 1 B – Trading Mobile
Tahap 2 Android – Trading Mobile
Tahap 3 I Phone – Trading Mobile
Tahap 4 Windows – Trading Mobile
Waktu Gambar 4.44 Tahap Implementasi Aplikasi Mobile Trading based on platform
446
Tabel 4.59 Rencana Fitur Aplikasi mobile trading Fitur ‐
Keterangan Buy/sell form
Mengirimkan order beli/jual ke Bursa Efek Indonesia.
‐
Viewer Order
Melihat status order yang telah dilakukan. Semua
Status
order saham yang dikirim ke broker Anda melalui aplikasi B-Trading Mobile akan dicatat dan statusnya akan ditampilkan di viewer ini. Anda dapat melakukan proses Amend atau Cancel order dari menu ini. Selain itu, Anda dapat mengirimkan order baru atas kode saham yang Anda pilih di Order Status ini.
‐
Trade List
Dengan Trade List, Anda dapat menampilkan informasi tentang transaksi beli dan jual yang sudah “done” untuk perdagangan hari ini.
‐
My Quote
Dengan
My
Quote,
Anda
bisa
memantau
perkembangan terkini masing-masing saham seperti nilai Last, Bid, dan Offer. ‐
Most Active
Viewer ini memungkinkan Anda untuk melihat saham yang paling aktif pada perdagangan hari ini. informasi yang dilihat adalah untuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Anda dapat melihat informasi
447
berdasarkan
nilai
perdagangan
atau
frekuensi
perdagangan. Format kode warna yang digunakan adalah: o Hijau – harga saham meningkat dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. o Merah – harga saham menurun dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. o Hitam – harga saham sama dengan harga penutupan hari sebelumnya ‐
Market Summary
1. Indeks Harga Saham Gabungan Bagian ini menunjukan indeks harga saham gabungan (composite index) dan perbedaan nilai/persentase antara indeks harga saham gabungan hari ini dan hari sebelumnya. o Hijau menunjukan bahwa harga hari ini lebih tinggi dari harga penutupan hari sebelumnya. o Merah menunjukan bahwa harga hari ini lebih rendah dari harga penutupan
448
hari sebelumnya. o Hitam menunjukan bahwa harga hari ini sama dengan harga penutupan hari sebelumnya. 2. Advancers/Decliners/Unchanged Pada sesi ini ditampilkan jumlah saham yang harganya mengalami kenaikan, penurunan serta tetap (dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin ). 3. Total Volume, Nilai Pasar dan Frekuensi Transaksi Bagian ini menunjukan ringkasan total volume pasar (dalam jutaan lembar) total nilai pasar (dalam milyaran Rupiah) serta total frekuensi transaksi dari seluruh saham.dari seluruh saham. ‐
Currency
Currency
menampilkan
informasi
mata
uang:
USDIDR, AUDIDR, SGDIDR, USDEUR, USDJPY dan lain-lain. Kolom Bid/Ask menampilkan nilai penawaran beli dan jual yang terjadi saat ini. ‐
News
Viewer ini menampilkan berita, pengumuman dan informasi
basis
teks
yang
didapatkan
dari
449
StockWatch News. ‐
Chart menampilkan grafik saham didalam aplikasi
Chart
ini. Untuk menampilkan grafik saham, user harus memasukkan kode saham dan periode grafik. Periode grafik yaitu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun.
Status-status yang ada adalah : In Process, Open, Canceled, Rejected, Fail, dan Expired. Di samping status order, viewer ini juga menampilkan Remarks. Catatan (remark) dari suatu order adalah status sebelumnya dari order tersebut. Contoh jika order mempunyai status “In Process” dan “ Accepted by Back Office” , ini berarti order tersebut telah diproses oleh server broker Anda tetapi belum diproses oleh mesin perdagangan BEI. Order tersebut sedang dalam proses.
Tabel 4.60 View Status Order untuk Aplikasi Mobile Trading Status In Process
Remark
Penjelasan
Accepted by back
Order sudah dikirim oleh Anda
office
dan diproses oleh Server broker Anda tetapi order tersebut masih dalam proses penerimaan oleh mesin perdagangan di Bursa Efek.
450
Order sudah diterima oleh mesin
Open
perdagangan di Bursa Efek. Order tersebut menunggu terjadinya transaksi jual atau beli di pasar. Open
Partially Done
Transaksi beli/jual sudah diproses sebagian oleh mesin perdagangan di Bursa Efek. Sisa volume order yang belum diproses akan terlihat di kolom Lvs Vol di window Order Status.
Open
Amended
Order beli/jual yang telah berhasil diubah
Open
Amend rejected by
Permintaan perubahan order
backoffice
beli/jual yang ditolak oleh Server broker Anda
Open
Amend rejected by
Permintaan perubahan order
Exchange
beli/jual yang ditolak oleh mesin perdagangan bursa efek.
Open
Cancel rejected by
Permintaan pembatalan order
backoffice
beli/jual yang ditolak oleh Server broker Anda
451
Open
Cancel rejected by
Permintaan pembatalan order
Exchange
beli/jual yang ditolak oleh mesin perdagangan Bursa Efek Order beli/jual yang telah
Cancelled
berhasil dibatalkan Cancelled
Partially Done
Order beli/jual sudah dibatalkan sebagian oleh mesin perdagangan di Bursa Efek. Sisa volume order yang belum diproses akan terlihat di kolom Lvs Vol di window Order Status.
Rejected
Rejected by
Order sudah terkirim ke Server
backoffice
broker Anda tetapi kemudian order tersebut ditolak.
Rejected
Rejected by
Order sudah terkirim ke mesin
Exchange
perdagangan Bursa Efek tetapi kemudian order tersebut ditolak. Masa berlakunya Order telah
Expired
terlewati. Failure
Internal reject
Status ini dapat terjadi jika Anda mengirimkan order pada saat koneksi ke Bursa Efek sedang
452
terputus, atau dikirim di luar waktu perdagangan.
Rekomendasi Implementasi Mobile Trading Untuk mengimplementasikan mobile trading tersebut, PT Prime Capital Securities membutuhkan solusi yang memungkin mereka untuk menggunakan kembali (re-use) aplikasi yang sering dipakai dalam sebuah proses pelayanan nasabah. Dengan pendekatan seperti ini, maka proses pengembangan aplikasi yang terkait dengan peluncuran produk/layanan baru, bisa dipercepat secara signifikan. Jika service sudah tersedia, tentunya Divisi TI PT Prime Capital Securities tidak perlu menulis program yang sama ketika meluncurkan produk baru. Karena mereka bisa menggunakan kembali dan menghubungkan layanan yang sudah tersedia saja. Dengan pertimbangan tersebut, solusi terbaik yang dapat digunakan oleh PT Prime Capital Securities adalah teknologi Service Oriented Architecture (SOA). Objektif yang ingin dicapai dengan penerapan SOA pada PT Prime Capital Securities: 1. Mengurangi teknologi lock-in (portability), tidak terpaku pada satu teknologi tertentu. 2. Penggunaan kembali aplikasi yang telah ada (reusability). 3. Mendukung penggunaan multi-platform. 4. Layanan sistem informasi yang disediakan dapat digunakan oleh aplikasi yang lain (loosely coupled). 5. Bebas ketergantungan sistem operasi. 6. Bebas ketergantungan database server.
453
7. Bebas ketergantungan bahasa pemrograman. 8. Interkoneki dalam format yang telah disepakati.
Berikut merupakan langkah rencana dalam mengimplementasikan aplikasi mobile trading: 1. Investigasi awal aplikasi Investigasi awal (preliminary investigation): •
Investigasi current sistem atau sistem yang digunakan saat ini beserta dengan proses bisnis yang sedang dijalankan serta teknologi informasi yang digunakan baik.
•
Melakukan inisiasi. Inisiasi adalah proses dalam melakukan ‘kick started’ yang harus dilakukan. Proses ini mencakup : menentukan objektif-objektif yang harus dicapai serta prioritas-prioritas dalam integrasi data.
2. Investigasi awal services Pada scenario kedua ini perusahaan akan mengeluarkan services yang ada pada aplikasi-aplikasi yang terdapat pada PT Prime Capital Securities (core business application), services tersebut dikeluarkan pada enterprise service bus. Analisis layanan ini dilakukan dengan mempertimbangkan: a. Layanan-layanan harus dapat diakses melalui standar teknologi yang tersedia pada lingkungan secara umum. Mekanisme-mekanisme yang digunakan harus dapat diterima oleh standar-standar industri.
454
b. Layanan-layanan harus dapat didefinisikan ke dalam level abstraksi yang tinggi yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas pada dunia nyata dan fungsi-fungsi bisnis yang dapat dikenal sehingga kebutuhan-kebutuhan bisnis dan kemampuankemampuan teknikal dapat diselaraskan dengan tepat. c. Layanan-layanan yang tersedia harus memiliki arti yang penuh atau mudah dipahami. d. Layanan-layanan harus loosely coupled. e. Kumpulan layanan harus memiliki tipe dokumen yang sama, yaitu dokumen XML. Hal ini untuk memfasilitasi pertukaran informasi diantara layanan-layanan dan struktur serta semantik dari dokumen harus disepakati dan dapat dimengerti dengan baik. f. Layanan-layanan harus memberikan tugas-tugas yang spesifik dan menyediakan antarmuka yang sederhana untuk mengakses atau menggunakan fungsionalitas yang disediakan. g. Layanan-layanan harus menyediakan informasi yang menjelaskan kemampuan dan keterbatasan dari layanan yang disediakan. Informasi tersebut harus tersedia pada repository.
3. Analisis services atau layanan aplikasi Analisis aplikasi kini dilakukan untuk mengetahui kondisi infrastruktur dan proses bisnis yang telah ada. Hasil analisis apikasi kini menentukan strategi yang akan dilaksanakan untuk pengintegrasian aplikasi yang ada pada PT Prime Capital Securities. Elemen terpenting dalam melakukan analisis layanan adalah untuk
455
menemukan layanan yang akan disediakan oleh masing-masing aplikasi tersebut dan dapat dipergunakan oleh user dengan database yang terpusat. Pada contoh Tabel 4.61 ini menunjukkan services yang dapat digunakan untuk multiple channels sehingga memungkinkan reuseable services untuk menghindari rendundansi. Services/Fitur yang terdapat pada perusahaan sekuritas dan akses dari masing-masing Channels: Tabel 4.61 Services pada Online Trading dan Mobile Trading
Transaction
Online Trading
Mobile Trading
√
√
√
√
√
√
ACCOUNTING Chart of Accounts Cash and Bank Reference Currency REPORTING √ FINANCE Client Payment √
√
√
√
Client Trx CLIENT REPORTING √ CUSTODIAN Stock Deposit √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Stock Withdraw Stock Split Stock Bonus Stock Deviden
456
Stock Rights atau Warrant √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Stock Moving Stock Information SETTLEMENT Client Settlement Client Trx Schedule CONTRACTING Data Order Data Trade ADMINISTRATION INFO Password Change Update email Address RISK MANAGEMENT Data Order Credit Control SALES Order Entry Note: Fitur yang terdapat pada mobile trading tergantung pada kesiapan infrastruktur ataupun kerjama dengan pihak operator telepon selular.
Analisis pengintegrasian aplikasi menggunakan SOA SOA dan web services memberikan pendekatan-pendekatan mengintegrasikan aplikasi pada sekuritas ,Pendekatan umum untuk menggunakan web service dalam melakukan integrasi termasuk :
457
•
Legacy data-driven. Data yang lama dapat di-shared dengan mengembangkan skema XML untuk legacy data, dan menggunakan SOAP sebagai format dari data. Pendekatan ini secara sederhana dapat disebut sebagai integrasi pada level data. Data dan informasi yang digunakan pada setiap aplikasi dianalisis dan dirancang struktur data untuk diintegrasikan.
•
API/method-driven. Remote methods dan program API’s dapat digunakan dengan mengubahnya menjadi web services. Melakukan restrukturisasi terhadap metode-metode dan API dengan mengubah menjadi web services agar dapat diakses oleh protokol umum oleh sistem atau aplikasi yang lain.
•
Contract-driven. Mendefinisikan kontrak untuk web services kemudian menyediakan ‘pembungkus’ untuk aplikasi lama yang akan memetakan interface yang telah dikontrak antara legacy data/messages/APIs.
Salah satu karakteristik sistem informasi keuangan sekuritas yang penting adalah integrasi sistem, yaitu seluruh fungsi perusahaan menggunakan satu sistem aplikasi atau kemampuannya untuk mengirimkan keluaran (output) ke sistem lain secara otomatik. Sistem online atau sistem aplikasi sekuritas terintegrasi ini merupakan trend sekuritas dewasa ini sehingga masing-masing bagian atau nasabah bisa secara online berhubungan dengan pihak broker kapanpun dan dimanapun. Sistem online ini memerlukan sistem jaringan komputer yang menghubungkan nasabah dengan sekuritas dan pembuatan sub-subsistem aplikasi yang terintegrasi dengan memperhitungkan keterkaitan fungsional antar-bagian di sekuritas tersebut dan
458
keterkaitannya dengan sistem eksternal, baik nasabah, lembaga keuangan lain maupun sistem-sistem informasi eksternal lainnya.
4.7.1.1.2.5 Desain Layout Aplikasi Mobile Trading Berikut merupakan desain layout untuk aplikasi Mobile Trading, untuk layout kami menawarkan untuk mempunyai konsep seperti web, dimana ada header, footer, menu dan content. Oleh karena itu kami mencoba menyusunnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini (Gambar 4.45):
Gambar 4.45 Desain Layout Aplikasi Mobile Trading
4.7.1.1.2.6 Perkiraan Waktu Implementasi Mobile Trading Berikut merupakan rencana waktu implementasi Aplikasi mobile trading tahap pertama pada PT Prime Capital Securities, dengan pertimbangan perancangan dan pengembangan aplikasi dilakukan oleh pihak ketiga (Outsource) (Gambar 4.46).
459
Gambar 4.46 Perkiraan Perkiraan Waktu Implementasi Mobile Trading
4.7.1.2 Portofolio Masa Depan Portofolio aplikasi masa depan merupakan penjabaran dari aplikasi yang akan digunakaan dimasa yang akan datang,untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mendukung kegiatan bisnis perusahaan.Selain itu, portofolio juga digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap perangkat teknologi informasi dimasa mendatang.
Gambar 4.47 Portofolio Masa Depan
460
Berikut akan dijelaskan satu – persatu aplikasi yang potensial dan direkomendasi dalam menunjang strategi serta proses bisnis perusahaan pada masa yang akan datang. Dari portofolio berjalan bisa dilihat bahwa PT Prime Capital Securities belum memiliki aplikasi yang bersifat strategic ataupun high potential. Selama ini fungsi SI / TI memang hanya terbatas pada kegiatan operasional seharihari saja. Ini juga dipengaruhi oleh sikap manajemen terhadap SI / TI, yang belum melihat peluang pemanfaatan SI / TI untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Untuk lebih mendayagunakan SI / TI dalam perusahaan, PT Prime Capital Securities
sebaiknya mempunyai aplikasi yang bersifat strategic. Walaupun
resikonya dianggap terlalu besar, dapat dimasukkan ke dalam kuadran high potential terlebih dahulu, setelah diketahui jika manfaatnya jelas maka dapat dipindahkan ke dalam kuadran strategic dan diimplementasikan. Berdasarkan matriks aplikasi portofolio McFarlan, untuk aplikasi yang bersifat strategic dan high potential akan menjadi kebutuhan jangka panjang. Sedangkan untuk aplikasi yang bersifat key operational dan support akan menjadi kebutuhan jangka pendek. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi aplikasi yang dibutuhkan berikut perannya (apakah strategic, high potential, key operational, atau support)
461
Tabel 4.62 Klasifikasi Aplikasi yang Dibutuhkan Aplikasi yang dibutuhkan
Klasifikasi
Jangka Pendek/Panjang
E-CRM
Strategic
Jangka Panjang
Mobile Trading
High Potential
Jangka Panjang
Tabel 4.63 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi yang Diusulkan Aplikasi
Fungsi
Platform
Departemen (Owner)
CRM
Web Based
sistem informasi yang
(Improvement
terintegrasi yang digunakan
Prime Online)
untuk merencanakan,
Sales
menjadwalkan, dan mengendalikan aktifitas-aktifitas prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi Mobile Trading
Mobile
Mengetahui keterangan terhadap
Application
informasi pasar serta melakukan
(Black berry, Android, Iphone, Windows)
transaksi efek melalui mobile device.
IT
462
Uraian Rinci Rekomendasi Portofolio Aplikasi Masa Depan : •
Support Aplikasi yang bersifat penunjang dalam kegiatan bisnis PT Prime Capital Securities antara lain Aplikasi Internal Reporting, selain dari package application Microsoft Office 2000 dan Office XP yang berguna untuk kegiatan administrasi misalnya pembuatan laporan baik harian dan bulanan untuk kepentingan internal ataupun pelaporan kepada BEI.
•
Key Operational Aplikasi jenis ini sangat vital dalam bisnis perusahaan dan apabila terjadi kegagalan atau kerusakan maka otomatis kegiatan bisnis akan terhenti dan jika ini terjadi untuk jangka waktu panjang maka akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Contoh aplikasi ini adalah IQ+ (informasi pasar saham BEJ), BOFIS untuk pencatatan transaksi, FOFIS untuk front office, dan prime online.
•
High Potential Aplikasi yang tergolong high potential masih dalam tahap evaluasi, karena sifatnya yang beresiko tinggi dan manfaat bisnis yang belum dikaji secara mendalam. Teknologi ini memudahkan investor dalam melakukan transaksi ataupun mendapatkan informasi tanpa batasan waktu atau tempat. Didukung oleh pertumbuhan pengguna telepon selular baik GSM ataupun CDMA, potensi pasarnya cukup besar. Pilihan teknologi piranti lunak maupun keras beragam, dan infrastruktur komunikasi selular di Indonesia sudah siap untuk teknologi ini.
463
Bahkan beberapa perusahaan sekuritas sudah menerapkan teknologi ini bekerjasama dengan perusahaan yang khusus menyediakan jasa teknologi informasi terutama yang menyangkut industri keuangan. Untuk menerapkan teknologi ini perusahaan bisa menggunakan pola outsourcing ke perusahaan penyedia jasa. •
Strategic Aplikasi strategic menjadi rekomendasi utama karena menunjang strategi bisnis perusahaan. Sesuai sasaran bisnis dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan peningkatan jumlah investor, teknologi CRM sangat membantu. CRM termasuk di dalamnya karena sifat industri sekuritas yang sangat mengandalkan hubungan pribadi dan jejaring dalam proses pemasaran dan penjualan. Aplikasi CRM yang mencatat data investor dan semua histori transaksinya bisa membantu divisi pemasaran dan penjualan dalam merancang produk atau layanan baru.
4.7.1.3 Prioritas Implementasi Sistem Informasi Pertimbangan prioritas implementasi sistem informasi pada PT Prime Capital Securities ditentukan berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada manajer TI PT Prime Capital Securities (Lihat pada Tabel 4.65 dan Gambar 4.68), kriteria penentuan implementasi ini didasarkan pada tujuan strategis yang terdapat pada balanced scorecard perusahaan.
464
Tabel 4.64 Penentuan Prioritas Implementasi Sistem Informasi Tujuan Strategis
E-CRM
Mobile Trading
Meningkatkan penjualan.
4
4
Meningkatkan profitabilitas.
4
4
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
4
4
Menambah jumlah nasabah.
4
4
Meningkatkan loyalitas.
4
3
Meningkatkan komunikasi dan koordinasi
4
3
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas.
4
3
Meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis.
3
4
Meningkatkan kualitas proses bisnis.
4
4
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
4
4
4
3
antar pihak yang terkait.
karyawan. Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas karyawan.
Keterangan : •
4 = Sangat Berpengaruh
•
3 = Berpengaruh
•
2 = Cukup Berpengaruh
•
1 = Kurang Berpengaruh
465
Gambar 4.48 Penentuan Prioritas Implementasi Sistem Informasi
Berdasarkan pengolahan kuesioner tersebut, maka prioritas implementasi sistem informasi saat ini adalah E-CRM, dan implementasi dari masing-masing sistem informasi pada PT Prime Capital Securities akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah pengembangan Sistem CRM Terpadu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah arus informasi perusahaan kepada pelanggan dan juga mempererat hubungan dengan pelanggan. Pengembangan ini dapat dilakukan selama 13 bulan. Pada tahun pertama juga dilakukan perekrutan staf DBA (Database Administrator) diperkirakan dibutuhkan waktu 2 bulan, sejak melakukan publikasi job vacancy sampai dengan proses recruitment (tes tertulis, psikotes, dan wawancara). Pembelian hardware komputer, serta pengembangan jaringan. Pada tahun pertama lebih diutamakan segala requirement untuk pengembangan aplikasi pada tahap selanjutnya.
466
Pada tahun ke dua(2), implementasi berikutnya adalah Mobile Trading untuk mendukung aktivitas dalam suplai bahan baku. Perusahaan ini bersifat manufaktur, karena suplai merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan produksi. Kami asumsikan akan selesai dalam setengah tahun. Berikut juga kami menyertakan perkiraan biaya implementasi sistem mobile trading dan CRM (Tabel 4.65 dan 4.66).
Tabel 4.65 Perkiraan Biaya Implementasi Mobile Trading Jenis Biaya Estimasi Biaya (Rp.) Hardware (Perangkat mobile device)* 15.000.000 Software* : 200.000.000 - Black Berry Application - Android Application -Iphone Application - Windows Application Included: Jasa provider GSM Promosi : - Sosialisasi kepada Nasabah (website prime online dan brosur) -
30.000.000
Program training (dilakukan free kepada nasabah)
Total
245.000.000 *Sumber: PT Limas, 2011
Tabel 4.66 Perkiraan Biaya Implementasi CRM Jenis Biaya Estimasi Biaya (Rp.) Jasa Konsultan * 80.000.000 Promosi : 20.000.000 - Sosialisasi kepada Nasabah (website prime online dan brosur) -
Program training (dilakukan free kepada nasabah)
Total
100.000.000 *Sumber: Micro Piranti, 2010
4.7.1.4 Rencana Implementasi dan Perkiraan Biaya Implementasi Berikut merupakan gambar rencana implementasi strategi bisnis SI, Strategi Manajemen SI/TI, dan strategi TI.
Gambar 4.49 Rencana implementasi strategi bisnis SI, Strategi Manajemen SI/TI, dan strategi TI
Dan pada Gambar 4.50 menunjukkan tahap implementasi sistem informasi PT. Prime Capital Securities.
Gambar 4.50 Tahap Implementasi CRM dan Mobile Trading
469
4.7.2. Rekomendasi Strategi Manajemen SI / TI Adalah strategi yang menjamin konsistensi kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi yang akan diimplementasi oleh perusahaan. Kebijakan tersebut merupakan investasi perusahaan dan kebijakan yang akan berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan. Rekomendasi strategi manajemen SI / TI adalah sentralisasi. Semua kebijakan yang berhubungan dengan SI / TI diputuskan oleh departemen TI dengan persetujuan manajemen. Strategi ini dipilih karena ukuran perusahaan yang relatif masih kecil dan jumlah staf TI yang sedikit. Adapun kelemahan sistem sentralisasi dan rekomendasi untuk mengatasinya adalah (Tabel 4.67):
Tabel 4.67 Masalah TI pada PT Prime Capital Securities Departemen TI
Kondisis Saat Ini
Rekomendasi -
Menyesuaikan sistem
Sistem yang ada sudah
baru dengan sistem
cukup terintegrasi
yang ada
Kurangnya inovasi (Orientasi Masa Depan)
V
Melakukan analisa SI / TI eksternal untuk melihat peluang
470
Organisasi SI
V
Menerapkan konsep IAM
Pemeliharaan yang
Biaya yang dikeluarkan
-
menghabiskan banyak
relatif stabil dari tahun
berdasarkan spesialisasi teknis, bukan kebutuhan pengguna
sumber daya
ke tahun
Belum adanya
V
perencanaan strategi
Melakukan perencanaan strategi sistem informasi
sistem informasi
dan melibatkan manajemen dalam perencanaan strategi SI/TI
Pengguna
Kondisis Saat Ini
Rekomendasi
471
Fokus jangka pendek,
Selama ini pengguna
Melibatkan pengguna untuk
munculnya sistem yang
kurang terlibat dalam
terlibat dalam
keputusan TI
pengembangan sistem
tidak kompatibel
informasi. Perlu meningkatkan: ‐
Komunikasi dengan pengguna.
‐
Kerjasama dengan pengguna.
Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
Kurangnya keahlian
Sistem yang ada belum cukup mudah digunakan
Oleh itu masih perlu ditingkatkan lagi hubungan komunikasi dengan pengguna agar terjalin dengan baik, tingkat kerjasama antara divisi TI dan penguna dalam pembuatan aplikasi,
472
kemampuan pengguna dalam memahami aplikasi dan kesiapan mental untuk menggunakan aplikasi dan kepuasan pengguna terhadap aplikasi. Sumber: Hasil Wawancara dan Analisis IT Balanced Scorecard
4.7.2.1 Manajemen Aset Informasi Kita tahu bahwa manajemen aset informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan sekuritas. Terkait dengan manajemen asset informasi ada yang sudah dilakukan dengan benar dan ada beberapa proses yang belum dilakukan ataupun belum dilakukan sesuai dengan prosedur, berikut merupakan evaluasi dan rekomendasi terkait hal ini (Tabel 4.68). Tabel 4.68 Kegiatan Manajemen Aset Informasi pada PT Prime Capital Securities Aktivitas
Tugas
Kegiatan
PT Prime Capital Securities
Administrasi Data
Identifikasi dan klasifikasi
Status
Rekomendasi
Belum
1 Staf khusus
ada
473
informasi,
•
penyusunan prosedur dan
Perencanaan informasi.
•
Identifikasi
petunjuk
kebutuhan
untuk
informasi bisnis.
mengidentifik
•
Penentuan
asi dan
standar dan
mendefinisika
prosedur.
n informasi.
•
Mengelola model informasi korporat.
•
Koordinasi penyelesaian masalah yang berhubungan dengan informasi.
•
Komunikasi dengan bisnis. 1 staf khusus,
Administrasi kamus data
Pengelompoka n dan
Belum
ada
merangkap untuk
474
penggolongan
•
informasi.
Menjadi sumber
administrasi
utama informasi
data
dalam perusahaan. •
Seleksi dan implementasi piranti lunak untuk kamus data.
•
Penyusunan isi kamus data.
•
Penyusunan prosedur penggunaan kamus data.
• Administrasi basis data
Melaksanakan
Sudah
Perancangan
tugas perancangan,
ada (Oleh
basis data
implementasi, dan
TI)
untuk
pemeliharaan basis
merekam dan
data.
memelihara
•
Membuat standar
475
data,
teknis, prosedur
pembuatan
dan petunjuk untuk
prosedur dan
pemasukan,
kendali untuk
perubahan, dan
penggunaan
akses data.
data.
•
Seleksi dan evaluasi piranti lunak basis data.
•
Pemantauan dan pengendalian basis data.
•
Menjaga integritas basis data.
•
Pemeliharaan basis data secara berkala.
•
Bekerjasama dengan bagian administrasi data dan kamus data.
•
Mengikuti perkembangan teknologi basis
476
data.
•
Sudah
Dibuat
Formulasi,
ada, tapi
prosedur
Akses
Penyediaan
Informasi
layanan
implementasi,
belum
formal dan
pendukung,
dan pemantauan
ada
dokumentasi
piranti lunak
kebijakan dan
prosedur
dan keras
prosedur yang
formal
yang
berhubungan
memungkinka
dengan
n pengguna
kepemilikan,
untuk
tanggung jawab,
mencari,
keamanan dan
mengakses
hak akses.
dan
•
Mempromosikan
memanipulasi
manfaat
informasi
manajemen informasi, berbagi informasi, dan penghargaan akan nilai informasi.
477
•
Memastikan agar informasi yang berkualitas tersedia dan bisa diakses baik itu dari basis data maupun informasi dari luar.
•
Menyediakan alat dan teknik bagi para pengguna untuk mengakses informasi.
Selain melakukan kegiatan manajemen aset informasi diperlukan juga kegiatan perencanaan manajemen pengetahuan based on information yang ada saat ini, meliputi proses store and gathering knowledge
dengan memanfaatkan
information warehouse yang di organize dari core application perusahaan (Aplikasi S21), sedangkan knowledge perusahaan dapat di retrieve melalui aplikasi online trading, mobile trading, dan DSS (Module CRM). Pengetahuan yang diperoleh dari
478
aktivitas operasional perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan value bagi PT Prime Capital Securities, baik untuk mendukung analisis dan pembuatan keputusan strategis perusahaan (DSS and internal reporting with intelegent search and text mining) (Gambar 4.51). Sales
IT
Accounting & Finance
Custody & Settlement
Knowledge
Compliance
Pesanan & Perdagangan
Value to Enterprise
Score Card
Document
Information Warehouse
DSS Module (CRM) Data Mining
Organize Internal Reporting
Online Trading
Mobile Trading
Operational System (S21)
Gambar 4.51 High Level Knowledge Management Diagram
479
4.7.2.2 Rekomendasi Kualifikasi Personal SI/TI Keberhasilan pengembangan sistem dan teknologi informasi di perusahaan tergantung dari kualitas personil divisi IT yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena adanya penambahan fungsi baru pada divisi IT. Berikut ini direkomendasikan untuk kualifikasi staf baru yang harus dimiliki oleh divisi IT, yaitu : •
Database Administrator Bertanggung jawab terhadap pengelolaan database, konfigurasi hardware
dan
software,
administrasi
Security.
Seorang
Database
Administrator bertanggung jawab atas aspek-aspek dalam lingkungan database yakni recorability, integrity, security, availability, performance, development, dan testing support. Database Administrator Requirement - Pria atau wanita maksimal 30 tahun - Lulusan SI ilmu komputer dengan IPK minimal 2,75 - Menguasai bahasa SQL - Menguasai operasional database secara umum - Berpengalaman bekerja dengan MYSQL PT Prime Capital Securities memerlukan tambahan staff Database Administrator agar dapat membantu proses pengelolaan database, mengingat saat ini PT Prime Capital Securities hanya memiliki 1 orang staff data and application
yang
berperan
untuk
mengelola
data
dan
informasi,
mengembangkan aplikasi, dan juga berinteraksi dengan pihak ketiga (vendor
480
aplikasi). Oleh karena itu diperlukan peran baru, yaitu Database Administrator yang berfokus dalam pengelolaan data perusahaan. Sedangkan bagian data and application hanya berfokus pada pengembangan aplikasi, dan juga berinteraksi dengan pihak ketiga (vendor aplikasi).
4.7.2.3 Strategi Manajemen Perubahan Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, khususnya dalam hal implementasi sistem baru. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas para karyawan yang terdapat didalam organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Berikut merupakan strategi manajemen perusabahan dan cara mengatasi resistensi sistem pada PT Prime Capital Securities.
481
Tabel 4.69 Strategi Manajemen Perubahan PT Prime Capital Securities Implementasi Sistem CRM dan Mobile Trading Keterangan
Change Management Strategy Implementasi Change
1. Leading Change
Acceleration Project
Pertama dan terpenting, otentik, kepemimpinan yang
(CAP) untuk mengelola
dilakukan sepanjang durasi inisiatif sangat penting bagi
perubahan-perubahan
keberhasilan. Dari perspektif manajemen proyek, ada
yang terjadi dalam
risiko kegagalan yang cukup besar jika organisasi
implementasi CRM dan
merasakan kurangnya komitmen kepemimpinan inisiatif.
mobile trading.
Dalam kasus ini diperlukan dukungan dari Direktur PT Prime Capital Securities terkait dengan implementasi sistem CRM dan mobile trading.
2. Membuat Kebutuhan Bersama Kebutuhan akan perubahan harus lebih besar daripada perlawanan - inersia dalam organisasi untuk mempertahankan status quo. Harus ada alasan kuat untuk berubah, yang menyentuh tidak hanya untuk tim kepemimpinan, tetapi yang akan menarik bagi semua pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan karyawan dan pengguna sistem pada tahap user
482
requirment gathering (Tahap analisis dan design)
3. Memobilisasi Komitmen Setelah memiliki dukungan kepemimpinan, logika mendorong untuk perubahan, dan visi yang jelas tentang masa depan, perusahaan memiliki bahan yang diperlukan untuk rollout inisiatif tersebut. Perusahaan sekarang mulai menjalankan strategi pengaruh untuk membangun momentum. PT Prime Capital Securities akan memanfaatkan "pengadopsi awal," untuk pilot proyek dimana perusahaan diharapkan menghadapi resistensi yang rendah dan dapat belajar dari kesalahan yang terjadi.
4. Proses monitoring Hal ini penting untuk merencanakan untuk mengukur kemajuan inisiatif perubahan perusahaan. Perusahaan perlu mengatur benchmark. Demikian pula harus ada pertanggungjawaban atas kurangnya kemajuan atas perubahan tersebut. Proses monitoring ini akan dilakukan berdasarkan time frame yang ditetapkan pada PT Prime Capital Securities.
483
5. Mengubah Sistem dan Struktur Setiap bisnis memiliki sistem dan struktur yang mendasari:. menyewa (outsource), sistem IT, pelatihan dan pengembangan, alokasi sumber daya, desain organisasi, Sistem ini dirancang untuk mendukung keadaan bisnis saat ini. Dalam rangka untuk membuat perubahan permanen perusahaan harus secara sistematis mengidentifikasi bagaimana sistem ini mempengaruhi perilaku perusahaan, mencoba untuk mengubah, dan memodifikasi mereka secara tepat.
Perubahan sistem ini akan mengubah rules dari 2 Departemen: ‐
Marketing (Sistem CRM)
‐
TI (sistem CRM dan mobile trading)
Penetapan SOP untuk
BPR ini menyebabkan perubahan total dari cara kerja &
menjalankan perubahan
kebiasaan para pengguna sistem sehingga membutuhkan
sesuai dengan
SOP baru yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
standarisasi dan juga
(requirements) yang dibutuhkan oleh sistem CRM.
terkait dengan
Dengan adanya SOP yang benar diharapkan akan
perubahan job
meningkatkan acceptance user dan menjadi vehicle untuk
description.
menjalankan change management, sehingga meningkatkan
484
kemungkinan kesuksesan implementasi sistem CRM ataupun mobile trading.
Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain: harus mampu mengkoordinasi semua pengguna sistem yang berada di lokasi yang berbeda, harus mampu mengamankan informasi yang rahasia kepada pengguna yang tidak memiliki otoritas terhadap informasi tersebut, dan harus mampu menyajikan laporan yang efektif secara online dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang selalu berubah. Beberapa isu sangat penting yang harus diatur secara detail dalam SOP pada sistem antara lain integrated data based & security access serta resulting control. Pendekatan dengan
Tanpa komunikasi yang baik, maka informasi tidak akan
user sebelum penerapan dapat disampaikan dan disebarluaskan ke pihak lain yang sistem melalui
berkepentingan. Komunikasi harus selalu terjaga baik di
presentasi-presentasi
dalam internal tim untuk mengurangi resistensi sebelum
untuk menunjukkan
sistem diterapkan pada perusahaan. Resistensi dapat
kelebihan-kelebihan
dikurangi dengan menunjukan kelebihan dari sistem CRM
implementasi sistem
dan mobile trading didandingkan dengan situasi dan
tersebut.
kondisi saat ini (sebelum implementasi sistem).
485
Tabel 4.70 Teknis Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan Sistem Teknis Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan Langkah-langkah
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan
untuk
secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat,
meminimalisir
dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
resistensi terhadap
Komunikasikan
perubahan
Ceramah, diskusi, laporan, dan presentasi.
dalam
berbagai
macam
bentuk.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan PT Prime Capital Securities hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan
anggota
organisasi
yang
mengambil
keputusan. 3. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan
negosiasi
menentang perubahan.
dengan
pihak-pihak
yang
486
4.8. Rekomendasi Strategi TI 4.8.1. Standar Teknologi Standar teknologi merupakan standar dari teknologi yang digunakan oleh PT Prime Capital Securities saat ini. •
PC Pentium IV ke atas dengan hard disk minimum 160 GB
•
Sistem operasi Windows XP Professional untuk komputer client, Windows 2003 Server untuk komputer server.
•
Menggunakan perangkat keras untuk server buatan HP (Hewlett Packard).
•
Router / switch Cisco, jika tidak memungkinkan, pilih merek yang cukup dikenal.
•
APC untuk catu daya cadangan, jika tidak memungkinkan, pilih merek yang cukup dikenal.
4.8.2. Kebijakan Penyediaan Sumber Daya TI Pola outsourcing untuk aplikasi dari mobile trading dinilai lebih cocok untuk PT Prime Capital Securities karena implementasi yang cepat dan kualitas sistem yang terjamin. Selama ini perusahaan telah menerapkan sistem outsourcing untuk semua aplikasi core business yang digunakan, sehingga menghemat waktu pengembangan dan
mempermudah
pemeliharaan.
Sedangkan
untuk
aplikasi
CRM
akan
dikembangkan secara sendiri mengingat aplikasi ini merupakan pengembangan dari PrimeOnline.co.id, untuk mengembangkan website ini agar menjadi lebih dinamis,
487
sehingga tidak diperlukan dukungan sumber daya TI, mengingat sumber daya TI saat ini sudah memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk rekomendasi aplikasi mobile trading misalnya, PT Prime Capital Securities bisa memilih penyedia teknologi yang ada di Indonesia, yaitu PT. Limas. Dengan pola ini implementasi akan cepat dan hasilnya bisa langsung terlihat. Resiko kegagalan relatif kecil karena perusahaan tidak perlu melakukan investasi peralatan lagi, cukup membayar biaya berlangganan saja. Berikut merupakan perencanaan teknologi informasi dari PT Prime Capital Securities yang akan dilaksanakan dalam short term dan long term, disesuaikan dengan kebutuhan teknologi berdasarkan kebutuhan sistem informasi ataupun kebutuhan bisnis perusahaan (Tabel 4.71).
Tabel 4.71 Perencanaan Teknologi PT Prime Capital Securities Technology Forecast PT Prime Capital Securities Forecast Area Office
Short Term ( s/d 12 bulan)
Long Term (1 s/d 3 tahun)
No Additional
Windows 7 (based on request)
Automation Suite Desktop PC
No Additional
Conduct vendor fly off in early 2014, based on updated application and performance requirement
488
Desktop
No Additional
Conduct vendor fly off in early 2014, based on updated
Monitor
application and performance requirement Persistent
No Additional
Estimation additional 200 GB (from 500 GB)
Storage
(based on updated application and performance requirement) Mobile Device
Black Berry Gemini, Samsung
Conduct vendor fly off in
Galaxy Mini (Android), Motorola
early 2014, based on updated
ES 400 (Windows Mobile 6.5),
application and performance
Iphone
requirement
(1 unit / brands for IT) Notebook
HP ProBook 4421s (2 unit for sales)
Conduct vendor fly off in early 2014, based on requirement
Printer
No Additional
Conduct vendor fly off in early 2014, based on requirement
489
4.8.3 Rekomendasi Pendukung Infrastruktur TI Didalam sebuah jaringan perusahaan, harus diperhatikan juga aspek - aspek pendukung untuk jaringan tersebut, khususnya pada keamanan data yang tersimpan didalamnya. Pembatasan pengaksesan dengan cara pemberian otorisasi kepada siapa saja yang menggunakan atau berhak mengakses data tertentu. Pembatasan tersebut biasanya disesuaikan dengan keperluan dan tingkatan mereka, sangat diusulkan untuk diterapkan dalam menjamin keamanan dan kerahasiaan data perusahaan. Selain itu data – data yang sangat penting tersebut harus di Backup dan harus di Recovery. Backup adalah proses membuat duplikasi file atau database dan informasi ditempat yang terpisah, sedangkan Recovery adalah proses untuk meng-install ulang database yang telah dibetulkan dari kesalahan atau kerusakan ataupun kehilangan data yang tak terduga. Dengan banyaknya data dan informasi yang bersifat kritis bagi perusahaan, maka perusahaan diusulkan untuk melakukan backup data dilakukan setiap hari, yang berfungsi sebagai cadangan atau pelindung bila data yang asli mengalami kerusakan atau terserang virus. Karena saat ini backup data hanya dilakukan 1 bulan sekali.
490
4.9
Gap Analysis Berikut merupakan gap analysis yang mungkin timbul dari penerapan sistem
informasi CRM dan mobile trading pada PT Prime Capital Securities (Tabel 4.72).
Tabel 4.72 Gap Analysis Keadaan Saat Ini Dengan Keadaan yang Diinginkan Kebutuhan
Kebutuhan
Aplikasi
Bisnis
Keadaan Saat Ini
Keadaan yang Diinginkan
CRM dan
Kemudahan
Banyak kondisi-
Tersedianya sistem,
mobile
pengembangan
kondisi
infrastruktur, dan database
trading
fitur baru.
infrastruktur, sistem yang memiliki tingkat dan database yang
fleksibitas dan
kurang mendukung
kustomisabiltas
kemudahan
yang tinggi untuk
pengembangan.
mendukung kebutuhan bisnis yang dinamis.
Pengembangan
Waktu, SDM, dan
Optimumnya jumlah sumber
fitur dengan
biaya yang cukup
daya yang dibutuhkan dalam
sumber daya
banyak
pengembangan/implementasi
yang lebih
dibutuhkan dalam
fitur baru.
optimal.
pengembangan fitur disebabkan kompleksnya proses
491
kustomisasi. Sistem /
Sistem /
Kemudahan kustomisasi
infrastruktur
infrastruktur yang
sistem / infrastruktur unutk
yang
ada sekarang
memenuhi kebutuhan bisnis.
mendukung
masih memiliki
secara penuh
tingkat fleksibitas
strategi jangka
dan
pendek dan
kustomisabilitas
jangka panjang.
yang rendah.