BAB IV ANALISA TRAFIK SDH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ASON DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN KAPASITANSI DALAM PEMBUATAN SISTEM PROTEKSI
Analisa data pada Bab ini akan membahas jumlah trafik yang hilang pada saat terjadi switching dan restorasi setiap service level pada jaringan DXC ring Jakarta serta perhitungan pemakaian kapasitas link dalam pembuatan system proteksi untuk masing-masing service level. Data perhitungan ini berasal dari data pengukuran waktu switching yang sudah dijabarkan di Bab III, sedangkan data perhitungan pemakaian link untuk membuat tiap macam system proteksi berasal dari pengamatan langsung via NMS T2000 OPTIX MANAGER yang merupakan bundling system dari perangkat OSN HUAWEI yang berada di PT. Indosat divisi TBNOM.
4.1 Perhitungan Analisa Trafik Tiap Service level Metode perhitungan ini menggunakan teorema macam-macam trafik dimana trafik yang hilang merupakan selisih dari trafik yang masuk dikurangin trafik yang dimuat. Hubungan trafik yang ditawarkan (A), trafik yang hilang (R), dan trafik yang dimuat (Y) dalam setiap Link adalah :
74
75
A = Y + R…………………………………....(4.1) Jika p adalah jumlah paket yang masuk ke suatu NE, b adalah paket yang berhasil menggunakan Link dan tr adalah waktu rata-rata pendudukan paket dalam Link, maka : A = p . tr…………………………………….(4.2) Y = b . tr…………………………………….(4.3) R = (p – b) . tr…………………………..……..(4.4) Pada saat suatu Link putus, maka jumlah trafik yang dimuat (Y) adalah nol. Sehingga jumlah trafik yang masuk (A) sama dengan jumlah trafik yang ditolak (R). Y = 0……………………………………..(4.5) A = R…………………………………….(4.6) R = p . tr…………………………………...(4.7) Karena SDH merupakan transmisi sinkron, jumlah frame per satuan waktu mempunyai jumlah yang sama. Jumlah frame per satuan waktu untuk STM 64 adalah :
=
×
= 8000 /…………..(4.8)
76
4.1.1 Analisa Trafik Service level Diamond Tabel 4.1. Tabel Data Waktu Switching Service level Diamond Tes ke
Waktu Switching, tr (ms)
p (frame/µs)
1
8000
12,313
2
8000
11,875
3
8000
11, 271
Trafik yang hilang pada Tes ke : 1. = × = 8000
× 12,313 × 10 ! " = 98,872
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 99 frame.
2. = × = 8000
× 11,875 × 10 ! " = 94,280
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 95 frame.
3. = × = 8000
× 11,271 × 10 ! " = 90,168
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 91 frame.
77
R
Grafik Frame R terhadap tr 100 98 96 94 92 90 88 86 84 11.271
11.875
12.313
tr
Gambar 4.1. Grafik R terhadap tr Service level Diamond
Dari grafik diatas terlihat bahwa semakin lama waktu switching (tr), maka jumlah frame (R) yang hilang akan semakin banyak.
78
4.1.2 Analisa Trafik Service level Silver Tabel 4.2. Tabel Data Waktu Switching Service level Silver Tes ke
Waktu Switching, tr (ms)
p (frame/µs)
1
8000
128,583
2
8000
437,875
3
8000
144,771
Trafik yang hilang pada Tes ke : 1. = × = 8000
× 128,583 × 10 ! " = 1028,664
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 1029 frame.
2. = × = 8000
× 437,875 × 10 ! " = 3503
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 3503 frame.
3. = × = 8000
× 144,771 × 10 ! " = 1158,168
Sehingga frame trafik yang hilang adalah 1159 frame.
79
Grafik Frame R terhadap tr 3000 2500
R
2000 1500 1000 500 0 1037.672
1079.168
2511.832
tr
Gambar 4.2. Grafik R terhadap tr Service level Silver
Dari grafik diatas terlihat bahwa semakin lama waktu switching (tr), maka jumlah frame (R) yang hilang akan semakin banyak.
80
4.2 Perhitungan Pemakaian Kapasitansi Link Dalam Pembuatan sistem Proteksi Untuk dapat menghitung dan melihat pemakaian kapasitas link untuk pembuatan suatu system proteksi ASON dengan service level tertentu diperlukan data yang harus dilakukan pengamatan langsung melalui system NMS T2000 OPTIX MANAGER yang merupakan system server untuk perangkat OSN HUAWEI, serta studi kasus apabila terjadi masalah dalam jaringan.
4.2.1 Studi kasus yang mungkin terjadi dalam jaringan RING PT. Indosat Dilihat dari hasil pengamatan pada bab 3 dan menyesuaikan jumlah link yang ada, maka ada 9 studi kasus atau masalah yg dapat di analisa pada Konfigurasi RING jaringan PT. Indosat untuk mendapatkan nilai maksimum tiap-tiap link pada saat kondisi full-load, yaitu: 1. Jika terjadi pemutusan pada link BSD-KBG, maka yg terkena impactnya adalah: 9 STM-1 Service Level Silver Link BSD-KBG 28 Link STM-1 Service Level Silver Link DMC-KBG Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Untuk Service Level Silver Link DMC-KBG setelah impact otomatis akan menggunakan link KBG-DMC sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 28 STM-1 dari tiap-tiap link proteksi tersebut. Untuk Service Level Silver Link BSDKBG setelah impact otomatis akan menggunakan link KBG-DMC, DMC-
81
BSD, sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 9 STM-1 dari tiaptiap link proteksi tersebut. 2. Jika terjadi pemutusan pada link DMC-ANC, maka yg terkena impactnya adalah: 1 STM-1 Service Level Diamond Link KPI-ANC 1 STM-1 Service Level Silver Link BSD-ANC Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Diamond Link KPI-ANC tidak akan menggunakan link mana pun untuk mengganti link standby nya dikarenakan NE yg jatuh hanya memiliki 2 kaki dan tidak bisa switch ke link manapun serta link yang terkena impact hanya link standby saja. Untuk Service Level Silver Link BSD-ANC setelah impact otomatis akan menggunakan link KBG-BSD, KBG-KPI, KPI-ANC sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari tiap-tiap link proteksi tersebut. 3. Jika terjadi pemutusan pada link BSD-DMC, maka yg terkena impactnya adalah: 14 STM-1 Service Level Silver Link BSD-DMC 1 STM-1 Service Level Silver Link BSD-ANC 28 STM-1 Service Level Silver Link DMC-KBG Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Silver Link BSD-DMC akan menggunakan menggunakan link KBG-BSD, KBGDMC sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti
82
bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 14 STM-1 dari tiaptiap link proteksi tersebut. Untuk Service Level Silver Link BSD-ANC setelah impact otomatis akan menggunakan link KBG-BSD, KBG-KPI, KPI-ANC sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari tiap-tiap link proteksi tersebut.. Sedangkan untuk Service Level Silver Link DMC-KBG akan menggunakan menggunakan link Direct KBGDMC sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 28 STM-1 dari tiaptiap link proteksi tersebut. 4. Jika terjadi pemutusan pada link KBG-DMC, maka yg terkena impactnya adalah: 20 STM-1 Service Level Silver Link KPI-DMC Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Silver Link KPI-DMC akan menggunakan menggunakan link Direct DMC-KPI sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 20 STM-1 link proteksi tersebut. 5. Jika terjadi pemutusan pada link ANC-KPI, maka yg terkena impactnya adalah: 127 STM-1 Service Level Silver Link KPI-ANC 1 STM-1 Service Level Diamond Link KPI-ANC Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Silver Link KPI-ANC akan menggunakan menggunakan link KPI-DMC, ANC-
83
DMC serta membagi setengah dengan link KPI-KBG,KBG-DMC jika link KPI-DMC sudah mencapai utilisasi lebih dari 85% sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi. Dengan melihat kondisi jaringan saat ini maka diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 127 STM-1 pada link DMC-ANC, dan 64 STM-1 pada link KPI-DMC, 63 STM-1 pada link KPI-KBG, KBG-DMC. Service Level Diamond Link KPI-ANC akan menggunakan menggunakan link KPI-KBG, KBG-DMC sebagai link standby terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari tiap-tiap link proteksi tersebut. 6. Jika terjadi pemutusan pada link KPI-DMC, maka yg terkena impactnya adalah: 1 STM-1 Service Level Diamond Link KPI-ANC Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Diamond Link KPI-ANC akan menggunakan menggunakan link KBGKPI, KBG-DMC sebagai link link standby terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari link proteksi tersebut. 7. Jika terjadi pemutusan pada link KPI-KBG, maka yg terkena impactnya adalah: 1 STM-1 Service Level Diamond Link KPI-KBG 20 STM-1 Service Level Silver Link KPI-DMC Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Diamond Link KPI-KBG akan menggunakan link standby KBG-PDGD,
84
PDGD-KPI sebagai Main link dan menggunakan link KBG-DMC, DMCKPI sebagai link standby terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari link proteksi standby tersebut. Sedangkan Service Level Silver Link KPI-DMC akan menggunakan link DMC-KPI sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari link proteksi tersebut. Untuk Service Level Silver Link KPI-DMC akan menggunakan menggunakan link Direct DMC-KPI sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 20 STM-1 link proteksi tersebut. 8. Jika terjadi pemutusan pada link KBG-PDGD, maka yg terkena impactnya adalah: 1 STM-1 standby Service Level Diamond Link KPI-KBG 38 Link STM-1 Service Level Silver Link KPI-KBG Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Diamond Link KPI-KBG akan menggunakan link KBG-DMC, DMC-KPI sebagai pengganti link standby terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari link proteksi tersebut. Sedangkan Service Level Silver Link KPI-KBG akan menggunakan link direct KPI-KBG sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 38 STM-1 dari link proteksi tersebut.
85
9. Jika terjadi pemutusan pada link KPI-PDGD, maka yg terkena impactnya adalah: 1 STM-1 Service Level Diamond Link KPI-KBG 38 STM-1 Service Level Silver Link KPI-KBG 5 STM-1 Service Level Silver Link KPI-PDGD Dengan mengacu pada konfigurasi jaringan yang ada, Service Level Diamond Link KPI-KBG akan menggunakan link KBG-DMC, DMC-KPI sebagai pengganti link standby terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 1 STM-1 dari link proteksi tersebut. Sedangkan Service Level Silver Link KPI-KBG akan menggunakan link sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 38 STM-1 dari link proteksi tersebut. Dan Service Level Silver Link KPI-PDGD akan menggunakan link KBG-KPI, KBG-PDGD sebagai link proteksi terdekat sesuai dengan referensi yang berarti bahwa diperlukan ketersediaan kapasitas link sebesar 5 STM-1 dari link proteksi tersebut. Berikut penjabarajan dalam bentuk table untuk pemakaian Link pada saat kondisi Full-Load (pemakaian normal + proteksi):
86
Tabel 4.3. Data pemakaian kapasitas Jaringan
Case Putus BSD-KBG DMC-ANC BSD-DMC KBG-DMC ANC-KPI KPI-DMC KPI-KBG KBG-PDGD KPI-PDGD
BSDKBG
DMCANC
1 15 127
BSDDMC 9
Pemakaian link sebagai proteksi KBGANCKPIKPIDMC KPI DMC KBG 37 1 42 1 20 64 64 64 1 1 1 21 1 1 38 1 1 43
KBGPDGD 1 1
5
4.2.2 Perhitungan kapasitas Full Load pada tiap Link Full load adalah kondisi kapasitas suatu link yg terpakai oleh jaringan yg ada di tambah pemakaian sebagian kapasitas jaringan sebagai link proteksi jika terjadi gangguan pada link tertentu. Dari analisa sebelumnya, berikut dapat dihitung kondisi full load masing-masing link: 1. Kondisi full load Link BSD-KBG Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link BSD-KBG tersedia kapasitas sebesar = 2 x STM-64 = 128 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 50,8% = 66 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan BSD-DMC = 15 x STM-1, Total full load = 66+15 = 81 x STM-1 Gangguan DMC-ANC = 1 x STM-1 Total full load = 66+1 = 67 x STM-1
KPIPDGD
87
Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link BSD-DMC dengan total pemakaian kapasitas sebesar 81 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 128 x STM-1 – 81x STM-1 = 47 x STM-1 = 36,72% 2. Kondisi full load Link DMC-ANC Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link DMC-ANC tersedia kapasitas sebesar = 3 x STM-64 = 192 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 38,5% = 74 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan ANC-KPI = 127 x STM-1, Total full load = 74+127 = 201 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link ANC-KPI dengan total pemakaian kapasitas sebesar 201 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 192 x STM-1 – 201x STM-1 = -9 x STM-1 = 104% Untuk kasus ini sudah tidak ada lagi link yg dapat dipakai untuk ekspansi jaringan, jadi jika terjadi masalah maka provider jaringan harus melakukan reroute dan mengorbankan link tradisional SDH yg ada pada link ANCKPI sebesar 9 x STM-1. Kondisi ini sangat tidak ideal di dalam sebuah core network sehingga pihak provider harus mengalokasikan core baru untuk kelangsungan jaringan serta menjaga SLA mereka agar tetap konsisten.
88
3. Kondisi full load Link BSD-DMC Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link BSD-DMC tersedia kapasitas sebesar = 2 x STM-64 = 128 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 39,8% = 51 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan BSD-KBG = 9 x STM-1 Total Full load = 51+9 = 60 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link BSD-KBG dengan total pemakaian kapasitas sebesar 60 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 128 x STM-1 – 60 x STM-1 = 68 x STM-1 = 53,12% 4. Kondisi full load Link KBG-DMC Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link KBG-DMC tersedia kapasitas sebesar = 2 x STM-64 = 128 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 20,3% = 26 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan BSD-KBG = 37 x STM-1, Total full load = 26+37 = 63 x STM-1 Gangguan BSD-DMC = 42 x STM-1 Total full load = 26+42 = 68 x STM-1 Gangguan ANC-KPI = 64 x STM-1 Total full load = 26+64 = 90 x STM-1 Gangguan KPI-KBG = 1 x STM-1 Total full load = 26+1 = 27 x STM-1
89
Gangguan KBG-PDGD = 1 x STM-1 Total full load = 26+1 = 27 x STM-1 Gangguan KPI-PDGD = 1 x STM-1 Total full load = 26+1 = 27 x STM-1 Gangguan KPI-DMC = 1 x STM-1 Total full load = 26+1 = 27 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link ANC-KPI dengan total pemakaian kapasitas sebesar 90 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 128 x STM-1 – 90 x STM-1 = 38 x STM-1 = 29,69% 5. Kondisi full load Link ANC-KPI Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link ANC-KPI tersedia kapasitas sebesar = 3 x STM-64 = 192 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 71,4% = 137 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan BSD-DMC = 1 x STM-1 Total Full load = 51+1 = 52 x STM-1 Gangguan DMC-ANC = 1 x STM-1 Total Full load = 51+1 = 52 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link BSD-ANC dan BSD-DMC dengan total pemakaian kapasitas sebesar 60 x STM-1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 128 x STM-1 – 52 x STM-1 = 76 x STM-1 = 59,37%
90
6. Kondisi full load Link KPI-DMC Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link KPI-DMC tersedia kapasitas sebesar = 3 x STM-64 = 192 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 38,3% = 74 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan KBG-DMC = 20 x STM-1 Total full load = 74+20 = 94 x STM-1 Gangguan KPI-KBG = 21 x STM-1 Total full load = 74+21 = 95 x STM-1 Gangguan KBG-PDGD = 1 x STM-1 Total full load = 74+1 = 75 x STM-1 Gangguan KPI-PDGD = 1 x STM-1 Total full load = 74+1 = 75 x STM-1 Gangguan ANC-KPI = 64 x STM-1 Total full load = 74+64 = 138 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link ANC-KPI dengan total pemakaian kapasitas sebesar 138 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 192 x STM-1 – 138 x STM-1 = 54 x STM-1 = 28,12% 7. Kondisi full load Link KPI-KBG Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link KBG-DMC tersedia kapasitas sebesar = 3 x STM-64 = 192 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 13,5% = 26 x STM-1
91
Pemakaian pada saat full load: Gangguan ANC-KPI = 64 x STM-1, Total full load = 26+64 = 90 x STM-1 Gangguan KBG-PDGD = 38 x STM-1 Total full load = 26+38 = 64 x STM-1 Gangguan KPI-PDGD = 43 x STM-1 Total full load = 26+43 = 69 x STM-1 Gangguan KPI-DMC = 1 x STM-1 Total full load = 26+1 = 27 x STM-1 Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link ANC-KPI dengan total pemakaian kapasitas sebesar 90 x STM1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 192 – 90 = 102 x STM-1 = 53,12% 8. Kondisi full load Link KBG-PDGD Dari hasil pengamatan pada bab 3 diketahui pada link KBG-DMC tersedia kapasitas sebesar = 2 x STM-64 = 128 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 45,3% = 58 x STM-1 Pemakaian pada saat full load: Gangguan DMC-ANC = 1 x STM-1 Total full load = 58+1 = 59 x STM-1 , Gangguan BSD-DMC = 1 x STM-1 Total full load = 58+1 = 59 x STM-1 Gangguan KPI-PDGD = 5 x STM-1 Total full load = 58+5 = 63 x STM-1
92
Dari kondisi diatas terlihat bahwa peak load terjadi saat terjadi gangguan pada link KPI-PDGD PDGD dengan total pemakaian kapasitas sebesar 63 x STM-1, 1, sehingga kapasitas yg tersisa adalah: 128 - 63 = 65 x STM STM-1 = 50,78% 9. Kondisi full load Link KPI-PDGD Dari hasil il pengamatan pada bab 3 diketahui pada link KPI-PDGD PDGD tersedia kapasitas sebesar = 2 x STM STM-64 = 128 x STM-1 Dengan total pemakaian saat normal load = 41,4% = 52 x STM--1 Pemakaian pada saat full load nol. Karena melihat dari kondisi link saat ini, link KPI-PDGD PDGD kemungkinan hanya akan terpakai oleh service level diamond link KPI KPI-ANC untuk kasus special saja. Dari hasil perhitungan di atas dengan mengacu pada data kondisi link saat ini maka dapat di gambarkan sebuah table dan grafik yang nantinya dapat dipergunakan nakan untuk memeriksa kebutuhan jaringan dan ekspansi jaringan yg dilakukan pada masa yg akan dating. Berikut grafik perubahan data yang berhasil di buat dengan mengolah hasil dari studi kasus: 100.00% 80.00% 60.00% Sisa Link
40.00% 20.00%
Sisa Link saat max Full Load KPI-PDGD
KBG-PDGD
KPI-KBG
KPI-DMC
ANC-KPI
KBG-DMC
BSD-DMC
DMC-ANC
-20.00%
BSD-KBG
0.00%
Gambar 4.3. 4. Diagram batang pemakaian jaringan saat normal load dan full load