BAB IV ANALIS IS
IV.1.
Analisa Aspek Manusia IV.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan pada bangunan rumah susun sewa ini terdiri dari penghuni/pemilik unit, staf pengelola, pelaku bisnis dan pengunjung. Pelaku kegiatan ini merupakan bagian dari anggota TNI Kopassus kecuali pengunjung. Penghuni terdiri dari dewasa dan anak anak, pengunjung biasanya kerabat atau keluarga yang terdiri dari berbagai golongan dan yang terakhir adalah pengelola yang dibagi menjadi bagian administrasi dan teknis. Penghuni rumah susun sewa ini adalah anggota TNI Kopassus aktif yang secara sah telah menyewa unit rumah susun sederhana dan memperoleh hak penuh untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Staf Pengelola adalah orang yang bertugas untuk mengurus administrasi penyewaan unit hunian rumah susun. Staf ini merupakan bagian dari TNI Kopassus bidang perlengkapan dan perumahan. Kegiatan utama penghuni adalah beraktivitas sebagai TNI Kopassus yang selalu siap siaga dan latihan untuk mengasah kemampuan. Sedangkan pengunjunga yang akan berkunjung harus mematuhi peraturan yang
BINUS University Jakarta
52
berlaku, dan juga melewati pemeriksaan di pos jaga yang ada di pintu masuk komplek perumahaan. Rencana program ruang massa rumah susun : Hunian
Taman Servis
K.Peng elola
Parkir
R.Penu njang
Plaza
M ain Entrance Gambar 13. Program Ruang Massa Rumah Susun
Dari main entrance dan tempat parkir terdapat plaza yang menghubungkan unit unit pada rumah susun. Unit unit yang tersedia pada rumah susun adalah, ruang penunjang berupa ruang serbaguna yang dapat digunakan oleh warga untuk menyelenggarakan acara cara, terdapat juga taman bermain dan lapangan olahraga yang juga dapat dijadikan sebagai tempat bersosialisasi. Selain itu terdapat juga ruang ruang penunjang lain seperti musholla, gudang, kios kios yang disewakan dan lainnya.
BINUS University Jakarta
53
Kegiatan Tamu Rumah S usun
Berkunjung ke Unit hunian yang dituju
Bersosialisasi
Cek Security
Parkir
Masuku/Keluar melalui main/side entrance
Gambar 14. Kegiatan Tamu Kegiatan Tamu Khusus S taf Pengelola Rumah Susun
Kantor/Ruang pengelola
Cek Security
Kegiatan Lain
Parkir
Main/side entrance
Gambar 15. Kegiatan Tamu Khusus Staff Pengelola
BINUS University Jakarta
54
IV.1.2. Analisa Penguni (Prajurit TNI Kopassus) Rusun Sewa ini akan diperuntukan bagi prajurit TNI Kopassus sebagai pelengkap dari rumah dinas yang sudah ada yang masih memiliki kekurangan jumlah unit sehingga masih banyak yang menyewa tempat tinggal diluar komplek atau kawasan TNI Kopassus, dan juga di peruntukan bagi prajurit yang memiliki rumah tinggal yang sudah dalam kondisi tidak layak huni. Batasan prajurit yang diperbolehkan untuk menyewa rumah susun ini adalah prajurit yang sudah berstatus keluarga dan memiliki pangkat Bintara dan Tantama. Rusun sewa tersebut akan dihuni oleh 720 KK (kepala keluarga) terdiri dari 570 unit untuk memenuhi kebutuhan rumah yang kurang dan 150 unit untuk rumah yang tergusur yang berada pada lahan existing. Berikut persepsi karakter sesuai analisa pola kegiatan dari manusia yang terkait dalam bangunan tersebut : •
Penghuni Rusunawa - Aktifitas prajurit TNI Kopassus berlangsung pukul 08:00- 17:00. Terkecuali prajurit yang memiliki tugas jaga/patroli, mereka harus bekerja sampai pagi dengan sistem shift(bergantian). - Para isteri yang memiliki kegiatan yang berbeda, ada yang bekerja, ada yang beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. - Anak anak yang memiliki kegiatan sekolah. Kegiatan sekolah dilakukan pada pagi hari dan ada juga pada siang hari. Sedankan
BINUS University Jakarta
55
yang belum sekolah biasanya beraktifitas bermain dengan teman teman dalam komplek perumahan. •
Pengelola Rusunawa - Pengelolaan operasional dan teknis yang harus waspada selama 24 jam dalam mendukung keamanan dan kenyamanan penghuni. - M elakukan kegiatan perawatan gedung, antara lain perawatan ruang bersama, perawatan kebersihan area bersama, dilakukan setiap hari pada pukul 07:00 sampai dengan sore hari.
•
Pengunjung/Tamu - Terdiri dari berbagai jenis golongan. Tamu yang diperbolehkan hanya kepada orang yang sudah memiliki janji dengan si penghuni rumah susun. Tidak diperkenankan bagi tamu umum yang hanya ingin menggunakan fasilitas-fasilitas penunjang.
IV.1.3. Analisa Kebutuhan Ruang Jenis penghuni yang menjadi sasaran unit rumah susun adalah prajurit TNI Kopassus yang memiliki pangkat Bintara dan Tantama yang sudah berkeluarga. M enurut ketetapan Kementrian perumahan rakyat, tipe unit rumah susun untuk yang berkeluarga adalah 27 - 36 m2. Sedangkan dari segi penghasilan prajurit TNI Angkatan Darat memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara bintara dan tantama.
BINUS University Jakarta
56
Namun sangat berbeda di kalangan prajurit TNI Kopassus, mereka memiliki penghasilan yang berbeda namun jauh lebih memadai daripada prajurit pada umumnya. TNI Kopassus memiliki beberapa tunjangan yang mendukung
resiko
dari
pekerjaan
yang
dilakukan.
Sehingga
prajurit/anggota TNI Kopassus dapat digolongkan menjadi M asyarakat Berpenghasilan M enengah. Sehingga penyama rataan type unit 36 yang digunakan tidak menjadi beban bagi prajurit berpangkat lebih rendah. No 1
Kebutuhan Ruang Ruang Keluarga dan
Elemen Ruang
Dimensi Ruang
Sofa, meja
7 m2
Tempat tidur,
12 m2
Sekaligus Ruang Tamu 2
Kamar tidur utama
Lemari pakaian, meja 3
Kamar tidur anak
Temat tidur, lemari
9m2
pakaian, 4
Dapur
Sink, Kompor
3,5 m2
5
Kamar mandi
Shower, Kloset
2,5 m2
6
Balkon
Railing, pot
2 m2
tanaman TOTAL
36 m2
Tabel 1. Analisa Kebutuhan Ruang
BINUS University Jakarta
57
Konfigurasi ruang pada rumah susun : K. Mandi
Balkon
K. Tidur
Ruang Tamu dan Ruang bersama
Dapur
K. Tidur
Gambar 16. Konfigurasi Ruang Unit Hunian Kegiatan penghuni rumah susun pada unit hunian :
MCK
Balkon
Tidur
Duduk/Bersant ai, Berkumpul, Menonton TV
Memasak/ menyiapkan makanan
Masuk/ Keluar
Gambar 17. Kegiatan Penghuni Pada Unit Hunian
BINUS University Jakarta
58
Kegiatan penghuni rumah susun pada bangunan : Makan, mandi, bekerja, tidur, memasak, beraktifitas dan lain‐lain
Menggunakan fasilitas umum
Menggunakan retail/kios/tok
Menuju Hunian
Security /mencari informasi
Parkir
Masuk/Keluar melalui Main/Side Entrance
Gambar 18. Kegiatan Penghuni Pada Bangunan Unit kegiatan penghuni rumah susun : Ruang Kamar tidur Pantry/Dapur Ruang Jemur Kamar mandi Ruang Keluarga Taman Hijau
BINUS University Jakarta
Kegiatan Beristirahat, Tidur M asak, Cuci piring M enjemur Pakaian Buang air, M andi
Pengguna Penghuni
Sifat Ruang Privat, Tertutup
Penghuni, Pengunjung Penghuni, Pengunjung Penghuni, Pengunjung Penghuni, Pengunjung Penghuni, Pengunjung
Servis, Terbuka Publik, Tertutup Publik, Tertutup Privat, Tertutup
Duduk, Nonton, Bersosialisasi Bermain, Publik, bersosialisasi, Terbuka relaksasi Tabel 2. Kegiatan Penghuni Rumah Susun
59
Unit kegiatan pengunjung rumah susun : Ruang Plaza
Kegiatan Sirkulasi manusia, bersosialisasi
Pengguna Penghuni, pengunjung, pengelola
Sifat Ruang Privat, Terbuka
Ruang Komunal
Bersosialisasi, berkumpul, mengadakan acara cara Buang air, M andi
Penghuni, Pengunjung
Publik, Terbuka
Penghuni, Pengunjung Penghuni, Pengunjung
Publik, Tertutup Publik, Terbuka
Kamar mandi Taman Hijau
Bersosialisasi, relaksasi
Tabel 3. Kegiatan Pengunjung Rumah Susun Unit kegiatan pengelola rumah susun : Ruang Ruang Administrasi & Keuangan
Pengguna Staff administrasi & keuangan
Sifat Ruang Publik, tertutup
Staff Pengelola gedung
Semi privat, tertutup
Staff pengelola teknis gedung
Semi privat, Tertutup
Ruang kepala pengelola gedung
Kegiatan Pengurusan masalah administrasi dan keuangan M engelola management gedung M engelola sistem pengoperasian, pemeliharaan rutin dan preventif Diskusi dan rapat laporan bulanan
Staff pengelola
Semi privat, tertutup
Kamar M andi
Buang air
Staff pengelola
Servi, tertutup
Ruang Bulding M anagement Ruang unit pelayanan dan utilitas
Tabel 4. Kegiatan Pengelola Rumah Susun
BINUS University Jakarta
60
Unit kegiatan penunjang rumah susun : Ruang Ruang serba guna
Kegiatan Acara formal dan non formal
Ruang Komersil/ Retail
Kegiatan jual beli kebutuhan sehari hari Beribadah
Pengguna Penghuni, pengunjung dan pengelola
Sifat Ruang Publik, tertutup
Penghuni, Publik pengunjung dan pengelola M usholla Penghuni, Publik, pengunjung dan Tertutup pengelola Lapangan Olah Berolahraga, Penghuni, Publik, terbuka raga beraktifitas sosial pengunjung dan pengelola Ruang terbuka Rekreasi, Penghuni, Publik, terbuka hijau bermain, pengunjung, bersosialisasi pengelola Ruang Komunal Bersosialisasi, Penghuni, Publik, terbuka berkumpul santai pengunjung dan pengelola Tabel 5. Kegiatan Fasilitas Penunjang Rumah Susun Unit kegiatan servis rumah susun : Ruang Pos Keamanan
Ruang M E & Genset Gudang
BINUS University Jakarta
Kegiatan Pengguna M enjaga Staff Keamanan Keamanan 24 Jam Penempatan Staff M ekanikal & Elektrikal, genset Penyimpanan Staff barang barang servis Tabel 6. Kegiatan Servis Rumah Susun
Sifat Ruang Servis, Tertutup Servis, tertutup
Servis, Tertutup
61
IV.2.
Analisis Aspek Lingkungan IV.2.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting
Kondisi bentuk Rumah Prajurit
Fasilitas Masjid
Situasi Jalan di sekitar Tapak
Pada bagian timur tapak terdapat rumah perwira
Rumah di manfaatkan menjadi warung untuk menambah penghasilan
BINUS University Jakarta
Lapangan bola/Olah raga
Lapangan bulu tangkis
62
Foto 23. Kondisi Lingkungan Tapak Kondisi jalan perumahan yang bersih dan nyaman, terdapat tempat pembuangan sampah yang cukup. Namun memiliki kekurangan dalam hal pelayanan terhadap pejalan kaki berupa pedestrian, dan besaran jalan yang kurang memadai untuk dua jalur kendaraan.
Foto 24. Kondisi Rumah Huni Penambahan warung pada bagian rumah membuat bentuk rumah kurang nyaman dan tidak teratur. Sebaiknya menyediakan sebuah kios atau blok tersendiri yang di khususkan untuk tempat jual beli.
BINUS University Jakarta
63
Foto 25. Kondisi Fasilitas Penunjang Fasilitas lapangan bulu tangkis yang cukup jarang digunakan. Dari segi bentuk kurang nyaman dan hanya terfokus untuk lapangan bulu tangkis saja. Sebaiknya di gabungkan dengan fasilitas fasilitas lain seperti tempat bermain anak dan lain lain. Berdasarkan letak tapak yang berada pada lokasi kawasan perumahan yang di kelilingi oleh sungai anak kali ciliwung dan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan bersih, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan : •
Akses utama keluar masuk kendaraan yang difokuskan dibagian selatan karena berada di jalan besar. Pada pintu masuk terdapat pos pemeriksaan yang di jaga selama 24 jam sehingga kondisi keamaan sangat terjamin.
•
Dikelilingi oleh rumah rumah prajurit berada dalam satu kawasan sehingga tidak perlu memikirkan keamanan dari sisi barat dan timur.
•
Pada rencana tapak sudah terdapat rumah prajurit, namun memiliki kondisi yang rusak dan tidak layak.
•
Kondisi lingkungan yang nyaman, sejuk, dan bersih menjadi nilai positif dari lokasi rencana tapak.
BINUS University Jakarta
64
IV.2.2. Analisa Kebisingan dibatasi sungai dan di s eberang sungai terdapat perkampungan. Pada bagian ini tidak terjadi sumber suara yang mengganggu karena tidak selalu dilewati oleh kendaraan
Terdapat blok rumah perwira 2 tingkat.
dibatasi sungai dan diseberang sungai terdapat markas TNI Angkatan Darat KODAM 7. Kawasan cukup tenang, karena cukup jauh dan dibatasi anak kali ciliwung Akses masuk asrama
Gambar 19. Analisa Kebisingan Kebisingan disekitar tapak bisa dikatakan hampir tidak ada, karena tapak ini berada pada kawasan perumahan prajurit TNI Kopassus. Selain itu pada kawasan ini tidak dilalui oleh angkutan umum dan masyarakat umum, kawasan perumahan ini hanya dilalui oleh para prajurit TNI. Kawasan ini juga cukup jauh dari jalan besar dan dikelilingi oleh anak kali ciliwung. Bagian barat dari kawasan ini juga di huni atau di peruntukan untuk markas besar TNI Angkatan Darat KODAM 7. Kebisingan agak sedikit terjadi pada bagian timur tapak, karena pada bagian ini merupakan jalur utama bagi penghuni untuk menuju rumah mereka, namun penghuni disini sangat tertip menjaga kenyamanan lingkungan, sehingga kebisingan tidak menimbulkan gangguan.
BINUS University Jakarta
65
Kebisingan yang akan terjadi didalam tapak yaitu berasal dari penempatan ruang yang dapat menimbulkan kebisingan antara lain ruang service, ruang bersama (serbaguna) yang digunakan oleh penghuni rusun, kawasan parkiran motor dan lapangan olah raga. IV.2.3.
Analisa Pencapaian ke Tapak Alternatif Pola Sirkulasi
Pola Jalan Masuk Tunggal
Keterangan Pejalan kaki dan kendaraan memasuki tapak melalui satu jalur utama karena tidak adanya perbedaan sirkulasi jalan masuk antara penghuni, pengelola dan servis.
Pola Jalan Masuk Ganda
Terdapat perbedaan jalur masuk antara penghuni, pengelola dan service karena alur sirkulasi yang dipisah.
Pola Jalan Masuk Gabungan
Ada perbedaan jalur masuk penghuni, pengelola dan servis serta sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki karena jalur yang dipisah, namun disisi lain tersedia pula jalur masuk bersama.
Tabel 7. Analisa Pencapaian ke Tapak
BINUS University Jakarta
66
Berdasarkan analisis pencapaian/pola sirkulasi ke tapak, maka pola jalan masuk gabungan dianggap lebih efektif, karena pola ini memberikan fasilitas bagi masing masing seperti pedistrian untuk pejalan kaki, service entrance, main entrance yang dapat digunakan secara bersama antara kendaraan, pejalan kaki, dan servis. Alternatif Entrance dan Pola Sirkulasi Kendaraan
Alternatif 1:
Service Entrance
Main Entrance
Side Entrance
Gambar 20. Analisa Pola Sirkulasi Alternatif 1 ini meletakan pintu masuk pada bagian timur dan terletak pada jalan utama yang dilalui penghuni, pintu masuk ini dapat dilalui oleh kedaraan roda 4, kendaraan roda 2 dan pejalan kaki.
BINUS University Jakarta
67
Sedangkan service entrance di letakkan di bagian utara bangunan, pembedaan sirkulasi service ini di peruntukan untuk memberikan privacy tersendiri bagi penghuni bangunan. Sedangkan side entrance di letakan dibagian barat tapak. Alternatif 2:
Side Entrance
Service
Main Entrance
Gambar 21. Analisa Pola Sirkulasi Alternatif 2 ini meletakan pintu masuk utama pada bagian selatan bangunan, pada bagian ini cukup jarang di lalui kendaraan. Pada jalur ini juga tidak terdapat aktifitas manusia yang terlalu ramai karena pencapaian nya hanya kepada rencana tapak rumah susun yang akan di bangun dan pada satu blok perumahan. Service entrance diletakan di bagian barat
BINUS University Jakarta
68
tapak, hal ini menimbang lokasi yang sepi yang mana dari alternatif pembagian zoning dapat di letakan daerah service. Side entrance diletakan di bagian utara bangunan.
Alternatif Entrance Untuk Sirkulasi Pejalan Kaki Alternatif 1:
`
Gambar 22. Analisa Entrance Pejalan Kaki Akses pedestrian yang terpotong sehingga memberikan batas akses sirkulasi manusia terhadap bangunan. Privaci penghuni akan lebih terjaga pada bagian yang tidak dilewati pedestrian.
BINUS University Jakarta
69
Alternatif 2:
Gambar 23. Analisa Entrance Pejalan Kaki Akses pedistrian yang terdapat pada sekeliling bangunan untuk memudahkan pencapaian ruang terhadap pejalan kaki.
BINUS University Jakarta
70
Analisa Zoning Berdasarkan Entrance dan Pola Sirkulasi Untuk Kendaraan dan Pejalan Kaki
Servis Daerah Servis Daerah Hunian Plaza dan Tempat Bermain
BINUS University Jakarta
71
IV.2.4.
Analisa View dan Orientasi Masa Bangunan Anak Kali Ciliwung dan Perkampungan
Blok Perumahan Perwira KODAM 7 TNI Angkatan Darat
Perumahan Prajurit TNI Kopassus
Gambar 24. Analisa View dan Orientasi massa
View yang di dapat dari tapak adalah komplek hunian dan sedikit aliran kali ciliwung. Tidak ada bestview yang dapat di tonjolkan dari sekitar tapak ini.
BINUS University Jakarta
72
Analisa View Berdasarkan Letak Bangunan Khusus KOPASS US
Gambar 25. Letak bangunan khusus
Lokasi Rencana Hunian Rumah Susun Barak/Pangkalan Kendaraan Kantor MAKOPASSUS, Barak Siaga, Gudang Senjata
Dari rumah susun dalam keadaan darurat diperlukan akses dengan kecepatan yang tinggi menuju pangkalan kendaraan atau MAKOPASSUS atau gudang senjata. Dari segi pengaruh bangunan penting maka view atau orientasi dari rumah susun lebih cocok ke arah gudang senjata/barak siaga.
BINUS University Jakarta
73
Atau bisa juga dengan mengatur sirkulasi menuju tempat tempat tersebut bebas hambatan atau tidak memiliki rintangan atau alur yang bolak balik. Misalnya dengan memberikan bukaan pada sisi timur bagian massa bangunan. Atau merancang akhir dari anak tangga pada saat turun langsung pada akses sirkulasi
IV.2.5.
Analisa Orientasi Matahari dan Arah Angin
Analisa Matahari
Alternatif 1:
Gambar 26. Analisa Matahari
BINUS University Jakarta
74
Unit bangunan di sisi timur mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Suhu bangunan relatif tidak terlalu tinggi. Kekurangannya disisi bagian
barat
mendapat sinar matahari sore yang tidak
menyenangkan dan tidak menyehatkan. Suhu pada bagian ini relatif tinggi, sehingga memerlukan perlakuan khusus pada facade bangunan agar dapat mengurangi radiasi matahari. Alternatif 2:
Gambar 27. Analisa Matahari Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari sore yang tidak menyehatkan secara langsung. Orientasi masa bangunan utara selatan ini
BINUS University Jakarta
75
dapat mengurangi pengaruh panas nya radiasi matahari, sehingga lebih mendukung untuk kondisi lingkungan dan iklim Indonesia Analisa Angin Indonesia khususnya Jakarta memiliki iklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27º C dengan kelembaban 80 - 90%. Karena terletak di dekat garis khatulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim barat bertiup antara November dan April, sedang angim musim timur antara M ei dan Oktober. Suhu sehari-hari kota Jakarta dipengaruhi angin laut yang yaman karena disepanjang pantai. (http://www.jakarta.go.id/jakartaku/wilayah_kependudukan.htm) Alternatif 1:
Gambar 28. Analisa Angin
BINUS University Jakarta
76
Orientasi
masa
bangunan
menghadap
timur
kebarat,
tidak
memungkinkan terjadinya cross ventilation. Hal ini dikarenakan arah angin yang bertiup dari Timur ke Barat atau sebaliknya. Posisi bangunan sepertiini akan menghalangi pergerakan angin, sehingga angin tidak dapat mencapai keseluruhan masa bangunan. Alternatif 2:
Gambar 29. Analisa Angin Orientasi masa bangunan utara ke selatan merupakan orientasi yang cocok untuk terjadinya cross ventilation. Karena arah angin dari timur ke barat atau sebaliknya dapat mengalir dan dapat mencapai seluruh masa bangunan. Hal ini sangat menguntungkan dari segi pemanfaatan udara
BINUS University Jakarta
77
alami sehingga tidak membutuhkan penyediaan udara buatan beruap AC atau fan dan dapat mencapai efisiensi dalam pengunaan energi. IV.2.6.
Analisa Jaringan Pembuangan dan Utilitas
Gambar 30. Analisa Utilitas Tipografi tapak cukup relatif rata. Namun ada bagian bagian batas tapak yang dikeliling oleh anak kali ciliwung memiliki kontur yang cukup curam. Hal ini dapat dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan limbah yang sebelumnya dapat di olah menjadi lebih baik dengan menggunakan STP. Sehingga dari potensi ini dapat disumpulkan perletakan STP dan arah orientasi aliran limbah pada bagian Utara tapak mengarah kepada sungai yang memiliki kontur yang curam.
BINUS University Jakarta
78
IV.2.7.
Analisa Zoning Tapak
Servis
Servis Private
Publik
Main entrance
Gambar 31. Analisa Zoning Zoning dalam tapak berhubungan dengan penempatan area private, area publik dan area service sehingga terciptanya keteraturan dan kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung rusun tersebut. Area-area ini berupa pengelompokan bangunan hunian, bangunan penunjang, bangunan servis dan penyediaan fasilitas-fasilitas. Penempatan area servis pada bagian belakang tapak ini dikarenakan pertimbangan dari posisi rencana main entrance di bagian depan. Selain itu juga area servis pada bagian belakang ini juga melihat pertimbangan kenyamanan dan privasi dari penghuni rumah susun.
BINUS University Jakarta
79
Dengan di letakan nya dibagian belakang diharapkan tidak mengganggu kenyamanan penghuni dan pengunjung dari rumah susun ini. Pertimbangan zoning pada tapak : 1. Publik - Berada pada bagian depan yang berfungsi sebagai ruang penerima terhadap siapapun yang memasuki kawasan Rusunawa. - Ruang publik ini juga diletakan di sekitar area bangunan yang berfungsi untuk memberikan akses bagi penghuni dan pengunjung untuk menikmati ruang terbuka, rekreasi/bermain dan juga dapat berfungsi sebagai ruangan untuk bersosialisasi. 2. Semi Publik - Berisikan ruang-ruang dengan kegiatan khusus bagi sesama penghuni. - Sebagai ruang perantara antara ruang publik dan area private agar tidak mengganggu kepentingan dan fungsi masing masin. 3. Private - Diletakan lebih masuk kedalam tapak dan jauh dari jalan raya. - Bagian ini berisikan ruang ruang huni yang memerlukan ketenangan, sehingga area ini lebih dikhususkan hanya untuk penghuni Rusunawa. 4. Servis - Diletakan dibagian belakang tapak, agar langsung berhubungan dengan side entrance dan service entrance. BINUS University Jakarta
80
- Berisikan ruang pelayanan dan maintenance gedung. - Perletakan
ruang servis
pada bagian
belakang agar
tidak
mengganggu kegiatan penghuni rumah susun sewa ini. IV.2.8.
Analisa Penataan Ruang Luar Analisa ini bertujuan untuk mewujudkan suasana ruang luar yang mendukung kegiatan dan kebutuhan yang terdapat pada bangunan. •
Luar Aktif M erupakan ruang terbuka yang memiliki unsur kegiatankegiatan aktif manusia didalamnya, seperti ruang publik, pedistrian, sirkulasi kendaraan, plaza dan ruang terbuka aktivitas terntentu. Dalam perancangan luar ini, dapat dimanfaatkan untuk : Parkir kendaraan bermotor yang di tata dengan teratur dan sirkulasi yang baik. Pedestrian yang diberikan pengeresan dan memiliki perbedaan tinggi lantai dengan jalan. Sehingga pejalan kaki dapat dengan nyaman melewatinya. Plaza sebagai ruang penghubung antara areal parkir, semi publik dan private. Plaza ini juga dapat di manfaatkan sebagai ruang komunal untuk bersosialisasi. Taman terbuka yang dapat di manfaatkan sebagai areal bermain bagi anak anak. Selain itu juga bermanfaat sebagai penghijauan, penetralisasi kebisingan dan polusi udara.
BINUS University Jakarta
81
•
Luar Pasif Berupa ruang hijau terbuka yang merupakan ruang luar terbuka serta tidak mengandung unsur kegiatan manusia, yang memiliki fungsi sebagai berikut :
Area penghijauan dan penyerapan air hujan
Penyaring polusi udara dan suara yang ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan dan manusia.
Sebagai pendukung penampilan bangunan, hal ini dianggap berguna untuk pengalihan pemandangan terhadap aktifitas rumah susun.
Penataan yang dilakukan terhadap ruang luar Rumah susun ini adalah dengan menggunakan kedua metode diatas yaitu aktif dan pasif sekaligus. IV.3.
Analisa Aspek Bangunan IV.3.1. Bentuk bangunan Beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk bangunan yang cocok, pertimbangan pertimbangan tersebut antara lain adalah : - Efisiesi dalam pemakaian ruang. - Penyesuasian bentuk dan lingkungan sekitar. - Peruntukan kegiatan didalamnya. - Penyesuaian dengan bentuk tapak. - Penyesuaian bentuk bangunan berdasarkan jenis bangunan. Bentuk bangunan dapat dibuat berdasarkan bentuk bentuk geometri seperti pesergi, segitiga atau lingkaran. Bentuk bentuk ini dapat di
BINUS University Jakarta
82
variasikan dengan cara penggabungan atau pengolahan bentuk. Dengan adanya pertimbangan pertimbangan diatas maka dapat di tarik kesimpulan bentuk bangunan yang cocok untuk bangunan rumah susun TNI Kopassus ini adalah persegi. Bentuk ini sangat cocok untuk menciptakan efisiensi pada rumah susun.
IV.3.2. Pola S irkulasi Bangunan Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulas i horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level sedangkan horzontal untuk menghubungkan ruangan antar level. •
Sirkulasi Horizontal Jenis Sirkulasi Linier • M enerus
Kelebihan
Kekurangan
• sesuai dengan bangunan rumah susun dalam hal efisiensi ruang
• cenderung statis
• Bertekuk
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
• Berpotongan
• cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang
• tidak cocok dengan bentuk rumah susun yang memanjang
• Bercabang
• sesuai dengan
• perlunya
BINUS University Jakarta
83
penunjuk arah yang jelas
bangunan rumah susun dengan banyak unit hunian dan fasilitas • Berbelok
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
• M elingkar
• cocok untuk bangunan pameran atau museum
• tidak efisien untuk koridor rumah susun
• memusatkan kegiatan / orientasi • mudah untuk mencapai ke titik tertentu
• tidak cocok untuk sirkulasi rumah susun karena boros area untuk mengakses ruangan
Radial
Tabel 8. Analisa Sirkulasi Horizontal Sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan rumah susun adalah pola sirkulasi linear menerus dan linear bercabang untuk memudahkan pencapaian ke unit unit hunian dan ruang ruang penunjang.
BINUS University Jakarta
84
Linear M enerus
Linear Bercabang
Penggunaan dua pola ini dikarenakan, pola linear menerus sangat sesuai dengan bangunan rumah susun dalam hal efisiensi ruang dan pola linear bercabang sangat sesuai dengan bangunan rumah susun dengan banyak unit hunian dan fasilitas. Sedangkan untuk sistem koridor yang digunakan adalah double loaded yang dipisahkan oleh void di tengah tengah koridor. Void ini berfungsi untuk mendukung terjadinya cross ventilation. •
Sirkulasi Vertikal Jenis sirkulasi Tangga
• • • •
Eskalator
Lift
BINUS University Jakarta
Kelebihan Kekurangan tidak menggunakan • melelahkan bagi listrik pengguna fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan rusun dapat dipakai setiap saat berguna di saat kebakaran
• fleksibel diletakkan di • butuh listrik dan space besar, tidak mana saja efisien bagi rusun • perjalanan arsitektur lebih baik • efisien • daya angkut besar
• butuh listrik dan waktu tunggu yang
85
• tidak melelahkan • cocok untuk rusun saat mengangkut perabotan besar ke lantai atas Ramp
• butuh space besar, tidak efisien bagi rusun Tabel 9. Analisa Sirkulasi Vertikal • bernilai estetika • efisien bagi trolley
Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini, sirkulasi vertikal yang digunakan adalah tangga. Penggunaan tangga di anggap lebih ideal untuk mencapai efisiensi energi. Pada sirkulasi vertikal ini, perlu juga di perhatikan sirkulasi untuk keadaan darurat. Pada rumah susun ini menggunakan sirkulas i berupa tangga darurat untuk keadaan darurat seperti kebakaran. IV.3.3. Sistem S truktur Bangunan Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya masa bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, bencana angin, faktor biologis (hewan perusak), dan sebagainya. Sistem struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : •
Sub Structure (Struktur bawah) M erupakan bagian struktur bawah yang menahan beban yang bekerja dari atas kebawah.
BINUS University Jakarta
86
Jenis Pondasi
Kelebihan
T iang Pancang
• waktu pelaksanaan cepat • cocok untuk menahan beban vertikal
Bored Pile
• pemasangan tidak berdampak buruk bagi lingkungan, cocok dengan konsep rusun • memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi • cocok untuk segala jenis tanah • tahan gempa • ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai asement/efisiensi lahan • kedalaman sebesar volume yang dipindahkan
Pondasi Rakit
Kekurangan
• memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi, kurang ekonomis bagi rumah susun • menimbulkan bising dan getaran • waktu pelaksanaan lebih lama • jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko
• boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi rumah susun • pelaksanaan sulit
Tabel 10. Analisa Jenis Pondasi
Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka rumah susun sederhana sewa ini menggunakan pondasi bored pile, karena kemampuan nya untuk menahan beban yang cukup besar dan juga dalam tahap pengerjaan nya tidak mengganggu keadaan sekitar atau gangguan relatif kecil. •
Upper Structure (Struktur atas) Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan pada pondasi.
BINUS University Jakarta
87
Jenis S truktur Portal (kolom dan balok)
Kelebihan • kekakuan cukup • fleksibel dalam penataan interior unit rumah susun • struktur sederhana dan ringan
Kekurangan • dimensi relatif besar untuk bentang lebar • trafe kolom relatif kecil
Dinding pemikul
• kekakuan tinggi • material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara • penampilan masif
• waktu pelaksanaan lama
Struktur gemuk (balok, rangka, grid, dan slab)
• pemakaian bahan sedikit dan berupa prefab • waktu pengerjaan cepat • dapat digunakan untuk bentang lebar
• bahan baja kuat tarik relatif kurang ekonomis bagi rumah susun • pertimbangan korosi dari bahan baja • boros air
Tabel 11. Analisa Upper Structure Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal lebih cocok dengan bangunan rumah susun karena lebih fleksibel dengan penataan ruang dalam setiap unit. Bahan struktur yang digunakan adalah konstruksi beton bertulang dengan pertimbangan bahan ini lebih kuat dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. Pada bagian plat lantai menggunakan Slap, sehingga tidak memerlukan balok dengan catatan ketabalan slap 1/35-1/40 bentar terpanjang kolom. Penggunaan slap dikarenakan perencanaan tidak menggunakan
plafon
pada
unti
bangunan,
sehingga
dengan
menggunakan slap dapat lebih mendukung.
BINUS University Jakarta
88
Untuk bagian atap akan digunakan bentuk atap miring yang landai dan memanjang dengan pertimbangan sesuai dengan kondis i iklim tropis di Jakarta yang memiliki curah hujan cukup tinggi dan juga berfungsi sebagai peredam panas matahari karena pada bagiaan antara atap dan hunian memiliki ruangan yang dapat dilewati oleh angin. Pada bagian penutup atap ini juga di kolaborasikan dengan penggunaan dak beton, dikarenakan mengingat maintenance untuk kedepannya lebih murah. IV.3.4. Analisa Sistem Utilitas Sistem utilitas adalah segala macam sistem pada bangunan yang berfungsi sebagai penunjang beroperasinya bangunan. Sistem sistem utilitas tersebut terdiri dari : -
Pencahayaan pada bangunan terdapat 2 macam pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari.
Pemanfaatan
pencahayaan alami harus semaksimal mungkin. Penempatan bukaan bukaan harus lebih di tata secara baik sehingga cahaya dapat masuk kedalam ruangan. Lebar koridor pada sirkulasi horizontal juga harus di tata agar tidak terlalu sempit sehingga tidak menjadi gelap. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan dengan menggunakan lampu. Perencanaan bangunan yang baik akan dapat mengurangi atau dapat membantu penghematan energi.
BINUS University Jakarta
89
-
Pengudaraa. Sistem pengudaraan pada bangunan ada 2 macam, yaitu pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Pengudaraan buatan contohnya adalah dengan menggunakan Air Conditioner. Namun pengudaraan buatan ini tidak digunakan didalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini. Pengudaraan alami contohnya dengan menggunakan cross ventilation. Pada arsitektur dengan menggunakan efisiensi energi, bangunan harus dapat diorganisasikan pengudaraannya sebaik mungkin untuk mencapai suhu yang nyaman.
-
Proteksi Kebakaran. Sistem proteksi kebakaran berfungsi sebagai daerah atau tempat perlindungan yang di manfaatkan oleh penghuni gedung apabila terjadi kebakaran atau situasi darurat. Proteksi kebakaran ini terdiri dari 2, yaitu berupa proteksi aktif contoh nya hidran dan sprinkler dan proteksi pasif berupa tangga darurat atau struktur bermaterial tahan api.
-
Pipa Air. Terdiri dari 2 macam yaitu pipa air saluran air bersih dan pipa air saluran air kotor. Pipa saluran air bersih ini berfungsi mengalirkan air bersih yang biasanya bersumber dari PDAM ataupun sumber air bersih lain nya ke seluruh ruangan yang membutuhkan, seperti Kamar mandi, westafel dan lain lain. Sedangkan pipa saluran air kotor berfungsi mengalirkan air kotor atau air yang sudah dipakai dari ruangan ke tempat pembuangan seperti STP dan lain lain.
BINUS University Jakarta
90
-
Instalasi Listrik. Instalasi listrik mengambil arus dari PLN. Selain dari PLN, disiapkan pula pembangkit listrik cadangan berupa generator atau genset yang akan dioperasikan apabila terjadi gangguan.
-
Pembuangan Sampah. Sistem pembuangan sampah dapat dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama adalah sistem door-to-door, sistem ini dilakukan dengan cara menjeput atau mengambil ke hunian satu persatu. Pada bagunan rusun sistem ini sangat tidak efisien karena banyak membuang tenaga dan waktu. Yang kedua adalah sistem shaft, yaitu menyediakan sebuah ruangan yang langsung berhubungan dengan lantai dasar tanpa penyekat antar lantai. Pada bagian bawah terdapat ruangan penampungan. Penggunaan shaft ini lebih efisien pada rumah susun karena sampah sudah terkumpul pada bagian lantai dasar bangunan yang berada pada titik tertentu.
Unit banguna
Shaft sampah
Penampung sementara
TPA
Gambar 32. Saft Pembuangan Sampah
BINUS University Jakarta
91
IV.3.5. Program Ruang
Jenis
Hunian
Jenis
Kantor P engelola
P enunjang
Sumber
Hall/Lobby 250 m2 R.P enjaga 24m2 R.Kotak Surat dan P enerima 2x2 m2 Unit 36 36 m2 Shaft Sampah 1 m2 Total Luas Pelayanan Hunian
Kebutuhan Ruang
Standart
AS AS AS AS
Sumber
R.Administrasi 2 m2 /orang NAD R.Keuangan 2 m2 /orang NAD R.Maintenance 2 m2 /orang NAD Toilet 9 m2 AS Total Luas Pelayanan Kantor Pengelola
Kebutuhan Ruang
Standart
Sumber
Retail Kios 12 m2 /1 unit AS Ruang Serba Guna 1 m2 /orang TS Mushola 12 m2 AS Toilet Umum 2 m2 NAD Gudang P erlengkapan 36 m2 AS Total Luas Pelayanan Ruang Penunjang
Jenis
Standart
Jenis
Kebutuhan Ruang
Servis
Kebutuhan Ruang
Standart
Sumber
R.Genset 24 m2 AS R.P anel 24 m2 AS R.P ompa 24 m2 AS Area P enampungan 2 x 3 m2 AS Shaft TP S 24 m2 AS Gudang 24 m2 AS Total Luas Pelayanan Ruang Servis
Kapasita s/ Jumlah 1 2 2 700 42
Kapasit as/ Jumlah 1 1 1 2
Luas Ruang 250 m2 48 m2 8 m2 25.200 m2 42 m2 25.548 m 2
Luas Ruang 10 m2 8 m2 12 m2 18 m2 48 m 2
Kapasitas/Jum lah 24 2.920 10 12 1
Luas Ruang 288 m2 2.920 m2 120 m2 24 m2 36 m2 3.388 m 2
Kapasitas/Jum lah 2 2 2 12
Luas Ruang 48 m2 48 m2 48 m2 72 m2
2 2
48 m2 48 m2 312 m 2
Tabel 12. Program Ruang
BINUS University Jakarta
92
IV.3.6. Perhitungan Jumlah Massa
Gambar 33. Rencana Lantai Tipikal Rumah Susun Perkiraan luasan lantai tipikal satu blok massa bangunan = 1066 m2 Luas unit hunian yang dibutuhkan : •
720 x 36 = 25.920 m2
•
25.920 m2 + (20% (sirkulasi) x 25.920 m2 = 31.104 m2 Total yang dibutuhkan untuk luas unit hunian = 31.104 m2
Jumlah lapis yang dibutuhkan : •
31.104 : 1.066 = 29,17
29 Lapis
Dari perhitungan tersebut dapat dibuat alternatif -alternatif jumlah blok : Alternatif 1
1 Blok terdiri dari 3 lapis unit hunian
29 : 3 = 13 blok
Alternatif 2
1 Blok terdiri dari 4 lapis unit hunian
29 : 4 = 7 blok
Alternatif 3
1 Blok terdiri dari 5 lapis unit hunian
29 : 5 = 6 blok
BINUS University Jakarta
93
Dari alternatif diatas maka diambil kesimpulang penggunaan alternatif 2 untuk perancangan rumah susun ini. Alternatif 2 ini terdiri dari 4 lapis unit hunian dan di tambah 1 lapis lantai dasar yang di peruntukan untuk fasilitas penunjang seperti ruang bersama, tempat bermain dan juga direncanakan untuk parkir sepeda. Perbandingan penggunaan 7 blok dengan jumlah unit pada setiap level bangunan yang memiliki luas 1066 m2 : Jumlah unit per level = 20 Unit Jadi = 20 Unit x 4 lapis = 80 unit = 80 Unit x 7 blok = 560 Unit --> Kekurangan ( 160 Unit ) Jika di jadikan 8 blok menggunakan 4 lapis = 80 Unit x 8 blok = 640 Unit --> Kekurangan (80 unit) Jika dijadikan 8 blok menggunakan 5 lapis Jadi = 20 unit x 5 lapis = 100 unit = 100 unit x 8 blok = 800 Unit --> Kelebihan 80 Unit Jadi jika menggunakan split level dimana ada bangunan yang lebih tinggi satu tingkat pada satu twin blok makan jumlah unit dalam 1 massa bangunan menjadi 90 maka : 90 unit(per 1massa) x 8 blok bangunan = 720 unit (cocok/memenuhi) Luas lahan yang dibangun untuk blok hunian : 8 Blok x 1373 m2 (luas lantai tipikal + void) = 10984 m2 •
Luas lahan yang boleh dibangun : 2
40% (KDB) x 32.000 (Luas lahan) = 12.800 m BINUS University Jakarta
94
Jadi kesimpulannya perancangan menggunkan 8 blok dengan masing masing terdiri dari 5 lapis untuk unit hunian dengan menggunakan split level yang mana salah satu bagian dari 1 twinblok terdiri dari 4 lapis dan ditambah 1 lapis untung fasilitas penunjang. IV.3.7. Analisa Efisiensi Energi Arsitektur Efisiensi Energi adalah topik yang saya ambil untuk perancangan rumah susun ini, oleh karena itu disini dibahas mengenai sistem yang dapat menunjang dan dapat digunakan agar tercapainya efisiensi dalam penggunaan energi. •
Penggunaan Over Stact (Tritisan) pada bangunan. Over Stact digunakan
pada bagian atas jendela, fungsi nya adalah
sebagai penghalang atau lebih tepatnya untuk mengurangi jumlah sinar/radiasi matahari yang masuk melalui jendela. Over Stact ini juga berfungsi untuk menghalangi percikan air masuk pada saat hujan •
Penggunaan Void Void merupakan salah satu cara agar angin dapat mengalir dari atas kebawah secara bebas. Void juga membuat ruangan menjadi tidak terlalu padat sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya cross ventilation
•
Bukaan Bukaan maksudnya memberikan sedikit jarak antara beberapa unit, sehingga tidak terlalu rapat. Pemberian jarak ini berupa ruang kosong
BINUS University Jakarta
95
sehingga memungkin angin untuk melewati sehingga dapat mencapai tengah masa bangunan. Bukaan juga bisa berupa jendela atau kisi kisi udara. •
Penggunaan Atap Transparan Penggunaan atap transparan pada bagian void bisa merupakan poly carbonat. Atap transparan ini berfungsi agara cahaya matahari dapat maksud tetap radiasi panas nya dapat di filter oleh atap.
BINUS University Jakarta
96