Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
BAB IIPENDEKATAN &METODOLOGI 2.1. Pendekatan Pola Pikir Bahwa
kegiatan
salahsatu
arahan
kepariwisataan penataan
pada
ruang
dasarnya
terkait
merupakan
dengan
kawasan
peruntukan pariwisata dari sasaran pariwisata yang berbasis ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan yang
akan ditawarkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Buton Tengah. Oleh karena itu, didalam pengembangan kawasan wisata (wisata alam, wisata budaya/ religi) haruslah memperhatikan hal –hal berikut ini : 1. Memiliki daya tarik atraktif dan iteraktif terhadap para wisatawan
yang
berkunjung
baik
domestik
maupun
mancanegara. 2. Memiliki daya kenang yang tinggi, tidak pernah terlupakan sehingga para wisatawan akan ingin datang berkali-kali untuk menikmatinya, menjadi buah bibir yang akan diceritakan pada keluarga lain, sahabat dan handai taulan, serta kerabat untuk mengunjungi ODTW tersebut. 3. Memilikidaya saing tinggi dan daya jual tinggi dibanding daerah lain. 4. Memiliki keterkaitan dengan ODTW dan serta terintegrasi kedalam Program Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, terutama Surga Bawah Laut Wakatobi yang telah mendunia. Mengingat
pembangunan
dan
pengembangan
merupakan salahsatu sektor unggulan secara
pariwisata
nasional, maka
diperlukan : 1.
Dukungan sektor penyangga lainnya,
II-1
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2.
Pengaturan aliansi strategis kemitraan,
3.
Penanganaan kelembagaan secara komprehensif dan terpadu,
4.
Dukungan dan peran serta aktif partisipasi masyarakat,
5.
Penataan SIK didalam kegiatan promosi pariwisata.
Obyek Daerah Tujuan Wisata ( ODTW ) yang telah dipaparkan diatas adalah anugerah ALLAH SWT Maha Pencipta yang tiada terkira nilainya akan diuraikan didalam RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah ini yaitu : 1.
Ekosistem Daratan yang terdiri dari relief dan topografi Karts yang berguna dan berdanan alami dan
2.
Ekosistem Perairan,Pantai dan Pesisir yang mengelilingi bagian Timur bagian Selatan, bagian Barat serta pulau – pulau kecil di Talaga Raya.
Keunikan alam tersebut menjadi bagian dari ODTW yang harus mendapatkan sentuhan dan perhatian khusus, sehingga menjadi komoditas sektor pariwisata dalam mendorong pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Buton Tengah. Pengusahaan pariwisata/ekowisata alam (wahana wisata, wisata bahari), dan wisata budaya / sejarah dan wisata religi yang kaya dengan situs –situs peradaban perlu dioptimalkan pengelolaannya sehingga
menjadi
berdaya
guna
dan
berhasil
guna
bagi
pengembangan perekonomian Kabupaten Buton Tengah. Adapun potensi tersebut dapat dikelola dengan baik untuk : 1.
Menjaga perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
2.
Meningkatkan PAD (penerimaan asli daerah),
3.
Meningkatkan
penggalian
potensi
SD–Alam
Daerah
khususnya di bidang kepariwisataan,
II-2
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4.
Meningkatkan Hayati
dan
dan
mengupayakan
Ekosistemnya
bagi
pelestarian
SD–Alam
kemaslahatan
hidup
masyarakat. Dalam
rangka ikhtiar/upaya untuk memperoleh manfaat yang
optimal dan menghasilkan dari ODTW yang ada di Kabupaten Buton Tengah, maka didalam pemanfaatannya perlu dilakukan pengusahaanya sebagai berikut : 1.
Mengikut sertakan masyarakat secara luas,
2.
Menarik modal usaha dari para investor swasta dan publik dalam pembangunan dan pengembangan ODTW.
3.
Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Terpadu.
4.
Mendukung Kegiatan Ekonomi Kreatif terkait dengan industri pariwisata yang dapat dikembangkan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah selaku penanggung jawab pengelolaan danpenerapan RIPPARDA ini, harus mengintegrasikan seluruh program strategi dan program operasional serta rencana tindakannya secara terintegrasi dengan RTRW, RPJPD, RPJMD, dan RKPD Kabupaten Buton Tengah yang telah ditetapkan melalui PERDA yang mengikutkan seluruh stakeholders pembangunan daerah ini. Pengembangan kawasan wisata Kabupaten Buton Tengah sebagai salah satu komoditas yang diunggulkan, harus memenuhi kriteria pengelolaannya sebagai yakni : 1.
Penyiapan aspek legalitas sebagai payung regulasi yang melindungi
seluruh
rangkaian
kegiatan
penyediaan
II-3
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
penetapan
maupun
pengisian
ruang
dari
kegiatan
kepariwisataan. 2.
Memperhitungkan
aspekpenawaran
dan
permintaan,
sehingga pengembangan kawasan ODTW di Kabupaten Buton Tengah dapat saling menunjang dengan pengembangan kawasan wisatadengan daerah sekitarnya. 3.
Membentuk institusi atau kelembagaan yang kuat dalam menangani
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasaan, dan pengendalian, serta pemantauan dan evaluasi secara komprehensif sektor
kepariwisataan
terpadu, yang mendorong
menjadi
tulang
punggung
perekonomian Kabupaten Buton Tengah. 4.
Melestarikan norma dan tata nilai sosial budaya yang hidup dan
berkembang
didalam
masyarakat,
sehingga
dapat
diangkat secara nasional sebagai kearifan lokal yang dapat menjadi salahsatu keunggulan yang dapat diandalkan. Uraian tersebut diatas dapat diselaraskan dengan orientasi /wawasan dan asas tujuan penataan ruang nasional sesuai dengan Pasal (3) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF dan BERKELANJUTAN,seperti tampak pada gambar 2.1 berikut : dengan pemahaman sebagai berikut: 1. AMAN
berarti
aktivitas
;
situasi
kehidupannya
masyarakat dapat
dalam
terlindungi
menjalankan dari
berbagai
ancaman. 2. NYAMAN
berarti
;
keadaan
masyarakat
dapat
mengantikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang tenang dan damai.
II-4
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
3. PRODUKTIFITAS berarti ; proses produksi dan distribusi berjalan
secara
memberikan
nilai
efisien tambah
dan
efektif
ekonomi
sehingga
untuk
mampu
kesejahteraan
masyarakat yang dapat meningkatkan daya saing. 4. BERKELANJUTAN berati ; kondisi kualitas lingkungan tidak dapat dipertahankan bahwa dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya SD –Alam yang tak terbarukan.
II-5
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Gambar 2.1 Keseimbangan azas dan tujuan pembangunan dan pengembangan pariwisata Kabupaten Buton Tengah dalam penataan ruang yang selaras dan harmonis.
II-6
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2.2. Pendekatan Kegiatan Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pendekatan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dirumuskan dalam pertimbangan sebagai berikut : 1. Penggalian potensi Wisata Bahari, Wana Wisata, Wisata Budaya / sejarah, serta Wisata Religi. 2. Kebijaksanaan
dibidang
kepariwisataan
sesuai
dengan
peraturan perundang –undangan . 3. Mempertahankan
konsistensi
jaminan
pembangunan
dan
pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Buton Tengah yang tetap berdasarkan pembangunan pariwisata yang konsisten menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan seperti tampak pada gambar 2.1 diatas. Kegiatan kepariwisataan bersifat multisektor dan multidisiplin, perlu melibatkan SKPD dansemua stakeholders pembangunan seperti terlihat pada gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah Penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah
II-7
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Oleh karena itu, dapat diperjelas melalui kerangka pendekatan dan analisis kawasan Wisata Kabupaten Buton Tengah, seperti tertera pada gambar 2.3 berikutnya.
Gambar : 2.3. Sistem RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara
II-8
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2.3. Pendekatan Cara Pandang dan Analisis Meliputi ; 1. Pendekatan Deduktif,didasarkan pada prediksi atau analis perkiraan keadaan yang bersumber pada data dan informasi yang
telah
ada
sebagai
referensi,
sehingga
dibutuhkan
kekuatan pengalaman empiris dan “professional judgement” dari tenaga ahli yang melakukan kajian sesuai dengan disiplin ilmu pembidangan masing –masing. 2. Pendekatan Induktif , didasarkan pada data dan informasi primer yang ditemukan langsung dilapangan dalam menguji kesahihan hasil pendekatan deduktif tersebut diatas, sehingga dapat diproyeksikan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. 2.4. Langkah dan Tahap Pelaksanaan Kegiatan 2.4.1. Langkah / Tahap Persiapan Awal Mencakup : 1. Persiapan administratif terkait dengan legalitas pelaksanaan kegiatan meliputi ; perizinan, pendataan, pendokumentasian, mobolisasi, dan lain sebagainya. 2. Konsentrasi tim untuk membahas metode dan rencana kerja terhadap Tim Teknis dan Tim Supervisi. 3. Persiapan bahan dan peralatan yang mendukung kegiatan survei lapangan. 4. Studi literatur dan analisis data awal/ data sekunder. 5. Survei orientasi atau survei tinjauan. 6. Diskusi tahap I dengan internal Dinas BUDPAR serta pihak terkait.
II-9
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2.4.2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Meliputi : 1. Pengumpulan data ; a) Pengumpulan data sekunder dari intansi terkait, b) Pengumpulan data dari informasi primer dari intansi terkait, masyarakat dan data lapangan yang berbentuk data fisik. 2. Survei lapangan secara detail. 3. Proses
pengolahan
data
dengan
tabulasi
numerikal
/
statistikal, 4. Proses studio pengolahan data dalam bentuk peta –peta tematik. 2.4.3. Tahap Perumusan dan Telaahan Data Meliputi : 1. Analisis karakteristik fisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya. 2. Analisis SWOT Demikian sehingga dapat dievaluasi semua permasalahan dan faktor –faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan Kepariwisataan di Kabupaten Buton Tengah. 2.4.4. Tahap Pelaporan Mencakup : 1. Laporan pendahuluan yang memuat tentang Latar Belakang, Permasalahan yang dihadapi, Metodologi dijadwal penyelesaian pekerjaan, serta personil tenaga ahli yang dilibatkan. 2. Laporan Antara memuat fakta, data, dan analisis RIPPARDA. 3. Draft Laporan Akhir memuat konsep dan Arahan RIPPARDA, 4. Laporan Akhir Final memuat Konsep, Arahan dan Rancangan PERDA RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah.
II-10
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
5. Ringkasan
Eksekutif
dari
seluruh
Dokumen
RIPPARDA
Kabupaten Buton Tengah. 6. Album Peta –peta Tematik. Demikian langkah dan tahapan penyelesaian rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah (RIPPARDA) Tahun 2015 – 2035. 2.5.
Identifikasi Masalah
2.5.1. Pengusahaan Pariwisata Berhubungan
dengan
keberadaan
peraturan
perundang
–
undangan yang mengatur pengusahaan pariwisata, baik yang bersifat
alamiah
maupun
hasil
buatan
manusia,
pada
kenyataannya telah menimbulkan berbagai permasalahan yang perlu diantisipasi seperti berikut : 1. Minat Investor untuk menanamkan modalnya pada ODTW yang ada diwilayah ini perlu diberikan berbagai kemudahan. 2. Lembaga Keuangan/ Perbankan belum bertumbuh didaerah ini, sehingga perlu dimotivasi untuk segera menempatkan Kantor Cabangnya khususnya di ibukota Kabupaten Buton Tengah. Sehingga diharapkan agar : a) Izin usaha pariwisata dapat dijadikan sebagai agunan bagi pengusaha untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan. b) Menumbuhkan usaha kepariwisataan yang mendapatkan permodalan dari Perbankan. c) Diharapkan
“Rute
or
Return”
berada
dibawah
suku
bungaPerbankan. 3. Perlu kemudahan perizinan dalam sektor pengembangan kepariwisataan.
II-11
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4. Perlu deregulasiKeputusan Menhut –RI No.441 / Kpts – II / 1990 yang mengatur hal – hal sebagai berikut : a) Pungutan usaha yang ditetapkan sesuai dengan pembagian rayon, sehingga tidak memberatkan pengusaha pariwisata. b) Iuran usaha pada setiap tahun anggaran sebesar 6 % perlu dievaluasi kembali. 5. Perlu penyeimbangan antara hak yang diberikan dengan kewajiban yang harus dipikul oleh pemegang izin pengusaha pariwisata alam. 6. Perlu pengaturan kembali terhadap pembangunan prasarana dan sarana wisata didalam kawasan pelestarian alam. 7. Menjembatani komunikasi yang ditetapkan sesuai dengan pembagian
rayon,sehingga
tidak
kemudian
memberatkan
pengusaha pariwisataUntuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka mekanismenya perlu ditata lebih baik lagi dengan menyederhanakan manajemen pengelolaan seperti tampak pada Gambar2.4. berikut : 2.5.2. Identifikasi Faktor Pendukung Kegiatan Pada
tahapan
analisis
kegiatan
lebih
lanjut,
maka
dapat
ditetapkan faktor – faktor yang menjadi pendukung kegiatan penyembangan fisik kawasan pariwisata khususnya wisata alam seperti berikut : 1. Potensi keanekaragam hayati, baik flora maupun fauna. 2. Karakteristik relief dan topografi wilayah, serta keadaan sosial – budaya masyarakat dengan segala kearifan lokalnya untuk menyelamatkan kawasan parawisata yang unik dan perlu diselamatkan. 3. Upaya memperluas kesempatan kerja disekitar pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
II-12
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4. Menjaga
terpeliharannya
kepribadian
bangsa
dan
keselestarian lingkungan hidup.
Gambar 2.4 Permasalahan yang dihadapi didalam pengelolaan pengusaha pariwisata alam.
2.5.3. Identifikasi Faktor Penghambat Meliputi : 1. Instrumen kebijakan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi untuk mendukung potensi ODTW. 2. Efektivitas fungsi dan peran ODTW ditinjau dari aspek koordinasi sektoral terkait. 3. Kapasitas
institusi
dan
kemampuan
SD-Manusia
dalam
pengelolah ODTW dikawasan pelestarian alam. 4. Mekanisme peranserta aktif masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan Kabupaten Buton Tengah.
II-13
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2.5.4. Identifikasi Faktor Peluang Penyembangan Bahwa kegiatan Kepariwisataan yang akan dibangun di Kabupaten Buton Tengah harus terkait dengan jalur dan pengembangan Kawasan wisata diseluruh Provinsi Sulawesi Tenggara Khususnya dengan ikon Wisata Wakatobi sebagai syurga Bawah Laut dan cagar Biosfir Dunia. Adapun strategi pembangunan dan pengembangan pariwisata Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan
ODTW
mencakup
sistem
perencanaan
kawasan, standarisasi, identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pemindahan, dan sistem komunikasi – informasi ODTW. 2. Pengembangan kelembagaan yang mencakup pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, pengoperasian, SD-Manusia, penerapan peraturan perundang – undangan, serta penerapan efisiensi tinggi. 3. Prasarana dan sarana yang memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata, dengan kondisi lingkungan yang tetap terpelihara, sehingga daya dukung dan daya tampung dapat terjamin. 4. Pembangunan
fungsionalisasi
dan
profesionalisme
jasa
pengelolaan kepariwisataan siap mendukung kesinambungan kegiatan didalam ODTW. 5. Pengusaha
yang
memberi
kesempatan
dan
mengatur
pemanfaatan ODTW secara komersial, dan membuka peluang usaha, dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. 6. Kegiatan pemasaran daya jalan secara multilevel dan secara aliansi kemitraan daya travel wisata dalam dan luar negeri.
II-14
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
7. Peran
serta
kesempatan
aktif
serta
berusaha,
partisipasi
lapangan
masyarakat
kerja
baru
melalui
akan
turut
membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. 8. Peran LITBANG Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah oleh penataan lingkungan, sosial – ekonomi, sosial – budaya pada kawasan ODTW akan mampu terus mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah ini. 2.5.5. Identifikasi Faktor Tantangan Kedepan Hal – hal yang patut menjadi perhatian dalam mempertahankan dan
mengembangkan
nilai
–
nilai
yang
dapat
mendorong
penjualan ODTW adalah sebagai berikut : 1. Perlu diupayakan temu kenali pengembangan ODTW, sehingga segera dilaksanakan investarisasi terhadap potensi ODTW secara
bertahap
sesuai
dengan
skala
prioritas,
dapat
dipersaingkan, kebijaksanaan pengembangan, ketersediaan, dana dan tenaga pendukung. 2. Mengoptimalkan fungsi ODTW, sehingga perlu diupayakan pendidikan kejuruan tenaga kepariwisataan. 3. Menjalin
kerjasama
aliansi
kemitraan
strategi
antara
pemerintah Kabupaten Buton Tengah, swasta / pengusaha / pembisnis, akademisi, dan masyarakat yang terus mendorong percepatan penyembangan kegiatan kepariwisataan. 4. Bagi
ODTW
yang
telah
ditemu
kenali
segera
dibenahi
aksebilitasnya, prasarana dan sarana dasar wilayahnya, dan utilitas / fasilitas pendukungnya. 5. Penyembangan ODTW sebagai subsistem dari pengembangan sektor pariwisata daerah dan pengembangan ruang wilayah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bagi sebesar – besarnya kesejahteraan rakyat Buton Tengah.
II-15
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Oleh sebab itu, pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah harus bekerja keras untuk mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, serta pemantaunan dan evaluasi pengendalian kegiatan
pembangunan
dan
pengembangan
pada
sektor
Kepariwisataan Kabupaten Buton Tengah.
II-16