BAB III TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 KOTA PEKALONGAN
Dalam bab 3 akan dibahas tentang hasil penelitian dari data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan gambaran umum SMA Negeri 3 Pekalongan, meliputi sejarah dan perkembangannya, letak geografis, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan. Serta pembahasan tentang Toleransi Antar Umat Beragama di kalangan siswa SMA Negeri 3 Pekalongan. Dalam proses
pencarian data
peneliti
menggunakan metode
wawancara yaitu wawancara dengan siswa, observasi yaitu mengamati secara langsung kegiatan siswa di sekolah, serta menggunakan metode dokumentasi yaitu data-data yang sudah ada di sekolah. A. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Pekalongan 1. Sejarah berdirinya SMA Negeri 3 Pekalongan1 SMA Negeri 3 Pekalongan didirikan pada tanggal 5 juni 1989 dengan nama SMA Negeri 3 Pekalongan, sebagai alih fungsi dari SPG Negeri Pekalongan berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No: 0342/U/1989 pada tanggal 5 juni 1989. Sesuai dengan surat edaran Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud No: 5356/C/D1989 pada tanggal 27 Mei 1989
1
Dokumentasi SMA Negeri 3 Pekalongan, berupa lembar sejarah berdirinya SMA Negeri 3 pekalongan. Diambil pada tanggal 17 Maret 2015
35
36
maka mulai tahun pelajaran 1989/1990 SMA Negeri 3 Pekalongan di ijinkan untuk menerima peserta didik baru. Pada tanggal 15 Juli 1991, nama sekolah diubah menjadi SMA Negeri 3 Pekalongan, berdasarkan surat keputususan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 0426/O/1991. Dan berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No: 035/O/1997, nama SMA Negeri 3 Pekalongan dibubah menjadi SMU Negeri 3 Pekalongan. Nama SMU Negeri 3 Pekalongan kembali diganti SMA Negeri 3 Pekalongan berasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan nasional No: 20.2003/ tanggal 8 Jui 2003 Perubahan nama SMA Negeri 3 Pekalongan lenih jelasnya sebagai berikut: a. Tahun 1989 bernama SMA Negeri 3 Pekalongan b. Tahun 1991 bernama SMA Negeri 3 Pekalongan c. Tahun 1997 bernama SMU Negeri 3 Pekalongan d. Tahun 2003 bernama SMA Negeri 3 Pekalongan 2. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Pekalongan2 a. Visi SMA Negeri 3 Pekalongan Generasi penerus yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpengetahuan luas, berbudi pekerti luhur, terampil dan mandiri. Indikator: 2
Dokumentasi SMA Negeri 3 Pekalongan, berupa lembar sejarah berdirinya SMA Negeri 3 pekalongan, diambil pada tanggal 17 Maret 2015
37
1. Unggul dalam aktivitas keagamaan 2. Unggul dalam prestasi Akademik 3. Unggul dalam lomba karya ilmiah dan lomba olympiade 4. Unggul dalam penguasaan teknologi informasi 5. Unggul dalam kedisiplinan dan sopan santun 6. Unggul dalam kemampuan olahraga 7. Unggul dalam kemampun seni 8. Unggul dalam persaingan masuk perguruan tinggi b. Misi SMA Negeri 3 Pekalongan 1. Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan 3. Mengembangkan sikap dan kepribadian yang santun, beretika dan berestetika tinggi 4. Mempersiapkan peserta didik yang terampil dan mandiri untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 3. Letak Geografis SMA Negeri 3 Pekalongan3 Letak atau lokasi SMA Negeri 3 Pekalongan berada di jalan progo No. 28 Pekalongan. Adapun batas-batas lokasi SMA Negeri 3 Pekalongan adalah sebagai berikut:
3
Observasi SMA Negeri 3 Pekalongan, Berupa mengamati langsung, diambil hari selasa 3 Maret 2015
38
a. Sebelah timur berbatasan dengan pengadilan Negeri kelas IB Pekalongan b. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Progo Pekalongan c. Sebelah selatan berbatasan dengan Play Group Pius Pekalongan d. Sebelah utara berbatasan dengan SMP Negeri 2 Pekalongan 4. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Pekalongan4 Dalam struktur organisasi SMA Negeri 3 Pekalongan, kepala sekolah dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah, yakni bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, serta humas. Untuk bagian umum, di pimpin oleh kepala sub bagian umum yang dibantu oleh beberapa staf tata usaha (TU). Kepala sekolah memiliki wewenang kepada guru BP/BK, seluruh wali kelas, dan guru mapel. Dari wali kelaslah siswa di komando oleh wali kelas yang bertanggung jawab terhadap kepala sekolah
4
Dokumen SMA Negeri 3 Pekalongan, diambil tanggal 17 Maret 2015
39
TABEL STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 3 PEKALONGANTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Kepala Sekolah Drs. Abdur Rozak Koordinator TU Iswindarti
Ketua Komite Bowo Leksono, Ah. T, SH, MM
Agus Ciptono,M.Pd
Staf TU
Wks Sarana/Pras arana Tri Yuli R., S.Pd
Sri Hartini, S.Pd
Guru Mapel
Wks Humas Dra. Siti R.
BP/BK Drs. Siti Rikhanah Cipto S., S. Pd Dian R., S. Pd
Wali Kelas
Siswa
5. Keadaan Guru, karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru SMA Negeri 3 Pekalongan Guru sebagai pembimbing siswa turut serta dalam menentukan
keberhasilan
pembelajaran.
Oleh
karena
itu,
kompetensi dan profesionalitas guru sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan. Berikut tabel guru SMA Negeri 3 Pekalongan.
40
Tabel Data Guru SMA Negeri 3 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 No
Nama
Status Kepeg.
Pend. Terakhir
Jurusan Pend. Matematika Pend. Fisika Pend. Geografi
Mata Pelajaran
1
Drs. Abdur Rozak
PNS
S1
2
Drs. Muh. Basari
PNS
S1
3
Drs. Mulyono
PNS
S1
4
Drs. Adi Prabowo
PNS
S1
Pend. Sejarah
5 6
Drs. Suyoto Trimo Susilo, M.Pd Agus Arintono, S. Pd Agus Mintoro, S. Pd
PNS PNS
S1 S2
PMP Pend. IPA
Fisika Geografi, Sejarah Sejarah, Sosiologi Pkn Biologi
PNS
S1
Pend. Fisila
Fisika
PNS
S1
Pend. Biologi Pend. Bahasa & Sastra Indonesia Pend. Koperasi
Biologi
Pend. Kimia
Kimia
7 8 9
Endang Suryandari, S.Pd
PNS
S1
10
Sumartono, S.Pd
PNS
S1
PNS
S1
PNS
S2
11
Tri Yuli Raharjo, S.Pd Malikus Sholehah, M.Pd.I
13
Drs. Abu Umar
PNS
S1
14
Budi Setiyani, S.Pd
PNS
S1
15
Sintawati, S.Pd
PNS
S1
16
Rachmatiyah, S.Pd
PNS
S1
17
Tatik Orbaningsih Dra. Diah Catur R.,M.Hum Yulianto Nurul F.,M.Pd
PNS
S1
Pend. Agama Islam Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Bahasa & Sastra Indonesia Pend. B. Inggris Pend. Kimia
PNS
S2
Ilmu Sastra
PNS
S2
Pend. IPA
20
Dra. Siti Rikhanah
PNS
S1
21
Agus Ciptono, M.Pd
PNS
S2
12
18 19
Matematika
Bhs. Indonesia Ekonomi
PAI Ekonomi Matematika Pkn, Bhs. Indonesia B. Inggris Kimia Bhs. Inggris Fisika
Psikologi Pen. BK & Bimbg. Pendidikan Matematika IPA
41
22
Edi Setiarso, S. Pd
PNS
S1
Pend. Kimia Kurikulum & teknologi Pembelajaran Pend. Jasmani Pend. Seni Musik Pend. Agama Islam Pend. Matematika Pend. Matematika
Kimia
23
Dra. Anita Notonegoro, M.Pd
PNS
S2
24
Mardiyanto, S.Pd
PNS
S1
25
Saiful Fallah, S.Pd
PNS
S1
26
Drs. Kasmali, M.S.I
PNS
S2
27
Dina Oktaviana, S.Pd
PNS
S1
28
Kholidin, S.Pd
PNS
S1
PNS
S2
Pend. IPS
Sejarah
PNS
S1
Komputer
TIK
PNS
S1
BK Pend. Geografi Penjaskes Pend. Bhs. & sastra Indonesia
BK Geografi, Sosiologi Penjaskes
Sosiologi Penjaskes Seni Budaya PAI Matematika Matematika
31
Dra. C. Wiwik Haryanti, M.Pd Heri Sutrisno, S.Kom Cipto Suwarno, S.Pd
32
Purtriyekti, S.Pd
PNS
S1
33
Sri Hartini, S. Pd
PNS
S1
34
Suciati, S.Pd
PNS
S1
35
Dian Rochmaningsih, S.Pd
PNS
S1
Pend. BK
BK
36
Steffi Dian Kemalasari, S.Pd
PNS
S1
Pend. Bhs. & Sastra Indonesia
Bhs. Indonesia
PNS
S1
TI
TIK
GTT
S1
GTT
S1
GTT
S1
Pend. Bahasa Inggris Bhs. Jepang Pend. Agama Kristen Pend. Seni rupa
Bahasa Inggris Bhs. Jepang Agama Kristen
29 30
37 38 39 40
Edie Sochib El Samah, S. Kom Bianca Nooma M.,S. Pd Sri Kurniyah, A.Md Peter Sugiyanto, S. Pak
Bhs. Inonesia
41
Ike Dekawati S.,S.Pd
GTT
S1
42
Akhmad Faisal,A. Md
GTT
D3
Teknik Batik
Batik
43
Shyam Bintoro Aji, S. Pd
S1
Pend. Bhs. Jawa
Bhs. Jawa
GTT
Batik
42
44 45 46 47
Js. Ong Giok Lan Immanuel Setia B., S. Pd Prabandari Diah Ayu P., S. Si Deny Wicaksono
Agama Konghucu
GTT
SMA
GTT
S1
Pend. Pelatihan PJOK Orkes
GTT
S1
Matematika
GTT
SMA
Matematika Agama Khatolik
Sumber : Data statistik SMA Negeri 3 Kota Pekalongan tahun ajaran2014/2015.5 b. Tenaga administrasi atau karyawan SMA Negeri 3 Pekalongan6 Tenaga administrasi atau karyawan dalam sebuah lembaga pendidikan
sangat
dibutuhkan
demi
kelancaran
pelayanan
pendidikan. Berikut tabel karyawan SMA Negeri 3 Pekalongan. Tabel Keadaan Karyawan No
Nama
Status Kepeg.
Jabatan Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi
Pend. Terakhir
1
Iswindarti
PNS
2
Sri Lestari H.,SE
PNS
3
Yuniasih w., A. Md
PNS
4
Sumilah
PNS
5
Kholilah
PNS
6
Yuli Dwi Yanto
PTT
Laboran
SMA
7 8
Lulita vistasari Sugiyanto
PTT PTT
SMA SMP
9
Kasmono
PTT
10
Andi Listia
PTT
Lainnya Penjaga Tenaga administrasi Tenaga administrasi
5
Pustakawan Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi
SMA S1 D3 SMA SMA
SMA
Tugas Tata buku Ekonomi Perpusta kaan Keuanga n Ilmu Sosial Ilmu Fisika Koperasi Akuntan si
SMA
Dokumentasi SMA Negeri 3 Pekalongan, diambil pada tanggal 17 Maret 2015 6 Dokumentasi SMA Negeri 3 Pekalongan, diambil pada tanggal 17 Maret 2015
43
11 12 13
Arif Rahman Hakim Agus Sulistyobudi M. Rizal Rifani
PTT PTT PTT
Lainnya Penjaga Penjaga
SMA SMA SMA
14
Muh. Nur Mirsada
PTT
Lainnya
SMA
TIK
Teknik komputer
Sumber : Dokumentasi SMA N 3 Pekalongan diperoleh dari Tata Usaha SMA Negeri 3 Pekalongan pada tanggal 18 Maret 2015 c. Keadaan Siswa SMA Negeri 3 Pekalongan Siswa
adalah
komponen
utama
dalam
dalam
pembelajaran untuk mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Tanpa adanya siswa, kegiatan belajar mengajar tidak akan berhasil sebagaimana mestinya. Berikut tabel siswa SMA Negeri 3 Pekalongan.
Kelas X XI XII Jumlah
Tabel Keadaan siswa SMA Negeri 3 Pekalongan Tahun ajaran 2013/2014 Jumlah Agama Lk Pr Kristen Katholik Konghucu Siswa Islam 190 67 139 206 10 6 192 88 121 209 11 5 1 190 75 130 205 8 7 230 390 572 620 29 18 1
Sumber: Data statistik SMA Negeri 3 Kota Pekalongan tahun 2014.7 6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Pekalongan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu ditunjang oleh adanya sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana SMA Negeri 3 Pekalongan berupa tanah berstatus hak milik dengan luas tanah sejumlah 7.280 m2, yang dipergunakan seluas 2.840 m2 untuk 7
Dokumentasi SMA Negeri 3 Kota Pekalongan, 1 Oktober 2014
44
bangunan, 4.004 m2 untuk taman atau halaman, dan lapangan olahraga seluas 436 m2, adapun keadaan bangunan keadaan sarana dan prasarana
B. Toleransi Antar Umat Beragama di Kalangan Siswa di SMA Negeri 3 Pekalongan Semua Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Pekalongan sudah mempunyai keyakinan yang dianutnya sejak kecil. Di SMA Negeri 3 Pekalongan ini mayoritas adalah penganut agama Islam, selain itu ada juga yang menganut agama Kristen, Katholik dan Konghucu. Hal ini dibuktikan dalam dokumen data siswa SMA Negeri 3 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu sebagai berikut8 : Kelas
Lk
Pr
X XI XII Jumlah
67 88 75 230
139 121 130 390
Jumlah Siswa 206 209 205 620
Agama Islam
Kristen
Katholik
Konghucu
190 192 190 572
10 11 8 29
6 5 7 18
1 1
Tetapi walaupun mereka berbeda-beda keyakinan mereka saling menghormati perbedaan yang ada di lingkungan mereka di sekolah. Mereka juga mengakui keberedaan agama-agama lain selain yang dianutnya sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh “FA” mengenai agama yang diakui keberadaannya di indonesia selain agama yang dianutnya:
8
Dokumentasi SMA Negeri 3 Pekalongan, diambil pada tanggal 1 Oktober 2015
45
“Selain Islam ya ada agama kristen, khatoliq, hindu, budha dan konghucu. Tapi yang di SMA Negeri 3 Pekalongan ini hindu dan budha emang tidak ada”9 a. Gambaran toleransi antar umat beragama di SMA Negeri 3 Pekalongan Dalam
suatu
komunitas
heterogen
rawan
sekali
terjadi
konflik/gesekan sosial. Karena satu sama lain menganggap kelompoknya lah yang paling benar dan menyalahkan. Konflik dalam kelompok majemuk dapat berlangsung terus menerus disetiap tempat dan waktu. Konflik bersumber pada perbedaan-perbedaan, dan setiap perbedaan pasti mempertahankan eksistensinya. Tetapi kemajemukan itu justru akan menjadi indah jika satu itu saling toleran terhadap kelompok lain yang berbeda keyakinan. Maka dari itu suatu kelompok yang heterogen harus mengetahui dan memahami arti toleransi dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Maka dari itu sikap saling toleransi dalam kelompok heterogen itu wajib
agar
tercipta
kebersamaan
yang
harmonis.
Seperti
yang
dikemukakan oleh Kepala Sekolah: “Mereka bisa saling toleran dan hidup berdampingan dengan baik walaupun dalam satu lingkungan yang beragam. Di sini itu kan ada siswa ada 3 agama yang berbeda, yaitu Islam sebagai agama mayotitas, kemudian ada Kristen, Katolik dan Konghucu. Tetapi perbedaan itu tidak menjadikan masalah bagi kami, justru perbedaan itu menjadi anugrah ya dari sang Pencipta untuk disyukuri.”
9
Wawancara dengan “FA” pada tanggal 17 Maret 2015
46
Sama halnya yang dikatakan “LE”, sebagai berikut: “Toleransi antar umat beragama itu menurutku wajib banget, karena kita hidup di Indonesia yang emang udah beda agama dari dulu maka dari itu kitaharus saling bertoleransi.”10 1. Saling menghormati Agar dalam suatu komunitas heterogen dapat hidup harmonis dan rukun harus saling menghormati antar anggota kelompok. Begitu juga yang terjadi di SMA Negeri 3 Pekalongan, mereka saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda. Perbedaan yang ada diantara mereka tidak menjadikan kendala dalam keharmonisan hubungan antar siswa. Mereka saling menghormati hak dan kewajiban Agamanya masing-masing. Seperti yang dikemukakan oleh“DI” : ”Toleransi itu ya intinya saling menghormati atau saling menghargai perbedaan, serta saling tolong menolong antar sesama”11 Sama halnya yang dikatakan oleh “AR” mengenai toleransi antar umat beragama: “Toleransi antar umat beragama itu sikap saling menghargai antar berbagai agama, dipelajaran Agama juga pernah dibahas kalo tidak salah materinya tentang “Keberbagaian ras, etnis dan Agama”. Ya intinya sama-sama menghargai. Misalkan pada waktu malam takbiran, yang non islam membantu mengamankan jalan, begitu juga kalo pas natal ato hari besar agama lainnya. Ya kaya berita-berita di tv itu si”12 DA juga mengatakan demikian tentang toleransi beragama, “setau ku toleransi umat beragama itu ya saling menghormati, saling menolong, gotong royong, walaupun berbeda agama.”13
10
Wawancara dengan “LE” pada tanggal 17 Maret 2015 Wawancara dengan “DI” Pada tanggal 17 Maret 2015 12 Wawancara dengan “AR” pada tanggal 28 maret 2015 13 Wawancara dengan “DA” pada tanggal 17 Maret 2015 11
47
Sikap saling menghormati juga dibuktikan ketika mereka saling berkunjung kerumah yang beda agama, mereka saling meghormati kewajiban dalam beribadah walaupun berbeda-beda agama. Seperti yang dikemukakan oleh “FA” , sebagai berikut : “ya saling mengizinkan saja kalau ada urusan ibadah, kalau hari minggu ngerjain tugas bareng juga kan yang kristen nggak bisa ikut karena harus ke gereja. Ya silahkan saja. Kalau pas waktu sholat juga saya diizinkan sholat, malahan pernah saya sholat di rumah temen yang beda agama dengan saya.”14 Selain itu DTA juga mengatakan hal yang sama: “Ya nggak masalah sih silahkan saja. Temenku juga terkadang sholat dirumah ku waktu main. Mereka juga mengizinkan kok kalau aku ada keperluan ibadah.”15 2. Saling menolong Toleransi antar umat beragama juga ditunjukkan dengan saling tolong menolong antar sesama walaupun berbeda agama. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti butuh pertolongan orang lain karena kita makhluk sosial. Begitu juga di SMA Negeri 3 pekalongan yang mempunyai siswa heterogen bahwa saling tolong menolong antar teman juga salah satu cara mewujudkan sikap toleransi. Seperti yang diungkapkan oleh FA, yaitu sebagai berikut: “Ya kita saling menghormati kepentingan pemeluk agama lain, selain itu kita juga harus tolong menolong dengan pemeluk agama lain juga ditolong, ndak Cuma yang seagama saja. Contohnya kadangkadang kan kita saling pinjem-pinjeman barang kaya buku, pulpen ya begitulah. Malahan pernah sholat dirumah temen non Muslim pas saya ndak bawa alat sholat dan kebetulan di rumah temen saya adanya cuma sarung, akhire ya dipinjemi.”
14
Wawancara dengan “FA” Pada tanggal 17 Maret 2015 Wawancara dengan “DTA” pada tanggal 17 Maret 2015.
15
48
Toleransi antar umat beragama itu tidak hanya saling menghormati kepentingannya saja, tetapi juga harus saling tolong menolong apa yang sedang dibutuhkan oleh orang lain/pemeluk agama lain, seperti yang dikemukakan oleh DI: “Toleransi itu ya intinya saling menghormati atau saling menghargai perbedaan, serta saling tolong menolong antar sesama.”16 Sama halnya yang dikatakan oleh DA: ”Setau ku toleransi umat beragama itu ya saling menghormati, saling menolong, gotong royong, walaupun berbeda agama.”17 Sikap saling tolong menolong sebagai wujud sikap toleransi antar umat beragama memang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seperti yang penulis lihat ketika jam pulang sekolah ada siswi non Muslim yang ditandai dengan tidak memakai jilbab pada saat itu sedang menunggu jemputan kemudian diboncengkan
sama
siswi
berjilbab
(Islam).
Mereka
telah
mempraktekkan tentang sikap toleransi antar umat beragama.18 3. Berteman dengan semua penganut Agama Sikap toleransi antar umat beragama di kalangan siswa diwujudkan dengan tidak memilih-milih teman yang seagama saja, tetapi harus bisa berteman dengan siapa saja sebagai wujud toleransi antar umat beragama. Di SMA Negeri 3 Pekalongan mereka berteman dengan siapa saja walaupun berbeda agama, perbedaan diantara mereka tidak menjadikan halangan dalam pergaulan. Mereka yang 16
Wawancara dengan “DI” Pada tanggal 17 Maret 2015 Wawancara dengan “DA” pada tanggal 17 Maret 2015 18 Observasi tanggal 30 Maret 2015 17
49
Muslim bisa menerima kehadiran teman lain yang non Muslim, begitu juga non muslim sebagai minoritas juga mampu membaur dengan baik.19 Seperti yang dikemukakan FA salah satu siswi Muslim di SMA Negeri 3 Pekalongan perihal cara memilih teman di sekolah: “Dalam memilih teman itu saya tidak harus yang seagama saja, semua yang di Sekolahan ini ya bisa dijadiin temen asalkan dia baik dan nyambung. Kalau kita beda-bedain agama kan kasian yang agama minoritas jadi nanti sulit bergaul dengan yang lainnya.”20 Sama seperti yang dikatakan oleh DTA siswa yang menganut agama Kristen, yaitu sebagai berikut: “Dalam mencari temen ya yang penting anak itu ga neko-neko, baik dan nyambunglah. Ya ga harus yang seagama dengan aku saja, semua bisa dijadiin temen. Malahan temen-temen di geng ku banyak yang Islam tapi ya mereka juga ndak mempermasalahkan hal itu.”21 Jika sikap toleransi antar umat beragama itu benar-benar diaplikasikan dengan baik maka akan tercipta hubungan yang harmonis dalam sebuah komunitas yang heterogen tersebut, terutama dalam memilih teman tanpa membeda-bedakan agamanya masingmasing. Dan keharmonisan itupun akan terjalin dalam waktu yang lama. Seperti yang dipaparkan BA yaitu sebagai berikut : “Menurutku dalam memilih pertemanan itu nggak harus seagama saja, yang penting nyambung dalam berteman dan nggak putus-putus sampai tua nanti, hehee..”22
19
Observasi tanggal 17 Maret 2015 Wawancara dengan “FA” pada tanggal 17 Maret 2015 21 Wawancara dengan “DTA” pada tanggal 17 Maret 2015 22 Wawancara dengan “BA” pada tanggal 17 Maret 2015 20
50
b. Interaksi Sosial siswa Di SMA Negeri 3 Pekalongan intraksi sosial siswa terjalin dengan baik, karena mereka saling menghargai satu sama lain dan tidak meganggap perbedaan yang ada pada kelompok mereka sebagai permasalahan yang serius. Walaupun berbeda agama dalam bergaul dengan teman mereka saling menjaga hubungannya dengan baik dengan saling membantu, saling menolong dan saling menghormati satu sama lain. Seperti yang penulis lihat saat melakukan Observasi di SMA Negeri 3 Pekalongan, mereka dalam mengerjakan tugas kelompok mereka juga mengerjakannya
dengan
keakraban
diantara
mereka
tanpa
mempermasalahkan perbedaan keyakinan diantara mereka.23 Selain itu interaksi siswa beda agama juga dibuktikan dalam sebuah kegiatan perawatan tanaman, seperti yang sempat terekam dalam dokumentasi ketika penulis melakukan observasi. Mereka terlihat saling membantu satu sama lain tanpa melihat agama apa yang dianutnya. Mereka memperlihatkan keakraban diantara mereka. Dalam kenyataannya suatu komunitas yang heterogen memang sering kali memunculkan gesekan-gesekan kecil tentang perbedaan yang ada pada anggotanya. Tak menutup kemungkinan juga di dalam kalangan siswa yang terkadang sering ada gurauan-gurauan yang membahas
23
Observasi di SMA Negeri 3 Pekalongan, tanggal 28 Maret 2015
51
perbedaan pada diri mereka masing-masing diantaranya perbedaan agama, suku ataupun ras masing-masing. Berikut ini adalah pernyataan dari AP yang menjelaskan tentang interaksi dalam lingkungan yang berbeda agamanya di SMA Negeri 3 Pekalongan: “Mereka mampu hidup berdampingan dengan yang lain agama sekalipun. Untuk interaksi dengan yang lain mereka berjalan wajar-wajar saja. Tetapi yang menarik dari mereka itu kan tidak ada yang mengelompokkan diri mereka hanya yang seagama saja. Mereka membaur semua dengan baik. Sikap tolong menolong pada mereka juga nampak jelas, misalnya saat ada kerja bakti di lingkungan sekolah.” BA Juga menjelaskan hal tentang Interaksi sosial : “Ya pernah juga ada yang saling ejek tentang perbedaan agama tersebut, tapi ya hanya sekedar guyon saja, tidak sampai yang serius banget sih. Abis itu ya biasa lagi rukun seperti biasanya. Kalo saling ejek kaitannya tentang agama sih jarang, biasanya paling tentang perbedaan suku/ras.”24 Di SMA Negeri 3 Pekalongan ini perselisihan tentang perbedaan agama jarang ditemukan. Mereka menjalin hubungan yang baik dengan teman yang berbeda kayakinan dan mereka menghindari kalimat-kalimat yang dimungkinkan bisa menimbulkan kesalahfahaman diantara mereka. Mereka juga menghindari pembahasan-pembahasan tentang perbedaan agama yang bisa menimbulkan saling merendahkan satu sama lain.25 Pada saat penulis melakukan observasi di SMA Negeri 3 Pekalongan penulis mendokumentasikan kegiatan diskusi pelajaran yang dilakukan ketika jam istirahat, dalam forum diskusi tersebut mereka
24
Wawancara dengan BA, tanggal 17 Maret 2015 Observasi di SMA Negeri 3 Pekalongan, tanggal 17 Maret 2015
25
52
tampak mengelompok dengan baik walaupun berbeda keyakinan. Diskusi tersebut juga mereka selingi dengan senda gurau yang semakin menampakkan keakraban pada mereka. Keakraban yang terekam dalam sebuah perkumpulan tersebut membuktikan bahwa interaksi sosial diantara mereka
dilakukan
dengan
baik.
Mereka
tidak
mengelompokkan
berdasarkan kelompok agama saja, tetapi mereka membaur dengan baik dan saling berinteraksi dalam sebuah forum tersebut tanpa memperdulikan agama apa yang dianut yang lain.26 Meskipun dihindari tetapi di SMA Negeri 3 Pekalongan pernah ada yang saling ejek,
tetapi mereka mampu mensikapinya dengan baik.
Seperti yang dikatakan oleh DTA yaitu sebagai berikut : “Kalo di sini sih jarang denger yang saling ejek atau ada perselisihan tentang agama ya, tapi ya pernah juga, tapi cuma sekedar guyon saja. Kalau dulu waktu SMP sering banget saling ejek tentang perbedaan agama, tapi kalau disini sudah jarang, mungkin udah pada gedhe-gedhe jadi bisa menghindarinya.”27 Sama halnya yang dikemukakan oleh BA tentang sikapnya terhadap perselisihan tentang perbedaan agama. Sebagai berikut: “Ya kalau pas aku lihat ya ditengahi saja, jangan sampai ribut-ribut soal perbedaan agama, kalau misalkan saya belain trus yang lain juga ikut belain bisa-bisa nanti jadi tawuran antar agama, kan ngeri..”28 Seharusnya perselisihan yang terjadi yang mengatasnamakan perbedaan itu sediri tidak pas dengan dasar negara kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” bahwa walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Artinya
26
Dokumentasi di SMA Negeri 3 Pekalongan, diambil pada tanggal 28 Maret 2015 Wawancara dengan “DTA” pada tanggal 17 Maret 2015. 28 Wawancara denga “BA” pada tanggal 17 Maret 2015 27
53
perbedaan itu tak seharusnya disikapi dengan perselisihan. Seperti yang dikatakan DV : “Kan kita hidup di Indonesia yang memang beragam agamanya dari dulu, lagian kan bangsa Indonesia sendiri menganut asas Bhineka tunggal ika, jadi ya walaupun berbeda tapi kita harus bisa bersatu dan rukun”29 Dari interview diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memilih teman mereka tidak mengelompok berdasarkan agama tertentu saja, tetapi mereka membaur dengan baik dalam perbedaan yang ada di lingkungan SMA Negeri 3 Pekalongan.
29
Wawancara dengan “DV” pada tanggal 28 Maret 2015.