KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Disusun Oleh : Ristrinawaty Putridaya 11610012 Istiqomah 11610013 Aulia Lutfiana 11610017 Fatima Nur Misana 11610024 Mirajwati A. 11610028
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Makna Agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islama adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan manusia pada khususnya, dan semua makhluk Allah pada umumnya. Agama Islam memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut: 1. Sesuai dengan fitrah manusia. Ajaran agama Islam mengandung petujik yang sesuai dengan sifar dasar mansuia, baik dari aspek keyakinan, perasaan, maupun pemikiran. Ajaran agama Islam juga sesuai dengan kebutuhan hidup manusia. Selain itu, ajaran agama Islam juga memberikan manfaat tanpa menimbulkan komplikasi. Terakhir, agama Islam juga menempatkan manusai dalam posisi yang benar. 2. Ajarannya sempurna Artinya, materi ajaran Islam berisi petujuk-petunjuk untuk seluruh kehidupan manusia baik yang eksplisit maupun yang implisit. 3. Kebenarannya mutlak Ajaran Islam berasal dari Allah Yang Maha Benar karena itu Allah mengingatkan agar manusia tidak meragukan kebenarannya. 4. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan Walaupun menurut agama Islam manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, nilai ibadah manusia terdapat dalam seluruh aspek kehidupan. 5. Fleksibel dan ringan Ajaran Islam memperhatikan dan menghargai kondiisi masinh-masing individu dalam menjalankan aturannya sehingga tidak memaksakan orang Islam untuk melakukan suatu perbuatan di luar batas kemampuannya. 6. Berlaku secara univesal Agama islam berlaku tidak hanya untuk pemeluknya, namun pada seluruh umat manusia hingga akhir jama. 7. Seusai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya.
1
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
8. Inti ajarannya Tauhid. Seluruh isi dari agama ini pun mencerminkan ketauhidan Allah itu. 9. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya, seperti ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan menaatinya. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut, dan fungsi itu baru akan dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain apabila manusia sebagai pengemban amanah Allah teah menaati ajaran tersebut. Bentuk-bentuk keragmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah: 1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam sebagiannya bersifat ta‟abbudi yaitu supra rasional atau di luar kemampuan akal manusia sebagai substandi pengetahuan maupun saran pengabdian. Sebagiannya lagi bersifat ta‟aqquli yang artinya mampu dipahami rasionalitasnya karena Islam memberikan kemudahan sehingga kerja akal lebih efisien. 2. Islam memberikan kebebasan untuk manusia menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakan kehendak-Nya bagi manusia untuk menerima itu. 3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non muslim. Di hadapan Allah manusia itu sama, yang membedakan manusia yang satu dengan lainnya hanyalah ketakwaannya. 4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini diakibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak terkontrol dan akibatnya akan menyengsarakan hidup manusia juga. 5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang spesifik juga. 6. Dan lainnya. B. Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah Ukhuwah berarti persaudaraan, dalam menjalin persaudaraan ini tumbuh / dilandasi perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik utuk saling membagi kesenangan kepada pihak lain bila 2
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
salah satu pihak menemukan kesenangan. Dalam islam dikenal ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah. Ukhuwah islamiyah ialah ikatan persaudaraan yang berlaku antar sesama umat islam, sedangkan ukhuwah insaniyah ialah persaudaraan yang berlaku pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, dan aspek-aspek kekhususan lainnya. Kosep ukhuwah islamiyah ialah adanya satu keyakinan yaitu Islam, sehingga sesama muslim saling menghormati dan saling menghargai perbedaan sebagai sifat dasar kemanusiaan, dan tidak menjadikannya penghalang untuk saling menolong antar sesama muslim. Agama Islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar persaudaraan sesame muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan dalam Q. S. AlHujurat : 10-12 Artinya : “ (10) Sesungguhnya orang-rang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (11) Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanitawanita lain karea boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-lok lebih baik daripada yang mengolok-olok dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu paggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk paggilan adalah panggilan yang buruk sesudah beriman, dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian dari yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” Konsep persaudaraan sesama umat manusia – ukhuwah insaniyah – dilandasi oleh ajaran bahawa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Allah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan pertimbangan rasionya, Allah tidak menetapkan manusia sebagai satu umat, padahal Allah bisa bila
3
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
berkehendak, hal ini merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana dijelaskan dalam Q. S. Al- Maidah : 48 , Q.S. Yunus : 99, Q.S. Al-Kahfi : 29 . Meskipun Islam sudah mengatur hubungan antar sesama umat muslim dan antar umat manusia, tetapi tetap sering timbul ketegangan baik dalam intern umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan pemerintah, disebabkan oleh : 1.Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi. 2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama lain. 3. Para pemeluk agama tidak menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah agama lain. 4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat. 5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain. 6. Kurang menghargai akan perbedaan pendapat. Untuk itu, dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan penting.
C. Pandangan Agama Islam Terhadap Umat Non Islam Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima Islam sebagai agamanya disebut kafir atau non muslim. Penolakan pertama kali ditunjukkan oleh Iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam as, yang disebutkan pada Q.S. 2 (Al-Baqarah): 34, yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” Golongan kafir dibagi menjadi dua, yaitu: Kafir harbi
: orang kafir yang mengganggu, yang menyakiti, dan memusuhi orang Islam, sehingga boleh diperangi oleh orang Islam
4
AAEI Institut Teknologi Bandung
Kafir dzimmi
2011
: orang kafir yang hidup rukun dengan orang Islam, mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang Islamuntuk menjaga keselamatan dan keamanannya.
Kerukunan antar umat beragama dicontohkan oleh Rasulullah yang melakukan perjanjian penduduk Madinah yang terdiri dari orang kafir dan muslim untuk saling membantu dan menjaga keamanan kota Madinah dari gangguan musuh. Rasulullah juga pernah menggadaikan baju besinya dengan gandum kepada orang Yahudi ketikam umat Islam kekurangan pangan. Tanggung Jawab Sosial Umat Islam Dalam Q.S. 3 (Ali Imran): 110, Allah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan Allah dalam kehidupan ini. Identifikasi sebagai muslim memberikan konsekuensi untuk menunjukkan komitmennya dalam beribadah kepada Allah SWT (hablun minallah) dan berlaku sosial (hablun minannas). Bentuk tanggung jawab sosial meliputi: 1. Menjalin silaturahmi dengan tetangga. 2. Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib (zakat), maupun yang sunnah (sedekah). 3. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziah bila ada anggota yang meninggal. 4. Memberi bantuan menurut kemampuan bila ada anggota masyarakat yang memerlukan bantuan. 5. Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun masyarakat, baik mental spiritual maupun fisik materialnya. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar Amar ma‟ruf dan nahi munkar artinya memerintahkan oran lain untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat. Perintah ini diperintahkan oleh Allah dalam Q.S. 3 (Ali Imran): 104, yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” 5
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
D. Realita Hubungan Antar Umat Beragama Saat Ini di Indonesia
Hubungan antar umat beragama di Indonesia sedang mengalami kerusakan. Terjadi banyak konflik antarumat beragama seperti adanya kerusuhan saat membuat rumah ibadah, dll. Penyebab konflik tersebut antara lain : a. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi. b. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama lain. c. Para pemeluk agama tidak menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah agama lain. d. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat. e. Lecurigaan masing-masing akan kecurangan pihak lain. f. Kurang menhargai akan perbedaan pendapat. Salah satu konflik antar umat beragama yang menyudutkan umat islam adalah terorisme mengatasnamakan Islam. Beberapa contoh kasus terorisme yang ada di Indonesia dan disebut-sebut oleh media bahwa umat islamlah yang melakukannya : a. 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Mereka bersenjata senapan mesin dan granat, dan mengaku sebagai anggota Komando Jihad; 1 kru pesawat tewas; 1 tentara komando tewas; 3 teroris tewas. b. 21 Januari 1985. Bom Candi Borobudur 1985, Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia. c. 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak. d. 22 Juli 2001. Bom Gereja Santa Anna dan HKBP, di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas. 6
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
e. Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004. f. 22 April 2011. Rencana bom yang menargetkan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang Selatan, Banten dan diletakkan di jalur pipa gas, namun berhasil digagalkan pihak Kepolisian RI g. 25 September 2011. Ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah usai kebaktian dan jemaat keluar dari gereja. Satu orang pelaku bom bunuh diri tewas dan 28 lainnya terluka.
Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu kenikmatan yang besar bagi manusia bukan suatu musibah yang membawa malapetaka. Allah SWT berfirman :
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [QS. Al-Anbiyaa' : 107]
Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi, antara lain :
Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. [QS. Ali Imran : 159] Rasulullah SAW bersabda : 7
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
Dari „Aisyah istri Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hai „Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2003
Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad juz 7, hal. 410, no. 20874] Setelah kita cermati kembali tentang dinul Islam sekaligus pribadi Rasulullah SAW yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan dinul Islam ke seluruh ummat manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali tidak dikenal, bahkan bertolak belakang dengan ajaran Islam. Terorisme dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-cara lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai tujuan. Sedangkan Islam dengan lemah-lembut, santun, membawa kabar gembira tidak menjadikan manusia takut dan lari, serta membawa kepada kemudahan, tidak menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan. Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW berpesan kepada para shahabat, sabda beliau :
8
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1372 Pesan Nabi SAW tersebut menunjukkan betapa kasih sayang beliau terhadap jiwa manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu musuh agar tidak terjadi marabahaya. Namun kalau terpaksa bertemu dengan musuh, jangan takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang melampaui batas, tetapi hendaklah dihadapi dengan shabar dan tabah, karena surga di bawah bayangan pedang.
E. Kisah-kisah yang Menunjukkan Indahnya Toleransi dalam Islam 1. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam dan Pengemis Yahudi Buta Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam melakukannya hingga menjelang Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam wafat. Setelah kewafatan
9
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
10
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
2. Kisah Asma’ binti abu Bakar dan Ibunya Qotilah
Suatu ketika Asma binti Abu Bakar didatangi ibunya, Qotilah, yang masih kafir. Ia pun bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Boleh". Kemudian turun-lah ayat ke 8 Surat Al-Muntahinah. Ayat itu menegaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah. Demikian yang diterangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 349. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Qotilah (bekas isteri Abu Bakar) yang telah diceraikannya pada zaman jahiliyah, datang kepada anaknya yang bernama Asma binti Abu Bakar, membawa hadiah, Asma menolak pemberian itu bahkan tidak memperkenankan ibunya masuk ke dalam rumah.,Setelah itu ia mengutus seseorang kepada Aisyah (saudaranya) untuk bertanya tentang hal ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sal-lam. Maka Rasul pun memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula hadiahnya. (HR. Ahmad, AlBazzar, Al-Hakim dari Abdullah bin Zubair) Berdasarkan ayat dan hadits di atas, dapat kita pahami bahwa Islam menghargai sikap atau keyakinan orang-orang di luar Islam. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala pun tidak melarang kita berbuat baik kepada mereka yang tidak memusuhi Islam. Hal inilah yang kita sebut dengan toleransi.
3. Rasulullaah Shallallaahu ‘Alahi wa Sallam dan Da’wahnya di kota Tha’if Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam hadir ke panggung sejarah sosial yang diwarnai kekerasan dan kekacauan dengan menampilkan pribadi-nya yang lembut dan penuh kasih. Ini memang pesan Tuhan kepadanya. Tuhan berkata: “Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut 11
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu”. (Q.S. Ali Imran, 3 : 159). Ketika beliau diserang, disakiti, dilukai dan diperlakukan secara kasar dan dengan kekerasan oleh kaumnya, beliau tetap saja tidak membalasnya. Di Thaif, sebuah kota di utara Makkah, dalam situasi sangat kritis, dan tanpa pembelaan dari siapa-siapa, Nabi dikejar-kejar sejumlah anak muda yang berusaha membunuhnya. Mereka melempari Nabi dengan batu dan kotoran unta atau keledai. Tubuhnya luka dan berdarah. Nabi secara fisik tak berdaya. Nabi merasa tidak ada lagi orang yang bisa dimintai pertolongan. Tetapi hatinya tetap yakin Allah pasti akan menolongnya. Dia memohon pertolongan Allah. Dan do'anya mengguncang Arasy tempat para Malaikat berkumpul. Jibril memimpin rombongan Malaikat menemui Nabi dan menawarkan bantuan: “Wahai Nabi, jika engkau meminta kami mencabut gunung-gunung, lalu ditimpakan kepada penduduk Thaif yang kurang ajar itu, kami akan lalukan”. Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan santun menjawab: “Bahkan jika mereka tidak mau beriman dan taat kepada Tuhan, aku masih tetap berharap akan ada anak-anak dan cucu-cucu mereka yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Biarkan saja mereka, karena mereka memang orang-orang yang tidak tahu; 'Allahumma Ihdi Qawmi fa innahum la Ya'lamun' (Wahai Tuhan, berilah petunjuk kepada mereka, karena mereka tidak tahu)". Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam sangat meyakini bahwa kebenaran tidak akan pernah sirna dan tidak mungkin dikalahkan. Kebenaran pasti akan menang. Beliau juga tahu bahwa orang-orang yang memusuhi kebenaran adalah orangorang yang belum mengerti, karena itu harus diberikan petunjuk dan pendidikan yang baik. Begitulah kearifan seorang Nabi yang agung ini. Keyakinan akan datangnya kebenaran dan hancurnya kebatilan itu kemudian terbukti. “Katakan (wahai Muhammad)”, begitu kata Tuhan, “telah datang kebenaran dan telah sirna kebatilan. Sesungguhnya kebatilan benar-benar hancur”. (QS. Al Isra, 17:81).
12
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
4. Kisah Rasulullah dan Orang yang Melemparinya dengan Batu dan Kotoran Suatu ketika di dalam Kota Mekah ada seseorang yang sangat membenci Nabi Muhammad. Jika Nabi Muhammad lewat di depan rumahnya, ia melempari beliau dengan batu, tidak jarang pula ia meludahi beliau dari atas rumahnya. Tidak cukup dengan itu, ia pun melempari Nabi dengan kotoran manusia. Suatu hari orang tersebut jatuh sakit. Ketika Nabi Muhammad melewati rumah itu, ia heran dan bertanya-tanya ke mana orang yang biasanya melemparinya. Setelah diketahuinya orang tersebut sedang sakit, Nabi Muhammad pun mengunjunginya. Orang tadi seakan tidak percaya jika Muhammad yang selama ini ia caci maki dan ia lempari dengan batu dan kotoran masih mau menengoknya di kala sakit, saat orang lain tidak memedulikannya. Ia pun menangis di hadapan Nabi Muhammad dan saat itu pula ia mengakui kemuliaan Nabi Muhammad dan mengucapkan syahadat. Nabi Muhammad dengan baik sekali mencontohkan apa yang tertera dalam Alquran, Surat Fushshilat Ayat (34): Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
5. Piagam Madinah Sebagai produk yang lahir dari rahim peradaban Islam, Piagam Madinah diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat Madinah yang plural, adil, dan berkeadaban. Piadam Madinah terdiri dari 47 pasal. Di mata para sejarahwan dan sosiolog ternama Barat, Robert N. Bellah, Piagam Madinah yang disusun Rasulullah itu dinilai sebagai konstitusi termodern di zamannya, atau konstitusi pertama di dunia.
13
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
F. Daftar Pustaka Azharjaafar.
http://azharjaafar.blogspot.com/2008/08/rasulullah-Shallallaahu
„Alaihi wa Sallam-dan-pengemis-yahudi-buta.html diakses tanggal 9 November 2011 pukul 2:07 Manarul's
World.
http://aloelganteng.blogspot.com/2011/04/kata-
kata_18.html?zx=7475ce26a9701f0. diakses tanggal 9 November 2011 pukul 2:19 KH. Husein Muhammad. http://fahmina.or.id/artikel-a-berita/artikel/84-dakwahtanpa-kekerasan.html diakses tanggal 9 November 2011 pukul 2:25 RismanAceh. http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/22/kisah-kisah-dasyat-danindah-itu/ diakses tanggal 9 November 2011 pukul 2:31 Hanif. http://zainurihanif.com/2008/12/23/teks-piagam-madinah/ diakses tanggal 9 November 2011 pukul 2:34
14
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
DISKUSI Pertanyaan 1. 10510049 Bagaimana dengan terorisme yang mengatasnamakan jihad? (seperti di timur tengah) 2. 10510039 Bagaimana hukumnya memberi ucapan selamat hari raya kepada non-muslim yang juga memberikan ucapan selamat hari raya pada kita ? Bagaimana pula hukumnya memberi ucapan selamat ulang tahun? 3. 18208072 Jihad yang seperti apa yang diperbolehkan di dalam islam ?
Jawaban Jawaban pertanyaan nomor 2 Dalam islam, setiap perbuatan bergantung pada niat dalam hatinya, seperti tertera dalam sunnah rasul di bawah ini : “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu) Lalu dalam islam terdapat ibadah mahdoh dan ghoir mahdoh. Ibadah mahdoh merupakan ibadah hablumminallah, atau ibadah ritual yang waktu dan tatacaranya sudah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah. Hukum ibadah ini jelas. Sedangkan, ibadah ghoir mahdoh ialah ibadah hablumminannas dimana hukum dan tatacaranya tidak ditetapkan secara jelas di Al-Quran dan sunnah.
15
AAEI Institut Teknologi Bandung
2011
Mengucapkan selamat hari raya pada non muslim merupakan ibadah ghoir mahdoh, sehinnga kita tidak dapat memutuskan hukumnya secara pasti. Tetapi, jika niat mengucapkan selamat hari raya ini untuk menghormati teman kita, bukan untuk membenarkan agamanya maka diperbolehkan untuk mengucapkannya. Begitupun dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Jawaban pertanyaan nomor 1 dan 3 Sesuai dengan Q.s Al-Baqarah ayat 190
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” Dalam islam jihad diperbolehkan saat umat non-muslim memerangi terlebih dahulu. Tetapi dalam islam terdapat etika-etika dalam berperang sehingga jihad dalam islam tidak melampaui batas. Sehingga kondisi jihad umat muslim di Timur Tengah diperbolehkan, karena mereka dalam kondisi terancam.
16