KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo
N a m a
:
Argha Kristianto
N I M
:
11.11.4801
Kelompok
:
C
Program Studi dan Jurusan
:
S1 TI
SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRAK Kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi mempunyai dampak positif dan negatif bagi keberlangsungan hidup antar umat beragama. Dampak negatifnya adalah adanya konflik-konflik antar umat beragama. Pertikaianpertikaian banyak terjadi akhir-akhir ini, kekerasan juga kian marak terjadi.
Kata Kunci : Agama, Pancasila dan kasus konflik antar umat beragama.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nyalah penyusunan paper mengenai “Konflik Antar Umat Beragama” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Tahajudin Sudibyo selaku bapak dosen pengampu perkuliahan Pancasila yang telah memberikan pengajaran secara mendalam mengenai Pancasila. Paper mengenai Pancasila ini disusun dalam upaya untuk meningurangi konflik antar umat beragama yang kian marak terjadi akhir-akhir ini. Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen, untuk kesempurnaan paper ini.
Bantul, 28 Oktober 2011
Argha Kristianto
BAB I PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di samping membawa dampak positif bagi peradaban manusia, juga berakibat negatif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan dan agama. Tumbuhnya rasa egoisme yang berlebihan, merebaknya paham materialisme seakan merusak kebersamaan antar umat beragama yang tulus, menodai kemurnian persaudaraan antar umat beragama yang sejati. Akhir-akhir ini banyak pelesetan esensi terjadi, kalau tidak ada maunya mereka akan melupakan saudara yang sebenarnya. Persaudaraan hanya dijadikan tameng untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bila semua angan-angan sudah ditangan dan jabatan sudah di dapatkan, kepentingan sudah tersampaikan, habis manis sepah di buang. Inilah sekelumit citra persaudaraan semu yang sering muncul seiring perkembangan zaman. Persaudaraan semu adalah persaudaraan yang di tegakan atas kepentingan pribadi semata. Banyak persaudaraan yang membeda-bedakan atas dasar agama. Padahal yang sudah disampaikan dalam Al-Qur’an bahwa semua manusia itu sama, hanya amal perbuatan yang membedakannya. Bahkan, banyak sesama umat saling berkelahi karena beda pendapat. Sebelum-sebelumnya mereka bersaudara erat, hanya karena beda pendapat dan mereka sudah mendapatkan hal yang mereka inginkan, mereka langsung meninggalkannya. Kita sebagai warga Negara Indonesia seharusnya mengetahui bahwa Negara Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan agama. Negara mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga prinsip tersebut seharusnya dimulai dari individu bagaimana seharusnya individu berbuat sesuai dengan norma-norma dengan tidak membanding-bandingkan individu dengan agama yang di anutnya.
LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini banyak terjadi perselisihan antar umat beragama. Banyak terjadi kasus bom yang melanda di Indonesia pada saat ini. Sebagai contoh kasus bom di Solo, Jawa Tengah. Kasus tersebut langsung membuat kaget seluruh masyarakat Indonesia. Kejadian ini membuat hubungan antar umat beragama renggang. Mereka beranggapan bahwa keselamatan mereka terancam. Kejadian yang membuat kaget seluruh Indonesia tersebut sudah membuat persaudaraan antar umat beragama berjalan agak kurang baik. Kejadian seperti inilah yang seharusnya di tindak tegas oleh pemerintah. Keamanan harus lebih ditingkatkan karena akan membuat persaudaraan antar umat beragama semakin renggang. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan di dalam Pancasila sudah disebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan kebebasan beragama, dengan adanya hal seperti ini membuat setiap individu menjadi merasa takut dan was-was ketika mereka akan melaksanakan ibadah. Bahkan sekarang di setiap tempat peribadahan dijaga oleh para polisi dan petugas, serta di setiap tempat peribadahan di beri alat detector bom dan selalu di jaga ketat. Langkah yang langsung diambil oleh pemerintah sangat tepat dan bagus, karena dapat membuat rasa aman dan tenang pada saat beribadah. Langkah tersebut juga akan dapat mengembalikan persaudaraan antar umat beragama akan kembali erat seperti sedia kala. Bukan hanya pemerintah dan petugas yang harus menjaga keamanan antar umat beragama, tetapi juga setiap individu seharusnya ikut menjaga keharmonisan kehidupan antar umat beragama, agar dapat membuat kestabilan kehidupan bersama dan tidak ada lagi kesenjangan sosial yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan. Kejadian tersebut menjadi pelajaran paling penting bagi kehidupan yang akan datang, tentang pentingnya persaudaraan yang harus selalu di bina dan dijaga, karena dengan adanya persaudaraan maka akan tercipta keamanan dan ketertiban.
BAB II RUMUSAN MASALAH Apa yang membuat terjadinya pertikaian tersebut? Mengapa akhir-akhir ini banyak terjadi kasus terorisme dan pertikaian? Apa akibat dari konflik antar umat beragama tersebut? Bagaimana langkah warga dan aparat untuk meredakan masalah tersebut?
BAB III
Pendekatan Sosiologis Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara
hak-hak
asasi
manusia,
sebab
kebebasan
agama
itu
langsung
bersumberkan kepada martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Manusia selain merupakan makhluk ciptaan Tuhan, juga merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing diantara pemeluk melaksanakan ajaranNya dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu hormat-menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur. Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa Negara kita mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu di mulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Walaupun demikian, mereka tetap bekerja sama saling membantu, tolong-menolong tanpa adanya perbedaan. Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya : *) Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia. *) Landasan moral/hokum yang meliputi : Pancasila, UUD 1945, serta ketetapan MPR dan peraturan lainnya.
Pendekatan Historis Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal di berbagai pulau yang berbeda, masingmasing memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi
bangsa yang
mejemuk, walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak dahulu bangsa Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Didasari oleh unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Agama yang ada di Indonesia disebarkan dan di ajarkan oleh para pedagangpedagang yang berasal dari luar. Mereka bukan hanya menawarkan barang dagangannya, tetapi juga mengajarkan keyakinan. Animisme dan Dinamisme yang sangat melekat pada waktu itu lama-kelamaan mulai memudar karena adanya agama. Mereka mulai meninggalkan kepercayaan yang selama itu mereka yakini. Semakin berkembangnya teknologi dan transportasi, semakin berkembang pula agama yang ada di Indonesia. Tidak hanya pedagang yang berasal dari India, tetapi pedagang dari Arab Saudi juga datang ke Indonesia. Mereka menyebarkan agama Islam dan berdagang.
BAB IV
Pembahasan Indonesia
merupakan
Negara
kepulauan
yang
memiliki
beragam
kebudayaan, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebutlah yang sering kali memicu adanya pertikaian dan perselisihan di Indonesia. Banyak terjadi kasus tawuran karena perbedaan agama. Kasus terorisme dan bentrok antar warga yang banyak terjadi akhir-akhir ini banyak disebabkan oleh persoalan agama. Mereka tidak menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya justru akan membawa citra buruk bagi bangsa Indonesia dan agama tersebut. Warga yang tidak mengetahui apa-apa pun juga menjadi korban. Mereka benar-benar sudah gelap mata, dengan alasan tertentu mereka membunuh orang-orang yang tidak bersalah, padaahal di dalam Pancasila UUD 1945 sudah jelas-jelas mengatakan bahwa setiap warganya berhak memilih agama sesuai dengan hati nurani mereka. Di dalam kitab suci Al-Qur’an juga di jelaskan bahwa membunuh adalah perbuatan yang di laknat oleh Allah SWT. Apa lagi bila membunuh orang yang tidak mengetahui apa-apa. Banyaknya perselisihan dan pertikaian yang terjadi akibat hanya karena perbedaan keyakinan. Kerusuhan dan tawuran banyak terjadi dan tak jarang banyak jatuh korban jiwa. Kekerasan seperti itulah yang seharusnya dihentikan, karena banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi. Banyaknya perbedaan seharusnya membuat Negara Indonesia menjadi Negara yang kaya, karena dari perbedaan seperti itulah akan menjadikan banyak keaanekaragaman budaya dalam agama. Setiap agama memiliki aturan dan ciri khas tersendiri yang seharusnya kita hormati. Jangan kita membuat perbedaan tersebut menjadi sebuah pertikaian yang akan merugikan kita secara pribadi dan Indonesia di mata dunia.
Landasan Beragama Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya sebagai berikut : 1.Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan di dasari sila-sila lainnya. 2. Pembukaan UUD 1945 : pada alenia ke tiga : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan keinginan yang luhur ….” Alenia ke empat : “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ….” Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 : “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 3. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama, sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan pelaksanaan
pendidikan agama, serta kehidupan sosial masyarakat secara
deskriptif yang tidak dogmatis.
KESIMPULAN Banyak terjadi pertikaian di Indonesia yang disebabkan oleh pertikaian antar umat beragama. Banyak korban yang berjatuhan dalam peristiwa tersebut. Pertikaian tersebut tidak hanya membawa dampak buruk pribadi, tapi juga berdampak buruk bagi agama tersebut dan Indonesia di mata dunia.
SARAN Seharusnya setiap individu memiliki sikap saling menghormati antar umat beragama. Mereka dapat saling bekerjasama bahu membahu membangun Indonesia. Mereka juga dapat melakukan pertemuan antar umat beragama sehingga pertikaian fisik dan korban jiwa dapat di hindari. Pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting untuk meredakan konflik antar umat beragama. Pemerintah dapat mensosialisasikan tentang hak-hak warga Negara untuk beribadah sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan peraturan perundang-undangan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yunani. S. Drs, Uki, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan X a, Bandung: Penerbit Angkasa, 1994. Kaelan. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta, 2004. Darmodihardjo, Dardji. 1997. Orientasi Pancasila. Malang: Universitas Brawijaya.