IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh ABDUL GHONI 11108168
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
MOTTO
بروا ابائكم تبروا ابنأكم “Berbaktilah kalian kepada bapak ibumu maka kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu”
PERSEMBAHAN 1. Ahmaduka hamdan syukron wala kufron puji syukur kehadirat Allah SWT, Sholawat dan salam atas Rosululloh SAW, dan berkah karomah Sultonul Auliya’ Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA dan berkah AL Ishaqi Al Wasilataini Yai Utsman RA dan Yai Asrori RA.. 2. Bapak Hasanudin selaku Pembina AL Khidmah pusat 3. Untuk bapakku M Teguh Santoso dan Ibuku Zuhriyah untuk mertuku Bapak Masturi dan Ibu Norizah dan istriku Dewi Wahyuni, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosanya, diberikan kesehatan dan istiqomah dalam beribadah. 4. Untuk keluarga besar Al Khidmah khususnya Al Khidmah Kampus Kota Salatiga, semoga lebih berkuantitas, berkualitas dan istiqomah majlisny, semoga kita tak pernah lelah meneruskan perjuangan room Yai, salam Al Khidmah Oase Dunia. 5. Untuk Para dosen-dosen kampus IAIN Salatiga semoga diampuni dosadosanya, diberi kesehatan dan keikhlasan dan kesabaran dalam berjuang 6. Konco-konco PAI E angkatan 2008 seng marai betah nek kampus kumpule awak’e dewe ne donnyo muo-mugo dikumpulke no akhitrot. 7. Barokah Wisata Semarang semoga selalu terpercaya. 8. Muslimin muslimat, mukminin mu’minat rohimakumulloh, terimakasih atas do’anya.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Alhadulillahirrobbil Alamin. Tak henti-hentinya sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang mengeluarkan manusia dari kebodohan pekatnya zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam. Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tanpa terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi, serta bimbingan dari pihak yang terkait. Kebahagiaan ini tiada taranya dan tidak mampu penulis sembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumullah khoiron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
3. Bapak Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd selaku Ketua Progam Studi PAI dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran. 4. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga 5.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal serta kebaikan yang selalu tercurah kepada penulis diterima
oleh AllahSWT, sebagai amal ibadahnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya Robbalalamin Salatiga, 26 Februari 2015 Penulis
ABSTRAK Ghoni, Abdul. 2015. Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga).Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinngi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd Kata Kunci: Implementasi dan Sikap Toleran Antar Umat Beragama Penelitian ini merupkan upaya untuk mengetahui sikap toleransi dan implementasinya antar umat beragama di rusunawa, karena penghuni rusunawa Cabean terdiri dari beberapa unsur agama.Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui peneletian ini adalah(1) Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa? Dan yang (2) Faktor-foaktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi anatar uamt beragama di Rusunawa Kota Salatiga. Maka untuk menjawab rumusan masalah tersebut peneliti menggunakan metode penelitian, Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis memberikan deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi sikap toleransi yang ada di rusunawa berjalan dan sudah diterapakan seperti sikap toleransi yang berjalan di rusunawa antara lain Menghormati keyakinan orang lain, Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, Saling membantu antara umat beragama, Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti, Hidup rukun dan damai, Tidak memusuhi agama lain, Menjaga kemanan dan ketenangan. Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi anatar uamt beragama di Rusunawa sangat bervariasi tetapi yang paling mendasar adalah warga rusunawa secara tidak langsung membutuhkan orang lain atau warga rusun lain dalam menjalani interaksi di dalam rusunawa, sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan warga rusunawa dalam menerapkan sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa dan menjadi amalan ajaran agama untuk bisa menjadi manusia yang dapat bermanfaat dengan manusia yang lain. Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa implementasi sikap toleransi telah dijalankan oleh warga di Rusunawa Cabean Kota Salatiga.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………….……………
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……………………………
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS……………………
iv
HALAMAN MOTTOdan PERSEMBAHAN………………………………
v
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
vi
ABSTRAK………………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….
5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………...
6
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….
7
E. Penegasan Istilah….………………………………………………..
9
F. Metode Penelitian…………………………………………………..
8
G. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………………
10
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI A. Toleransi…………………………………………………………....
12
1. Pengertian Toleransi……………………………………………
12
2. Manfaat Toleransi………………………………………………
16
B. Sikap Toleransi……………………………………………………..
18
1. Pengertian sikap toleransi……………………………………..
18
2. Ciri-ciri sikap toleransi………………………………………..
19
3. Penetingnya sikap toleransi dalam kehidupan plural………….
20
C. Faktor
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Implementasi
Sikap
Toleransi……………………………………………………………
24
D. Konsep Implementasi Sikap Toleransi……………………………..
27
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Rusunawa……………………………………….
31
1. Profil umum rusunawa…………………………………………
31
2. Pengelola dan penghuni………………………………………..
36
3. Sarana prasarana……………………………………………….
36
4. Teknis persewaan……………………………………………….
37
5. Penghuni rusunawa…………………………………………….
38
B. Kegiatan Kegiatan di Rusunawa…………………………………..
39
1. Kegiatan sosial………………………………………………….
39
2. Kegiatan keagamaan……………………………………………
40
C. SikapToleransi Antar Umat Beragama di Rusunawa……………...
41
D. Keterbatasan Penelitian……………………………………………
42
BAB IV SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA……………..
43
A. Implementasi sikap toleransi……………………………………….
43
B. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Implementasi
Sikap
Toleran…………………………………………………………….
50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………
55
B. Saran………………………………………………………………
56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa
Indonesia
adalah
bangsa yang mempunyai beragam
keanekaragaman. Agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan serta pandangan hidupnya inilah keberagaman bangsan Indonesia. Jika diurai lebih terinci, bangsa Indonesia memiliki talenta, watak, karakter, hobi, tingkat pendidikan, warna kulit, status ekonomi, kelas sosial, pangkat dan kedudukan, varian keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup, loyalitas organissasi, tingkat umur, profesi dan bidang pekerjaan yang berbeda-beda. Tiap-tiap kategori sosial, masing-masing memiliki budaya internal sendiri, sehingga berbeda dengan kecenderungan budaya internal kategori sosial
yang
lain.
Bila
dipetakan
secara
lebih
teoritis,
bangsa
Indonesia dari segi kultural maupun struktural memantulkan tingkat keberagaman yang tinggi. Tingginya konflik
bangsa
pluralisme Indonesia
bangsa juga
Indonesia
tinggi.
membuat
Potensi
potensi
perpecahan
dan
kesalahpahaman juga tinggi. Baik konflik dalam skala kecil maupun besar. Dalam skala kecil, konflik tercermin pada komunikasi yang tidak tersambung atau tidak berjalan menyebabkan
rasa
tersinggung,
sebagaimana marah,
mestinya,
sehingga
frustasi, kecewa, dongkol,
bingung, bertanya -tanya dll. Sementara itu konflik dalam skala besar
mewujud dalam, misalnya kerusuhan sosial, kekacauan multi budaya, perseturuan antar ras, etnis, dan agama dll (Riuh,2001:01). Pluralisme merupakan sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin mengingkarinya, karena pluralisme juga merupakan hukum Allah (sunatullah). Pluralisme harus disertai dengan kesadaran teologi bahwa kehidupan, terutama kehidupan agama ini memang plural dan itu merupakan kehendak Allah (Imadadun,2003:186). Seperti yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 48: Artinya: Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.(QS. Al-Maidah : 48) (Depag, 2003: 168) Ide tentang pluralisme di atas merupakan prinsip dasar ajaran Islam. Ajaran ini harus diupayakan untuk ditransformasikan ke dalam masyarakat
modern supaya tercipta suasana yang kondusif bagi
kehidupan manusia. Manusia
dengan
keterbatasannya
mempunyai
masalah yang serba kompleks dan penuh dinamika dalam menjalin interaksi sosial. Dalam memelihara keharmonisan hubungan antara sesamanya keharmonisan
belum
tentu
hubungan
berjalan ini,
lancar.
Tuhan
Untuk
menurunkan
memelihara agama
yang
mengandung pedoman dasar dalam mengatur hubungan antara sesama manusia itu sendiri. Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam pergaulan hidup antar
umat
beragama
merupakan
bagian
usaha
menciptakan
kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan antar umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing-masing. Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan memudahkan untuk
saling berhubungan. Bila
anggota dari suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan
untuk
mengembangkan
hubungan
dalam
berbagai
bentuk kerjasama dalam bermasyarakat dan bernegara (Said, 2005:22). Agama merupakan sebuah sistem keyakinan yang berisikan suatu ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat (dari api neraka) dalam kehidupan setelah mati. Begitu juga agama sebagai suatu sarana manusia untuk melakukan hubungan/komunikasi dari
agama yang satu kepada agama yang lainnya. Negara Indonesia ini telah me mberikan kebebasan untuk memilih/memeluk agama yang merupakan wujud dari terselenggaranya demokrasi dan hidup saling menghormati satu dengan yang lainnya (Riuh, 2003: 139). Rasa kesadaranlah yang mampu memberikan solusi dalam diri manusia dalam kehidupan beragama. Jadi, rasa saling butuhlah yang tidak
mempermasalahkan suatu agama satu sama lain dan secara
sosiologis masalah ini tidak terelakkan (Fatimah, 2002:66). Mengenai realita yang plural ini penulis ingin mencoba memberi suatu gambaran tentang kerukunan antar umat beragama yang ada di rusunawa kota Salatiga dimana masyarakat atau penghuni Rusunawa mampu menerapkan sikap toleransi antar umat beragama. Kehidupan yang multikultural ini bisa berdamai dan saling tolong menolong dalam suka maupun duka, manusia adalah insan sosial dengan demikian
ia tidak bisa berdiri sendiri, satu sama lainnya saling
membutuhkan satu sama lain.
Manusia yang satu dengan yang
lainnya mempunyai corak yang berbeda, kendati demikian keduanya mempunyai kepentingan yang sama dalam menjalani kehidupannya. Selain hal tersebut masyarakat yang tinggal di rusunawa adalah masyarakat yang baru dan baru kenal ketika berada di rusunawa, hal tersebut karena keberadaan Rusunawa Kota Salatiga baru yaitu pada bulan Desember tahun 2012 tapi hal ini bukan menjadi alsan untuk saling bertoleran dan bersilatrurohim antara satu dengan yang lain baik yang satu
agama tau bukan, justru hal ini menjadi semangat untuk saling bergotong royong, menciptakan suasana yang damai, kondusif dan tentram dalam antar umat beragama. Maka dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Rusunawa Kota Salatiga).
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?
2.
Apa saja faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?. 2. Untuk mengetahuai faktor yang mempengaruhi
implementasi sikap
toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis Dalam penelitian ini menerangkap implemntasi sikap toleransi antar umat beragama, maka diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada dunia perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di dunia Islam. 2. Manfaat praktis Penelitian tentang implemnatsai sikap toleransi antar uamat beragama di rusunawa dan factor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat memberikan informasi dan koreksi bagi pengelola UPTD Rusunwa, pengurus paguyuban Rusunawa dan warga penghuni Rusunawa.
E. Penegasan Istilah 1. Sikap
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk berperilaku dalam acara tertentu yang di pilihnya (Walgito, 1998:109) 2. Toleransi
Toleransi berarti sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan). Sedangkan pengertian toleransi adalah kooksistensinya berbagai kelompok atau keyaiknan disatu waktu dengan tetap terpeliharanya perbedaan-perbedaan dan karakteristik
masing-masing (Malik, 2005:12). Jadi sikap toleran adalah sikap menghargai dengan sabar dan menghormati keyakinan agama atau kepercayaan kelompok lain. 3. Umat beragama
Umat adalah sekelompok orang yang saling bersatu dengan tuntutan dan ajaran para sesepuh dan pendahulunya. Sedang kan beragama adalah mempunyai keyakinan atau kepercayaan terhadap tuhan, dalam hal ini mempunyai beberapa keyakinan atau kepercayaan anatara lain Islam, kristen, katolik dan lain sebagaimnya. Jadi yang di makasud umat beragama adalah sekelompok orang yang mempunyai keyakinan atau mempunyai agama sesuai kepercayaan masing-masing.
F. Metodologi Penelitian
Untuk kesimpulan
memepermudah yang
tepat,
dalam
maka
penulisan
proses
dan
penulisan
mendapatkan skipsi
ini
menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis penelitian Skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan yaitu penelitian lapangan
yang
dilakukan
dalam
kancah
sebenarnya,
yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian di tempat yang diteliti, penelitian ini pada hakekatnya merupakan metode untuk
menemukan secara khusus dari realitas yang terjadi di
masyarakat (Kartini, 1990: 32).
2. Sumber data Untuk memperoleh data digunakan sumber sebagai berikut : a. Sumber data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari responden. Seperti yang diperoleh dari penghuni Rusunawa Cabean Kota Salatiga. b. Sumber sekunder, yaitu data yang didapatkan bukan dari responden. Misalnya dari buku-buku, dokumen, majalah, jurnal, dan pustaka lain yang berkaitan dengan judul skripsi tersebut. 3. Teknik pengumpulan data Dalam
tehnik
pengumpulan
data
ini
penulis
menggunakan
beberapa metode, yaitu : a. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrohman, 2006:104). Metode ini digunakan untuk menggali data -data langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati dan mencatat mengenai implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunama Kota Salatiga Tahun 2015. b. Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab
pertanyaan
lisan
yang
berlangsung
satu
arah,
artinya
datang dari pihak yang mewancarai dan jawaban
diberikan oleh yang
diwawancarai (Abdurrohman, 2006:105).
Pada tehnik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subyek yang akan diteliti. Peneliti menanyakan suatu hal yang telah direncanakan kepada responden. Pada wawancara ini peneliti dimungkinkan melak ukan
tanya jawab responden seperti pengelola Rusunawa,
pengurus paguyuban dan warga atau penghuni Rusunawa Kota Salatiga. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi
ialah
teknik
pengumpulan
data
dengan
mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti
yang
perkembangan
dilakukan seorang
(Abdurrohman,2006:112).
oleh
seorang
dalam
meneliti
klien melalui catatan pribadinya Dalam
penelitian
ini
metode
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data berkaitan dengan dokumentasi kegiatan penelitian dan dokumen yang ada di pengelola Rusunawa
G. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Pada bab ini merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisio operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Tinjauan Umum Tentang Sikap Toleransi Antar Umat Beragama. Meliputi
pengertian toleransi, manfaat toleransi, sikap
toleransi, factor yang mempengaruhi sikap toleransi dan konsep implementasi sikap toleransi. BAB III Gambaran Umum Rusunawa Cabean Kota Salatiga Dan Kegiatan Di Rusunawa Berisi
tentang profil umum Rusunawa Kota
Salatiga, kegiatan kegiatan di Rusunawa Kota Salatiga dan sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga. BAB IV Analisis Terhadap Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Pada bab ini menjelaskan analisis terhadap sikap-sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa dan faktor-faktor yang mendukung implementasi sikap toleransi anatar uamat beragama di Rusunawa. BAB V Kesimpulan sebagai penutup berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI
A. Toleransi Beragama 1. Pengertian toleransi Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare yang berarti bertahan atau memikul. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran, yang berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi
juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Toleransi berarti sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), (Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995). Sedangkan pengertian lain toleransi adalah koeksistensinya berbagai kelompok atau keyakinan di satu waktu
dengan
tetap
terpeliharanya
perbedaan-perbedaan
dan
karakteristik masing-masing (Malik,2005:12). Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:141). Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “ikhtimal”, “tasamuh” yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan (said, 2005:13). Dasar-dasar
al-Sunnah
(Hadis
Nabi)
dikemukakan
untuk
menegaskan bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi. Baik lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati, dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (as-samahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan mu’amalah (hablum
minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum minallāh). (Syamsul, 2009:5) Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haq bil bathil (mencampuradukan antara hak dan bathil) yakni suatu sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh seorang muslim, seperti halnya mengurusi agama atau keyakinan orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat Al-Quran dibawah ini, Allah SWT berfirman:
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,agamaku". (QS. AlKafirun ayat 1-6) (Depag, 1989:1112). Toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap menghargai dan menghormati setiap orang yang berbeda-beda secara kkepercayaan, tatacara ibadah dan memahami agama alin atau juga etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku. Eksistensi manusia dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat terlepas sama sekali dari yang namanya kepercayaan lebih-lebih dalam hal beragama. Bahkan agama merupakan suatu bentuk corak
kepercayaan (dalam arti sesuatu di akui dan dterima sebagia kebenaran)yang tertinggi. Kepercayaan atau keimanan merupakan proses kejiwaan, dengan kepercayaan itu menangguhkan dan mengesampingkan segala sesuatu yang bersifat nonrasional terhadaap pernyataan dasar mengenai kehidupan. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan gejala yang mengambil tempat di dalam alam fikiran setiap orang. Bahkan kalau kepercayaan diungkapkan secara kelompok, intinya masih tetap bersifat perorangan. Untuk memahami ihwal ini, kita harus berurusan dengan fikiran seseorang sebagai individu. Barangkali interpretasi yang paling tepat tentang agama sebagai perasaan adalah apa yang diungkapakan oleh Schleiermacher, seorang teolog jerman (Karim, 2004:111) baginya agama murni adalah perasaan murni yaitu rasa bersandar secara mutlak kepada tuhan. Unsur emosi dalam beragama sangat menonjol. Emosi dapat menjadi bahaya dan menyesatkan orang, kecuali jika dipimpin oleh akal logis dan rasional. Dalam bahasa arab „tasamuh‟ berarti saling mengizinkan, saling memudahkan. Jadi toleransi mengandung konsensi. Artinya konsensi yaitu pemberian yang hanya didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan bukan didasarkan kepada hak. Jelas bahwasanya toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati
perbedaan
atau
prinsip
orang
mengorbankan prinsip sendiri (Said, 2005:13).
lain
itu
tanpa
Agama tidak dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang terpisahkan dalam kehidupan manusia, ketika ia dijadikan reaksi terhadap keseluruhan wujud manusia, karena ia memuat berbagai ajaran dan tujuan dalam segala hal untuk kebahagian manusia. Sebaliknya, agama harus dirasakan dan difikirkan, ia harus dihayati, dan dijelmakan dalam tindakan keagamaan inididefinisikan sebagai pencarian akan realitas asli (Fauzi, 2007:5-6). Pada dasarnya toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat atau penghuni yang ada di Rusunawa untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syaratsyarat azas terciptanya ketertiban, keamanan dan perdamaian didalam lingkunagn Rusunawa Kota Salatiga. 2. Manfaat toleransi Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain: a. Menghindari Terjadinya Perpecahan Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama
menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini. Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT: Artinya :”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103) Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali, yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat beragama maupun sesama umat beragama. b. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada
umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia. Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
B. Sikap Toleransi 1. Pengertian Sikap Toleran Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 1994:109). Sementara pengertian yang lain tentang sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
(http=
//hanstoe .wordpresscom /2009/ 02/21 / pengertian. sikap/). Toleransi dalam bahasa inggris adalah toleration dan kata kerjanya adalah tolerat. Sedangkan dalam bahasa arab toleransi biasa disebut dengan ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan lapang dada. (http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html) Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap toleran adalah kesiapan seseorang dalam bertindak untuk saling menghargai, menghormati, membolehkan pendirian ataupun keyakinan yang bertentangan dengan pendirian kita. 2. Ciri-ciri Sikap Toleran Ciri – ciri sikap toleran Menurut Hasyim (1979:23) ciri – ciri sikap toleran sebagai berikut: a. Mengakui hak setiap orang Setiap manusia tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda dalam kehidupannya. Mengakui hak setiap orang merupakan suatu sikap mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak untuk menentukan sikap laku dan nasibnya masing – masing. b. Menghormati keyakinan orang lain Tidak menghormati keyakinan orang lain atau memaksakan keyakinan seseorang dengan kekerasan atau dengan cara yang
tidak halus akan mengakibatkan orang lain bersikap hiprokit atau muafik. c. Agree in disagreement (setuju dalam perbedaan) Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang perbedaan selalu ada didunia ini. d. Saling mengerti Tidak akan terjadi saling menghormati antar sesama orang lain bila tidak ada saling mengrti, saling membenci, saling berbuat pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. e. Kesadaran dan kejujuran Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran dan kepolosan sikap laku. 3. Pentingnya Sikap Toleran dalam Kehidupan Plural Di Negara kita mayoritas beragama Islam, namun sikap toleran tetap menjadi agenda yang pertama dan sangat penting dalam kehidupan. Pemerintah juga mencanangkan tri kerukunan hidup beragama, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Dari tri kerukunan hidup beragama tersebut, pemerintah juga menghendaki adanya sikap toleran antar umat beragama, serta memberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan
keyakinan masing – masing, yang tetap menjaga kerukunan umat beragama.Allah berfirman : Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah maka sesumgguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al.Baqoroh : 256) Dari kedua ayat di atas tentunya sudah jelas bahwa tidak adanya paksaan untuk memeluk suatu agama. Islam datang tidak hanya mempertahankan agamanya, akan tetapi juga harus mengakui keberadaan agama – agama. Karena hal ini bertujuan untuk menjaga kerukunan antar sesama serta menghormati antar pemeluk – pemeluk agama. Terjalinnya kerukunan serta terjadinya sikap toleran antar agama akan memungkinkan dan memudahkan untuk bekerja sama. Dapat dikatakan mewujudkan kerukunan antar umat beragama merupakan usaha untuk mendorong setiap pengenut konsekuen dengan agama itu, sehingga keberagamaannya bukan hanya dalam bentuk pengakuan atau anutan saja, tetapi dapat memberi nilai dan manfaat bagi dirinya dan masyarakat (Al Munawar, 2003:25).
Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam kehidupan plural merupakan bagian usaha untuk menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing – masing. Selain itu dengan adanya toleransi antara pemeluk agama masing masing dapat mewujudkan masyarakat yang religius. Keindahan masyarakat yang religius, tercermin dari adanya kerja sama antar sesama golongan dalam masyarakat itu sendiri. Islam memang merupakan agama misi, namun tetap menekankan sikap toleransi (tasamuh/tepa selira) dalam persebaran islam. Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian diantara manusia, akan tetapi islam mengajarkan untuk saling bersikap toleran dan menghormati agama lain.Karena hal ini akan menghindarkan kekerasan dalam beragama.Kekerasan merupakam sebuah tindakan yang membahayakan manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal (kedalam) dan eksternal (keluar) (Abdussami dan Tahir:120). Untuk menjaga kerukunan antar agama, maka diperlukan etik pergaulan antar umat beragama. Etik tersebut menurut (Al-Munawar, 2003 : 11) yaitu : pertama, saling menerima, tiap subyek menerima subyek lain dengan segala keberadaannya, dan bukan menurut
kehendak dan kemauan subyek pertama. Dengan pengertian, setaiap golongan umut beragama menerina golongan agama lain, tanpa memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan. Allah berfirman : Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunngguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar. (Qs. Al Hujurot : 13) Dalam Al Qur’an pun juga dijelaskan bahwa setiap golongan untuk bisa saling kenal – mengenal dengan golongan yang lain, tanpa memperhitungkan kekurangan serta perbedaan. Kedua, sikap saling mempercayai merupakan kenyataan dan pernyataan dari saling menerima. Hambatan utama dalam memelihara keharmonisan pergaulan yaitu bila hilang sikap saling mempercayai dan berganti dengan sikap saling berprasangka serta saling mencurigai. Langgeng atau tidaknya, retak atau tidaknya pergaulan baik antara pribadi maupun antar golongan sangat ditentukan oleh bertahan atau tidaknya sikap saling mempercayai. Kerukunan dalam pergaulan
hidup antar umat beragama akan tetap terpelihara yaitu dengan saling mempercayai antara satu golongan agama dengan agama lain. Ketiga, prinsip berpikir positif. Dalam pergaulan, manusia selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Tiap masalah mengandung nilai positif dan negatif yang memerlukan pemecahan. Dan penyelesaian. Karena itu, tiap pihak harus berusaha agar tiap masalah yang timbul dihadapi, dipecahkan dan diselesaikan secara obyektif dengan cara berpikir positif.
C. Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari sikap kelapangan dada terhadap orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut (Daud, 1998: 80). Jelas bahwa toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri (Said, 2003: 13). Dengan kata lain, pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang prinsipil. Sebenarnya toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-Qur'an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujarat : 13) (Depag, 1989:847). Ayat tersebut menunjukkan adanya ketatanan manusia yang essensial
dengan
mengabaikan
perbedaan-perbedaan
yang
memisahkan antara golongan yang satu dengan golongan yang lain, manusia merupakan tiap keluarga besar. Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup umat beragama secara mantap dalam bentuk : a. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah. b. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi. c. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta
pengamalan agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama. d. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya
dijadikan
sebagai
pedoman
bersama
dalam
melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan. Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilainilai kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam
komunitas
masyarakat
mulya
(Makromah),
yakni
komunitas warganya memiliki kualitas ketaqwaan dan nilai-nilai solidaritas sosial. e. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan
yang
mengarahkan
kepada
nilai-nilai
Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilainilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan. f. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
g. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama. D. Macam-Macam Sikap Toleransi Di dalam memaknai toleransi ini terdapat dua penafsiran tentang konsep tersebut. Pertama, penafsiran negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan, yang kedua adalah penafsiran positif yaitu menyatakan bahwa toleransi tidak hanya sekedar seperti pertama (penafsiran negatif) tetapi harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain (Maskuri, 2001: 13). Selain itu toleransi mempunyai unsur-unsur yang harus ditekankan dalam mengekspresikannya terhadap orang lain. Unsur-unsur tersebut adalah: 1. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan Dimana setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun berkehendak menurut dirinya sendiri dan juga di dalam memilih suatu agama atau kepercayaan. Kebebasan ini diberikan sejak manusia lahir sampai nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan yang manusia miliki tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang lain dengan cara apapun. Karena kebebasan itu adalah datangnya dari Tuhan YME yang harus dijaga dan dilindungi. Di setiap negara melindungi kebebasan-kebebasan setiap manusia baik
dalam undang-Undang maupun dalam peraturan yang ada. Begitu pula di dalam memilih satu agama atau kepercayaan yang diyakini, manusia berhak dan bebas dalam memilihnya tanpa ada paksaan dari siapapun (Maskuri, 2001: 202). 2. Mengakui Hak Setiap Orang Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap atau perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain, karenam kalau demikian, kehidupan di dalam masyarakat akan kacau. 3. Menghormati Keyakinan Orang Lain Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada orang atau golongan yang memonopoli kebenaran dan landasan ini disertai catatan bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-masing orang.
4. Saling Mengerti Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila mereka tidak ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain (Umar, 1990:23). Sedangkan toleransi dalam pergaulan hidup antara
umat beragama yang didasarkan pada tiap-tiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri, mempunyai bentuk ibadah (ritual)
dengan
sistem
dan
cara
tersendiri
yang
ditaklifkan
(dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang pemeluknya atas dasar itu. Maka toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama, dalam masalahmasalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum (Said, 2003:14). Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah menurut ajaran dan ketentuan agama masingmasing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun. Secara teknis pelaksanaan sikap toleransi beragama yang dilaksanakan di dalam masyarakat
lebih
banyak
dikaitkan
dengan
kebebasan
dan
kemerdekaan menginterprestasikan serta mengekspresikan ajaran agama masing-masing. 5. Kebebasan Beragama Kebebasan memeluk suatu agama atau beragama sebagai salah satu hak yang esensial bagi kehidupan manusia, karena kebebasan untuk memilih agama datangnya dari hakekat manusia serta martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, bukan dari orang lain atau dari orang tua.
Untuk itu di dalam menganut atau memilih suatu agama tidak bisa dipaksakan oleh siapapun. Di Indonesia dalam peraturan undangundang disebutkan pada pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: "Negara menjamin
kemerdekaan
tiap-tiapm
penduduk
untuk
memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu". Hal ini jelas bahwa negara sendiri menjamin penduduknya
dalam
memilih
dan
keyakinannya
masing-masing serta
memeluk menjamin
agama
ataum
dan melindungi
penduduknya di dalam menjalankan peribadatan menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Masyarakat Islam memiliki sifat yang pluralistik dan sangat toleran terhadap berbagai, kelompok sosial dan keagamaan karena hidup bermasyarakat merupakan suatu kebutuhan dasar hidup manusia agar tujuan hidup manusia dapat diwujudkan, karena bila terbentuk suatu kehidupan berdasarkan persaudaraan, penuh kasih sayang dan harmoni (Munir, 1989:50). Toleransi pada kaum muslimin seperti yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut: 1. Tidak boleh memaksakan suatu agama pada orang lain Di dalam agama Islam orang muslim tidak boleh melakukan pemaksaan pada kaum agama lainnya, karena memaksakan suatu agama bertentangan dengan firman Allah SWT di dalam surat AlKafirun ayat1-6.
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kafirun ayat 1-6)(Depag, 1989:1112). Disitu dijelaskan bahwa orang-orang muslim tidak menyembah apa yang di sembah oleh orang-orang kafir, begitu pula orang-orang kafir tidak menyembah apa yang di sembah oleh orang muslimin. Disitu juga dijelaskan bahwa bagi kita agama kita (orang muslim) dan bagi mereka agama mereka (orang kafir). 2. Tidak boleh memusuhi orang-orang selain muslim atau kafir Perintah Nabi untuk melindungi orang-orang selain muslim seperti yang dilakukan oleh Nabi waktu berada di Madinah. Kaum Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya sedikit dilindungi baik keamanannya maupun dalam beribadah. Kaum muslimin dianjurkan untuk bisa hidup damai dengan masyarakat sesamanya walaupun berbeda keyakinan.
3. Hidup rukun dan damai dengan sesama manusia Hidup rukun antar kaum muslimin maupun non muslimin seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW akan membawa kehidupan yang damai dan sentosa, selain itu juga dianjurkan untuk bersikap lembut
pada sesama manusia baik yang beragama Islam maupun yang beragama Nasrani atau Yahudi (Yunus, 1994:5). 4. Saling tolong menolong dengan sesama manusia Dengan hidup rukun dan saling tolong menolong sesama manusia akan membuat hidup di dunia yang damai dan tenang. Nabi memerintahkan untuk saling menolong dan membantu dengan sesamanya tanpa memandang suku dan agama yang dipeluknya. Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut:
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah : 2) (Depag, 1989:156) Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa di dalam Al-Qur'an dijelaskan dengan sikap tolong menolong hanya pada kaum muslimin tetapi dianjurkan untuk tolong menolong kepada sesama manusia baik itu yang beragama Islam maupun non Islam. Selain itu juga seorang muslim dianjurkan untuk berbuat kebaikan di muka bumi ini dengan sesama makhluk Tuhan dan tidak diperbolehkan untuk berbuat kejahatan pada manusia. Selain itu juga dilarang tolong menolong dalam perbuatan yang tidak baik (perbuatan keji atau dosa).
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
E. Gambaran Umum Rusunawa 1. Profil umum rusunawa Rusunawa Kota Salatiga terletak di Desa cabean Kelurahan Mangunsari
Kecamatan
sidomukti.Pemerintah
Kota
Salatiga
membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dibangun di atas tanah milik pemerintah kota Salatiga yang terletak di di Cabean, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti atau dibelakang pabrik Kevit Salatiga. Rusunawa ini menampung para karyawan swasta dan negeri yang belum memiliki rumah sendiri. Rusunawa
juga akan
menjadi pemukiman dan konsepnya tidak memindahkan orang-orang yang berasal dari kawasan kumuh, seperti halnya Rusunawa yang ada di Jakarta.
Proses pembangunan rusunawa pada awalnya ditolak oleh warga sekitar rusunawa dengan beberapa alasan, tetapi pemkot salatiga berhasil memberi penjelasan dan manfaat dengan dibangunya rusunawa di kota Salatiga, rusunawa adalah permukiman, bukan pabrik atau industri dan pemkot
membangun di tanah milik pemkot
sendiri.Pembangunan rusunawa ini adalah pengajuan pemkot Salatiga kepada pemerintah pusat, jadi dana pembangunan rusunawa ini berasal dari APBN. Usaha yang dilakukan untuk mencari dana pembangunan Rusunawa itu tidak gampang, karena proposal diajukan tahun 2007 dan di acc oleh pemerintah pusat lewat Kementrian PU dan dilaksanakan pembangunanya oleh Pemkot Salatiga Dinas Cipta Karu. Rusunawa yang akan dibangun di Cabean, nantinya dipergunakan untuk penduduk Salatiga yang berpenghasilan rendah dan belum memiliki rumah sendiri. Rusunawa itu juga akan dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) tersendiri. Bangunan berupa dua twin block lima lantai berkapasitas 192 unit kamar dengan luas 24 meter persegi dan terdiri empat lantai. Lantai dasar digunakan untuk fasilitas umum (fasum) dan lantai pertama hingga lantai keempat digunakan untuk tempat tinggal para penghuni. Peresmian rusunawa kota salatiga dilakukan langsung oleh Walikota Salatiga Yuliyanto, SE., MM, di aula Rusunawa Blok I Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Muh. Haris, SS., M.Si., Wakil Ketua DPRD M. Fathurrahman, Kepala Dinas Cipkataru
Drs. Tejo Suprianto, Kasatlantas Polres Salatiga, Camat, Muspika, Lurah, dan tokoh masyarakat di RT 03 RW 14, Cabean, Kelurahan Mangunsari. dan sebelum peresmian secara simbolis oleh wali kota semua warga yang telah terdaftar sebagai penghuni rusunawa telah bertempat tinggal di rusunawa yaitu mulai awal bulan Desember 2012. Walikota menyampaikan ucapan selamat kepada penghuni rusunawa yang baru saja menempati rumahnya.“Semoga fasilitas hunian ini bisa menjadi tempat yang layak bagi bapak dan ibu semua. Saya berdoa semoga Rusunawa ini hanya menjadi hunian sementara, istilahnya mampir ngombe saja, sehingga bapak ibu semua bisa membeli lahan untuk membangun rumah sendiri tanpa harus menyewa, diharapkan warga Rusunawa dapat berbaur dengan warga asli Cabean sehingga tercipta masyarakat yang harmonis,” doa Walikota. Penghuni atau warga rusunawa kita bersama-sama manfaatkan Rusunawa ini dengan sebaik-baiknya dan menjaga bersama fasilitas yang ada.Jangan mentang-mentang
telah membayar terus
acuh
terhadap Rusunawa ini. Rusunawa telah dioperasionalkan sejak awal Desember 2012 lalu. Tiap ruang terdiri kamar tamu, satu kamar tidur, satu kamar mandi, satu dapur serta balkon.Dan dalam perkembanganya rusunawa muali di benahi dan di rapikan agar menjadi aman, indah dan nyaman bagi penghuni rusunawa maupun bagi orang yang berkunjung atau melihat
rusunawa. Kamar yang ada di rusunawa telah penuh, pengelola juga telah memberikan peraturan tentang penggunaan kamar sewa rusunawa bagi penyewa, hal ini diharapkan semoga gedung tetap terjaga keindahannya dan tetap terjaga bangunannya.Penghuni rusunawa ini bermacam macam dari segi pekerjaan, kepercayaan dan asal mula, tetapi lebih banyak pekerja atau buruh yang ada di rusunawa.
2. Pengelola dan Penghuni Pengelola rusunawa adalah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga yang dalam hal ini dilaksanakan oleh UPTD Rusunawa, pengelola mempunyai tanggung jawab untuk mengelola rusunawa, dari segi kebersihan, kelayakan hunian, perawatan gedung, pendataan penghuni atau warga rusunawa, member surat tagihan, melayani pembayaran sewa air dan listrik, dan memberikan kegiatan dan fasilitas kepada penghuni rusunawa. Penghuni rusunawa ini adalah warga kota Salatiga dan sekitarnya, warga dapat menghuni ruusnawa dengan cara mendaftarkan diri kepada petugas di kantor UPTD. Penghuni rusunawa terdiri dari latarbelakang yang berbeda-beda seperti pekerjaan, keyakinan, kebiasaan dan daerah yang berbeda-beda. Penghuni rusunawa mendapatkan satu kamar rusunawa yang disi oleh kepala keluarga dan anggota keluarga.
3. Sarana Prasarana Berikutadalah data saranadanprasarana yang ada di Rusunawa Kota Salatiga. No
Jenis Barang
Jumalah
Keterangan
1.
Gedung Rusunawa
2 Gedung
Baik
2.
Kamar Rusunawa
192 kamar
Baik
3.
Kantor UPTD
1 kantor
Baik
4.
Kantor Kepala UPTD
1 kantor
Baik
5.
Kantor Cleaning Servis
2 kantor
Baik
6.
Toilet umum
2 Buah
Baik
7.
Tempat Parkir
4 temapat
Baik
8.
Mushola
1 buah
Baik
9.
Tempat Tenis meja
1 buah
Baik
10. Lapangan voly
1 buah
Baik
11. Ruang pertemuan
2 buah
Baik
12. Papan Informasi
4 buah
Baik
Sarana prasarana yang sifatnya umum. Adapun kamar huniaan berisi ruang tamu , ruang istirahat atau tidur, ruang dapur, kamar mandi dan tempat jemur. 4. Teknis persewaan Adapun persewaan di rusunawa kota salatiga berbeda-beda.
No
Lantai
Beban Sewa
1.
Lantai I
150.000,-
2.
Lantai II
130.000,-
3.
Lantai III
110.000,-
4.
Lantai IV
90.000,-
Adapun sewa diatas adalah sewa tempat perbulan, belum termasuk bayar tagihan listrik dan air, sesuai dengan kebutuhan masing masing. 5. Penghuni Rusunawa Penghuni rusunawa Cabean Kota Salatiga terdiri dari beberapa unsur dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini nampak dari kegiatan keseharian yang bersifat individu atau pekerjaan seperti PNS, karyawan, buruh pabrik, pengusaha, pedagang, wirasuasta, ibu rumah tangga atau yang lain, mereka campur menjadi satu yaitu menjadi penghuni rusunawa. Dalam hal agama atau kepercayaan juga tidak Cuma ada satu agama atau kepercayaan, hal ini sebagai bukti bahwa rusunawa ini adalh milik masyarakat secara umum bukan milik kelompok, dalam segi agama ada penghuni yang memeluk agama Islam da nada penghuni yang memeluk agama Kristen dan ada yang mempercayai aliran. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 11 Responden penelitian yaitu sebagi berikut : NO
NAMA
AGAMA
ALAMAT
1.
Bapak Sujisno
Ketua
TB I Lt I No 01
Paguyuban 2.
Bapak Aji Nugroho
3.
Bapak Agustinus Yulius
4.
Islam
TB I Lt I No 13
Kristen
TB I Lt III No 11
Ibu Maimunah
Islam
TB II Lt II No 15
5.
Ibu Sri Mulyani
Kristen
TB I Lt IV No 05
6.
Bu Erti
Kristen
TB I Lt IV No 22
7.
Mas Fais
Islam
TB I Lt IV No 20
8.
Mas Doni Saragi
Krisren
TB II Lt Iv No 22
9.
Mas Candra
Kristen
TB I Lt III No 12
10.
Bapak Sudaji
Islam
TB II Lt III No 07
11.
Mas Mustagfirin
Islam
TB I Lt IV No 20
12.
Mas Irwan
Islam
Kantor UPTD
Sedangkan data jumlah penghuni rusun secara terperinci belumada, tetapi seluruh unit kamar yang ada dirusunawa telah dihuni dan ditempatim jadi ada 192 Kepala keluarga yang menjadi penghuni rusunawa. F. Kegiatan – kegiatan di Rusunawa 1. Kegiatan sosial Kegiatan yang ada dirusunawa bermacam-macam, adapun kegiatan yang sifatnya sosial antara lain (W I): a. Bersih-bersih halaman rusunawa Kegiatan ini dilakukan setiap sebulan sekali, dan dibebankan kepada semua warga rusunawa.
b. Iuaran untuk dana sosial Iuaran ini sifatnya adalah wajib bagi semua penghuni rusunawa jika ada salah satu dari warga rusunawa membutuhkan bantuan, lagi mempunyai hajat, kena musibah dan lain-lain. c. Peringatan harlah rusunawa Kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati harlah rusunawa atau dalam rangka memperingati peresmian rusunawa, kegiatan ini seperti do’abersama, jalan santai, tanggap reog atau jatilan, lomba-lomba. d. Peringatan 17 Agustus Dalam memperingati 17 Agustus warga rusunawa bekerja bakti dan iuran bersama untuk mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati 17 Agustus. e. Rapat Bulanan Rapat ini di ikuti oleh penghuni rusunawa, dalam kegiatan ini membahas tentang kegiatan rusunawa, permasalahan-permasalahan sehari-hari di rusunawa, evaluasi kegiatan di rusunawa dan lain sebagianya. f. Sanggar anak-anak Kegiatan ini dilakukan setiap minggu pagi, di ikuti oleh anak-anak yang ada di rusunawa, kegiatan ini berisikan latihan menggambar, bermain bersama, belajar bersama.Dengan tujuan agar anakanakrusunawa tidak jauh dari tempat tinggalnya (W VIII).
g. Posyandu dan Arisan Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekai di aula rusunawa kota Salatiga, sedangkan kegiatan arisan diikuti oleh ibuibu yang ada di rusunawa adakalanya arisan satu lantai adakalanya arisan satugedung, sesuai dengan kelompok masing-masing.
h. Bank sampah Yaitu tempat untuk mengumpulkan sampah sesuai dengan jenisnya, dan nanti diganti uang sesuai dengan jenis dan bobot sampahnya. Uang ini digunakan untuk kegiatan yang ada di rusunawa. 2. Kegiatan Keagamaan a. Sholat tarawih Kegiatan ini dilakukan apabila bulan Ramadhan, kegiatan ini diikuti oleh warga yang beragama islam, dan dalam kegiatan ini juga terdapat kultum yang disampaikan oleh sesepuh rusunawa, dan warga yang beragama muslim di minta shodaqoh makanan atau jajan secara bergantian (W II). b. Yasinan Kegiatan ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan setiap malam jum’at bagi warga yang beragama muslim, waktu
pelaksanaan setelah sholat magrib berjamaah di mushola, dan di ahiri dengan kajian kajian islami. c. Pengajian rutin ibu-ibu Pengajian ini dilakukan setiap satu bulan sekali di adakan di mushola atau di aula rusunawa yang di ikuti ibu-ibu muslimah rusunawa.
d. Peringatan Natal Kegiatan ini dilakukan oleh umat Kristen atau Nasrani yang ada di rusunawa kota Salatiga, kegiatan ini dilakukan setahun sekali dalam rangka memperingati hari natal (W III). e. Sholat jama’ah Sholat jama’ah ini dilakukan di mushola rusunawa, dilakukan setiap waktu sholat tiba, dan di lanjutkan dengan ngaji bersama yang di ikuti anak-anak rusunawa, dalam rangka belajar Al Qur’an. f. Ibadah kebaktian Ibadah ini dilakukan oleh warga rusunawa yang beragama Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah pindah sesuai dengan jadwal yang sudah di agendakan oleh pengurus, dan kegiatan warga nasrani secara bersama kadang di tempat warga nasrani ataujuga di aula rusunawa (W V). g. Kegiatan kelompok persekutuan
Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali, di ikuti oleh warga yang beragam Kristen atau Nasrani, kegiatan ini berpindah-pindah dari satu tempat tinggal warga ketempat tinggal warga Kristen yang lain. Dalam penelitian ini penelti melibatkan Pengelolaatau UPTD, Pengurus Paguyuban, pemeluk agama Islam dan Kristen.
BAB IV SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA
G. Implementasi Sikap Toleransi di Rusunawa Dalam peneiltian ini penulis meneliti beberapa sikap toleransi yang ada dan di lakukan oleh antar umat beragama yang ada di rusunawa. Diataranya sikap toleransi ini adalah: 1. Menghormati keyakinan orang lain 2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan 3. Saling membantu antara umat beragama 4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti 5. Hidup rukun dan damai 6. Tidak memusuhi agama lain 7. Menjaga keamanan dan ketenangan
Dalam implementasi sikap toleransi antar umat beragama akan di bahas di bab selanjutnya. Ada beberapa sikap toleransi yang sudah di implementasikan oleh warga atau penghuni rusunawa dengan warga lain yang berbeda agama, implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa adalah sebagai berikut 1. Menghormati keyakinan orang lain Dalam menjalani rutinitas di rusunawa warga saling bertemu, saling berkumpul dan saling bekerjasama karena mereka hidup bersama-sama dalam menjalani kegiatan di rusunawa. Kebanyakan dari warga yang tinggal dirusunwa pada awalnya tidak faham dengan apa agama yang dianut oleh tetangga atau penghuni yan lain mereka lebih mengutamakan persaudaraan dan pengenalkan dengan tetangga dan lingkungan sekitar, lama kelamaan juga bisa faham (W 3). Setelah berproses dan hidup bersama-sama mereka mulai mengenal agama tetanga dan penghuni lain, tetapi setelah mereka faham dan mengerti apa agamanya mereka tidak lantas mengurangi intensitas dalam bertemu, berbicara dan saling membantu, kegiatan seperti biasanya tetap berjalan, tetapi mulai membedakan bahan obrolan yang sekiranya tidak membahsa tentang keagamaan yang bisa membuat penghuni yang lain yang beda agama terusik atau terganggu dengan keyakinannya.
Rasa saling menghormati keyakinan antar umat beragama saling dijaga, karena mereka faham bahwa kita hidup bersama-sama di tempat yang sama maka harus bisa saling menghormati dalam hal agama atau keyakinan masing-masing (W IV). Hal ini menandakan bahwa implementasi sikap saling menghormati keyakinan agama lain yang ada di rusunawa telah berjalkan dan saling membutuhkan. 2. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan. Ada banyak sekai kegiatan-kegiatan yang ada di rusunawa baik dalam segi kegiatan sosial maupunkegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang ada di rusunawa timbul dari pemeluk agama masingmasing, yang berusaha membuat kegiatan keagamaan yang dapat di laksanakan secara pribadi maupun
secara bersama-sama. Dalam
melaksanakan kegiatan keagamaan pengurus atau ketua kelompok agama di berikan kebebasan dalam menjalankan kegiatan kegiatan keagamaan (W I). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh pemeluk agama yang ada di rusunawa ini, seperti kegiatan keagamaan yang sifatnya pribadi seperti orang muslim sholat, membaca Al Qur’an dengan suara keras orang non muslim tidak merasa terganggu justru mereka mempersilahkan untuk meneruskan dan menjaga kegiatan tersebut (W V). Begitupun sebaliknya jika orang Nasrani menjalankan kegiatan peribadahan orang Muslim juga tidak merasa terganggu dan tidak
menyalahkan apa yang dilakukan oleh orang Nasrani karena menurut mereka menjalankan kegiatan keamaan itu adalah kewajiban setiap pemeluk agama (W VII). Ini menandakan bahwa warga rusunawa mempunyai kebebasan dalam menjalankan ibadah secara pribadi dan sesuai dengan keyakinan pribadi-pribadi. Begitu juga ketika kegiatan keagamaan yang sifatnya bersamasama pengikut agama atau kepercayaan meminta izin dulu dengan pengurus paguyuban atau dengan UPT rusunawa selaku pengelola rusunawa (W I). Seperti ketika umat orang Muslim mengadakan kegiatan keagamaan Yasinan maka harus izin dengan pengurus paguyuban atau pengurus UPT rusunawa, pengurus UPT juga memperbolehkan dan malah memberi fasilitas mushola untuk beribadah orang-orang muslim (W X). pemeluk agama lain juga sama di berikan kelonggaran dan kebebasan dalam menjalankan ibadah keagamaan sesuai dengan praktek ajaran agama orang muslim, seperti ibadah kebaktian yang dijalankan oleh orang Nasrani atau Kristen (W III). Selain itu juga secara individu kegiatan kegamaan yang dilakukan secara bersama-sama juga tidak masalah terhadap pemeluk agama yang lain, asal tidak mengganngu yang lain dan memperhatikan waktu kegiatan (W II). Maka pelaksanaan implementasi sikap toleran dalam hal memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan kepada agama lain telah berjalan.
3. Saling membantu antar umat beragama Kehidupan bermasyarakat dengan orang banyak adalah hal yang tidak bisa di pungkiri, karena sifat manusia yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain, tetapi bagaimana ketika orang yangmembantu itu adalah orang yang tidak seagama. Hal ini terjadi di rusunawa kota Salatiga, banyaknya penghuni, banyaknya kegiatan membuat sosialisasi dan interaksi sering terjadi. Hal ini terjadi ketika salah seseorang dari anggota rusunawa membutuhkan bantuan yang lain, maka warga rusunawa tidak pandang pilih untuk membantu entah itu beda agama atau tidak (W VI). Seperti ketika tetangga membutuhkan bantuan dana, bantuan tenaga maupun bantuan barang maka bagaiman caranya agar bisa membantu.Bantuan yang diberikan entah sesuai dengan kehendak yang dibantu atau tidak tapi kita niat membantu semaksimal mungki tanpa melihat latar belakang agama (W V). Dalam kegiatan-kegiatan besar warga rusunawa juga saling membantu dan saling bekerja sama seperti dalam kegiatan kerja bakti, bersih bersih dan lain-lain (W IX). Hal ini dapat dirasakan ketika kita bekerja bareng tidak ada yang merasa di kucilkan dan merasa nyaman dan senang dengan perbedaan agama. Bukan islam kerja bakti dengan atau ataupun agama yang lain, tetapi ini dilaksanakan secara bersamasama dan dengan rasa memiliki tanggung jawab bersama-sama.
Kegiatan besar lain seperti ketika ada salah satu dari penghuni rusunawa yang beragama Islam mempunyai hajat walimah maka semua warga baik muslim atau non muslim ikut membantu bersamasama (W V). Begitu pula ketika warga pemeluk agama Kristen atau nasrani membuat kegiatan keagamaan yang besar orang orang muslim juga ikut membantu dalam menyiapkan acara seperti membantu masak, nyuci piring, membersihkan tempat acara tetapi tidak ikut acara ibadahnay a (W IV). 4. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti Manusia mempunyai hak yang berbeda-beda, kebebsan dalam melakukan kegiatan keseharian adalah hak dari manusi tersebut. Hak itu juga yang dirasanakan penghuni rusunwa, bagaimana dalam menjalani hidup bersama ini saling memahami dan saling mengerti apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan oleh tetangga. Bahwa penghuni rusunawa mempunyai hak untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, bekerja dan melaksanakan kegiatan ibadah, maka harus ada rasa saling memahami atau mengerti dengan yang lain. Memperbolehkan orang muslim untuk melaksanakan kegiatan jama’ah sholat di mushola dan memanfaatkan mushola dengan kegiatan kegiatan keagamaan (W III), bahwa kesadaran untuk saling mengerti dan memahami bahwa setiap pemeluk agama mempunyaihak untuk melaksanakan kegiatan keagamaan adalah hal yang telah terjalankan di rusunawa.
Kegiatan yang sifatnya individu baik kegamaan ataupun sosial juga dilakukan oleh orang-orang nasrani yang ada di rusunawa, orang muslim juga memberikan kebebasan dan mempersilahkan untuk menjalankan kegiatan tersebut (W X). hal ini mengambarkan bahwa memahami kalau setiap manusia mempunyai hak adalah perlu di mengerti dan di aplikasikan oleh masyarakat rusunawa yang berbeda agama. 5. Hidup rukun dan damai Setiap manusia pasti menginginkan kerukukan dan kedamaian dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.Begitu pula masyarakat yang ada dirusunawa, dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan saling rukun dan tanpa ada perselisihan apapun, hal ini terbukti bahwa selama ini keseharian yang di lalui di rusunawa penuh dengan kerukunan antar umat Bergama dan adanya kedamaian yang tenang dan nyaman dan aman (W III). Dalam aktifitas sehari-hari dapat dilihat bagaimana interaksi hubungan orang Muslim dengan Nasrani, ketika bertemu saling menyapa, saling senyum, ketika ngobrol saling menerima pendapat dan memahami hak orang lain dan saling gotong royong (W II), hal ini mewujudkan bahwa kerukunan dan rukun di butuhkan oleh penghuni rusunawa terutama kerukunan antar umat beragama yang ada di rusunawa, dalam rangka mengimplementasikan sikap toleransi. 6. Tidak memusuhi agama lain
Beragama dan memilih agama adalah kebebasa orang lain, maka pemeluk agama dalam menjalankan agama yang di ikuti tidak memusuhi dan menyalahkan agama lain. Dalam kegiatan sehari-hari warga rusunawa berfokus kepada urusan pribadi-pribadi masing masing dan urusan pekerjaannya mereka tidak memikirkan apalagi menyalahkan untuk memusuhi agama lain selain yang di peluknya (W II). Factor kejawaan juga mempengaruhi proses interaksi sehari-hari di rusunawa,
ada
tujuan
bersama-sama
untuk
saling
menjaga,
menghormati, sopan santun dan memeliharah kehidupan rusunawa yang rukun maka faktor kejawaan atau sopan santun orang jawalah yang mebuat rasa saling memiliki, berteman dan tidak saling menyalahkan terjaga dan terus ada di rusunawa (W I). Dalam kegiatan keagamaan juga ada rasa saling mengerti dan mengalah, ketika ada acara keagamaan yang bersamaan maka harus mengalah dan professional (W III), seperti ketika orang muslim mengadak kegiatan ternyata orang Kristen juga mengadak kegiatan maka salah satu harus mengalah entah mengundurkan waktu atau mengganti waktu acara atau dengan mengganti acara lain yang tidak mengganggu dengan acara orang muslim. 7. Menjaga kemanan dan ketenangan Kehidupan dirusunawa selama ini kondusif dari segi keamanan mapun ketenangan di rusunawa, hal ini bisa terwujud karena adanya
kerja sama dan saling memuliki antara penghuni rusun dengan pengelola rusunawa (W IX). Hal ini dilaksanakan dengan mengadakan rapat bersama-sama anatara warga rusun yang berbeda-beda agama untuk bersama-sama membuat kegiatan dalam rangka menjaga keamanan dan ketenangan atau menbuat aturan aturan yang di sepakati bersama dalam rangka mewujudkan keamanan (W VIII). Hal ini dapat dilihat selama ini dalam interaksi antar umat beragama belum ada konflik antar umat beragama satu dengan yang lain (W IV), hal ini dapat terwujud karena proses toleransi yang terus berjalan dan slaing menghormati sebagai satu pondasi dalam menjaga kebersamaan yang ada di rusunwa. Dan belum pernah ada salah satu oknum agama yang menghalang-halangi kegiatan keagamaan dan berbuat negatif dalam rangka menggagalkan kegiatan kegamaan yang ada di rusunawa. Inilah implementasi sikap toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa kota Salatiga, yang selalu berjalan dan di sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi oleh penghuni rusunawa dalam mengimplementasikan sikap tolrensi dengan penghuni satu atau warga lain yang beda agama.
H. Faktor-foaktor yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi di Rusunawa Kota Salatiga
Dalam mengimplementasikan sikap toleransi antar umat beragama di rusunwa ada beberapa factor yang mempengaruhi
terjadinya
implementasi sikap toleransi antar umat beragama: h. Memperkuat dasar-dasar kerukunan
antar umat beragama serta
pengelola rusun dan paguyuban rusunawa dalam rangka menjalankan kehidupan yang penuh dengan rasa toleransi dan bersikap toleran. Dalam pelaksanannya kegiatan yang ada dirusunawa melibatkannsemua penghuni rusunawa yang berbeda-beda agama, dan saling menerapkan sikap kerukunan antar umat beragama dalam setiap kegiatan dan didalam kehidupan sehari-hari (W II). i. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, aman, damai dan rukun dalam rangka memantapkan hubungan persaudaraan antar penghuni rusunawa dan penghayatan agama dalam rangka pengamalan ajaran agama masing masing. Dalam setiap kegiatan yang ada dirusunawa dilakukan dengan guyub, rukun dan dalam suasana yang kondusif, baik kegiatan yang sifatnya dilaksankan oleh semua penghuni rusun ataupun kegiatan yang sifatnya dilaksanakan oleh kelompok agama masing-masing, seperti kegiatan keagamaan kebaktian, kegiatan kelompok persekutuan atau kegiatan penghuni yang Bergama Islam (W III). j. Melakukan kegiatan kegiatan yang dapat melibatkan semua unsur dan semua agama yang ada di rusunawa yang fungsinya dijadikan sebagai wahana berkumpul, wahana silaturohim dan wahan saling bertukar ilmu
dan fikiran atau gagasan .Dari sisi ini maka kita dapat mengambil manfaatnya
bahwa dalam komunitas masyarakat, yakni komunitas
warganya rusunawa memiliki kualitas ketaqwaan, mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilai solidaritas sosial yang tingi. k. Melakukan pendalaman ilmu keagamaan dan mempelajrai sikap sikap toleran yang dapat menumbuhkan toleransi antar umat beragama yang ada di rusunawa. Hal ini dilakukan oleh penghuni rusunawa disetiap kegiatan keagamaannya, dalam kegiatan keagamaan misal yang ada di agama Islam dalam setiap kegiatan agama Islam seperti Yasinan atau pengajian rutin ibu-ibu disitu ada sesi moidhoh hasanah oleh seorang ustadz yang memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kehidupan yang saling menghargai, gotong royong dan saling menghormati (W II). l. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat di rusunawa, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan hiasan yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama. m. Membuat kegiatan atau acara yang dapat mengumpulkan semua warga seperti peringatan Harlah rusunawa, memperingati tujuh belas agustus dan pertemuan bulanan. Hal ini dilakukan sebagi bentuk rasa memiliki warga atau penghuni rusunawa terhadap rusunawa itu sendiri, bagaiman penghuni dapat bersama-sama bekerja dan memelihara dan membuat kegiatan rusunawa secara bersama-sama (W X). n. Adanya tabiat ketimuran atau kejawaan seperti teplosiro, pekewoh bagi penghuni rusunawa dalam menjalani kehidupan dan menerapkan sikap
toleransi antar umat beragama. Penghuni rusunawa dalam kehidupan sehari-hari masih menerapkan sopan santun, saling menghormati dan menghargai. Hal sederhana yang biasa dilakukan npenghuni rusunawa adalah saling sapa, saling Tanya kabar dan saling bertamu atau mengunjungiu (WI). o. Penghuni rusunawa lahir dari berbagai golongan sosial maka membutuhkan asas kebutuhan dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari status pekerjaan penghuni rusunawa ada yang bekerja sebagai karyawan kantor, buruh pabrik, guru, ibu rumah tangga, wirasuwasta dan lain-lain yang mana hal tersebut bisa mempengaruhi kebutuhan mereka terhadap yang lain, seperti ketika penghuni yang kurang mampu terkena musibah, maka penghuni lain saling memberikan bantuan terhadap penghuni yang terkena musibah tersebut. (W IV). I. Keterbatasan Penelitian Penelitian dilakukan oleh peneliti banyak mengalami keterbatasan, diantaranya : 1) Cara memperoleh data, data yang ada di pengelola Rusunawa Cabean Kota Salatiga belum terbukukan, jadi peneliti harus membuka data satu persatu berkaitan dengan data tentang rusunawa. 2) Dalam pelaksanaan observasi dan wawancara penghuni rusunawa banyak yang kerja dan waktunya terbatas. 3) Banyak kegiatan atau efen rusunawa tidak terdokumentasi
4) Segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti berupa sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori kurang maksimal sehingga ini menjadi kekurangan dan keterbatasan peneliti. 5) Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian belum bisa tinggal di rusunawa selama waktu penelitian.
BAB V PENUTUP
J. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan pembahasan-pembahasan tersebut di atas mengenai Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Rusunawa Kota Salatiga Tahun 2015), maka dapat penulis dapat menyimimpulkan hasil penelitian bahwa : 1. Sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga adalah : Ada beberapa sikap toleransi yang di implementasikan oleh
penghuni rusunawa kota Salatiga di antaraya adalah menghormati keyakinan orang lain, memberikan
kebebasan dalam menjalankan
aktifitas keagamaan, Saling membantu antara umat beragama, mengakui hak setiap orang dan saling mengerti, hidup rukun dan damai, tidak memusuhi agama lain, menjaga kemanan dan ketenangan. Implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa telah dilakukan dan dimiliki oleh warga atau penghuni rusunawa kota Salatiga. Sikap toleransi yang ada di rusunawa kota Salatiga telah ada dan diterapkan mulai rusunawa baru di tempati dan sampai sekarang, terbukti tidak adanya maslah atau konflik yang mengatas namakan kegamaan. 2. Faktor-foaktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga antara lain: Telah tertanam dalam fikiran penghuni rusunawa bahwa tinggal di rusunawa membutuhkan orang laian dan harus tetap menjaga keutuhan, kerukunan, kebersamaan, kedamaian, ketenangan, keamanan dan saling menghormati dalam rangka menjaga persaudaraan dengan penghuni atau warga yang lain. Sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan bagi warga rusunawa untuk melaksanakan sikap toleransi antar umat beragama. Mengamalkan ajaran agama tentang bagaiamana sikap toleran antar umat beragama. K. Saran
1. Pengelola UPT Rusunawa, dalam melaksanakan kegiatan yang sifatnya membutuhkan semua warga rusunawa maka ada sosialisasi yang jauh jauh hari dan lebih melibatkan semua unsur yang ada di rusunawa. Melengkapi arsip data yang ada di rusunawa dan di jadikan bank data UPTD Rusunawa kota Salatiga. Sering silaturohim atau berkomunikasi dengan warga atau penghuni rusunawa. 2. Pengurus paguyuban atau TB, lebih sering membuat kegiatan yang sifatnya melibatkan semua unsur yang ada di rusunawa. Membuat forum public hearing dengan pengelola untuk warga penghuni rusunawa 3. Penghuni atau warga rusunawa, menghilangkan sikap personal dalam berinteraksi dengan semua warga rusunawa. Membuat kegiatan atau acara lintas iman atau agama di rusunawa yang melibatkan semua agama di rusunawa.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Maskuri, 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan: Penerbit Buku Kompas, Jakarta. Al Munawar, Said Agil Husain. 2005. Fikih Hubungan Antar Agama:Ciputat Perss, Jakarta. Ajat Sudrajat, 2008. Din Al Islam: Yogyakarta UNY Press. Fatoni, Abdurrahman, 2006. Metode Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi: PT.Rineka Cipta, Jakarta. Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan dalam Islam: Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya. http://www.docstoc.com/docs/21541975/Aktualisasi-KerukunanUmatBeragama.18/Mei/2010 (http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html) Imaroh, Muhammad, 1999.Islam dan Pluralitas: Gema Insani Press,Jakarta. Kartono, Kartini, 1990. Pengantar Metodelogi Riset Sosial: Bandung, Mandar Maju. Marimba, Ahmad. 1986. Pengantar Filsafat Islam: Bandung: Al ma’arif. Ma'arif, Syamsul, 2005. Pendidikan Pluralisme di Indonesia: Logung Pustaka, Yogyakarta Madjid, Nurcholis, 1993. Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan Pemikiran NurcholisMuda: Mizan, Bandung. Munir, Abdul, 1989. Pokok-pokok Ajaran NU: Ramdhani, Solo Porwadarminta, W.J.S, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Balai Pustaka, Jakarta Rahmat, M. Imadadun, et.al, 20003. Islam Pribumi Mendialogkan Agama, MembacaRealita: Erlangga, Jakarta.
Thuless, Robert H.1992. Pengantar Psikologi Agama:CV Rajawali Pers, Jakarta. Usman, Fatimah, 2002. Dialog Pluralisme Agama:LKIS, Yogyakarta. Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Andi Offset, Yogyakarta. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Terjemahannya,Departemen Agama.
1989. Al-Qur‟an dan
Yunus Ali Al-Mukhdor, 1994. Toleransi Kaum Muslimin, PT. Bungkul Indah, Surabaya.
CURRICULUM VITAE
Nama
: Abdul Ghoni
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: Semarang, 01 Januari 1989
Alamat
: Jl Ronggolawe No 16 Jatisari Gedanganak Ungaran Timur Kab Semarang
Nomer Hp
: 085727158134
Email
: gus,
[email protected].
[email protected]
Pendidikan
: 1. MI gedanganak
(1996 - 2002)
2. MTs N Susukan
(2002 - 2005)
3. MAN Temanggung
(2005 - 2008)
4. STAIN Salatiga
(2008 - 2015)
Pengalaman Organisasi : 1. Pengurus Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIN Salatiga 2. Pengurus JQH STAIN Salatiga 3. Ketua Al Khidmah Kampus Kota Salatiga 4. Pengurus Remaja Masjid REMAS Kab Semarang 5. Pengurus Al Khidmah Kampus Indonesia
WAWANCARA
Nama
: Petugas UPTD
Jeniskelamin : Laki-laki Waktu
: 11.40 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Januari 2015 Tempat
: Kantor UPTD Rusunawa
Agama
: Islam
Kode
: W XII 1. Mengapa rusunawa ini dibangun? Dan apa manfaatnya? Karena kebutuhan kota Salatiga untuk memberikan tempat tinggal kepada warga kota Salatiga yang belum mempunyai tempat tinggal tetap. Manfaatnya banyak sekali di antaranya untuk tempat tinggal bagi warga yang kurang mampu, tempat bermasyarakat dll 2. Siapakah penghuni rusunawa kota Salatiga? Warga kota Salatiga dan juga dari luar Salatiga 3. Dalam segi agama, ada berapa agama yang diikuti oleh penghuni rusunawa? Ada Islam, Kristen, Nasrani dan aliran kepercayaan 4. Apabila UPT mengadakan kegiatan atau acara dirusunawa, bagaimana respon pengguni rusunawa yang berbeda agama? Mereka sangat antusias tidak memandang agama yang lain apa, semua bersama dan kompak. 5. Bagaiamana kalau masing-masing agama mengadakan kegiatan keagamaan di rusunawa? Bagaimana prosedurnya? Silahkan diperbolehkan, ya ada surat tembusan ke Rusunawa berkaitan dengan kegiatan tersebut, tempatnya di rumah apa di aula yang datang siapa saja.
6. Kegiatan keagamaan seperti apa yang biasanya dilaksanakan? Bagaimana tanggapan dari UPT Rusunawa? Kalau dari Islam banyak ada sholat jama’ah, sholat tarawih, yasinan, tahlilan, pengajian, dari Kristen ada kebaktian bersama, kelompok persekutuan dan lain –lain. Dari rusunawa mendukung toh warga juga mendukung dan tidak ada masalah. 7. Bagaimana keadaan toleransi Beragama di rusunawa? Keadaan toleransi di Rusunawa sangat baik. Dan sudah berjalan sejak awal rusunawa di huni 8. Apakah penghuni rusunawa sudah menerapkan sikap toleransi antar umat beragama? Sudah, kehidupan sehari-hari di rusunawa antar agama saling bertoleransi, saling menerapkan sikap toleransi dan mempunyai anggapan bersama tentang makhluk sosial. 9. Apa yang dilakukan oleh UPT, agar sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa tetap terjaga? Ya memberikan izin kegiatan keagamaan di aula rusunawa, memberikan kegiatan yang dilakukan bersama-sama antar agama, mencoba sering ngobrol kepada masing-masing pemeluk agama yang ada di rusunawa. 10. Faktor apa saja yang menjadi pendukung implementasi sikap toleransi? Mereka saling membutuhkan satu dengan yang lain, antar umat beragama saling membantu dalam kegiatan masing-masing, adanya sikap saling memahami dan mengerti apa kebutuhan tetangga dan bagaiman harusnya menerapkan sikap toleransi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
WAWANCARA
Nama
: Bapak Sujisno
Jeniskelamin : Laki-laki Waktu
: 11.05 WIB
Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Januari 2015 Tempat
: Teras Lt 01 Rusunawa
Agama
: Islam
Kode
:WI 1. Siapakah penghuni rusunawa kota Salatiga? Ya macam-macam dari mana –mana, Salatiga dan yang membutuhkan. 2. Dalam segi agama, adaberapa agama yang diikuti oleh penghuni rusunawa? Ada dua atau tiga agama intinya ada Islam dan Nasrani 3. Apabila Paguyuban mengadakan kegiatan atau acara dirusunawa, bagaimana respon pengguni rusunawa yang berbeda agama? Ya mereka bersama-sama kerja bareng untuk melaksanakan dan mensukseskan kegiatan tersebut, tidak saling curiga terhadap keyakinan atau agama yang lain. 4. Bagaiamana kalau masing-masing agama mengadakan kegiatan keagamaan di rusunawa? Bagaimana prosedurnya? Dipersilahkan kalau mau mengadakan kegiatan keagamaan, monggo sesuai dengan ajaran yang ada di agama masing-masing. Ya pemberitahuan kepada paguyuban, dan biasanya ya pada ngundang paguyuban untuk datang ke acara acara keagamaan, 5. Kegiatan
keagamaan
sepertiapa
yang
biasanya
Bagaimana tanggapan dari Paguyuban Rusunawa?
dilaksankan?
Banyak sekali kegiatn yang dilakukan Kristen ada perayaan natal, kelompok persekutuan, islam juga banyak ada yasinan, tahlilan, jama’ah , sholat tarawih bersama dll. Ya di persilahkan monggo. 6. Bagaimana keadaan toleransi Beragama di rusunawa? Toleransi di Rusunawa sangat tinggi, bisa dilahat dari sosialnya yang baik juga, dan tidak ada konflik keagamaan yang ada di rusunawa malah.
Dan
ketika
pemeluk
agama
melaksanakan
kegiatan
keagamaannya juga lain lain tidak merasa keganggu atau bahkan melarangnya, tidak ada seperti itu di rusunawa 7. Apakah penghuni rusunawa sudah menerapkan sikap toleransi antar umat beragama? Wah jelas sudah toh, disini itu lebih kepada factor orang jawa yang teposliro, ewoh pekewoh, andab asor dan laian lain jadi penerapan sikap toleransi sangat bagus dan sudah dijalankan oleh anggota antar umat beragama yang ada di rusunawa. 8. Apa yang dilakukan oleh paguyuban, agar sikap toleransi antar umat beragama dirusunawa tetap terjaga? Ya membuat acara atau ifen yang dapat mengumpulkan semuanya toh, karena tidak ada penghambat dalam implementasi sikap toleran yang ada di rusunawa ini. Apalagi ini rusun menjadi RT sendiri.dan saling mengingatkan dalam rangka hidup bersama di rusunawa 9. Factor apa saja yang menjadi pendukung implementasi sikap toleransi? Ya adanya media perkumpulan seperti tempat olahraga, momentum ultah rusun, peringatan hari raya, rapat bulanan itu menjadi factor pendukung dalam implementasi sikap toleransi secara umum dan bersama-sama, bagaiman saling membantu, saling menghargai, menerima pendapat orang lain dll.
WAWANCARA
Nama
: Bapak Aji Nugroho
Jeniskelamin : Laki-laki Waktu
:11.30
Hari/Tanggal :Jum’at, 30 januari 2015 Tempat
: Di depan kamar lantai 01 nomer 13
Agama
: Islam
Kode
:W II Pemeluk Agama 1. Apa yang anda lakukan awal ketikatinggal di rusunawa terhadap penghuni lain? Bersosialisasi dengan penghuni yang lain, mencoba mencari teman dan berta’aruf dengan warga rusun secara umum dan keseluruhannya 2. Dalam bersosialisasi atau bermasyarakat apakah anda membedabedakan antara yang satu agama dan yang beda agama? Mengapa? Dalam bersosialisasi semua pemeluk agama ya semua warga rusun saya sosialisasi atau saya berinteraksi semua, bukan kalau beda agama terus saya pilih pilih dan tidak berinteraksi dengan mereka. Karena interaksi dengan warga lain tidak ada masalah, karena signifikansi bertemu itu jarang karena di sibukkan dengan pekerjaan masingmasing. 3. Apa yang anda lakukan tehadap pemeluk agama lain ketika kerja bakti atau kerja sosial? Ya bersama-sama bekerja, karena ini juga untuk kepentingan bersamasama, seperti bersih bersih, bangun jalan dan lain-lain. Dan terhadap pemeluk agama lain juga seperti biasa bersikap toleran dan kalau disini kalau sudah bekerja bakti tidak memandang agama lagi.
4. Apakah penghuni lain pernah menanyakan agama anda? Dan membatasi kegiatan keagamaan /ibadah anda? Tidak pernah, dalam menjalankan ibadah keagamaan bebas sesuai tuntunan agama masing-masing. Islam mau kegiatan monggo, Kristen juga monggo asal tahu waktu 5. Apakah anda atau kelompok agama anda pernah mengadakan kegiatan keagamaan dirusunawa? Kegiatan apa? Wah pernah ada kegiatan pengajian rutin 2 minggu sekali, pengajian ibu ibu satu bulan sekali, kegiatan di mushola seperti sholat jama’ah yasinan, tahlil belajar ngaji. Kegiatan ini adalah kegiatan yang ada di orang orang muslim. Ya dalam rangka syi’ar dan beribadah secara berjama’ah 6. Bagaimana tanggapan anda ketika pemeluk agama lain mengadakan kegiatan keagamaan di rusunawa? Silahkan tidak apa apa, umat Kristen mau kebaktian atau acara keagamaan di rusunawa silahkan tidak ada masalah. Karena Kristen juga tidak masalah ketika kita mengadakan kegiatan keagamaan. 7. Apakah ada masalah keagamaan di rusunawa ? Tidak pernah ada masalah keagamaan di rusunawa ini, berjalan rukun aman. 8. Apakah anda merasa tenang, nyaman damai hidup dirusunawa dengan pengguni lain yang beda agama? Secara keagamaan nyaman hidup di rusunawa ini, karena tidak pernah ada maslah keagamaan yang ada di rusunawa ini, dan kerja sama di rusunawa juga tinggi. 9. Bagaimana ketika tetangga atau penghuni lain (yang beda agama) mempunyai hajat atau membutuhkan bantuan anda? Ya kita bantu bersama sama di sini ini kerja bakti dan guyub, ketika ada tetangga yang membutuhkan bantuan maka warga rusun bersamasama memikirkan apa yang bisa di bantu, semuanya tanpa melihat latar belakang agama
10. Bagaimana pandangan anda terkait penerapan sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa? Sudah berjalan apa belum? Sudah berjalan toleransi antar umat beragama di rusunawa sudah berjalan, adanya keakraban, tidak ada konflik, saling mengerti, kumpul bersama dan bergotong royong untuk manfaat rusun. 11. Dalam sikap toleran apa yang pernah anda lakukan terhadap pemeluk agama lain? Memberi kelonggaran beribadah kepada pemeluk agama yang lain, membantu semaksimal kepada tetangga yang membutuhkan tanpa melihat latar belakang agama, pecis saja aja pernah dipinjam oleh orang Kristen untuk nikah anaknya, karena anaknya dapet orang muslim. 12. Faktor
apa
yang
menjadi
pendukung
anda
dalam
mengiimplimentasikan sikap toleran kepada pemeluk agama lain? Ya orang yang berada atau tinggal di rusunawa ini lahir dari berbagai golongan sosial, dimana disitu ada satu asas kebutuhan makhluk sosial dengan makhluk yang lain, inilah yang terjadi di rusunawa 13. Adakah penghambat dalam menerapkan sikap toleran kepada pemeluk agama lain? Penghambat secara umum tidak ada, mungkin dari pribadi orang yang menjalani tentang keterbukaan keagamaan 14. Bagaimana cara anda dalam menjaga toleransi antar umat beragama di rusunawa kota Salatiga? Dalam rangka menjaga toleransi beragama di rusunawa kota salatiga dan menerapkan sikap sikap toleran, yang dilakukan adalah memberikan izin kegiatan keagamaan terhadap pemeluk agama atau kelompok pengikut agama, saling menghormati antara satu dengan yang lain, aktifitas keagamaan dan aktifitas sosial semuanya di dukung.
WAWANCARA
Nama
: Bapak Agustinus Yulias Lukas
Jeniskelamin : Laki-laki Waktu
:13.30
Hari/Tanggal : Kamis, 29 januari 2015 Tempat
: Di dalam kamar lantai 03 nomer 11
Agama
: Kristen
Kode
:W III Pemeluk Agama 1. Apa yang anda lakukan awal ketika tinggal di rusunawa terhadap penghuni lain? Saya ini tinggal pertamakali disini, sebelum semua tinggal saya sudah disini menyiap nyiapkan tempat, bersih bersih kamr tinggal saya, ya saya bertemu dengan warga rusunawa yang lain, bersosialisasi dengan semuanya tanpa memilih. 2. Dalam bersosialisasi atau bermasyarakat apakah anda membedabedakan antara yang satu agama dan yang beda agama? Mengapa? Ya tadi seperti yang saya katakana, semuanya kita dekati dan kita ajak berinteraksi tanpa membeda-bedakan agama. Ya karena ini adalah kebutuhan kami di rusunawa ini, untuk hidup bersama-sama 3. Apa yang anda lakukan tehadap pemeluk agama lain ketika kerja bakti atau kerja sosial? Kerja bakti kerja sosial yang ada di rusunwa selalu saya ikuti, tidak pernah memandang apakah ini sesuai dengan keingianan saya ataukah orang-orang yang bekerja itu sesuai dengan agama saya, seumpama saya bisanya siang ya saya komunikasi ma yang lain bahwa saya datang terkamabat untuk kerja bakti ini, dan mereka tidak mempermasalahkan.
4. Apakah penghuni lain pernah menanyakan agama anda? Dan membatasi kegiatan keagamaan /ibadah anda? Tidak ada yang pernah menanyakan saya beragama apa, karena di sini semuanya ya jalan gitu tanpa melihat dulu apa agamamu. Dan dalam kegiatan keagamaan tidak ada yang membatasi, semuanya mendukung kegiatan keagamaan. Kalau mau mengadakan kegiatan senang hati silahkan dan saling menjaga 5. Apakah anda atau kelompok agama anda pernah mengadakan kegiatan keagamaan dirusunawa? Kegitan apa? Kegiatan orang orang Kristen awalnya secara pribadi pribadi, tetapi selama itu juga kami mencari dukungan dengan meminta izin kepada pengelolo atau UPTD, mengumpulkan orang-orang yang seagama untuk dapat di ajak ibadah bareng dan konsultasi dengan gereja berkaitan dengan pastur yang bisa memimpin, dan ahirnya baru mulai oktober 2014 kemarin kita baru mengadakan kegiatan kelompok yang sifatnya terbuka, dan di ikuti oleh semua yang satu agama, kebaktian di lakukan di rumah-rumah penghuni atau di aula bahkan juga peringatan hari besar seperti natal juga dilaksanakan. 6. Bagaimana tanggapan anda ketika pemeluk agama lain mengadakan kegiatan keagamaan di rusunawa? Mempersilahkan untuk mengadakan kegiatan keagamaan, karena itu merupakan kebutuhan masing-masing pemeluk agama. 7. Apakah ada masalah keagamaan di rusunawa ? Selama ini tidak pernah ada masalah keagamaan di rusunawa ini. 8. Apakah anda merasa tenang, nyaman damai hidup di rusunawa dengan penghuni lain yang beda agama? Ya saya merasa aman, nyaman , tenang dan rukun dengan tetangga dan semua penghuni rusunawa ini, dalam segi agama juga rukun banget. 9. Bagaiamana ketika tetangga atau penghuni lain (yang beda agama) mempunyai hajat atau membutuhkan bantuan anda?
Di bantu bersama-sama semaksimal mungkin, dan di bagi waktunya untuk keluarga, untuk agama untuk tetangga dan lain sebagainya.dan kalau hari raya islam itu ya saya silaturohim tapi sepi orang muslim pada mudik ke kampung halaman. 10. Bagaimana pandangan anda terkait penerapan sikap toleransi antar umat beragma di rusunawa? Sudah berjalan apa belum? Sudah berjalan terkait dengan penerapan sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa ini.
11. Dalam sikap toleran apa yang pernah anda lakukan terhadap pemeluk agama lain? Menjaga supaya tetap bersatu dan bersama-sama rukun dan aman di jaga bersamasama 12. Faktor
apa
yang
menjadi
pendukung
anda
dalam
mengiimplimentasikan sikap toleran kepada pemeluk agama lain? Ya karena kita hidup bersama-sama dan tidak bisa di pungkiri bahwa kita mempunyai perbedaan yang harus kita terima dan perbedaan itu indah.he 13. Adakah penghambat dalam menerapkan sikap toleran kepada pemeluk agama lain? Tidak ada penghambat 14. Bagaimana cara anda dalam menjaga toleransi antar umat beragama di rusunawa kota Salatiga? Menjaga agar tidak ada konflik keagamaan, saling percaya, bahu membahu, dan menjaga harmonisasi kehidupan di rusunawa.
Wawancara dengan ketua paguyuban Rusunawa Bapak Sujisno
Salah satu suasana ruang tamu penghuni beragama Kristen
Rusunawa dilihat dari depan kamar rusun
Suasana peresmian Rusunawa Kota Salatiga
Wawancara dengan tokoh agama Islam yaitu Bapak Aji N
Salah satu ruangan tokoh agama Kristen di Rusunawa
Lokasi Kamar-kamar di Rusunawa
Tampak bangunan lantai empat Rusunawa