BAB III PROFIL PELAKU DAN DAERAH PROYEK
III.1 Profil Pelaku Proyek III.1.1 Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) ITB1 Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB adalah salah satu pusat riset primer di ITB. Melihat fakta bahwa lebih dari 3,5 trilyun penduduk dunia yang belum memperoleh manfaat dari penggunaan TIK, PPTIK ITB memutuskan untuk berfokus pada pengembangan dan penerapan TIK untuk mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat cerdas, dengan penekanan lebih pada masyarakat desa. Ada banyak tantangan menghadang, di antaranya membuat terobosan dengan membangun jaringan desa generasi mendatang, merancang pengoperasian computer yang murah, mengembangkan isi yang kreatif serta aplikasi untuk masyarakat cerdas, serta mempelajari peraturan dan kebijakan terkait. Pusat penelitian PPTIK ITB mengupayakan inovasi dan kreativitas para peneliti PPTIK ITB dalam menghadapi tantangan tersebut.
Visi dan Misi Misi PPTIK ITB yang terutama adalah mengembangkan dan mengelola programprogram penelitian yang menghasilkan teknologi, komponen, produk, sistem, solusi, aplikasi, jasa dan konsep-konsep kebijakan/peraturan dalam teknologi informasi dan komunikasi yang diperlukan untuk produktivtas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah pedesaan dan kawasan tertinggal. PPTIK ITB juga mengoperaskan piranti uji dan layanan TIK inovatif yang bertujuan untuk mempelajari serta meningkatkan kinerjanya.
PPTIK ITB yakin bahwa TIK memainkan peran penting dalam pembentukan masyarakat cerfas. TIK membantu masyarakat mewujudkan nilai-nilai secara produktif dan kolaboratif, sehingga mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya. Visi PPTIK ITB adalah menjadi pusat penelitian tingkat dunia yang kompeten khususnya dalam pengembangan dan penerapan TIK secara optimal untuk mengembangkan masyarakat 1
Dikutip dari Laporan Tahunan PPTIK 2007
33
cerdas, kreatif dan memiliki kemampuan wirausaha, terutama di kalangan pedesaan dan kawasan tertinggal.
Tujuan Pusat penelitian ini berfokus pada perencanaan dan penerapan program-program penelitian untuk mengembangkan teknologi, komponen, produk, system, solusi, aplikasi, layanan dan konsep-konsep peraturan TIK agar dapat berhasil dijalankan di masyarakat (desa). Tujuan jangka panjang PPTIK ITB adalah:
Tidak ada lagi orang Indonesia yang tertinggal dalam pembangunan masyarakat cerdas
melalui
penerapan
TIK, termasuk
masyarakat
desa
dan yang
berpenghasilan rendah.
Pengembangan ekonomi digital dan industri TIK di Indonesia
Pengembangan kompetensi institusional dan reputasi TIK untuk mencapai tingkat dunia.
Pusat penelitian ini berupaya membangkitkan nilai-nilai bagi kepentingan para stakeholdernya. Target program pusat penelitian ini adalah lima stakeholder, yaitu:
Masyarakat
Indonesia yang menuju masyarakat cerdas. Seluruh anggota
masyarakat dapat memetik manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi yang murah, sehingga masyarakat dapat memberdayakan dirinya sendiri, produktif, terampil dalam bekerjasama, serta kreatif-ekspresif dalam konteks Indonesia.
Sektor public, menuju layanan elektronik (e-Service). Layanan publik dapat diselenggarakan secara efektif, bermutu tinggi dan efisien.
Pemerintahan, menuju e-Government. Proses internal dan layanan pemerintah dapat berfungsi baik, efisien dan bersih dari korupsi. Pembentukan masyarakat demokratis pun ikut terdukung.
Industri (termasuk BUMN), menuju industri global TIK. Industri nasional dapat tumbuh dalam persaingan global dan memiliki pangsa pasar dominan di Indonesia.
Masyarakat ilmiah dan lembaga penelitian di Indonesia menuju lembaga kelas dunia. Lembaga-lembaga nasional mendapatkan teknologi dan strategi ilmiah.
34
Masyarakat ilmiah dapat tumbuh dalam lingkungan dan budaya yang kondusif untuk menghasilkan teknologi dan produk ilmiah tingkat dunia.
Untuk tahun 2006-2010 PPTIK ITB menetapkan tujuan di bawah ini menurut empat aspek seimbang:
Mewujudkan visi dan misi Pusat Penelitian TIK ITB. Tujuannya adalah mendapatkan komitmen jangka panjang dari stakeholder untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi dan solusi TIK untuk mewujudkan masyarakat cerdas Indonesia.
Mewujudkan manfaat dari hasil-hasil penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kebutuhan dan spesifikasi yang tepat untuk mengembangkan teknologi dan solusi yang tepat untuk masyarakat cerdas Indonesia.
Proyek penelitian yang efektif. Tujuannya adalah melakukan terobosan teknologi, produk dan solusi untuk memenuhi kebutuhan TIK Indonesia yang baru (fiturfitur dan kinerja inovatif), berbiaya rendah (murah dan terjangkau), dapat dipasarkan (memberi nilai maksimal bagi pasar), dan didukung oleh kebijakan dan regulasi eksternal.
Pengembangan kapasitas dan kompetensi. Tujuannya adalah menggabungkan masyarakat peneliti internasional untuk memiliki kapasitas dan kesiapan yang cukup untuk mengimplementasikan proyek riset berkualitas, termasuk sistem pendukung berbasis TIK yang sesuai.
Peta Perjalanan Penelitian Penelitian pada tahun 2006-2010 berfokus pada empat topic besar, yaitu:
NGN: Jaringan Pedesaan Generasi Mendatang
NGC: Komputerisasi Masa Depan Yang Terjangkau
CCA: Muatan Kreatif Indonesia Dan Aplikasi Masyarakat Cerdas
RPS: Studi Regulasi Dan Kebijakan
NGN: Jaringan Pedesaan Generasi Mendatang
35
Fokus pada topic ini adalah mengembangkan jaringan berbasis teknologi TIK yang sesuai dengan lingkungan tropis Indonesia, dan kebutuhan khusus masyarakatnya dengan harga yang terjangkau.
Non Line of Sight IP Radio Link based on Software Radio (Layer 1 and Layer 2) serta PLC Inter Community Link (Layer 1 and Layer 2)
Stable Ad hoc Mesh Network, generasi selanjutnya Internet (Layer 3) untuk mendukung aplikasi suara dan data.
Network Basic Applications, termasuk IP PBX, Call Center, Messaging, Internet, Emergency System, Digital Payment, AAA, dan integrasi ke jaringan PSTN, seluler dan Internet yang telah ada.
NGC: Komputerisasi Masa Depan Yang Terjangkau Fokus
pada
topic
ini
adalah
mengembangkan
fasilitasi
komputerisasi
yang
memungkinkan masyarakat berbagi sumberdaya komputernya yang kecil dan ekonomis sehingga menghasilkan daya komputerisasi bermutu tinggi. Hal ini melibatkan pengembangan komputer-komputer yang ekonomis.
Seamless Grid Computing based on Virtual Computing, with virtual server resources.
Web services platform, Basis data, LDAP server, teknologi layanan informasi dan pencari
Komputerisasi untuk multimedia dan content, grafis dan keamanan sistem.
Komponen dan platform yang berbiaya rendah, termasuk terminal klien yang ramping dan interface masa depan.
CCA: Muatan Kreatif Indonesia Dan Aplikasi Masyarakat Cerdas Fokus pada topic ini adalah menciptakan aplikasi TIK yang sesuai dengan kebutuhan ekonomi, social, kesehatan dan pendidikan masyarakat. Topic ini mencakup pengembangan muatan digital yang berdasarkan keragaman budaya Indonesia.
Masyarakat Cerdas Virtual
Layanan Kesehatan
RPS: Studi Regulasi Dan Kebijakan
36
Fokus pada topik ini adalah mempelajari peraturan dan kebijakan untuk memastikan keberhasilan penggunaan TIK dalam pembangunan masyarakat desa dan mendorong industri nasional. Topik ini mencakup analisis terhadap kebutuhan TIK di Indonesia, master plan dan agenda industri TIK.
Analisis Masyarakat Indonesia dan Kebutuhan TIK
Perbaikan Master Plan TIK untuk memaksimalkan manfaat dan peluang TIK, meminimalkan kesenjangan digital, biaya digital dan ketergantungan digital.
Pengembangan Industri TIK
Bandung High Technology Valley
Pusat Penelitian Teknologi Informatika dan Komunikasi mengandalkan kompetensi para peneliti dan divisi penelitian ITB untuk menjalankan program-programnya. Untuk meyakinkan bahwa tujuan program di atas terpenuhi, dan untuk menjalankan penelitian berkualitas di bidang teknologi informasi dan komunikasi, PPTIK juga membangun kemitraan strategis dengan lembaga-lembaga tingkat dunia.
Mengkoordinasi Keunggulan Penelitian ITB Pada Bidang TIK Program penelitian adalah program inisiatif dan investigative untuk melaksanakan arah strategis penelitian. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, focus PPTIK ITB adalah pada pengembangan teknologi, produk dan solusi bagi aplikasi TIK yang optimal dan efektif di masyarakat pedesaan. PPTIK ITB khususnya menerapkan TIK untuk membentuk masyarakat cerdas di dalam konteks negara berkembang.
PPTIK ITB telah mendefinisikan Agenda Penelitian yang terdiri dari masalah-masalah penelitian hirarkis. Setiap kelompok peneliti, yang dipimpin oleh penyelidik utama, berfokus pada satu masalah utama.
Penelitian masalah TIK melawan Kesenjangan Digital: Ekosistem Penelitian untuk Pembangunan Desa Cerdas yang Berbasis TIK
Media Center Franchising di Daerah Padat di Perkotaan berdasarkan Teknologi Jaringan Masa Depan
Pembangunan Infrastruktur TIK Pedesaan
37
Pengembangan Rekam Medis Terpadu untuk Aplikasi e-Health berbasis Perangkat Lunak Open Source
Pengembangan layanan TIK Pertanian berdasarkan Teknologi Seluler (eFarming)
Pembelajaran Digital: Pengembangan Teknik Pencarian dan Muatan Digital untuk Masyarakat Desa
Rancangan dan Kajian Desa Cerdas
Piranti Uji
Membangun Jaringan Unggul Kemitraan adalah keharusan dalam era masyarakat cerdas ini. Jaringan eksternal semakin mementingkan hasil penelitian. Jaringan beroperasi pada berbagai tingkat, dari tingkat operasional, personal hingga strategis. Jaringan operasional memungkinkan penelitian dijalankan secara efisien. Jaringan personal memungkinkan peneliti individu untuk berinteraksi secara produktif. Jaringan strategis memungkinkan stakeholder mendukung peluang eksplorasi di masa depan. Mitra penelitian PPTIK ITB terdiri dari lembaga-lembaga penelitian lain, pemerintah, industri dan lembaga profesi. III.1.2 Persyarikatan Sekolah Rakyat2 Secara formal Sekolah Rakyat dibentuk pada 03 Juni 2002 tetapi cikal bakal keberadaannya telah dimulai sekitar pertengahan tahun 2000. Pada awalnya Sekolah Rakyat merupakan divisi otonomnya PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional) dengan tugas khusus dalam peningkatan kapasitas fasilitator dan community leaders dampingan PATTIRO.
Visi 2
Profil Sekolah Rakyat 2008
38
Sebagai organisasi non profit, Sekolah Rakyat berkomitmen untuk memperjuangkan terwujudnya masyarakat kritis, bertanggung jawab, dewasa, solutif, dan produktif yang bersama-sama membangun tatanan yang adil.
Misi Sekolah Rakyat mengabdikan diri untuk melakukan :
Peningkatan kapasitas (skill, knowledge, attitude, value) serta penyadaran hak dan kewajiban bernegara yang dilakukan bersama masyarakat madani
Membangun jaringan antar organisasi masyarakat madani.
Fokus Isu dan Wilayah Kerja Fokus isu yang dikembangkan oleh sekolah rakyat adalah konservasi terhadap keanekaragaman hayati dan pemanfataannya secara optimal dan berkelanjutan untuk pemberdayaan masyarakat. Sedangkan wilayah kerjanya di pedesaan dan pertanian di wilayah pegunungan Ungaran dan sekitarnya (Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang)
Program 1. Program Peningkatan Kapasitas Pendamping Masyarakat Program ini di jalankan Sekolah Rakyat sebagai spesialisasi kerja mengingat pendamping merupakan kunci dari keberhasilan upaya perubahan di masyarakat. Persyarikatan telah dan akan terus mengembangkan program ini, yang dilakukan melalui beberapa rangkaian kegiatan:
Pelatihan Pendamping Masyarakat Dalam Mengadvokasi Kebijakan Publik Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adakalanya kurang perpihak kepada masyarakat. Pada sisi lain aspirasi masyarakat tak pernah mendapat ruang dalam
proses pengambilan kebijakan. Sekolah Rakyat berupaya membantu
proses mempengaruhi kebijakan publik melalui peningkatan kapasitas para pendamping. Persyarikatan telah melakukan berbagai pelatihan yang diikuti oleh para pendamping dari beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Peningkatan Kapasitas Kader Lokal
39
Persyarikatan secara khusus merancang program ini, mengingat kader lokal merupakan fasilitator gerakan masyarakat untuk melakukan perubahan. Sejak awal berdirinya, Sekolah Rakyat memfasilitasi berdirinya sebuah lembaga pengembangan kader lokal yang bergerak dibidang ekonomi, sosial dan budaya, yakni PPDM (Perkumpulan untuk Pengembangan Diri dan Masyarakat) dan forum pemuda sebagai organisasi aksi dan event organizer. Kegiatan lain dalam program ini diantaranya diskusi berkala dan pelatihan.
2. Program Pendidikan Masyarakat Pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan kritis terhadap realitas sosial dan budaya sehingga masyarakat sanggup bersikap kritis dan dewasa dalam mengambil dan menjalani segala keputusan kehidupan sosialnya. Dalam program ini Sekolah Rakyat bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat terutama kelompok petani tepi hutan, misalnya Forum Persaudaraan Petani Kendal, Paguyuban kelompok Tani Kecamatan Limbangan.
Berbagai kegiatan dalam program ini adalah:
Pendampingan intensif pada beberapa kelompok masyarakat. Media lokal adalah alat yang di gunakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan informasi yang bersifat lokal yang selama ini terabaikan. Pengembangan media ini bertujuan untuk menjembatani masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar informasi sehingga sumber daya lokal dapat termanfaatkan secara optimal. Program ini direalisasikan Sekolah Rakyat sejak tahun 2002 dengan memfasilitasi penerbitan Buletin Damar Ati dan pendirian Radio Komunitas Damar Ati.
Pengembangan Seni dan Budaya Lokal. Sekolah Rakyat berupaya melestarikan kearifan lokal melalui pengembangan seni dan budaya lokal yang merupakan jati diri komunitas, dan berisi kearifan-kearifan lokal yang secara bertahap kini terancam punah tergerus arus modernisasi (westernisasi). Dalam prakteknya, Sekolah Rakyat memfasilitasi event-event seni dan budaya lokal melalui kerjasama dengan komunitas lokal maupun jaringan
40
seniman dan budayawan lokal. Diantaranya adalah Tembang Ngisor Mbulan, yang merupakan event gelar budaya lokal yang diadakan setiap malam bulan purnama.
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pedesaan Program ini bermaksud memfasilitasi masyarakat untuk mandiri sehingga mampu secara otonom dalam menentukan pilihan bagi perkembangan hidupnya. Terlebih lagi, selama ini mereka sering terabaikan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dan mengalami ketertinggalan akibat kurangnya akses terhadap berbagai sumberdaya pendukung. Sekolah Rakyat mengembangkan program yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat pedesaan, terutama keluarga petani untuk membangun institusi ekonomi dan memperbesar akses terhadap sumber daya dan teknologi. Berbagai kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan antara lain: penggaduhan domba kepada petani-petani miskin, pengembangan
usaha
kecil
milik
ibu-ibu
dan
kelompok
lanjut
usia,
pengembangan model pertanian terpadu yang berbasis sumberdaya sampingan.
Pembangunan Jaringan Antar Komunitas Upaya untuk terus menerus mengembangkan tatanan yang adil melalui pemberdayaan masyarakat akan lebih tercepatkan dengan membangun jaringan antar kelompok-kelompok masyarakat. Diharapkan mereka akan dapat saling belajar dan bersinergi dalam membangun gerakan. Diantara kegiatan yang telah dilakukan Sekolah Rakyat adalah memfasilitasi musyawarah antar kelompok tani dan menginisiasi serta mendampingi paguyuban mereka.
Pendekatan dan Metode Dalam menjalankan program peningkatan kapasitas pendamping, Sekolah Rakyat memakai metode partisipatif. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan mengacu pada metodologi pendidikan orang dewasa, dengan peningkatan pemahaman
baru yang
relevan dan kritis dalam menyikapi masalah tanpa mengesampingkan kearifan budaya lokal. Sedangkan pada program pendidikan rakyat, Sekolah Rakyat mengembangkan komunitas-komunitas belajar melalui pendampingan terhadap kelompok-kelompok komunitas yang berwujud pusat kegiatan masyarakat (community centre)
41
Sekretariat Jalan Raya Barat No 17, RT 03 RW 03 Desa / Kecamatan Limbangan, Kendal 51383
III. 2 Profil Daerah Proyek III.2.1 Desa Cinta Mekar Kabupaten Subang Jawa Barat Kabupaten Subang3 Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang teletak di bagian tengah agak ke barat dari propinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang berbatasan di sebelah utara dengan Laut Jawa, di sebelah timur dengan kabupaten Sumedang dan kabupaten Indramayu, sebelah selatan dengan kabupaten Bandung Barat dan sebelah barat dengan kabupaten Purwakarta. Luas kabupaten Subang adalah 205.176,95 hektare. Kabupaten Subang terdiri dari 30 kecamatan dengan 253 desa / kelurahan. Jumlah penduduk kebupaten Subang adalah 1.404.134 jiwa dengan jumlah laki-laki 710.237 jiwa dan jumlah perempuan 691.897 jiwa.
Profil ekonomi singkat Kabupaten Subang adalah sebagai berikut. Pada tahun 2007, pendapatan kabupaten Subang Rp. 870.879.253.444,05 sedangkan belanja Rp. 946.975.275.329,05. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Subang adalah Rp. 50.972.677.818,00. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Subang selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sekitar 4,37% pertahun, mendekati
rata-rata
Jawa
Barat
yang
mencapai
sekitar
4,6%
pertahun.
Kebijakan Pemerintah Daerah tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi
3
BPS, Kabupaten Subang dalam Angka, 2007
42
Berdasarkan diskusi dengan beberapa staf Bappeda kabupaten Subang, diperoleh informasi mengenai kebijakan pengembangan TIK yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Subang saat ini.
Kebijakan utama pengembangan TIK di kabupaten Subang adalah membangun infrastruktur komunikasi data yang menghubungkan instansi-instansi pemerintah di dalam kabupaten Subang. Saat ini infrastruktur tersebut telah menghubungkan 5 instansi yaitu Sekretariat Daerah, Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom), Bappeda, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Dengan jaringan komunikasi data yang ada saat ini, instansi-instansi tersebut menggunakan TIK sebagai sarana pendukung pekerjaan administrasi dan korespondensi, seperti pengiriman undangan, pengumpulan bahan laporan dan sebagainya.
Pemerintah kabupaten Subang juga telah memiliki situs www.subang.go.id. Situs tersebut memuat profil kabupaten Subang, data demografi kabupaten Subang hingga tingkat kecamatan, potensi ekonomi Subang, kesempatan berinfvestasi dan data pemerintahan kabupaten Subang. Sifat situs tersebut adalah statis dan non-updated.
Perluasan jaringan komunikasi data hingga pada level kecamatan belum menjadi kebijakan dari pemerintah kabupaten. Meskipun menurut beberapa staf pihak Bappeda menganggap perluasan tersebut penting untuk mendukung pelayanan publik di tingkat kecamatan. Tetapi karena alasan keterbatasan dana dan prioritas pembangunan daerah, maka sepertinya perluasan jaringan komunikasi data hingga tingkat kecamatan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Rencana pengembangan TIK di kabupaten Subang, menurut beberapa staf Bappeda, tidak akan jauh-jauh dari apa yang ada sekarang. Atau hanya akan dilakukan improvement TIK sebagai pendukung proses-proses administrasi pmerintah. Pengembangan fungsi TIK sebagai bentuk pelayanan lebih langsung pada masyarakat nampaknya belum menjadi prioritas pemerintah kabupaten Subang.
43
Gambar 3.1. Desa Cinta Mekar, Kabupaten Subang, Jawa Barat (koleksi PPTIK-ITB)
Demografi Desa Cinta Mekar A. Kondisi Geografis4 Desa Cinta Mekar adalah salah satu dari 253 desa yang ada di kabupaten Subang. Desa ini merupakan desa pemekaran dari desa Leles pada tahun 1990. Luas desa Cinta Mekar adalah 221,516 Ha. Desa Cinta Mekar memiliki empat dusun, yaitu Dusun I, Dusun II, Dususn III dan Dusun IV. Desa Cinta Mekar terletak lebih kurang 1 km dari Jalan Raya Cagak, jalan propinsi yang menghubungkan Subang dan Purwakarta. Jalan masuk menuju desa Cinta Mekar adalah jalan tanah selebar satu mobil terletak di jalan Cagak KM 14. Jarak desa ke ibukota kabupaten Subang adalah 20 Km.
Wilayah desa Cinta Mekar memiliki wilayah yang berbukit-bukit. dilalui beberapa anak sungai yang cukup besar, serta terdiri dari pemukiman, sawah, kebun dan hutan. Sesuai dengan kondisi ini, masyarakat desa Cinta Mekar banyak memilih pekerjaan sebagai 4
Profil Desa Cinta Mekar 2007
44
petani padi dan pekebun. Kondisi wilayah yang bebukit-bukit ini menyebabkan akses dari satu dusun ke dusun lainnya tidak terlalu mudah. Jalan yang menghubungkan dusundusun tersebut adalah jalan beraspal seukuran satu mobil, terbentang dari Jalan Cagak sampai dusun IV. Sedangkan kondisi banyak sungai yang cukup besar ini, dimanfaatkan untuk menjalankan instalasi pembangkit listrik mikrohidro.
Desa Cinta Mekar termasuk desa miskin dan masuk kategori penerima bantuan IDT (Inpres Desa Tertinggal). Desa ini memiliki sekolah dasar sejumlah 2 buah (SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah). Sedangkan untuk fasilitas kesehatan, masyarakat desa ini hanya mengandalkan pada seorang bidan keliling (bantuan dari pemerintah kabupaten) yang tinggal di desa tersebut. Bidan tersebut melayani keempat dusun yang ada di desa Cinta Mekar secara bergantian. Jarak desa ke Puskesmas terdekat adalah 5 Km. Begitu pula jarak desa ke pasar terdekat juga 5 km. B. Penduduk5 Penduduk desa Cinta Mekar berjumlah 2331 orang, yang terdiri dari 1140 laki-laki dan 1191 perempuan, keseluruhannya adalah penduduk asli desa, beretnis Sunda dan beragama Islam. Mereka terkelompok dalam 745 keluarga. Komposisi umur penduduk usia produktif (16 – 55 tahun) adalah 978 jiwa. Anak-anak dan remaja (0-15 tahun) adalah 595 jiwa. Orang tua (di atas 55 tahun) adalah 758. Dari komposisi umur penduduk tersebut terlihat jumlah penduduk usia tua relatif cukup besar, lebih besar dari penduduk usia anak-anak, meskipun masih lebih kecil dibanding penduduk usia produktif.
Tingkat pendidikan penduduk adalah: tidak bersekolah (191 orang), SD tidak tamat (10 orang), tamat SD (50 orang), tamat SLTP (1105 orang), tamat SLTA (150 orang), tamat D1 (8 orang), tamat D2 (5 orang), tamat S1 (1 orang), tamat S2 (1 orang) dan tamat S3 (1 orang). Mata pencaharian penduduk adalah: petani (150 orang), buruh tani (250 orang), buruh swasta (30 orang), PNS / TNI / Polri (25 orang), pengrajin (1 orang), pedagang (30 orang), pensiunan (10 orang) dan bidan (1 orang).
5
Ibid
45
Tingkat kesehatan masyarakat desa dapat digambarkan dengan berbagai data sebagai berikut. Tahun 2006 angka kematian ibu melahirkan 0,078%, angka kematian bayi lahir 0,1%, meninggal karena kejadian luar bias 8 orang tahun ini, dan angka harapan hidup 67,75 tahun. Sementara itu cakupan imunisasi meliputi polio 65%, DPT-1 75%, dan cacar 65%. Sedangkan untuk gizi balita di antara 181 balita yang ada di desa Cinta Mekar, tercatat 9 balita mengalami gizi buruk. Pada tahun tersebut tidak ada warga yang dilaporkan dirawat di rumah sakit.
Jika dilihat dari perilaku hidup sehat, keadaan masyarakat desa Cinta Mekar memiliki kebiasaan lebih sering berobat pada dukun dan menggunakan obat tradisional daripada pergi ke dokter atau puskesmas. Kebiasaan buang air besar di rumah tangga dibanding buang air besar di sungai atau kebun adalah 350 : 250. Pola makan umumnya masyarakat adalah 3 kali sehari. Sedangkan dalam penggunaan air bersih, 300 keluarga menggunakan air dari perpipaan, 300 keluarga menggunakan air langsung dari sungai, dan 10 keluarga memiliki sumur sendiri. C. Ekonomi6 Secara ekonomi, kekayaan desa Cinta Mekar berupa lahan, hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan, hasil hutan dan hasil industri kecil. Luas tanah sawah 123.000 Ha dengan hampir seluruhnya merupakan sawah yang memiliki irigasi teknis. Hanya 27.000 Ha dari luas sawah tersebut yang merupakan sawah tadah hujan. Luas tanah perkebunan rakyat 39,35 Ha, sedang perkebunan yang dikelola swasta hanya 2,2 Ha. Sedangkan luas hutan adalah 159,50 Ha, dan hampir seluruhnya merupakan hutan konversi. Tanah untuk fasilitas umum (termasuk pemukiman) lebih dari 6000 Ha.
Jumlah rumah tangga petani yang memiliki tanah pertanian adalah 550 keluarga. Keluarga yang memiliki tanah kurang dari 0.5 Ha terdiri dari 250 keluarga, antara 0,5 – 1 Ha 200 keluraga, dan keluarga yang memiliki tanah di atas 1 Ha terdiri dari 100 keluarga.
6
Ibid
46
Hasil pertanian desa Cinta Mekar tidak tercatat dengan baik pada profil desa. Namun dari wawancara dengan aparat desa diketahui bahwa hasil utama desa adalah komoditas padi (± 7000 ton / tahun) dan disusul ubi kayu (± 4000 ton / tahun). Selain itu tidak banyak produksi yang dihasilkan dari hasil pertanian lainnya. Untuk perkebunan, terdapat hasil yang cukup menonjol produksinya adalah pisang, mencapai 1160 per-tahun, atau lebih dari 3 ton / hari. Hasil yang menonjol lainnya adalah hasil hutan, khususnya bambu yang mencapai 11000 ton / tahun atau sekitar 30 ton / hari.
Desa Cinta Mekar memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebesar Rp. 174.000.000 pada tahun 2006. Sumber dana APBDes tersebut adalah bantuan pemerintah pusat Rp. 50.000.000, bantuan pemerintah Kabupaten Subang Rp. 50.000.000, pendapatan asli desa Rp. 35.000.000, swadaya Rp. 15.000.000 dan sumber lainnya Rp. 24.000.000. Sementara untuk belanja yang digunakan, tidak ada data yang menjelaskan itu.
Situasi Desa Situasi desa yang akan disajikan dibawah ini adalah situasi sosial dan situasi ekonomi yang memiliki relevansi dengan isu pemanfaatan teknologi informsi dan komunikasi oleh masyarakat desa. Situasi sosial desa yang akan dipotret tersebut meliputi bagaimana hubungan warga desa dengan pihak luar desa, situasi pemanfaatan informasi di desa, dan bagaimana kegiatan-kegiatan sosial
Kegiatan-Kegiatan Sosial dan Ekonomi Desa Desa Cinta Mekar memiliki berbagai kegiatan sosial yang rutin dilakukan warganya. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah pengajian, pemeriksaan kesehatan anak balita, kegiatan kesenian, pertandingan olahraga, kegiatan-kegiatan terkait pendidikan dan lain-lain. Pengajian merupakan kegiatan rutin yang paling sering dilakukan oleh warga. Menurut Pak Endang, salah satu tokoh di desa, kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong-royong atau penanaman padi secara serempak saat ini mulai jarang terjadi. Beberapa tokoh desa (Pak Endang, ketua KUD; Bu Yuyun ketua Posyandu dan Pak Ahmad ketua kelompok tani) menyatakan bahwa saat ini sangat sulit mengumpulkan anggota-anggotanya, kecuali ada
47
imbalan uang. Lebih-lebih kesulitan ini terjadi
untuk kegiatan-kegiatan yang
menggerakkan keswadayaan masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya untuk melakukan pola penanaman tani serempak, atau pengenalan penanaman terhadap bibit baru, para petani umumnya tidak tertarik untuk itu. Perkecualian terjadi pada institusi Posyandu, dimana para anggotanya sangat mudah untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bersama walau tanpa imbalan uang. Sementara di kelompok pemuda, anggotaanggotanya juga dapat dikumpulkan meski tanpa uang jika ada kegiatan keolahragaan atau kesenian.
Sedangkan kegiatan-kegiatan ekonomi desa yang terbesar jumlahnya adalah aktivitas bertani padi. Pendapatan asli desa yang terbesar diperoleh dari pertanian. Aktivitas ekonomi lainnya adalah berkebun buah, berkebun bunga, beternak dan bekerja pada industri kecil (seperti pabrik tepung buah kawung dan industri rumahtangga penganan kecil). Sebagian kecil warga desa bekerja sebagai pegawai desa, guru, membuka warung desa, konveksi dan tukang ojek. Sementara banyak penduduk usia muda yang bekerja ke kota sebagai buruh dan pekerja sektor informal.
Walaupun pertanian padi menjadi pekerjaan utama di desa, namun banyak Pak Endang menyatakan bahwa hasil yang diperoleh dari bertani padi sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena itu hampir semua petani di desa Cinta Mekar memiliki pekerjaan sambilan. Ada yang bekerja ke kota di sektor-sektor informal, ada yang membuka industri rumah tangga kecil-kecilan, ada yang menjadi tukang ojek dan sebagainya. Pendapatan yang dianggap mencukupi justru berasal dari para pekerja yang bekerja di luar desa.
Industri yang terdapat di desa Cinta Mekar tidak banyak dan hampir semuanya industri kecil, kecuali industri listrik mikrohidro. Industri listrik mikrohidro tersebut ada sebagai hasil dari proyek pengadaan instalasi mikro-hidro yang disponsori oleh UNESCAP (United Nations for Economic and Social for Asian Programme) bekerjasama dengan Departemen Energi dan Sumberdaya Alam dan PT. IBEKA pada tahun 2004. Instalasi mikrohidro yang terpasang tersebut kemudian dijadikan industri listrik yang dikelola oleh
48
PT. IBEKA. Listirk dari instalasi tersebut dijual kepada PLN. Keuntungan dari pengolahan ini sebagian digunakan untuk me-recovery investasi pembangunan instalasi mikrohidro. Sebagian keuntungan lainnya digunakan untuk bantuan biaya sosial desa. Koperasi Unit Desa (KUD) berperan sebagai pengelola dana sosial tersebut.
Hubungan Dengan Pihak Luar Desa Cinta Mekar, menurut penuturan dari beberapa tokoh desa, bukanlah desa yang mampu mencukupi seluruh kebutuhan desanya sendiri dari dalam. Berbagai komoditi dari luar desa, seperti bahan makanan, bahan bangunan, barang elektronik, otomotif dan sebagainya didatangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Selain itu banyak pria dari desa Cinta Mekar bekerja sebagai buruh di luar desa Cinta Mekar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa desa Cinta Mekar bukanlah desa yang tertutup dari pihak luar.
Desa Cinta Mekar memiliki berbagai aktifitas yang berhubungan dengan pihak luar desa. Aktifitas-aktifitas tersebut ada yang bersifat rutin selalu berhubungan dengan pihak luar, seperti penjualan hasil panen dengan tengkulak dari luar, penyediaan sarana produksi pertanian (pupuk, benih, pestisida dan lain-lain) dan aktivitas-aktivitas kepemerintahan seperti berhubungan dengan pemerintahan tingkat lebih tinggi. Ada juga aktivitas berhubungan dengan pihak luar yang tidak rutin seperti aktivitas melaksanakan projekprojek dari pihak luar desa.
Aktivitas berhubungan dengan pihak luar desa ada yang dilakukan secara kolektif oleh warga desa ada juga yang dilakukan oleh individu-individu tertentu. Aktivitas yang dilakukan secara kolektif misalnya adalah penjualan produk-produk pertanian desa dan penyediaan sarana produksi pertanian. Dalam aktivitas-aktivitas tersebut banyak warga desa yang mempunyai kesempatan untuk terlibat, selama ia memiliki komoditi untuk dipertukar-belikan. Sedangkan aktivitas berhubungan dengan pihak luar yang dilakukan oleh individu-individu tertentu, misalnya adalah aktivitas menjadi pelaksana dari suatu projek tertentu yang berasal dari luar desa.
49
Media yang sering digunakan dalam menjalin hubungan dengan pihak di luar desa adalah pertemuan tatap muka, telepon dan beberapa bentuk bahan tercetak. Bahan tercetak, seperti laporan pembangunan desa pada kecamatan, digunakan oleh para pejabat desa untuk menyampaikan lapopran kepada pihak di atasnya.
Kegiatan Informasi Desa Untuk mengetahui aktifitas masyarakat desa terkait penggunaan, pengumpulan dan produksi informasi, penulis mengamati berbagai media yang digunakan oleh masyarakat desa Cinta Mekar. Penulis mengamati bahwa media yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah interaksi tatap muka. Media tertulis, seperti papan pengumuman di tempat-tempat umum, tidak ditemui di desa Cinta Mekar. Di beberapa rumah tokoh masyarakat yang dikunjungi penulis jarang sekali yang memiliki koran, majalah atau buku. Satu-satunya jenis buku yang ditemui penulis di rumah warga adalah buku pelajaran sekolah dasar.
Pencatatan kegiatan-kegiatan desa dilakukan dalam satu buku besar. Kantor pemerintahan desa jarang tidak menampilkan informasi apapun selain struktur pemerintahan desa di kantornya. Sementara di kantor koperasi unit desa, informasi yang ditampilkan lebih banyak, mencakup juga data pendapatan dan pengeluaran keuangan koperasi. Menurut Pak Endang, data tersebut diperbaharui setiap bulan.
Sementara telekomunikasi menggunakan telepon genggam, sudah sering dilakukan oleh masyarakat desa. Untuk mendapat informasi dari pihak luar, warga desa selain menggunakan interaksi tatap muka, juga menggunakan media telvisi dan radio. Pemancar radio komunitas (radio tingkat desa) juga pernah dibangun di desa dan digunakan warga untuk kegiatan tukar-menukar informasi.
Situasi Pemanfaatan Teknologi di Desa Seluruh keluarga di Desa Cinta Mekar telah menggunakan listrik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya7. Dalam pengamatan penulis, listrik tersebut dimanfaatkan oleh 7
ibid.
50
masyarakat sebagian besar untuk kebutuhan penerangan. Selain itu listirk juga digunakan untuk mengaktifkan televisi dan peralatan elektronik lainnya. Televisi merupakan peralatan elektronik yang teramati ada di setiap rumah. Di Desa Cinta Mekar juga terdapat satu rumah yang memiliki antene parabola, yaitu di rumah kepala desa. Warga Desa Cinta Mekar menggunakan listrik dengan berlangganan pada PLN. Meskipun ada pembangkit listrik mikro hidro di desa tersebut, namun warga hanya punya pilihan untuk menggunakan listrik dari PLN, sebab listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut dijual ke PLN.
Telepon di Desa Cinta Mekar, selain telepon bantuan dari PPTIK ITB, juga terdapat banyak telepon genggam. Menurut Pak Endang, banyak sekali keluarga di desa memiliki setidaknya satu telepon genggam. Banyak operator telepon seluler, baik yang GSM maupun CDMA, yang memiliki sinyal kuat di desa Cinta Mekar. Sedangkan telepon rumah tidak terdapat di desa Cinta Mekar
Masyarakat desa Cinta Mekar, termasuk tokoh-tokoh desa, tidak mengenal komputer, sebagian terutama yang berusia lanjut menyatakan tidak tahu sama sekali apa itu komputer. Guru-guru yang ada di sekolah dasar desa juga masih belum pernah berinteraksi dengan komputer, sebelum proyek ini dimulai. Namun, ada seorang warga desa, yang berprofesi sebagai guru di desa lain, yang memiliki laptop. Warga desa tersebut tidak dikontak sama sekali dalam projek ini.
51
III.2.2 Desa Limbangan Kabupaten Kendal Jawa Tengah Kabupaten Kendal8 Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa tengah. Kabupaten Kendal terletak di bagian utara dari propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal berbatasan di sebelah utara dengan Laut Jawa, disebelah timur dengan Kota Semarang dan Kabupaten Semarang, sebelah selatan dengan Kabupaten Temanggung dan sebelah barat dengan Kabupaten Batang. Luas Kabupaten Kendal adalah 1.002,23 km2. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 1090 40’-110° 18’ bujur timur dan 6° 32’-7° 24’ lintang selatan. terdiri dari 20 kecamatan dengan 285 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Kabupaten Kendal adalah 907.062 jiwa dengan jumlah laki-laki 447.840 Jiwa (49,375%) dan jumlah perempuan 459.222 Jiwa (50,63%), ini menurut data BPS tahun 2006.
Profil ekonomi singkat Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten Kendal Rp. 699.807.546.800 sedangkan belanja daerah Rp. 771.432.537.650. Belanja tidak langsung Rp. 464.457.563.265 dan belanja langsung Rp. 306.974.974.385. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kendal adalah Rp. 60.461.840.500. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dilihat dari sembilan sektor ekonomi yang ada pada PDRB (produk domestik regional bruto) yaitu : 1. Pertanian,perkebunan,peternakan,kehutanan dan perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air minum. 5. Bangunan. 6. Perdagangan, hotel dan restaurant. 7. Pengangkutan dan komunikasi. 8. Keuangan persewaan dan jasa perusahaan. 9. Jasa-jasa.
8
BPS, Kabupaten Kendal dalam Angka, 2008
52
Kontribusi tertinggi didapat dari sektor industri pengolahan yaitu 40,11%. Disusul sektor pertanian yaitu 24,08%, sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 18,39% dan jasajasa 7,86%. Selain 5 sektor diatas, sektor lainnya hanya menyumbang kurang dari 10% dan yang terendah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,90%.
Demografi Desa Limbangan A. Kondisi Geografis9 Desa Limbangan adalah salah satu dari 285 desa yang berada di Kabupaten Kendal. Luas daerah Desa Limbangan adalah 833.570 Ha. Desa Limbangan memiliki lima RW (krajan) dan lima dusun, yaitu Dusun Tercel, Dusun Bulu Sari, Dusun Brujulan, Dusun Borangan dan Dusun Banyuwindu. Desa Limbangan terletak kurang lebih 30 Km dari pusat kabupaten kendal.
Wilayah Desa Limbangan memiliki wilayah yang berbukit-bukit dengan sekitar ± 450 di atas permukaan laut. Desa Limbangan dilalui oleh 2 sungai besar yaitu sungai Kebrok dan sungai Kalimoyo. Serta terdiri dari 45.800 Ha pemukiman, 152.625 Ha sawah, 355.000 Ha kebun dan 17.000 Ha hutan sisanya adalah perkebunan milik swasta 263.139 Ha. Sesuai dengan kondisi ini, mayarakat Desa Limbangan banyak memilih pekerjaan sebagai petani padi dan pekebun. Petani 1.889 orang, buruh tani 1.802 orang, pedagang 81 orang, swasta 199 orang, PNS dan ABRI 137 orang. Kondisi wilayah yang berbukitbukit ini menyebabkan akses dari satu dusun ke dusun lainnya tidak menghambat akses perjalanan. Karena telah ada jalan beraspal antar dusun. Jalan yang menghubungkan dusun-dusun tersebut adalah jalan beraspal seukuran satu mobil, terbentang dari wilayah krajan (5 RW ) sampai dusun Borangan (RW X).
Desa Limbangan memiliki 4 Sekolah Dasar (3 SD negeri dan 1 Madrasah Ibtidaiyah). Serta 3 SLTP (2 SMP Negeri dan 1 Madrasah Tsanawiyah) dan 1 SLTA Negeri. Untuk pendidikan pra sekolah telah tersedia 3 buah TK. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan ada 1 buah PUSKESMAS serta 4 orang bidan yang membuka praktik pribadi. Jarak dusun terjauh adalah 2 Km yaitu Dusun Banyuwindu. Desa Limbangan ada sebuah pasar yang 9
Profil Desa Limbangan 2008
53
di kelola oleh Pemkab Kendal. Serta ada 50 warung yang tersebar di Krajan dan dusundusun.
Desa Limbangan merupakan ibukota Kecamatan Limbangan. Sehingga di desa Limbangan terdapat beberapa kantor pemerintahan dan instansi. Ada 1 kantor kecamatan, 1 kantor urusan agama (KUA), Polsek, Koramil, Kantor POS, kantor PWRI dan kantor KPN. Di Desa Limbangan juga telah terdapat beberapa kantor pembiayaan serta perbankan. Ada satu kantor BRI unit, Kantor kas Bank Nusamba serta kantor BPR/BKK. Sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan serta menabung. Akan tetapi sangat disayangkan masih banyak masyarakat desa Limbangan masih melakukan peminjaman kredit melalui rentenir, bank harian maupun mingguan, yang mana setiap hari maupun tiap 1 minggu membayar melalui pemungut kredit (debt collector).
Gambar 3.2. Desa Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Koleksi Sekolah Rakyat)
54
B. Penduduk10 Penduduk desa limbangan berjumlah 4.484 jiwa, yang terdiri dari 2.226 laki-laki dan 2.258 Perempuan. Yang terhimpun dalam 1.478 Kepala keluarga. Keseluruhan penduduk desa limbangan beretnis Jawa dan kebanyakan beragama Islam. Komposisi umur penduduk usia produktif (20-59 tahun) adalah 2.371 orang. Anak-anak dan remaja (0-19 tahun) adalah 1.284 jiwa. Lansia (diatas 60 tahun) adalah 539 orang. Dari komposisi umur penduduk tersebut terlihat bahwa usia produktif lebih besar dibanding kelompok umur lainnya.
Tingkat pendidikan penduduk desa limbangan adalah : tidak sekolah 1.324 orang, tamat SD 1.879 orang, tamat SLTP 885 orang, tamat SLTA 322 orang dan tamat perguruan tinggi 74 orang. Mata pencarian penduduk adalah : petani 1.889 orang, buruh tani 1.802 orang, pertukangan 216 orang, pensiunan 52 orang, jasa 108 orang, swasta 199 orang, perdagangan 81 orang, PNS/TNI/POLRI 137 orang. C. Ekonomi11 Secara ekonomi kekayaan desa Limbangan berupa lahan, hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan, hasil hutan dan hasil kebun. Luas tanah sawah 152,625 Ha terdiri dari sawah tadah hujan 15,000 Ha dan sawah pengairan non teknis 137,625 Ha, tanah pekarangan 45,800 Ha, tegalan 355,000 Ha, kolam 0,016 Ha, hutan 17,000 Ha, perkebunan 116,900 Ha, lain-lain 146,239 Ha, jumlah 833,580 Ha.
Jumlah rumah tangga petani yang memiliki tanah pertanian adalah 922 kepala keluarga. Keluarga yang memiliki tanah kurang dari 0,5 Ha terdiri dari 619 kepala keluarga, antara 0,5 – 1 Ha 202 kepala keluarga dan keluaga yang memiliki tanah diatas 1 Ha terdiri dari 101 kepala keluarga. Hal ini tidak tercatat dengan baik pada profil desa, namun jumlah tersebut hasil dari wawancara dengan perangkat desa.
10 11
Ibid Ibid
55
Hasil pertanian desa Limbangan juga tidak tercatat dengan baik pada profil desa. Menurut perangkat desa diketahui hasil utama desa Limbangan adalah padi, kopi dan gula aren. Selain itu tidak banyak produksi yang dihasilkan dari hasil pertanian lainnya hanya beberapa hasil pertanian yang bisa tercatat, contohnya durian, pisang, ketela, jagung, petai, dll.
Desa Limbangan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebesar Rp. 91.650.000 sudah termasuk ADD. Sementara untuk belanja yang digunakan, tidak ada data yang menjelaskan itu.
Institusi di desa Limbangan Institusi sosial di desa Limbangan merupakan bagian dari modal sosial desa. Modal sosial adalah norma, adat, dan jaringan kerja yang ada di suatu masyarakat yang mendorong produktifitas dari masyarakat tersebut. Kuatnya dari modal sosial suatu masyarakat akan mendorong
keberhasilan
masyarakat
mengadopsi
dan
memanfaatkan
berbagai
keunggulan dari tempat lain, seperti mengadopsi dan memanfaatkan tekhnologi. Sebaliknya kelemahan dari modal sosial tersebut akan menghambat keberhasilan masyarakat mengadopsi dan memanfaatkan tekhnologi tersebut.
Di desa Limbangan terdapat sebelas institusi sosial yang dominan di desa Limbangan yaitu: Institusi Pemerintahan desa, Institusi Pendidikan, Institusi Madrasah, Institusi koperasi, kelompok kesenian, kelompok posyandu/PKK, kelompok tani, kelompok pemuda, sekolah rakyat, Institusi ormas Muhammadiyah dan Institusi ormas NU. Kesebelas Institusi desa tersebut merupakan Institusi-Institusi yang paling eksis dan aktif menurut penuturan semua nara sumber.
1. Pemerintahan Desa Bertugas melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan desa seperti mengelola administrasi desa, pelayanan masyarakat, dsb. Mereka mendapat insentif dari lahan persawahan (bengkok) sebagai perangkat desa, pengaruh di masyarakat dan akses pengendalian berbagai sumberdaya ekonomi maupun non ekonomi di desa.
56
Keanggotaan lembaga ini Sifat keanggotaan formal dan tertutup, terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Yang merekrut perangkat desa adalah dari hasil pemilihan masyarakat desa.
Stuasi umum yang diamati dari lembaga ini adalah bersifat formal, menguasai sumberdaya, bantuan pemerintah datangnya ke pemerintahan desa, tapi kurang didukung warga, didominasi figur kepala desa dan perangkat desa, lemah dalam transparansi dan akuntabilitas, kantor desa buka sampai jam 12.00 hari sabtu dan minggu tutup,tidak bisa diharapkan menjadi penggerak perubahan sosial. Perangkat desa dipilih oleh masyarakat yang mempunyai hak pilih, akan tetapi dalam beberapa waktu yang lalu hanya diikuti oleh 1 calon serta dipilih oleh perangkat desa, BPD serta LPPMD secara aklamasi.
2. Sekolah Bertugas melakukan fungsi pengajaran bagi masyarakat desa. Keanggotaan sekolah bersifat formal dan tertutup, terdiri dari kepala sekolah, guru tetap, GTT, dan staf administrasi sekolah. Situasi umum yang diamati adalah didominasi figur kepala sekolah, hubungan dengan masyarakat terbatas sebagai tempat menyekolahkan anak, para guru memposisikan sekolah sebagai tempat bekerja sebatas tempat bekerja, lemah dalam tranparasi kurang memiliki semangat untuk berperan lebih di lingkungan desa Limbangan.
3. Madrasah Seperti halnya institusi sekolah, institusi madrasah bertugas melakukan fungsi pengajaran bagi masyarakat desa. Keanggotaan sekolah bersifat formal dan tertutup, terdiri dari kepala sekolah, guru tetap, GTT, dan staf administrasi sekolah. Situasi umum yang diamati tentan madrasah adalah beberapa guru disana cukup antusias untuk mengembangkan mutu lembaganya, lebih didukung tokoh-tokoh informal agama Islam.
57
4. Koperasi Bertugas mengelola dana dari pendapatan pembayaran rekening listrik, penjualan pupuk kimia, simpan pinjam. Insentif yang diperoleh pegiat-pegiatnya adalah gaji sebagai pengurus dan kemudahan bagi anggota untuk meminjam uang. Situasi yang diamati tentang kolerasai adalah hanya menjadi tempat pembayaran rekening listrik, bidang usahanya masih terbatas pada penyaluran pupuk kimia dan simpan pinjam tapi lemah dalam transparansi. Sifat keanggotaan formal dan terbuka. Terdiri dari para pengurus koperasi dan anggota koperasi.
5. Kelompok Kesenian Kelompok ini sering mengadakan kegiatan-kegiatan kesenian, menyelenggarakan pentas seni. Insentif yang didapat status sosial, pemenuhan tuntutan sosial, keguyuban Kelompok ini kadang-kadang juga melakukan pelatihan dan pertemuan. Dalam melakukan pertunjukan hanya karena hajatan dengan sedikit imbalan. Sifat keanggotaan kelompok ini informal dan terbuka. Jumlah pasti anggota sangat sulit diukur tapi setiap pertemuan rata-rata yang hasdir terdiri dari semua orang dewasa khususnya pria yang tinggal di desa. (kuda lumping, rebana, orkes melayu, karawitan, dan keroncong).
6. Posyandu / PKK Bertugas melakukan pelayanan kesehatan sederhana pada ibu, anak dan lansia. Memberi penerangan masalah kesehatan dan keluarga. Motif para anggotanya adalah Pengabdian sosial, keguyuban, menjaga keehatan diri sendiri dan anaknya, meluaskan pergaulan dan pengetahuan. Sifat keanggotaan formal dan terbuka. Institusi ini diamati memiliki dukungan kuat dari masyarakat, kegiatan posyandu/PKK tetap rutin berlangsung walau tanpa dukungan dana dari pihak luar.
7. Kelompok Tani Menjadi kelompok sasaran bagi berbagai program pertanian dari pemerintah. Melakukan penyuluhan pada anggota-anggotanya, melakukan gotong royong sesama anggota. Sering kali mendapat bantuan bibit-bibit tanaman dan pupuk dari pemerintah
58
propinsi maupun pemerintah kabupaten Kendal. Anggota kelompok mendapat mafaat dari program pemerintah, dalam penggarapan lebih ringan karena di bantu anggota yang lain. Sifat keanggotaan formal dan terbuka. Di desa Limbangan banyak terdapat kelompok-kelompok tani gotong royong (12 kelompok tani). Jumlah anggota rata-rata 20 – 40 0rang dan yang tercatat secara resmi di pemerintahan ada 2 kelompok tani. Jumlah anggotanya cukup besar, tokohnya mas Budi dan Pak Mintoro adalah tokoh tani di desa Limbangan sering jadi rujuuan bagi kelompok-kelompok tani lainnya namun mengalami kesulitan dalam menggerakan anggota kelompoknya.
8. Kelompok Pemuda Sering berfungsi menjadi panitia dari berbagai acara di desa, seperti peringatan kemerdekaan RI, keolahragaan. Belakangan banyak yang aktif dalam setiap event pemilihan kepala daerah dan legislatif. Manfaat yang diperoleh para pemuda untuk bergabiung dalam kelompok ini adalah bersosialisasi, memperoleh kesempatan mengaktualisasikan potensi dan prestasi. Memperoleh uang, misalnya dengan menjadi panitia atau tim sukses. Belakangan ini motifasi memperoleh uang cukup dominan. Banyaknya pemuda-pemuda di desa Limbangan yang belum memperoleh pekerjaan tetap serta belum adanya kesadaran dari pemuda dalam mengelola lahan pertanian yang ada, menyebabkan pengganguran terselubung banyak berpotensi sebagai kerawanan sosial. Kelompok ini beraktifitas hanya jika ada kegiatan olah raga dan pemilihan kepala daerah maupun legislatif. Sering mengalami konflik karena masalah salah paham. Tetapi memiliki tokoh muda potensial dan diantarannya ada yang memiliki pendidikan perguruan tinggi, ada juga gadis-gadis yang aktif dalam kelompok ini karena tidak ada tradisi nikah muda untuk perempuan.
9. Sekolah Rakyat (LSM) Sekolah
Rakyat
memiliki
berbagai
macam
kegiatan,
diantaranya
adalah
pengembangan radio komunitas dan men dorong pemanfaatan TIK seperti yang akan dijelaskan dalam laporan ini. Selain itu mereka juga menjadi fasilitator untuk pemberdayaan masyarakat desa. Capacity building dan coaching clinik bagi institusi lain. Masalah-masalah sosial yang terkait dengan pemerintah dan pelayanan publik.
59
Masalah lingkungan dan sumberdayanya,serta masalah-masalah kerentanan atau ketahanan dalam menghadapi bencana alam. Tujuan dari anggota-anggotang adalah bersosialisasi,memperoleh kesempatan mengaktualisasi diri dalam potensi dan prestasi. Memperoleh gaji bagi aktivis yang menjalankan program dan proyek. Sifat keanggotaan formal dan terbuka.terdiri dari direktur, manager, staf dan anggota biasa.
Sekolah Rakyat merupakan institusi formal, yang memiliki akte notaris kelembagaan. Mereka beraktifitas secara terprogram, lebih transparansi dan akuntabel, bisa sebagai pioner perubahan sosial. Banyak bergerak di bidang isu-isu kebijakan publik dan pelayanan publik. Isu mengenai lingkungan dan konservasi sangat konsen diangkat oleh sekolah rakyat di desa Limbangan. Pernah membuat radio komunitas dan dianggap berhasil akan tetapi karena tidak adanya gaji bagi penyiar dan antena tersambar petir maka radio kuminitas berhenti mengudara. Sebagai tempat masyarakat melakukan pengaduan dalam hal pelayanan publik. Misalnya Puskesmas Limbangan sudah memiliki rawat inap atas usulan dari masyarakat kepada Sekolah Rakyat yang diteruskan ke permerintahan kabipaten Kendal untuk ditindaklanjuti. Sebelumnya masyarakat desa Limbangan dan sekitarnya berobat di Bidan praktek pribadi yang dinilai mahal oleh masyarakat.
10. Organisasi Massa Muhammadiyah Kegiatan
mereka
adalah
mengadakan
kegiatan-kegiatan
agama
Islam,
menyelenggarakan pengajian, diskusi agama islam. Masalah-masalah masyarakat yang terkait dengan moral. Insentif yang mereka peroleh adalah Status sosial, peningkatan pencapaian spiritual, dan pemenuhan tuntutan sosial. Sifat keanggotaan informal terbuka, jumlah simpatisannya lumayan besar kurang lebih 1100 orang. Setiap pertemuan atau pengajian seminggu sekali mampu mengumpulkan 30 – 40 orang sekali pengajian, sering dimanfaatkan untuk pengumuman dan sosialisasi. Dalam pengajian tersebut tidak hanya membahas mengenai agama tetapi juga membahas masalah – masalah lain yang berkaitan dengan masyarakat. Sering juga membicarakan masalah politik, ekonomi dan lingkungannya. Ada beberapa tokoh yang berminat untuk bergerak diluar kegiatan keagamaan. Sangat dimungkinkan
60
sebagai agen perubahan sosial karena kemampuan dan pengetahuan yang lebih dibanding kelompok lain. Muhammadiyah di desa limbangan sudah banyak melakukan perubahan di bidang adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran agama islam menjadi kebiasaan yang lebih islami. Misalnya acara kematian, dulu jika ada yang mati pasti ada acara sembelih sapi maupun kambing untuk di suguhkan kepada para takziah, saat ini hal tersebut sudah hilang.
11. Organisasi Massa Nadhlatul Ulama (NU) Kegiatan
mereka
adalah
mengadakan
kegiatan-kegiatan
agama
Islam,
menyelenggarakan pengajian, diskusi agama islam. Masalah-masalah masyarakat yang terkait dengan moral. Insentif yang mereka peroleh adalah Status sosial, peningkatan pencapaian spiritual, dan pemenuhan tuntutan sosial. Sifat keanggotaan informal dan terbuka. jumlah simpatisannya sangat banyak kurang lebih 2.600 orang. Setiap pertemuan atau pengajian seminggu sekali mampu mengumpulkan 30 – 40 orang sekali pengajian, sering dimanfaatkan untuk pengumuman dan sosialisasi. Belum ada tokoh yang berminat untuk bergerak diluar kegiatan keagamaan. Sering di manfaatkan oleh pihak-pihak yang mengusung calon kepala daerah dan calon legislatif (sosialisasi calon dan programnya).
61