49
BAB III PERSEPSI SANTRI TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL PENDIDIK DI PONDOK PESANTREN AL-MUBAROK MEDONO PEKALONGAN A. Profil Pondok Pesantren Al-Mubarok Medono 1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Mubarok Sebagai basis pendidikan diniyah dengan sistem tradisional, pesantren ternyata mampu memberikan kontribusi kepada bangsa dan Negara yang tidak sedikit, bahkan sejak zaman Belanda, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar saja, akan tetapi menjadi pusat penggemblengan para “pahlawan bersarung” dan mampu membuktikan diri hingga dapat mengantarkan Indonesia merdeka. Kini meski diakui telah banyak pondok pesantren tersentuh dengan sistem pendidikan modern, tidak demikian dengan pesantren AlMubarok kota Pekalongan. Meski berada di tengah pemukiman penduduk kota yang cukup padat, sistem pendidikan salaf dengan metode sorogan dan bandongan serta pusyawaroh masih menjadi cirri khas pondok pesantren Al-Mubarok hingga sekarang. Pesantren Al-Mubarok yang dirintis oleh Almaghfurlah Kiai Anshor bin Abdul Lathif, ini berawal dari kegiatan belajar mengajar ilmu agama di rumah beliau selepas maghrib yang hanya diikuti oleh santrisantri dari remaja masyarakat sekitar, disamping pengajian pagi di masjid Al-Mubarok yang diikuti oleh santri dan masyarakat yang sudah berjalan semenjak Mbah Kiai Abdul Lathif. Dari kedua pengajian itu kemudian 49
50
berkembang dengan kedatangan orang-orang dari luar daerah seperti petarukan, serang, salatiga, jatibarang, bandar dan daerah-daerah lainnya yang juga ingin ikut menimba ilmu agama pada beliau dengan menempati dua ruang yang ada di sebelah kiri kanan mihrob musholla maghfiroh sehingga kemudian dibangun aula di depan masjid Al-Mubarok diatas tanah wakaf dari ibu Badriyah. Sejalan
dengan
perkembangan
santri-santri
pondok
yang
berdatangan dari berbagai daerah lain maka ayahanda membuka madrasah diniyah untuk putra yang dilaksanakan pada malam hari, sebagai pembentuk pengajar pada awal pendirian itu adalah kiai Fadhal, ustadz Ihsan dan ustadz Zainuri Ahmad Petarukan. Mereka adalah salah satu dari santri diniyah pertama sehingga sempat menyaksikan perkembangan pesat diniyah tersebut di awal pendirian. Bangunan asrama yang baru dibangun diatas tanah wakaf ibu Badriyah ini meliputi fasilitas tiga kamar dan satu ruang belajar. Pada perkembangannya ketika musholla mendapat wakaf ubin (tegel) dari Hj. Pasirah Kauman untuk dijadikan masjid, nama musholla itu sendiri, nama musholla itu sendiri berubah menjadi masjid Al-Mubarok, yang kemudian diikuti perubahan nama pesantren yang sebelumnya Maulana Malik Ibrahim menjadi pondok pesantren Al-Mubarok. Perubahan nama dari musholla ke masjid dan perubahan nama pondok pesantren yang diawali dengan rehab lantai tersebut terjadi kurang lebih pada tahun 1978 M.
51
Diharapkan dengan pergantian nama pesantren tersebut dapat meningkatkan kemanfaatan dan keberkahan pesantren dan menambah dari yang sudah diperoleh dari barokah nama salah satu wali sembilan yang berjasa besar pada penyebaran agama Islam di pulau jawa khususnya. Harapanj itu nampaknya menjadi nyata dengan bertambahnya santri-santri dari luar daerah yang ingin turut tafaqquh pada Kiai Anshor yang kemudian mendapat respon positif dari masyarakat sehingga dibangun lagi sebuah asrama yang lebih representatif pada tahun 1981 M. Bangunan asrama yang ke dua diatas tanah wakaf dari keluarga Bapak Carmun bin Salbani ini terdiri dari beberapa kamar yang sebagian telah dikontruksi bertingkat, aula dan kantor dengan setting apa adanya sehingga belum meiliki bentuk khas sebagai pintu gerbang pesantren. Baru pada masa penerusnya dilakukan renovasi sehingga memiliki pintu gerbang dan bentuk pesantren yang khas. Setelah kiai Ansor wafat pada tahun 1992 M diteruskan oleh putra beliau Zakaria Anshor yang baru saja menyelesaikan pendidikan aliyah di pesantren Sarang Rembang. 2. Kondisi Umum Pondok Pesantren Al-Mubarok a. Letak Geografis Pesantren ini berada di Kelurahan Medono yang menjadi bagian wilayah kecamatan Pekalongan Barat, satu dari empat kecamatan di kota Pekalongan. Secara geografis letak pesantren tidak jauh dari pusat kota yang hanya berjarak kurang lebih 1 KM. dan dari
52
jalur utama Jakarta-Surabaya jalan Jend Sudirman hanya 400 M kearah selatan yang bisa ditempuh dengan jalan kaki ataupun dengan becak dari sebelah barat kantor kepolisian. Tidak jauh dari lokasi pesantren khususnya disepanjang jalan Karya Bhakti berdiri show room-show room yang menawarkan hasil produksi home industry berupa batik ataupun kerajinan ATBM. Sementara di jalan Jend Urip Sumoharjo yang berjarak 500 M sebelah barat pesantren berdiri pusat perbelanjaan terbesar di kota Pekalongan, yaitu Carrefour. b. Kepengurusan Personalia kepengurusan Yayasan Al-Mubarok pada rapat pendirian yayasan pada: Hari/tanggal : Jum’at, 6 April 2001 M Waktu
: 13.30
Tempat
: Kantor PP Al-Mubarok
Dengan menggunakan sistem formatur yang terdiri dari: Khodimul Ma’had, Ust. Ja’far, Ust. Shomad, Ust. Romadhon Abd Djalil, Ust. Basrin Nawawi, Bapak Bakri, Ust. Makmur. Sehingga terbentuk pengurus harian yayasan sebagai berikut: Ketua umum
: Zakariya Anshor
Ketua I
: Ust. Basrin Nawawi
Ketua II
: Ust. Drs. Halimi
Sekretaris I
: Ust. M. Fauzan Zuhdi
Sekretaris II
: Ust. Mudzakkiron
53
Bendahara I
: Ust. Kholil Kurdi
Bendahara II
: Bapak Rohan
Sebagai
langkah
awal
adalah
menyusun
kelengkapan
kepengurusan yayasan yang meliputi seksi-seksi berikut kordinator masing-masing. Setelah semua tersusun, langkah berikutnya adalah menyusun AD/ART yayasan untuk bisa mendapatkan legalitas sebagai yayasan resmi yang berkedudukan
di Pekalongan.
Alhamdulillah lewat Kantor Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tana Amiruddin SH yang berkantor di jalan Jend Sudirman No. 79-A Yayasan Al-Mubarok mendapatkan akta Nomor 47 Tanggal 15 agustus 2001. c. Sarana dan Prasarana Untuk memenuhi kebutuhan santri, pengasuh pondok yang telah dilimpahkan kepada putranya, yakni kiai H. Zakaria Anshor, menyediakan beberapa sarana prasarana antara lain: asrama santri, aula, sekretariat, masjid, gedung madrasah, perpustakaan, ruang komputer, poskestren, koprasi, serta lapangan olah raga. d. Visi dan misi Visi: Pesantren terkemuka, mencetak manusia yang seutuhnya (Berilmu, Berakhlaq, Terampil, Mandiri, Disiplin dan Bertanggung Jawab)
54
Misi: a) Melaksanakan pendidikan agama yang berjenjang dan berkualitas b) Menanamkan
semangat
pengalaman
ittiba’
sunnah
dalam
kehidupan sehari-hari c) Menciptakan tata kelola dan suasana pesantren yang bersih, rapi dan kondusif d) Menumbuhkan sifat khidmat dan bertanggung jawab pada masyayikh, masyarakat dan Negara e) Membangun jiwa kemandirian santri f) Membekali pengetahuan secara berjenjang dan kompetitif
55
e. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mubarok
PENGASUH KH. ZAKARIA ANSHOR
KETUA: JAMALUDIN RIDWAN WAKIL KETUA: ABDUL MUHYI
BENDAHARA: AGUS ILYAS WAKIL BENDAHARA: M. IRSYAD
SEKSI KEGIATAN DAN PENDIDIKAN: MUHAIMIN A. ASIKIN TAUFIQ
SEKSI KEBERSIHAN: MUSBIHIN SOLAHUDIN DARUL SALIM
SEKSI KEAMANAN: MUFASSIR SYUKRON HASAN BISRI
SEKSI HUMAS: A. ASYARI ABDUL QOSIM
SEKSI KESEHATAN: HADIANA IZZUN ABD. MUN’IN
SEKSI PERPUSTAKAAN: KHOIRUL MUKHLIS M. NAJIB
SEKSI PENGAIRAN DAN PENERANGAN: M. ABD. SYAKUR RIZAL FAUZI AKROM KHASANI
SEKSI SARANA DAN PRASARANA: SAIFUL BAHRI. KS MIFTAH AZIZ
SEKRETARIS: MASRUHIN WAKIL SEKRETARIS: ABDUL MUID
56
f. Data Ustadz dan Ustadzah Pondok Pesantren Al-Mubarok Tabel 2 Data Ustadz dan Ustadzah1 NO
1
Nama
Pendidikan
Alamat
1.
KH. Zakaria Anshor
MA
Medono
2.
Ust. Abd. Hamid
S1
Tegalrejo
3.
Ust. Shodiq
S1
Medono
4.
Ust. Fuad Mukhlis
MA
Medono
5.
Ust. Hatani
S1
Medono
6.
Ust. Hanafi
MA
Medono
7.
Ust. Subkhi
MA
Medono
8.
Ust. Zamroni
MA
Pringlangu
9.
Ust. Ja’far
MA
Medono
10.
Ust. H. Khalil Kurdi
S1
Medono
11.
Ust. Mabrur
MA
Medono
12.
Ust. M. Marzuki
MA
Medono
13.
Ust. Humaidi
MA
Kebulen
14.
Ust. Abdul Muhyi
MA
Pemalang
15.
Ust. Masrukhin
MA
Blado Batang
16.
Ust. Miftahul Huda
MA
Medono
17.
Ust. Muhlisin
MA
Medono
18.
Ust. Jamaludin
MA
Moga Pemalang
Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Mubarok yang diambil pada tanggal 13 April 2015
57
19.
Ust. Muhaimin
MA
Blado Batang
20.
Ust. Taufiq
MA
Blado Batang
21.
Ust. M. Agus Ilyas
MA
Petarukan PML
22.
Ust. Ahmad Marzuki
MA
Petarukan PML
23.
Ust. Abdus Syakur
MA
Blado Batang
24.
Ust. Syukron
MA
Blado Batang
25.
Ibu Nyai Ismah Khaliyah
MA
Medono
26.
Ustz. Luthfiyah Anshor
S1
Medono
27.
Ustz. Nur Anisah
MA
Medono
28.
Ustz. Khotimah
MA
Medono
29.
Ustz. Muslichah
MA
Medono
30.
Ustz. Farizah
S1
Medono
31.
Ustz. Faizah
MA
Medono
32.
Ustz. Inayatul Maula
S1
Medono
33.
Ustz. Hj. Yatimah
MA
Medono
34.
Ustz. Luthfiyah
MA
Podosugih
g. Pengelolaan Pada awal pendiriannya pesantren ini dikelola dan diatur sendiri oleh pendiri sekaligus pengasuhnya kiai Anshor Abdul lathif. Tidak banyak melibatkan tangan kecuali para saudara dari kakakkakak beliau sekandung maupun seayah, orang-orang dekat dari lingkungan pesantren yang notabennya mereka adalah santri asuhan
58
beliau yang memang memiliki komitmen untuk ikut membesarkan pesantren. Sebagai hasil karya yang menjadi salah satu saksi bisu perjalanan masa ini disamping rehab musholla maghfiroh dan diubah menjadi Masjid Al-Mubarok pada tahun 1978 M adalah bangunan asrama pesantren pertama yang berlokasi di depan masjid AlMubarok kurang lebih pada tahun 1973 M. sebagian bangunan asrama kedua yang berlokasi disebelah barat saluran sungai Asem Binatur pada tahun 1978 M. Perkembangan berikutnya muncul perhatian dan keterlibatan dari
masyarakat
sehingga
kemudian
secara
resmi
dibentuk
kepengurusan dengan ketua H. Syarif dilengkapi dengan struktur kepengurusan sebagai layaknya sebuah lembaga resmi. Kerja nyata dari kepengurusan ini bisa dilihat dari beberapa bangunan-bangunan susulan baik penyempurnaan komplek asrama santri ataupun bangunan madrasah yang terdiri lima ruang berlokasi disebelah timur makam yang berasal dari wakaf H. Abdul Qadir dan Bapak Khudlori Romli bahkan dilengkapi dengan sebidang lahan kosong berlokasi sebelah utara bangunan asrama utama bekas tanah milik Rusmanto bin Rahmat. Kemudian secara serempak sebagai partisipasi masyarakat Medono khususnya tanah itu bisa terbeli dan selanjutnya diwakafkan.
59
Penambahan areal tanah pesantren pasca pendiri sementara ini baru dua lokasi, bilik pengasuh yang dibeli dari bekas milik keluarga bapak Carmun dan sebidang tanah bekas pabrik tenun milik Bapak Turmudzi yang lokasinya sebelah lahan kosong. Selain H. Syarif sendiri, yang juga banya terlibat dalam masa ini adalah Ust. Romadhon terutama dalam keadministrasian dan juga beliau KH. Zainuri Zainal serta orang-orang sekitar pesantren terutama orang-orang dekat ayahanda. Pada kedua masa ini terjadi pasang surut terutama dari sisi kwantitas santri. Namun itu bukan yang utama dari beliau, kalau saja beliau mengutamakan kwantitas ada kesempatan besar ketika PGAN dibuka di Pekalongan yang sekarang menjadi MAN 2. Beliau lebih menitikberatkan kwalitas, bagaimana santri-santri beliau bisa benarbenar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berguna di masyarakat. “Santri siji dadi luih seneng timbang santri pirang-pirang ora karuan”, begitu beliau sering bertutur. Pada hari kamis 20 Syawwal 1422 H atau bertepatan 23 Juli 1992 M, Kiai Anshor Abd Lathif wafat meninggalkan seorang istri dan empat orang anak laki-laki dan dua anak perempuan. Kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh generasi awal sebagai penerusnya sebagaimana yang dimaklumatkan oleh KH. Ghufron Ahid pada saat pelepasan jenazah beliau di Masjid Al-Mubarok.
60
Mulai masa itu pesantren memasuki masa transisi. Ada dua penerus yang memang sangat diharapkan kelanjutannya oleh pendiri, yaitu Kyai Shiddiq Ru’yat selaku santri senior yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan Zakaria Anshor selaku putranya sendiri yang baru saja menyelesaikan pendidikan di pesantren Sarang. Sebagai pendatang baru yang masih hijau keduanya mesti banyak melakukan adaptasi-adaptasi di sana-sini. Bukan saja dengan orang-orang di sekelilingnya akan tetapi juga dengan lingkungan pesantren sendiri dengan segala sesuatunya. Barangkali demi mempercepat
proses
adaptasi
dilakukan
perampingan-
perampinganbadan kepengurusan sekaligus memberi kesempatan pada lingkungan sekitar pondok untuk lebih berkiprah. Karenanya dibentuklah kembali kepengurusan dengan komposisi yang lebih efektif diketuai Ust. Ihsan Munawwar. Salah satu partisipasi masa ini yang masih bisa dilihat adalah bangunan bilik pengasuh berlokasi sebelah barat bangunan asrama pondok yang berhasil dibeli pengurus lewat partisipasi masyarakat khususnya santri manaqib Kiai Shiddiq. Di bangunan ketiga inilah Kyai Shiddiq bersama keluarganya menempati setelah sebelumnya hanya menempati ruang sempit di sebelah utara kolam Masjid AlMubarok. Ruang sempit itu awalnya berfungsi sebagai dapur santrisantri generasi awal, kemudian direnovasi dan ditempati oleh
61
almarhum Ust. Syamsuri bersama santri-santri karyawannya yang bekerja lebih dari setengah hari memproduksi peci serba luwes. Meninggalnya ketua pengurus pondok pesantren, Ust. Ihsan digantikan
oleh
penerusnya
Ust.
Ja’far
sekalian
dilakukan
perombakan personalia seperlunya sehingga terbentuk komposisi pengurus yang ramping di bawah komandonya. Ada cukup banyak catatan penting terjadi di masa transisi kepengurusan (bukan transisi pengasuh) kedua ini disamping ada sumbangan nyata adalah penyatuan bangunan Masjid Al-Mubarok dengan aula pondok yang sebelumnya terpisah. Di antara catatan penting pada penghujung masa ini adalah sentralisasi kepemimpinan pesantren dengan tidak aktifnya salah satu pengasuh, ketidakaktifan itu mau tidak mau memaksa pada pengasuh lainnya untuk kembali bangkit setelah sebelumnya mengalami keterpurukan semangat oleh sebab faktor yang hampir sama. Dalam masa transisi ini selain kedua ketua pengurus terdapat pula peran-peran orang baru maupun lama seperti bapak Bakri, Kiai Shiddiq dan Ust. Kholil terutama dalam urusan pendidikan internal pesantren. Guna mengakomodir catatan-catatan penting pada masa ini dibentuklah sebuah wadah dengan nama Yayasan Al-Mubarok. Di sinilah masa pendirian yayasan.2
2
62
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Untuk variabel kompetensi sosial pendidik teknik yang digunakan adalah angket, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas pada instrumen angket yang akan digunakan untuk penelitian. Untuk memudahkan dalam angket kompetensi sosial, maka dipaparkan blue-print angket kompetensi sosial dengan jumlah item soal 20 sebagai berikut: Tabel 3 Blue Print Angket Kompetensi Sosial Pendidik (Sebelum Uji Coba)
Indikator
Nomor Item
Jumlah Butir
1,2,3,4,5
25%
6,7,8,9,10
25%
Ikut berperan aktif di masyarakat
11,12,13,14,15
25%
Menjadi agen perubahab sosial
16,17,18,19,20
25%
20 item
100%
Berkomunikasi dan bergaul secara efektif Pandai bergaul dengan sesama ustadz dan tenaga kependidikan
Jumlah Item
Sebelum angket kompetensi sosial digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, maka dilakukan uji coba validitas dan reliabilitas terlebih dahulu yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015 dan diujikan kepada 81 subjek penelitian. Yang mana dalam subjek penelitian ini adalah para santri putra di pondok pesantren Al-Mubarok Medono Pekalongan. Uji
coba
tersebut dimaksudkan untuk memilih item-item yang memiliki validitas dan
63
reliabilitas yang baik. Pengujian validitas item dilakukan dengan penghitungan menggunakan bantuan program SPSS 16. Pengujian reliabilitas dilakukan pada semua item yang valid pada masing-masing skala. Uji item skala kompetensi sosial yang terdiri dari : 1. Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (skala) yang digunakan dalam mengumpulkan data dan diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor item jawaban responden dengan total skor masing-masing item. Koefisien validitas yang penulis tetapkan adalah apabila rxy >0,361 maka item dinyatakan valid atau memuaskan. Uji validitas dihitung dari pilihan jawaban yang dipilih oleh subjek. Berdasarkan perhitungan uji validitas pada variabel kompetensi sosial siswa diketahui bahwa dari 20 butir item dalam angket kecerdasan sosial diketahui 15 item butir. Tabel 4 Ringkasan Uji Validitas Angket Kompetensi Sosial Instrumen Kompetensi
Kreteria
Hasil Uji Validitas
Jumlah
3,4,6,8,9,10,11,12,13,14,15,16,18,
15
Item Valid
Sosial
19,20 Invalid
1,2,5,7,17, Jumlah
5 20
64
2. Reliabilitas Uji reabilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi (keajegan) dari jawaban responden terhadap suatu alat ukur psikologis yang disusun dalam bentuk kuesioner.3 Penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach untuk mengetahui reabilitas dibantu dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, begitu pula sebaliknya.4 Berikut adalah hasil perhitungan uji reliabilitasnya: Tabel 5 Nilai Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .918
N of Items 15
Sementara 15 item dinyatakan valid dengan koefisiensi validitas lebih besar dari 0,361. Sedangkan koefisien reliabilitas Alpha yang didapat adalah 0,918 yang artinya koefisien reliabilitas nilai r11 > 0,6 sehingga item dinyatakan reliabel.
3
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2000) hlm.
4
Ibid, hlm. 83.
83
65
Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman hasil uji validitas dan reliabilitas instrument konsep diri dapat dilihat tabel ringkasan sebagai berikut :
Tabel 6 Blue Print Angket Kompetensi Sosial (Setelah Uji Coba) Indikator
Nomor Item
Jumlah Butir
Berkomunikasi
dan
3,4
2
6,8,9,10
4
12,13,14,15,16
5
18,19,20
3
15 item
15
bergaul secara efektif Pandai
bergaul
dengan
sesama ustadz dan tenaga kependidikan Ikut berperan aktif di masyarakat Menjadi agen perubahan sosial Jumlah Item
66
Setelah mengetahui klasifikasi jawaban angket, langkah penulis selanjutnya adalah mencari perolehan nilai per item pertanyaan yaitu sebagai berikut: Tabel 7 Jumlah Perolehan Nilai Peritem Pertanyaan No
Alternatif Jawaban
Item Pertanyaan
Item
A
B
C
D
73
1
7
0
76
5
0
0
78
3
0
0
75
1
5
0
44
29
8
0
73
1
7
0
78
3
0
0
38
41
2
0
42
33
6
0
Ketika ustadz Anda sedang menerangkan materi 1.
pelajaran, ada peserta didik yang bermain sendiri, apakah ustadz Anda menegurnya? Ketika menyuruh peserta didiknya untuk
2.
mengerjakan soal, apakah ustadz Anda mengucapkan dengan lemah lembut? Pada saat berbicara dengan ustadz yang lain,
3.
apakah ustadz Anda menggunakan kata-kata yang ramah ?
4.
Ketika ada salah satu ustadz yang sedang sakit, apakah ustadz Anda menjenguknya? Apakah ustadz Anda mengisi kelas yang sedang
5.
kosong ketika ustadz yang bersangkutan tidak hadir? Apakah ustadz Anda membantu ustadz yang lain
6.
ketika mangalami kesulitan dalam mengatasi peserta didik?
7.
8.
9.
Apakah ustadz Anda bersikap
ramah
terhadap
pegawai (TU) ? Apakah
ustadz
Anda
mengisi
pengajian
di
musholla? Apakah ustadz Anda mengisi acara hajatan yang diadakan oleh salah satu warga masyarakat?
67
Apakah 10.
ustadz
Anda
bekerja
sama
dengan
masyarakat ketika pondok pesantren mengadakan
75
6
0
0
72
8
1
0
69
5
7
0
57
20
4
0
67
12
2
0
73
6
1
1
acara hari besar Islam? Apakah ustadz Anda berpartisipasi dalam acara hari 11.
besar Islam yang diadakan oleh masyarakat setempat?
12.
13.
14.
15.
Apakah
ustadz
Anda
berpartisipasi
dalam
menyelesaikan masalah di masyarakat? Apakah ustadz Anda menceritakan pengalamannya kepada peserta didik? Apakah ustadz Anda memberi solusi ketika ada peserta didik yang sedang mempunyai masalah? Apakah ustadz menyuruh Anda menolong teman yang sedang sakit?
Setelah memperoleh nilai dari angket yang telah dijawab oleh responden, maka dimasukkan kedalam tabel distribusi persentase per item pertanyaan dengan menggunakan rumus.5
Keterangan: P = Prosentase dari jawaban responden F = merupakan frekuensi yang sedang dicari prosentase (jumlah jawaban)
5
Salafuddin, Stastitika Terapan Untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm 32
68
N = Number of case (jumlah Responden) Hasil angket persepsi santri terhadap kompetensi sosial pendidik di pondok pesantren Al-Mubarok Medono pekalongan adalah sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Nilai Prosentase dan Interval Nilai Prosentase Alternatif Jawaban Angket N0 Item 1.
Alternatif
Pertanyaan
Jawaban
frekuensi
persentase
Interprestasi
Ketika ustadz Anda sedang menerangkan
materi
Selalu
73
90%
pelajaran, ada peserta didik
Sering
1
1%
Kadang-Kadang
7
9%
Tidak Pernah
0
0%
Selalu
76
94%
Sering
5
6%
Kadang-Kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Selalu
78
96%
Sering
3
4%
Kadang-Kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Ketika ada salah satu ustadz
Selalu
75
93%
yang sedang sakit, apakah
Sering
1
1%
Kadang-Kadang
5
6%
Tidak Pernah
0
0%
yang apakah
bermain ustadz
sendiri, Anda
Sangat Baik
menegurnya? 2.
Ketika menyuruh peserta didiknya untuk mengerjakan soal, apakah ustadz Anda mengucapkan dengan lemah lembut?
3.
Pada
saat
berbicara
dengan ustadz yang lain, apakah
ustadz
menggunakan
Anda kata-kata
yang ramah ? 4.
ustadz menjenguknya?
Anda
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
69
5.
Apakah
ustadz
Anda
Selalu
44
54%
mengisi kelas yang sedang
Sering
29
36%
kosong ketika ustadz yang
Kadang-Kadang
8
10%
Tidak Pernah
0
0%
Selalu
73
90%
Sering
1
1%
Kadang-Kadang
7
9%
Tidak Pernah
0
0%
bersangkutan tidak hadir? 6.
Apakah
ustadz
Anda
membantu ustadz yang lain ketika mangalami kesulitan dalam
mengatasi
peserta
ustadz
Anda
Selalu
78
96%
terhadap
Sering
3
4%
Kadang-Kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Anda
Selalu
38
47%
di
Sering
41
51%
Kadang-Kadang
2
2%
Tidak Pernah
0
0%
Anda
Selalu
42
52%
mengisi acara hajatan yang
Sering
33
41%
diadakan oleh salah satu
Kadang-Kadang
6
7%
Tidak Pernah
0
0%
Selalu
75
93%
Sering
6
7%
Kadang-Kadang
0
0%
Tidak Pernah
0
0%
Anda
Selalu
72
89%
berpartisipasi dalam acara
Sering
8
10%
Kadang-Kadang
1
1%
Tidak Pernah
0
0%
didik? 7.
Apakah bersikap
ramah
pegawai (TU) ?
8.
Apakah
ustadz
mengisi
pengajian
musholla?
9.
Apakah
ustadz
warga masyarakat? 10.
Apakah
ustadz
bekerja
sama
Anda dengan
masyarakat ketika pondok pesantren mengadakan acara hari besar Islam? 11.
Apakah
hari
besar
ustadz
Islam
yang
diadakan oleh masyarakat
Kurang Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
70
setempat? 12.
Apakah
ustadz
Anda
Selalu
69
85%
dalam
Sering
5
6%
Kadang-Kadang
7
9%
Tidak Pernah
0
0%
Selalu
57
70%
Sering
20
25%
Kadang-Kadang
4
5%
Tidak Pernah
0
0%
Anda
Selalu
67
83%
memberi solusi ketika ada
Sering
12
15%
peserta didik yang sedang
Kadang-Kadang
2
2%
Tidak Pernah
0
0%
Apakah ustadz menyuruh
Selalu
73
91%
Anda menolong teman yang
Sering
6
7%
Kadang-Kadang
1
1%
Tidak Pernah
1
1%
berpartisipasi
menyelesaikan masalah di masyarakat? 13.
Apakah
ustadz
Anda
menceritakan pengalamannya
kepada
peserta didik? 14.
Apakah
ustadz
mempunyai masalah? 15.
sedang sakit?
∑ =1500%
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik