BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dalam menyusun skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah yang berkaitan dengah hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu adanya pengaruh kemampuan auditor investigatif terhadap efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Penelitian dilakukan sejak bulan September 2009 – Februari 2010. Dipilih BPK sebagai objek penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa BPK ini merupakan lembaga auditor eksternal pemerintah yang telah banyak membantu pihak penyidik dalam mengungkapkan berbagai jenis kecurangan, sehingga dapat diteliti dan dinilai sejauh mana auditor investigatif dalam melakukan pembuktian kecurangan.
1. Sejarah Singkat BPK BPK RI berdiri pada tanggal 1 Januari 1947 berdasarkan Penetapan Pemerintah No. 11/UM tanggal 28 Desember 1946. BPK RI pertama kali berkedudukan di Magelang. Seiring dengan perjalanan sejarah dan waktu, BPK RI banyak mengalami perubahan. Badan Pemeriksa Keuangan dalam perjalanannya, sekarang ini telah mendapatkan dukungan konstitusional dari
58
59
MPR RI dalam Sidang Tahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR No.VI/MPR/2002 antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satusatunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional. BPK sebagai auditor eksternal pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada sektor pemerintah, BUMN, atau instansi pengelola aktiva negara lainnya. Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen BPK RI hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5) kemudian dalam Perubahan Ketiga UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat. Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang-Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu: a. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. b. UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. c. UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. d. UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
60
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tugas BPK adalah sebagai berikut: a. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. b. Menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD serta kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. c. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut. d. Memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan hasilnya diberitahukan secara tertulis kepada DPR, DPD, dan DPRD serta Pemerintah.
61
B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada kantor pusat Badan Pemeriksa Keuangan khususnya pada auditor investigatif, yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode penelitian kausal. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (kemampuan auditor investigatif) terhadap variabel dependen (efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif).
C. Hipotesis Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui kausalitas dari kedua variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah kausalitas antara Kemampuan Auditor Investigatif dengan Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif, dengan menggunakan perhitungan statistik. Penetapan hipotesis yang dibuat adalah Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha) yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel di atas. Hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Kemampuan auditor investigatif tidak berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit investigatif. Ha : Kemampuan auditor investigatif berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit investigatif.
62
D. Variabel dan Skala Pengukuran Untuk menjawab dan mengungkapkan masalah serta tujuan penelitian, perlu dikemukakan terlebih dahulu variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (independent variabel), yaitu variabel yang dapat berpengaruh atau mempengaruhi variabel lainnya, dalam hal ini variabel bebas adalah Kemampuan Auditor Investigatif. Pertanyaan-pertanyaan untuk variabel Kemampuan Auditor Investigatif dikembangkan dari atribut-atribut yang diperoleh dari kemampuan apa saja yang harus dimiliki seorang auditor investigatif menurut Robert J. Linquist (1995:48). 2. Variabel Terikat (dependent variabel), yaitu merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini variabel terikat adalah Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif. Pertanyaan-pertanyaan untuk variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif dikembangkan dari atribut-atribut yang diperoleh dari prosedur yang diterapkan oleh auditor investigatif dalam melaksanakan audit investigatif yang telah ditetapkan dalam Juknis Pemeriksaan Investigatif atas Indikasi
Tindak
Pidana
Negara/Daerah (2008;114).
Korupsi
yang
Mengakibatkan
Kerugian
63
Antara variabel independen dan variabel dependen masing-masing tidak berdiri sendiri akan tetapi saling berkaitan. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel, Indikator, Skala Pengukuran, dan Instrumen Variabel Variabel Bebas: Kemampuan Auditor Investigatif
Indikator Atribut Auditor 1. Kreatif (Creative) Investigatif mempunyai 2. Rasa ingin tahu (Curious) kemampuan 3. Tak menyerah (Persistance) yang cukup 4. Akal sehat (Common sense)
Skala Ordinal
Instumen Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
5. Pengetahuan bisnis (Bussines accument) 6. Percaya diri (Self confidence) 7. Investigatif (Investigative) 8. Kompetensi gabungan (Mixed competency) Variabel Terikat: Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif
Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif oleh auditor BPK dilakukan secara efektif
1. Konfirmasi 2. Pengujian 3. Reviu Analatikal 4. Pemeriksaan keabsahan 5. Rekonsiliasi 6. Penelusuran 7. Penghitungan kembali 8. Penelaahan Pintas
64
Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari yang sangat positif sampai sangat negatif. Adapun masing-masing alternatif jawaban nilainya ditentukan sebagai berikut: 1. Jawaban ”sangat setuju (SS)” memiliki nilai
= 5
2. Jawaban ”setuju (S)” memiliki nilai
= 4
3. Jawaban “netral (N)” memiliki nilai
= 3
4. Jawaban “kurang setuju (KS)” memiliki nilai
= 2
5. Jawaban “ tidak setuju (TS) memiliki nilai
= 1
E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan survey dan wawancara dengan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner.
65
F. Jenis Data Sebagian besar tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer ini merupakan data yang diperoleh langsung dari kantor pusat Badan Pemeriksa Keuangan. Data diperoleh dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada auditor investigatif. 2. Data Sekunder Data sekunder ini adalah data yang secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai sumber informasi, dimana data sekunder ini diperoleh dari studi perpustakaan dan pengumpulan data dari literatur-literatur serta dari sumber lain yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti.
G. Populasi dan Sampel Responden dalam penelitian ini merupakan sekelompok populasi yaitu Auditor Investigatif yang ada di BPK yang terakhir dibentuk oleh melalui Keputusan Ketua BPK No. 27/K/I-XIII.2/10/2009 tanggal 8 Oktober 2009 sebanyak 20 auditor. Kuesioner dalam penelitian ini memuat pertanyaan mengenai sebagai berikut:
66
1. Identitas responden, terdiri dari: a. Tanggal pengisian, b. Jenis kelamin, c. Usia, d. Lama bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan, e. Jabatan di Badan Pemeriksa Keuangan, f. Latar belakang pendidikan, dan g. Pelatihan yang pernah ditempuh terakhir pada tugas pemeriksaan/profesi. Pada butir f yaitu pengalaman bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan responden dapat memilih satu dari tiga pilihan: 1. Kurang dari lima tahun, 2. Lima sampai dengan sepuluh tahun, 3. Sepuluh sampai dengan lima belas, dan 4. Lebih dari lima belas tahun. Pada butir g, yaitu jabatan di tim audit investigatif di bagi berdasarkan jenjang jabatan mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi (koordinator, penanggung jawab, pengendali teknis, dan pemeriksa investigatif). Pada butir h, yaitu latar belakang pendidikan akuntansi, dibagi berdasarkan lulusan D3, S1, S2, S3 dan lain-lain.
67
Pada butir i, responden dapat mengisi berdasarkan pendidikan/pelatihan yang pernah diikuti di lingkungan BPK sebagai tambahan pendidikan diluar pendidikan formal. 2. Sikap atau pendapat responden tentang Kemampuan Auditor Investigatif dinyatakan dalam 1-5 mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).
H. Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigatif, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa pengujian yaitu sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisa dan kesimpulan yang berlaku umum. Dalam penggunaan statistik deskriptif ini penulis memberikan gambaran tentang data yang digunakan, seperti berapa rata-rata, standar deviasi, varians dan sebagainya.
68
2. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan serta kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus product moment dengan rumus: N XY – ( X) ( Y)
rxy =
(N X 2) – ( X)2 (N Y 2) – (( Y)2 Keterangan: rxy
= koefisiensi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. (x= X- X dan y= Y-Y).
N
= jumlah subjek
X
= jumlah skor item
Y
= jumlah skor total
XY = jumlah perkalian X dan Y X2
= kuadrat dari X
Y2
= kuadrat dari Y
Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel dengan taraf kesalahan 5 %, jika rxy > rtabel maka item soal tersebut valid.
69
3. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu. Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Sekaran dalam Priyatno, 2008;172). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : r11 =
[ k ] [ 1 - Σ σb² ] k – 1 σt²
Keterangan : r11
= reliabilitas yang dicari
Σ σb² = jumlah varians skor butir σt²
= varians total
k
= banyaknya butir Untuk selanjutnya dalam penghitungan uji validitas dan uji reliabilitas
akan dilakukan dengan menggunakan paket seri program statistik (SPSS Versi 17.0).
4. Uji Hipotesis Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Regresi Sederhana yang bertujuan menguji pengaruh dari independent
70
variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel terikat). Perumusan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan: Y = Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit investigatif X = Kemampuan Auditor Investigatif a = Konstanta b = Koefisien Regresi dari X