BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses pelaksanaan umum Dalam operasional studio setiap bagian pekerjaan haruslah saling mendukung. Dalam studio ini pembagian divisi dilakukan secara mutlak atau harus menurut jabatan atau kedudukan staf pada studio. Studio tato ini menuntut setiap staf mampu menangani pekerjaan atau jabatan masing masing di setiap divisi yang ada. Jadi dalam studio ini setiap staf diharuskan mampu melakukan setiap pekerjaan yang ada dalam studio dalam bentuk yang telah ditentukan masing-masing bidang. Meskipun ada perbedaan kemampuan pada sebagian staf yang mungkin disalah satu pekerjaan ada yang lebih baik dibanding dengan staf yang lainnya. Oleh karna itu pekerjaan yang dilakukan secara bersama ini harus mampu saling mendukung dan mensupport antara masing-masing staf untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan hasil yang sesuai dengan harapan. 3.2 Proses Kerja Kreatif Perusahaan Sebagai staf desain, harus memiliki kemampuan dan pengetahuan serta mengoperasikan aplikasi – aplikasi desain seperti Photoshop, pengaturan dalam kamera untuk dokumantasi dan lain-lain untuk memenuhi tuntutan dalam bidang staf desain untuk dokumentasi studio. 3.3 Kegiatan yang di Lakukan Kegiatan yang dilakukan selama magang membuat Penulis dapat mengaplikasikan beberapa mata kuliah dan teori-teori yang didapatkan selama proses perkuliahan di Universitas Mercu Buana. Beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan Logo dan fotografi.
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Studio Desain 1 Mata kuliah ini mencangkup proses desain pada logo perusahaan dan pelaksanaannya
berkaitan dengan kegiatan produksi. Mata kuliah ini membantu penulis dalam melakukan proses saat magang pada pembuatan logo stample dan memandu dalam mekanisme pembuatan laporan. Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing. Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol. Karena fungsi dasarnya sebagai identitas, logo haruslah unik dan mudah diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan seimbang dan enak dipandang, serta relefan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan perusahaan pemilik logo. 2.
fotografi Dalam mata kuliah ini diajarkan berbagai dasar-dasar penggunaan kamera beserta
fungsi dalam kamera sangat membantu untuk dokumentasi pembuatan album foto untuk studio tato beserta dokumentasi foto studio saat melakukan proses kerja praktek. Dengan pengetahuan yang di dapat pada waktu perkuliahan fotografi praktikan dapat mengoprasikan kamera dengan pencahayaan yang sangat minim di dalam studio. Dengan memainkan ISO beserta pengaturan lain nya agar cahaya yang di dapat saat mendokumentasikan hasil foto tidak gelap. Pengertian Fotografi, Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dibuat.Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas. cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma dan Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO. Istilah Dasar Dalam Bidang Fotografi : ISO / ASA : Iso atau dahulu ASA, dalam dunia fotografi adalah suatu istilah yang sangat lekat, karena ISO yang merupakan singkatan dari International Standard Organization menyatakan standar kepekaan sebuah film pada kamera analog dan CCD pada kamera digital. Fungsinya adalah mengatur sensivitas kamera pada cahaya. Seorang pemotret selain harus menguasai tehnik memotret juga harus menguasai disiplin ilmu lain yang berkaitan erat dengan pemotretan, satu di antaranya adalah mengenai karakter ISO yang digunakan dalam pemotretan. Karakter itu bisa mengenai keunggulan tampilan warna-warnanya yang paling dominan atau juga mengenai kemampuan menangkap cahaya pada suatu pemotretan. Dibanding saat awal penemuannya sendiri, pada masa sekarang sudah jauh lebih baik perkembangannya, khususnya perkembangan kemampuannya dalam menangkap cahaya yang terus mengalami perbaikan. Bahkan boleh dibilang kemampuan tersebut kini telah mendekati kesempurnaan. ISO tinggi yang dahulu sangat “ditakuti” oleh pemotret karena akan membuat butiran-butiran pada fotonya kasar bila dicetak besar-besar, kini sudah bukan masalah. Bahkan hasilnya sudah kian mendekati seperti hasil dengan ISO rendah sehingga sering tak perlu dikawatirkan bila harus mencetak besar-besar. Bilangan ISO sesungguhnya adalah angka yang mengindikasikan seberapa besar kepekaan film atau CCD pada kamera digital terhadap cahaya. Makin kecil angka ISO semakin rendah kepekaannya terhadap cahaya, sebaliknya makin tinggi ISO semakin peka terhadap cahaya. Karena itu memilih dan menentukan ISO untuk memotret menjadi suatu 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
hal yang sangat penting serta memerlukan perhitungan yang baik. Pemilihan ISO itu bukan hanya bisa berdasarkan atas kondisi suatu pencahayaan yang ada tetapi juga memperhitungkan pencapaian suatu efek tertentu dalam pemotretan dan tujuan melakukan pemotretan. ISO di dalam fotografi analog, semestinya juga digital ada empat kelompok yang dapat dipilih dan digunakan, yaitu : 1. Slow atau kecepatan lambat (ISO 25 – 64). Dalam kelompok ini bila digunakan untuk memotret akan menghasilkan butiran atau permukaan cetakan yang halus dan berkontras rendah. Biasanya dipilih dan digunakan oleh pemotret profesional untuk memotret arsitektur atau stilllife, pemotretan benda-benda mati. Memotret menggunakan ISO lambat menjadikan seorang pemotret selalu membutuhkan kaki tiga atau treport kamera sebagai penopang penahan goyang, terlebih bila menggunakan kombinasi pemakaian diafragma kecil misalnya f:16 atau diafragma f:11, sekalipun itu juga dilakukannya dalam cahaya yang terang. Karena film kecepatan lambat mempunyai kualitas yang sangat baik, maka menggunakannya akan memberi keleluasaan dalam mencetak atau melakukan pembesaran. Hingga sampai ukuran 50×60 cm menghasilkan cetakan yang masih halus tanpa terlihat kasar butiran-butiran filmnya. 2. Medium atau kecepatan sedang (ISO 100 – 200). Kelompok ini adalah kelompok kepekaan yang paling banyak digunakan karena itu merupakan kelompok yang paling popular. ISO ini sangat ideal digunakan untuk pemotretan di alam terbuka dalam cuaca terang. Menghasilkan cetakan yang tajam dengan butiran-butirannya yang masih tetap halus. Biasanya ISO ini banyak digunakan untuk pemotretan panorama, perjalanan wisata dan foto-foto dokumentasi keluarga. 3. Fast atau cepat. (ISO 400 – 800). Film ini memiliki kemampuan yang baik untuk mengatasi suatu keadaan dalam pemotretan yang agak kurang cahaya. Menggunakan film jenis ini akan menghasilkan foto dengan cetakan yang menampakkan butiran agar kasar. Tetapi dengan menggunakannya memungkinkan memotret benda-benda yang bergerak cepat dengan baik dan tajam. Pemotret lebih leluasa dalam mengatur penggunaan diafragma, misalnya bukaan diafragma f:2,8 yang mampu mengaburkan latar belakang. Umumnya foto-foto yang diambil dengan menggunakan cahaya alami atau natural light akan memberikan hasil yang lebih baik dan menarik.
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Ultra fast atau sangat cepat (ISO 1000 – ke atas). Dirancang untuk mengatasi suatu keadaan pemotretan di mana cahaya yang ada saat pemotretan sangat rendah atau memotret dengan menggunakan cahaya seadanya. Menghasilkan cetakan dengan butir-butiran yang tampak kasar, terlebih bila dicetak besar. Namun dalam perkembangannya apakah cepat atau sangat cepat dapat diperbaiki sehingga mampu menghasilkan mutu yang tak kalah dengan yang sedang. Dengan ISO ini bukan hanya ditujukan untuk pemotretan yang cahayanya rendah, tetapi juga untuk pemotretan yang mengandung gerak sangat cepat, sehingga mampu membekukan gerakan seperti gerakangerakan dalam olahraga serta menawarkan sejumlah pemikiran kreatif dengan sengaja menampilkan efek butiran atau pecahnya sebagai suatu efek yang dianggap mengandung seni. Namun demikian jika pemotretan dilakukan dengan menggunakan kamera digital yang nota bene dapat diubah-ubah ISO-nya pada setiap saat dikehendaki, terserah yang Anda kehendaki. Misalnya pada subjek yang berasal dari suatu peristiwa yang mengandung banyak gerak, gunakan ISO yang sesuai, dan pilihannya tentu adalah ISO 400 atau lebih agar menghasilkan foto yang mampu merekam gerakan-gerakan cepat dengan baik tanpa adanya unsur goyang. Menggunakan ISO tinggi juga memungkinkan pemotret lebih leluasa dalam memilih kecepatan atau bukaan rana. Dan karena itu untuk suksesnya suatu pemotretan dan hasil yang diinginkan pahami ISO dan pilihlah yang cocok dan sesuai misi dan tujuan pemotretan. Istilah Dasar Fotografi Bagi Pemula : -
Angle of View Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.
-
Aperture Bukaan diafragma; alat yg mengatur seberapa besar cahaya yang masuk kedalam kamera di lensa.
-
Available light cahaya yg ada
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
AutoFocus Focus otomatis; focus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat.(tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan).
-
Back focus Focus dibelakang objek
-
Back light pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto
-
Battery Grip attachment tambahan yang dipasang di base camera berisi batre bisa berupa batre bawaan kamera atau batre AA (perlu tambahan lagi)..
-
Blitz/Speedlight/Flash alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.
-
Bracketing Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
-
BOKEH bidang blur/out of focus..hasil dari Depth of Field.
-
Bounce Efek pencahayaan terhadap objek foto dari speedlight yang dipantulkan ke atas/samping/bawah.
-
Bulb sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari 30detik).
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. APERTURE (Diafragma) : Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya, semakin GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang orang di kritik fotografer.net pada bilang “Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener pemandangannya!” Nah sekarang ngerti kan kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya. Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu stop adalah: f/2 -> f/2.8 -> f/4 -> f/5.8 -> f/8 -> f/11 -> f/16 > f/22. Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4 turun 3 stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah cahaya yang masuk melalui diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun. 2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa) Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk, kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya kan? kalo shutter speed 1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja. Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah: 1/8 -> 1/15-> 1/30 ->1/60 ->1/125 ->1/250 ->1/500 >1/1000 (dalam detik) 3. ISO, Speed of Film Ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah: 100 ->200 ->400-> 800 ->1600 ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi hasil potonya mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan anda kapan harus kompensasi demikian.
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/