BAB III METODELOGI PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat
landasan
dalam
variabel,
penyusunan
metode
dalam
pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini waktu penelitian dimulai sejak bulan September 2016 2.
Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba mengambil lokasi penelitian
di SDN Perigi 1 yang berlokasi di jl. H. Sarmah Kel. Perigi lama, Kec. Pondok aren Kota Tangerang Selatan. B.
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal. Suatu jenis riset yang berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel lain (Sugiyono, 2009).
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Desain kausal bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam hal ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. C.
Definisi dan Oprasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2008) variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu: 1) Variabel Independen (Variabel X1 dan X2) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel independen adalah faktor keprofesionalan dan faktor metode mengajar guru. 2) Variabel Dependen (Variabel Y) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah prestasi belajar siswa. Menurut Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen
Depdiknas kompetensi profesional adalah penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya (dalam Kunandar, 2010). Menurut Fajar Arnie (2005) "Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu". Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu". (Yamin Martinis, 2009). Tabel 5. Definisi Oprasional Variabel Keprofesionalan Dimensi 1. Pengembangan
Indikator 1. Meningkatkan mutu pembelajaran 2. Menerapkan penggunaan alat dan media pendidikan
2. Inovatif
3. Mendorong proses pembelajaran 4. Memotivasi peserta didik
3. Kreatif
5. Memberi perhatian kepada pesrta didik 6. Meningatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi Sumber : A. Tabrani Yusran (2000)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
Tabel 6. Definisi Oprasional Variabel Metode Mengajar Guru Dimensi
Indikator
1. Anak didik
1. Pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan
2. Tujuan
2. Ketercapaian pembelajaran
3. Situasi
3. Partisipasi siswa di dalam kelas
4. Fasilitas
4. Fasilitas penunjang yang memadai
5. Guru
5. Penyampaian materi didalam kelas
Sumber : Syaiful Bahri, Aswan (2010) Tabel 7. Definisi Oprasional Variabel Prestasi Belajar Siswa Dimensi
Indikator
1. Faktor internal
1. Inteligensi 2. Bakat 3. Minat 4. Kesehatan mental
2. Faktor eksternal
5. Guru 6. Fasilitas belajar 7. Perhatian orang tua 8. Orang sekitar
Sumber : Mudzakir Sutrisno (1997)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
D. Skala Pengukuran Ordinal Dalam melakukan penelitian ini, penulis memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui anggapan responden dengan menggunakan skala ordinal. Menurut Sugiyono (2013) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala ordinal memberikan informasi tentang jumlah relative karakteristik berbeda yang dimiliki obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebh atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. E.
Populasi Dan Sempel Penelitian 1. Populasi Sugiyono (2009), menyatakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah Guru dari jumlah guru Sdn Perigi 1 sebanyak 32 orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
2. Sampel Sugiyono (2009), menyatakan bahwa : “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Tujuan pengambilan sampel adalah supaya sampel yang diambil dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengerstimasi jumlah populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara sampling npurposive, yang artinya teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sempel bila semua anggota populasi digunakan (Sugiyono, 2009). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Karna dalam penelitian ini populasi Guru Sdn Perigi 1 kecil, hanya sebanyak 32 orang, maka penulis memutuskan umtuk menggunakan sempel jenuh. Selain itu juga untuk memperkecil kesalahan pada pengolahan data. F.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
yang lenih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu dengan Guru Sdn Perigi 1. 2. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Menurut Sugiyono (2014) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsis seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert menggunakan lima tingkatan : Tabel 8. Instrumen Skala Likert Jawaban
Skor
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Netral (N)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber : Sugiyono (2013)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
Alasan penulis menggunaka skala likert yaitu agar responden lebih mudah memahami bagaimana menggunakan skala dalam proses pengisian kuesioner. Kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti pertanyaan atau pernyataan yang diajukan berdasarkan tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa”. G.
Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualiditas data, uji asumsi klasik, uji analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis. 1. Analisis Deskriptif Responden Analisis deskriptif
responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase yang terdiri dari kategori : Umur, pendidikan, lama bekerja responden, dan jabatan kerja responden (Ghozali, 2005). 2. Analisis Kualitas Data 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan ntuk mengukur sah atau valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut menurut (Sunyoto, 2011). Mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan tiga cara :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
a) Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dan total skor konstruk dengan hipotesis : Ho = skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Ha = skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r hitung untuk tiap r tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih besar dari r tabel (lihat Corrected itemtotal Correlation) maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. b) Uji validitas juga dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dan total skor. c) Uji dengan analisis faktor Analisis faktor digunakan untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan yang digunakan dapat menginformasi sebuah konstruk. Jika masing-masing butir pertanyaan merupakan indikator pengukur konstruk maka akan mempunyai nilai loading factor yang tinggi. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten (Sunyoto, 2011). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara, yaitu : a) Repeated measure atau pengukuran ulang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
Dalam waktu yang berbeda, seseorang karyawan atau responden diberi butir pertanyaan dan alternatif jawabannya sama. b) One shot atau pengukuran sekali saja Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan komputer SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha (a). suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 32 orang responden. Dimana responden dalam penelitian ini adalah guru sdn perigi 1 pondok aren sebagai sampel yang akan digunakan. Kuesioner tersebut terdiri dari beberapa butir pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dan kemudian data tersebut akan diproses dengan menggunakan Software Statistic Product and Service Solution (SPSS) 20.0 for Windows. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Suharso (2012), analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terkait (dependent).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variriabel yang
digunakan. Ketiga variabel tersebut diuji menggunaka analisis regresi linear berganda. Adapun variabel tersebut, yaitu variabel bebas (X1), yaitu Keprofesionalan (Inteligensi Quotion), variabel bebas (X2), yaitu Metode Mengajar Guru (Komunikasi dan Peluang Karier), dan variabel terkait (Y),
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
yaitu Prestasi Belajar Siswa SDN PERIGI 1. Jika variabel tersebut dimasukan pada formulasi regresi linear berganda, maka akan diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Di mana : Y = Variabel terkait yaitu Prestasi Belajar Siswa SDN PERIGI 1 b1 = Koefesien regresi variabel bebas 1, adalah perubahan pada Y untuk setiap perubahan X1 b2 = Koefesien regresi variabel bebas 2, adalah perubahan pada Y untuk setiap perubahan X2 X1 = Variabel bebas 1 yaitu Keprofesionalan (Inteligensi Qoution) X2 = Variabel bebas 2 yaitu Metode Mengajar guru (Komunikasi dan peluang Karier) e = Kesalahan prediksi atau residual (Prediction Error) 1) Uji Model Regresi Linear Berganda Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan dalam menerangkan variasi variabel dependen. nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. nilai yang mendekati satu berarti dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
untuk data runtut (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi, teori tersebut dikemukakan oleh Ghozali (2011). Untuk mengetahui besarnya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R Square (R 2). Nilai R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. 4. Uji Asumsi Klasik Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan (valid) untk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas. 1) Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas independent variable (x1, x2, x3, x4,…,xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefiesien korelasi (r). dikatakan terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas (x1 dan x2, x2 dan x3, x3 dan x4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0.60). (Sunyoto, 2011) dalam menentukan ada tidaknya multikolinearitas, dapat digunakan cara lain, yaitu dengan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik. 2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan menggunakan kedua nilai tersebut sebagai berikut : a) Besar nilai tolerance (a) : a = 1/VIF b) Besar nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 1/a Variabel bebas mengalami multikolinearitas jika a hitung < a dan VIF hitung > VIF.Variabel bebas tidak mengalami multikolinearitas jika a hitung > a dan VIF hitung < VIF. Cara kedua untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat keeratan hubungan antara dua variabel penjelas atau yang lebih dikenal dengan istilah korelasi. Untuk menentukan apakah hubungan antara dua variabel bebas memiliki masalah multikolinearitas adalah dengan melihat nilai signifikansi (2-tailed), jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka diindikasikan mengalami gejala multikolinearitas yang serius 2) Uji Heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas, dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Analisis uji heteroskedastisitas hasil output SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
melalui grafik Scatterplot antar Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X=Y prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y=Y prediksi – Y rill). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah ataupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y tidak mempunyai pola yang teratur.Heteroskedastisitas
terjadi
jika
pada
scatterplot
titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-bergelombang. Pada uji heteroskedastisitas tidak hanya berpatok pada gambar scatterplot, tetapi juga dapat diketahui dengan uji Glejser. Pada uji Glejser ini dengan melihat pada tingkat signifikansi jika lebih kecil dari 0,05 maka mengalami heteroskedastisitas, ataupun sebaliknya. 3) Uji Normalitas Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali, (Sunyoto, 2011). Uji asumsi klasik normalitas dalam hal ini ada dua cara yang dibahas yaitu : 1) Cara statistik Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
kemiringan kurva (skewness – a3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis = a4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel. 2) Cara grafik histogram dan normal probability plots Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak cukup membandingkan antara data rill atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data rill membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean (U) maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya. Cara normal probability plot lebih andal dari pada cara grafik histogram karena cara ini membandingkan data rill dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara komulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data rill mengikuti garis diagonal (Sunyoto, 2011:82). Pada uji normalitas tidak hanya dapat dilihat pada gambar normal pp plot tapi juga dapat dilihat pada pengujian Smirnov Kolmogrov, apakah dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Lalu interpretasinya adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya dibawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z