1
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di PT Dharma Poliplast yang berlokasi di Jl Industri Imam Bonjol Km 2.6 No 6 Nusajaya Karawaci Tangerang Banten.
3.1.2. Sejarah Singkat Perusahaan PT Dharma Poliplast didirikan berdasarkan Akte Notaris Lieke Lianadewi Tukgali,SH No.41 Tanggal 26 Juli 2002 berkedudukan di Jakarta, dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Nomor: C-20793 HT 01.01 TH 2002. PT Dharma Poliplast merupakan salah satu anak perusahaan dari PT
Dharma
Polimetal dan tergabung dalam perusahaan-perusahan Dharma Group. PT Dharma Poliplast mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2003 dengan kegiatan produksi perakitan (assembling) helm TRX1 yang dikirim ke PT Astra Honda Motor (AHM) dengan kapasitas yang masih sangat kecil. Helm TRX1 ini merupakan helm standart yang diberikan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) kepada pembeli sepeda motor dengan merek Honda.
33
Pertama kali menjalankan usahanya PT Dharma Poliplast menyewa suatu pabrik yang berlokasi di Jl Imam Bonjol Gang Usaha I Karawaci Tangerang Banten, dengan jumlah karyawan hanya sekitar 20 orang.
Kemudian pada tahun 2005 PT Dharma Poliplast membeli gedung baru yang berlokasi di Jalan Industri Imam Bonjol Km 2.6 No 6 Nusajaya Karawaci Tangerang dan menambah usahanya dibidang injeksi plastik (plastic injection) dengan memproduksi barang-barang komponen sepeda motor dan mobil, komponen barang–barang elektronik dan komponen barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya yang berbahan dasar plastik. Pelanggan utama PT Dharma Poliplast sampai saat ini adalah PT Astra Honda Motor, PT Indonesia Stanley Electric, PT LG Electronic Indonesia, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), PT Ultra Prima Abadi (Orang Tua Group), PT Surya Toto Indonesia, PT Star Cosmos, PT kawasaki Motor Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, dan lain-lain.
3.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang optimal maka diperlukan suatu pembagian tugas dan pelimpahan wewenang yang jelas kepada bagianbagian dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan PT Dharma Poliplast jabatan tertinggi adalah Presiden Direktur kemudian jabatan dibawahnya adalah Direktur, setelah Direktur secara berurutan jabatan yang ada di PT Dharma Poliplast adalah Kepala Departemen
34
(Departement Head), Kepala Seksi (Section Head), Kepala Unit (Unit Head), Kepala Regu (Group Head) dan Staff/ Operator. Dalam struktur organisasi PT Dharma Poliplast terdapat 8 (delapan) departemen yang masing–masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap perusahaan. Departemen tersebut adalah : a.
Departemen Penjualan (Marketing Department)
b.
Departemen Mesin (Engineering Department)
c.
Departemen Perencanaan Produksi dan Pengawasan Bahan Baku (PPIC Deparement)
d.
Departemen Pembelian (Purchasing Department)
e.
Departemen Produksi (Production Department)
f.
Departemen Penjamin Kualitas (Quality Assurance Department)
g.
Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resource Development Department)
h.
Departemen Keuangan (Finance Department)
Masing–masing kepala departemen membawahi beberapa seksi yang membantu tugas kepala departemen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing masing kepala departemen adalah sebagai berikut :
35
a.
Kepala Departemen Penjualan Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan. 2) Membina dan meningkatkan hubungan baik dengan seluruh pelanggan. 3) Merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan di departemen penjualan. 4) Bertanggung jawab terhadap dokumen–dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan. 5) Bertanggung jawab membuat laporan pencapaian hasil penjualan kepada direktur. 6) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang
membuat strategi khusus dalam upaya mencapai target
penjualan 2) Berwenang menentukan harga jual untuk memperlancar proses penjualan dengan tetap memperhatikan margin perusahaan. 3) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
36
b. Kepala Departemen Mesin Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap pengembangan produk-produk baru. 2) Bertanggung jawab terhadap penyediaan perlengkapan dan peralatan teknik untuk kebutuhan produksi. 3) Bertanggung
jawab
terhadap
pembuatan
aturan/
langkah-langkah
menjalankan mesin di setiap mesin untuk menjamin bahwa operator dapat menjalankan mesin dengan baik dan benar. 4) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 5) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 6) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang melakukan percobaan–percobaan untuk upaya pengembangan produk. 2) Berwenang memberikan masukan kepada departemen lain yang berkaitan dengan teknik. 3) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
37
c. Kepala Departemen Perencanaan Produksi dan Pengawasan Bahan Baku Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap perencanaan proses produksi dan pengaturan pemakaian mesin produksi. 2) Bertanggung jawab jumlah persediaan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi. 3) Bertanggung jawab terhadap jumlah persediaan barang jadi yang akan dikirim ke pelanggan. 4) Bertanggung jawab terhadap proses pengiriman barang ke pelanggan. 5) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 6) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 7) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang mengatur jadwal pemakaian mesin-mesin produksi. 2) Berwenang mengajukan pembelian bahan baku produksi. 3) Berwenang mengatur penggunaan kendaraan untuk proses pengiriman barang ke pelanggan. 4) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
38
d. Kepala Departemen Pembelian Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap pembelian barang-barang untuk kebutuhan produksi maupun barang-barang bukan kebutuhan produksi. 2) Bertanggung jawab terhadap jadwal kedatangan barang yang dibeli sesuai kebutuhan. 3) Bertanggung jawab terhadap kualitas barang yang dibeli sesuai permintaan. 4) Bertanggung jawab untuk menjaga kestabilan harga barang yang dibeli agar sesuai dengan budget. 5) Bertanggung jawab mendapatkan pemasok yang baik dari segi harga, kualitas, ketepatan pengiriman barang, dan sistem pembayaran. 6) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 7) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 8) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang menentukan pemasok yang akan memasok barang ke perusahaan. 2) Berwenang memutuskan harga terhadap barang yang dibeli.
39
3) Berwenang
melakukan
negosiasi
dengan
calon
pemasok
untuk
mendapatkan pemasok yang paling kompetitif. 4) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
e. Kepala Departemen Produksi Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi yang sudah ditetapkan. 2) Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil produksi berdasarkan standart kualitas. 3) Bertanggung jawab terhadap penggunaan material dalam proses produksi. 4) Bertanggung jawab terhadap kebersihan mesin, peralatan dan lingkungan produksi. 5) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 6) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 7) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
40
Wewenang : 1) Berwenang mengatur penggunaan bahan baku sesuai kebutuhan. 2) Berwenang menetapkan strategi dalam upaya pencapaian target produksi. 3) Berwenang dalam mengatur pekerjaan shift sesuai kebutuhan produksi. 4) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
f.
Kepala Departemen Penjamin Kualitas Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan. 2) Bertanggung jawab standart kualitas produk. 3) Bertanggung jawab terhadap perawatan alat-alat ukur yang digunakan. 4) Bertanggung
jawab
terhadap
klaim
dari
pelanggan
dan
mengkoordinasikan penyelesaiannya bersama departemen lain. 5) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 6) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 7) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
41
Wewenang : 1) Berwenang menghentikan proses produksi jika pada saat dilakukan pengecekan terdapat barang yang tidak sesuai standart. 2) Berwenang menghentikan proses pengiriman jika terdapat barang yang tidak sesuai standart. 3) Berwenang memberikan masukan kepada departemen lain yang berkaitan dengan kualitas. 4) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
g. Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap proses perencanaan sumber daya manusia. 2) Bertanggung jawab terhadap proses penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan. 3) Bertanggung jawab terhadap pengembangan tenaga kerja yang ada di perusahaan. 4) Bertanggung jawab terhadap penyediaan perlengkapan dan fasilitas bagi karyawan. 5) Bertanggung jawab terhadap proses peniliaan hasil kerja karyawan. 6) Bertanggung jawab terhadap pemberian penghargaan dan peringatan/ hukuman kepada karyawan sesuai peraturan perusahaan.
42
7) Bertanggung jawab terhadap pembinaan hubungan dengan masyarakar sekitar dan lembaga pemerintahan. 8) Bertanggung jawab membuat laporan hasil pencapaian kerja kepada direktur. 9) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 10) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang penetapkan calon tenaga kerja yang diterima dan tidak diterima di perusahaan. 2) Berwenang menentukan metode seleksi calon karyawan. 3) Berwenang menentukan metode pengembangan karyawan. 4) Berwenang menentukan penghargaan dan peringatan/ hukuman kepada karyawan sesuai dengan peraturan perusahaan.
43
h. Kepala Departemen Keuangan Tugas dan tanggung jawab : 1) Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan. 2) Bertanggung jawab terhadap pembuatan laporan keuangan perusahaan. 3) Bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran pajak terhadap negara. 4) Bertugas mengawasi budget perusahaan dan aktual pengeluaran perusahaan. 5) Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan departemennya. 6) Bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang nyaman dan membina hubungan baik dengan semua rekan kerja.
Wewenang : 1) Berwenang memberikan masukan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. 2) Berwenang menyelesaikan masalah perpajakan. 3) Berwenang memberikan teguran kepada bawahan yang melanggar dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
44
3.2. Metode penelitian 3.2.1. Metode yang digunakan Berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan, dengan demikian metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah Metode Penelitian Korelasional yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lain dengan menghitung koefisien korelasi.
3.2.2. Variabel dan Pengukurannya Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) variabel yaitu variabel X, dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan, dan variabel Y, dalam penelitian ini adalah Motivasi Kerja Karyawan. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian ini diperlukan indikator-indikator dari masing-masing variabel yang akan diteliti dengan menggunakan skala pengukuran ordinal dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya. Untuk mengukur indikator-indikator dari variable-variabel tersebut metode pengukuran skala yang akan digunakan adala skala Likert yaitu dengan menghadapkan responden pada sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban yang nantinya akan diberi bobot sebagai berikut :
45
a. Jawaban sangat setuju mempunyai nilai 5 b. Jawaban setuju mempunyai nilai 4 c. Jawaban ragu-ragu mempunyai nilai 3 d. Jawaban tidak setuju mempunyai nilai 2 e. Jawaban sangat tidak setuju mempunyai nilai 1
Untuk pengolahan data digunakan alat bantu statistik, dimana dengan alat bantu tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk menganalisa apakah terdapat hubungan antara variable X dan variable Y, dan seberapa besar hubungannya, yang pada akhirnya akan diperoleh suatu pedoman untuk menarik kesimpulan. Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus menurut Husein Umar (2003:96) adalah sebagai berikut : Rentang P = ----------------Banyak kelas
P
: Panjang kelas interval
Rentang
: Data terbesar – data terkecil
Banyak kelas : 5 Jadi panjang kelas interval adalah : 5-1 P = ------- = 0,8 5
46
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut : Skala Interval
Keterangan
1,00 – 1,79
Sangat rendah
1,80 – 2,59
Rendah
2,60 – 3,39
Sedang
3,40 – 4,19
Tinggi
4,20 – 5,00
Sangat Tinggi
3.2.3. Definisi Operasional Variabel Untuk menjawab permasalahan yang diteliti, variable yang akan dianalisis terdiri dari variable X yaitu gaya kepemimpinan yang menurut Sadili Samsudin (2006:259) mempunyai dua sub variable dan variable Y yaitu motivasi kerja karyawan yang mempunyai lima sub variable yang merupakan pengembangan dari Teori Maslow. Variabel
Sub Variabel 1. Tugas yang harus dikerjakan
X Gaya Kepemimpinan (Sadili Samsudin)
2. Kewajiban Pengembangan dan pemenuhan harapan bawahan
Indikator Pembagian beban kerja dalam tim. Penentuan target kerja Pengawasan. Pengambilan keputusan. Evaluasi kerja
Skala ukur Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Ordinal Kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kesempatan untuk meyampaikan pendapat dan gagasan.
47
Ordinal
Ordinal
1. Kebutuhan fisiologis
Y Motivasi kerja
Pemberian pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi kerja Hubungan baik dalam tim Kebutuhan mempertahankan hidup Gaji & tunjangan
Ordinal
Ordinal Ordinal
2. Kebutuhan rasa aman
Keselamatan kerja
Ordinal
3. Kebutuhan sosial
Interaksi dengan teman kerja
Ordinal
Penghargaan atas prestasi kerja
Ordinal
(Maslow)
4. Kebutuhan penghargaan
5. Aktualisasi diri
Pekerjaan yang menantang Kebebasan menyampaikan ide dan kebebasan berkreasi
Ordinal Ordinal
3.2.4. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, terlebih dahulu ditetapkan metode untuk mengumpulkan data. Adapun data yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh dengan : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden yaitu karyawan PT Dharma Poliplast, dimana pertanyaan yang
48
diberikan adalah pertanyaan tertutup, sehingga responden hanya memilih salah satu dari jawaban yang sudah disediakan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan mengumpulkan data–data yang berasal dari buku, literatur yang erat hubungannya dengan masalah penelitian.
3.2.5. Teknik Pengambilan Sample Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah convenience sampling yaitu pengambilan sample non probabilitas dimana data atau informasi penelitian diperoleh dari populasi yang dapat diperoleh dengan mudah oleh penulis (Uma Sekaran 2006:314) Convinience sampling biasanya paling murah, paling mudah dan paling cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui (Husein Umar 2003:91) Metode yang dipakai untuk menentukan ukuran sample dari populasinya adalah metode Slovin yang dikutip dari buku “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis “ oleh Husein Umar (2003:78) dengan rumus : N n = 1 + N .e2
Keterangan n = ukuran sampel N = ukuran populasi
49
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan Populasi adalah jumlah karyawan PT Dharma Poliplast sebanyak 248 (dua ratus empat puluh delapan) dengan tingkat kelonggaran 10 % (sepuluh persen). N n= 1 + N .e2
248 n= 1 + 248 .(10 %)2
248 n=
, n = 71.26 ~ 71 1 + 248 .(0.01)
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 71 sampel.
3.2.6. Metode Analisis Data a.
Analisis korelasi Rank Spearman Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel x (gaya kepemimpinan) dengan variabel y (motivasi kerja karyawan). 6 ∑di 2 rs = 1 - -----------n ( n2-1)
Keterangan : rs
: Koefisien korelasi Rank Spearman
di
: Selisih pasangan rank dari variabel X dan variabel Y
50
n
: Jumlah pasangan rank (jumlah sample)
Nilai koefisien korelasi rank spearman paling sedikit -1 dan paling besar +1 dan nilai Rs dapat dinyatakan sebagai berikut
:
Bila rs = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel tersebut sangat kuat negatif, artinya jika X naik maka Y turun dan sebaliknya. Bila rs = +1 atau mendekati +1,
maka
hubungan antara kedua
variabel tersebut sangat kuat positif, artinya hubungan kedua variabel bersifat searah jika X naik maka Y pun juga naik. Bila rs = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel tersebut sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. Untuk mengetahui apakah suatu koefisien korelasi tersebut termasuk kuat atau lemah, penulis menggunakan batasan-batasan, menurut Sugiono (2003: 216), kuat lemahnya koefisien dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Pedoman memberikan intrepetasi pada koefisien korelasi Korfisien Korelasi (+/-)
Interpretasi
0,0 – 0,25
Tidak ada hubungan atau hubungan sangat lemah
0,26 – 0,50
Hubungan lemah atau rendah
0,51 – 0,75
Hubungan cukup kuat atau cukup tinggi
51
0,76 – 1,00
Hubungan sangat kuat atau sangat kuat
Jika koefisien korelasi (rs) positif (rs>0), maka terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel. Apabila variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan, jika variabel X mengalami penurunan maka variabel Y juga mengalami penurunan.
Jika koefisien korelasi (rs) negatif (rs<0), maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel. Apabila variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y akan mengalami penurunan, jika variabel X mengalami penurunan maka variabel Y mengalami kenaikan.
b.
Analisis Koefisien Penentu (Koefisien determinasi) Untuk menghitung besarnya kontribusi dari variabel X terhadap naik turunnya variabel Y, dihitung dengan koefisien yang disebut koefisien penentu atau koefisien determinasi (Kd) dengan rumus :
Kd = rs2 x 100 % Dimana : Kd = Koefisien determinasi Rs = Koefisien korelasi Sehingga nilai Kd merupakan kuadrat dari Rs, maka koefisien determinasi tidak pernah negatif dan paling besar sama dengan satu, dengan demikian berlaku 0 ≤ Kd≥ 1
52
c.
Uji Hipotesis Hipotesis adalah suatu anggapan atau dugaan yang belum tentu kebenarannya. Untuk mengetahui kebenaran koefisien korelasi maka harus dilakukan pengujian kembali dengan pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis. Pengujian hipotesis adalah dengan menggunakan Ho dan Ha.
Pengujian ini menggunakan uji hipotesis dengan analisa t hitung (t) dengan tingkat keyakinan 95% berarti (α = 0,05)
Analisa t hitung (t)
t = rs
n-2 --------√ 1-rs2
Dimana rs : Koefisien korelasi N : Banyaknya sample Akan diperoleh distribusi t dengan tingkat kebebasan dk = n-2
53
Kriteria pengujian menggunakan perbandingan t hitung dengan t tabel 1. Jika t hitung < t tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan.
2. Jika t
hitung
> t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan
antara
gaya
motivasi kerja karyawan
54
kepemimpinan
dengan