BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Obyek Penelitian Penulis melakukan penelitian Evaluasi penerapan perhitungan bagi hasil dan bonus simpanan ( STUDI KASUS : PADA BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MELAWAI JAKARTA THN 2008 -2009 ) yang berlokasi di jalan Melawai Raya No.5 Jakarta Selatan.
Penulis berhubungan langsung dengan pihak yang berkompeten, guna memperoleh data-data tahun 2008-2009 yang diperlukan terutama informasi-informasi tentang pemberian bagi hasil dan bonus simpanan pada PT Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Profile PT Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai
1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejalan
dengan
pertumbuhan
perbankan
syariah,
Bank
Bukopin
mendirikan Bank Bukopin Cabang Syariah yang resmi didirikan pada tanggal 6 Februari 2002. Sejarah pendirian Bank Bukopin Cabang Syariah ini dimulai dari tahun 2001 dengan dibentuknya tim syariah Bank Bukopin. Tim syariah ini dibentuk dalam menyambut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengatur diperbolehkannya Bank Umum Konvensional untuk membuka Unit Usaha Syariah. Beberapa Bank Umum Konvensional telah mendahului mengkonversi keseluruhan operasional menjadi Bank Syariah seperti Bank Syariah Mandiri
maupun membuka Cabang Syariah seperti Bank IFI, Bank BNI, Bank Jabar, dan bank-bank lainnya. Tim yang dibentuk ini membuat manual-manual prosedur pembiayaan dan operasional syariah yang bekerja sama dengan salah satu lembaga konsultan syariah terkemuka sebagai tenaga pendamping dan diawasi pula oleh 3 (tiga) orang Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdiri dari K.H. Dr. Didin Hafhiduddin, Ikhwan Abidin, MA., MSc. dan Prof. K.H. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Setelah perizinan disetujui oleh Bank Indonesia pada awal bulan Desember 2001 , maka dilakukan soft opening Bank Bukopin Cabang Syariah yang pertama di Melawai , Jakarta pada tanggal 10 Desember 2001 dan grand opening pada tanggal 6 Februari 2002. Setelah Bank Bukopin Cabang Syariah yang pertama tumbuh dengan pesat, Bank Bukopin terus mengembangkan cabang. Pada tanggal 23 Januari 2003 telah diresmikan Bank Bukopin Cabang Syariah di Bukittinggi , Padang, Sumatera Barat dan Cabang Pembantu (Capem) di Kramat Jati, Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2003, seiring waktu berjalan Bank Bukopin membuka cabang2 Syariah lainnya yaitu Surabaya , Bandung , dan Medan. Pada bulan Juli 2009 tepatnya tanggal 10 Juli 2009 Bank Bukopin melakukan Spin Off Unit Urusan Syariah (UUS) dengan mengakuisisi anak perusahaan Bank Bukopin yaitu Bank Persyarikatan Indonesia (BPI) menjadi Bank Syariah Bukopin (BSB) dengan berkantor pusat di Jalan Salemba Raya No.55 Jakarta Pusat.
Saat ini total Outlet Bank Syariah Bukopin mempunyai 1 kantor pusat, 7 cabang , dan 3 capem
yaitu Kantor pusat Salemba Jkt, Cabang Melawai Jkt,
Bandung, Surabaya Darmo, Sidoarjo, Bukittinggi, Medan, dan Samarinda sedangkan capemnya yaitu Capem KramatJati, Payahkumbuh , UPI Padang. 2. Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari struktur organisasi perusahaan, yang merupakan bentuk aturan kerjasama antara manusia dan fasilitas lainnya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi dapat diartikan sebagai wadah untuk melakukan kerjasama antara orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Agar kerjasama antar orang-orang tersebut dapat berjalan dengan baik perlu adanya pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Pembagian tugas atau distribusi orang-orang pada posisi tertentu yang peranan dan tanggung jawabnya satu sama lain mempengaruhi dalam hubungan, biasanya dinyatakan dalam suatu bagian yang disebut struktur organisasi. Maksud dan tujuan penyusunan struktur organisasi adalah untuk menciptakan koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik antara para pelaksana organisasi, agar dapat menunjang dan mencapai tujuan perusahaan. PT Bank Syariah Bukopin dalam melaksanakan tujuannya mempunyai struktur organisasi yang ada di Cabang terdiri dari :
Bank Syariah Bukopin dikepalai oleh 1 Direktur Utama dan 3 Direktur lainnya antara lain Direktur Operasi dan Pelayanan, Direktur Bisnis dan Direktur Kepatuhan. Juga terdapat 1 Komisaris Utama dan 2 Komisaris Independen. DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua
: Prof. DR HM Din Syamsudin, MA
Anggota
: DR H. Anwar Abbas, MA., M.Ag
Anggota
: H. Ikhwan Abidin, MA
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan VISI a.
“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”
MISI a. b.
Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah
c. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah) d.
Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
Nilai-nilai Perusahaan a. b. c. d. e.
Amanah Integritas Peduli Kerjasama Kualitas
3. Kegiatan Usaha PT. Bank Syariah Bukopin
1. Produk Penghimpunan Dana (Funding) Bank sebagai suatu lembaga keuangan
yang salah satunya adalah
menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu sumber untuk menghimpun dana sebelum disalurkan ke masyarakat kembali. Untuk mempraktikkan kaidah perbankan yang islami, kita perlu memahami terlebih dahulu sumber dana masyarakat dan transaksi-trasaksinya yang tidak bertentangan dengan syariat islam. Sumber dana yang terhimpun dari masyarakat terdiri dari 4 (empat) jenis dana. Dana yang pertama adalah modal yaitu dana dari pendiri lembaga keuangan tersebut. Yang kedua adalah dana titipan masyarakat yang dikelola oleh bank dalam islam dikenal dengan istilah wadiah, yang ketiga adalah dana masyarakat yang diinvestasikan tak terbatas dan yang keempat
adalah dana
investasi khusus atau investasi terbatas. a. Modal Modal merupakan dana yang berasal dari pendiri atau pemilik dari lembaga keuangan tersebut. Modal biasanya dapat berupa modal saham, dimana besarnya kepemilikan terhadap lembaga keuangan ditentukan oleh besarnya saham yang dimiliki. b. Wadiah
1) Wadiah al amanah Wadiah al amanah merupakan salah satu jenis wadiah yang berfungsi titipan dimana titipan tersebut tidak diperkenankan untuk dimanfaatkan atau dikelola oleh pihak yang menerima titipan. Atas
pemberian jasa titipan ini pihak penerima titipan akan mendapatkan upah sebagai balas jasa atas usaha mereka untuk menjaga, memelihara dan mengamankan barang titipan tersebut sampai saat diambil kembali oleh pihak yang menitipkan. Jenis-jenis wadiah al alamanah antara lain :
Safe Deposit Box Merupakan jasa titipan (wadiah) dimana bank hanya menyediakan fasilitas penitipan, mengatur sistem administrasi untuk masuk dan keluar ruang fasilitas, sedangkan kunci diserahkan kepada nasabah sehingga bank tidak bisa akses mengetahui isi dari titipan tersebut.
2) Wadiah Yad Dhamanah Wadiah Yad dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanafaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Jenis-jenis produk Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai yang menggunakan prinsip ini adalah :
Tabungan Siaga Wadiah Produk tabungan ini pada dasarnya memiliki karakteristik yang sama dengan produk tabungan siaga konvensional, namun hal yang membedakannya adalah pada prinsip pemberian atas pemanfaatan dana nasabah yang digunakan oleh bank dengan memberikan bonus tanpa diperjanjikan diawal.
Giro Wadiah Produk giro wadiah ini dikeluarkan oleh Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai untuk menghimpun dana masyarakat yang dapat ditarik oleh nasabah setiap saat dengan berdasarkan prinsip syariah. Sesuai dengan prinsip wadiah, giro wadiah ini, selain dapat dimanfaatkan oleh nasabah dalam melakukan berbagai transaksi perbankan, dana yang terhimpun dalam giro wadiah ini dimanfaatkan oleh Bank sebagai salah satu sumber dana untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah (debitur). Dalam hal pemanfaatan dana tersebut bank tidak memberikan bonus atau pun bagi hasil kepada pemilik dana karena sesuai dengan prinsip Wadiah Yad dhamanah, penerima titipan dana dapat memanfaatkan dana, dimana hasil dari pemanfaatan dana itu menjadi hak pengelola dana.
Mudharabah Muthlaqah Mudharabah Muthlaqah merupakan salah satu jenis penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk investasi yang tidak terikat, yang memiliki arti bahwa mudharib (bank) diberikan kebebasan melakukan pengelolaan dana tersebut yang diinvestasikan oleh shahibul maal, tidak terikat oleh ketentuan dari shahibul maal dalam penentuan penyaluran atau pemanfaatan dana tersebut. Jenis produk Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai yang menggunakan prinsip ini adalah Deposito Investasi Mudharabah. Produk ini dikeluarkan oleh Bank Syariah Bukopin untuk mengakomodir dari kebutuhan
masyarakat akan investasi dana yang sesuai dengan syariah dan menguntungkan secara bisnis. Investasi yang ditawarkan oleh Bank Bukopin Cabang syariah dibagi dalam jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Keuntungan yang diberikan oleh Bank Bukopin Cabang Syariah adalah dalam bentuk bagi hasil yang telah diperjanjikan diawal berupa besarnya nisbah untuk shahibul maal dalam hal ini nasabah yang menyimpan deposito dan mudharib yaitu Bank Bukopin Cabang Syariah. Besarnya bagi hasil yang akan diterima oleh shahibul maal sangat tergantung dari besarnya usaha dari bank untuk menyalurkan dan memanfaatkan dana yang telah terhimpun tersebut.
Mudharabah Muqayyadah Mudharabah muqayyadah merupakan jasa yang diberikan dengan cara mempertemukan pihak pemilik dana (sahibul maal) yang ingin menginvestasikan dananya dengan pihak pengelola (mudharib) yang mempunyai suatu proyek/usaha yang layak, setelah dilakukan analisaanalisa bisnis yang lazim terlebih dahulu. Pihak yang menjadi penghubung (arranger) dari kedua belah pihak tadi akan mendapatkan upah atas jasanya sebagai arranger, dan dapat pula diminta melakukan pengadministrasian atas pembayaran bagi hasil maupun pengembalian dana sahibul maal berdasarkan akad atau kontrak mudharabah muqayyadah yang telah disepakati.
2. Produk Pembiayaan (Financing) a. Equity Financing 1) Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan hasil wawancara didapat data bahwa salah satu pembiayaan yang diberikan oleh Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai adalah berupa pembiayaan Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dalam hal ini Bank Bukopin Cabang Syariah dan mudharib (pengelola dana) yaitu nasabah yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka. Pembagian keuntungan/pendapatan (nisbah) yang diperjanjikan tersebut merupakan salah satu rukun untuk transaksi mudharabah selain adanya shahibul maal (pemilik dana), mudharib (pengelola dana), maal (modal) dan waktu yang diperjanjikan untuk kerjasama tersebut. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. Mudharabah terdiri dari dua jenis yaitu, mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Mudharabah muthlaqah
adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah mudharabah pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan objek investasi.
2) Pembiayaan Musyarakah Cara lain untuk menyalurkan dana masyarakat adalah dengan melakukan teknik musyarakah (syirkah). Musyarakah adalah percampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan. Musyarakah sepintas hampir sama dengan mudharabah. Perbedaan yang paling mencolok adalah kalau mudaharabah modal 100% dari pemilik dana dan pengelola hanya menyediakan keahlian dan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Dalam transaksi musyarakah dengan mitranya (nasabah), nasabah harus memiliki dana sebagian selain keahlian dan tenaga kerja untuk mengelola usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra, baik secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh
semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya).
b. Debt Financing 1) Pembiayaan Murabahah Selain dari mudharabah, Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai juga memiliki produk Murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dibagi atas 3 (tiga) jenis yaitu murabahah modal kerja, murabahah investasi dan murabahah konsumsi. Perbedaan dari ketiga jenis murabahah ini adalah terletak pada penggunaan barang yang dibeli. Dalam proses penetapan harga jual dari Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai melalui suatu kesepakatan antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai menetapkan suatu kebijakan, yaitu setiap pembiayaan murabahah yang diajukan oleh nasabah, Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai menetapkan minimal 20% dari pembiayaan yang diajukan berasal dari nasabah (self financing) atau urbun (uang muka) pembelian pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat. Potongan (muqashah) diberikan kepada nasabah yang dapat melunasi kewajibannya sebelum jatuh tempo. Besarnya potongan (muqashah) yang diberikan adalah sebesar sisa margin yang dilunasi. Adapun metode potongan pelunasan dini yang digunakan oleh Bank
Bukopin Cabang Syariah Melawai adalah dengan potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai akan terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari debitur sebesar sisa piutang debitur, kemudian bank akan membayar potongan pelunasan kepada debitur dengan mengurangi keuntungan murabahah.
2) Sewa dan Sewa-Beli Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya. Ijarah munthahiyah mittamlik adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam Ijarah munthahiyah mittamlik dapat dilakukan dengan :
hibah;
penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan sisa cicilan sewa;
penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati pada awal akad;
penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad.
3) Salam Salam adalah jual beli di mana pembeli memesan barang yang jenis, kualitas dan kuantitasnya ditentukan dan dibayar oleh pemesan secara tunai atau diangsur sebelum barangnya selesai dibuat. Transaksi salam ini biasa digunakan untuk barang-barang pertanian. Dalam transaksi salam harus ada pemesan (muslam), pemasok (muslam alaih), uang modal (maal), barang yang dipesan (muslam fihi) dan ijab qabul (sigot).
4) Istisna Istisna adalah akad antara pemesan dengan pembuat untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang akan dibuat oleh pembuat. Kewajiban pembuat adalah menyediakan bahan baku dari barang pesanan tersebut. Sedangkan jika barang baku dari pemesan, akad itu menjadi upah biasa saja (ujrah). Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa rukun istisna harus ada pemesan (mustasni’), penjual atau pembuat (sani’), barang pesanan (masnu’) dan sigot atau ijab qabul. c.
Jasa-jasa Lainnya 1) Wakalah Wakalah merupakan pelimpahan, pendelagasian wewenang atau kuasa dari pihak pertama kepada pihak kedua untuk melaksanakan sesuatu
atas nama pihak pertama dan untuk kepentingan dan tanggung jawab sepenuhnya oleh pihak pertama. Dalam aplikasi perbankan praktik wakalah dapat kita temui pada transaksi yang berhubungan dengan masalah penagihan maupuan pembayaran antara lain : a) Kliring Adalah proses penagihan warkat-warkat bank yang dilakukan oleh bank-bank yang berada di dalam suatu wilayah kliring tertentu untuk penyelesaian transaksi antarnasabah b) Inkaso Adalah proses penagihan warkat-warkat bank yang dilakukan oleh bank-bank yang berada di luar wilayah kliring untuk penyelesaia transaksi antarnasabah c) Transfer dalam negeri maupun luar negeri Adalah transaksi kiriman uang antarbank baik dalam negeri maupun luar negeri untuk kepentingan nasabah maupun pihak bank sendiri. d) Commercial documentary collection Adalah transaksi yang berkaitan dengan jasa penagihan atas dokumendokumen ekspor impor sehubungan dengan pembukaan letter of credit impor oleh nasabah suatu bank
e) Financial documntary collection Adalah jasa penagihan yang diberikan bank kepada nasabah atas warkat-warkat yang tertarik di bank lain untuk kepentingan nasabah.
B. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian analisa. Penelitian analisa adalah penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi telah sesuainya antara Literatur -literatur yang ada mengenai perhitungan dan pemberian bagi hasil dan Bonus Simpanan Syariah dengan prakteknya pada Bank Syariah Bukopin cab. Melawai Jakarta. Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Perhitungan Bagi Hasil dan Bonus Simpanan pada PT Bank Bukopin Cabang Syariah Melawai.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Pengertian Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil
antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. 2. Bonus Simpanan pada Bank Syariah adalah Pemberian keuntungan secara suka rela kepada penitip dana dan tidak diperjanjikan didepan pada saat akad penitipan tersebut.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul skripsi, kemudian mengolah, menyajikan dan melakukan analisa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penulis melakukan penelitian dengan mengunjungi langsung perusahaan, untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dengan cara :
a. Pengamatan Langsung Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung dan mencatat data-data yang diperlukan. b. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan pada bagianbagian perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu sdri Santi bagian Deposito, sdr Hafni bagian Sistem Prosedur dan sdr Ridwan bagian Internal Control.
2. Teknik Kepustakaan (Library Research) Penulis melakukan penelitian dengan membaca beberapa literatur, referensi, sumber-sumber pendukung lainnya, juga materi yang penulis peroleh selama ini.
E. Metode Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menganalisa data yang terkumpul dengan menggunakan metode analisis yang bersifat deskriptif berupa formula-formula keuangan, akuntansi untuk mengetahui cara perhitungan dan mekanisme distribusi ke nasabah atas Bagi hasil Deposito IB (Mudharabah) dan Bonus Tabungan Siaga IB (Wadiah) pada Bank Syariah Bukopin. Dan juga penulis menganalisa Kesesuaian Distribusi Bagi Hasil dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional.