BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. Menurut Marshall seperti yang dikutip oleh Sugiono (2009: 64)“through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” yang dapat diartikan melalui observasi, penulis mempelajari tentang perilaku, dan makna dari perilaku-perilaku tersebut. Jenis observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi partisipatif yang menurut Sugiono (2009: 64), dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, penulis ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Selain melakukan proses observasi, penulis juga melakukan proses wawancara. Definisi wawancara menurut Susan Stainback seperti yang dikutip oleh Sugiono (2009: 72) “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon that can be gained through observasion alone” Wawancara yang digunakan dalam metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi tertruktur adalah wawancara yang memungkinkan pewawancara untuk menanyakan pertanyaan di luar daftar
20
21 pertanyaan yang sudah disiapkan secara bebas, namun masih terkait dengan inti permasalahan (Kriyantono, 2010: 101). Wawancara dilakukan kepada lima narasumber yang telah ditentukan oleh penulis sesuai dengan data yang dibutuhkan. Pada proses pengumpulan data sekunder, data sekunder yang digunakan oleh penulis sebagai acuan adalah buku teks, internet, dan dokumen.
3.2
Satuan Kajian Satuan kajian dari penelitian kualitatif ini adalah dari bagaimana unit
komunikasi internal yang menjalankan fungsi Public Relations dalam menjaga pola komunikasi organisasi internal untuk meningkatkan produktivitas kerja pada PT. Kliktoday Indonesia, hambatan-hambatan yang terjadi hingga solusi yang dapat mengatasi hambatan tersebut.
3.3
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan kedalaman suatu fenomena melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya. Penelitian kualitatif mempersoalkan kualitas data dibandingkan kuantitas data (Kriyantono, 2010: 56). Penelitian ini memusatkan perhatian pada unit komunikasi internal yang menjalankan fungsi Public Relations dalam menjaga pola komunikasi organisasi internal untuk meningkatkan produktivitas kerja pada PT. Kliktoday Indonesia, hambatan-hambatan yang terjadi hingga solusi yang dapat mengatasi hambatan tersebut.
22
3.4
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan penelitian
ini adalah metode studi kasus dengan tipe deskriptif. Studi kasus merupakan metode penelitian yang menggabungkan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan berbagai aspek secara komprehensif dan sistematis. Sedangkan tipe penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Penelitian ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi (Kriyantono, 2010:65 – 69). Penulis menggunakan berbagai sumber data, dari mulai hasil wawancara, dokumentasi data dan foto-foto, buku-buku rujukan, sampai hasil pengamatan selama penulis berada di lapangan. Setelah itu penulis mendeskripsikan hasil temuannya agar dapat menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
3.5
Pengumpulan dan Pencatatan Data Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan penulis memiliki bukti
telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka penulis memerlukan bantuan alat-alat sebagai berikut: 1. Buku catatan: yang berfungsi bagi penulis untuk mencatat semua data hasil wawancara dengan sumber data. 2. Kamera handphone: yang berfungsi bagi penulis untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan, bahkan mimik dan gerakan dari informan yang sedang diwawancarai dengan meminta ijin kepada informan terlebih dahulu
23 apakah informan merasa keberatan atau tidak. Dengan adanya rekaman ini, maka dapat tingkatan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena penulis betul-betul melakukan pengumpulan data.
Dalam mencatat hasil observasi, penulis menggunakan buku catatan untuk mencatat semua data hasil observasi yang dianggap penting bagi penulis. Teknik sampling yang digunakan penulis untuk dapat menentukan informan adalah purposive sampling. Menurut Sutopo (2006: 45-46), Dalam penelitian kualitatif, teknik cuplikannya cenderung bersifat purposive karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Untuk itu diperlukan pemahaman penulis mengenai peta sumber yang tersedia, dalam beragam posisinya, karena setiap posisi akan memiliki akses informasi yang berbeda. Cuplikan ini memberikan kesempatan maksimal pada kemampuan penulis untuk menyusun teori yang dibentuk dari lapangan dengan sangat memperhatikan kondisi lokal dengan kekhususan nilai-nilainya.
3.6
Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data, penulis menggunakan triangulasi sumber.
Menurut Sutopo (2006: 93), triangulasi sumber mengarahkan penulis agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang berbedabeda yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya,
24 Penulis menggunakan triangulasi sumber karena dalam prakteknya, penulis melakukan wawancara terhadap 5 narasumber yang berbeda dengan pertanyaan yang serupa.
3.7
Analisis dan Penafsiran Data Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.” Hal tersebut berarti analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Sugiyono, 2009: 88) Data yang terkumpul dari berbagai informan/narasumber dan studi pustaka tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan model alur menurut Miles dan Huberman : ( Reduksi data
Penyajian data
Kesimpulan/veifikasi )
Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya banyak perlu untuk di teliti dan rinci, sebab semakin lama penulis ke lapangan, maka jumlah data akan menjadi semakin banyak dan kompleks. Oleh karena itu perlu dilakukan proses reduksi data. Dengan mereduksi data, maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Setelah data direduksi, maka penulis harus menyajikan data. Dalam hal ini menurut
25 Miles and Huberman seperti yang dikutip oleh Sugiyono (2009: 95) “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”, artinya yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Pada tahap terakhir dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan yang dikemukakan harus didukung oleh bukti-bukti yang valid. Menurut Sugiyono (2009: 99), “kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan penemuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.”