35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan Botupingge pada tanggal 15 Juni-27 Juni 2012 dan pemeriksaan tinja di laboratorium Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu-Ilmu
Kesehatan dan
Keolahragaan dilaksanakan pada tanggal 23 Juni-27 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, maka penelitian ini adalah penelitian survei analitik, dengan pendekatan cross sectional study yakni dimana untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dilihat apakah ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan dengan kejadian infeksi cacingan. Faktor-faktor risiko dan efek tersebut diobservasi pada waktu yang sama.
36
Desain penelitian cross sectional yang akan dilakukan dapat dilihat pada bagan di bawah ini (Notoatmodjo, 2010) :
POPULASI Siswa kelas 1,2 dan 3 di SDN 3 Botupingge dengan jumlah 109 siswa
SAMPEL 86 siswa
Faktor Risiko + : - Tidak memiliki jamban - Tidak memanfaatkan jamban - Tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun - Tidak memiliki kebiasaan memotong kuku
Efek + : Populasi Terinfeksi cacingan
Efek – : Populasi Tidak terinfeksi cacingan
Faktor Risiko - : - Memiliki jamban - Memanfaatkan jamban - Memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun - Memiliki kebiasaan memotong kuku
Efek + : Populasi Tidak terinfeksi cacingan
Efek - : Populasi Terinfeksi cacingan
Gambar 6 : Bagan Rancangan Penelitian cross sectional study
37
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian a. Variabel bebas (variabel independent) dalam penelitian ini ada 2 yaitu : 1. Kepemilikan jamban. 2. Hygiene perorangan dengan indikator : Pemanfaatan jamban, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan kebiasaan memotong kuku. b. Variabel Terikat Variabel terikat (variabel dependent) dalam penelitian ini yaitu kejadian infeksi cacingan dengan indikator : ada telur cacing pada tinja. 3.3.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 3.3.3.1 Kepemilikan jamban adalah keberadaan suatu tempat khusus untuk membuang tinja dilihat ada atau tidak adanya jamban dalam setiap rumah siswa dan di sekolah yang di observasi pada saat penelitian dikategorikan : a. Ada, jika memiliki jamban b. Tidak ada, jika tidak memiliki jamban 3.3.3.2 Pemanfaatan jamban adalah pemanfaat jamban pada saat membuang tinja yang diobservasi pada saat penelitian dikategorikan : a. Baik, bila memanfaatkan jamban b. Tidak baik, bila tidak memanfaatkan jamban. 3.3.3.3 Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun adalah kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan setela bermain yang ditanyakan pada saat penelitian dikategorikan :
38
a. Baik, bila sering/sebagian besar aktivitas memakai sabun b. Tidak baik, bila tidak memakai sabun. 3.3.3.4 Kebiasaan memotong kuku adalah kebiasaan merawat kuku dengan cara memotong atau memendekkan kuku yang dilakukan 1 kali setiap minggu yang bertujuan untuk mencegah kotoran/telur cacing melekat pada kuku yang ditanyakan pada saat penelitian dikategorikan : a. Baik, bila setiap minggu memotong kuku b. Tidak baik, bila tidak setiap minggu memotong kuku. 3.3.3.5 Pemeriksaan tinja siswa di laboratorium adalah serangkaian kegiatan di laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing dalam tinja siswa dengan hasil yang dikategorikan : a. Ada telur cacing, apabila hasil pemeriksaan terdeteksi ada telur cacing b. Tidak ada telur cacing, apabila hasil pemeriksaan terdeteksi tidak ada telur cacing 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Seluruh siswa di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge. Namun dalam penelitian ini populasi diambil yakni siswa kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 yang jumlahnya 109 siswa dengan alasan : 1. Karena siswa pada kelas ini memiliki karakteristik suka bermain, apalagi bermain di tanah, mandi di sungai, dan lain-lain.
39
2. Karena siswa pada kelas ini belum memiliki pengetahuan mengenai kebersihan diri, sehingga mereka sering menghisap tangan dan makan tanpa cuci tangan dengan sabun. 3.4.2
Sampel
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N n= 1 + N(d)2 Sumber : Notoatmodjo, 2002 Keterangan : n = Besar sampel N = Jumlah populasi d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 5% Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel yang akan digunakan dalam penelitian yaitu 86 siswa. Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing kelas, digunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan karena populasi tidak homogen dan berstrata secara proposional (Sugiyono, 2008). Untuk menentukan besar sampel pada tiap kelas maka digunakan rumus : Ni Kelasi =
x n N
40
Keterangan : Kelasi = Kelas yang akan diambil Ni
= Bagian dari populasi yakni siswa di masing-masing kelas
N
= Jumlah seluruh populasi
n
= Jumlah sampel
Tabel 3.1 Jumlah Siswa dan Besar Sampel Pada Tiap Kelas di SDN 3 Botupingge Berdasarkan Proporsi. Kelas 1 2 3 Total
SDN 3 Botupingge Jumlah Siswa Jumlah Sampel 36 28 36 29 37 29 109 86
Untuk menentukan siswa yang akan dijadikan sampel digunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana (Notoatmodjo, 2010). 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : 1. Observasi Indikator yang diobservasi pada penelitian ini adalah kepemilikan jamban. 2. Wawancara Pengumpul data mewawancarai subyek atau responden menggunakan kuesioner. Wawancara dilakukan di rumah responden atau disekolah. Dalam pengumpulan data dengan cara ini, dilakukan wawancara kepada responden yang diteliti dengan menggunakan media kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui
41
bagaimana pemanfaatan jamban, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, dan kebiasaan memotong kuku. 3. Pengambilan Tinja Pengambilan tinja dilakukan untuk mendapatkan sampel tinja yang diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi apakah terdapat telur cacing atau tidak. Pengambilan tinja dilakukan dengan cara diambil langsung di rumah siswa yang terpilih sebagai sampel. Khusus untuk anak yang mungkin belum buang air besar pada hari yang telah ditetapkan untuk mengambil tinja, di lakukan kunjungan kembali. Pemeriksaan tinja pada laboratorium menggunakan metode pewarnaan. Adapun Prosedur penelitian adalah sebagai berikut : a. Alat 1. Mikroskop 2. Tusuk gigi 3. Pipet Tetes 4. Tissue 5. Object glass 6. Dect glass
b. Bahan 1. Tinja 2. Larutan eosin (1%) 3. Aquades
42
c. Cara kerja 1. Pada Object glass yang bersih dan bebas lemak diteteskan 1-2 tetes eosin di tengah-tengah. 2. Dengan sepotong tusuk gigi ambil sedikit tinja dengan seujung tusuk gigi kemudian campurkan ke dalam eosin di atas objeck glass kemudian apuskan secara merata 3. Tutup dengan deck glass kemudian diperiksa di bawah mikroskop. 3.5.2 Sumber Data 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai kepemilikan jamban, pemanfaatan jamban, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, kebiasaan memotong kuku dan pengambilan sampel tinja siswa yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Kepala Sekolah masing-masing sekolah mengenai jumlah siswa, data dari Puskesmas Botupingge, Dinas Kesehatan Bone Bolango dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tentang kejadian penyakit cacingan. 3.5.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah : 1. Kuesioner Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang digunakan pada cara pengumpulan data dengan wawancara kepada responden. Dalam lembar kuesioner
43
berisi pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan jamban, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan kebiasaan memotong kuku. 2. Formulir Observasi Formulir observasi merupakan instrumen penelitian yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan observasi
untuk memperoleh
informasi mengenai
kepemilikan jamban. 3.6 Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji chisquare/chi-kuadrat. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan semua variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) yang dapat dilakukan sekaligus. Menggunakan derajat kemaknaan dengan α=0,05 (derajat kepercayaan 95% dan χ2tabel = 3.481 ) dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2. Tabel 3.2 Tabel Kontingensi Sampel Sampel 1 Sampel 2 Jumlah n = jumlah sampel
Frekuensi Pada : Obyek I Obyek II A b C d a+c b+d
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
χ2 =
n(|a.d – b.c| - 1/2 n)2 (a+b)(a+c)(b+d)(c+d)
Jumlah Sampel a+b c+d N
44
Keterangan : χ2
= Chi-kuadrat
a, b, c dan d
= Sel hasil persilangan dari dua variabel
n
= Jumlah sampel
Kriteria Penerimaan Ho
= Ho diterima jika χ2hitung < χ2tabel dan ditolak jika χ2 hitung > χ2tabel. (Sugiyono, 2001)
Formulasi Hipotesis : Ha :
Ada hubungan kepemilikan jamban dan hygiene perorangan dengan kejadian infeksi cacingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge di Kecamatan Botupingge Tahun 2012.
Ho :
Tidak ada hubungan kepemilikan jamban dan hygiene perorangan dengan kejadian infeksi cacingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge di Kecamatan Botupingge Tahun 2012.