BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti mengambil data laporan tahunan (annual report) pada emiten pertambangan dan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Data dalam penelitian ini diambil dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian hubungan kausal (causal effect). Penelitian kausal merupakan penelitian untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh profitabilitas, leverage, size, dan growth terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah profitabilitas (ROA), leverage (DER), size (total asset) dan growth (sales growth). Sementara variabel dependennya yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility yang diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Indexs (CSRDI) dengan pendoman GRI versi 4 atau G4. C. Definisi dan operasionalisasi variabel Variabel penelitian adalah variabel yang menjadi pusat suatu penelitian atau faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah pengungkapan Corporate Social
35
36
Responsibility, sedangkan variabel independennya adalah profitabilitas, leverage, size dan growth. 1.
Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR). Menurut Wikipedia indonesia (2014) Corporate Sosial Responsibility merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan menggunakan acuan pada indikator GRI (Grobal Reporting Initiative) versi 4 yang berjumlah 91 item indikator, yang terdiri dari : 1) Ekonomi, terdiri dari aspek: kinerja ekonomi, keberadaan pasar, dampak ekonomi tidak langsung dan praktik pengadaan 2) Lingkungan, terdiri dari aspek: bahan, energi, air, keanekaragaman hayati, emisi, efluen dan limbah, produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, lain-lain, asesmen pemasok atas lingkungan, asesmen mekanisme pengaduan masalah lingkungan. 3) Sosial, terdiri dari aspek: a) Sub kategori: praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, terdiri dari aspek: kepegawaian, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan
37
kerja, pelatihan dan pendidikan, keberagaman dan kesetaraan peluang, kesetaraan remunerasi perempuan dan laki-laki, asesmen pemasok terkait praktik ketenagakerjaan, mekanisme pengaduan masalah ketenagakerjaan. b) Sub Kategori: hak asasi manusia, terdiri dari aspek: investasi, non diskriminasi, kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, pekerja anak, pekerja paksa atau wajib pajak, praktik pengamanan, hak adat, asesmen pemasok atas hak asasi manusia, mekanisme pengaduan masalah hak asasi manusia. c) Sub kategori: masyarakat, terdiri dari aspek: masyarakat lokal, anti korupsi, kebijakan publik, praktik monopoli dan hasilnya kepatuhan, asesmen pemasok atas dampak terhadap masyarakat, mekanisme pengaduan dampak terhadap masyarakat. d) Sub Kategori: tanggung jawab atas produk, terdiri dari aspek: kesehatan dan keselamatan karyawan, aspek pelebelan produk dan jasa, aspek komunikasi pemasaran, privasi pelanggan, kepatuhan. Pengukuran mengenai Corporate Social Responsibility Disclosure indexs (CSRDI) dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan total jumlah item yang diungkapkan, yang dinotasikan dalam rumus sebagai berikut:
CSRDI = Keterangan : CSRDI = Indeks pengungkapan perusahaan (CSR Disclosure Indeks)
38
n = Jumlah item yang diungkapkan k = Total jumlah item yang diungkapkan Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan 2.
Variabel independen
a.
Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari
kegiatan operasinya (Saidi, 2004 dalam Wardani 2013). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA adalah rasio antara laba bersih terhadap total aset. Rumus yang digunakan untuk mengukur variabel profitabilitas adalah sebagai berikut:
(ROA) =
b.
laba bersih setelah pajak total asset
Leverage Leverage adalah alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan (Sembiring, 2005). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio (DER). DER adalah rasio yang mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholders equity). Rumus yang digunakan untuk mengukur leverage adalah: (DER) =
total kewajiban
39
c.
Size Size merupakan suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat
diklasifikasikan besar kecilnya besaran total aktiva, log size, nilai saham dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log natural total aset, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk mengukur variabel size adalah:
=
d.
natural (total aset)
Growth Growth merupakan tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
pertumbuhan penjualan perusahaan. Dalam penelitian ini growth ratio diukur dengan menggunakan pertumbuhan penjualan. Rumus yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan (growth) adalah:
=
Penjualan − Penjualan Penjualan
Keterangan: Penjualant Penjualant-1
: Penjualan bersih (net sales) periode tahun berjalan : Penjualan bersih (net sales) periode tahun sebelumnya
40
D. Variabel dan Skala Pengukuran Dalam penelitian ini variabel dan skala pengukuran yang digunakan telah dirangkum dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Skala Pengukuran No.
Variabel
1.
CSR
2.
Profitabilitas
3.
Leverage
4.
Size
5.
Growth
Pengukuran
Skala
CSRDI =
Rasio
laba bersih setelah pajak total asset total kewajiban natural (total aset) Penjualan − Penjualan Penjualan
Rasio Rasio Rasio Rasio
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Populasi penelitian ini adalah perusahan pertambangan dan agriculture
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 yang menerbitkan laporan tahunannya di www.idx.co.id. Perusahaan pertambangan dan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013 terdiri dari beberapa sektor yaitu: a.
Sektor pertambangan batubara Terdiri dari 21 perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013,
yaitu PT. Adaro Energy Tbk, Atlas Resources Tbk, ATPK Resources Tbk, Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, Berau Coal Energy Tbk, Baramulti Suksessarana
41
Tbk, Bumi Resources Tbk, Bayan Resources Tbk, Darma Henwa Tbk, Delta Dunia Makmur Tbk, Golden Energy Mines Tbk, Garda Tujuh Buana Tbk, Harum Energy Tbk, Indo Tambangraya Mega Tbk, Resource Alam Indonesia Tbk, Samindo Resources Tbk, Perdana Karya Perkasa Tbk, Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Petrosea Tbk, Toba Bara Sejahtera dan Exploitasi Energi Indonesia Tbk. b.
Sektor pertambangan minyak dan gas bumi Terdiri dari 7 perusahaan yaitu Ratu Prabu Energi Tbk, Bekanat Petroleum
Energy Tbk, Elnusa Tbk, Energi Mega Persada Tbk, Surya Esa Perkasa Tbk, Medco Energi International Tbk, dan Radiant Utama Interinsco Tbk. c.
Sektor petambangan logam dan mineral lainnya Terdiri dari 9 perusahaan, yaitu Aneka Tambang (Persero) Tbk, Cita
Mineral Investindo Tbk, Citra Kebun Raya Agri Tbk, Central Omega Resources Tbk, Vale Indonesia Tbk, J Resources Asia Pasific Tbk, SMR Utama Tbk, Timah (Persero) Tbk dan Bumi Resources Mineral Tbk. d.
Sektor pertambangan batu-batuan Terdiri dari 2 perusahaan, yaitu Citatah Tbk dan Mitra Investindo Tbk Perusahaan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2013 terdiri dari beberapa sektor yaitu: a.
Sektor Perkebunan Terdiri dari 15 perusahaan, yaitu PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT Gozco
Plantation Tbk, PT. PP London Sumatra Tbk, PT. Sampoerna Agro Tbk, PT. Salim Ivomas Pratama Tbk, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk,
42
PT Tunas Baru Lampung Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT BW Plantation Tbk PT. Austindo nusantara jaya tbk, PT. Dharma Satya Nusantara Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, PT. Provident Agro Tbk, dan PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk b. Sektor Perikanan Terdiri dari 3 perusahaan, yaitu PT Inti Agri Resource Tbk, PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk, dan PT. Central Proteinaprima Tbk. c.
Sektor tanaman pangan Terdiri dari 1 perusahaan, yaitu PT Bisi Internasional Tbk.
d.
Sektor lainnya Terdiri dari 1 perusahaan, yaitu PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk.
2.
Sampel Sampel perusahaan yang diambil dengan menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian, sampel dipilih dengan kriteria sebagai berikut: 1) Perusahaan pertambangan dan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 2) Perusahaan yang laporan tahunannya tersedia di website BEI selama periode 2011-2013. Setelah menggunakan purposive sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 42 perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel.
43
Tabel 3.2 Kriteria Sampel Penelitian Jumlah Keterangan emiten Jumlah Perusahaan pertambangan dan agriculture yang di
59
BEI selama tahun 2011-2013 Laporan tahunan perusahaan tidak tersedia di website BEI selama tahun 2011-2013 Jumlah Sampel
(17) 42
Sumber : data sekunder F. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam penelitian ini data didapatkan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id yakni dengan mengambil data laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan dan agriculture pada tahun 2011-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (teknik dokumentasi). Disamping itu peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan yakni memperoleh data yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti melalui berbagai literature seperti jurnal, buku, tesis, skripsi dan situs internet. G. Metode Analisis Sesuai dengan penelitian kausal, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data dengan melakukan uji analisis regresi berganda, uji
44
asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji asumsi normalitas, autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas dan uji hipotesis yaitu uji F dan uji t. 1.
Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menggambarkan
hubungan beberapa variabel, sehingga suatu variabel dapat diprediksikan dari variabel yang lain. Bentuk persamaan dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e Keterangan: Y
= Corporate Social Responsibility
α
= konstanta
β1- β4
= koefisien regresi
X1, X2, X3, X4= profitabilitas (ROA), leverage (DER), size Ln (total aset), growth (growth sales) e 2.
= error
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah data layak untuk dianalisis. Tujuannya untuk menghindarkan terjadinya estimasi yang bias, karena tidak semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskesdasitisitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
45
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogrov-Smirmov Z (1-Sampel K-S) yaitu: 1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. 2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b. Uji Multikolineritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah
model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen
manakah
yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Multikolinearitas diihat dari nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada
periode
t
dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
46
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu DurbinWatson test (DW test), Langrange Multiplier test (LM test), uji statistik Q dan run test. Pada penelitian ini cara yang dipakai untuk mendeteksi autokorelasi adalah DurbinWatson test (DW test). d.
Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka
disebut
Homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), Gletjer test, Park test, dan White test. Dalam Penelitian ini heteroskedastisitas dideteksi dengan melihat scatter plot.
47
3.
Uji Kelayakan Model
a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Semakin besar nilai koefisien determinasi pada model menyatakan bahwa semakin kuat hubungan antar variabel independen dan dependen dalam model (Ghozali, 2013). b. Uji F Uji pengaruh simultan (fit model) bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hasil F-test ini pada output spss dapat dilihat pada ANOVA. F tabel dihitung dengan cara df= k1, dan df= n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen. 1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima, artinya terdapat tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
48
4.
Uji Hipotesis
a.
Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen . Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) atau sama dengan nol. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima, artinya terdapat tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.