75
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode ini dipilih berdasarkan pada tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pengembangan profesionalitas guru di SD Muhammadiyah 7 Bandung. Pelaksanaan pengembangan merupakan sebuah proses langkah-langkah kerja yang dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Sebuah proses merupakan sebuah penggambaran, oleh karenanya data akan sulit untuk dikuntifikasikan. Fenomena–fenamena yang sulit dikuantifikasikan
lebih tepat di eksplorasi dengan pendekatan kualitatif,
sebagaimana diungkapkan satori dan komariah (2011:23), “Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat untuk dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif, seperti proses suatu langkah kerja,…” Sejalan dengan uraian tersebut, dengan melihat fenomena atau gejala sosial antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan ( holistik ) dan usaha penulis untuk mengungkapkan data dan memahami makna di balik kenyataan yang ada dengan cara masuk pada sumber langsung dari subjek penelitian melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. dari
tujuan
pokok penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisa data dan informasi lapangan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
76
Penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode naturalistic, Nasution (1988 : 9), mengemukakan ciri-ciri penelitian naturalistik, adalah: (1) sumber data ialah situasi yang wajar atau ”natural setting, (2) peneliti sebagai instrument penelitian, (3) sangat deskriptif, (4) mementingkan proses maupun produk, (5) mencari makna, (6) mengutamakan data langsung (first hand), (7) triangulasi, (8) menonjolkan rincian kontekstual, (9) subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, (10) mengutamakan perpektif emic, (11) verifikasi, (12) sampling yang purposif, (13) menggunakan audit trai, (14) partisipasi tanpa menggangu, (15) mengadakan analisis sejak awal penelitian, (16) disain penelitian tampil dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan data empiris, dimana gejala yang sedang terjadi merupakan
obyek
yang
diselidiki.
Peneliti
tidak
memanipulasi
dan/atau
mengendalikan keadaan dengan memanfaatkan banyak sumber bukti. Hal ini sesuai dengan defmisi studi kasus yang dikemukakan oleh Robert K. Yin (2011: 18), yaitu; "Studi kasus merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana: batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan". Dari tiga tipe studi kasus, yaitu eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif, maka tipe studi kasus penelitian ini adalah studi kasus deskriptif analitis.
B. Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian SD Muhammadiyah 7 Bandung, Jl. Kadipaten Raya no 4-6 komplek perumahan Antapani, Kota Bandung. Lokasi penelitian ditetapkan dengan Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
77
pertimbangan mampu menjawab permasalahan penelitian, pertama adalah sekolah tempat penelitian adalah sekolah yang dinilai melaksanakan pengembangan guru sesuai prinsipprinsip pengembangan dengan memberdayakan seluruh potensi sekolah. Kedua, adanya fakta peningkatan mutu atau kemajuan sekolah berkorelasi dengan kegiatan pengembangan yang dilakukan sekolah. SD Muhammadiyah 7 Bandung mulai beroperasi tahun 1988,
bervisi,
”Terwujudnya lembaga islami yang berprestasi berbudaya ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan lingkungan serta mampu bersaing secara global.” Adapun misi yang diemban adalah: (1) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama islam disertai akhlakul karimah, (2) membentuk keperibadian yang tanggung berlandaskan IMTAQ dan IPTEK, (3) meningkatkan semangat keunggulan global dan bernalar sehat kepada para siswa, guru dan karyawan sehingga berkemampuan kuat untuk maju, (4) meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa international, (5) menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik melalui proses pendidikan yang bermartabat, kreatif, inovatif, dan eksperimentatif, (6) melayani pendidikan dengan memperhatikan perbedaan kecerdasan, kecakapan, bakat dan minat peserta didik, (7) mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan administrasi. Saat ini SD Muhammadiyah 7 Bandung memiliki luas bangunan 4064,8 m2 berdiri diatas tanah seluas 7.786 m2, , terdiri dari ruang kelas 30 buah, ruang kepala sekolah, ruang guru ruang tata usaha, perpustakaan, ruang kesenian, Laboratorium IPA (lab.), dua buah lab. Komputer, lab Bahasa, ruang UKS, ruang KKG, empat WC guru, 20 WC siswa, masjid, rumsh penjaga, pos satpam, kantin sekolah dan green house . Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
78
Jumlah siswa 980 orang dengan 28 rombongan belajar (rombel), diasuh oleh 46 guru kelas, empat guru agama, dua orang guru Penjas dan guru lainnya sebanyak 15 orang. Guru yang berkualifikasi Strata satu (S1) sebanyak 66 orang, empat orang berstrata dua (S2) dan 11 orang telah tersertifikasi. SD Muhammadiyah 7 Bandung memiliki guru model dan guru yang konsisten menerapkan “PAIKEM” dalam PBM sebanyak 63 guru yang siap setiap saat diobservasi dan memiliki 30 guru yang mampu menggunakan multimedia. Pada tahun 2006 SD Muhammadiyah 7 Antapani mendapatkan Akreditasi dengan nilai 87 (A), yang diperbaharui pada akreditasi ke-2, Oktober 2009 dengan nilai 92 (A). Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan kebutuhan pendidikan sesuai dengan tuntutan Sistem Pendidikan Nasional,
pada tanggal 29 Juli 2009 SD
Muhammadiyah Antapani mendapat verifikasi dari Departemen Pendidikan Nasional mengenai kelayakan untuk menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). pada tanggal 28 Oktober 2009, pengecekan ulang hasil verifikasi di Gedung E Depdiknas Kuningan Jakarta, dan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung dengan Depdiknas dan Disdik Kota Bandung. Pada Tanggal 11 Nopember 2009, SD Muhammadiyah 7 Antapani menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SD Muhammadiyah memiliki banyak prestasi baik akademik maupun non akademik dari mulai tingkat daerah samapai tingkat Nasional, dalam kaitan pengembangan profesionalitas guru berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
79
C. Jenis Data Penelitian Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah bersifa skematik, narasi, dan uraian penjelasan data dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis, perilaku subyek yang diamati di lapangan juga menjadi data dalam pengumpulan hasil penelitian ini, dan berikutnya di deskripsikan sebagai berikut : 1.
Catatan lapangan
Dalam membuat catatan di lapangan, maka peneliti melakukan prosedur dengan mencatat seluruh peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan penelitian, dan hal ini berkisar pada isi catatan lapangan, model dan bentuk catatan lapangan, proses penulisan catatan lapangan. 2.
Dokumentasi
Data ini dikumpulkan dengan melalui berbagai sumber data yang tertulis, baik yang berhubungan dengan masalah pengembangan profesionalitas guru di SD Muhammadiyah 7 Bandung, juga silsilah dan pendukung data lainnya. Data dokumen yang berhasil dikumpulkan adalah berupa (1) profil sekolah, (2) Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), (3) Daftar hadir kegiatan, (4) surat keputusan, (5) Laporan Kegiatan, dan (6) program kerja dikdasmen. 3.
Foto
Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata namun sangat mendukung kondisi objektif penelitian berlangsung. Foto-foto dalam penelitian ini meliputi foto tentang kegiatan pelaksanaan, fasilitas sumber belajar dan tokoh-tokoh kunci sekolah.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
80
D.
Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh
(Arikunto, 2006:129). Sedangkan menurut Miles dan Huberman (1992:2) sumber data dalam penelitian adalah manusia dan buka manusia. Manusia sebagai sumber data adalah merupakan informan, dalam penelitian ini sumber data informan yaitu pelaku utama dan bukan pelaku utama. Pelaku utama terdiri atas : (1) kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan disekolah, (2) guru, sebagai palaku dan sasaran kegiatan pengembangan,. (3) konsultan kurikulum dan supervisor tenaga pendidik, tenaga ahli yang diangkat oleh sekolah untuk membantu tugas kepala sekolah dalam bidang kuriklum dan supervisi. Adapun informan yang bukan merupakan pelaku utama terdiri atas : (1) pengurus majlis Dikdasmen Muhammadiyah Bandung, sebagai penyelenggara sekolah, dan (2) orang tua siswa Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive,yaitu
teknik
penentual
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu
(Sugiono,2009:124) , agar data yang diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Pengambilan sampel bukan dimaksudkan untuk mewakili populasi, melainkan didasarkan kepada relevansi dan kedalaman informasi serta didasarkan pada tema yang muncul di lapangan. Melalui teknik purposive maka diperoleh informan kunci, dan dari informan kunci selanjutnya dikembangkan untuk mendapatkan informasi lainnya dengan teknik sampel bola salju , (snowball sampling). Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
81
E. Teknik Pengumpulan Data Lincoln dan Guba (1985 : 43) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama. Manusia sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, karena ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan keseluruhan alat indera yang dimilikinya untuk memahami sesuatu Sejalan dengan pendapat di atas, maka yang akan menjadi instrumen utama adalah penulis sendiri yang terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas teknik pengumpulan data tersebut, seperti di bawah ini : 1. Observasi Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:203), bahwa “ Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.”
Pengalaman langsung
memungkinkan penulis menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep
sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan
melakukan discovery yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. Melalui metode ini, penulis dapat menemukan secara mendalam hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
82
lembaga. Di samping itu, penulis dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden sehingga penulis memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. Spradley dalam Alwasilah C (2002:2 18) mengajukan lima kriteria untuk memilih fokus observasi, yaitu; (1) minat pribadi, (2) saran dan informal (3) minat teoritis, (4) etnografis strategis dan (5) ranah penghimpun. Pada penelitian ini peneliti telah melaksanakan observasi berkaitan sarana dan prasarana serta pelaksnaan kegiatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Pelaksanaan Observasi No 1
2
3
4
5
Waktu
Tempat
Fokus Observasi
3 Maret 2012,
Aula SD Muhammadiyah
Workshop Idiologi dan
Pkl. 08.00 s.d 12.00
7 Bandung
Pendidikan Muhammadiyah
12 April 2012
Laboratorium Komputer,
Faktor Pendukung
Pkl. 09.00 s.d.10.30
Perpustakaan, Aula dan
Pengembangan
Masjid
Profesionalitas Guru
14 April 2012
Aula SD Muhammadiyah
Kegiatan Seminar Hemat
Pkl. 08.00 s.d 12.00
7 Bandung
Energi
25 Mei 2012
Aula SD Muhammadiyah
Pelatihan One Minutes
Pkl.07.30 s.d. 11.30
7 Bandung
Awarenes
25 Mei 2012
Aula SD Muhammadiyah Pembekalan Penyusunan soal
Pkl.14.00 s.d. 15.00
7 Bandung
ujian
26 Mei 2012
Aula Masjid Mujahidin
Simposium Nasional PDM
Pkl.8.00 s.d. 14.00
Jl. Sancang Bandung
Muhammadiyah Kota Bandung
6
2 Juni 2012
Aula SD Muhammadiyah Pembekalan persiapan
Pkl.08.00 s.d. 12.00
7 Bandung
workshop manajemen pembelajaran
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
83
2. Wawancara Nasution (2003: 73), mengemukakan tujuan dari wawancara adalah “Untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui dengan observasi”. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara adalah data yang bersifat verbal dan non verbal. Observasi saja tidak cukup dalam melakukan penelitian, karena penulis belum tahu persepsi responden yang sebenarnya dalam kenyataan. Untuk itu penulis akan berkomunikasi dengan responden melalui wawancara dengan menggunakan dan recorder. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara.
Pedoman wawancara
digunakan agar wawancara berjalan efektif dan terarah. Bentuk pertanyaan atau pernyataan sangat terbuka sehingga memberikan keleluasaan terhadap informan untuk menjelaskan apa adanya dan terperinci. Berkenaan dengan field notes, Satori dan Komariah ( 2009 : 179 ), mendefinsikan demikian : Catatan yang dibuat dilapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan. Pada saat penulis melakukan wawancara atau pengamatan digunakan alat bantu berupa catatan/buku kecil/notes untuk membantu mengingat hal- hal yang ditemukan/terjadi atau ada istilah/kata-kata sulit berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat ( bisa steno ), berisi kata-kata inti, frase, pokokpokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain. Catatan di lapangan tadi diubah ke dalam bentuk catatan yang lengkap setelah peneliti lepas dari interaksi dengan informan atau setelah tiba di rumah, itulah yang dinamakan catatan lapangan”. Penggunaan field notes.menghindari keterbatasan ingatan penulis dalam usaha mendapatkan data yang utuh, lengkap dan tidak terdistorsi. Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
84
Pada penelitian ini penulis telah melakukan 28 kali wawancara terhadap informan, antara lain, (1) Kepala sekolah sebanayak 5 kali, (2) guru sebanyak 14 kali, (3) Konsultan Kurikulum 1 kali, (4) Pengurus Majlis Dikdasmen 3 kali (5) orang tua siswa 3 kali, dan (6) Pengawas Sekolah 1 kali. 3. Studi Dokumentasi Menurut Nasution (1996:30) dalam penelitian kualitatif, ”dokumen termasuk sumber non-human resources yang dapat dimanfaatkan karena memberikan beberapa keuntungan, yaitu bahannya telah ada, tersedia, siap pakai dan menggunakan bahan tidak memakan biaya”. Data dokumentasi perlu diperhatikan untuk membantu melengkapi data hasil observasi dan wawancara dan untuk mengecek kebenaran data. Studi dokumentasi akan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang bersifat administratif dan data kegiatan-kegiatan yang terdokumentasi baik di tingkat kelompok maupun di tingkat penyelenggara. Hal ini penting dilakukan agar hasil penelitian benar-benar diakui kesahihannya berdasarkan dokumen-dokumen dan bukti- bukti yang otentik. . F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari responden melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi merupakan deskripsi tentang pendapat, pengetahuan, pengalaman, dan aspek lainnya untuk dianalisis dan disajikan sehingga memiliki makna. Analisis dan interprestasi dilakukan dengan merujuk pada landasan teoritis dan berdasarkan consensus judgment. Moleong (1997:112), yang mengutip pendapat Patton bahwa “ analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasinya ke dalam suatu pola, kategori, dan situasi uraian data”. Pada Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
85
dasarnya dalam penelitian kualitatif belum ada metode yang baku dalam menganalisis data.
Sejalan dengan pendapat di atas, Miles dan Huberman (1992:20)
mengemukakan bahwa pendekatan dalam analisis data kualitatif terdiri dari reduksi data, “display” data, mengambil kesimpulan dan verifikasi, sebagaimana terlihat pada gambar 3.1
Gambar 3. Analisis data kualitatif sumber : Miles and Huberman
Berdasarkan pandangan tersebut di atas bahwa ketajaman dan ketepatan analisis data kualitatif ini sangat tergantung ketajaman melihat data oleh penulis. Oleh sebab itu, pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki sebagai modal awal penulis dalam melakukan analisa data. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka teknik
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
86
analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam penganalisisan data penelitian ini, dilakukan langkah-langkah berikut : 1. Reduksi Data Penulis melakukan kegiatan dengan cara pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian lapangan kemudian penulis membuat abstraksi atau merangkum data. Penulis melakukan pengurangan data secara terus menerus selama penganalisisan. Hal ini bukan berarti terpisah dari kegiatan analisis, tetapi merupakan bagian dari analisis. Pada tahap awal, penulis melakukan pengeditan, pengelompokkan, dan penyimpulan data. Tahap berikutnya, penulis melakukan pembuatan konsep dan penjelasannya, karena membuat konsep abstrak juga merupakan cara dari pengurangan data. Penulis melakukan reduksi atau merangkum data hasil dari lapangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi serta akan mempermudah penulis untuk mencari kembali data yang diperlukan. 2. Penyajian Data Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik dalam bentuk matriks maupun dalam bentuk pengkodean. Data selanjutnya bisa juga dibuat naratif yang disusun secara ringkas dan sederhana, sehingga mudah membuat kesimpulan atau analisis-analisis selanjutnya. Dengan demikian penulis dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. 3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi Dari hasil reduksi data dan display, kemudian penulis akan mengambil kesimpulan dan memverifikasi sehingga datanya bermakna serta perlu juga Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
87
mengadakan diskusi kepada yang ahli. Untuk menetapkan kesimpulan lebih beralasan (grounded) dan tidak lagi bersifat coba-coba (tentatife), maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan member check, sehingga menjamin signifikan atau kebermaknaan hasil penelitian. G. Keabsahan Data Untuk menjawab kebenaran dari hasil penelitian ini, agar orang tidak merasa ragu-ragu bahwa ini hasil penelitian kualitatif, tentunya akan di uji tingkat kepercayaan hasil penelitian. Menurut Nasution (2003:104-122), cara memenuhi kriteria tersebut, adalah: 1.
Credibility (validitas internal)
Validitas internal ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. Bila ternyata instrumen tidak mengukur apa yang seharusnya diukur, maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan dalam penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat dipercaya, jadi tidak memenuhi persyaratan validitas. Validitas internal ini digunakan penulis untuk menggambarkan konsep penulis dengan konsep yang ada pada partisipan. Oleh sebab itu, pada uji tingkat kepercayaan hasil penelitian ini, penulis mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, yakni dengan: (1) memperpanjang masa observasi, (2) pengamatan yang terus menerus, (3) triangulasi, (4) membicarakan dengan orang lain, (5)
menganalisis kasus negative, (6) menggunakan bahan
referensi, dan (7) mengadakan member check.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
88
2.
Transferability (validitas eksternal)
Nilai transferability ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga manakah hasil penelitian itu dapat diaplikasi atau digunakan dalam situasi-situasi lain. Validitas eksternal ini digunakan penulis untuk mengetahui sejauh manakah hasil penelitian ini dapat gunakan dalam konteks dan situasi tertentu. Untuk menyakinkan, dalam hal ini penulis mendeskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam, dan rinci. Agar pemakai nantinya dapat menerapkan penelitian ini, jika terdapat kesamaan antara setting penulis dengan pemakai yang diterapkan ditempat lain. 3.
Dependability (reliabilitas)
Usaha penulis untuk melihat sejauh mana hasil penelitian bergantung pada keandalan, akan diuji dengan mengadakan audit trial yang dilakukan oleh pembimbing. Dengan jalan memeriksa proses penelitian serta tarap kebenaran data serta tafsirannya. Untuk melakukan pemeriksaan ini peneliti harus menyediakan bahan-bahan sebagai berikut:
(1) data mentah seperti catatan lapangan sewaktu
mengadakan observasi dan wawancara, hasil rekaman bila ada, dokumen, dan lainlain, yang diolah dalam bentuk laporan lapangan, (2) hasil analisis data, berupa rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep dan sebagainya, (3) hasil sintesis data, seperti tafsiran, kesimpulan, definisi, interrelasi data, thema, pola, hubungan dengan literatur, dan laporan akhir.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
89
4.
Confirmability (objektifitas)
Cara ini digunakan penulis untuk mengetahui sejauhmana hasil penelitian akan dibuktikan kebenarannya dan sejauhmana hasil penelitian cocok dan sesuai dengan data yang telah dikumpulkan, serta sejauhmana kebulatan hasil penelitian tanpa mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan data yang diperoleh dari responden.
Wahyu Wijayanto, 2012 Pengembangan Profesionalitas Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu