BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Secara luas desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Riset Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian
Unit Analisis
Time Horizone
1. Untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang paling mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
Konsumen air Deskriptif
conditioner inverterdi Jakarta
pembelian air conditioner
Cross sectional
tipe inverter di Jakarta. 2. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang paling
Konsumenair Deskriptif
dipertimbangkan oleh
di Jakarta
konsumen untuk setiap
40
conditionerinverter
Cross Sectional
41
alternatif air conditionertipe inverter di Jakarta.
3.2 Operasionalisasi Variabel Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Sub
Indikator
Skala
Membersihkan udara
Likert
Variabel Faktor-faktor yang
Kualitas
-
mempengaruhi keputusan
kotor saat
pembelian air conditioner
mendinginkan. -
Menghilangkan kelembaban udara.
-
Dingin pada zona yang nyaman.
Fitur
-
Tidak cepat rusak.
-
Adanya fitur antivirus, anti alergi, dan anti bakteri.
-
Adanya fitur pengaturan suhu otomatis.
Likert
42
-
Adanya fitur pengaturan waktu.
Desain
-
Hemat energi listrik
Likert
(low voltage). -
Sensor infrared mendeteksi pergerakan manusia.
-
Pendinginan lebih cepat.
-
Harga kompetitif
-
Harga jual tinggi
Keputusan
-
Keputusan pembelian
pembelian
-
Tipe merek
Harga
Keputusan Pembelian
Likert
Likert
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Sumber data penelitian berasal dari data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan pembagian kuesioner dan data sekunder yang didapatkan dari perusahaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
43
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah : 1) Wawancara, melakukan wawancara kepada pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mendukung penelitian 2) Kuesioner, pengumpulan data dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada konsumen yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian air conditioner. 3) Observasi, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap aktivitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan dan kompetitor 4) Studi literatur, pencarian informasi melalui studi pustaka berupa jurnal, buku dan dokumen perusahaan yang berkaitan dan mendukung topik penelitian.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel berdasarkan pendekatan probability sampling dalam memilih anggota populasi menggunakan proses random, sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang atau probability untukterpilihsebagaisampel. Cara pengambilansampeldengansimple random sampling.
44
Menurut
Istijanto
(2005,
p116),simple
random
sampling
dipilihsecaralangsungdaripopulasidenganpeluangsetiapanggotapopulasiuntu kterpilihmenjadisampelsamabesar.
Untuk mengetahui ukuran sampel dengan memanfaatkan rumus dalam Ariestonandri (2006) :
n ≥ p.q
2
Zɑ e
n = jumlah sample e = error sampling p = perkiraan proporsi populasi q = (1-p) Zɑ = interval kepercayaan yang ditetapkan Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari populasi yang tak terhingga, maka digunakan pendekatan nilai p = q = 0,5 .Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau ɑ = Zɑ = 1,96 dan estimasi yang dapat diterima adalah 10 orang. Ukuran sampel :
n≥0,05 . 0,05
1,96 0,10
2
45
n≥96,04 = 97 Kesimpulannya sampel yang diambil 97 orang dalam penelitian ini sampel yang akan diambil sebanyak 100 orang. Pengambilan responden tertuju pada konsumen yang inginmembeliAC merek Panasonic, LG, dan Sharp.Pengambilansampel dioutlet elektronik Electronic City (Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) dan Electronic Solution (Jakarta Barat danJakarta Pusat).
3.6 Instrumen Penelitian Jenis pengukuran skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala
Likert.
Menurut
Istijanto
(2005,
p88),
skalainimemintarespondenmenunjukkantingkatpersetujuanatauketidaksetuju anterhadapserangkaianpernyataantentangsuatuobyek.
Skala
yang
digunakanpadapenelitianinimemiliki 5 kategoridari “sangat tidak setujutidak
setuju-biasa
saja-setuju-sangat
setuju”.Skalainidikategorikansebagaiskala interval.
3.7 Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan banyak metode, diawali dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas dari data kuesioner.
46
Kemudian dari hasil data tersebut dilanjutkan dengan analisis yang akan menjawab tujuan penelitian ini, yaitu dengan melakukan Analytical Hierarchy Process (AHP).
3.7.1 Uji Validitas Suatu skala pengukuran ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Mudrajat, 2003, p151). Secara konseptual dibedakan 3 jenis validitas dikutip oleh Mudrajat (Sekaran, 2000 : 207-8), yaitu : validitas isi (content validity), validitas yang berkaitan dengan kriteria (criterion-related validity), dan validitas konstruk (construct validity). Pada penelitian ini digunakan validitas konstruk karena untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut telah mengukur aspek yang sama. Dalam pengambilan keputusan uji validitas adalah : •
Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
•
Jika r hitung tidak positif, serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
•
Jika r hitung negatif, serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
47
3.7.2 Uji Reliabilitas Menurut kutipan Mudrajat (2003, p154) dari Sekaran, 2000: 205-7), reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan. Dengan demikian, reliabilitas mencakup dua hal utama: stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran.
3.7.3 Analisis Faktor Menurut Ariestonandri (2006, p160), analisis faktor termasuk analisis multivariat kelompok interdependen yang cukup sering digunakan. Analisis ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara sejumlah variabel yang independen sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Pengelompokan tersebut berdasarkan kekuatan korelasi masing-masing variabel prediktornya.
3.7.4
Uji Kaiser Meyer Oikin (KMO) Menurut Johnson & Winchern (2002), Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Hipotesis dari KMO adalah sebagai berikut : Hipotesis
48
Ho : Jumlah data cukup untuk difaktorkan H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan Statistik uji : p
p
∑∑ r KMO =
i =1 j=1
p
p
2 ij
p
p
∑ ∑ rij2 + ∑∑ a ij2 i =1 j =1
i =1 j =1
i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima Ho sehingga dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan.
3.7.5
Uji Bartlett (Kebebasan Antar Variabel) Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar
variabel
dalam
kasus
multivariat.
Jika
variabel
X1,
X2,…,Xpindependent (bersifat saling bebas), maka matriks korelasi antar variabel sama dengan matriks identitas.
Sehingga untuk menguji
49
kebebasan antar variabel ini, uji Bartlett menyatakan hipotesis sebagai berikut: H0 : ρ = I H1 : ρ ≠ I Statistik Uji : 1 p rk = ∑ rik p − 1 i =1 , k = 1, 2,...,p
r=
2 ∑∑ rik p ( p − 1) i < k
γˆ =
( p − 1) 2 1 − (1 − r ) 2 p − ( p − 2)(1 − r ) 2
[
]
Dengan :
r k = rata-rata elemen diagonal pada kolom atau baris ke k dari matrik R (matrik korelasi) r = rata-rata keseluruhan dari elemen diagonal
Daerah penolakan : tolak H0 jika
50
T=
p 2 (n − 1) ⎡ 2⎤ 2 ˆ − − ( r r ) γ ( r k − r) ⎥ > χ ( p +1) ( p −2) / 2;α ∑∑ ∑ ik ⎢ 2 (1 − r) ⎣ i
Maka variabel-variabel saling berkorelasi hal ini berarti terdapat hubungan antar variabel. Jika H0 ditolak maka analisis multivariat layak untuk digunakan terutama metode analisis komponen utama dan analisis faktor.
3.7.6 Analytical Hierarchy Process (AHP) Tahapan dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. 2) Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria
51
mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan). 3) Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elementerhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks
yang
digunakan
bersifat
sederhana,
memiliki
kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks
mencerminkan
aspek
ganda
dalam
prioritas
yaitu
mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5. 4) Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
52
Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan : 1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar 3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya 5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
53
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki
tingkat
penegasan
tertinggi
yang
mungkin
menguatkan. 2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i 5) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6) Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7) Menghitung
vektor
eigen
dari
setiap
matriks
perbandingan
berpasanganYang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan
total
kolom
yang
bersangkutan
untuk
memperoleh
normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
54
8) Memeriksa konsistensi hirarki.Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10%
3.8 Rancangan Pemecahan Masalah Rancangan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah pertamatama dengan membagikan kuesioner kepada sample konsumen produk air conditioner Panasonic, LG, dan Sharp yang berada di wilajah Jakarta. Penyebaran kuesioner ini ditujukan untuk mendapatkan data-data dari konsumen untuk selanjutnya diolah agar dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Setelah data-data tersebut diolah maka akan keluar hasil yang berupa informasi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian air conditioner di Jakarta. Dengan melihat hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.