48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran praktik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran. Untuk menemukan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK perlu dipelajari model-model pembelajaran yang selama ini dilakukan termasuk konsep-konsep pembelajaran, khususnya yang berkaitan erat dengan pembelajaran dalam bidang kejuruan. Hasil pengkajian terhadap model-model dan konsep pembelajaran tersebut, menjadi landasan untuk mencari model pengembangan soft skills yang dipandang lebih baik sehingga memungkinkan dengan model pengembangan soft skills tersebut dapat meningkatkan kompetensi soft skills peserta didik dan dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik. Dalam upaya mendapatkan model tersebut perlu ditempuh langkah-langkah dan prosedur penelitian sehingga dapat menghasilkan model yang tepat dan dapat dilaksanakan secara efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode research and development (R&D), yakni suatu penelitian proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi data produk-produk pendidikan. Menurut Sugiyono (2014 :407) metode penelitian dan pengembangan adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut, supaya dapat berfungsi di masyarakat luas”. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Borg and Gall (2007), yaitu “a process used to develop and validate educational products”, yaitu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Selanjutnya Sukmadinata (2005:164) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
49 Penelitian dan pengembangan dalam hal ini digunakan sebagai pendekatan untuk mengembangkan suatu model pengembangan soft skills peserta didik SMK Paket Keahlian Administrasi Perkantoran sebagai upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan soft skills lulusannya agar menjadi tenaga profesional di dunia kerja sesuai dengan keahliannya. Model ini dikembangkan dalam pembelajaran praktik sebagai wadah untuk meningkatkan soft skills peserta didik
agar memiliki
kepercayaan diri, kejujuran, kedisiplinan, kerjasama tim, komunikasi, tanggung jawab, daya juang, daya saing, kepemimpinan dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sehingga siap kerja di dunia kerja. Dari beberapa uraian di atas dapat disintesiskan, jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) yang digunakan untuk menghasilkan model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik untuk kesiapan kerja peserta didik pada kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi serta menguji kevalidan dan keefektifan model tersebut. B. Prosedur Penelitian/Pengembangan Prosedur pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik untuk kesiapan kerja peserta didik menggunakan model Borg and Gall dengan pengurangan 2 tahapan terakhir. Mengacu pada model pengembangan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2013:169-170) maka dalam penelitian dan pengembangan ini mengambil dan menggunakan 8 langkah. Pengambilan 8 langkah-langkah pengembangan tersebut disesuaikan dengan pendapat Ardhana (2002:09) yang mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian dan pengembangan
bukan
merupakan
langkah
yang
kaku,
setiap
langkah
pengembangan tentunya dapat memilih serta menentukan langkah-langkah yang tepat dalam pengembangan produk berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi oleh peneliti dalam proses pengembangan. Model pengembangan dilakukan hanya sebatas pada uji prototype produk, mengingat pertimbangan waktu yang lama dan sederhana. Langkah-langkah pengembangan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan model penelitian yaitu: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji
50 coba produk ; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian, sehingga tersaji seperti di bawah ini:
Potensi dan Masalah
Pengumpul an data
Desain Produk
Validasi desain
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Uji Coba Produk
Revisi Desain
Sumber : (Sugiyono, 2014) Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Model Mengacu pada model di atas, penelitian ini terdiri dari beberapa tahap antara lain: 1. Tahap Studi Pendahuluan Tahap studi pendahuluan meliputi: a. Potensi dan Masalah Penelitian diawali dengan mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di SMK Negeri 1 Purwodadi sebagai tempat penelitian. Aktivitas pembelajaran praktik yang terjadi hanya berorientasi pada hard skills belum memperhatikan soft skills. Kurangnya pengembangan soft skills oleh pendidik kepada peserta didik juga bisa berdampak pada kesiapan kerja peserta didik. Suasana pembelajaran praktik tidak dibuat seperti di dunia kerja, jadi peserta didik hanya cenderung untuk memenuhi tugas saja tanpa memperhatikan kualitas hasil, peserta didik belum dapat mengatur waktu dalam pengerjaan tugas, dalam mengerjakan tugas peserta didik belum mandiri masih tergantung dengan teman. Pelaksanaan pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik bentuknya inklusif sehingga hasilnya masih sebatas sebagai efek pengiring (nurturant effect) yang secara otomatis terbentuk seiring dikuasainya substansi mata pelajaran praktik.
51 Hasil observasi terkait model pengembangan soft skills yang ada di SMK Negeri 1 Purwodadi model belum secara skematik dipolakan, tetapi pada visi dan misi nuansa soft skills sudah tersurat, kemudian pengembangan dan pemberian kepada peserta didik melalui pembelajaran secara integrative sudah diberikan, selain itu juga dengan melalui aspek budaya sekolah. Pengembangan kurikulum dan RPP masih samar-samar dalam memasukkan kompetensi soft skills. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik kelas XII Paket Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Purwodadi ditemukan bahwa kualitas lulusan SMK Paket Administrasi Perkantoran kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, kurang bisa berkomunikasi dengan baik, kurang memiliki rasa percaya diri dan kurang bisa bekerjasama dalam suatu tim. Di samping itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi belum mengembangkan soft skills dalam pembelajaran praktik. Mengacu pada uraian di atas, diperlukan suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran praktik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran yaitu diperlukannya model pengembangan soft skills peserta didik untuk kesiapan kerja dalam pembelajaran praktik. b. Mengumpulkan data Tahap mengumpulkan informasi digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Data dikumpulkan melalui observasi terhadap proses pembelajaran praktik yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, menyebarkan angket kepada guru dan peserta didik, serta melakukan wawancara kepada guru dan peserta didik, data yang dikumpulkan antara lain data tentang proses pengajaran soft skills dalam pembelajaran praktik, kebutuhan soft skills. Tahap berikutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan bahan-bahan serta informasi terkait penyusunan model pengembangan soft skills berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis pada tahap penelitian dan
52 pengumpulan data.
Tahap perencanaan meliputi: a) Menentukan tujuan
pengembangan soft skills dengan menganalisis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan Kurikulum 2013 dengan memperhatikan skenario pembelajaran yang dirancang sebagai panduan pelaksanaan pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik; b) Menentukan pembelajaran praktik yang dipergunakan untuk pengembangan soft skills; c) Membuat desain model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik yang mengacu pada desain model pengembangan soft skills SMK Negeri 1 Purwodadi sesuai dengan kebutuhan; d) Menentukan format perangkat pembelajaran yang digunakan pada model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik untuk peserta didik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran; e) Menentukan prosedur penelitian mulai dari prosedur model pengembangan soft skills, validasi ahli, uji coba produk. Rancangan model yang akan dikembangkan dilakukan dengan cara membuat desain model yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam pengembangan model pengembangan soft skills, di mana ada kaitan antara model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik dengan skenario pembelajaran untuk meningkatkan kesiapan kerja peserta didik, sehingga dapat terlihat ciri khas model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik yang dikembangkan. 2. Tahap Studi Pengembangan Model Tahap studi pengembangan meliputi 5 tahap menurut Sugiyono (2014): a. Desain Model Produk yang dihasilkan dalam penelitian R&D ini akan menghasilkan produk yang berupa model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik Pengembangan draft produk awal model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik dilakukan apabila semua perencanaan yang dibutuhkan telah
terkumpul
dan
siap
digunakan
dalam
pengembangan.
Model
pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik ini dilakukan sesuai
53 skenario pembelajaran praktik sebagai panduan pengembangan soft skills, sehingga peserta didik yang akan mengembangkan soft skills akan melalui serangkaian kegiatan atau tahap-tahap pembelajaran praktik, dengan tujuan agar melatih peserta didik mengembangkan soft skills. Merancang draf desain model pengembangan soft skills untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK agar sesuai dengan kualifikasi kerja yang dibutuhkan dunia kerja meliputi: 1) menetapkan atribut soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja, dan 2)
menyusun instrumen-instrumen
pembelajaran yakni menyusun worksheet, RPP, skenario pembelajaran, format penilaian diri siswa (PDS), dan materi ajar. Sebelum desain model pengembangan soft skills diintegrasikan dalam pembelajaran praktik, draf desain model dan instrumen-instrumen penelitian terlebih dahulu dikonsultasikan kepada para pakar/ahli materi soft skills dan materi pembelajaran praktik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran, ahli media dalam hal ini bahan ajar berupa worksheet pengembangan soft skills, RPP dan skenario pembelajaran praktik serta praktisi pendidikan kejuruan khususnya Paket Keahlian Administrasi Perkantoran. Dengan demikian, pada tahap ini dihasilkan suatu rancangan model pengembangan soft skills dan rancangan instrumen pembelajaran. b. Validasi desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan model dan instrumen-instrumen akan lebih efektif atau tidak dan apakah
masih
terdapat
kekurangan
atau
tidak
dalam
model
yang
dikembangkan. Validasi di sini masih bersifat penilaian validasi berdasarkan rasional belum fakta lapangan. Validasi model dilakukan oleh para ahli/pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut dan memberikan penilaian, saran serta perbaikan pada model yang peneliti susun, antara lain:
54 1) Validasi ahli materi (content) Validasi ahli materi bertujuan untuk mendapatkan penilaian yang mencerminkan ketepatan dan kesesuaian materi soft skills dan materi pembelajaran praktik dengan model yang dikembangkan. Validasi ahli materi soft skills dan materi pembelajaran praktik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran dilakukan oleh dosen dengan kualifikasi minimal S3. 2) Validasi ahli pengembangan model (construct) Validasi ahli pengembangan model bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian terhadap model yang dikembangkan terkait dengan perangkat model pengembangan soft skills. Validasi model dilakukan oleh dosen dengan kualifikasi minimal S3 yang ahli dalam bidang pengembangan model. 3) Validasi praktisi Validasi praktisi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian dan saran keefektifan model, keterlaksanaan, dan kesesuaian model pengembangan soft skills yang meliputi validasi RPP dan silabus. Validasi praktisi dilakukan oleh guru Paket Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi. c. Revisi desain Draf desain model direvisi berdasarkan masukan yang didapat dari hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli. Perbaikan draf desain model dilakukan untuk mengurangi kelemahan pada model. Setelah revisi selesai dilakukan maka model bisa diuji cobakan pada peserta didik yang ditunjuk sebagai subjek uji coba. d. Uji Coba Model Uji model merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan model selesai. Uji coba model bertujuan untuk mengetahui apakah model yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba model juga melihat sejauh mana model yang dibuat dapat
55 mencapai sasaran dan tujuan. Model yang baik memenuhi dua kriteria yaitu: kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba dilakukan 2 kali: (1) uji coba terbatas/uji perorangan dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna model; (2) uji coba dalam skala luas (field testing). Dengan uji coba, diharapkan model yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris. 1) Desain Uji Coba Ada 2 tahapan dalam uji coba model: a) Uji coba perorangan Uji perorangan terhadap model pengembangan soft skills dilakukan pada peserta didik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran tahun ajaran 2014/2015 pada SMK N 1 Purwodadi yang dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan minat peserta didik untuk bekerja di instansi pemerintah, swasta maupun perusahaanperusahaan setelah lulus dari SMK. Uji coba perorangan ini adalah pelaksanaan skenario pengembangan soft skills yang terintegrasi dalam pembelajaran praktik, penggunaan worksheet dan keterbacaan instrumen penelitian. Subyek coba terdiri dari 6 orang peserta didik SMK Paket Keahlian Administrasi Perkantoran dan 2 Guru praktik yang sekaligus merupakan bagian dari proses validasi ahli (expert judgment). Tahapan ini dimaksudkan untuk memperoleh tingkat kesesuaian, keterpakaian dan ketepatan model yang dirancang. b) Main Product Revision Pada tahap ini dilakukan evaluasi tahap pertama yaitu perbaikan terhadap model untuk mengkaji setiap kekurangan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran praktik. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Hasil revisi pada tahap ini menghasilkan model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran yang siap masuk uji coba skala luas.
56 c) Uji coba skala luas Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMK N 1 Purwodadi sebagai uji coba skala luas pada situasi pembelajaran praktik yang sesungguhnya yakni 32 orang peserta didik SMK Paket Keahlian Administrasi Perkantoran yang dipilih secara purposive, yaitu dengan pertimbangan dipilih satu kelas XII yang memiliki kemampuan beragam. Uji coba skala luas ini melibatkan 4 guru pembelajaran praktik, di mana 2 orang mengajar praktikum sesuai dengan skenario pengembangan soft skills dan 2 orang lainnya sebagai pengamat keterlaksanaan model. Data hasil uji coba skala luas akan digunakan untuk penyempurnaan dan revisi model yang sedang dikembangkan sehingga menghasilkan prototype model pengembangan soft skills yang lebih baik. 2) Subjek Uji Coba Pada tahap pengembangan model, subjek uji coba yang dilibatkan dalam penelitian ini terdiri atas: (1) ahli materi, ahli model pembelajaran, ahli media, (2) peserta didik SMK Paket Keahlian Administrasi Perkantoran tahun 2015/2016 kelas XII; (2) guru mata diklat produktif Administrasi Perkantoran selaku praktisi. a) Tempat Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Purwodadi, khusus peserta didik kelas XII SMK Paket Keahlian Administrasi Perkantoran. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan proses pengambilan data dilakukan dengan mudah karena peneliti bekerja di SMK Negeri 1 Purwodadi, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan peneliti yang mengajar Paket Keahlian Administrasi Perkantoran.
57
b) Waktu Penelitian Tahap persiapan hingga selesainya tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April 2015 sampai de
Tabel 3.1 Jadwal Pen
No.
Jenis Kegiatan
1.
Pengajuan Judul
2.
Pengajuan proposal a. Seminar Proposal b. Revisi Proposal Perijinan Pengumpulan data Analisis Data Seminar Hasil Revisi hasil Penyusunan Laporan a. Ujian Tesis b. Revisi Tesis
3. 4. 5. 6. 7. 8.
2015 April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
58 c) Populasi, Sampel dan Teknik Sampling (1) Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran kelas XII SMK N 1 Purwodadi. Untuk memperjelas populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2: Tabel 3.2 Daftar peserta didik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun Pelajaran 2015/2016. No.
Nama Kelas
Jumlah Peserta Didik Paket Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XII
1
XII AP 1
38 peserta didik
2
XII AP 2
37 peserta didik
3
XII AP 3
39 peserta didik
Jumlah 114 peserta didik Sumber data statistik SMK N 1 Purwodadi (2015) (2) Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2011:118). Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak tiga kelas XII Administrasi Perkantoran SMK N 1 Purwodadi. Sesuai pendapat Borg dan Gall dalam Arifin (2012:131) bahwa pada tahap uji
59 pelaksanaan lapangan terhadap produk subjek sebanyak 40–200 subjek. Subjek dalam uji pelaksanaan lapangan dalam penelitian ini berjumlah 76 subjek. Subjek tersebut terdiri dari 2 kelas yaitu kelas XII AP2 sebagai kelas eksperimen berjumlah 37 peserta didik sedangkan kelas XII AP3 sebagai kelas kontrol berjumlah 39 peserta didik. Asumsi peneliti mengambil subjek kelas XII AP2 sebagai kelas eksperimen yaitu bahwa kelas tersebut merupakan kelas dimana soft skills yang dimiliki oleh para peserta didik sangat rendah dari hasil observasi. Kelas XII AP3 sebagai kelas kontrol di mana kelas tersebut peserta didiknya sudah memiliki soft skills yang tinggi dari hasil observasi. d) Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh jenis data yang diperlukan, dalam penelitian digunakan beberapa teknik, yaitu: (1) Data Kualitatif, data yang berupa pendeskripsian dalam bentuk informasi kalimat yang diperoleh pada tahap pendahuluan. Data kualitatif ini berupa: (a) Tanggapan dan saran yang diberikan oleh validator (b) Deskripsi keterlaksanaan uji coba perangkat desain model pengembangan soft skills Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan teknik survei, checklist, observasi dan wawancara. (2) Data Kuantitatif, yaitu data yang diolah dengan menggunakan perumusan angka pada tahap pengembangan. Data kuantitatif ini berupa: (a) Keterbacaan instrumen pembelajaran (b) Keterlaksanaan pembelajaran
model
pengembangan
soft
skills
dalam
60 (c) Keefektifan model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan teknik kuesioner, inventori, wawancara dan pengamatan. e) Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data terdiri atas: 1) Lembar validasi Lembar yang digunakan para ahli dalam mengamati dan menilai kualitas soft skills yang dikembangkan dalam model, serta rancangan model pengembangan soft skills. Instrumen lembar validasi diperuntukkan bagi ahli materi, praktisi dan peserta didik yang akan menilai kelayakan model. Lembar validasi ahli mencakup (1) Validasi instrumen pengembangan soft skills; (2) Validasi Worksheet pengembangan soft skills; (3) Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Pembelajaran
Soft
Skills;
(RPP); (5)
(4)
Validasi
Validasi lembar
Skenario pengamatan
keterlaksanaan model pengembangan soft skills; (6) Validasi instrumen respon guru terhadap penerapan model pengembangan soft skills; (7) Validasi keefektifan model pengembangan soft skills. Kriteria keefektifan model pengembangan soft skills mencakup aspek: (1) intensitas, model dibuat sesuai dengan kemampuan peserta
didik,
lingkup
kompetensi
dan
menekankan
pada
keterampilan proses dengan indikator tertentu; (2) objektif, model dapat membangun soft skills peserta didik; (3) praktis, yaitu model mudah digunakan untuk mengembangkan soft skills peserta didik sesuai dengan jam pembelajaran praktik yang biasa diselenggarakan; (4) sistematis, model dibuat secara sistematis dan dapat digunakan secara terus menerus dalam pembelajaran praktik; dan (5) efisien, model tidak membutuhkan dana yang besar.
61 2) Penilaian Berbasis Proses Penilaian berbasis proses ini digunakan untuk mengetahui soft skills peserta didik dalam melaksanakan praktik administrasi perkantoran pada laboratorium administrasi perkantoran. Penilaian ini dikembangkan dalam bentuk lembar pengamatan soft skills dengan indikator-indikator yang sesuai dengan atribut soft skills yang akan dikembangkan. 3) Lembar observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
mengetahui
keterlaksanaannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik dengan menggunakan lembar pengamatan. Pada lembar pengamatan menggunakan skala penilaian (reating scale) yang memiliki skala Terlaksana dan Tidak terlaksana. f)
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1) analisis statistik deskriptif, yaitu memaparkan hasil penelitian berdasarkan data
yang
telah
diperoleh
untuk
mengetahui
kelayakan
model
pengembangan soft skills yang dikembangkan; 2) analisis statistik inferensial. (1) Analisis data deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan tahapan pengembangan soft skills dan untuk menyajikan gambaran hasil pengamatan keterlaksanaan soft skills, efektivitas model pengembangan soft skills. (a) Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan, bertujuan untuk mengetahui kelayakan model yang dikembangkan. Data analisis kebutuhan dilakukan saat pengumpulan data atau informasi kemudian dianalisis dengan mendeskripsikan
hasilnya.
Hasil
analisis
kebutuhan
ini
62 selanjutnya digunakan untuk pertimbangan model pengembangan soft skills. (b) Penilaian Ahli Analisis data dari penilaian ahli dan praktisi mengenai model pengembangan soft skill dilaksanakan dengan teknik analisa kuantitatif dan analisa kualitatif. Penilaian ahli digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas model yang dilihat dari empat aspek yakni: 1) petunjuk; 2) isi; 3) aspek bahasa; 4) format worksheet model yang dikembangkan. Data yang berupa skor kemudian diukur dengan menggunakan rumus: P=
x x100% x i
Keterangan: P
: persentase penilaian
∑xi
: jumlah jawaban dari validator
∑x
: jumlah jawaban tertinggi
Hasil perhitungan persentase keseluruhan aspek agar dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut. Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Revisi Tingkat Pencapaian (%)
Kualifikasi
Keterangan
81-100
Sangat baik
Tidak perlu direvisi
61-80
Baik
Tidak perlu direvisi
41-60
Cukup
Direvisi
21-40
Kurang Baik
Direvisi
0-20
Kurang Cukup
Direvisi
Sumber : (Sugiyono, 2014)
63 (c) Uji coba awal Analisis uji coba awal bertujuan untuk memperoleh evaluasi dari pengguna lapangan atas produk model pengembangan soft skills yang telah direvisi berdasarkan hasil uji validasi ahli. Uji coba awal ini dilakukan oleh uji kelompok kecil (peserta didik). Hasil penilaian uji coba awal ini didapat dari pengamatan dan hasil penilaian angket oleh peserta didik. Penganalisaan angket terlebih dahulu diadakan terhadap setiap pernyataan angket. Penentuan
kriteria
penelitian
terhadap
model
yang
dilakukan berdasarkan kriteria skala likert
dikembangkan (Sugiono, 2013).
Rumus yang dipakai untuk menganalisis skor yang diperoleh adalah :
P=
Hasil
perhitungan
persentase
x 100%
akan
digunakan
untuk
pengambilan keputusan apakah model pengembangan soft skills direvisi atau tidak seperti yang tertera pada tabel 3.3. (d) Implementasi Model Pengembangan Soft Skills Tahap terakhir adalah menerapkan model pengembangan soft skills yang telah dikembangkan, kemudian menganalisis hasil implementasinya. Analisis implementasi model dilakukan untuk mengetahui apakah model pengembangan soft skills yang dikembangkan valid dan efektif. Analisis dilakukan dengan melakukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan hasilnya dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif.
64 (2) Analisis Statistik Inferensial Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui keefektifan model pengembangan soft skills dalam pembelajaran praktik untuk kesiapan kerja peserta didik. Keefektifan pengunaan model ini dilihat berdasarkan analisis statistik inferensial dengan uji t menggunakan bantuan program analisis SPSS 20 yang didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan keseimbangan rata-rata. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Budiyono,2009) uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dengan α = 0.050 dan dibantu program SPSS 20.
Hipotesis untuk uji normalitas ini adalah : Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan uji normalitas ini adalah : 1. Jika Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal 2. Jika Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Rumus uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
Z=x–x s
Keterangan: Z = Transpormasi dari angka ke notasi pada distribusi normal x = angka pada data s = simpangan baku
65 Statistik uji untuk metode ini : L : maks │F(z) – S (z) b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang diteliti
memiliki karakteristik
yang sama.
Dalam
Uji
homogenitas ini dilakukan dengan metode uji levene dengan bantuan program SPSS. Hipotesis untuk uji homogenitas ini adalah : Ho = Sampel berasal dari varians yang sama (homogen) H1 = Sampel tidak berasal dari varians yang sama Dasar
pengambilan
keputusan
untuk
uji
adalah : 1. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima 2. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak Rumus uji Levene yaitu sebagai berikut: k
W
( N k ) N i ( Z i. Z ... ) 2 i 1 k ni
( k 1) ( Z ij Z i .) 2 i 1 j 1
Keterangan : Zi
= median data pada kelompok ke-i, dan
Z.
= median untuk keseluruhan data.
homogenitas
ini
66 c. Uji t (Uji Hipotesis) Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Independent Sampel Test, yaitu uji t untuk dua sampel yang tidak berpasangan. Uji Independent Sampel Test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data (Sujarweni, 2014). Dalam uji t ini dibantu dengan menggunakan SPSS. Hipotesis untuk Uji t (uji hipotesis) ini adalah : Ho = rata-rata soft skills kesiapan kerja peserta didik sebelum dan sesudah diberikan model pengembangan soft skills adalah sama. H1 = rata-rata soft skills kesiapan kerja peserta didik sebelum dan sesudah diberikan model pengembangan soft skills adalah berbeda Dasar pengambilan keputusan untuk uji t (uji hipotesis) ini adalah : 1. Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima 2. Jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak Rumus uji t adalah sebagai berikut t
X1 X 2 s s1 s 2 2r 1 n n1 n2 1 2
2
Keterangan:
X1 1
= Rata-rata sampel 1,
X2
= Rata-rata sampel 2,
s 2 n 2
67 S1
= simpangan baku sampel 1,
S2
= simpangan baku sampel 2,
S12
= varians sampel 1,
S22
= varians sampel 2, dan
r
= korelasi antara dua sampel.
e. Revisi produk Data hasil uji coba model, kemudian dianalisis untuk mengetahui tanggapan, efektivitas peserta didik terhadap model pengembangan soft skills. Kekurangan-kekurangan model yang telah diuji cobakan pada peserta didik, kemudian direvisi kembali menjadi model yang efektif. (e)Tahap Evaluasi a. Uji coba pemakaian Uji coba pemakaian dilaksanakan di kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi Tahun Pelajaran 2015/2016. Uji coba pemakaian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah model yang dibuat efektif digunakan sebagai model pengembangan soft skills. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Sugiyono, 2014). Subyek penelitian diberikan model pengembangan soft skills dengan diberikan instrumen worksheet yang bermuatan soft skills dan lembar penilaian diri (PDS) untuk mengetahui seberapa pengaruh perlakuan terhadap soft skills kesiapan kerja peserta didik. Subyek penelitian kelas lain tidak diberikan model pengembangan soft skills dengan instrumen worksheet bermuatan soft skills. dan lembar penilaian diri (PDS). Setelah diberikan model pengembangan soft skills, maka dapat dibandingkan hasilnya dengan kelas yang tidak diberi model pengembangan soft skills sehingga dapat mengetahui efektivitas dari penggunaan model pengembangan soft skills. Model dikatakan efektif dan praktis jika reliabilitas instrumen pengamatan soft skills kesiapan kerja ≥ 4,00,
68 pada uji validitas instrumen berada pada posisi valid, dan pada uji beda nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dugaan terjadinya peningkatan soft skills adalah : Ho
: Tidak terjadi peningkatan soft skills
H1
: Terjadi peningkatan soft skills
Adapun kriteria penilaian ditetapkan sebagai berikut: Ho ditolak jika t hitung > t tabel H1 diterima jika t hitung < t tabel Uji coba pemakaian model menggunakan desain Pretest-Postest Control Group Design menurut Sugiyono (2010), yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. R
O1
R
O2
X
O3
O4
Gambar 3.2 Desain Pretest-Postest Control Group Design Keterangan: R
: pengambilan sampel secara random,
O1
: pretest kelompok eksperimen,
O2
: post test kelompok eksperimen,
O3
: pretest kelompok kontrol, dan
O4
: post test kelompok kontrol.