BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran atau mixed method. Untuk kuantitatif digunakan pendekatan kuantitatif bersifat observasional dengan pendekatan survey dan menggunakan design rancangan cross sectional, penelitiaan ini juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan kapatuhan dan kewaspadaan pelayanan kedokteran gigi, seperti; (1) tingkat kepatuhan tenaga kedokteran gigi; (2) besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kedokteran gigi dalam menerapkan kewaspadaan. Survey dengan rancangan cross sectional untuk menganalisis pengaruh kepatuhan terhadap kewaspadaan pelayanan kedokteran gigi. Kerlinger dalam Riduwan (2010:49) mengatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Selanjutnya dikatakan bahwa 64
65
penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan
yang tidak mendalam, tetapi
generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. B.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan mulai Mei sampai Juli 2016. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepatuhan dalam penerapan kewaspadaan standar dan faktor-faktor kepatuhan (lihat lampiran 14,15,16. Surat-surat penelitian).
C.
Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2011:215). Dengan demikian, populasi penelitian ini seluruh tenaga kesehatan gigi di Poli Gigi RS PKU Muhammadiyah (dokter gigi dan perawat gigi, total berjumlah 6 orang).
66
2.
Sampel Sampel adalah subset populasi, yakni beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2011:215), maka untuk uji kuantitatif sampel penelitiannya tenaga kesehatan gigi. Sampelnya menggunakan total sampling (Sugiyono, 2012).
3.
Kriteria Inklusi dan Ekslusi Salah satu kriteria pengambilan sampel adalah inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi melibatkan dokter gigi dan tenaga kesehatan yang melakukan perawatan pada pasien gigi pada saat penelitian dilakukan dan sudah bekerja lebih dari enam bulan, sedangkan kriteria ekslusi adalah tenaga kesehatan yang masa kerjanya dibawah enam bulan dan juga bagi yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
D.
Instrumen Penelitian Data kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, karena peneliti sendirilah melakukan observasi yang mendalam (Sugiyono, 2012:59). Kuantitatif digunakan penyusunan instrumen bersifat terbuka. Variabel besaran kepatuhan dan kewaspadaan standar pelayanan menggunakan sistem terbuka, artinya responden diberi kesempatan untuk mengisi kuisioner. Pertanyaan yang
67
berkaitan dengan persepsi kepatuhan menggunakan skala likert (Sugiyono, 2012:69). Setiap perawat dan dokter gigi dimintai menulis/mengisi kuesioner dan diwawancarai, sedangkan data tentang kepatuhan dan penerapan kewaspadaan standar diperoleh dari wawancara dengan tenaga kesehatan gigi. Beberapa dokumen yang diperlukan, seperti penerapan kewaspadaan standar, kepatuhan dan cara mencegah infeksi diperoleh dengan manganalisis dokemen. E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik dan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah tes dan non tes, sedangkan kualitatifnya dengan wawancara, observasi dan studi dokumen, baik data primer dan sekunder. Karena penelitian ini menggunakan mixed method, maka dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa cara sesuai dengan variabel penelitian, yakni; untuk masalah kualitatif, data diperoleh melalaui observasi langsung oleh peneliti yang direkam dalam lembar penelitian dan diberi check list, yakni peneliti memperhatikan setiap tindakan
kepatuhan
tenaga
kesehatan
dalam
menerapkan
kewaspadaan standar selama 19 kali pengisian lembaran observasi, kemudian dikumpulkan dan diolah datanya serta disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
68
1.
Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan
untuk
memperoleh
sumbernya (Riduwan, 2012:41).
informasi
langsung
dari
Wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi data primer yang berkaitan dengan tujuan penelitian, yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Wawancara difokuskan pada kepatuhan terhadap penerapan standar pelayanan kewaspadaan tenaga kesehatan gigi. 2.
Kuesioner Sehubungan
dengan
pemakaian
kuesioner
dalam
pengumpulan data, maka kuesioner akan diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert dari 1-5. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator yang dapat terukur ini dapat dijadikan titik-tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
69
3.
Observasi Observasi
dilakukan
di
Poli
Gigi
RS
PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang dijadikan tempat penelitian. 4.
Studi Dokumen Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dari dokumentasi tersebut ditelusuri komponen kepatuhan dan kewaspadaan standar. Data sekunder
selanjutnya
digunakan
untuk
membandingkan
peraturan kepatuhan dan standar kewaspadaan pelayanan tenaga kesehatan gigi. Dalam penelitian ini data diperoleh dari sumbernya dengan cara terjun langsung ke lapangan. Langkah pertama menghubungi Bagian Penelitian dan Pengembangan RS PKU Muhammadiyah untuk menjelaskan maksud awal akan dilakukan penelitian, pertemuan dengan Direktur Rumah sakit bagian Diklitbang dengan maksud meminta ijin penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta meminta informasi
untuk
penentuan
sampel/objek
penelitian.
Selanjutnya, peneliti mendatangi para dokter dan perawat gigi
70
yang ditentukan menjadi sampel atau objek penelitian. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan meminta data penelitian, baik primer dan sekunder pada unit terkait baik PPI, K3, sanitasi, linen, CSSD. F.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1.
Uji Validitas Instrumen Pengujian validitas (uji kesahihan) dan reliabilitas (uji keandalan) dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:79). Menurut Azwar (2007:20) analisis validitas dimaksudkan untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebelumnya diuji validitas konstruksinya dengan
melakukan
analisis
faktor,
yaitu
dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Produk Momen Pearson dengan cara mengkorelasikan antara masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan skor item. Koefisien korelasi item-total dengan Bivariate Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
71
rhitung
(Sugiyono, 2012:230)
Keterangan : Rhitung = Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson) X = Skor responden untuk setiap item Y = Total Skor tiap responden ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑X = Jumlah skor dalam distribusi Y 2 ∑X = Jumlah kuadrat masing-masing skor X ∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = Banyaknya subjek
Kriteria keputusan atau pengujian menggunakan nilai acuan 0,30. Di sini, peneliti menggunakan nilai practical significance yang menurut Hairs (1998, dikutip Iskandar (2008:95) bahwa nilai validitas di atas 0.30 addalah nilai untuk menggugurkan item-item yang nilainya di bawah 0.30, dengan nilai validitas adalah sebagai berikut: a.
Jika rhitung (produk moment) ≥ 0.30, maka instrumen atau item-item pernyataan dinyatakan valid dan penelitian boleh dilanjutkan.
b.
Jika rhitung (product moment) ≤ 0.30, maka instrumen atau item-item pernyataan, maka dinyatakan tidak valid. Ini berarti item-item pertanyaan yang bersangkutan harus
72
dibuat ulang sesuai teori (atau dibuang) (lihat lampiran5, uji validitas instrument peneltian). Berdasarkan nilai 0.30 tersebut, maka hasil analisis tersebut menunjukan bahwa nilai korelasi antara item dengan skor total. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai untuk semua item pada variabel faktor kepatuhan, seperti sikap (X1), pengetahuan (X2), pelatihan (X4) iklim keselamatan (X5), hambatan penerapan (X5), dukungan pimpinan (X6), sarana dan fasilitas (X7) dan penerapan kewaspadaan standar (Y) (lihat lampiran 5, hasil uji validitas Instrumen penelitian), maka dapat dinyatakan item-item tersebut berkorelasi significant dengan skor total, karena memiliki nilai korelasi lebih dari 0.30. Dengan demikian ddapat disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total dan butir-butir instrument tersebut dinyatakan valid (lihat lampiran 5.1 s/d 5.8, hasil uji validitas instrument penelitian). 2.
Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
73
diulang. Dalam pengujian instrumen ini digunakan metode Alpha (Cronbach‟s). Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah: k Si r11 . 1 St k - 1
Keterangan: r11 : Nilai reliabilitas ∑Si : Jumlah varian skor tiap item St : Varians total k : Jumlah item/butir pertanyaan
Uji signifikansi di lakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Uji signifikansi di lakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor sikap (X1) sebagai berikut. Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap tenaga kesehatan gigi (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .963 20 Sumber: Hasil analisis, tahun 2016
74
Hasil ini menunjukan bahwa nilai Alpha sebesar 0.963 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikan 0,50 dengan jumlah data (n) = 20 didapat nilai rtabel sebesar 0.444 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Hasil Uji reliabilitas faktor pengetahuan (X2) dapat dilihat sebagai berikut; Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Pengetahuan tenaga kesehatan gigi (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .934 23 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
Hasil analisis dalam tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa nilai Alpha sebesar 0,934. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 23, didapat sebesar 0,413 (lihat lampiran 14 tabel r). Lihat rhitung nilainya lebih dari 0.413, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor pelatihan (X3) sebagai berikut:
75
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Pelatihan (X3) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .963 20 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
Hasil ini menunjukan bahwa nilai Alpha sebesar 0.963 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikan 0,50 dengan jumlah data (n) = 20 didapat nilai r tabel sebesar 0.444 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor iklim kerja (X4) sebagai berikut. Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hambatan Faktor Iklim Kerja (X4) Cronbach's Alpha N of Items .963 20 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
Hasil ini menunjukan bahwa nilai Alpha sebesar 0.963 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikan 0,50 dengan jumlah data (n) = 20 didapat nilai rtabel sebesar 0.444 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian
76
tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor hambatan penerapan (X5) sebagai berikut. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Iklim Kerja (X5) Cronbach's Alpha N of Items .958 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
18
Hasil ini menunjukan bahwa nilai Alpha sebesar 0.958 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikan 0,50 dengan jumlah data (n) = 18 didapat nilai rtabel sebesar 0.468 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor iklim kerja (X6) dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Dukungan Pimpinan (X6) Cronbach's Alpha N of Items .934 23 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
Hasil analisis dalam tabel 3.3, menunjukkan bahwa nilai Alpha sebesar 0,934. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 23, didapat sebesar 0,413 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena rhitung nilainya lebih
77
dari 0,413, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dapat dikatakan layak dipakai untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh faktor dukungan pimpinan terhadap penerapan kewaspadaan standar pelayanan kesehatan gigi. Hasil uji reliabilitas instrumen faktor sarana dan fasilitas (X7) dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Sarana dan Fasilitas (X7) Cronbach's Alpha N of Items .934 23 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
Hasil analisis dalam tabel 3.7, menunjukkan bahwa nilai Alpha sebesar 0,934. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 23, didapat sebesar 0,413 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena rhitung nilainya lebih dari 0,413, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen penerapan kewaspadaan standar (Y) sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penerapan Kewaspadaan Standar(Y) Cronbach's Alpha N of Items .934 23 Sumber: Hasil analisis 17.0, tahun 2016
78
Hasil analisis dalam tabel 3.8, menunjukkan bahwa nilai Alpha sebesar 0,934. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 23, didapat sebesar 0,413 (lihat lampiran 14 tabel r). Karena rhitung nilainya lebih dari 0,413, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dapat dikatakan layak dipakai untuk mengumpulkan data mengenai penerapan kewaspadaan standar pelayanan kesehatan gigi pada RS PKU Muhamadiyah Gamping Yogyakarta. G.
Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian
persyaratan
analisis,
peneliti
menggunakan
beberapa metode (Sugiyono, 2012:69) sebagai berikut; 1.
Uji Normalitas Data Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 (Statistical Product and Service Solution) dengan menggunakan analisis KolmogorovSmirnov, dimana data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Probability Sig (2 Tailed) ˃ α; sig ˃ 0,05.
79
2.
Uji Linearitas Data Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 (Statistical Product and Service Solution) dengan menggunakan Test for Linearity dengan
taraf
signifikansi
0,05.
Variabel-variabel
dalam
penelitian ini dikatakan mempunyai hubungan yang linear apabila signifikansi (Deviation from Linearity) lebih dari 0,05. 3.
Uji Multikolinieritas Salah satu ciri adanya gejala multikolinieritas adalah model mempunyai koefisien determinasi yang tinggi (R2) di atas 0,8 tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji t. Namun berdasarkan uji t secara statistik signifikan yang berarti semua variabel indenpenden secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dalam hal ini terjadi suatu kontradiktif, dimana berdasarkan uji t secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen akan tetapi secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis
80
regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih varibel bebas/independen variabel
(X1,X2,X3.....Xn), di mana akan
diukur tingat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3 dan seterusnya) lebih besar dari 0,60. Sedangkan dikatakan tidak multikolineritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60). Untuk mengolah data dibantu dengan SPSS 17.00 for windows (Sugiyono, 2012:69). 4.
Uji Heteroskedastisitas Uji ini untuk memastikan bahwa data-data yang digunakan
dalam
analisis
regresi
tidak
terjadi
heteroskedastisitas atau yang diharapkan adalah data yang homoskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah metode grafis. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
81
sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam mengolah data dibantu dengan SPSS 17.00 for windows (Wibowo, 2012:12). H.
Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah mixed method, Untuk data kuantitatif digunakan teknik deskriptif dan uji regresi berganda. Sedangkan untuk data kualitatif digunakan teknik yang terdiri (1) reduksi data; Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahap reduksi, seperti membuat ringkasan, mengkode dan mengelompokan data; (2) kategorisasi atau tindakan; dan (3) sintesis atau penarikan kesimpulan (Moleong, 2013:248). Atas dasar itu, maka terdapat dua macam teknik analisis data, sebagai berikut; 1.
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui : a.
Gambaran deskriptif tingkat kepatuhan tenaga kedokteran gigi dalam menerapkan kewaspadaan standar kesehatan gigi.
b.
Gambaran deskriptif hubungan antara kepatuhan dan perilaku tenaga kedokteran gigi dalam menerapkan kewaspadaan standar dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.
82
c.
Gambaran deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan kewaspdaan standar
2.
Analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus Ŷ= a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+b5X5+b6X6+b7X7 (Sugiyono, 2012:18)
Keterangan: Ŷ : Variabel Dependen (Penerapan kewaspadaan standar) a : Konstanta b1 : Koefisien Regresi Variabel X1 b2 : Koefisien Regresi Variabel X2 b3 : Koefisien Regresi Variabel X3 b4 : Koefisien Regresi Variabel X4 X1 : Variabel Independen1 X2 : Variabel Independen2 X3 : Variabel Independen3 X4 : Variabel Independen4 Uji Korelasi Uji korelasi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat atau nilai r pada analisis regresi linear sederhana dengan mudah dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi product momen pearson karena jumlah variabel bebas hanya satu, berlaku R=r, dan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis determinasi (r2). Menurut Wibowo (2012:61-62) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
83
0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = cukup kuat 0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan, yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 terhadap Y, maka hasil korelasi (r) tersebut diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus : t
hitung
r n2 1 r2
(Sugiyono, 2012:230)
Keterangan: thitung = Nilai t r = Nilai Koefisien korelasi n = Jumlah Sampel Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis di atas dilakukan dengan kriteria jika thitung < ttabel dengan derajat kebebasan dk = n-2 dan taraf signifikansi α = 0,05 (5%). Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:Jika t
tabel<
t
hitung,
hubungan. dan Jika t tidak ada hubungan.
maka hasil uji diterima atau ada
tabel>t hitung,
maka hasil uji ditolak dan
I.
Defenisi Operasional Tabel 3.9. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
No 1
Variabel beserta Indikator Variabel: Kepatuhan kewaspadaan standar (Standard precautions)
Defenisi
Cara Ukur
Merupakan kepatuhan tenaga kesehatan akan aturan yang sudah ditetapkan dalam mencegah dan mengendalikan infeksi terhadap operator sendiri maupun pasien meliputi: hand hygiene, APD, penanganan linen, manajemen lingkungan, penanganan instrumen alat, penyuntikan yang aman, perlindungan kesehatan karyawan, manajemen limbah dan benda tajam, etika batuk.
Wawancara Mengisi kuesioner
Observasi
Alat Ukur
Hasil Ukur
1. Panduan wawancara 1. Interpretasi hasil dengan tenaga wawancara kesehatan (dokter) 2. (5) SL=(Selalu) 2. Kuesioner yang diisi (4) SR=Selalu oleh tenaga kesehatan (3)KD=Kadangyang terdiri dari item kadang soal menggunakan (2)HTP=Hampir skala likert dengan tidak pernah alternatif jawaban (1)TP=Tidak selalu, sering, kadangpernah kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah diisi oleh tenaga kesehatan. 3. (0)=Tidak 3. Checklist/lembar melakukan observasi yang diisi (1)= Melakukan oleh peneliti atau observer.
Skala Ukur Interval
84
Lanjutan Tabel 3.9. Defenisi Operasional Variabel Penelitian No 2
Variabel beserta Indikator Faktor-faktor kepatuhan: Pelatihan
Defenisi
Cara Ukur
Pelatihan merupakan proses Mengisi membantu pada tenaga kuesioner kesehatan untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka baik saat ini maupun yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, dan sikap yang layak. Pelatihan yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen penelitian yang menyatakan pelatihan pembobotan indikator memperbaiki kinerja, peningkatan ketrampilan, peningkatan kualitas peningkatan moral dan pengembangan individu, dalam hal ini adalah training yang berkaitan dengan Standard precautions.
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner diisi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari item soal menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban selalu, sering, kadangkadang, hampir tidak pernah, tidak pernah.
(5)SL= Selalu (4)SR=Selalu (3)KD=Kadangkadang (2)HTP=Hampir tidak pernah (1)TP=Tidak pernah
Skala Ukur Interval
85
Lanjutan Tabel 3.9. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
3
Variabel beserta Indikator Sikap
4
Pengetahuan
No
Defenisi Merupakan respon sikap tenaga kesehatan terhadap stimulus atau obyek yang bersifat intern maupun ekstern, dalam hal ini terhadap pelayanan kedokteran gigi di Rumah sakit. Manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari perilaku yang meliputi : kognitif, efektif, konatif. Merupakan kemampuan responden untuk menjawab dengan benar pernyataan tentang kepatuhan dalam penerapan Standard precautions
Cara Ukur
Skala Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Mengisi kuesioner
Kuesioner diisi oleh tenaga kesehatan, berisi item soal menggunakan skala likert dengn alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju
((5)SS=Sangat setuju (4)ST=Setuju (3)RG=Ragu-ragu (2)TS=Tidak setuju (1)STT=Sangat tidak setuju
Interval
Mengisi kuesioner
Kuesioner yang diisi oleh tenaga kesehatan terdiri dari item soal menggunakan skala likert sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju
(5)SS=Sangat setuju (4)ST=Setuju (3)RG=Ragu-ragu (2)TS=Tidak setuju (1)STT=Sangat tidak setuju
Interval
86
Lanjutan Tabel 3.9. Defenisi Operasional Variabel Penelitian No 5
6
Variabel beserta Indikator Iklim keselamatan
Hambatan dalam penerapan standard precautions
Defenisi
Cara Ukur
Merupakan persepsi responden Mengisi mengenai dukungan dan kuesioner komitmen pengawasan di Rumah sakit, dalam hal ini baik atasan ke bawahan, sejawat, dokter dengan perawat gigi/ asisten Merupakan hambatan dalam Mengisi penerapan kewaspadaan kuesioner standar yang dirasakan oleh responden terkait kewajibannya dalam memberikan pelayanan
Skala Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner yang diisi oleh tenaga kesehatan berisi item pertanyaan soal menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju Kuesioner yang diisi oleh tenaga kesehatan berisi item soal menggunakan skala likert dengan alernatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju
(5)SS=Sangat setuju (4)ST=Setuju (3)RG=Ragu-ragu (2)TS=Tidak setuju (1)STT=Sangat tidak setuju
Interval
(5)SS=Sangat setuju (4)ST=Setuju (3)RG=Ragu-ragu (2)TS=Tidak setuju (1)STT=Sangat tidak setuju
Interval
87
Lanjutan Tabel 3.9. Defenisi Operasional Variabel Penelitian No 7
8
Variabel beserta Indikator Ketersediaan sarana dan fasilitas pencegahan
Dukungan pimpinan
Defenisi
Cara Ukur
Merupakan tersedia atau Mengisi tidaknya sarana dan fasilitas kuesioner pencegahan infeksi di Rumah sakit yang mendukung penerapan kewaspadaan standar Observasi Dukungan yang diberikan oleh Mengisi pimpinan Rumah sakit dalam kuesioner menyediakan sarana dan fasilitas dalam mendukung penerapan kewaspadaan standar
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner diisi oleh tenaga kesehatan yang berisi item soal dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu,tidak setuju, sangat tidak setuju Checklist oleh observer Kuesioner yang diisi oleh tenaga kesehatan berisi item pertanyaan menggunakan skala likert dengan alternatif selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah
(5)SS=Sangat setuju (4)ST=Setuju (3)RG=Ragu-ragu (2)TS=Tidak setuju (1)STT=Sangat tidak setuju Ada Tidak ada (5)SL= ( Selalu) (4)SR=Selalu (3)KD=Kadangkadang (2)HTP=Hampir tidak pernah (1)TP=Tidak pernah
Skala Ukur Interval
Interval
88
89
Pembobotan : Data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner dan check-list. Kuesioner sendiri dengan skala pembobotan sebagai berikut : Tabel 3.10. Nilai dan Jawaban Pembobotan Skala Likert Nilai Jawaban 1 Tidak pernah Sangat tidak setuju 2 Hampir tidak pernah Tidak setuju 3 Kadang-kadang Ragu-ragu 4 Sering Setuju 5 Selalu Sangat setuju
Unruk responden yang mengaku tidak pernah atau kadangkadang menerapkan kewaspadaan standar dikelompokan sebagai perilaku tidak patuh, sedangkan untuk responden yang mengaku sering dan selalu menerapkan kewaspadaan standar dikategorikan sebagai perilaku patuh. Untuk check list terdiri atas, yang diisi oleh peneliti sendiri yakni: form check list untuk ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana dan juga informasi. J.
Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi : 1.
Persetujuan Penelitian ini akan dilaksanakan di Poli Gigi RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dan sudah mendapatkan
90
persetujuan dari pihak instansi rumah sakit melalui surat izin studi pendahulan dan surat izin penelitian. 2.
Lembar persetujuan Responden Lembar
persetujuan
responden
merupakan
cara
persetujuan antara peneliti dan responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan juga dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika subyek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden (Nursalam, 2003). 3.
Kerahasiaan nama (anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan
mencantumkan
nama
responden
pada
lembar
pengumpulan data, cukup dengan memberi kode pada masingmasing lembar tersebut (Nursalam, 2003). 4.
Kerahasiaan (Confidentiality) Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan responden dalam hasil penelitian. Hanya informasi yang berhubungan dengan penelitian saja yang akan dilaporkan pada hasil penelitian (Alimul S, 2003).
91
N=6
Kuesioner Kuesioner tingkat kepatuhan penerapan kewaspadaan standar dan mengenai faktor kepatuhan
Pengisian kuesioner/ angket oleh tenaga kesehatan (6 responden)
Quantitative Analysis : Analisis varian, regresi berganda
Observasi Observasi mendalam pada setiap shift dokter gigi
Observer (peneliti) menggunakan lembaran checklist observasi pada
setiap shift keempat dokter gigi yang diasistensi oleh perawat gigi
19 lembar checklist observasi mengenai 9 elemen kewaspadaan standar per masingmasing dokter
Wawancara dengan 3 informan
Rekaman data dan informasi kegiatan wawancara
Transkrip wawancara
Qualitative Analysis Open coding, axial coding, selective coding
Qualitative
Analysis Hasil Pembahasan Kesimpulan Penelitian
Gambar 3.1. Gambar Diagram Alir