37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang
beralamat di Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, karena SD tersebut memerlukan inovasi untuk meningkatkan kualitas siswa, guru dan sekolah itu sendiri. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari dengan pertimbangan berikut. a. Masih ada masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program sekolah khususnya dalam perkalian bilangan, sehingga menggugah minat peneliti untuk mencari solusi terbaik dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah ini. b. Peneliti lebih memahami karakteristik siswa, keadaan sekolah, lingkungan sekitar sekolah, termasuk proses pembelajaran yang berlangsung karena SD tersebut merupakan tempat peneliti mengajar. 2.
Waktu Penelitian Adapun waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu
selama lima bulan, mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember tahun 2012. Selama bulan Agustus digunakan pembuatan dan seminar proposal, bulan Februari sampai November perencanaan penelitian, pelaksanaan tindakan dan
38
mulai penyusunan laporan dan menyusun skripsi, serta bulan Januari digunakan untuk sidang dan perbaikan skripsi.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Orimalang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang siswa. Adapun alasan pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah berdasarkan dari tes awal pada materi menentukan hasil perkalian diperoleh hasil bahwa hanya 12% dari jumlah siswa yang tuntas belajar dan 88% mendapat nilai di bawah nilai KKM yang diharapkan yaitu 55,56. Hal ini juga didasari oleh hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta wawancara kepada observer dan siswa, ternyata dalam pembelajaran terkesan biasa saja dan membuat para siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran sehingga siswa kurang begitu mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu dilakukan upaya perbaikan pada proses maupun hasil pembelajaran.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini muncul dari praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa kelas II SDN Orimalang di dalam kelas, yaitu soal pembelajaran mengenai menentukan perkalian. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran
39
tersebut. Metode yang tepat dan relevan dengan masalah yang dihadapi adalah melalui metode penelitian tindakan kelas ( classroom action research ). Beberapa ahli menemukakan tentang penelitian tindakan kelas ( PTK ), di antaranya yaitu pendapat dari Ebbut (Wiriaatmadja, 2005: 12) bahwa, Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Sedangkan Suhardjono (Arikunto dkk, 2006: 58) mengemukakan, „penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya‟. Arikunto (2006: 91) juga menyimpulkan bahwa, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”. Dengan mengacu kepada beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktis, yaitu masalah proses pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang mendukung, dan system penilaian yang kurang sesuai. Oleh karena itu penulis memilih metode penelitian tindakan kelas ini agar permasalahan yang terdapat di sekolah yang bersangkutan bisa terselesaikan dengan baik dengan memperbaiki proses pembelajarannya.
40
2. Desain Penelitian Desain PTK yang digunakan adalah desain Kemmis & McTaggart. Desain Kemmis & McTaggart menggunakan sistem spiral refleksi yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali sebagai ancangancang pemecahan permasalahan, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.1 Model Spiral Kemis & Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) Tahap perencanaan (plan) merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati dan mempersiapkan model pembelajaran, fasilitas, waktu, observer dan instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama pengamatan berlangsung. Arikunto dkk (2006) mengemukakan dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang
41
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap pelaksanaan tindakan (act) adalah melaksanakan tindakan yang sudah dirumuskan. Dalam melaksanakan tindakan guru tidak ragu lagi, karena jika rencana tidak terlaksana maka mengembangkan gagasan yang sebelumnya tidak direncanakan. Arikunto dkk (2006: 18) mengemukakan bahwa, “tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.” Tahap observasi (observe) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan observasi, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari perencanaan yang dilakukan dengan cara pengamatan secara rinci dan dibuat bukti fisik, karena hasil observasi kemudian dijadikan bahan kajian untuk kegiatan mengkaji mengukur keberhasilan tindakan. Tahap refleksi (reflect) pada dasarnya merupakan dan membahas secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan, berdasarkan data yang telah terkumpul dan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Moleong (2002: 103) mengemukakan bahwa, “data yang telah terkumpul dianjurkan secepatnya dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat segera diketahui kesesuaian tindakan yang dilakukan dengan harapan”. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran. Pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi mengenai tercapainya tujuan, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan hasil perkalian.
42
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang ditempuh disesuaikan dengan PTK desain Kemmis dan Mc.Taggart model spiral yang terdiri dari: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini, rencana tindakannya adalah merencanakan penerapan model matematika realistik dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep dasar perkalian di kelas II. Kemudian rencana tersebut dilaksanakan dan diobservasi, serta akhirnya direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Secara rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dijabarkan pada paparan berikut ini. 1. Perencanaan Berikut tahap perencanaan dalam penelitian ini: a. Mencari ide yang relevan dan mempersempit ide agar masalah yang akan diteliti semakin jelas. b. Menyusun rumusan masalah dan merumuskan tujuan penelitian serta mengkaji mengenai pentingnya masalah itu diteliti. c. Menelaah beragam bahan-bahan studi literatur dan mempertimbangkan serta menetapkan tindakan perbaikan apa yang sekiranya dapat dilakukan. d. Merumuskan desain penelitian, menentukan alternatif instrumen yang tepat, menentukan analisa data dan menyusun rencana prosedur penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pencapaian pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model matematika realistik ini adalah dapat
43
memahami konsep dasar perkalian sehingga hasil belajar siswa pada konsep dasar perkalian ini meningkat. 2. Pelaksanaan tindakan Prosedur pelaksanaan tindakakan pada penelitian ini menggunakan desain Kemmis & Mc Taggart model spiral. Setelah perencanaan disusun dengan matang, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran dengan menerapkan model matematika realistik. Adapun skenario pembelajaran yang dijadikan acuan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. a. Kegiatan awal (10 menit) 1) Mengkondisikan siswa ke arah yang kondusif. 2) Memotivasi siswa. 3) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang telah dipelajari mengenai penjumlahan berulang dengan materi yang akan dipelajari yaitu perkalian. 4) Menginformasikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (30 menit) 1) Penyampaian materi perkalian dengan menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa (komponen menggunakan masalah yang kontekstual). 2) Mengembangkan pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memahami materi dengan cara pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) dan mengembangkan model/alat peraga (komponen menggunakan model-model).
44
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil kerja dihadapan teman-temannya dan saling mengungkapkan pendapat (komponen interaktif). 4) Membahas beberapa masalah yang berhubungan dengan perkalian serta menghubungkan materi penjumlahan dengan perkalian (komponen interviewment). c.
Kegiatan akhir (30 menit)
1) Menyimpulkan materi. 2) Melaksanakan tes. 3) Mengumpulkan tes akhir. 4) Menutup pembelajaran. 3. Observasi Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh observer. Pengamatan difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Tahap ini juga merupakan tahap pelaksanaan pengumpulan data melalui observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran, serta tes hasil belajar. 4. Refleksi Tahapan ini merupakan tahap mengkaji dan membahas secara menyeluruh tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan serta penelusuran data agar data yang terkumpul akurat. Berdasarkan data yang telah terkumpul dan jika perlu dilakukan member check maka wawancara dilakukan. Setelah data terkumpul dilakukanlah evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya, apakah
45
tindakan ini perlu dilanjutkan atau tidak. Evaluasi refleksi difokuskan mengenai hal-hal berikut. a. Mengiventalisir masalah yang timbul ketika proses atau sesudah proses pembelajaran, b. Menganalisis masalah, situasi, kondisi, keadaan yang diharapkan, c. Menghubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur dan dikembalikan ke teori serta didiskusikan dengan ahli dan pembimbing.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pedoman observasi Karl Popper (Wiriaatmadja, 2005: 104) mengungkapkan bahwa ”observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”. Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pedoman observasi guru merupakan alat pengumpul data berupa sebuah format yang berisi indikator tentang keadaan yang menggambarkan kinerja guru pada penelitian ini. Instrumen ini berjumlah 15 aspek yang diamati disertai dengan deskriptor penskoran. Pedoman observasi siswa ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati terdiri dari komponen-komponen dalam model matematika realistik yaitu
46
menggunakan masalah yang kontekstual, menggunakan model-model, interaktif, dan interviewment. 2. Pedoman wawancara Hopkins (Wiriatmadja, 2005: 117) mengungkapkan bahwa „wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa dan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi volume balok yang telah berlangsung serta masalah-masalah yang dihadapi. Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh objek penelitian dan pihak yang terkait dengan pembelajaran tersebut mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal yang mungkin tidak muncul dalam observasi dan tes. 3. Catatan lapangan Menurut Maulana (2008), “catatan lapangan adalah cara lain untuk merekam/mencatat tingkah laku individu”. Tidak ada bentuk yang baku mengenai catatan lapangan ini, karena peneliti bebas mencatat apa saja yang dirasakan penting sehubungan dengan penelitiannya, dan tidak perlu terfokus pada tingkah laku yang sama untuk seluruh subjek. Berikut ini adalah empat jenis yang diceritakan dalam catatan lapangan, yaitu: 1) menilai atau menentukan apakah tingkah laku anak itu baik atau buruk, diharapkan atau tidak diharapkan, diterima atau tidak diterima-merupakan pernyataan evaluatif yang harus dihindari; 2)
47
menceritakan atau menjelaskan tentang tingkah laku anak didasarkan kepada sebuah fakta atau dugaan-merupakan pernyataan interpretif yang harus dihindari; 3) menceritakan tingkah laku tertentu secara garis besarnya, misalnya apa yang sering terjadi atau apa yang menjadi ciri anak tersebut-merupakan pernyataan generalisasi yang harus dihindari; dan 4) menceritakan dengan tepat apa yang diperbuat atau dikatakan anak, yang menggambarkan secara konkret suatu situasi dimana perbuatan atau percakapan itu terjadi-pernyataan spesifik atau deskripsi konkret yang diperbolehkan/diinginkan. 4. Lembar tes hasil belajar Menurut Hermawan (2007: 170) “Tes yaitu sebuah alat atau prosedur sistematis bagi pengukuran sebuah sampel perilaku”. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi mengenai peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa, khususnya mengenai pemahaman materi atau pokok bahasan yang diajarkan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Lembar tes dalam penelitian ini terdiri dari lima soal yang harus dikerjakan siswa secara individu. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam menenentukan hasil perkalian. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam materi menentukan perkalian adalah melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
48
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Sebelum melakukan pengolahan data, dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Berdasarkan pernyataan Spradley (Kasbolah, 1998: 87), “Jika data yang diperoleh merupakan data kualitatif, maka teknik analisis data yang cocok dipakai adalah teknik analisis kualitatif”. Dengan melihat pernyataan tersebut, maka data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan tknik yang sesuai. 1.
Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari
observasi, catatan lapangan, wawancara dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas II SDN Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon
pada tahun ajaran 2012/2013. Data observasi catatan lapangan dan
wawancara diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan format observasi atau pengamatan terlampir. Adapun proses pengumpulan data adalah sebagai berikut ini. a.
Teknik pengolahan data proses Data proses diperoleh dari pelaksanaan tindakan yang diperlukan untuk
mengetahui gambaran penerapan model matematika realistik yang berupa deskripsi proses pembelajaran dalam menentukan hasil perkalian dengan menggunakan format observasi terhadap kinerja guru, aktivitas siswa, catatan lapangan dan wawancara.
49
1) Observasi kinerja guru Data hasil observasi terhadap kinerja guru diolah dengan teknik penskoran yang berpedoman pada deskriptor penskoran yang kemudian ditentukan jumlah skor serta dipersentasekan (%) terhadap aspek yang diamati selanjutnya dibandingkan dengan target yang harus dicapai kemudian dideskripsikan. Kinerja guru yang diamati terdiri dari perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran, serta evaluasi. Perencanaan terdiri dari 4 aspek yang diamati, pelaksanaan terdiri dari 10 aspek yang diamati, dan evaluasi terdiri dari 1 aspek yang diamati. Untuk masing-masing aspek memiliki 4 deskriptor. Kemunculan keempat deskriptor ini dimasukan kedalam penskoran. Skor berkisar antara 0-4. Setiap skor yang diperoleh pada semua aspek yang ada dalam perencanaan dipersentasikan untuk diisi di dalam kolom daya capai indikator. Jumlah skor pada perencanaan dipersentasekan terhadap skor ideal setiap aspek yaitu 16, dengan cara sebagai berikut. Persentase =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
× 100%
Selanjutnya menghitung jumlah skor pada aspek pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian dipersentasekan seperti cara di atas hanya bedanya terletak pada skor ideal saja. Skor ideal untuk kegiatan awal pembelajaran adalah 16, kegiatan inti pembelajaran adalah 16, kegiatan akhir pembelajaran 8 dan evaluasi mempunyai skor ideal 4. Langkah berikutnya ialah menentukan jumlah dan persentase masingmasing skor. Jumlah untuk skor 4, diperoleh dengan cara menjumlahkan setiap
50
skor 4 yang diperoleh. Selanjutnya dipersentasekan dengan skor idealnya 60. Begitupula untuk skor 3, 2, 1, dan 0 hanya bedanya skor ideal masing-masing skor berbeda. Skor 3 mempunyai skor ideal 45, skor 2 memiliki skor ideal 30, skor 1 memiliki skor ideal 15 dan skor 0 tentu saja skor idealnya juga 0. Setelah itu menentukan jumlah skor dan persentase keseluruhan. Cara perhitungan persentase sebagai berikut. Persentase =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (60)
× 100%
Target kinerja guru yang dicapai dalam penelitian ini adalah 80% untuk setiap aspek yang diamati. 2) Observasi aktivitas siswa Data hasil aktivitas siswa diolah dengan teknik penskoran. Aspek yang diamati terdiri dari 4 aspek. Setiap aspek memiliki 4 indikator yang harus muncul sehingga setiap aspek menyajikan skor antara 0-4. Jumlah skor yang didapat siswa kemudian dijumlahkan dan dipersentasekan dengan skor ideal yaitu 16. Persentase yang diperoleh kemudian diinterpretasikan kedalam kategori sebagai berikut. 68 – 100 % : Baik 34 – 67 % : Cukup 0 – 33 % : Kurang Selanjutnya menghitung jumlah dan persentase dari murid yang mendapatkan kriteria B (baik), C (cukup), dan K (kurang) yang dipersentasekan terhadap jumlah siswa. Target yang dicapai dalam aktivitas siswa ialah 80% dari jumlah siswa (20 orang siswa) berada pada kategori Baik.
51
3) Catatan Lapangan Data hasil catatan lapangan diolah dengan cara dianalisis kemudian dideskripsikan menjadi berupa penjelasan atau pembahasan. Teknik pengolahan data hasil catatan lapangan tidak dibuatkan dengan lebih rinci, karena catatan lapangan digunakan untuk memperkuat data hasil dari observasi kinerja guru maupun aktivitas siswa selama pembelajaran. 4) Wawancara Pengolahan data hasil wawancara sama dengan data catatan lapangan yakni diolah dengan cara dianalisis kemudian dideskripsikan menjadi berupa penjelasan atau pembahasan. Teknik pengolahan data hasil wawancara tidak dibuatkan dengan lebih rinci, karena wawancara digunakan untuk memperkuat data hasil dari observasi kinerja guru maupun aktivitas siswa selama pembelajaran. b. Teknik pengolahan data hasil Pengolahan data hasil diperoleh dari jawaban siswa dalam tes tulis yang diberikan guru. Adapun pengolahannya adalah sebagai berikut: 1) Jumlah soal terdiri dari 5 soal. Setiap soal memiliki jumlah skor yang berbeda-beda. Skor setiap soal terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Skor setiap soal No. Soal Skor 1 4 2 6 3 8 4 8 5 10
52
Jumlah skor ideal dari semua soal adalah 36. Nilai = skor yang diperoleh siswa 36
×100
2) Siswa dikatakan lulus belajar tentang materi perkalian
jika nilai yang
diperoleh sama atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Matematika yang telah ditetapkan di SD Negeri Orimalang yaitu 55,56. Dengan rincian dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal No. 4.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. 4.1. Menghitung volume kubus dan balok. 4.1.1. Menggunakan rumus untuk menentukan volume balok.
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM Daya Intake Kompleksitas dukung siswa Hasil dari rata-rata nilai KKM dari semua standar kompetensi yang ada. Hasil dari rata-rata indikator yang ada. 2
2
1
5/9 x 100 = 55,56
Melihat KKM pada tabel 3.2, maka siswa dinyatakan tuntas apabila nilai yang diperolehnya ≥ 55,56. 2. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang terkumpul yaitu dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa ketika pembelajaran, catatan lapangan, tes akhir serta wawancara terhadap observer dan siswa yang dijadikan subjek penelitian. (Moleong, 2002:103) mengemukakan bahwa “analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
53
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Sebelum data dianalisis Maulana (2008) mengemukakan bahwa ada lima tahap yang harus dipersiapkan yaitu: a) pemberian skor dan tranformasi data, b) pengeditan data, c) mentabulasi dan meberikan kode terhadap data, d) penafsiran data, e) penyajian data. Senada dengan hal tersebut, Moleong (2002: 103) berpendapat bahwa, “setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data”. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan dan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi sebuah kesimpulan. Dengan demikian analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi, selanjutnya data tersebut disusun dan dikatagorisasikan, kemudian disajikan dan dimaknai, dan terakhir ditarik kesimpulan. G. Validasi Data Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2005) ada beberapa bentuk validasi yang digunakan untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian
54
tindakan kelas yaitu: (1) member chek, (2) triangulasi, (3) audit trail, (4) expert opinion, dan (5) key respondents review. Adapun bentuk validasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Member Check menurut Sugiyono (2005: 129) adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Member check dilakukan untuk memeriksa kembali keterangan yang tidak pasti
kebenarannya
dari
data
yang
telah
diperoleh
dengan
cara
mengkonfirmasikannya kepada mitra peneliti dengan tujuan agar keterangan dari data yang diperoleh dipastikan akurat. Member check dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada observer dan para siswa yang bersangkutan. 2. Triangulasi dilakukan untuk membandingkan kebenaran hipotesis dengan hasil yang diperoleh oleh mitra peneliti dan pembimbing secara kolaboratif. Triangulasi dilakukan bersama Bapak Drs. H. Ali Sudin, M.Pd. dan Ibu Riana Irawati, M.Si. 3. Audit trail dilakukan untuk mendiskusikan kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan sahabat-sahabat yang sedang melakukan penelitian. 4. Expert opinion dilakukan untuk bertukar pikiran untuk meminta nasihat, arahan kepada para ahli untuk memeriksa semua kegiatan peneliti dengan tujuan untuk memeriksa hasil penelitian. Expert opinion ini dilakukan bersama Bapak Drs. H. Ali Sudin, M.Pd dan Ibu Riana Irawati, M.Si.