BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga 3.2.2 Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016.
35
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri 9 Salatiga sebanyak 250 siswa. 3.3.2
Sampel Sampel adalah wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2013). Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga. Penelitian ini digunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut : N n= 1+ N (d)2 Keterangan : N = Jumlah populasi n = Besar sampel d = Tingkat signifikan (0,05). Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel yang diteliti, yaitu. : N n= 1+ N (d)2 250 n= 1+250 (0,05)2
36
250 n= 1+250 (0,0025) 250 n= 1+ 0,625 250 n= 1,625 n = 153,84 (dibulatkan menjadi 154 responden) Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan simple random sampling.
Simple random sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria sampel dalam penelitian ini meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, di mana kriteria tersebut dapat menentukan layak dan tidaknya sampel yang digunakan. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : a. Siswa yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain : a. Siswa yang sedang sakit saat penelitian berlangsung b. Siswa yang ijin saat penelitian berlangsung
37
3.4 Definisi operasional Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Kecerdasan emosional siswa adalah kemampuan mengenali perasaan diri kita
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain (Goleman, 2006). Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Tirtonegoro, 2001).
3.5 Pengumpulan Data 3.5.1 Alat pengumpulan data Instrumen yang akan digunakan adalah kuesioner kecerdasan emosional dan hasil
belajar. Jenis data yang diambil pada penelitian ini terdiri data
primer. Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden (Sugiyono, 2011). Instrumen kecerdasan emosional dibuat sendiri oleh peneliti mengacu pada teori kecerdasan emosional menurut Goleman (2006).
38
Jumlah kuesioner sebanyak 25 pertanyaan dimana setiap pernyataan sudah dipersiapkan jawabannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data dengan kuisioner dengan kisi-kisi sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosional menurut teori Goleman (2006) No 1 2 3 4 5
Favourable
Indikator Mengenali emosi Mengelola emosi Motivasi diri Empati Membina hubungan Jumlah
Jml 4 4 4 5 5
No soal 1,2,3,4 6,7,8,10 11,12,13,14 16,17,18,19,20 21,22,23,24,25
22
Unfavorable Jml 1 1 1
Jumlah soal
No soal 5 1-5 9 6-10 15 11-15 16-20 21-25
3
1-25
Sebelum digunakan kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah kuesioner dilakukan sebagai alat ukur atau alat pengumpulan selesai disusun, belum berarti kuesioner dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner tersebut harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dilakukan pada 30 siswa kelas VII di SMP Negeri 10 Salatiga
disebabkan
karakteristik siswa hampir sama.
39
a. Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Tes hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada sesuatu yang diukurnya. Jadi untuk dikatakan valid, tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2009). Uji validitas diolah dengan program SPSS 16 for windows menggunakan teknik
korelasi product moment correlation
dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabeldengan taraf signifikan ditentukan 5%. Berdasarkan perbandingan r hitung dengan r tabel 0,361didapatkan dari 25 soal ada 2 soal yang tidak valid yaitu no 15 (0,134) dan 24 (0,219). Pertanyaan yang tidak valid kemudian drop out karena sudah ada item yang mewakili. b. Reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan metode Alpha Cronbach (Riwidikdo, 2009). Dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar (>) dari 0,7 dari uji coba kuesioner yang disebarkan setelah dilakukan uji reabilitas dengan menggunakan 40
program SPSS (Riwidikdo, 2009). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai 0,936 > 0,7 maka kuesioner dianggap reliabel 3.6 Analisis data 3.6.1 Analisis data Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik dan dalam penelitian ini menggunakan Uji Spearman rank. Uji ini digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara 2 variabel atau lebih, bila datanya berbentuk tidak normal (Sugiyono, 2007). Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji kolmogorov smirnov dimana data dikatakan normal jika p value > 0,05. Hasil dikatakan ada hubungan bila nilai p value ≤ 0,05. bila hasil uji Spearman rank didapatkan hasil nilai p value > 0,05 maka tidak ada hubungan.
41