66
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Jenis penelitian korelasional digunakan karena penelitian ini dirancang untuk menentukan pengaruh antara perilaku merokok dengan kepercayaan diri.
B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek dalam penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel : variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya dan variabel terikat (Y) yaitu gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain. 1.
Variabel bebas atau variabel (X) adalah perilaku merokok
2.
Variabel terikat atau variabel (Y) adalah kepercayaan diri
C. Definisi Operasional Menurut Silalahi (2009: 119) definisi operasional adalah suatu konstruk dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan
67
yang perlu untuk konstruk atau variabel itu. Dengan kata lain definisi operasional memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Dengan demikian definisi operasional menyatakan kondisi-kondisi, bahanbahan, dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau lebih acuan konsep yang didefinisikan. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Perilaku merokok terdiri dari 4 aspek yakni, fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari, intensitas merokok, tempat merokok dan waktu merokok.
2.
Kepercayaan diri adalah adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri yang timbul karena adanya sikap positif terhadap kemampuannya sehingga tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Ada 5 aspek yang dijadikan indikator yakni, keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab dan rasional.
68
D. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Latipun (2008) berpendapat populasi adalah keseluruhan
dari
individu atau objek yang diteliti, dan memiliki beberapa karekteristik yang sama. Sedangkan menurut Nazir (1998), populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti Organisai Intra Kampus UIN MALIKI Malang khususnya pada laki-laki. Adapun alasan peneliti memilih mahasiswa intra kampus karena melihat realita yang ada perilaku merokok yang dilakukan mahasiswa khususnya mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang. 2.
Sampel Pengertian sampel menurut Latipun (2008) adalah bagian dari
populasi yang hendak diteliti. Kemudian Suharsimi Arikunto (2006) menegaskan apabila subyek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya,
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Sebaliknya, jika subjek terlalu besar maka sampel bisa diambil antara 10% 15 % hingga 20% - 25%. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan teknik tertentu dan mewakili karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel non-probabilitas dengan cara sampel insidential. Menurut Umar
69
(2011: 90-92) sampel non probability adalah cara pengambilan sampel dimana semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Sedangkan cara insidential sampling adalah penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus di UIN MALIKI Malang khususnya laki-laki yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang akan dijadikan sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Skala Skala merupakan instrumen pengumpulan data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan suatu berjenjang (Arikunto, 2005 : 101). Skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data lain yaitu:
70
a.
Stimulus skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang todak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Sehingga jawaban yang diberikan tergantung pada interpretasi subjek terhadap pertanyaan atau pernyataan tersebut dan jawabannya lebih bersifat protektif, yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya.
b.
Skala psikologi selalu berisi banyak aitem. Jawaban subyek terhadap satu aitem baru erupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur. Sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua aitem telah direspon.
c.
Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan secara berbeda pula (Azwar, 2008: 3-4). Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert, yang
berisi pernyataan-pernyataan sikap (attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai objek sikap. Pernyataan sikap terdiri atas dua macam, yaitu pernyataan favourable (pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif dan mendukung objek sikap yang akan diungkap) dan pernyataan unfavourable (pernyataan yang berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap,
71
bersifat kontra terhadap obyek sikap yang hendak diungkap) (Azwar,2006 : 98). Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Penggunaaan skala likert ada 3 alternatif model, yaitu tiga skala pilihan (skala tiga), empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Skala disusun dalam bentuk pernyataan dan pilihan respon yang menggunakan tingkatan (Widyoko, 2012: 104). Peneliti menggunakan alternative model pilihan empat dengan alasan, pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan dan dinyatakan dalam instrumen (Widyoko, 2012: 106). Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala perilaku merokok dan skala kepercayaan diri. 1) Skor skala perilaku merokok Dalam merespon skala perilaku merokok, responden diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan dirinya dimana masingmasing angka merepresentasikan tingkat perilaku merokok dengan cara
72
memilih jawaban SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Skor Jawaban Perilaku Merokok Skor
No.
Respon
1. 2. 3. 4.
Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4
2) Skor skala Kepercayaan Diri Dalam merespon skala perilaku merokok, responden diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan dirinya dimana masingmasing angka merepresentasikan tingkat perilaku merokok dengan cara memilih jawaban SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor jawaban adalah sebagai berikut Tabel 3.2 Skor Jawaban Kepercayaan Diri No.
Respon
1. 2. 3. 4.
Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Skor Favourable Unfavourable 4 1 3 2 2 3 1 4
73
2.
Instrumen Pengumpulan Data a) Skala Perilaku Merokok Dalam pengumpulan data tentang perilaku merokok peneliti berangkat dari definisi operasional. Alat ukur perilaku merokok terdapat 4 aspek perilaku merokok menurut Aritonang (1997), kemudian peneliti menyusun skala sebagai alat pengumpul data. Tabel 3.3 Blue print skala perilaku merokok No.
Aspek
Indikator
No.Item
1.
Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi merokok ditunjukkan dengan 1, 2, 3, 4, 5*, perasaan yang dialami si perokok, 18, 19, 21, 24, seperti perasaan yang positif maupun 25 perasaan negatif.
2.
Intensitas merokok
Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. 6, 7*, 8*, 22 Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari
3.
Tempat merokok
Merokok di tempat-tempat umum / ruang publik 9*, 11*, 12* Merokok ditempat-tempat yang bersifat pribadi
4.
Waktu merokok
Remaja yang merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada 10*, 13*,14, saat itu, misalnya ketika sedang 15*, 16, 17*, berkumpul dengan teman, cuaca yang 20, 23 dingin, setelah dimarahi orang tua, dll 25 Jumlah
Ket : no. Aitem yang bertanda (*) adalah aitem yang gugur
74
b) Skala Kepercayaan Diri Dalam pengumpulan data peneliti memakai skala kepercayaan diri yang berdasarkan definisi operasional. Alat ukur kepercayaan diri terdapat 5 aspek kepercayaan diri menurut Lauster (dalam Ghufron, 2011), kemudian peneliti menyusun skala sebagai alat pengumpul data.
75
Tabel 3.4 Blue print skala kepercayaan diri No. 1.
Aspek Keyakinan akan kemampuan diri
2.
Optimis
3.
Obyektif
4.
Indikator Sikap positif individu tentang dirinya bahwa individu mengertisungguhsungguhakan apa yang dilakukannya
Favourable 1*, 2, 17*, 18, 21*, 22,
Unfavourable 29*
4, 7, 12, 20, 23, 24, 25*, 27, 30*
5, 15*, 26*, 28*
Sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
9*, 12, 19
3*,
10, 13
6*, 11
14,
3*, 8*, 16*,
Individu yang percaya diri memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
Bertanggung jawab
Kesediaan aindividu untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
Rasional
Analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan
5.
Jumlah
Ket : no. Aitem yang bertanda (*) adalah aitem yang gugur
21
9
76
F. Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian dilaksanaksn, terlebih dahulu peneliti melakukan Uji coba (try out) instrumen penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam Uji coba ini adalah teknik insidential sampling ( Umar, 2011) menyatakan bahwa insidential sampling ini adalah penentuan sampel secars kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang disnggap cocok dengan karskteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. ssmpel yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu yang diterapksn berdasarkan tujuan penelitian. uji coba alat ukur dilakukan dengan maksud untuk: a.
Mengetahui sejauh mana pemahaman sampel terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan.
b.
Mengetahui validitas instrumen, yang diambil item-item valid yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya.
c.
1.
Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen.
Uji Validitas Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan pengujian validitas. suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendsk diukur (Azwar, 2008: 7).
77
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan skala dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008:7). Validitas juga diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu insyrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang vslid berarti memiliki validitas rendah. Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamasn antara data yang sesungguhnya terjadi pada subyek yang diteliti. Validitas suatu butir pernyataan dapat dilihat pada hasil output SPSS release 16.0 for windows. Kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai corrected aitem total regretion masing-masing butir pernyataan. Dengan ketentuan valid adalah jika batasan r > 0,30.
2.
Uji Reliabilitas Dalam uji alat tes dilakukan uji relibilitas. Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2008: 83). Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk melihat seberapa jauh alat ukur yang digunakan dalam penelitian memberikan hasil pengukuran yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap hal yang sama. Untuk menghitung reliabilitas peneliti menggunaksn program SPSS release 16.0 for windows.
78
Sedangkan untuk menguji reliabilitas, (Azwsr, 2008: 87) menggunakan teknik alpha cronbach: Rumus Alfa Croanbach a = 2 [1 Keterangan dan
]
: : varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 : varian skor skala
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2008: 83). Guilford menyatakan untuk menentukan koefisien reliabilitas alphs croanbach maka diinginkan kaidah reliabilitasnya (Kuncono, 2004) sebagai berikut:
79
Reliabilitas menurut Guilford: Tabel 3.5 Koefisien reliabilitas Koefisien reliabilitas
Kriteria
> 0.9 0.7 – 0.90 0.4 – 0.70 0.20 – 0.40 < 0.20
Sangat reliable Reliable Cukup reliable Kurang reliable Tidak reliable
G. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji instrumen perilaku merokok yang terdiri dari 25 aitem, kepercayaan diri terdiri dari 30 aitem. Uji instrumen dilakukan kepada 22 orang mahasiswa Intra kampus UIN Malang yang merokok khususnya pada laki-laki dalam aktivitas seharihari sesuai kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian. 1) Hasil Uji Coba Skala Perilaku merokok Hasil uji coba instrumen perilaku merokok dengan 25 aitem, diperoleh 15 aitem valid dan 10 aitem gugur. Aitem yang dinyatakan valid ini memiliki r hitung > 0,300, sedangkan pada uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,838. Untuk menentukan koefisien reliabilitas alpha croanbach maka diinginkan kaidah reliabilitas menurut Guilford (dalam Kuncono, 2004) bahwa skala yang memiliki nilai reliabilitas 0,4 – 0,7 dikatakan cukup reliabel.
80
Dengan demikian penelitian ini layak untuk digunakan dalam penelitian. Adapun aitem-aitem yang valid adalah: Tabel 3.6 Blue Print Hasil Uji Coba Perilaku Merokok Aitem No
Aspek
1
Fungsi merokok kehidupan sehari-hari
2
Intensitas Merokok
3 4
Valid dalam 1, 2, 3, 4, 18, 19, 21, 24, 25
Gugur 5
6, 22
7, 8
Tempat Merokok
-
9, 11, 12
Waktu Merokok
14, 16, 20, 23 15
10, 13, 15, 17 10
Jumlah
Dengan hasil uji coba di atas, peneliti menggunakan aitem-aitem yang valid serta membuang aitem yang gugur. Pada blue print di atas terdapat 10 aitem yang gugur sehingga peneliti mengganti dengan aitem yang baru untuk penelitian, dengan alasan ada aspek yang tidak terwakili dari aitem yang valid. 2) Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Hasil uji coba instrumen kepercayaan diri dengan 30 aitem, diperoleh 15 aitem valid dan 15 aitem gugur. Aitem yang dinyatakan valid ini memiliki r hitung > 0,300, sedangkan pada uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,80. Untuk menentukan koefisien
81
reliabilitas alpha croanbach maka diinginkan kaidah reliabilitas menurut Guilford (dalam Kuncono, 2004) bahwa skala yang memiliki nilai reliabilitas 0,7 – 0,9 dikatakan reliabel. Dengan demikian penelitian ini layak untuk digunakan dalam penelitian. Adapun aitem-aitem yang valid adalah:
2
Tabel 3. 7 Blue Print Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Aitem Aspek Valid Gugur Keyakinan akan kemampuan 2, 18, 22 1, 17, 21, 29 diri 4, 5, 7, 12, 20, 23, 15, 25, 26, 28, Optimis 24, 27 30
3
Obyektif
4
Bertanggung Jawab
5
Rasional Jumlah
No 1
12, 19
3, 9
10, 11, 13
6
14 15
3, 8, 16, 15
Dengan hasil uji coba di atas, peneliti menggunakan aitem-aitem yang valid serta membuang aitem yang gugur. Pada blue print di atas terdapat 15 aitem yang gugur sehingga peneliti mengganti dengan aitem yang baru untuk penelitian, dengan alasan aspek belum cukup mewakili aitem yang valid.
82
H. Metode Analisis 1.
Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan
menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi
yang
digunakan
tidak
terdapat
multi
kolonieritas
dan
heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali,2007). a. Uji Normalitas Uji
normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau mendekati normal(Ghozali,2007: 110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
pada grafik atau melihat histogram dari residualnya
(Ghozali,2007:28). Data tersebut normal atau tidak dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1) Jika data menyebar diatas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
83
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Uji normalitas data dapat juga menggunakan
uji
kolmogorov-smirnov
untuk
mengetahui
signifikansi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman pengambilan keputusan: a) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, distribusi adalah tidak normal. b) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05, distribusi adalah normal (Ghozali,2007:30). Maka
untuk
mendeteksi
normalitas
dengan
kolmogorov-
smirnovTest (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho: data residual berdistribusi normal Ha: data residual tidak berdistribusi normal Apabila probabilitas nilai Zuji K-S
signifikan secara statistik
maka Ho ditolak, yang berarti data tersebut terdistribusi tidak normal. Sedangkan apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka Ho diterima, yang berarti data tersebut terdistribusi normal.
84
b. UjiHeteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di–studentized. Dasar analisis: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pad asumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
85
2.
Analisis Regresi Data yang diperoleh akan diuji dengan menggunakan uji
nilai
selisih mutlak. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Analisis regresi linier sederhana Y‟ = a + bX Keterangan: Y‟ = Variabel dependen (kepercayaan diri) X = Variabel independen (perilaku merokok) a = Konstanta (nilai Y‟ apabila X = 0) b
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
2) Koefisien Determinasi Menghitung besarnya persentase derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan jalan mencari koefisien determinasinya (R2) selanjutnya memberikan informasi seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi model variabel dependen. 3) Distribusi Frekuensi Cara Menentukan Rentang Skor Penentuan kualifikasi digunakan untuk setiap variabel, untuk itu yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah lebar kelas interval. Menurut (Hadi dalam Sholichah 2008:32) mengatakan bahwa, “untuk menentukan lebar kelas interval (i) adalah jarak pengukuran (R) dibagi dengan jumlah interval kelas (K). Dengan demikian rumus
86
yang digunakan dalam menentukan panjang kelas interval (i)”, adalah sebagai berikut: i= Keterangan: i
= Interval (panjang kelas interval)
Skor tertinggi
= Nilai tertinggi terhadap pernyataan
Skor Terendah
= Nilai terendah terhadap pernyataan
Banyaknya kelas interval