BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu & Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 3 bulan terhitung sejak Maret sampai Mei 2015 dengan persempitan area penelitian yang hanya dilakukan pada bagian logistik di DC Jakarta PT XYZ.
B. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. (Budiyanto, 2014) Penelitian komparasi merupakan penelitian yang berusaha untuk menemukan perbedaan tentang dua atau beberapa hal seperti benda, orang, prosedur kerja, ide, dan kritik terhadap orang atau kelompok dengan melihat penyebabnya
.
44
45
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat diukur. (Anonim, 2015). Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2014) adalah sebagai berikut: “suatu atribut, sifat, atau nilai dari seseorang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel X dan Y, karena penelitian
ini
bersifat
komparatif.
Dinyatakan
komparatif
yaitu
membandingkan kinerja karyawan tetap dan karyawan tidak tetap berdasarkan motivasi kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja, dan beban kerja.
2. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti. Adapun rincian variabel penelitian, dimensi, serta indikator dari masing-masing dimensi dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
46
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel
Dimensi Prestasi Kedisiplinan
Kinerja Kerja (Hasibuan, 2008)
Kreatifitas Bekerja Sama Kecakapan Tanggung Jawab
Motivasi (Edward Murray, 2009)
Compassion Pengetahuan Kepemimpinan (Andiyanto, 2011)
Lingkungan Kerja (Hemsath & Yerkes, 2006)
Integrity Confidence Commitment Communication Fisik
non Fisik
Beban Kerja (Jurnal Arika, 2011)
Eksternal
Internal
Indikator Berhasil melakukan pengiriman sesuai dengan jumlah permintaan Tidak mangkir dari jadwal pengiriman Bisa membuat rute perjalanan pengiriman lebih efektif Tidak bermasalah sesama bagian logistik Pelayanan tepat waktu Bertanggung jawab atas setiap order pengiriman yang masuk Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya Semangat dalam melakukan pekerjaan Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. Bertanggung jawab atas bawahan Memberikan pemahaman atas tugas yg diberikan Memiliki kejujuran terhadap diri sendiri Percaya kepada diri sendiri dan orang lain Bertindak sesuai keyakinan Memberikan perintah dengan jelas Tata ruang kerja Cahaya dalam ruang Suhu dan kelembaban udara suara yang tidak mengganggu Suasanan kerja dalam perusahaan keamanan kerja karyawan Tugas-tugas yang bersifat fisik (sikap kerja) Tugas-tugas yang bersifat mental (tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja) Waktu kerja dan waktu istirahat yang cukup Bekerja secara bergilir Pelimpahan tugas dan wewenang Somatis (Kesehatan yang tetap baik) Psikis (Motivasi, Persepsi, Kepercayaan, Keinginan)
Skala Pengukuran Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
47
D. Populasi & Sampel 1. Populasi Arikunto (2010) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2014), populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan logistik area DC Jakarta PT XYZ.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sedangkan menurut pendapat lainnya, yang dimaksud sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Karena jumlah populasi sedikit yaitu kurang dari 50 orang maka seluruh populasi akan dijadikan sampel. Dipilihnya bagian logistik area Jakarta karena pada bagian ini dapat dilakukan atau dikerjakan oleh karyawan tetap ataupun kontrak dan pada bagian ini juga dapat dilihat hasil kerjanya dari target pengiriman barang yang tercapai, sehingga perbedaan kinerja karyawan dapat diteliti. Dengan keadaan tersebut maka sampel pada penelitian ini adalah sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
48
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, 2014). Hal ini sering digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel di bawah 30 orang, atau untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel jenuh juga sering diartikan sampel yang sudah maksimum, ditambah berapapun tidak akan mengubah keterwakilan. Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
E. Metode Pengumpulan Data Arikunto (2010) menyatakan bahwa menyusun instrumen adalah pekerjaan yang penting dalam penelitian akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan sekunder dan primer. Data sekunder berdasarkan studi pustaka atau studi dokumentasi dan wawancara sebagai metode pendamping serta kuesioner sebagai sumber data primer. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur . dimana jenis wawancara ini adalah wawancara bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pada penelitian
49
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Pengertian data primer menurut (Sugiyono, 2014) yaitu: “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data tersebut diperoleh dengan cara mengadakan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data, melalui angket. Angket
merupakan
teknik
pengumpulan
data
dengan
cara
menyebarkan daftar pernyataan atau kuesioner kepada responden yang bersifat tertutup di mana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti. Pemilihan metode ini didasarkan kepada kemudahan dan kepercayaan peneliti bahwa responden mengetahui tentang dirinya dan dapat memberikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Lary Cristensen (Sugiyono, 2014), menyatakan bahwa “ a questionnaire is a self-report data collection instrument that each research participant fill out as part of research study. Researcher use questionnaires so that they can obtain information about the thoughts, feeling, attitudes, beliefs, values, perceptions, personality, and behavioral intentions of research participant. In other words, researchers attempt to measure many different kinds of characterisitics using questionnaires”. Instrumen penlitian yang digunakan berupa kuisioner dengan jenis pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaannya.
50
F. Metode Analisis Data Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, maksudnya digunakan skala pengukuran untuk menyatakan bobot antara hubungan variabel satu dengan lainnya. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Jenis skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini, susunan kata-katanya adalah dimulai dari Sangat Tidak Setuju sampai Sangat Setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor, 1-5. Untuk dapat mengetahui signifikansi perbandingan antar variabel, maka data diolah dengan menggunakan software SPSS 20 melalui analisis uji 2 independent samples.
51
1. Uji Instrumen Intrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable. Reliable instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian
realibitas
instrumen
perlu
dilakukan.
Instrumen
yang
mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam intrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris. Misalnya akan mengukur kinerja (performance) sekelompok pegawai, maka tolok ukur (kriteria) yang digunakan didasarkan pada tolok ukur yang telah ditetapkan di kepegawaian itu. Sedangkan validitas internal dikembangkan dari teoriteori tentang kinerja. Untuk penyusunan instrumen yang baik harus memerhatikan teori dan fakta di lapangan. a. Uji Validitas Sebuah penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket atau kueisoner, maka melakukan uji validitas merupakan suatu keharusan. Insturmen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
52
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Setiap
penyusunan
instrumen
dalam
penelitian
selalu
memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul relevan dengan sifat atau karakteristik yang dikehendaki, dan sejauh mana perbedaan skor yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang akan diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner dengan mengetahui apakah angket yang digunakan benar-benar valid untuk mengukur variabel yang diteliti. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan uji signifikansi yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel (df) = n-2, dalam hal ini adalah jumlah sampel. Untuk uji validitas peneliti menggunakan Pearson Correlation. Secara umum ada dua rumus atau cara, yaitu dengan Korelasi Bevariate Person dan Correlated Item-Total Correlation. Korelasi Bevariate Person adalah salah satu rumus yang dapat digunakan untuk melakukan uji validitas data dengan program SPSS. Menurut Widiyanto (Sahid Raharjo:2015) Koefisien korelasi dalam uji validitas dapat dilakukan dengan rumus Person dengan angka kasar sebagai berikut:
53
Dimana: r
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya sampel
x
= Skor masing-masing item
y
= Skor total variabel Interpretasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu sebagai
berikut: 1) Menggunakan tanda flag (*) di mana tanda satu buah flag (*) menunjukkan bahwa indikator tersebut signifikan pada taraf 5% dan tanda dua buah flag (**) menunjukkan bahwa indikator tersebut valid pada taraf 1%. 2)
Menggunakan signifikansi pada baris kedua masing-masing indikator di mana indikator dinyatakan valid pada taraf 5% jika mempunyai signifikansi di bawah 0,05 dan valid pada taraf 1% jika mempunyai signifikansi di bawah 0,01.
3)
Menggunakan R tabel, yaitu membandingkan nilai Pearson Correlation (baris pertama masing-masing indikator) dengan nilai R yang terdapat pada Tabel, di mana nilai R untuk sampel sebanyak 30 pada taraf 5% adalah sebesar 0,361.
54
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang memiliki asal kata reply dan ability. Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi
disebut
sebagai
Realibilitas mempunyai berbagai
pengukuran
yang
reliabel.
makna lain seperti kepercayaan,
keteladanan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Sedangkan angket dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian realibilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown.
Dimana: = reliabilitas internal seluruh instrumen = korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
55
tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan analisis yang dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Teknik Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas alat pengukur pada kuesioner yang memiliki skala rentang nilai dalam pernyataannya 1-3, 1-5, 1-7. Dengan rumus sbb:
Keterangan: R11
= Reliabilitas Instrumen
K
= Banyaknya item pertanyaan atau pernyataan = Jumlah varian butir = Varian Total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf α= 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai α lebih besar dari r tabel. Pada contoh
56
kasus sebelumnya setelah uji validitas, maka item-item yang valid dimasukkan dalam uji reliabilitas.
2. Analisis Perbandingan Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara manajemen diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang teapat dan pemahaman arti keseluruhan. Istijanto (2005) menerangkan bahwa analisis perbadingan bertujuan menguji ada-tidaknya perbedaan nilai antara dua kelompok. Kelompok di sini bisa berupa kelompok responden maupun kelompok jawaban. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Median Test, MannWhitney U test, Kolmogorov Smirnov, dan Wald-Wolfowitz. Namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mann Whitney saja. Uji Mann-Whitney sering disebut Mann-Whitney U, juga sering disebut sebagai Mann-Whitney-Wilcoxon. Semula diperkenalkan oleh Wilcoxon tahun 1945 yang digunakan untuk ukuran sampel yang sama, kemudian diperluas oleh Mann dan Whitney tahun 1947 yang dapat digunakan untuk ukuran sampel yang berbeda. Mann Whitney U Test disebut juga dengan Wilcoxon Rank Sum Test. Merupakan pilihan uji non parametris apabila uji Independent T Test tidak dapat dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak terpenuhi.
57
Mann Whitney U Test adalah uji non parametris yang digunakan untuk mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data variabel terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi normal. Berdasarkan definisi di atas, uji Mann Whitney U Test mewajibkan data berskala ordinal, interval atau rasio. Sumber data adalah 2 kelompok yang berbeda, misal kelas A dan kelas B di mana individu atau objek yang diteliti adalah objek yang berbeda satu sama lain (ukuran sampel tidak sama). Berdasarkan pemahaman pendapat-pendapat di atas, maka kesimpulannya adalah: Seseorang akan melakukan uji Mann Whitney U Test apabila menemui kasus: Diketahui dengan jelas bahwa terdapat perbedaan median, bentuk dan sebaran data sama, tetapi tidak diketahui secara pasti apakah perbedaan median tersebut bermakna atau tidak. Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, yaitu rumus sebagai berikut:
Dimana: = Jumlah sampel 1 = Jumlah sampel 2
58
= Jumlah peringkat 1 = Jumlah peringkat 2 = Jumlah ranking pada sampel = Jumlah ranking pada sampel
Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan digunakan untuk mengetahui hagra U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel. Dasar pengambilan keputusan : • Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima • Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak