BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berbentuk data-data yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah termasuk didalamnya sumber penerimaan asli pada penerimaan PAD yang telah dikumpulkan oleh suatu badan atau instansi tertentu (data sekunder). Sedangkan ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada sebagai Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah variabel dependen. Tahun anggaran 1994 hingga 2014 sebagai variabel independen. Dan PAD sebagai tolak ukur pada kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Surakarta.
B. Jenis Data Pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu berupa Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan Pemerintah Kota Surakarta tahun 1994-2014.
C. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah jenis sampel Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sesuai dengan objek penelitiannya, sampel penelitian ini adalah laporan realisasi anggaran penerimaan pemerintah Kota Surakarta tahun 1994-2014.
47
48
D. Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengandalkan dokumen-dokumen, laporan-laporan, buletin-buletin dan penerbitan ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini.
E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. a. Pajak Daerah Pajak Daerah ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah, Pajak Daerah dalam angka Rupiah. b. Retribusi Daerah Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan, Retribusi Daerah dalam angka Rupiah. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan Daerah dan pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dalam angka Rupiah.
49
d. Lain-lain PAD yang Sah Lain-lain PAD yang Sah adalah penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik Pemerintah Daerah, Lain-lain PAD yang Sah dalam angka Rupiah.
2. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. a. Tahun Anggaran 1994 hingga 2014
F. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 1994-2014. Alat analisis yang digunakan ialah model analisis deskripsi variabel, analisis regresi linier sederhana (analisis linier trend ), analisis Kinerja Keuangan Daerah Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal dan analisis Compare Means (one sample T test), serta analisis Kinerja Keuangan Daerah Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan analisis Compare Means (one sample T test). 1. Analisis Deskripsi Variabel Analisis Deskriptif merupakan suatu bentuk analisis yang menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data dengan kegiatan mengumpulkan, mengelompokkan/memisahkan komponen/bagian yang relevan dari keseluruhan data sehingga data mudah dikelola dan hasilnya dapat dipelajari, ditafsirkan secara singkat dan penuh makna (Mudrajad Kuncoro, 2004).
50
Analisis
Deskripsi
Variabel
digunakan
untuk
mengetahui
peningkatan masing-masing variabel (Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah, Retribsui Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD Yang Sah) tahun 1994-2014. 2. Analisis Regresi (Trend) Linier Merupakan model trend umum untuk data time series yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Metode ini digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Garis trend pada dasarnya adalah garis regresi dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu (Gujarati, 2003). Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Tahun Anggaran terhadap Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Persamaan analisis regresi (trend) linier tersebut adalah :
Y = α + βX
Keterangan : Y
: Variabel dependen (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah)
α
: Konstanta
β
: Koefisien
X
: Variabel independen (Tahun Anggaran)
51
3. Analisis Kinerja Keuangan Derajat Desentralisasi Fiskal a. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal adalah suatu mekanisme yang
dilakukan
oleh
pemerintah
yaitu
berupa
pelimpahan
wewenang, hak, dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri atau dapat dikatakan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan
pendapatan
asli
daerah
guna
membiayai
pembangunan. Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
DDF =
x 100%
Sumber : Adhidian Fajar (2001) Keterangan : DDF
: Derajat Desentralisasi Fiskal
PADt : Pendapatan Asli Daerah pada tahun t TPDt : Total Penerimaan Daerah pada tahun t
52
Tabel 3.1 Skala Interval Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Skala Interval Rasio Derajat
Kemampuan Keuangan Daerah
Desentralisasi Fiskal (%) 00,00 – 10,00
Sangat Kurang
10,01 - 20,00
Kurang
20,01 - 30,00
Cukup
30,01 - 40,00
Sedang
40,01 – 50,00
Baik
>50,00
Sangat Baik
Sumber : Anita Wulandari (2001).
b. Analisis Compare Means Analisis Compare Means atau uji perbandingan rata-rata terhadap hasil penelitian yang dilakukan, yaitu melalui uji : One Sample t Test Uji One Sample t Test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai ratarata populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sampel. Dari uji ini akan diketahui apakah rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding berbeda secara signifikan dengan rata-rata sebuah sampel (Imam Ghozali,2001).
53
4. Analisis Kinerja Keuangan Kemandirian Keuangan Daerah a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio Kemandirian Keuangan Daerah adalah tingkat kemampuan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan oleh daerah. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dapat dihitung sebagai berikut : RKKD =
(
)
100% Sumber : Mahsun (2009)
Tabel 3.2 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah Kemampuan
Kemandirian (%)
Pola Hubungan
Rendah Sekali
0% - 25%
Instruktif
Rendah
25% - 50%
Konsultatif
Sedang
50% - 75%
Partisipatif
Tinggi
75% - 100%
Delegatif
Keuangan
Sumber : Abdul Halim (2007)
x
54
Pola Hubungan alam Kemadirian Daerah menurut Abdul Halim (2007) dibagi menjadi empat (4), yaitu : 1) Pola Hubungan Instruktif, Peranan Pemerintah Pusat lebih dominan dari pada kemandirian Pemerintah Daerah (daerah tidak mampu melaksanakan Otonomi Daerah). 2) Pola Hubungan Konsultatif, Campur tangan Pemerintah Pusat sudah mulai berkurang karena daerah sudah dianggap mampu melaksanakn Otonomi Daerah. 3) Pola Hubungan Partisipatif, Peranan Pemerintah Pusat semakin berkurang
mengingat
daerah
yang
bersangkutan
tingkat
kemandiriannya mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah. 4) Pola Hubungan Delegatif, Campur tangan Pemerintah Pusat sudah tidak ada karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah. b. Analisis Compare Means Analisis Compare Means atau uji perbandingan rata-rata terhadap hasil penelitian yang dilakukan, yaitu melalui uji : One Sample t Test Uji One Sample t Test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai ratarata populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sampel. Dari uji ini akan diketahui apakah rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding berbeda secara signifikan dengan rata-rata sebuah sampel (Imam Ghozali,2001).