BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung
: Penerimaan Diri
2. Variabel Bebas
: Pelatihan Konsep Diri
B. Definisi Operasional 1. Penerimaan Diri Penerimaan diri pada remaja korban pelecehan seksual merupakan suatu sikap yang menganggap dan menerima kejadian yang telah dialami sebelumnya adalah takdir yang harus dihadapinya sehingga korban dapat memahami dirinya sendiri, memiliki kepribadian yang cukup stabil, memiliki self-esteem yang stabil secara relatif tiap individu terutama ketika membandingkan
diri
dengan
orang
lain
dan
mampu
mengkritisi
kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap persyaratan yang ada di lingkungannya. Penerimaan diri pada remaja tidak hanya membantu remaja mengenali dirinya sendiri namun dapat mengarahkan perilaku remaja dan menyadari atau merencanakan kehidupannya untuk lebih baik. Penerimaan diri dapat diukur menggunakan skala psikologi yang disusun oleh Hasan (2012). Skala tersebut disusun menggunakan aspek penerimaan diri menurut Supratiknya (1995) yang terdiri dari aspek pembukaan diri, aspek penerimaan
1
2
terhadap orang lain, dan kesehatan psikologis. Skala penerimaan diri ini telah diujicobakan pada 45 remaja laki-laki dan perempuan. Nilai reliabilitas alpha cronbach dari hasil uji coba adalah 0,771. 2. Pelatihan Konsep Diri Pelatihan konsep diri merupakan salah satu bentuk pendidikan jangka pendek yang disusun secara sistematis dengan tujuan dapat memberikan ilmu untuk mengetahui diri lebih dalam dengan sudut pandang positif yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan peserta segera setelah selesai dilakukan pelatihan agar mampu meningkatkan penerimaan diri peserta menuju hidup yang lebih berkualitas. Prinsip yang digunakan dalam pelatihan ini adalah proses belajar eksperiensial (experiential learning) yang akan dilakukan sebanyak lima sesi, yaitu sesi perkenalan dan mengenali tentang konsep diri, identifikasi skema diri positif, membentuk kemungkinan diri dan cita diri positif. Lima sesi tersebut akan dilaksanakan dalam tiga hari berturutturut dengan minimal satu sesi pelatihan setiap hari dan maksimal dua sesi pelatihan dalam satu harinya. Pelatihan konsep diri ini akan dibawakan oleh fasilitator yaitu peneliti sendiri dan co-fasilitator yaitu pendamping dari pihak Yayasan KAKAK. Sepanjang pelatihan akan dilakukan pula observasi oleh satu orang observer dan satu orang dokumenter yang mengamati peserta dan keberjalanan pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah proses belajar eksperiensial melalui ceramah dan diskusi, studi kasus, role play, simulasi dan permainan, dan latihan. Rangkaian pelaksanaan pelatihan konsep diri dapat digambarkan sebagai berikut:
3
No 1
2
Tabel 1. Rangkaian Pelatihan Konsep Diri Sesi Tujuan Pembukaan a. Membangun relasi yang (Perkenalan, baik dengan peserta membangun pelatihan. harapan, b. Menciptakan kondisi membangun yang kondusif selama kemitraan, proses pelatihan. kontrak belajar, c. Menciptakan kerjasama permainan, yang baik dengan penyampaian peserta selama materi konsep pelatihan. diri, dan simulasi d. Mengarahkan peserta untuk dapat mempunyai harapan yang harus dicapai dirinya dari proses pelatihan yang diikuti. e. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenal dan berkomunikasi dengan seluruh peserta. f. Untuk mendorong jaringan kerja antar peserta di masa yang akan datang. g. Memberi pengetahuan untuk peserta mengenai konsep diri h. Memberi wawasan mengenai pengaruh konsep diri dalam kehidupan. i. Memberi wawasan mengenai pentingnya menumbuhkan konsep diri positif dalam kehidupan sehari-hari j. Peserta mampu mengidentifikasi dan membentuk konsep diri positif dari dalam dirinya. Identifikasi a. Memfasilitasi peserta
a. b. c. d.
Metode Ceramah Diskusi Permainan. Simulasi
a. Ceramah
4
skema diri, membuka diri, melakukan penilaian terhadap orang lain, dan menerima penilaian dari orang lain
b.
c.
d.
e.
3
Mengenali diri sendiri, identifikasi kemungkinan diri, membuka diri, Identifikasi cita diri, kristalisasi materi pelatihan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Melatih peserta untuk menerima penilaian dari orang lain terhadap dirinya. Membantu peserta untuk membuka diri dengan lingkungan. Membantu peserta untuk mampu mengenali dunia mereka. Membantu peserta untuk membentuk skema diri positif terhadap dirinya. Memfasilitasi peserta untuk melakukan penilaian kelebihan dan kekurangan yang ada pada dalam diri. Membantu peserta untuk melihat diri peserta di masa yang akan datang. Menumbuhkan optimisme peserta dalam menghadapi kehidupan. Membantu peserta memandang masa depan sebagai hal yang lebih positif untuk disambut dan dijalani. Memfasilitasi peserta untuk merencanakan masa depan dengan melihat kekurangan, kelebihan, hambatan, dan kesempatan yang ada pada dirinya. Membantu peserta untuk merencanakan harapan di masa yang akan datang sesuai dengan keadaan realistik yang ada pada diri peserta
b. Diskusi c. Simulasi
a. Ceramah b. Diskusi c. Simulasi
5
g.
h.
Membantu peserta mengidentifikasi kekurangan dan menutupnya dengan mengoptimalkan kelebihan peserta. Membantu peserta menyimpulkan dan mengengetahui apa yang harusnya dilakukan dalam membentuk konsep diri positif untuk meraih cita-cita.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi merupakan totalitas semua organisme di dalam satu daerah geografis tertentu (Chaplin, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang mendapat pembinaan dari Yayasan KAKAK Surakarta. Untuk memperoleh subjek penelitian, peneliti melakukan mekanisme perijinan kepada pihak Yayasan KAKAK Surakarta sebagai lokasi yang akan digunakan dalam penelitian. 2. Sampel Sampel merupakan subset dari populasi yang benar-benar diambil dari kerangka pemilihan sampel (Shaughnessy, dkk. 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja korban pelecehan seksual yang didampingi oleh yayasan KAKAK Surakarta. Jumlah sampel yang akan digunakan adalah tiga orang remaja yang akan diambil menggunakan metode yang telah ditentukan dalam penelitian ini.
6
3. Sampling Sampling menurut Chaplin (2011) merupakan suatu proses untuk memilih sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan secara acak, sampel dipilih dengan pertimbanganpertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Kriteria-kriteria subjek yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a. Remaja wanita dengan rentang usia 13-18 tahun. b. Mengalami pelecehan seksual Remaja yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah remaja wanita yang mengalami jenis pelecehan seksual secara fisik, seperti: pemerkosaan dan sodomi. c. Mampu membaca dan menulis d. Belum pernah mengikuti pelatihan konsep diri e. Kooperatif dan bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan konsep diri dengan mengisi informed consent.
D. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen merupakan metode penelitian yang memanipulasi variabel independen pada eksperimen dalam mengobservasi pengaruhnya pada perilaku yang diukur sebagai variabel dependen, penelitian kuasi eksperimen akan
7
membandingkan nilai pada satu kelompok sampel melalui data pretest sebelum diberikan intervensi dan posttest setelah mendapatkan intervensi. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menguji hipotesis tentang penyebab dari perilaku.
Dalam
penelitian
eksperimen
memungkinkan
untuk
peneliti
memutuskan efektivitas suatu perlakuan atau program dalam mengubah perilaku (Zechmeister, Zechmeister & Shaughnessy, 2012). Penelitian eksperimen ini menggunakan desain pretest-posttest one group design. Desain ini akan melakukan pengukuran sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan intervensi pada kelompok yang diberikan intervensi berupa penelitian. Pengukuran berupa pretest dan posttest pada satu kelompok tersebut akan menggunakan skala penerimaan diri yang disusun oleh Hasan (2012). Intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen berupa pemberian pelatihan konsep diri. R
O1
X
O2
Gambar 3. Desain Penelitian Pada penelitian ini, subjek diberikan skala penerimaan diri sebagai pretest untuk mengetahui tingkat penerimaan diri subjek sebelum diberikan pelatihan. Setelah dilakukan pengambilan data pretest subjek diberikan pelatihan konsep diri. Subjek yang telah mendapatkan pelatihan konsep diri diberikan kembali skala penerimaan diri dalam rangka pengambilan data posttest untuk mengetahui tingkat penerimaan
dirinya.
Hasil
pengukuran
pretest
dan
posttest
kemudian
dibandingkan untuk mengetahui keberhasilan dari intervensi pelatihan yang diberikan. Jika hasil pretest dan posttetst menunjukkan peningkatan maka
8
pelatihan konsep diri tersebut berhasil. Sebaliknya, jika hasil pretest dan posttest tidak ada perubahan atau bahkan menunjukkan penurunan maka pelatihan konsep diri tersebut kurang berhasil. Prosedur pelatihan akan dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan skrining subjek yang sesuai dengan kriteria subjek yang telah ditentukan. 2. Melakukan pretest dengan skala penerimaan diri pada subjek penelitian. 3. Memberikan perlakuan berupa pelatihan konsep diri sebanyak lima sesi materi. Lima sesi tersebut akan dilaksanakan dalam tiga hari yang berturutturut. Pelatihan akan diberikan oleh fasilitator yaitu peneliti sendiri dan dibantu oleh co-fasilitator yaitu pendamping dari pihak yayasan KAKAK Surakarta menggunakan modul pelatihan berupa modul fasilitator. Selama pelatihan juga akan diobservasi oleh satu orang observer yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret yang telah lulus dalam mata kuliah Observasi dan satu orang dokumenter dari pihak Yayasan KAKAK Surakarta. 4. Melakukan posttest dengan skala penerimaan diri setelah selesai pelatihan. 5. Melakukan evaluasi proses pelatihan dengan wawancara, observasi dan meminta subjek dari kelompok eksperimen untuk menulis evaluasi selama proses pelatihan dan hasil setelah mengikuti pelatihan. 6. Melakukan analisis data kuantitatif melalui hasil pengukuran dari skala penerimaan diri pada saat pretest dan posttest.
9
7. Melakukan analisis data kualitatif melalui hasil wawancara, observasi, dan evaluasi pelatihan konsep diri. 8. Menganalisa hasil perlakuan untuk mengetahui efektivitas perlakuan berupa pelatihan konsep diri dan tanpa perlakuan terhadap penerimaan diri pada subjek. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Skala Penerimaan Diri Skala penerimaan diri yang disusun oleh Hasan (2012) terdiri dari 36 aitem dengan 18 aitem favourable
dan 18 aitem unfavourable. Skala
penerimaan diri yang disusun oleh Hasan (2012) ini memiliki nilai reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,864. Skala ini memiliki skor aitem favourable yang bergerak dari empat ke satu, dan satu ke empat untuk skor aitem unfavourable. Skala ini akan digunakan sebagai media pengukuran pretest dan posttest. Susunan komponen skala penerimaan diri yang disusun oleh Hasan (2012) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Blue Print dan Sebaran Distribusi Aitem Skala Penerimaan Diri (Sebelum Uji Coba) No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah Favoura Unfavou ble rable 1 Pembukaan a. Persepsi 16, 32 7, 26 4 diri mengenai diri dan sikap terhadap penampilan b. Kemampuan 1, 20 13, 30 4
10
c.
2
Penerimaan terhadap orang lain
a.
b.
c.
d.
3
Kesehatan psikologis
a.
b.
c.
d.
e.
pengungkapa n pikiran dan perasaan Tidak menutup diri dari orang lain Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang lain Perasaan inferioritas sebagai gejala penolakan diri Penerimaan diri dan penerimaan orang lain Sikap terhadap penerimaan diri Respon atas penolakan dan kritikan Keseimbanga n antara realself dan ideal-self Penerimaan diri, menuruti kehendak dan menonjolkan diri Penerimaan diri, spontanitas, menikmati hidup Aspek moral
10, 24
4, 28
4
18, 33
27
3
8
22, 35
3
14
2, 25
3
5, 21
11
3
3
19, 34
3
17, 29
23
3
36
9
2
31
15
2
12
6
2
11
penerimaan diri Jumlah Prosentase
18 50%
18 50%
36 100%
2. Modul Pelatihan Modul pelatihan yang digunakan adalah megode-metode menumbuhkan konsep diri positif. Metode-metode tersebut disusun menjadi materi pelatihan yang disesuaikan dengan karakteristik peserta pelatihan dan tujuan pelatihan yaitu meningkatkan penerimaan diri. Metode pelatihan ini disusun berdasarkan
aspek-aspek
dalam
konsep
diri
dan
metode-metode
menumbuhkan konsep diri posisitif yang dikemukakan oleh King (dalam Sobur, 2003). Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah proses belajar eksperiensial (experiential learning) melalui ceramah, diskusi, studi kasus, latihan, role play, simulasi dan permainan, yang akan dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Validitas modul pelatihan akan diuji oleh dosen pembimbing menggunakan uji validitas isi melalui review professional judgement. 3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai kondisi subjek. Melalui wawancara peneliti diharapkan mampu mengenali karakteristik setiap subjek dan mengetahui lebih dalam mengenai perasaan dan emosi diri subjek. Selain itu wawancara juga dilakukan untuk evaluasi keberjalanan pelatihan agar mengetahui kelebihan dan kekurangan rangkai pelatihan yang diberikan kepada subjek. Berdasarkan hasil wawancara
12
tersebut diharapkan program pelatihan dapat dievaluasi dengan baik agar selanjutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien dalam peningkatan penerimaan diri. 4. Observasi dan Dokumentasi Observasi dan dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data faktual mengenai keberjalanan pelatihan konsep diri, seperti tingkat keseriusan peserta dalam mengikuti pelatihan, keaktifan dan keterlibatan peserta dalam setiap sesi yang diberikan selama pelatihan, kemampuan subjek untuk melakukan latihan dan permainan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Observasi dan dokumentasi digunakan juga untuk mengendalikan proses pelatihan agar sesuai dengan prosedur yang peneliti inginkan dan dapat memberikan pengaruh pelatihan terhadap kondisi subjek. Observasi dilakukan untuk mendapatkan deskripsi perilaku subjek selama proses pelatihan berlangsung, situasi yang terjadi saat pelatihan. Dokumentasi akan digunakan sebagai
data
penunjang
untuk
membantu
menggambarkan
proses
berlangsungnya pelatihan.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian yang digunakan. 1. Uji Validitas Validitas menurut (Azwar, 2012) merupakan ketepatan atau kecermatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya. Validitas menunjuk pada
13
sejauh mana instrumen itu mampu mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas instrumen akan menggunakan expert judgement (Azwar, 2012) yaitu menggunakan evaluasi kualitatif oleh panel para ahli mengenai kelogisan instrumen dalam mengungkap indikatornya (logical validity). 2. Uji Reliabilitas Menurut Azwar (2012), konsep reliabilitas dalam pengukuran psikologi menunjuk kepada taraf keterpercayaan atau taraf konsistensi hasil. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal
. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik
analisa Alpha Cronbach secara komputasi dengan bantuan program SPSS for MS Office version 21.0
G. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif untuk pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t-test dengan melalukan perhitungan selisih antara skor pretest dengan skor posttest kedua kelompok setelah pemberian perlakuan. Perhitungan ini menggunakan bantuan SPSS for MS Office version 21.0 Sedangkan analisis kualitatif diperoleh dari kegiataan diskusi dan sharing, observasi, dan pengisian lembar evaluasi konsep diri setelah diberikan pelatihan. Melalui lembar evaluasi yang diisi oleh subjek, subjek
14
dapat melakukan pemeriksaan berkenaan dengan ketercapaian keterampilan dalam membentuk konsep diri yang positif pasca mengalami pelecehan seksual
15