BAB III METODA PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah pengamatan dan pengambilan sampel pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A urat Cibitung. Kemudian mengolah dan menganalisis data-data geologi diantaranya, analisis petrografi pada sampel terpilih khususnya batuan yang telah terubah, analisis mineragrafi pada sampel yang terdapat mineral sulfida, ASD (Analytical Spectral Devices) pada sampel yang mengandung mineral lempung, dan analisis data core pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A.
3.2 Peralatan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam tahap pengambilan data dilapangan meliputi : 1. Palu Geologi, digunakan untuk pengambilan sampel. 2. Lup dengan pembesaran 10x dan 20x. 3. Kuas, untuk membasahi batuan pada corebox. 4. Kantong sampel, digunakan untuk mengambil sampel batuan yang akan dianalisis. 5. Kamera, digunakan untuk mengambil gambar corebox dan sampel terpilih.
27
28
6. Pita ukur, untuk mengukur kedalaman lebih detail pada sampel terpilih dalam corebox. Alat-alat yang digunakan dalam tahap pengambilan data di laboratorium meliputi : 1. Mikroskop polarisasi dengan perbesaran 10x, 20x dan 40x. 2. Kamera digital. 3. Analytical Spectral Devices (ASD)
3.3 Tahapan Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi studi literatur, studi penelitian, perumusan masalah, dan studi pustaka. Studi literatur meliputi studi geologi regional daerah sekitar, studi morfologi daerah sekitar, studi laporan geologi dan laporan eksplorasi terdahulu, serta buku-buku teks yang dapat menunjang. Serta pengurusan perizinan dilakukan dalam bentuk proposal ke Universitas Padjadjaran. Persiapan peralatan lapangan merupakan persiapan sarana teknis yang digunakan dilapangan. Tahap persiapan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang daerah dan objek yang akan diteliti. Tahap persiapan ini meliputi studi literatur, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan pengambilan data sekunder.
29
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data regional tentang daerah penelitian beserta aspek-aspek geologinya serta pendalaman dasar teori. Data tersebut harus dari sumber yang jelas dan keakuratannya terjamin. Setelah data terkumpul kemudian dipelajari sesuai bidang kajian yang akan diambil. Perumusan masalah adalah menentukan masalah yang akan diangkat untuk penelitian sesuai dengan bidang kajian. Pembatasan masalah diperlukan agar pelaksanaan penelitian tidak keluar dari pokok masalah yang ditentukan. Studi pustaka dilakukan sebelum penelitian lapangan, yang meliputi inventaris data sekunder. 3.3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap lapangan dan tahap laboratorium. Pada tahap ini peneliti terjun langsung kelapangan untuk mengumpulkan data. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang ada pada lubang bor DCT 05 dan DCT 11A. Data yang telah terkumpul kemudian diolah di laboratorium. Pengolahan data meliputi pengamatan mikroskopis (analisis petrografi dan analisis mineragrafi) yang didukung analisis ASD. Hasil dari analisis dan interpratasi data ini yang kemudian menjadi hasil dari penelitian sebenarnya. Hasil pengolahan data ini meliputi : mengetahui asosiasi mineral utama dan alterasinya serta menentukan pembentukan dari mineral-mineral tersebut dan temperatur terbentuknya mineral yang ada pada daerah penelitian. 1. Analisis petrografi Batuan yang akan dianalisa terlebih dahulu harus disayat dengan ketebalan 0,03 mm untuk dapat diamati dibawah mikroskop polarisasi. Pengamatan ini
30
dilakukan secara cermat dan teliti, karena sebagai data dasar dapat mempengaruhi hasil akhir. Dengan menggunakan analisa petrografi, maka seleksi terhadap contoh batuan untuk analisa lanjut lebih akurat. Analisis petrografi digunakan untuk memberikan gambaran litologi primer dan intensitas ubahannya (Tabel 3.1), himpunan mineral sekunder/ubahan sebagai dasar penentuan jenis ubahan dan pengamatan mineral bijih, serta gejala-gejala tektonik dan peristiwa sin-mineralisasi lainnya seperti breksi sesar atau breksi hidrotermal.
Tabel 3.1 Persentase ubahan mineral sekunder (Lawless dan White,1997) Unaltered Weak Moderate Strong Intense
Total
No secondary minerals Minor (<25 vol.%) secondary minerals 25-75 vol.% secondary minerals >75 vol.% secondary minerals Completely altered (exepted for primary quartz, zircon, and apatite), but primary texture remain visible Completely altered (excepted for primary quartz, zircon, and apatite), and primary textures lost
2. Analisis ASD Analisis ASD terhadap beberapa sampel batuan terubah berfungsi untuk mendeteksi terutama mineral lempung, mineral karbonat, dan mineral lainnya pada tiap sampel. Pada awalnya sampel dikeringkan terlebih dahulu, kemudian sampel dianalisis dengan ASD untuk mendapatkan grafik pembacaan mineral
31
lempung. Hasil pembacaan ASD ditransfer ke software specmin untuk pembacaan mineral ubahan lainnya. Alat ASD yang digunakan bermerk ASD Inc. USA, tipe TSP 350-2500HR (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Alat ASD bermerk ASD Inc. USA, tipe TSP 350-2500HR
3. Analisis Mineragrafi Analisis mineragrafi dilakukan untuk mengetahui jenis mineral bijih, tekstur mineral bijih, asosiasi mineral bijih serta paragenesanya. Mineragrafi juga memungkinkan meneliti kejadian aktual fase-fase mineral berharga. Hubungan mineralogi dan tekstur emas sebagai contoh dapat dilihat secara langsung. Ini sangat berarti dalam eksplorasi. Pengaruh seperti pengayaan supergen juga dapat diungkapkan. Langkah-langkah dalam analisis mineragrafi tersebut adalah sebagai berikut: a) Membuat sayatan poles batuan
32
b) Sayatan poles tersebut kemudian diamati di bawah mikroskop polarisasi sinar pantul (refraksi). c) Menentukan jenis mineral bijih, tekstur, asosiasi serta paragenesanya yang mengacu pada klasifikasi Uytenbogaardt dan Burke (1971). Persentasi mineral bijih didasarkan pada pengamatan visual. 3.3.3 Tahap Penulisan Laporan Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian. Setelah data-data diolah dan didapatkan kesimpulan dilakukan penulisan laporan. Laporan penelitian ini berisi seluruh hasil penelitian, kemudian laporan disusun berdasarkan format yang berlaku dikampus Universitas Padjadjaran. Laporan penelitian ini diharapkan banyak digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Dari serangkaian pengerjaan yang dilakukan, maka bila diurut alur pengerjaan dapat dilihat dalam gambar 3.2.
33
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian