BAB III INTEGRASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) DALAM PEMBELAJARAN FIQIH KELAS 3A SEMESTER II DI MIS WARULOR WIRADESA PEKALONGAN A. Data Umum MIS Warulor 1. Letak Geografis Letak MIS Warulor Wiradesa Pekalongan menempati tanah seluas , yang terletak sangat setrategis di jalan Mayjend Sutoyo S. No. 285 Desa Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan 51152 Jawa Tengah dengan batas – batas desa sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kampil Kecamatan Wiradesa. b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tirto. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah desa Warukidul. d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah desa Bondansari Kecamatan Wiradesa.1 2. Sejarah Berdirinya Berdasarkan wawancara dengan bapak H. Mayha Rotib, sekitar tahun 1969 di desa Warulor Kecamatan Wiradesa telah berdiri sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yaitu Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Warulor. MIS Warulor ini adalah lembaga pendidikan yang pertama kali berdiri sebelum lembaga pendidikan sederajat berada seperti Sekolah Dasar.
1
Dokumen MIS WarulorWiradesa, dikutip19 Maret 2015.
54
55
Pada saat itu kegiatan belajar mengajar masih menempati mushola dan rumah-rumah penduduk. Beberapa bulan kemudian barulah di bangun sebuah gedung pendidikan di atas tanah wakaf seluas 1.120 m yang terletak sangat strategis yaitu di jalan Mayjend Sutoyo S. No. 285 yang terdiri atas tiga ruang kelas yang masing – masing untul kelas satu, dua dan tiga.2 Berdasarkan wawancara dengan bapak Dabasi Tjaan, sejak tahun 1969, telah memulai kegiatan pembelajaran tahun pelajaran 1969/1970 di gedung MIS Warulor. Waktu itu jumlah peserta didiknya 60, untuk kelas I 20 peseta didik, untuk kelas II 20 peserta didik, untuk kelas III 20 peserta didik. Sejak itu pulalah merupakan awal berdirinya MIS Warulor Wiradesa Pekalongan. Untuk kelancaran proses belajar mengajar, saat itu MIS Warulor memiliki tenaga pendidik yang terdiri dari Mundakir sebagai kepala madrasah, di bantu dewan guru seperti Sya’roni Ra’adi, Bajuri Ali, Sya’roni Hadad, serta Dabasi Tjaan. Sekitar 8 tahun kemudian tepatnya tahu 1978, sehubungan dengan banyaknya peserta didik yang mencapai 300 an anak didik. Pengurus Madrasah
bersama
dewan
guru
bermusyawarah
untuk
menyikapi
bertambahnya peserta didik dengan cara menambah ruangan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Kemudian dibangunlah empat lokal dengan satu lokal untuk ruang guru dan tiga lokal untuk ruang kelas. Diantara jajaran pengurus pada saat itu adalah: Muhammad Hadi, Arjin bin H. Asikin, H. Zakaria, H.M. Rattib ,
2
H. Masya Ratib, Pengurus MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 20 Maret 2015.
56
Munawar dan Zaenuri.Pada awal tahun ajaran 1979/1980, MIS Warulor mengalami kemajuan baik dari segi kualitas mauun kuantitas dibuktikan dengan beberapa tropi kejuruan di bidang mata pelajaran dan ekstrakurikuler dan bertambahnya peserta didik yang mencapai hampir 350 an peserta didik. Sejak saat itu hingga sekarang MIS Warulor terkenal dengan Madrasah atau sekolah swasta yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah sederajat yang berstatus negeri.3 Berdasarkan wawancara dengan ibu Sakdiyah pada setiap tahunnya MIS Warulor meluluskan peserta didiknya kurang lebih 50 siswa, yang mana lulusan/out putnya ternyata dapat melanjutkan dan diterima di SMP baik negeri maupun swasa ataupun di Pondok Pesantren. Dengan
melihat
peserta
didik
yang
memuaskan,
menambah
kepercayaan yang sangat tinggi bagi masyarakat sekitar untuk memasukan putra-putrinya ke sekolah MIS Warulor karena sama-sama sekolah tingkat dasar akan tetapi kelebihan yang dimiliki MIS Warulor adalah ditambahnya mata pelajaran agama, seperti: Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebdayaan Islam (SKI), Bahasa Arab, MTQ, BTA dan sebagainya.4 3. Visi Misi MIS Warulor a.
Visi Belajar, Berdo’a, Berprestasi dan Berbudi Peketi Luhur
b.
3
Misi
Dabasi Tjaan, Pengurus MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 20 Maret
2015. 4
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 20 Maret 2015.
57
1. Menanamkan keimanan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mendorong siswa beribadah, cinta dan kasih terhadap sesama dan menghormati orang tua. 3. Meningkatkan kecerdasann siswa, melatih dan mengembangkan ketrampilan yang dimiliki siswa sehingga mencapai prestasi yang maksimal. 4. Mendorong
siswa
mengenali
potensi
yang
dimiliki
dan
lingkungannya sehingga dapat menumbuh kembangkan sesuai dengan sendi-sendi keagamaan. 5. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif sehingga tumbuh menjadi siswa berprestasi tinggi dan berjiwa mulia. 6. Menerapkan manajemen partisipasif dan melibatkan seluruh unsurunsur yang ada di masyarakat. c.
Tujuan Madrasah 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan. 2. Meningkatkan pencapaian standar minimal hasil belajar. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan. 5. Meningkatkan kegaiatan usaha kesehatan madrasah. 6. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab warga madrasah. 7. Meningkatkan kesadaran kepedulian sosial.
58
8. Meningkatkan fungsi perpustakaan dan penguasaan teknologi informasi5 4. Keadaan Guru, TU dan peserta didik a. Keadaan Guru/karyawan Jumlah tenaga pendidik di MIS Warulor Wiradesa adalah enam belas orang, satu orang Tata Usaha (TU), satu orang penjaga dan satu orang satpam. Terdiri dari satu orang kepala madrasah, empat belas guru kelas, dua orang guru mata pelajaran. Dimana tingkat pendidikan guru adalah S.1 dan S.2 baik dari perguruan tinggi Islam maupun perguruan Umum. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. 6
5
Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 20 Maret 2015. Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 21Maret 2015.
6
59
Tabel 1. Daftar Guru MIS Warulor No
Nama
NIP
Gol/
Jabatan
Ruang 1.
Hj. Sakdiyah, M.Pd.I
196501101987032001
IV/a
Kepala Madrasah
2.
Umi Yumaeroh, S.Pd.I
197404062005012001
III/c
Guru Kelas I a
3.
Diah Rusanti, S.Pd.I
198109192007102001
III/a
Guru Kelas I b
4.
Khofifah, S.Pd.I
197810272007102002
II/b
Guru Kelas I c
5.
Solekhah, S.Pd.I
197505012007012033
III/b
Guru Kelas II a
6.
Warkonah, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas II b
7.
Siti Mas’adah, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas II c
8.
Dian Silfiana
-
-
Guru Kelas III a
9.
Siti Fatimah, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas III b
10.
Ruwakhidi, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas IV a
11.
Wahmaliki, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas IV b
12.
Abdul Hakim, S.Pd.SD
197703032007101004
III/a
Guru Mapel
13.
Mashur, S.H.I
-
-
Guru Mapel
14.
Widiyaningsih, S.Pd.I
-
-
Guru Mapel
15.
Moh. Taofik I, S.Pd.SD
197908222007101002
III/a
Guru Mapel
16.
Ahmad Sohif, S.Pd.I
197905142007101001
III/b
Guru Mapel
17.
Joko Purwanto, S.Pd.I
198103072005011004
III/c
Guru Mapel
18.
Moh. Khoirul Huda
-
-
Tata Usaha
19.
Zaeni Efendi
-
-
Satpam
20.
Halimah
-
-
Penjaga
Ket
60
No
Tabel 2. Pendidik dan Tenaga Pendidikan TU/ Guru Guru Guru Kamad Karya Kelas Agama Mapel -wan 1 2
Pendidikan
Jumlah
1.
SMA/MA
2.
SPG/PGA
-
-
-
-
-
3.
Sarjana
1
13
-
2
-
16
4.
Lainnya
-
-
-
-
1
1
1
14
-
2
3
19
Jumlah
2
b. Keadaan Siswa Jumlah peserta didik di MIS Warulor Wiradesa adalah 376 anak dimana sebagian besar mereka berasal dari Desa Warulor, dan sebagian yang lain berasal dari Desa Warukidul, Wiradesa, Kampil,Kauman, Gumawang, dan Kadipaten. Untuk lebih jelasnya data jumlah anak di MIS Warulor dapat dilihat pada tabel berikut ini.7
No
Kelas
Jumlah
1.
I
39
31
70
2.
II
42
38
80
3.
III
31
31
62
4.
IV
31
29
60
5.
V
29
19
48
6.
VI
24
33
57
196
180
376
Jumlah
7
Tabel 3 Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 21 Maret 2015.
61
5. Sarana Prasarana a. Jumlah Rombongan Belajar Tabel 4. Rombongan Belajar No Kelas 1 2 3 4 5 6
I II III IV V VI Jumlah
Ruang Kelas
Rombongan Belajar
Seharusnya
Yang Ada
3 3 2 2 2 2 14
3 3 2 2 2 2 14
3 3 2 2 2 2 14
Ket.
b. Data Fasilitas Ruang Fasilitas yang lain selain ruang kelas yaitu ruang Kepala Madrasah, ruang guru, ruang TU, kamar mandi/WC. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.8 Tabel 5. Fasilitas Ruang No
Nama Ruang
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kepala Guru Tata Usaha Kelas Perpustakaan Lab. Komputer Mushola KamarMandi/WC Gudang UKS
1 1 14 6 1 1
Jumlah 8
24
Keadaan Baik Rusak 1 1 14 6 1 1 24
Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 21 Maret 2015.
-
Keterangan
62
6. Kurikulum MIS Warulor Wiradesa Dalam upaya merealisasikan tujuan yang ada, MIS Warulor Wiradesa menyusun kurikulum sebagai berikut. 1) Kurikulum Diknas Menggunakan
kurikulum
Diknas
100%
dengan
pengembangan dalam pembelajaran (silabus, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan aspek keterpaduan dengan dienul Islam). Menerapkan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tahun pelajaran 2014-2015 di semua level (kelas I-VI). 9 Mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum Diknas (KTSP) 2006 meliputi: a. Pendidikan Kwarganegaraan (PKn) b. Bahasa Indonesia c. Matematika d. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) e. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) f. Seni Budaya dan Kesenian (SBK) g. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga
dan
Kesehatan
(Penjasorkes) h. Muatan lokal: (1). Bahasa Inggris 9
Kemenbud, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 8 1A Tentang Implementasi Kurikulum( Jakarta: 2013)
63
(2). Bahasa Jawa (3). BTA10 2) KurikulumKhas Kurikulum khas merupakan pengembangan krikulum Pendidikan Agama Islam yang digunakan di Madrasah dibawah naungan Kementerian Agama. Baik Madrasah Ibtidaiyah, Madrsah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.11 Kurikulum khas yang digunakan di Madrasah yaitu Kurikulum 2013 sebagaimana dimksud berlaku secara nasional pada Madrasah Ibtidaiyah dimulai dari semester dua tahun ajaran 2014-2015 untuk kelas I dan IV di
Madrasah
Ibtidaiyah,
dan
untuk kelas II, III, V, dan IV menggunakan kurikulum KTSP 2006.12 Mata pelajaran yang disajikan untuk pengembangan Pendidikan Agama Islam meliputi: a. Al-Qur’an Hadits b. Akidah Akhlak c. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) d. Fiqih e. Bahasa Arab13
10
Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 21 Maret 2015. Lukman Hakim Saifudin, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Tentang Kurikulum Madrasah(Jakarta: 2013). 12 Lukman Hakim Saifudin, Keputusan Menteri Agama RI No. 165 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab (Jakarta: 2014), hlm. 3. 13 Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip 22 Maret 2015. 11
64
7. Kurikulum Fiqih Dalam UUD No. 20 Tahun 2003 menetapkan bahwasannya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan kurikulum 2013. Dan mata pelajaran Fiqih adalah termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang di gunakan di Madrasah Ibtidiyah belum seluruh kelas menggunakan kurikulum 2013 karena di Madrasah Ibtidaiyah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 hanya untuk kelas I dan kelas IV , untuk kelas II, III, V dan VI masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum yang digunakan untuk mata pelajaran Fiqih kelas 3 di MIS Warulor Wiradesa yaitu menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.14 B. Kebijakan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) di MIS Warulor Wiradesa. Bab III ini akan membahas hasil penelitian dari data yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di MIS Warulor Wiradesa. Dalamkegiatan belajar mengajar yang di laksanakan di MIS Warulor Wiradesa bukan hanya sekedar menyampaikan materi dengan teori saja tetapi menyampaikan materi dengan mempraktekan secara langsung sesuai dengan dunia nyata peserta didik.Pembelajaran yang demikian mengajarkan kepada peserta didik untuk siap terjun di masyarakat.
14
Dokumentasi MIS Warulor Wiradesa, dikutip tanggal 24 Maret 2015.
65
Di
MIS
Warulor
Wiradesa
menerapkan
pembelajaran
yang
berorientasi pada pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang berintegrasi dengan semua mata pelajaran salah satunya yaitu pada mata pelajaran Fiqih di kelas 3A semester II. Menurut wawancara dengan Sakdiyah selaku kepala madrasah mengatakan bahwa: “Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah adalah pendidikan kecakapan hidup yang dapat membekali peserta didik agar mampu menjadi pribadi yang mandiri, dapat memecahkan berbagai persoalan masalah, dapat beradaptasi di masyarakat serta tidak menjadi pengangguran. Pendidikan kecakapan hidup (life skill) dilakukan di MIS Warulor untuk mengembangkan potesi peserta didik sesuai dengan emosional dan spiritual dalam pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada”.15
Di MIS Warulor Wiradesa menerapkan pendidikan kecakapan hidup(life skill)dalam pembelajaran sejak kurikulum berbasis kompetensi (KBK) diterapkantahun 2004 sesuai dengan kurikulum KTSP 2004.16Menurut wawancara dengan Sakdiyah selaku kepala madrasah MIS Warulor Wiradesa mengatakan bahwa: “Pendidikan kecakapan hidup (life skill) sudah diterapkan sejak adanya kurikulum KTSP 2004, dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh setiap guru harus mengintegrasikan mata pelajaran ke dalam pendidikan kecakapan hidup (life skill) dengan menyampaikan materi bukan hanya dengan teori saja tetapi guru harus
15
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pibadi, Warulor, 25 Maret 2015. 16 Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pibadi, Warulor, 25 Maret 2015.
66
mengintegrasikan masyarakat”.17
dengan
kondisi
nyata
peserta
didik
di
Penerapan pendidikan kecakapan hidup(life skill) yang diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran bertujuan untuk menjadikan peserta didik siap menghadapi problema kehidupan ketika terjun di masyarakat, dan mampu mengerjakan kewajiban utama seorang muslimyaituibadah kepada Allah SWT dan taat kepada-Nya.18 Pendidikan life skill ini dapat diterapkan dengan cara pendekatan scientific.Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang wajib digunakan pada pembelajaran di Sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, berdasarkan aturan Kurikulum 2013, yaitu dengan 5M: 1. Mengamati 2. Menanya 3. Mencoba / mengumpulkan informasi 4. Menganalisa / menalar 5. Mengkomunikasikan19 Pendidikan life skill dapat diterapkan di berbagai mata pelajaran diantaranya mata pelajaran IPA, Seni Budaya dan Kesenian (SBK), AlQur’an Hadits, BTA, Fiqih dan Penjas Orkes.20
17
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pibadi, Warulor, 25 Maret 2015. 18 Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pibadi, Warulor, 25 Maret 2015. 19 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar di MIS Warulor Wiradesa, 26 Maret 2015. 20 Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 26 Maret 2015
67
Kepala madrasah mendukung pengembangan pendidikan life skill bahkan mewajibkan bagi setiap guru untuk menerapkan pendidikan life skill dalam pembelajaran di semua mata pelajaran.21Di dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik perlu mendapatkan materi bukan hanya dengan teori saja tetapi
juga dengan penerapan secara nyata dengan praktek atau
demonstrasi. Seperti pada pembelajaran fiqih contohnya shalat, pada pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an contohnya membaca al-Qur’an dengan makhroj dan tajwid yang benar.22 C. Pembelajaran Fiqih di Kelas 3AMIS Warulor Wiradesa Pembelajaran dalam pendidikan berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, proses komunikasi dua arah untuk memberikan ilmu pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses belajar yang digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan kreatifitas dalam berfikir. Berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah MIS Warulor Wiradesa yakni Sakdiyahmegatakan bahwa: “Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar nantinya mampu meningkatkan dan mengembangkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Dengan demikian mata pelajaran harus dipahami sebagai alat, bukan tujuan. Artinya sebagai alat untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saat digunakan untuk bekal hidup dan kehidupan,
21
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi,Warulor,26 Maret 2015. 22 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar di MIS Warulor Wiradesa,26 Maret 2015.
68
bekerja untuk mencari nafkah dan bermasyarakat serta beribadah sesuai dengan ajaran agama.23
Sedangkan pembelajaran mata peajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara subtansial mata pelajaran Fiqih memiliki peran dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT karena manusia diciptakan supaya menyembah Allah SWT. melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.24 Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih dikelas 3A MIS Warulor adalah: Fiqih Ibadah yang melliputipengenalan dan pemahaman tentang rukun Islam yang kedua yaitu: shalat.25 Menurut wawancara dengan Widiyaningsih selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A mengatakan bahwa: “Di dalam materi Fiqih kelas 3A di jelaskan tentang macam-macam shalat, seperti shalat sunnah rawatib, shalat jum’at, shalat bagi orang sakit, shalat tarawih dan witir. Dan tatacara shalat dengan baik dan benar susuai dengan ajaran agama Islam”.26 23
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa,Wawancara Pribadi, Warulor, 26 Maret 2015 24 Hasil Observasi, Kegiatan Belajar Mengajar kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, 27 Maret 2015. 25 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, 27 Maret 2015. 26 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, 27 Maret 2015
69
Sedangkan pembelajaran Fiqih dilaksanakan di madrasah mempunyai beberapa tujuan untuk membekali peserta didik.27Menurut wawancara dengan Ahmad Sohif selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 5 mengatakan bahwa: “Mata pelajaran Fiqih dilaksanakan mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam yang menyangkut aspek ibadah maupun muammalah yang bersangkutan dengan kehidupan peserta didik di masyarakat serta dapat melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan kepada Allah SWT”.28 Adapun pembelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor mempunyai fungsi bagi peserta didik.Menurut wawancara dengan Widiyanigsih selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor mengatakan bahwa: “Mata pelajaran Fiqih dilaksanakan di kelas 3A MIS Warulor Wradesa mempunyai beberapa fungsi diantaranya, menanamkan nilainilai kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT, menanamkan kebiasaan melaksanakan ibadah shalat peserta didik dengan ikhlas serta pengembangan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT dan akhlak mulia peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.”29 Untuk mencapai pembelajaran yang efektif guru menerapkan model pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill) yang berintegrasi dengan semua mata pelajaran salah satunya pada mata pelajaran Fiqih kelas 3A.
27
Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 27 Maret 2015. 28 Ahmad Sohif, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 5 di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor 27 Maret 2015. 29 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 27 Maret 2015.
70
Berdasarkan hasil observasi di kelas 3A MIS Warulor Wiradesa bahwa salah satu materi Fiqih yang diajarkan di semester II yaitu tentang shalat tarawih dan shalat witir. Shalat tarawih dan shalat witir merupakan salah satu amalan-amalan di bulan Ramadhan. Tatacara dan bacaan shalat tarawih dan witir diajarkan kepada peserta didik bukan hanya melalui teori saja, sehingga peserta didik melaksanakan shalat tarawih dan witir hanya mengikuti gerakan imam. Tetapi guru mengajarkan shalat tarawih dan witir dengan mempraktekan secara langsung bagaimana tata cara shalat dengan baik dan benar, dari niat, bacaan shalat sampai gerakan-gerakan shalat yang sehingga peserta didik betul-betul melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar. Selama proses kegiatan belajar mengajar, guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa melakukan langkahlangkah dalam pembelajaran life skill agar pembelajaran efektif sesuai dengan tujuan.30 Menurut Widiyaningsih selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A mengatakan bahwa: “Dalam kegiatan belajar mengajar guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut: mengintegrasikan kecakapan hidup dalam setiap kompetensi dasar dan menerapkan dua model pembelajaran diantaranya model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran Islami. Model pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran yang di kaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dan model pembelajaran Islami yaitu pembelajaran kontekstual yang dikaitkan dengan pendidikan Islam.”31 30
Hasil Observasi, Kegiatan Belajar Mengajar Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, 27 Maret 2015. 31 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 27 Maret 2015.
71
Dalam pembelajaran Fiqih di kelas 3A MIS Warulor guru memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai serta guru bukan hanya memberikan materi pembelajaran yang berupa hafalansaja tetapi membentuk lingkungan belajar yang efektif sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran Fiqih kelas 3A dengan materi shalat tarawih dan witir sebelum kegaiatan belajar mengajar berlangsung guru mengajak peserta didik untuk pergi ke masjid bersama-sama guna melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam masjid. Guru mengajarkan kepada peserta didik tentang shalat tarawih dan witir dengan mempraktekan secara langsung dari awal sampai akhir dan semua peserta didik memperhatikan dengan seksama. Setelah selesai mempraktekan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal yang belum mereka pahami. Setelah semua berlangsung peserta didik diberi waktu untuk mencoba atau mempraktekan shalat tarawih dan witir sesuai yang mereka amati sebelumnya, dari niat, bacaan shalat, dan do’a setelah shalat.32 Menurut Widiyaningsih selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A mengatakan bahwa: “Pembelajaran kontekstual (Contextual Taeching
32
Learning)
merupakan
konsep
pembelajaran
yang
sangat
Hasil Observasi, Kegiatan Belajar Mengajar Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, 27 Maret 2015.
72
berpengaruh bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat menangkap materi dengan mudah dan dapat diterapkan langsung di masyarakat”.33 Adapun model pembelajaran Islami yang diterapkan guru pada pembelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa yaitu: keteladanan, pemberian bimbingan dan dorongan, perhatian, penumbuhan kreativitas, pembiasaan dan pengulangan. 34 a. Keteladanan Di dalam kegiatan belajar mengajar, selain menyampaikan materi seorang guru juga memberikan keteladanan dalam bertutur kata maupun bersikap. Sehingga peserta didik senantiasa dapat meneladani gurunya. b. Pemberian bimbingan dan dorongan Seorang guru senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan kepada peserta didik dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan yang sedang mereka hadapi. c. Perhatian Adanya perhatian merupakan faktor penting bagi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga peserta didik tidak salah memahami materi yang mereka dapatkan dari guru. d. Penumbuhan Kreativitas Penumbuhan kreativitas dilakukan di kelas 3A MIS Warulor Wiradesa dengan cara menumbuhkan rasa
33
ingin
tahu dengan
Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 27 Maret 2015. 34 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 Maret 2015.
73
memberikan pertanyaan tingkat tinggi sehingga peserta didik dapat melakukan percobaan. e. Pembiasaan Dalam pembelajaran Fiqih di kelas 3A MIS Warulor Wiradesa, peserta didik dibiasakan ibadah secara berjamaah dan mengajarkan amalan-amalan lain yang sesuai syariat Islam, sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. f. Pengulangan Dalam memberikan materi fiqih di kelas 3A guru melakukan pengulangan-pengulangan agar apa yang telah diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.35 Dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran Fiqih bu guru selalu mengajak murid-murid ke masjid untuk melakukan praktek shalat dan wudhu, tetapi hanya sebentar karena tiba-tiba bel istrahat berbunyi. Untuk praktek shalat dilakukan enam murid secara bergantian.36 Dalam pembelajaran Fiqih peserta didik lebih berantusias untuk melakukan pemmbelajaran di luar kelas, seperti praktek secara langsung di masjid.37 Pendidikan kecakapan hidup (life skill) di terapkan pada pelajaran Fiqih karena pendidikan yang baik sejak dini akan memberikan hasil yang spensifikan terhadap perilaku ibadah peserta didik. Peserta didik di tuntut
35
Hasil Observasi, Kegiatan Belajar Mengjar Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, 28 Maret 2015. 36 Kirania Salwa, Siswi Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 Maret 2015. 37 Irfanudin, Siswa Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 Maret 2015.
74
untuk melakukan ibadah dengan baik sejak kecil akan menjadikan peserta didik tersebut terbiasa melakukan ibadah tanpa paksaan.38 Penerapan Pendidikan Kecakapan Hidup pada madrasah sebagai sekolah umum berciri khas islam memiliki kekhususan landasan ideologis normatife islam,kekhasan tersebut antara lain adalah: 1) Memberi porsi khusus dan menjadikan kecakapan spiritual sebagai bagian tersendiri dalam pengembangan spiritual skill. 2) Menjadikan nilai dan norma ajaran islam sebagai dasar yang memberi warna pada seluruh aspek kecakapan hidup yang dikembangkan. 3) Untuk memwujudkan kekhasan pertama dan kedua, dikembangkan budaya sekolah yang islam (Islamic School Culture)39 Pendidikan Kecakapan Hidup yang bersifat umum (Genaral Life Skill) yang mecangkup tentang kecakapan personal dan kecakapan sosial yang di dalamnya mengajarkan peserta didik agar dapat menemukan jati dirinya, taat kepada Tuhan yang Maha Esa, mampu beribadah sesuai ajaran agama, dan bertanggung jawab serta dapat berkomunikasi dengan masyarakat. Life skill bukan materi ajar secara terpisah, tetapi setiap pendidik berusaha untuk mengintegrasikan life skill dalam mata pelajaran yang dibinanya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik,
38
Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pibadi, Warulor, 28 Maret 2015. 39 Departemen Agama, Pedoman Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) dalam Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm. 5.
75
sehingga peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan mereka seharihari. Dalam pengembangan life skill dalam pembelajaran Fiqih kelas 3A terdapat kendala dalam pelaksanaan, yaitu alokasi waktu yang kurang mencukupi untuk benar-benar mempraktikan shalat tarawih dengan khidmat dan benar. Disamping itu juga guru dituntut untuk menyelesaikan materi pembelajaran dalam satu semester dan dituntut melakukan evaluasi pembelajaran selesai.40 Dengan mempertimbangkan masalah dan kondisi nyata di MIS Warulor Wiradesa, maka model pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih yaitu dengan menggunakan model pengembangan kecakapan hidup (life skill).41 D. Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup(Life Skill) dalam Pembelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa. Integrasi adalah penyatuan supaya menjadi suatu kebetulan atau menjadi utuh.Secara alami potensi peserta didik seperti inisiatif, kreatif, emosi, kecerdasan, kepercayaan, atau spiritualitas, ketrampilan dan lain-lain, sesungguhnya merupakan satu kesatuan. 42 Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dewi bahwa peserta didik dapat melaksanakan shalat dengan baik mulai dari gerakan-gerakan shalat sampai do’a-do’a shalat bahkan peserta didik juga dapat melafalkan do’a-do’a setelah
40
Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 maret 2015. 41 Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 Maret 2015. 42 Sakdiyah,Kepala Madrasah MIS Warulor, Wawancara Pribadi, Warulor, 26 Maret 2015.
76
shalat, seperti do’a untuk keduaorangtua dan do’a untuk kebahagian di dunia akhirat ketika peserta didik tersebut melaksanakan shalat dirumah.43 Setelah melakukan pembelajaran Fiqih dengan pengembangan life skill maka peserta didik dapat melaksanakan shalat dengan baik dan benar. Dalam pembelajaran Fiqih kelas 3A guru menggunakan strategi agar dapat mencapai kecakapan hidup (life skill). Berdasarkan
wawancara
dengan
Widiyaningsih
selaku
guru
pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa mengatakan bahwa: ”Ada beberapa strategi untuk mencapai kecakapan hidup dalam pembelajaran, diantaranya: reorientasi pembelajaran yaitu mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup dalam mata pelajaran, pengembangan budaya madrasah yaitu merubah budaya madrasah yang mendorong berkembangnya budaya belajar, penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan wahana yang terpenting untuk mendukuung terlaksananya pendidikan yang berorientasi pada pendidikan kecakapan hidup dan hubungn sinergis antara madrasah dan masyarakat dapat dirtikan sebagai saling bekrja sama dan saling mendukung antara orang tua dan madrasah.”44 Berdasarkan hasil observasi di kelas 3A MIS Warulor Wiradesa bahwa pada reorientasi pembelajaran yang diperlukan adalah “mensiasati” kurikulum. Dalam pembelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa dimana pokok bahasan yang di bahas yaitu shalat tarawih dan shalat witir dengan kompetensi dasaradalah menjelaskan ketentuan shalat tarawih dan witir, ingin mengembangkan kecakapan hidup dalam aspek kesadaran diri
43
Dewi, Walimurid Kelas 3A MIS Warulor, Wawancara Pribadi, Warulor, 27 Maret
2015.
44
Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 28 Maret 2015.
77
sebagai makhluk Allah SWT, kesadaran potensi diri, kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta kecakapan memecahkan masalah. Maka pada kolom di bawah aspek-aspek tersebut diberi tanda (√ )
Integrasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran Mata pelajaran
: Fiqih
Kelas/semester
: III/II Kecakapan General (General Life skill)
Aspek Kecakapan
Kecakapan Personal
Kecakapan Sosial
Hidup
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pemimpin
√
sebagai
√
Kecakapan
√
dalam tim
√
bekerja
√
Kecakapan
√
Kecakapan menulis
Kecakapan membaca
√
mndengarkan
√
Kecakapan
√
memecahkan masalah
√
Kecakapan
Kecakapan berbicara
dan mengolah informasi
menggali
√
Kecakapaan
Kecakapan berargumen
√
diri Kesadaran potensi
Menjelaskan keutamaankeutamaan shalat tarawih dan shalat witir
Kecakapan bekerjasam a
Kecakapan berkomunikasi
√
KD
Menjelaskan ketentuan shalat tarawih dan shalat witir Mendemonstrasika n tata cara shalat tarawih dan shalat witir
Kecakapan berfikir
Kesadaran diri
Kesada ran diri
78
Aspek-aspek
kecakapan
hidup
yang
dikembangkan
tersebut
merupakan bagian dari kompetensi dasar yang harus diupayakan tercapai bersama dengan pencapaian kecakapan akademik yang bersumber dari subtansi
pokok
bahasannya.
Maka
dalam
silabus
dan
rencana
pembelajarannya, guru yang bersangkutan secara sengaja memasukkannya sebagai
Kompetensi
Dasar,
dan
merancangnya
menjadi
kegiatan
pembelajaran serta mengukur hasilnya. Jadi aspek-aspek tersebut ikut berpengaruh terhadap model pembelajaran yang digunakan. Pada aspek kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan, pembelajaranFiqih di kelas 3A MIS WarulorWiradesa diarahkan dengan cara menanamkan pada diri peserta didik untuk senantiasa melaksanakan semua perintah Allah SWT, salah satu diantaranya adalah menjalankan shalat dengan baik dan benar yang wajib maupun sunnah. Dalam mengajarkan pokok shalat tarawih dan shalat witir, guru mengajak peserta didik untuk menyadari keberadaan dirinya sebagai hamba Allah SWT, dengan cara menjalankan shalat tarawih dan shalat witir dengan baik dan benar. Pada aspek kesadaran potensi diri, pembelajaran Fiqih kelas 3A MIS Warulor Wiradesa diarahkan dengan mengembangkan potensi peserta didik unuk bisa melaksanakan shalat tarawih dan shalat witir sesuai dengan ketentuan yang baik dan benar. Guru mendemonstrasikan tata cara, syarat wajib, syarat sah, dan rukun melaksanakan shalat tarawih dan shalat witir dengan benar.
79
Pada aspek kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan, pembelajaran diarahka dengan cara beridskusi tentang materi shalat tarawih dan shalat witir baik rukunnya, syaratnya dan tata caranya. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi. Guru sebagai fasilitator atau nara sumber, tetapi sebelum pendidik memberikan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh setiap kelompok, sebelumnya guru memberikan kesempatan pada peserta didik yang ingin menjawab. Dengan demikian pembelajaran terjadi dua arah dan peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran. Pada aspek kecakapan memecahkan masalah, pembelajaran diarahkan dengan metode problem solving. Pembelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permsalahan yang berhubungan dengan materi, kemudian mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam pembelajaran Fiqih kelas 3 semester II materi shalat tarawih dan shalat witir, guru melontarkan permasalahan jumlah rakaat shalat tarawih dimana antara masjid yang satu dengan masjid yang lain jumlah rakaatnya tidak sama. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuuk mencari penyebab permasalahan tersebut dan mencari solusi untuk mengatasinya.45
45
Hasil Observasi, Kegiatan Belajar Mengajar Kelas 3A di MS Warulor Wiradesa, 29 Maret 2015.
80
Strategi selanjutnya untuk mencapai kecakapan hidup dalam pembelajaran yaitu pengembangan budaya madrasah.Menurut Ahmad Shohif selaku guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas 5 mengatakan bahwa: “Pengembangan Budaya Madrasah sangat penting karena melakukan kegiatan belajar mengajar bukan hanya di dalam kelas saja tetapi dapat di lakukan di luar kelas. Setiap proses belajar berlangsung peserta didik dapat belajar dari temannya bukan daari guru saja. Apalagi pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup memerlukan perubahan budaya madrasah yang mendorong berkembangnya budaya belajar, sehingga di madrasah ini tercipta bukan belajar untuk ujian tetapi belajar untuk hidup untuk memecahkan masalah kehidupan yang nantinya akan mereka hadapi ketika di mayarakat. Adanya pengembangan madrasah akan menggambarkan kualitas madrasah, atau tradsisi madrasah yang tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini kepala madrasah, guru dan personal lainnya mempunyai peranan penting demi terwujudnya budaya madrasah yang konduksif bagi pendidikan”.46
Untuk mencapai kecakapan hidup guru juga menggunakan strategi yang lain yaitu penerapan manajemen berbasis sekolah. Peningkatan mutu sekolah ataupun madrasah akan efektif bila dikelola melalui manajemen yang tepat, yakni jika ada kemauan, prakasa, kerja keras dari bawah. Berdasarkan wawancara dengan Sakdiyah, selaku kepala madrasah mengatakan bahwa: “Manajemen berbasis sekolah merupakan wahana penting untuk terlaksananya pendidikan. Dalam hal ini kepala madrasah dan guruguru sebagai kelompok profesional, dengan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder madrasah) seperti walimurid, komite sekolah, tokoh masyarakat. Dalam hubungannya dengan pendidikan kecakapan hidup, kepala madrasah dengan didukung dan dibantu oleh stakeholder madrasah menjalankan manajemen secara utuh dan mandiri, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, 46
Ahmad Shohif, Guru Mata Pelajaran Fiqih kelas 5 di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 29 Maret 2015.
81
pengarahan, sampai paa tahap pengawasan. Jika hal ini dapat berjalan lancar dan baik maka pihak madrasah dapat mempertanggung jawabkan secara langsung tentang mutu pendidikan kepada walimurid, masyarakt sekitar.”47 Strategi selanjutnya yaitu hubungan sinergis antara madrasah dan masyarakat. Hubungan sinergis dapat diartikan sebagai bekerja sama dan saling mendukung annatar orang tua dan madrasah. Menurut Sakdiyah selaku kepala madrasah mengatakan bahwa pelibatan orang tua dalam penyusunan kebijakan pendidikan di madrasah diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap program-program madrasah yang akan mendorong untuk mendukung pelaksanaan program madrasah.48 Menurut Widiyaningsih selaku guru pngampu mata pelajaran Fiqih kelas 3A mengatakan bahwa orang tua sebagai penanggungjawab pertama dan utama pendidikan anaknya dan madrasah itu sebagai “pembantu utama” pendidikan anak, harus bisa menentukan arah pendidikan secara bersama agar program madrasah terlaksana secara optimal.49
47
Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 29 Maret 2015. 48 Sakdiyah, Kepala Madrasah MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 29 Maret 2015. 49 Widiyaningsih, Guru Mata Pelajaran Fiqih kelas 3A di MIS Warulor Wiradesa, Wawancara Pribadi, Warulor, 29 Maret 2015.