nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
BAB III GEOGRAFI SUMBER (ATRAKSI) WISATA
TUJUAN OBYEKTIF : 1. Mengetahui sumber –sumber wisata. 2. Mengetahui beberapa factor utama dalam mengembangkan sumber wisata. 3. Memahami
pentingnya
perencanaan
dan
pembangunan
pariwisata
yang
berkesinambungan.
PENGANTAR Pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, memungkinkan orang untuk mengunjungi tempat – tempat menarik di seluruh dunia, dimana salah satu alasan untuk melakukan hal tersebut adalah karena kurangnya tempat-tempat menarik didaerahnya, yang tentunya didasarkan akan permintaan untuk bepergian tidak terjadi secara acak maupun tetap, tetapi berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan baik secara ekonomi maupun politik social dan budaya dan terutama kebutuhannya didaerah atau Negara asal individu (wisatawan) tersebut. SUMBER ATRAKSI WISATA Terdapat tiga karakteristik utama dalam atraksi wisata : 1. Konsep dari atraksi wisata cenderung dipandang sebagai obyek nampak yang sering disamakan dengan nilai ekonomi dalam industri pariwisata. 2. Atraksi wisata sering dinikmati secara bersamaan 3. Atraksi wisata cenderung peka terhadap hal –hal yang berhubungan dengan kepariwisataan seperti pergeseran budaya, politik maupun ekonomi. nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
PERENCANAAN ATRAKSI WISATA Tidak dapat dimungkiri bahwa atraksi wisata adalah sesuatu yang unik sekaligus rentan terhadap perubahan, hal tersebut berlaku di seluruh di seluruh dunia. Setelah perang dunia II , industri pariwisata dirasa sebagai salah satu industri yang berdampak positif dalam pemulihan ekonomi, dari segi lapangan kerja, pertumbuhan , dan pendapatan, serta sering disebut sebagai “industri tanpa cerobong”. Industri pariwisata dianggap mampu mengubah cara hidup masyarakat dengan mengandalkan factor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan industri tersebut. Secara keseluruhan , perencanaan pariwisata harus didasarkan pada : 1. Penelitian yang berkesinambungan 2. Melibatkan masyarakat local untuk menetapkan tujuandan prioritas 3. Dalam pelaksanaan melibatkan pemerintah dan swasta. Dari beberapa pendekatan yang digunakan, proses perencanaan dapat dilihat dari pertanyaan indicator seperti : -
tipe wisatawan bagaimana yang akan berkunjung
-
model pembangunan yang bagaimana yang diterapkan di tempat wisata
-
bagaimana pengelolaan finansialnya
-
bagaimana dengan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan wisata tersebut
SKALA DUNIA 1. Bentuk Fisik
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer Penyebaran daratan dan lautan mempengaruhi iklim dunia
dan tentu saja
mempengaruhi lokasi wisata, dimana 71 persen dari bumi adalah dari 4 lautan : Laut Atlantik, Laut HIndia, Laut Pasifik dan Laut Artik, dengan 29 persen terdiri dari daratan : Benua Asia, Benua Afrika, Benua Australia, Amerika Latin , Amerika Utara , Benua Eropa dan Antartika 2. Bentuk Permukaan Tanah 1.1
Gunung dan Pegunungan Permukaan daratan di bumuterdiri dari berbagai daratan yang diantaranya pegunungan perbukitan yang meliputi 75 persen dari permukaan bumi. Permukaan tipe ini sering mengundang ketertarikan terhadap pengembangan kawasan wisata pegunungan , tidak hanya ketertarikan akan olahraga musim dingin tetapi juga ideal untuk sight seeing
1.2
Dataran Sedang Daerah ini kurang menarik untuk kawasan wisata tetapi merupakan kawawsan yang berpotensi tinggi terhadap padatnya pemukiman dan pembangunan yang bersifat fisik beserta fasilitasnya seperti jalan, jembatan, fasilitas umum dan sebagainya.
1.3
Pesisir/Pantai Daerah ini merupakan salah satu kawasan yang populer untuk daerah wisata dengan pantai berpasir, pegunungan yang berpasir, kawasan untuk mandi laut dan pemandangan pesisir yang indah sering untuk dinikmati. Ditambah lagi dengan taman laut dan barisan karang dengan beberapa pulau kecil di sekitar pantai , tentunya menarik investor untuk menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata.
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer 1.4
Danau Daerah yang banyak memiliki danau terdapat di Eropa selatan dan Amerika Utara dengan potensi sebagai kawasan untuk memancing dan berlibur, tetapi karena perputaran airnya tergantung pada air hujan dan relative tidak mengalir, maka danau peka terhadap polusi air. SKALA NASIONAL
Pada skala nasional, perkembangan wisatawan terlibat dalam mencari dan menemukan daerah yang dapat dikembangkan lagi, dalam rangka untuk menghindari adanya pengembangan yang berlebihan atau kemacetan wisatawan .
KLASIFIKASI ATRAKSI WISATA Atraksi wisata adalah alasan wisatawan untuk berwisata, mereka mengunjungi setiap atraksi , mempelajari dan mencoba untuk mengambil keuntungan darinya. Cara yang paling mudah untuk mengindetifikasi atraksi pada suatu daerah adalah : 1. Mengadakan inventarisasi 2. Mengecek ulang dengan melihat daerah-daerah atraksi dengan persebarannya. 3. Membuat daftar dan pemetaan potensi atraksi untuk daerah tersebut. Klasifikasi secara umum dapat dilakukan dengan mengelompokkan sesuai dengan grupnya, misalnya kelompok budaya (museum, gedung bersejarah, peninggalan bersesajarah), kelompok tradisi (musik, serita rakyat, adapt, legenda), kelompok pemandangan (kehidupan alam bebas, taman nasional), dan lain-lain (resort untuk pengobatan , dsb), yang tentu saja dari semua itu setiap wisata memerlukan atraksi yang berbeda pula. Seiring
dengan meningkatnya atraksi wisata yang ada dengan wisatawan yang
mengunjungi , maka meningkat pula penggunaan dan pengelolaan yang ada. Keseimbangan nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer keduanya akan tercapai apabila atraksi wisata tidak hanya dianggap sebagai daya tarik wisata tetapi patut dianggap sebagai bagian dari sumber wisata. Clawson (1966) mengklasifikasikan sumber-sumber wisata berdasarkan 1. Orientasi Pengguna Daerah yang secara intensif pengembangannya berdekatan dengan pusat kepadatan penduduk, dimana sumber wisatanya berdasarkan penggunaan daerah tersebut oleh masyarakat sekitar, berdasarkan sumber yang ada seperti lapangan golf, lapangan tennis, jalur lari dan sebagainya 2. Intermediate Sumber sumber yang tersediaberdasarkan asesbilitas yang ada. Lebih bersifat alami daripada orientasi pengguna dengan perlengkapan dan keahlian yang cukup inggi seperti mendaki , berburu, memancing , berkemah dan sebagainya 3. Orientasi Tempat Berorientasi pada sumber yang berkualitas dengan intensitas pengembangan yang rendah seperti ketertarikan pada pemandangan dan peninggalan sejarah.
EVALUASI Pengukuran yang memadai terhadap sumber utama yang mendukung atraksi wisata yang ada disebut evaluasi sumber atraksi. Ynga menjadi maslah utama adalah melibatkan kebutuhan yang beraneka ragam dari pengguna yang berbeda pula, misalnya untuk atraksi menunggang kuda perlu jalan setapak yang baik, pemandangan yang indah dan atraksi yang dapat dinikmati selama berkuda, tentunya kombinasi tersebut relative sulit untuk dicapai dalam satu tempat
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer SKALA LOKAL Kondisi yang mempengaruhi pengembangan pariwisata 1. Pemerintah Keterlibatan pemerintah tidak hanya pada tingkat pengembangan pariwisata local, nasional tetapi juga pada tingkat internasional, baik berupa pembangunan infrastruktur maupun kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kepariwisataan, dapat berbentuk peraturan maupun organisasi-organisasi kepariwisataan. 2. Swasta Keterlibatan pihak swasta tidak kalah pentingnya, baik sebagai mitra pendanaan maupun mitra perencanaan dalam menciptakan lingkungan wisata yang kondusif. 3. Asesbilitas Kemudahan akses dalam menuju ke daerah wisata yang didasarkan pada topografi daerah wista, perencanaan yang detail mengenai lingkungan di daerah wisata merupakan pelengkap yang harus ada dalam setiap pengembangan pariwisata Untuk dapat membeikan gambaran yang jelas mengenai perkembangan wisata mulai dari saat penemuan daerah/atraksi wisata sampai dengan siklus pengembangan baik berupa perbaikan atau penurunan maka dapat digambarkan melalui alur Siklus daerah wisata sebagai berikut :
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
rejuvenation
Involvement/local control
N o
Stagnation O f vi sit or s
eksplorasi
decline konsolidasi
time
Sumber : Butler, 1980 ((Brian Boniface, 22:1994)
1. ESKPLORASI
: Penemuan dan pengembangan dalam wisata yang didominasi oleh wisata petualangan dan atraksi utama cenderung tetap.
2. KETERLIBATAN : Masyarakat local
terlibat dalam menyediakan fasilitas ,
kerakinan tangan dan souvenir dengan diikuti musim wisatawan seiring dengan keterlibatan pemerintah dan swasta. 3. PENGEMBANGAN : Banyaknya wisatawan
yang dating dan pengendalian
berpindah dari local ke tingkat nasional atau internasional dengan melibatkan institusi-institusi nasional maupun internasional. Pemanfaatan daerah tujuan wisata
mulai berubah
menjadi
penggunaan yang berlebihan seiring dengan berubahnya daerah tujuan wisata secara keseluruhan. 4. KONSOLIDASI : Daerah wisata telah menjadi daerah industri pariwisata dengan munculnya sentra bisnis rekreasi yang dapat dimanfaatkan nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer
nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer 5. STAGNASI
: Dimana jumlah wisatawan yang berkunjung telah mencapai puncak dan daerah wisata tidak lagi sesuai dengan masalahmasalah lingkungan , social, budaya dan tingkat ekonomi sekitar.
6. PENURUNAN
:
Munculnya wisatawan baru, berkurangnya wisata yang
bericirikan kedaerahan dan mengandalkan sebagian kecil area wisata yang masih mampu mendatangkan wisatawan lama. 7. PEREMAJAAN
: Pihak terkait berusaha untuk meluncurkan kembali daerah wisata tersebut dengan penyediaan fasilitas baru, menarik pasar baru dan penanaman modal kembali.
RANGKUMAN : Perencanaan dalam pengembangan suatu daerah wisata merupakan hal yang sangat penting untuk mengimbangi pesatnya permintaan akan wisata, sehingga hal – hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan pengembangan tersebut, orientasi terhadap kebutuhan wisatawan dan yang tak kalah pentingnya masalah keuntungan financial. Kondisi alam yang ada , merupakan potensi tersendiri untuk mengembangkan wisata tertentu yang akan menarik wisatawan untuk berkunjung.
LATIHAN DISKUSI : 1. Mengapa bentuk fisik geografis bumi memiliki pengaruh terhadap pengembangan pariwisata ? 2. Mengapa pengembangan suatu daerah wisata memerlukan pertimbangan kebutuhan wisatawan? 3. Keterlibatan yang bagaimana oleh wisatawan terhadap pengembangan daerah wisata? nurdinrazak.com – Ecotourism consultant & wildlife photographer