BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat menginap sementara lainnya) akan disebut “daerah tujuan wisata” apabila ia memiliki atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat bermacam-macam jenis wisata yang ditawarkan, diantaranya : wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, dan wisata bulan madu (Nyoman, 1994 : 41). Salah satu propinsi yang ada di Indonesia adalah Papua Barat. Propinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik dari segi pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata, misalnya mutiara dan rumput laut yang dihasilkan di Kabupaten Raja Ampat. Selain itu juga terdapat industri tradisional tenun ikat yang disebut kain timor yang dihasilkan di Kabupaten Sorong Selatan. Kabupaten Raja Ampat kurang lebih terdiri dari 610 pulau yang memiliki panjang total tepi pantai 753 km², dengan empat pulau besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati dan Pulau Misol. Kondisi alam Raja Ampat masih asli dan memiliki kanekaragaman hayati maka kawasan ini memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, baik alam, keanekaragaman hayati darat dan laut, potensi pesisir, maupun budaya dan adat masyarakat setempat.1
1
http://regional.coremap.or.id/raja_ampat/profil_kabupaten/deskripsi_wilayah/kondisi_geografis/ diakses pada tanggal 13 April 2015 pukul 11.00 wib.
1
2
Keindahan alam bawah laut Raja Ampat yang terkenal di dunia membuat para penyelam menjadikan Kabupaten Raja Ampat sebagai tempat menyelam terbaik dunia dengan 75% spesies terumbu karang yang masih hidup. Selain itu juga festival maritim dan kegiatan kebudayaan menjadi alasan setiap orang ingin berkunjung ke Raja Ampat. Salah satu kecamatan yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian adalah Kota Kecamatan Waisai, atau yang sering disebut dengan Pulau Waisai. Pulau Waisai merupakan Kota Kecamatan Kabupaten Raja Ampat yang terletak di Pulau Waigeo.2 Selain sebagai pusat pemerintahan, Kota Kecamatan Waisai juga merupakan pintu masuk bagi wisatawan yang mengunjungi Raja Ampat. Terdapat berbagai potensi wisata maupun fasilitas pariwisata yang ada di kecamatan ini. objek wisata yang ada diantaranya yaitu Pantai Waisai Torang Cinta, Pantai Saleo, Waiwo, air terjun Warsambir hingga desa wisata Sapokren yang dapat dinikmati wisatawan apabila sedang berkungjung ke Kota Kecamatan Waisai tanpa harus menyebrang pulau. Namun penelitian ini akan menfokuskan pada dua objek wisata yang terdapat di Kota Kecamatan Waisai yaitu Pantai Waisai Torang Cinta dan Waiwo. Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo merupakan salah satu objek wisata unggulan yang dimiliki Kota Kecamatan Waisai dan dapat dikunjungi ketika sedang berada di Kabupaten Raja Ampat. Pantai Waisai Torang Cinta adalah pantai berpasir hitam yang terdapat di Kota Kecamatan Waisai. Pantai Waisai Torang Cinta atau lebih dikenal dengan sebutan Pantai WTC memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, seperti 2
Wonderful Indonesia yang di publikasikan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
3
keindahan alam dan beberapa objek wisata buatan yang unik dan menarik sebagai daya tarik wisata. Selain Pantai Waisai Torang Cinta, penelitian ini juga akan membahas Kawasan Wisata Waiwo. Kawasan Wisata Waiwo adalah salah satu objek wisata yang ada di Kecamata Kota Waisai. Objek wisata yang terkenal dengan Waiwo Dive Resortnya ini memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Keindahan dan keunikan atraksi yang dimiliki menjadikan kawasan wisata Waiwo sebagai daya tarik wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Kecamatan Waisai, Kabupaten Raja Ampat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1.
Apakah komponen - komponen daya tarik wisata yang terdapat di Pantai Waisai Torang Cinta?
2.
Apakah komponen - komponen daya tarik wisata yang terdapat di Kawasan Wisata Waiwo?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1.
Mengetahui komponen daya tarik wisata di Pantai Waisai Torang Cinta.
2.
Mengetahui komponen daya tarik wisata di kawasan wisata Waiwo.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
4
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis bagi pengembangan ilmu pariwisata, khususnya dalam bidang komponen daya tarik di suatu destinasi wisata, serta hasil penelitian dapat menjadi panduan yang bagus untuk ilmu dalam bidang komponen daya tarik di suatu destinasi wisata. Manfaat lainnya adalah menjadi referensi yang baik bagi studi mengenai komponen daya tarik wisata di destinasi wisata. 2. Manfaat Praktis Memberikan masukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pekerjaan Umum, dan pengelola objek wisata Pantai Waisai Torang Cinta dan kawasan wisata Waiwo terkait daya tarik wisata yang dimiliki serta peningkatan kualitas terhadap daya tarik wisata yang ada. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan pariwisata Kota Kecamatan Waisai, Kabupaten Raja Ampat dengan memperhatikan komponen daya tarik yang telah di analisis oleh peneliti. 1.5 Tinjauan Pustaka Pada tesis yang ditulis oleh M. Reza Abdullah (2009) dengan judul Kajian Potensi Pariwisata Pulau Bidadari Melalui Pendekatan Ekowisata, dijelaskan bahwa untuk menentukan potensi pariwisata Pulau Bidadari, dapat dilakukan dengan pendekatan ekowisata yakni dengan membagi potensi kedalam wisata alam dan wisata budaya. Untuk wisata alam yang ada di Pulau Bidadari berupa pantai dengan pasir putihnya, pemandangan alam yang menarik, keberagaman dan keunikan flora (hutan bakau, kayu hitam, dan sebagainya) serta fauna (biawak, elang bondol dan perkutut). Sedangkan untuk wisata budaya terdiri dari potensi
5
benda-benda cagar budaya seperti : benteng mortello, museum, meriam, dan bangunan-bangunan bekas rumah sakit karantina haji. Pengembangan Pulau Bidadari berbasis ekowisata memperhatikan aspek-aspek berikut : keadaan alam, ekologi, keberlanjutan, kepuasan, lingkungan, pendidikan serta manfaat bagi tempat tersebut. Kemudian pada skripsi yang ditulis oleh Resky Krisdayanti Saputri (2014) dengan judul Analisis Komponen Daya Tarik Produk Wisata Pulau Beras Basah Kota Bontang, Kalimantan Timur. Menjelaskan tentang berbagai produk wisata yang terdapat di Pulau Beras Basah. Selain itu juga Pulau Beras Basah di yakini sebagai salah satu pulau berpotensi yang berada di selatan perairan Kota Bontang. Produk wisata yang ada meliputi aksesibilitas yang mudah di jangkau oleh wisatawan, suasana-suasana yang dapat dinikmati wisatawan, yang mana suasana tersebut terdiri dari suasana saat berada di Pelabuhan Tanjung Laut, saat perjalanan laut dari Pelabuhan Tanjung Laut menuju Pulau Beras Basah, dan suasana saat di Pantai Beras Basah dengan produk meliputi pemandangan, baik pemandangan alami maupun buatan, kegiatan wisatanya serta fasilitas yang tersedia sebagai pelengkap daya tarik produk. Serta skripsi yang ditulis olek Bahtiar Saiful Hidayat (2014) dengan judul Analisis Komponen Daya Tarik Wisata Di Desa Wisata Pentingsari, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan bahwa komponen pariwisata yang dapat dijaadikan daya tarik wisata Desa Pentingsari diantaranya adalah memiliki nilai budaya jawa, keadaan alam desa yang unik seperti memiliki aura mistik yang
6
dipengaruhi oleh sejarah terdahulu desa tersebut sehingga dapat dijadikan daya pikat, serta kearifan lokal masyarakat yang dianggap sebagai komponen yang amat penting dalam kegiatan kepariwisataan di Desa Pentingsari. Berdasarkan tinjuan pustaka diatas, perbedaan mendasar dari penelitian ini yaitu terletak pada lokasi serta metode analisis data. Penelitian ini potensi pariwisata pada suatu destinasi wisata yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas untuk menentukan komponen - komponen daya tarik wisata. Maka penelitian dengan judul “Analisis Komponen Daya Tarik Wisata Kota Kecamatan Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat (Studi kasus Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo)” belum pernah dikerjakan oleh siapapun. 1.6 Landasan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan, yaitu teori daya tarik wisata dan teori komponen pariwisata. Landasan teori yang ada diharapkan dapat menjadi alat bantu pemikiran bagi peneliti dalam menganalisis data. 1.6.1 Daya Tarik Wisata Warpani dan Indira (2007 : 25) mengatakan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi penyebab wisatawan mengunjungi suatu daerah tertentu, yang mana daya tarik wisata yang ada pada suatu daerah tujuan wisata dapat berupa objek alamiah maupun binaan, karena itu daya tarik wisata tidak dapat dipindahkan, sehingga wisatawanlah yang harus datang secara langsung mengunjungi objek wisata tersebut.
7
1.6.2 Komponen Pariwisata Menurut Burkat dan Medlik (1982 : 46) daerah tujuan wisata memiliki potensi yang meliputi atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Atraksi merupakan tempat menarik yang meliputi iklim, pemandangan, dan sejarah, atau kegiatan – kegiatan menarik seperti kongres, pameran, festival kebudayaan dan kegiatan olahraga. Aksesibilas berfungsi untuk menghubungkan suatu destinasi dengan wisatawan, sehingga menjadikan destinasi tersebut dapat didatangi atau di akses oleh wisatawan. Amenitas pada destinasi yang meliputi akomodasi, tempat makan, atau tempat hiburan yang dapat di nikmati wisatawan ketika menetap di suatu daerah tujuan wisata. Namun untuk memaksimalkan pariwisata pada suatu destinasi maka perlu adanya sebuah organisasi pariwisata yang dapat memanajemen destinasi tersebut. Hasil analisis komponen daya tarik wisata dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bernilai plus (+) untuk yang memiliki daya tarik, netral (+/-), dan minus (–) bagi yang tidak memiliki daya tarik dalam objek wisata, sesuai dengan yang ditemukan peneliti pada saat melakukan penelitian dilapangan (Marsono 2011:16). 1.7 Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karena data yang diambil merupakan data kualitatif yang didapatkan dari pengamatan langsung di lokasi penelitian dan ditunjang dengan hasil wawancara guna memperkuat data
8
yang telah ada. Untuk melakukan penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. 1.7.1 Observasi Observasi dilakukan pada bulan Desember 2014 di Kota Kecamatan Waisai, Raja Ampat. Proses ini dilakukan dengan pengamatan di Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo. Pengamatan dilakukan pada kedua objek wisata tersebut meliputi pengamatan potensi wisata yang dimiliki meliputi atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menentukan apa saja komponen daya tarik wisata yang terdapat pada Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo. 1.7.2 Wawancara Wawancara merupakan proses tanya jawab dengan pertanyaan meliputi atraksi wisata, aksesibilitas yang ada, dan amenitas yang tersedia. Proses ini dilakukan terhadap 15 responden
dengan ketentuan pernah berkunjung pada
kedua objek tersebut. Responden yang dipilih peneliti adalah responden yang berasal dari beberapa daerah berbeda, seperti : responden asal Sorong berjumlah dua orang, responden asal Yogyakarta berjumlah dua orang, responden asal Lampung satu orang, responden asal Makassar satu orang, responden asal Malang dua orang, responden asal Jakarta satu orang, responden asal Palembang satu orang, responden asal Pemalang satu orang, responden asal Gorontalo satu orang, dan responden asal Waisai, Raja Ampat sebanyak tiga orang. Diharapkan dengan adanya variasi asal responden dapat mewakilkan keseluruhan pendapat wisatawan
9
yang pernah berkunjung ke Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo. Proses wawancara ini dilakukan melalui tiga cara yaitu
wawancara
langsung, wawancara melalui telepon, dan wawancara melalui email. Wawancara secara langsung dilakukan kepada responden yang dapat ditemui langsung oleh peneliti. Kemudian wawancara melalui telepon dan email dilakukan dengan responden yang tidak dapat ditemui secara langsung oleh peneliti karena jarak yang jauh dan waktu yang terbatas. Selanjutnya Peneliti berhasil melakukan wawancara langsung dengan satu orang responden, kemudian wawancara melalui email dengan enam orang responden, serta wawancara melalui telepon dengan delapan orang responden. Proses wawancara tersebut diharapkan dapat memberikan keakuratan terhadap hasil observasi dan penelitian di lapangan. 1.7.3 Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku yang terdapat di perpustakaan, seperti buku-buku pariwisata yang membahas potensi wisata, skripsi ataupun karya tulis ilmiah yang membahas komponen daya tarik wisata, serta tulisan-tulisan dari internet yang terdapat pada web-web pemerintah Kabupaten Raja Ampat yang membahas potensi pariwisata di Kota Kecamatan Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Studi pustaka ini bertujuan untuk memperoleh data dan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. 1.8 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Analisi yang
10
dilakukan mengacu pada hal yang menjadi potensi pada suatu dearah tujuan wisata oleh Burkat dan Medlik (1982 : 46) meliputi potensi attraction, potensi accessibility, dan potensi amenity. Peneliti akan menganalisis komponen daya tarik wisata Pantai Waisai Torang Cinta dan Kawasan Wisata Waiwo berdasarkan ketiga komponen diatas kemudian akan diberikan keterangan sesuai dengan yang hasil penelitian yang dilakukan pada masing-masing objek wisata tersebut. Ketiga potensi diatas dipilih karena mampu menginteprestasikan daya tarik wisata yang ada di Pantai Waisai Torang Cinta maupun di kawasan wisata Waiwo. Berdasarkan ketiga potensi tersebut diharapkan dapat memberi kemudahan penelitian ini dalam menentukan komponen daya tarik wisata Pantai Waisai Torang Cinta dan kawasan wisata Waiwo. Selanjutnya analisis tersebut akan dituangkan dalam bentuk tabel yang akan diberikan penjelasan secara deskriptif kualitatif. Hasil komponen tersebut akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu bernilai plus (+) untuk yang memiliki daya tarik, netral (+/-), dan minus (–) bagi yang tidak memiliki daya tarik dalam objek wisata, sesuai dengan yang ditemukan peneliti pada saat melakukan penelitian dilapangan (Marsono, 2011:16). 1.9 Sistematika Penelitian Penyusunan penelitian ini akan dibagi dalam empat bab, dengan fokus pembahasan yang berbeda pada setiap babnya, sehingga diharapkan nantinya dapat memberikan kejelasan dari penelitian yang dilakukan. Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian di Kota Kecamatan Waisai, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
11
pustaka, landasan teori, metode penelitian serta metode analisis data yang lakukan. Bab II yaitu gambaran umum Kota Kecamatan Waisai yang meliputi letak geografis, kependudukan hingga kepariwisataan yang ada. Bab III yaitu pembahasan komponen daya tarik wisata yang pembahasan potensi atraksi sebagai komponen daya tarik wisata, aksesibilitas sebagai komponen daya tarik wisata, dan amenitas sebagai komponen daya tarik wisata. Kemudian akan di lakukan analisis terhadap potensi tersebut dengan memberikan penjelasan secara kualitatif yang kemudian akan di berikan keterangan plus (+), netral (+/-) dan minus (-) sesuai pada metode analisis yang di jelaskan, kemudian peneliti akan menyajikannya dalam bentuk tabel agar lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Bab IV yaitu penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang dapat diberikan untuk perkembangan pariwisata di Kota Kecamatan Waisai, Kabupaten Raja Ampat.