BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perbankan di Indonesia Industri perbankan Indonesia mengalami perubahan struktural pada tahun 1990 dimana jumlah bank meningkat secara signifikan. Perubahan struktur pasar ini didorong oleh deregulasi kebijakan sektor perbankan pada era 1980 an. Melalui deregulasi Paket Oktober 1988, pemerintah meringankan persyaratan untuk masuk ke industri perbankan, jumlah modal minimum yang dipersyaratkan diturunkan dan juga adanya kemudahan untuk mendapatkan ijin pelaksanaan penurunan valas. Selain itu, ketika lisensi sudah dipegang, maka seluruh cabang secara otomatis diperbolehkan menyediakan jasa forex. Tabel 3.1 Kebijakan Mikro Perbankan di Indonesia 1983-1997 Tahun Juni 1983 Oktober 1988
Februari 1992
Kebijakan Deregulasi Menghilangkan kontrol atas suku bunga deposito bank pemerintah dan tingkat pinjaman pada perbankan 1) Membuka industri perbankan untuk bank swasta dan joint venture baru dengan cara menurunkan persyaratan modal minimum. 2) Menghilangkan restriksi dan memberikan kemudahan seperti pembukaan cabang baru, kemudahan pinjaman antar bank, dan membolehkan bank untuk mendisain produk mereka. 1) Memperbolehkan investor asing untuk membeli saham perbankan domestik yang tercatat pada bursa saham. 2) Secara parsial melakukan privatisasi dengan memperbolehkan bank pemerintah untuk listing di pasar modal. 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Regulasi Kembali 1) Mengontrol kembali peminjaman yang dapat diberikan oleh bank. 2) Meningkatkan kontrol dalam hal penerbitan surat berharga oleh perbankan. 3) Meningkatkan pengawasan atas lembaga keuangan non bank. 4) Memperketat ijin pembukaan cabang baru. 5) Mengenakan denda bagi bank yang melakukan ekspansi lebih cepat dari yang diperbolehkan. 6) Meningkatkan rasio cadangan minimum dan memperketat aturan prudensial perbankan. Sumber: Mcleod (1999: 293-295) dan Chua (2003). 1995 – 1997
Konsolidasi
terjadi
pada
Desember
1997
saat
krisis
keuangan
menyebabkan distress bagi industri perbankan. Pada tahun tersebut, bank sentral memutuskan memerger beberapa bank pemerintah dalam rangka meningkatkan kinerja bank. Kebijakan likuidasi ini terpaksa menutup 23 bank. Proses konsolidasi ini dilanjutkan dengan memperkenalkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Januari 2004 dengan tujuan mendorong bank untuk mencapai skala ekonomi dan mempercepat penciptaan sistem perbankan yang sehat. Tabel 3.2 Kebijakan Mikro Perbankan Periode 1997 – 2010 Tahun
Kebijakan Konsolidasi 1997 1) Likuidasi 23 bank. 2) Rekapitalisasi bank. 3) Merger 4 bank pemerintah menjadi Bank Mandiri. 2003 Privatisasi bank-bank yang di-bailout di bawah skema Indonesia Banking Restructuring Agency (IBRA) 2004 Pembuatan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) 2004 – 2010 Serangkaian merger dan konsolidasi perbankan dilakukan untuk memenuhi Single Presence Policy dan kebutuhan modal minimum. Sumber: Chua (2003) dan Central Bank of Indonesia (2010).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
B. Sumber Dana Perbankan Indonesia Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Fungsi intermediasi (financial intermediary) keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi disalurkan kepada unit ekonomi defisit. Dengan kata lain, intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari penabung (ultimate lenders) kepada peminjam (ultimate borrowers) (Siamat, 1999). Sehingga kepercayaan merupakan falsafah yang mendasari usaha suatu bank. Bank menghimpun dana dari pihak-pihak yang memiliki dana dalam bentuk simpanan (giro, tabungan dan deposito) dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dana dalam bentuk kredit atau pinjaman. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Sedangkan sumber pendapatan utama bank berasal dari penyaluran kredit dalam bentuk bunga. Pengalokasian dana yang cukup besar, jika tidak disalurkan dalam bentuk kredit maka akan mengganggu tingkat likuiditas bank. Oleh karena itu penting bagi manajemen bank untuk menentukan kebijakan struktur modal dalam mendukung kegiatan operasional bank. Kebijakan struktur modal adalah suatu kebijakan yang menyangkut kombinasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai suatu investasi dan operasional suatu bank guna meningkatkan laba (profit). Struktur modal yang optimal merupakan target yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan termasuk bank. Selain itu penentuan sumber-sumber pendanaan, kebijakan struktur modal juga dipengaruhi oleh struktur kepemilikan saham (stakeholder).
C. Proses Bisnis Perbankan
Tabel 3.3 Spesifikasi Bank Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah) No
NAMA BANK
TOTAL ASET
1 PT. Bank Mandiri Tbk 855.040.211 2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 801.955.021 3 PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) 552.424.675 4 PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) 416.574.422 5 PT. Bank CIMB Niaga Tbk 233.162.423 6 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk 195.709.430 7 PT. Bank Permata Tbk 185.349.861 8 PT. Pan Indonesia Bank Tbk (Panin) 172.582.454 9 PT. Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) 144.575.961 10 PT. Bank OCBC NISP Tbk 103.123.179 Sumber: Direktori Perbankan Indonesia 2014 (data diolah).
ROA 0.0357 0.0474 0.0390 0.0349 0.0144 0.0140 0.0116 0.0179 0.0112 0.0179
Peneliti memberikan profil singkat dari masing-masing 10 bank terbesar berdasarkan jumlah aset yang dimiliki sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
1.
Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Mandiri didirikan 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia, digabungkan ke dalam Bank Mandiri. Proses transformasi yang telah dijalankan Bank Mandiri sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 secara konsisten terus meningkatkan kinerjanya. Hal ini tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial. Misalnya kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari sebesar 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010. Selain itu laba bersih juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun tahun 2010. Bank Mandiri saat ini sedang melaksanakan tahap lanjutan transformasi 2010 – 2014 dimana Bank Mandiri telah melakukan revitalisasi visinya untuk “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”. Dengan visi tersebut Bank Mandiri mencanangkan untuk mencapai milestone keuangan di 2014, yaitu nilai kapitalisasi pasar mencapai di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16% dan ROA pada kisaran 2,5%. Pada 2014, Bank Mandiri mentargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta masuk dalam jajaran Top 5 Bank di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
ASEAN. Selanjutnya pada 2020, Bank Mandiri mentargetkan kembali untuk masuk Top 3 di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar.
2.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berdiri sejak 16 Desember
1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen mikro dan menengah hingga saat ini masih tetap konsisten menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan. Dukungan pengalaman dan kemampuan yang baik dalam memberikan layanan perbankan, membuat BRI mampu mencatat prestasi 8 tahun berturut-turut sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset diantara industri perbankan Indonesia. Dengan reputasinya sebagai penyedia layanan microbanking yang mengakar di masyarakat Indonesia, BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat.
BRI
berupaya
menyelaraskan
perkembangan bisnis dari pedesaan hingga perkotaan, yang ditandai munculnya sentra ekonomi baru di seluruh wilayah pelosok Indonesia. Disamping itu, BRI juga mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
(EDC), dan KiosK atau Teras BRI untuk menjangkau pedagang di pasar tradisional.
3.
Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tahun 2012 berhasil
mengkokohkan usahanya di tengah iklim perekonomian makro Indonesia saat itu. Landasan yang kokoh serta sehat mampu meningkatkan kredit dengan tingkat rasio kredit bermasalah yang rendah. Ditopang oleh tingginya permintaan kredit dan rendahnya tingkat suku bunga, total portofolio kredit BCA tumbuh sebesar 27% menjadi Rp 256,8 Triliun, dimana pertumbuhan kredit tersebut didominasi oleh para nasabah lama BCA. Tahun 2012 kredit korporasi tumbuh sebesar 18,1% menjadi Rp 84, Trilliun, didukung oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM), merupakan kontributor utama portofolio kredit BCA yang tumbuh sebesar 28,7% menjadi Rp 101,7 Trilliun. Tren pertumbuhan pada tahun 2011 memberikan landasan bagi berlanjutnya pertumbuhan pada tahun 2012 mengingat BCA memiliki infrastruktur dan jaringan mampu
memfasilitasi
organisasi tersebar di seluruh Indonesia sehingga
pertumbuhan
kredit.
Lebih
lanjut,
BCA
terus
mengembangkan jaringan layanan transaksi elektronik yang cost-efficient, dimana saat proporsi penggunaannya semakin meningkat terhadap keseluruhan layanan transaksi BCA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Dalam rangka meningkatkan layanan pada tahun 2014, BCA Syariah gencar meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Sejak tahun 2010, BCA Syariah melayani nasabah melalui 45 jaringan cabang, termasuk 23 Unit Layanan syariah, yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo dan Surabaya. Dengan meningkatnya persaingan di tahun 2014, BCA Syariah menghadapi peningkatan biaya dana yang berdampak negatif terhadap profitabilitas. Di tahun 2014, dana pihak ketiga BCA Syariah tumbuh 32,8% menjadi Rp 2,2 triliun, sedangkan total pembiayaan Syariah tumbuh 49,9% menjadi Rp 2,1 triliun. Ketergantungan terhadap dana deposito yang berbiaya tinggi mempengaruhi marjin BCA Syariah pada tahun 2014 sehingga Net Core Operating Margin menurun menjadi 6,4% dari sebelumnya yang sebesar 7,7%. Sepanjang tahun, fokus diarahkan untuk menjaga kualitas kredit sehingga rasio pembiayaan bermasalah dapat terjaga pada level yang rendah sebesar 0,1%. Guna memperkuat bisnis BCA Syariah, BCA menambah modal sebesar Rp 300 miliar kepada BCA Syariah pada tahun 2014. Guna memperkuat posisi BCA di sepanjang valuechain nasabah-nasabah besar, BCA akan terus menyempurnakan sistem cash management sebagai solusi finansial yang fleksibel bagi nasabah korporasi dan komersial & UKM. Di segmen komersial & UKM, BCA akan meningkatkan penyaluran kredit kepada nasabah yang prospektif serta terus berupaya memperbaiki infrastruktur kredit. BCA juga berencana menambah jumlah account officer sejalan dengan pertumbuhan bisnis serta meningkatkan kemampuan mereka melalui berbagai program pelatihan bagi karyawannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
4.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan oleh Pemerintah
Indonesia pada tahun 1946 dan awalnya sempat berfungsi sebagai bank sentral di Indonesia, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak 1955. BNI tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tahun 1996 dan menjadi bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Saham. BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010. Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah anak perusahaan, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun. Di akhir tahun 2014, jumlah aset yang dimiliki BNI tercatat sebesar Rp 416,6 Triliun dan jumlah karyawan sebanyak 26.536 orang. Jaringan layanan BNI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
tersebar di seluruh Indonesia melalui ke-1.766 outlet domestik dan di luar negeri melalui cabang-cabang di New York, London, Tokyo, Hong Kong, Singapura dan Osaka. Jaringan ATM BNI saat ini tercatat sebanyak 14.071 unit ATM dan didukung juga oleh jaringan ATM bersama dengan bank di Indonesia. Layanan BNI juga tersedia melalui 71.000 EDC, Internet Banking, dan SMS Banking.
5.
Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) berdiri pada 26 September 1955
dengan nama PT Bank Niaga. Di tahun 1987 CIMB Niaga menjadi bank lokal pertama yang menawarkan layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. CIMB Niaga mendapatkan izin usaha sebagai bank umum 11 November 1955, bank devisa 22 November 1974 dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah 16 November 2004. Selanjutnya pada 29 November 1989 CIMB Niaga menjadi perusahaan terbuka dengan dicatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia. November 2002, CIMB Group Holdings Berhad/CIMB Group (dahulu Commerce Asset-Holding Berhad) mengakuisisi saham mayoritas CIMB Niaga dari BPPN. Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham dialihkan ke CIMB Group dalam rangka konsolidasi seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platformuniversal banking. Selanjutnya September 2005, CIMB Group mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank, dan seluruh kepemilikan saham dialihkan kepada CIMB Group pada Oktober 2008 dan berubah menjadi CIMB Niaga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Pada tahun 2014, transaksi layanan finansial melalui Branchless Banking tumbuh sebesar 25,9%, di mana CIMB Clicks tumbuh mencapai 37,1%, layanan Go Mobile tumbuh 46,1%, layanan Rekening Ponsel tumbuh signifikan 351,3%, ATM & SST tumbuh masing-masing 13,6%, CDM tumbuh 80,9% dan BizChannel tumbuh sebesar 14,3%. Hal ini juga memberi kami keyakinan bahwa dengan pelayanan yang baik dan dukungan kemampuan sistem IT yang modern, CIMB Niaga mampu memberikan layanan perbankan yang inovatif, aman, mudah, dan tanpa batas kepada para nasabah. CIMB Niaga dalam Laporan Tahunan 2014 membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp3,2 triliun, turun 45,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,8 triliun. Hal ini merupakan pertama kalinya laba sebelum pajak Perusahaan mengalami penurunan semenjak tahun 2008. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terkait dengan naiknya gross NPL menjadi sebesar 3,9% dari 2,2% di tahun 2013, yang terutama disumbangkan oleh segmen bisnis perbankan korporat dan komersial. Di akhir 2014, Return on equity (ROE) tercatat sebesar 8,5%, turun dari 17,7% di tahun 2013, sementara rasio kecukupan modal atau CAR meningkat menjadi sebesar 15,6% dari 15,4% di tahun 2013. Total pendapatan operasional Perusahaan mencapai Rp13,5 triliun, dari sebelumnya tercatat mencapai Rp13,5 triliun di tahun 2013. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada beberapa lini usaha, namun juga dapat diimbangi dengan perlumbuhan yang sehat di beberapa lini usaha lainnya, termasuk kontribusi positif dari segmen bisnis Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
6.
PaninBank Tbk PT PaninBank Tbk merupakan hasil merger dari 3 bank yaitu Bank
Kemakmuran, Bank Industri Djaya Indonesia dan Bank Industri & Dagang Indonesia pada tahun 1971. Selanjutnya 1982 PaninBank menjadi bank devisa dengan mencatatkan sahamnya di BEI. Dengan struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal tinggi, PaninBank termasuk dalam bank kategori A yang tidak harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi 1998. PaninBank mencatat pertumbuhan yang sangat pesat dan diakhir tahun 2012 aset PaninBank secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 148,7 Trilliun dan menempatkan PaninBank pada posisi ke 7 dalam hal aset di indutri perbankan Indonesia. PaninBank saat ini memiliki 3 entitas anak, yaitu PT Clipan Finance Indonesia Tbk, PT Bank Panin Syariah, dan PT Verena Multi Finance Tbk. Total aset hingga akhir tahun 2014 mencapai Rp172,6 triliun atau merupakan salah satu dari 10 besar bank nasional. Kredit yang diberikan sebesar Rp111,9 triliun dan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp126,1 triliun dan modal sendiri sebesar Rp23,2 triliun. PaninBank memiliki 560 kantor yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Sebagai bank yang telah beroperasi lebih dari 43 tahun, PaninBank memiliki reputasi dan struktur permodalan yang terus ditingkatkan. Berbagai produk jasa inovatif tersedia bagi basis nasabah yang terus diperluas, termasuk menawarkan produk jasa dengan prinsip Syariah yang dikelola oleh PT
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
PaninBank Syariah Tbk., anak perusahaan PaninBank. PaninBank Syariah merupakan bank Syariah pertama di Indonesia yang go public pada bulan Januari 2014. Perjalanan panjang PaninBank memberikan pengalaman perbankan dengan layanan profesional untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi para nasabah dengan solusi tepat dan bernilai tambah. Untuk mendukung Visi dan Misi tersebut PaninBank terus menerus meningkatkan pengelolaan Sumber Daya Manusia, Teknologi, Informasi, Manajemen Risiko dan Penerapan Tata Kelola perusahaan berdasarkan prinsip Good Practices secara efektif.
7.
Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) didirikan tahun 2002 melalui
penggabungan lima bank di bawah pengawasan BPPN dengan tujuan memperkuat risiko secara sistemik, pengembangan produk dan sumber daya manusia. Permata bank terdaftar di BEI dengan kode BNLI memiliki dua pemegang saham utama yaitu Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk yang masing-masing memiliki 44,56%. Kombinasi dari kedua pemegang saham strategis memberikan keuntungan bagi Permata bank semakin tumbuh untuk memenuhi visinya yakni “Pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif”. Permata Bank adalah bank yang memiliki layanan lengkap di Indonesia, dengan fokus pada nasabah retail, middle market, SME, segmen local corporate dan value chain baik secara konvensional maupun syariah. Ditunjang dengan 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
mobilebranches, 261 office channelings syariah, 811 ATM Permata Bank di 58 kota di Indonesia dan akses ke lebih dari 50.000 ATM terhubung dengan Visa Plus, Visa Electron, MasterCard, maka semakin memperkuat jaringan layanan prima yang menjadikan andalan Permata Bank. Sebagai bank ketujuh terbesar di Indonesia saat ini dari sisi aset, PermataBank senantiasa berinovasi untuk memperkuat posisinya di mata nasabah sebagai „Bank untuk Anda dan Keluarga‟ Di tahun 2014, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 5,0%, melambat dari 5,6% di tahun 2013. Hal ini diakibatkan sejumlah faktor, termasuk perlambatan ekonomi global, meningkatnya kehati-hatian pelaku bisnis dalam tahun Pemilihan Umum, pengetatan belanja konsumen, depresiasi nilai mata uang rupiah, dan tekanan kenaikan inflasi. Kondisi tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi sektor perbankan nasional, termasuk bagi PermataBank. Ketatnya likuiditas perbankan menyebabkan kenaikan biaya pendanaan, sementara menurunnya permintaan kredit maupun melemahnya daya beli konsumen berimbas pada penurunan kualitas aktiva. Di tengah berbagai tantangan tersebut, PermataBank pada tahun 2014 membukukan laba sebelum pencadangan menjadi sebesar Rp3,22 triliun, meningkat sebesar 15%. Terutama, total pendapatan operasional mencapai Rp7,42 triliun atau 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan pada pendapatan imbal jasa. Pendapatan bunga bersih tumbuh 6% menjadi sebesar Rp5,43 triliun, terutama dari pertumbuhan kredit sebesar 11%, sementara pendapatan imbal jasa naik 23% mencapai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rp1,99
68
triliun, didukung oleh kinerja yang kuat di bisnis Bancassurance, trade finance, serta kontribusi laba dari penyertaan modal pada PT Astra Sedaya Finance (“ASF”). Pada tahun 2014, investasi difokuskan pada bidang pemasaran, perluasan dan optimalisasi jaringan distribusi cabang di kota-kota berkembang, dan peningkatan kapabilitas teknologi informasi termasuk penyempurnaan sistem.
8.
Bank Danamon Indonesia TBK PT Bank Danamon didirikan 1956 sebagai bank Kopra Indonesia
kemudian nama tersebut diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia (1976) dan tahun 1988 bank Danamon menjadi bank devisa yang mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Setelah terjadinya krisis keuagan Asia di tahun 1998, pengelolaan bank Danamon dialihkan di bawah pengawaan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sebagai BTO (Bank Taken Over). Pemerintah Indonesia melalui BPPN melakukan rekapitalisasi sebesar Rp 32,2 Trilliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Akibatnya dalam rangka program restrukturisasi, bank Danamon melaksanakan 8 proses merger dengan bank-bank BTO (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International, PT Bank Risjad Salim Internasional dan PT Bank ODFCI).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Sebagai bagian dari paket merger tersebut, bank Danamon menerima program rekapitalisasinya yang kedua dari pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 Trilliun. Sebagai surviving entity, bank Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Dalam pencapaian bisnis di tengah lingkungan usaha yang menantang di tahun 2014, total saldo pinjaman Danamon meningkat sebesar 3% menjadi Rp139 triliun, dengan diiringi rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terkelola pada angka 2,3%. Pendekatan manajemen untuk meningkatkan pinjaman secara hatihati dan memprioritaskan kualitas pinjaman telah diapresiasikan. Pertumbuhan pinjaman terutama datang dari nasabah Komersial (termasuk Syariah) dan UKM. Demikian juga terdapat pertumbuhan yang kuat pada segmen Trade Finance dan Retail. Pada sisi pendanaan, total pendanaan tumbuh 4% menjadi Rp145,7 triliun dengan simpanan Giro dan Tabungan (CASA) mencatat pertumbuhan 10% per tahun, sedangkan rasio CASA terhadap total pendanaan meningkat menjadi 49%. Rasio Regulatory Loan to Deposit pada akhir tahun 2014 adalah sebesar 92,6%, lebih baik dari 95,1% pada akhir 2013, dan lebih rendah dari LDR industri perbankan (BUKU 3 Bank) yang berada pada angka 99,6%. Rentabilitas tahun 2014, Danamon memperoleh laba bersih konsolidasi setelah pajak yang dinormalisasi (normalized* NPAT) sebesar Rp3,453 triliun, sedangkan reported NPAT adalah sebesar Rp2,604 triliun. Rasio-rasio keuntungan (reported) ROAA dan ROAE masing-masing adalah sebesar 1,4% dan 8,6%. Inisiatif untuk mengelola beban operasional secara hati-hati telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
menghasilkan dampak yang positif bagi tingkat keuntungan Danamon. Kenaikan belanja operasional tidak lebih dari 2% dimana tingkat inflasi tahun tersebut mencapai lebih dari 8%.
9.
Bank Tabungan Negara Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., atau yang lebih dikenal dengan
nama Bank BTN (selanjutnya disebut Perseroan) memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, tepatnya tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963. Pada tahun 1974, Perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat. Bank BTN mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Sebagai Bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan, Bank BTN juga sukses mempertahankan posisi sebagai satu dari 10 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Pada tanggal 31 Desember 2014, Negara Republik Indonesia memiliki 6.353.999.999 lembar Saham Biasa dan satu lembar Saham seri A Dwiwarna yang memiliki hak suara khusus, sehingga kepemilikan sahamnya sebesar 60,13%. Sedangkan sisanya 39,87% saham milik perorangan, badan usaha swasta maupun asing. 10. Bank OCBC NISP Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk (sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP) merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP berkembang menjadi Bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990, dan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor perbankan di Indonesia tanpa dukungan pemerintah. Saat itu, Bank OCBC NISP menjadi salah satu bank pertama yang segera melanjutkan penyaluran kreditnya dalam masa krisis. Selain itu, berkat dukungan Regent Pacific Private Equity (RPPE), sebuah perusahaan investasi yang berbasis di London, Bank OCBC NISP berhasil pula meningkatkan modalnya menjadi hampir 2 (dua) kali lipat melalui penerbitan ”Zero-Coupon Mandatory Exchangeable Notes” kepada pemegang saham pendiri. Karena adanya inisiatif ini, Bank mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi dan berkualitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian berbagai institusi internasional antara lain International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang memberikan pinjaman jangka panjang pada tahun 1999 dan kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 – 2010. Selain itu, sejak awal tahun 1990-an the Netherlands Development Finance Company (FMO) memberikan berbagai pinjaman jangka panjang dengan bunga menarik yang digunakan untuk penyaluran kredit pada segmen UKM. Selanjutnya, OCBC Bank - Singapura menjadi pemegang saham mayoritas Bank OCBC NISP melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank- Singapura saat ini memiliki saham Bank OCBC NISP sebesar 85,1%. Dengan dukungan dari OCBC Bank - Singapura, Bank OCBC NISP telah menetapkan program yang sangat dinamis untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi informasi dan jaringan kantor. Program ini kemudian memicu kepindahan kantor pusat Bank OCBC NISP ke OCBC NISP Tower di pusat Jakarta pada tahun 2006, yang memungkinkan akses langsung ke pusat bisnis di Indonesia. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Bank OCBC NISP menggunakan nama baru “OCBC NISP” sejak akhir tahun 2008, diikuti dengan transformasi besar di seluruh organisasi. Transformasi ini telah dilaksanakan dengan semangat menjadi “Your Partner for Life” bagi seluruh stakeholder. Sejalan dengan pengembangan bisnisnya, pada tahun 2012 Bank OCBC NISP juga memperbaharui budaya perusahaan yang disebut ONe PIC, untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam berperilaku dan bekerja. ONe PIC merupakan singkatan dari OCBC NISP one, Professionalism, Integrity, dan Customer Focus. Kini, Bank OCBC NISP memiliki 6.654 karyawan dengan motivasi tinggi untuk melayani nasabah di 337 kantor di 59 kota di Indonesia. Didorong oleh komitmen pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, dengan dukungan posisi likuiditas yang kuat, rasio modal yang sehat dan kualitas aset yang baik. Pada tahun 2014, Bank OCBC NISP telah berhasil mempertahankan peringkat kredit AAA dari Fitch Ratings Indonesia dan Pefindo, sehingga Bank OCBC NISP menjadi salah satu bank dengan peringkat tertinggi di Indonesia. Langkah besar juga diraih dalam mewujudkan rencana strategis untuk meningkatkan keberadaan bisnis di pasar-pasar utama, khususnya Cina, melalui transaksi akuisisi terbesar hingga saat ini, yaitu mengambil alih Wing Hang Bank yang sahamnya terdaftar di bursa Hong Kong. Bank OCBC NISP berkontribusi terhadap kinerja OCBC Group yang kuat di tahun 2014. Sepanjang tahun, Bank juga menjalin kemitraan yang kokoh dengan Great Eastern Holdings untuk ekspansi penawaran produk bancassurance serta berkolaborasi erat dengan OCBC Group untuk melayani nasabah lintas negara. Jaringan OCBC Group semakin diperluas dalam memberikan kemudahan akses bagi nasabah di lebih dari 630 cabang dan kantor yang tersebar di 18 negara dan wilayah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/