BAB III DATA
3.1
Data Awal Perancangan (Referensi Visual) 3.1.1 Folora dan Fauna Sulawesi merupakan satu satu pulau besar Indonesia, terletak pada bioregion Wallacea yang meyimpan pesona kehidupan biologinya. Pulau yang berbentuk “K” ini kaya dengan species endemik (62% dari total 127 species mamalia, 27% dari 328 species burung, 26% dari 117 species melata, 76% dari 25 jenis ampibia dan 77% dari 68 species ikan air tawarnya bersifat endemik Sulawesi). Disisi lain pengetahuan terhadap flora Sulawesi masih sangat terbatas, hal ini disebabkan kurangnya ekspedisi botani yang dilakukan ilmiah dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia. Koleksi specimen yang telah dilakukan di Sulawesi merupakan yang paling kecil di Indonesia (23 specimen/km2) (Kessler et al. 2002). Table 3.1 Objek Ikonik Makassar Gambar 3.1 Objek ikonik Makassar GAMBAR
PENJELASAN Burung Maleo Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon Maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55 cm, dan merupakan satusatunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Yang unik dari maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang. Ukuran telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam. Uniknya, dengan telor sebesar itu,
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
1
setiap habis bertelor Maleo langsung pisan. Saat ini Maleo mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit dan telur-telurnya yang diambil oleh manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini. Ciri-Ciri Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan. Populasi Tidak semua tempat di Sulawesi bisa ditemukan Maleo. Sejauh ini, ladang peneluran hanya ditemukan di daerah yang memliki sejarah geologi yang berhubungan dengan lempeng pasifik atau Australasia. Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi khususnya daerah Sulawesi Tengah, yakni di daearah Kabupaten Donggala (Desa Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupaten Luwuk Banggai. Populasi maleo di Sulawesi mengalami penurunan sebesar 90% semenjak tahun 1950-an. Berdasarkan pantauan di Tanjung Matop,Tolitoli,Sulawesi Tengah, jumlah populasi dari maleo terus berkurang dari tahun ke tahun karena dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus diburu oleh warga. Burung Maleo adalah burung endemik (hanya hidup secara alami di suatu kawasan) di Pulau Sulawesi, tepatnya
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
2
di Kabupaten Donggala (Desa Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupatren Luwuk Banggai, Sulawesi Sulawesi Tengah, serta di Sulawesi Utara. Nama ilmiah burung maleo adalah Macrocephalon yang berarti kepala besar. Burung Maleo memiliki tonjolan besar di atas kepala. Dan karena tonjolannya itu Maleo bisa mendeteksi panas bumi untuk menetaskan telurnya. Jumlah burung maleo sekarang ini diperkirakan kurang dari 10 ribu ekor. Dan akhirnya satwa ini dinyatakan sebagai satwa yang dilindungi karena para pemburu liar sering sekali mengambil telur-telur Maleo seenaknya. ANOA Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa ataupun kerbau. Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960an, Anoa berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
3
Panjang tubuh anoa 160-172 cm, ekornya 18-31 cm. Ukuran tubuh yang kerdil menjadi daya tarik anoa. Anoa gunung biasanya berukuran lebih kecil. Rata-rata tinggi badan anoa dewasa hanya 75 cm. Ada yang hanya 69 cm tapi ada mencapai 106 cm. Berat badan anoa 150-300 kg. Anak anoa berbulu tebal warna coklat kekuningan. Semakin tua, anoa semakin tidak berbulu dengan warna kulit coklat gelap sampai hitam. Anoa jantan berwarna lebih gelap. Anoa hidup sampai 25 tahun. Masa kehamilan 300 hari dan biasanya hanya melahirkan 1 anak setiap 2 tahun. Anak anoa meninggalkan induknya setelah berusia 3 tahun lalu memasuki masa puber. Anoa betina sering bersama 2-3 ekor anaknya yang berbeda umur. Anoa hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Habitatnya di hutan tropika dataran, savanna, kadang-kadang dijumpai di rawa-rawa dan di wilayah Sulawesi bagian Utara. Tarsius Primata Endemik Sulawesi terdapat 12 jenis Primata endemik, salah satu yang paling unik adalah marga Tarsius. Sulawesi adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki iklim tropis dan keaneka ragaman flora dan fauna yang sangat kaya. Hal inipula yang menjadikan Indonesia salah satu negara dengan ragam jenis primata terkaya di Dunia. Dari 195 jenis
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
4
primata yang diketahui 40 jenis ditemukan di Indonesia, dan 24 jenis diantaranya merupakan satwa endemik. Tarsius merupakan hewan nocturnal yakni hewan yang aktif melakukan kegiatan pada malam hari, Waktu istirahat digunakan pada siang hari. Primata ini berukuran tubuh kecil dengan mata yang lebar (bolak). Bobotnya antara 110-120 gr dengan panjang tubuh 115-120 mm. Hewan ini bisa dijumpai di hutan-hutan primer, sekunder bahkan di perkebunan tepi hutan, pemangsa berbagai jenis serangga, dengan keunikan hewan ini sebagian besar termasuk hewan yang setia pada pasangannya (monogamus). Tarsius juga hidup secara berkelompok pada pohon-pohon atau semak-semak tetapi tidak bersarang, bergerak dengan meloncat dari pohon yang satu ke pohon yang lain. berkomunikasi dengan menggunakan suara yang nyaring terhadap kelompoknnya. Ia meninggalkan air seni pada tempattempat yang disinggahi sebagai tanda wilayah kekuasaannya. Di Sulawesi terdapat beberapa jenis tarsius antara lain, Tarsius Spectrum, yang dapat di temui di (Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah,Cagar alam tangkoko Sulawesi Utara), Tarsius dianae,Tarsius pumilus yang dapat di temui di (Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah dan di gunung Latimojong Sulawesi Selatan), Tarsius sangiriensis yang hanya bisa di jumpai di (Sangihe dan Talaud Sulawesi Utara). Tarsius belum dapat dipastikan jumlah populasinya pada Hutan Tropis Sulawesi disebabkan masih kurangnya penelitian yang khusus pada sebaran dan populasinya, seperti halnya hewan
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
5
primata endemik Sulawesi lainnya satwa ini dilindung dengan UU No 5 tahun 1990. Ancaman utama kepunahan populasi Tarsius antara lain akibat kerusakan habitat alaminya yang disebabkan pembukaan hutan untuk industru kehutanan seperti HPH, dan konversi untuk perkebunan skala besar seperti sawit. Burung Allo Hewan Endemik Sulawesi (Rangkong) alah satu Flora khas sulawesi yang sangat terkenal adalah burung allo atau dalam nama Indonesia disebut Rangkong sulawesi, hewan ini merupakan salah satu burung endemik Sulawesi. Dari hasil survei burung yang dilakukan TNC pada tahun 2005. Allo merupakan salah satu dari enam spesies kunci yang penting bagi indikator kelestarian Taman Nasional Lore Lindu. Dari 54 jenis yang ada di dunia terdapat 14 jenis burung rangkong tersebar di Di Indonesia , dan terdapat 3 jenis endemik Indonesia. Tiga jenis yang endemik Indonesia itu ialah Penelopides exarhatus (Kangkareng Sulawesi) dan Aceros Cassidix (Julang Sulawesi) keduanya hanya ada di Sulawesi, serta Aceros averitti (Julang Sumba) hanya ada di Sumba. Semua jenis Rangkong di Indonesia dilindungi oleh undangundang dan terancam kepunahan akibat berbagai faktor. Di Sulawesi Tengah Taman Nasional Lore Lindu merupakan rumah yang sangat aman bagi spesies ini, Saat ini diperkirakan masih terdapat ribuan ekor burung
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
6
LONTARA Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinangpinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus flabellifer) menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah). Pohon Siwalan (Lontar) merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun mencapai panjang 100 cm. Kupu-kupu Bantimurung
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
7
Balla Lompoa
Tongkonan Toraja
Baju Bodo
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
8
Phinisi
Ayam Jantan dari TIMUR
Kuliner (Coto Makassar, Pisang Ijo, Konro, dll)
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
9
3.1.2. Kain tenun Tabel 3.2 Kain Tenun Sutra Makassar Gambar 3.2 Kain Tenun Sutra Makassar Motif Dasar Kain
Nama
Warna
Garis
Balo panji dan balo subik
Kain Ragam Hias
Horisontal Vertika
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
10
Balo subik
Kain Ragam Hias
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
Horisontal Vertika
11
3.1 .3 Contoh Produk IRRE
Gambar 3.3 Contoh Produk Kaos IRRE 1. Hasil Wawancara WAWANCARA dengan PEMILIK MACZ MAKASAR BRAND LOKAL Metode wawancara dengan menggunakan wawancara online melalui Facebook chating. Narasumber atas nama Ariyadi Arnas sebagai memilik brand MACZ. 1. Tanya: Sebagai pemain di industry desain di Makassar, menurut anda bagaimana perkembangan desain di makassarSebagai anak muda Makassar, bagai mana menurut ta perkembangan desain di makassa,r utamanya desain grafis kaos ? Jawab: (11:08pm), ok menurut sy, udah ada perkembgan, tetapi belum signifikan. Di Daerah Makassar sendiri, lebih banyak distro2 dari luar khususnya dari Bandung,... ini jg yang menjadi kendala karena pasar distro bergeser ke arah distro bandung, Kalo di Makassar sendiri sudah ada yang bermunculan dengan tema makassarisme seperti • OKKO; • COMBAD;
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
12
• DAENG; • MACZ; • KALUKU; • CELL. dll tapi yang paling berpengaruh itu adalah DAENG dan OKKO mereka udah punya pasar tersendiri. 2. Tanya: (11:13pm) diantara banyak brand lokal yang ada di Makassar, apakah ada spesifikasi tersendiri ? misalnya khusus menangkat khusus makanan, sejarah, atau tema lain ? atau menyesuaikan pasar ? Jawab: (11:16pm) di Makassar itu desainernya idealis, mereka tetap melakukan inovasi2 dengan tema lokal. contohnya yang telah disebutkan dalam pertanyaan tadi. Walau telah banyak juga desain yang ada dipasar. Dan tetap menjadi pilihan konsumen, karena pada dasarnya orang makassar merintdukan desain lokal dengan kualitas internasional 3. Tanya: (11:16pm) peran pemerintah daerah sendiri untuk industri kaos ini gimana ? lebih khusus ke brand lokal ? Jawab: (11:17) pm Belum ada tanda2 dari pemerintah, cuma menunggu kreativitas dari masyarakatnya saja 4. Tanya: (11:18pm) Sebagai generasi muda makassar yang bermain dalam industri kreative, apa pernah terfikirkan untuk mengaplikasikan ragam hiar lokal makassar kedalam kaos ? ragam hiar yang dimaksud seperti ragak yang dipakai pada kain sutra yang terkenal di Sul-sel Jawab: (11:19pm) selalu!, dan itu seudah menjadi tren baru di Sulsel tren positif hanya saja baru dalam tahap imajinasi, orang2 disini sudah sangat pengen melihat yg seperti demkian. tp aplikasi dan realisasinya masih ditunggu, apa di makassar tidak bisa dikembangkan ? kendala tetap pada link percetakan, kesepakan harga, transportasi, dan masih kurang kreatif masih membangun hubungan dengan link percetakan, membangun hubungan kepercayaan, kalpun beli mesin cetak., harganya tetap melambung tinggi. 5. Tanya: (11:23) bagaimana prosepek desain dengan tema lokal makassar menurut ta ? esetidaknya untuk 5 tahun kedepan Jawab: (11:27) menurut sy prospeknya tetap naik, walau sedikit perubahannya makassar belum percaya diri.
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
13
2. Hasil Quisioner Tabel 3.3 Hasil Quisioner MATRIK HASIL PENGUMPULAN DATA TENTANG RAGAM HIAS DI MAKASSAR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Tahu kah anda tentang ragam hias khas Makassar (sul-sel) ? Dari mana anda melihat motif atau ragam hias Makassar ? Pernah belajar secara khusus tentang ragam hias ? Seberapa sering anda menggunakan baju Kaos dalam keseharian ? Pernah menggunakan kaos dengan desain khas lokal Makassar ? Menurut anda, apa perlu sebuah ciri khas makassar diangkat kedalam media kaos ? Menurut anda bagaimana perkembangan tren clothing di Makassar ? Menurut anda, seberapa besar peran pemerintah dalam membesarkan industry clothing di Makassar Unsur apa yang mempengaruhi jika hendak membeli kaos ? Dimana anda biasa membeli baju kaos ? Total
a
b 45 51 11 71 81 66 30 30 10 70 465
c 61 9 1 30 6 34 71 20 6 3 241
d 9 20 100 5 30 20 10 31 10 42 277
e 5 40 8 14 3 9 39 20 5 143
74 74
Dibawah ini adalah hasil analisis dari 10 pertanyaan yang kami analisis timana kami melalukan pengumpulan dari ke 120 orang dengan system random dari umur 21-35 tahun dengan ragam latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga professional. Adapun hasil rinciannya sebagai berikut. Gambar 3.4 Hasil Wawancara
1. Tahu kah anda tentang ragam hias khas Makassar (sul-sel) ? Tahu
Sedikit mengetahui 8%
Tidak Tahu
2. Dari mana anda melihat motif atau ragam hias Makassar ?
Tidak tahu sama sekali
Media
Buku
4%
Karya Tenun Daerah
8% 37%
37%
51%
51%
3. Pernah belajar secara khusus tentang ragam hias ? Penah
Berencana
Tidak Pernah
7% 9%
Lain-lain
4. Seberapa sering anda menggunakan baju Kaos dalam keseharian ? Setiap Hari
1%
3 kali dalam seminggu 4% 25%
5. Pernah menggunakan kaos dengan desain khas lokal Makassar ? Kadang-kadang
Tidak Samasekali
3%
Lainnya
1 kali dalam seminggu
Tidak Pernah
12%
59%
83%
Pernah
Lain-lain
4%
6. Menurut anda, apa perlu sebuah ciri khas makassar diangkat kedalam media kaos ? Sangat Pelu
Perlu
Tidak Perlu
Lainnya
1%
25%
16% 67% 5%
28%
55%
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
14
Total 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 1200
7. Menurut anda bagaimana perkembangan tren clothing di Makassar ? Sangat Bagus
Gabus
Biasa Aja
Lain-lain
8%
8%
25%
59%
8. Menurut anda, seberapa besar peran pemerintah dalam membesarkan industry clothing di Makassar Departement Store
Factory Outlet
Distro
9. Unsur apa yang mempengaruhi jika hendak membeli kaos ? Unsur Bidaya Lokal
Bahan yang bagus
Desainnya yang kren
Semua benar
Jahitan yang rapih
Online Store
4%
8%
5% 8%
35%
62%
58%
17%
3%
8. Menurut anda, seberapa besar peran pemerintah dalam membesarkan industry clothing di Makassar Sangat Besar
Biasa Aja
32% 26%
Tidak Berpengaruh
Lain-lain
25% 17%
Eksplorasi Motif Ragam Hias Makassar dalam Pencitraan Grafis Produk “Karaeng IRRE”
15