BAB III CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MENURUT UNDANGUNDANG DAN PT. ARUN NGL
A. Sejarah Singkat Lahirnya Corporate Social Responsibility dan Pengertian Corporate Social Responsibility Tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility atau yang dikenal dengan sebutan CSR, menjadi sebuah topik klasik yang menarik perhatian dunia usaha bisnis di Eropa dan Amerika Serikat sejak lebih kurang satu abad yang lalu. Pada awalnya khusus mengenai CSR mengarah pada suatu kondisi dilematis
antara
stakeholders
yang
dihasilkan
perusahaan
dan
upaya
memaksimalkan kepentingan publik. Dengan kata lain, keterlibatan perusahaan dalam sebuah tanggung jawab sosial selalu meningkatkan konflik tentang fungsi direksi yang harus mengabdi pada kepentingan yang terbaik bagi perusahaan atau menjadikan perusahaan sebagai warga negara yang baik. CSR yang kini marak diimplementasikan banyak perusahaan, berkembang setelah terjadi revolusi industri, dimana kebanyakan perusahaan memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produk dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Hal itu dikarenakan terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan
masyarakat disekitarnya. Selain itu kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasional perusahaan. Hal itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep CSR. Sejarah CSR dunia terbagi atas beberapa fase. Untuk fase pertama pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke-19. Pada waktu itu Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Pasa saat itu, banyak perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal itu jelas membuat emosi masyarakat. Emosi yang meluap membuat masyarakat melakukan aksi protes. Menanggapi hal itu, pemerintah Amerika Serikat pun melakukan perubahan peraturan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Dimana perusahaan harus bertindak adil dan menghargai masyarakat. Gaji buruh harus dikeluarkan dan
tidak
ada
diskriminasi
harga
kepada
masyarakat
Amerika. 44
Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an. Dimana pada waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah 44
http://gunnaharmyani.blogspot.com/2013/05/sejarah-dan-landasan-csr.html, diakses pada tanggal 29 September 2015.
terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat. 45 Gema CSR dimulai pada tahun 1960-an saat dimana secara global masyarakat dunia baru pulih dari keterpurukan akibat Perang Dunia I dan II, serta mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Howard R. Bowen, lewat karyanya yang berjudul Social Responsibility of The Bussiness. 46 CSR pada saat itu juga diramaikan dengan terbitnya buku legendaries berjudul “silent spring” karya Rachel Carson, seorang ibu rumah tangga, yang menulis betapa berbahayanya pestisida bagi manusia dan lingkungan hidup. Pemikiran Carson ini kemudian mengilhami pelanggaran penggunanaan DDT di Amerika Serikat. Gerakan konsumerisme yang sehat dan bebas dari bahan kimia ternyata berhasil membalikkan pemikiran perusahaan-perusahaan makanan untuk memproduksi makanan yang bebas dari bahan kimia. Selain itu, dalam kemasan makanan hasil
45
http://gunnaharmyani.blogspot.com/2013/05/sejarah-dan-landasan-csr.html, diakses pada tanggal 29 September 2015. 46 Elvinaro Ardianto, Dindin M. Machfudz, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2011, hlm 47.
produksi harus dicantumkan nutrional fact. Perusahaan juga dituntut terbuka dalam setia promosinya (sebagai pembelajaran konsumen). Sejak saat itu pemikiran tentang pentingnya perhatian terhadap masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat kian serius dan meluas. Karakter CSR era tahun 1960-an diatas telah memunculkan karakter pemicu CSR: (1) CSR muncul sebagai respons kesadaran etis dalam berbisnis (business ethic) secara personal pemilik modal, sehingga CSR merupakan bentuk sikap derma yang ditunjukkan pada masyarakat sekitar; (2) Wujud CSR bersifat karitatif (charity activity) dan insidentil, yang bergantung pada kondisi kesadaran dan keinginan pemilik modal. Bentuknya apa, kapan, dan kepada siapa bantuan diberikan, sangat bergantung pada kemauan sang pemilik modal; (3) Tipe kontrak yang
mendasari
CSR
bersifat
stewardship
principle.
Konsep
tersebut
mendudukkan pelaku bisnis (businessman) sebagai steward (wali) masyarakat, sehingga perlu mempertimbangkan stakeholder. Karakter era CSR diatas, aplikasinya belum bertitik tolak pada community based dan dampak negative esternalities yang ditimbulkan. CSR lebih didudukkan sebagai amal pemilik modal, yang muatan esensinya lebih karena itikad baik pemodal belaka. 47 Pada tahun 1970-an, terbitlah The Limits to Growth yang merupakan buku monumental dan fenomenal yang ditulis oleh Club Of Rome yang sampai sekarang selalu diperbarui. Buku ini mengingatkan masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak mempunyai keterbatasan daya eksploitasi alam mesti dilakukan
47
Ibid., hlm 48.
secara hati-hati agar pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan 48. Baru pada dasawarsa 1990-an yang diwarnai dengan pendekatan seperti pendekatan integtral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil society. CSR kembali menarik perhatian dunia pada saat diselenggarakan KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Jeneiro, Brazil. Pentingnya CSR dengan peran strategis dari perusahaan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang berbasis pada keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
49
Pertemuan ini menghendaki agar eksploitasi dalam aktifitas-
aktifitas perusahaan tetap memperhatikan keseimbangan dan daya dukung lingkungan hidup. Perusahaan semestinya melakukan upaya-upaya untuk menyeimbangkan
peran-peran
ekonominya
dengan
akibat-akibat
yang
ditimbulkan oleh aktifitas ekonomi tersebut baik terhadap manusia maupun lingkungan hidup di sekitarnya. Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan dimana mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk data menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain, merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. 50 Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Bab 48
Ibid., hlm 49. Bambang Rudito dan Melia Femiola, Op.cit, hal. 234. 50 Bambang Rudito, Op.Cit., hal 207. 49
V Pasal 74, CSR disebut dengan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu global terutama dalam dunia bisnis sendiri. Akan tetapi walaupun telah menjadi isu global, sampai saat ini belum ada suatu definisi tunggal dari tanggung jawab sosial yang diterima secara global. Secara etimologis Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau koorporasi. Berikut adalah beberapa definisi dari CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan: 1. Komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. 51 2. Coorporate Social Resonsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. 52 3. Daniel Seligman menyebutkan bahwa “tanggung jawab sosial perusahaan adalah rumit sebagian karena tidak adanya lawan yang secara umum telah disetujui, paling sedikit tampaknya tidak ada yang menganjurkan agar perusahaan tidak perlu mempunyai tanggung jawab sosial”. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dikatakan rumit karena tidak ada lawna yang disetujui, ini berarti tanggung jawab sosial perusahaan belum merupakan tanggung jawab yang harus dipikul oleh perusahaan atau dengan kata lain perusahaan antara mau dan tidak mau untuk mempunyai tanggung jawab sosial. 53 4. Menurut Hackston dan Milne, tangggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social responsibility atau social disclosure, corporate social reporting, social reporting merupakan 51
Pasal 1 butir 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Elvinaro Ardianto, Dindin M. Machfudz, Op. Cit., hlm 34. 53 Habib Adjie, Loc. Cit. 52
proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. 54 Pembahasan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial ini, sangat terasa penting dan tepat dengan berdasarkan pancasila, yang menjadi dasar dalam segala bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
B. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility Sesuai dengan perkembangan jaman, sudah merupakan keharusan perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial. Meskipun demikian, ternyata masih tidak mudah untuk memberikan batasa atau ruang lingkup dari tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Menurut Basu Swastha DA dan Ibnu Sukotjo W, ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan mencakup hal hal seperti bidang kesehatan, informasi konsumen, praktek tanpa diskriminasi dan pemeliharaan lingkungan fisik. 55 Sonny
Keraf
melihat
ruang
lingkup
Corporate
Social
Responsibility tersebut dengan menyebutkan ada dua jalur tanggung jawab sosial sesuai dengan dua jalur relasi perusahaan dengan masyarakat, yaitu relasi primier dan relasi sekunder, dirumuskan sebagai berikut: 1. Terhadap Relasi primer, misalnya memenuhi kontrak yang sudah dilakukan dengan perusahaan lain, memenuhi janji, membayar utang, member pelayanan pada konsumen dan pelanggan secara memuaskan, bertanggung jawab dalam menawarkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan mutu yang baik, memperhatikan hak karyawan, kesejahteraan
54
http://massofa.wordpress.com/2010/12/31/tanggungjawab-sosial-perusahaan/, diakses pada tanggal 29 September 2015. 55 Basu Swastha DH., Ibnu Sukotjo W. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern), Edisi ketiga, Yogyakarta: Liberty, 1993, hal 27.
karyawan dan keluarganya, meningkatkan keterampilan dan pendidikan karyawan dan sebagainya. 2. Terhadap relasi sekunder, bertanggung jawab atas operasi dan dampak bisnis terhadap masyarakat pada umumnya, atas masalah-masalah sosial seperti lapangan kerja, pendidikan, prasarana sosial, pajak, dna sebagainya. 56 Jika dikaji lebih lanjut sebenarnya ada dua hal yang berkaitan dengan ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan yaitu: a. Internal, merupakan tanggung jawab kedalam perusahaan itu sendiri, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawannya, terhadap mutu bahan yang dipergunakan agar menghasilkan barang yang baik atau hal-hal yang berkaitan dengan produksi. b. Eksternal, merupakan tanggung jawab ke luar perusahaan, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap lingkungan yang berada disekitar perusahaan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya, bertanggung jawab terhadap barang-barang yang dibuat (dipasarkan) atau pasca produksi. 57
C. Pengaturan Hukum Mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Arun NGL Pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan di Indonesia termasuk CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL tentu harus memiliki dasar hukum yang sama agar para pengusaha dapat melaksanakan CSR sebaik-baiknya dan tidak dilakukan tanpa melihat pengaturan yang ada. Dasar hukum CSR yang terdapat di Indonesia antara lain: 1. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan” 58 56
Elvinaro Ardianto, Dindin M. Machfudz, Op. Cit., hlm 36. Ibid., hlm 30. 58 Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 57
Yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan di bidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Terlepas peran yang diberikan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 merupakan suatu keharusan untuk melaksanakaan CSR berdasarkan prinsip GCG yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka, dengan demikian langkah dua Undang-Undang tersebut sebagai suatu kewajiban yang memiliki sanksi (strict liability) adalah suatu keputusan yang tepat, khususnya bagi industri di bidang yang berkaitan dengan eksplorasi sumber daya alam seperti halnya PT. Arun NGL dalam mengolah gas bumi di Aceh. Termasuk juga melaksanakan amanat konstitusi UUD 1945 hasil amandemen, khususnya Pasal 33, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat yang selama ini belum terwujud dan dirasakan masyarakat. 59 Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 adalah peraturan yang memayungi pelaksanaan CSR di Indonesia. Dengan demikian sesuai dengan amanah yang diberikan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut, pemerintah perlu membuat aturan pelaksanaannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Dengan dimasukkannya CSR dalam UU No. 40 Tahun 2007, CSR yang awalnya muncul karena kesadaran perusahaan dan lebih merupakan moral liability menjadi legal liability, walaupun sanksi yang diterima oleh perusahaan adalah dari UU terkait. 60 Dengan dimasukkannya CSR kedalam UUPT menimbulkan konsekuensi bagi PT, yaitu: a. PT harus memiliki corporate identity Sebelum melaksanakan kegiatan CSR-nya perusahaan harus mampu mengidentifikasikan dirinya melalui visi, misi dan nilai-nilai perusahaan serta menempatkan dirinya dalam posisiyang tepat ditengah komunitas dan lingkungannya. Identitas perusahaan ini akan menentukan konsepsi dan cara pandang perusahaan terhadap kegiatan CSR yang akan mereka lakukan dan penuangannya dalam rencana 59 60
Ibid., hlm 15. Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, Op. Cit., hlm 100.
kerja tahunan duna mencapai kinerja yang terbaik. b. PT
harus
mampu
merumuskan
kegiatan
CSR-nya
dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
CSR bukanlah kegiatan philanthrophy, Pelaksanaan CSR memerlukan keterlibatan dari stakeholder, Pelaksanaan CSR menuntut keterlibatan aktif perusahaan, Tujuan pelaksanaan CSR adalah sustainability perusahaan, lingkungan dan sosial, 5) Pelaksanaan CSR disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan khususnya. 61 Dalam pasal 74ayat (2) UUPT, bahwa tanggung jawab sosial
merupakan kewajiban perseroan yang wajib dianggarkan dalam anggaran (keuangan) perseroan. Dengan kewajiban seperti itu, tanggung jawab sosial bagi setiap perusahaan, wajib menghitung dengan cermat setiap pengeluaran perseroan, sehingga keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan bersih yang tidak perlu dikurangi kewajiban lainnya. Dalam pasal 74 ayat (2) UUPT, untuk perseroan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut, sanksi yang akan diatur tersebut harus ditegaskan: a. Bentuk dan jenisnya. Sebaiknya jangan sanksi berupa pengenaan sejumlah uang atauapun pidana, tetapi berupa kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial tertentu yang sesuai atau berkaitan dengan bidang usaha perseroan. b. Sanksi harus dijatuhkan oleh suatu institusi atau lembaga yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut, dan bersifat independen. c. Sanksi yang dijatuhkan oleh lembaga tersebut bersifat mengikat dan final. Artinya tidak ada proses hukum kepada instansi lainnya. d. Setiap sanksi yang dijatuhkan wajib diawasi dan diaudit oleh suatu lembaga yang independen. e. Jika perseroan yang dijatuhi sanksi tersebut, tidak mematuhinya atau menurut lembaga yang mengawasi dan mengaudit tersebut tidak 61
Ibid., hlm 101.
sepenuh hati melaksanakannya, maka lembaga tersebut dapat menunjuk lembaga lainnya untuk melaksanakan kewajiban sosial tersebut dengan biaya dari perseroan yang dijatuhi sanksi, atau f. Lembaga yang ditunjuk tersebut dapat merekomendasikan kepada pemerintah, agar segala izin yang berkaitan dengan perseroan tersebut dicabut. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyebutkan; “Setiap penanam modal berkewajiban: a. Menetapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan e. Mematuhi peraturan perundang-undangan. 62
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 ini menegaskan bahwa dalam melaksanakan penanaman modal baik terhadap pihak penanam modal asing maupun lokal, berkewajiban memperhatikan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan juga harus melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Maka, dengan demikian prinsip GCG dan CSR dalam hal penanaman modal bukan lagi merupak suatu responsibility (tanggung jawab moral), tetapi sudah merupakan liability (kewajiban hukum). Oleh karena itu, jika hal ini tidak dilaksanakan dengan baik memiliki dampak hukum, yaitu berupa saksi yang diatur dalam pasal 34 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, yaitu:
62
Pasal 15 Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
a.
Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 dapat dikenai sanksi administrasi berupa: 1) Peringatan tertulis; 2) Pembatasan kegiatan usaha; 3) Pembekuan kegiatan; 4) Pencabutan kegiatan usaha dan/atau penanaman modal;
b.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
c.
Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pemberian sanksi ini terkait dengan ikut sertanya pemerintah bukan hanya sebagai legulator pelaksana investasi, tetapi juga melaksanakan tugas pengawasan terhadap investasi ynag tidak memgang teguh prinsip GCG. Kepedulian pemerintah juga terhadap masyarakat dan lingkungan dengan mewajibkan semua penanam modal melaksanaka prinsip CSR ini. Maka, apabila prinsip GCG dilaksanakan dengan baik, tentu CSR juga dapat berjalan dengan baik dan tidak mungkin dilanggar oleh para investor yang akan menanamkan sahamnya di Indonesia. Para investor asing yang juga terbiasa dengan prinsip CSR ini jika akan memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi, pasti memilih
perusahaan yang benar melaksanakan prinsip CSR. Adapun pengaturan hukum tanggung jawab sosial dan lingkungan lainnya di Indonesia berikut diantaranya : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan Pasal 68, setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban: a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu; b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 63 2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 merupakan lex specialis derogate lex generalis dari Pasal 74 ayat (4) Undnag-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dimana dalam Peraturan Pemerintah ini dikatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas dilaporkan dalam laporan tahunan serta memuat sanksi yang diatur lebih lanjut di dalam perundang-undangan. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan CSR. Bila perusahaan dapat menerapkan GCG, maka hal itu akan membawa dampak positif bagi keberlanjutan perusahaan, yang pada dasarnya memuat nilai-nilai etika bisnis sebagai basis
63
Pasal 68 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
menuju praktik CSR. Terdapat 5 (lima) prinsip GCG yang dapat diadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, yaitu: 1. Keterbukaan informasi (transparency) Keterbukaan informasi (transparency) secara sederhana dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup dan, akurat, tepat pada waktu kepada segenap -pihak yang pihak berkepentingan. 2. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas (Accountability) maksudnya adalah kejelasan fungsi, struktur, system, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. 3. Pertanggung jawaban (Responsibility) Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya termasuk masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan, dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup memelihara lingkungan bisnis kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perushaan juga mempunyai peran untuk bertanggungjawab selain kepada pemegang saham juga kepada pihal yang berkepentingan. 4. Kemandirian (indepedency) Kemandirian (indepedency) intinya mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara professional tanpa adanya kepentingan dan tanpa tekanan Atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku. 5. Kesetaraan dan kewajaran (fairness) Kesetaraan dan kewajaran (fairness) menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diharapkan kesetaraan dan kewajaran dapat menjadi factor pendorong yang dapat memonitori dan memberikan jaminan perlakuan yang adil diantara beragam kepentingan dalam perusahaan. 64 Dari 5 prinsip GCG ini, prinsip pertanggungjawaban (responsibility) merupakan prinsip yang mempunyai keterkaitan paling dekat dengan CSR. Dalam 64
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Gresik: Frascho Publishing, 2007, hal, 11-12.
prinsip ini, penekanan yang paling tegas diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya perushaan. Melalui prinsip ini diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan
dampak
yang
harus
ditanggung
oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan terhadap jalannya perusahaan, sehingga harus memperhatikan kepentingan dan nilai tambah dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya perusahaan. Adapun peraturan yang mengatur mengai CSR bagi BUMN tertuang dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Pada pasal tersebut disebutkan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN (Pasal 88 ayat (1)). Selain itu, dalam penerapan CSR tersebut, CSR tidak berdiri sendiri melainkan adanya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam hal ini pelaksanaan CSR yang diatur dalam pasal 74 UUPT 2007 berbeda dengan Program Kemitraan dengan Pengusaha Kecil maupun dengan Program Bina Lingkungan yang diwajibkan kepada BUMN.
BAB IV PENERAPAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. ARUN NGL
A.
Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Arun NGL Dewasa ini, perusahaan bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk
menciptakan profit semata demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap aspek sosial dan lingkungannya. Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya. Berbicara mengenai suatu kebijakan dalam suatu perusahaan sudahlah pasti tidak lepas dari tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang di dalamnya memuat sejumlah aturan dasar bagaimana cara menjalankan suatu perusahaan. Kebijakan mengenai CSR PT. Arun NGL, diatur dalam GCG, dimana GCG PT. Arun NGL sendiri mengadopsi beberapa ketentuan-ketentuan baik peraturan dari lokal maupun global. PT Arun NGL adalah perusahaan penghasil Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh, Indonesia.PT Arun NGL sebagai perusahaan Joint Venture antara PT PERTAMINA, Mobil LNG Indonesia Inc, dan JILCO yang didirikan pada tanggal 26 November 1974. Status kepemilikan saham saat ini adalah PT
PERTAMINA (55 %), Mobil LNG Indonesia Inc. (30 %) dan JILCO (15 %). Saat ini kapasitas desain produksi LNG adalah sebesar 12,5 juta ton/tahun. PT Arun NGL pernah sebagai pionir produsen LNG terbesar pertama di dunia dengan puncak produksi mencapai 12,68 juta ton/tahun atau 224 kargo pada tahun 1994. Perusahaan ini memiliki peran strategis dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi devisa negara. Sifat operasi PT Arun NGL adalah sebagai perusahaan nirlaba (Non Profit Company) yang ditugaskan sebagai operator untuk mengoperasikan kilang LNG Arun, sedangkan asetnya adalah milik negara di bawah pengelolaan Kementrian Keuangan (DJKN). 65 PT Arun NGL merupakan salah satu kilang LNG teraman dan terhandal dunia, hal ini terbukti dengan diberikannya penghargaan K3 dan Lingkungan Hidup oleh badan-badan Internasional dan nasional antara lain “15 kali penghargaan Sword of Honour” dari British Safety Council-Inggris, “9 kali penghargaan Award of Honor“ dari National Safety Council-USA, “2 kali PROPER Hijau” dan “Patra Nirbhaya Karya Utama Adi Nugraha”
dari
Pemerintah Indonesia dengan capaian jam kerja 88.713.052 jam kerja aman. 66 Oleh karena itu, dalam rangka penerapan pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Arun NGL, maka segenap jajaran di perusahaan harus selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Visi dan misi PT. Arun NGL yaitu: 1. Visi CSR PT. Arun NGL yaitu mewujudkan terciptanya pengembangan 65
Sustainability Report, Laporan Blue Print Program CSR 2013-2018 PT. Arun NGL,
hlm 3. 66
Ibid., hlm 4.
kualitas stakeholders yang berkelanjutan melalui implementasi program yang terarah dan terencana sesuai dengan bisnis inti yang dijalankan. 2.
Misi CSR PT. Arun NGL adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Adapun misi yang dijalankan terkait Program CSR PT Arun NGL meliputi: a.
b.
c.
d.
Mengimplementasikan komitmen untuk menciptakan kondisi lingkungan dan stakeholder yang berkelanjutan melalui programprogram CSR yang dilakukan. Mengimplementasikan komitmen perusahaan untuk menciptakan peningkatan kualitas sosial-ekonomi yang berkelanjutan melalui program-program CSR yang dilakukan. Mewujudkan terciptanya peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa Indonesia melalui program bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Meningkatkan kualitas dan mutu pengembangan SDM terutama dalamnpengembangan kompetensi sesuai dengan bisnis inti yang dilakukan. 67
Selain itu, adapun tujuan objektif yang ingin dicapai dari pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL yaitu: 1.
Memberikan kontribusi dan nilai tambah yang positif bagi seluruh stakeholder,
membangun
hubungan
yang
harmonis,
serta
menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan dan lingkungan sekitar. 2.
Memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terintegrasi dengan strategi bisnis dan bisnis inti perusahaan.
3.
Membangun citra dan reputasi perusahaan yang positif dalam mewujudkan terciptanya perusahaan yang handal yang mampu
67
Ibid., hlm 5.
memberikan kontribusi nyata terutama terkait
pengembangan
kualitas SDM dalam peningkatan keahlian dalam bidang oil & gas. 68 Identifikasi stakeholder terkait yang berperan dalam program dan sasaran CSR PT Arun NGL. Stakeholder yang teridentifikasi di PT Arun NGL diantaranya meliputi : a. Pemerintah (Pemerintah pusat, Pemda) dan instansi terkait dengan regulasi bisnis PT Arun NGL. b. Shareholder, PT. Pertamina, Mobil LNG Indonesia Inc, dan JILCO c. Vendor. d. LSM dan Media. e. Masyarakat di sekitar lokasi operasional. 69 Di Indonesia, CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang termaktub pada pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini menuntut wajib bagi para perusahaan termasuk PT. Arun NGL untuk melaksanakan International Organitation for Standardization atau lebih dikenal dengan ISO 26000. ISO 26000 merupakan standard global yang berlaku secara internasional sebagai referensi dan patokan bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai komitmen untuk membentuk masa depan bisnis yang bertanggung jawab. ISO 26000 ini akan menjadi landasan perspektif perusahaan dalam menentukan kebijakan tentang konsep dan aplikasi dari tanggung jawab sosial berbagai isu sosial yang perlu dikaji dalam rangka operasionalisasi bisnis yang bertanggung jawab. ISO 26000 bertujuan untuk menyediakan dukungan
68 69
Ibid., hlm 6 Ibid., hlm 7
praktis yang terkait dengan operasionalisasi tanggung jawab sosial, identifikasi dan perlibatan stakeholders dalam program-program komunitas, dan
upaya
meningkatkan kredibilitas serta citra atas laporan dan klaim dari aktifitas perusahaan yang berorientasi kepada tanggung jawab sosial. 70 Untuk menentukan ruang lingkup Corporate Social Responsibility perusahaan, serta mengidentifikasi isu-isu yang relevan dan menetapkan prioritas, organisasi harus membahas Core Subject ISO 26000, yang terdiri dari: 1.
Tata Kelola Organisasi. Tata kelola organisasi adalah sistem dimana organisasi membuat dan
mengimplementasikan keputusan dalam mencapai tujuannya. Tata kelola organisasi terbagai dua yaitu mekanisme formal berdasarkan struktur dan proses yang sudah ditetapkan sebelumnya dan mekanisme informal yang muncul karena pengaruh budaya dan nilai-nilai organisasi, biasanya mekanisme informal ini sering dipengaruhi oleh orang-orang yang memimpin organisasi. Tata kelola organisasi adalah fungsi inti dari setiap jenis organisasi karena tata kelola merupakan kerangka untuk membuat keputusan dalam organisasi. Sistem tata kelola sangat bervariasi, tergantung pada ukuran dan jenis organisasi, konteks ekonomi, politik, budaya dan sosial lingkungan di mana organissi beroperasi. Sistem ini diarahkan oleh seseorang atau sekelompok orang (pemilik, anggota, konstituen atau orang lain) yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tata kelola yang efektif harus didasarkan pada penerapan prinsip-prinsip 70
42.
Erwin Suryatama, Aplikasi ISO Sebagai Standar Mutu, Kata Pena, Jakarta, 2014, hlm
tanggung
jawab
sosial
dalam
pengambilan
keputusan
dan
implementasinya. Prinsip-prinsip ini adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Akuntabilitas, Transparansi, Perilaku etis, Menghormati kepentingan stakeholder, Menghormati aturan hukum, Menghormati norma-norma perilaku internasional, dan, Menghormati hak asasi manusia. 71 Selain prinsip-prinsip ini, organisasi harus mempertimbangkan tindakan,
Subjek inti dan isu-isu tanggung jawab sosial ketika menetapkan dan meninjau sistem tata kelola. PT Arun NGL sudah menerapkan panduan yang menyeluruh untuk semua bagian operasinya. Kebijakan tersebut tertuang dalam: 1) 2) 3) 4) 5)
Visi, Misi dan Objektif 2014. Procedure & Policy Guidelines (PPG). Process Safety Management (PSM). Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Job Description dari setiap pekerjaan. 72 Kelima alat tersebut adalah instrument yang mengatur PT Arun NGL baik
secara organisasi, maupun individu dalam bersikap dan memutuskan dalam setiap kegiatannya. 2.
Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia adalah hak dasar bagi semua manusia. Ada dua kategori
hak asasi manusia.
71
Ibrahim, Johannes, Hukum Organisasi Perusahaan, Refika Aditama, Bandung, 2006,
hlm 72. 72
Sustainaility Report, Op.Cit., hlm 8
1)
Kategori pertama menyangkut hak-hak sipil dan politik dan termasuk hak seperti hak untuk hidup dan kebebasan, persamaan di depan hukum dan kebebasan berekspresi. Kategori kedua, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dan termasuk hak untuk bekerja, hak atas pangan, hak atas standar kesehatan tertinggi, hak atas pendidikan dan hak atas jaminan sosial. 73
2)
Berbagai norma moral, hukum dan intelektual didasarkan pada premis bahwa hak asasi manusia melampaui hukum atau tradisi budaya. Keunggulan HAM telah ditekankan oleh masyarakat internasional dalam Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi Manusia dan instrumen HAM. Organisasi akan mendapatkan keuntungan dari suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak dan kebebasan dapat dipulihkan. Organisasi memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak asasi manusia, terlepas dari mampu tidaknya Negara memenuhi tugasnya untuk melindungi HAM. Tanggung jawab ini mengharuskan adanya langkah positif untuk memastikan bahwa organisasi baik secara aktif maupun berpartisipasi dalam menghindari pelanggaran hak. Organisasi Buruh Internasional (ILO) telah mengidentifikasi hak-hak mendasar di tempat kerja antara lain: a. Kebebasan berserikat dan pengakuan efektif terhadap hak untuk berunding
bersama; b. Penghapusan segala bentuk kerja paksa atau wajib; c. Penghapusan pekerja anak secara efektif, dan; d. Penghapusan diskriminasi terhadap pekerjaan dan jabatan. 74 PT Arun NGL telah mengadopsi subyek inti Hak Asasi Manusia ini dalam
73 74
34.
Ibid., hlm 32 Santiago, Faisal, Pengantar Hukum Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2012, hlm
kegiatan perusahaannya, diantaranya adalah sebagai berikut : a. b. c. d.
f. g. h.
Performance Management System (PMS). Evaluasi dalam bentuk rapat Koordinasi (daily, weekly, monthly). Mengadopsi peraturan perundangan yang berlaku. Sosialisasi hukum kepada masyarakat desa lingkungan kerjasama dengan LBH Masyarakat. Tidak mendiskriminasikan kesempatan untuk semua orang bekerja di PT. Arun NGL. Pengakuan hak dan kewajiban pekerja. Memfasilitasi operasional SP. Penyelesaian hubungan industrial. 75
3.
Praktek Ketenagakerjaan.
e.
Praktek ketenegakerjaan mencakup semua kebijakan dan praktek yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan dalam, oleh atau atas nama organisasi, termasuk pekerjaan yang disubkontrakkan. Hal ini lebih dari sekedar hubungan sebuah organisasi dengan karyawan secara langsung, atau tanggung jawab organisasi di tempat kerja yang dimilikinya. Di dalamnya termasuk: a. b. c. d. e. f. g. h.
Rekrutmen dan promosi pekerja, Disiplin dan prosedur pengaduan, Transfer dan relokasi pekerja, Pemutusan hubungan kerja, Pelatihan dan pengembangan ketrampilan, Kesehatan, keselamatan Kebijakan atau praktik yang mempengaruhi kondisi kerja, khususnya jam kerja dan remunerasi, Pengakuan kepada organisasi pekerja dan perwakilan dari organisasi pekerja dan pengusaha dalam perundingan bersama, dialog sosial dan konsultasi tripartit untuk menangani masalah-masalah sosial yang terkait dengan ketenagakerjaan. 76 Penciptaan lapangan kerja, upah dan kompensasi lainnya yang dibayarkan
untuk pekerjaan yang dilakukan, merupakan bagian dari kontribusi ekonomi
75 76
Sustainability Report, Op.Cit., hlm 20. Ibid., hlm 21.
dan sosial organisasi yang paling penting. Pekerjaan yang bermanfaat dan produktif merupakan elemen penting dalam pembangunan manusia, standar hidup yang meningkat melalui praktek kerja penuh dan aman.Jika hal tersebut tidak ada bisa menjadi penyebab utama dari masalah sosial. Prinsip fundamental lahir dari praktek ketenagakerjaan yaitu
bahwa
pekerja bukanlah komoditas.Ini berarti bahwa para pekerja tidak boleh diperlakukan sebagai faktor produksi dan tunduk pada kekuatan pasar seperti halnya berlaku bagi komoditas. PT Arun NGL telah mengadopsi subyek inti Praktek Ketenagakerjaan ini dalam kegiatan perusahaannya, diantaranya adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e.
o. p.
Sosialisasi peraturan ketenagakerjaan. Arun internal web (lotus notes). Penyediaan Sekretariat SP. Pemantauan keselamatan rutin untuk kerja (safety permit). Pakai safety protection (sepatu, sarung tangan,earplug, baju radiasi) pasang pamflet. Pemasangan dinding timbal pada ruang rontgen. Pemakaian masker di area kerja. Peningkatan kualitas cahaya di ruang kerja. SSHC / safety talk. Drill - fire drill, ISPSI code (kerja antar instasi). Program merubah Pekerja N2 menjadi N1 (Pekerja Tetap) sebanyak 10 orang. Mengganti Tenaga Kerja PT Arun NGL N1 MPP dengan Tenaga Kerja Kontrak N2 dengan kompetensi tertentu. Contractor Safety Management System. Menetapkan kebijakan setiap vendor /kontraktor haru melampirkan bukti lapor pajak ke PP sebagai syarat pembayaran invoice. Perusahaan taat pajak. Pelatihan/Pengisian/Pelatihan tentang Pajak. 77
4.
Lingkungan
f. g. h. i. j. k. l. m. n.
Keputusan dan kegiatan organisasi selalu berdampak pada lingkungan di 77
Ibid., hlm 22.
manapun organisasi berada. Dampak tersebut dapat dikaitkan dengan penggunaan sumber daya, lokasi kegiatan organisasi, polusi dan limbah yang dihasilkan, dan dampak dari kegiatan organisasi terhadap habitat alami. Untuk mengurangi
dampak
lingkungan
mereka,
organisasi
harus
mengadopsi
pendekatan terpadu yang mempertimbangkan implikasi ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan langsung dan tidak langsung dari keputusan dan kegiatan mereka. Tanggung jawab lingkungan merupakan prasyarat bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan dari manusia. Oleh karena itulah merupakan aspek penting dari tanggung jawab sosial.Masalah lingkungan terkait erat dengan subjek inti dan isu-isu tanggung jawab sosial lainnya. Pendidikan dan pembangunan
kapasitas
Lingkungan
adalah
hal
fundamental
dalam
mempromosikan pengembangan masyarakat dan gaya hidup yang berkelanjutan. PT Arun NGL LNG telah mengadopsi subyek inti Lingkungan ini dalam kegiatan perusahaannya, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13)
Program penanaman pohon / penghijauan dengan tanaman endemik di komplek perumahan. Pembuatan biopori. Workshop pengolahan sampah (waste management). Jasa pengelolaan sampah. Workshop imbal jasa lingkungan. ISO 14001 : 2004. Penanaman / konservasi mangrove. Go Green Public Awarness Program (Media / Billboard / Campaign). PROPER Corporate Goal. Memberikan laporan kepada BAPEDAL Kota, BAPEDALDA, Pertamina, dan Exxon- MOI. Melakukan Monitoring RPL / RKL secara berkala. Flare recovery/MBOG program. Pengurangan pemakaian fuel genset di Water IntakePeusangan dengan pemakaian arus listrik PLN.
14) 15) 16) 17) 18) 19)
47) 48) 49) 50) 51)
Bekerjasama dengan BLHK untuk memonitor hasil pembakaran cerobong. Chemical handling di Chemical warehouse. Identifikasi aspek & dampak dari masing-masing seksi/kegiatan. Melibatkan pihak ke-3 untuk environmental control. Inventory taking. Melakukan monitoring gas buangan dari emisi, kegiatan, mobil, motor dan dari proses LNG & NSO. Memantau kadar buang air ke laut (PPM/Temperatur). Program HRSG. Green Office dan shop (bengkel), penghijauan. Penggunaan insinerator. Program REBOG. Pemasangan sunswitch. Load sheding. CSR Assessment tahunan. Memonitor thermal oxidizer. Program ENERCO. Melakukan PM disemua alat monitoring dari sumber-sumber. Melakukan preventive maintenance semua alat/unit,secara periodik dan terukur. Membuat policy chemical inventory terhadap bahan ramah lingkungan. Mengontrol kondisi operasi dengan alat kontrol yang canggih. Membuat bak penampungan dan unit filtrasi sebelum di buang ke laut. Melakukan penggantian freon dengan iceon/helon dengan HFII. Reusefilter inlet air gas turbin. Pengelolaan sampah dengan konsep 3 R. Pemantauan oil bekas, sebagai produk kondesat. Pemantauan oli dari turbin ke pompa putar rendah. Reuse sampah plastik menjadi celemek. Kampanye hemat energi. Kebijakan zero oil leak. Menerapkan system ERP. Penggunaan lampu hemat energi. Menyelenggarakan Seminar perubahan iklim. Melakukan program Earth hour, go green, fun bike, pelatihan safety, campaign melalui radio Istiqomah. Melakukan biodiversity mapping. Melakukan program konservasi DAS Peusangan. Melakukan marine biodiversity mapping. Melakukan Audit Lingkungan (AMDAL Pasca Operasi). Melakukan Pembersihan Limbah B3. 78
5.
Praktek Operasi yang adil
20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) 39) 40) 41) 42) 43) 44) 45) 46)
78
Ibid., hlm 26.
Praktek operasi yang adil menyangkut perilaku beretika dalam organisasi terhadap organisasi lain. Termasuk hubungan antara organisasi dengan lembaga pemerintah, serta antara organisasi dan mitra, pemasok, kontraktor, pelanggan, pesaing, dan asosiasi-asosiasi di mana mereka menjadi anggota. Isu praktek operasi yang adil meliputi hal-hal di bidang anti-korupsi, keterlibatan bertanggung jawab terhadap masyarakat dalam pengaruh, persaingan yang adil, perilaku yang bertanggung jawab secara sosial, hubungan dengan organisasi lain dan menghormatihak milik. Dalam konteks tanggung jawab sosial, praktek operasi yang adil menyangkut cara organisasi memanfaatkan hubungannya dengan organisasi lain untuk mempromosikan hasil positif. Hasil positif dapat dicapai dengan adanyaadopsi kepemimpinan dan promosi tanggung jawab sosial yang lebih luas di seluruhlingkup pengaruh organisasi. PT Arun NGL LNG telah mengadopsi subyek inti Praktek Operasi Adil ini dalam kegiatan perusahaannya, diantaranya adalah sebagai berikut a. b. c. d. e. f. g.
Internal Audit yang independen. Pelaksanaan Sosialisasi Program GCG, Suggestion reward, Kenaikan golongan jasa luar biasa. Penggunaan electronic integrated system (SAP, E- Procurement). Adanya program security system (BAP) dan bila tidak selesai akan dilanjutkan ke pihak penegak hukum. Pekerja tidak dibenarkan untuk berpolitik. Sosialisasi & Aplikasi 7 values 79.
6.
Isu Konsumen Organisasi yang menyediakan produk dan layanan kepada konsumen, serta 79
Ibid., hlm 30.
pelanggan lain, memiliki tanggung jawab kepada konsumen dan pelanggan. Tanggung jawab organisasi dalam hal ini juga terkait dengan upaya meminimalkan risiko dari penggunaan produk dan jasa, melalui desain, manufaktur, distribusi, penyediaan informasi, layanan pendukung dan prosedur penarikan dan recall. Banyak organisasi mengumpulkan informasi pribadi dan karenanya memiliki tanggung jawab untuk melindungi keamanan informasi dan privasi konsumen. Isu konsumen tentang terkait dengan tanggung jawab sosial, antara lain, praktik pemasaran yang adil, perlindungan kesehatan dan keselamatan, konsumsi berkelanjutan, penyelesaian sengketa dan pemulihan, data dan perlindungan privasi, akses ke produk dan layanan, menangani kebutuhan konsumen rentan dan kurang beruntung, dan pendidikan. Implementasi program CSR terkait isu ini tidak sepenuh nya sesuai dengan karakter bisnis PT Arun NGL, tetapi PT Arun NGL telah mengadopsi subyek inti HAM ini dalam kegiatan perusahaannya, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Menggunakan kontrak penjualan dalam setiap kegiatannya. b. Perlindungan kontrak untuk tenaga outsourcing sesuai dengan penawaran dari kontraktor penyedia tenaga outsourcing, follow up laporan kecurangan kontrak untuk tenaga outsourcing. c. Melakukan follow up laporan kecurangan kontrak untuk tenaga outsourcing. d. Melakukan pembinaan vendor & kontraktor. e. Melakukan pembelian barang-barang sesuai lisensi. f. Melakukan tender terbuka/tender terbatasuntuk pemenuhan kebutuhannya. g. Melakukan pre bid meetinguntuk setiap tender yang dilakukan, h. Membuat estimasi nilai kontrak. i. Melakukan pengecekan sampel bersama dengan buyer dan sistem FOB. j. Surat keterangan patuh lingkungan. k. Menggunakan American Standard untuk menjamin kualitas LNG yang dihasilkan. 80 80
Ibid., hlm 31.
7.
Keterlibatan dan Pengembangan Masyarakat. Sudah diterima secara luas hari ini bahwa organisasi harus memiliki
hubungan dengan masyarakat di mana mereka beroperasi. Hubungan ini harus didasarkan atas adanya keterlibatan masyarakat sehingga dapat berkontribusi pada pengembangan masyarakat. Keterlibatan masyarakat - baik secara individu maupun melalui asosiasi dimaksudkan untuk meningkatkan kebaikan publik membantu memperkuat masyarakat sipil. Organisasi yang mengikatkan diri dengan cara-cara yang terhormat dengan masyarakat dan lembaga-lembaganya dapat memperkuat demokrasi dan nilai-nilai kewarganegaraan. Pelibatan dan pengembangan komunitas merupakan bagian integral dari pembangunan
berkelanjutan.
Pelibatan
komunitas
lebih
dari
sekedar
mengidentifikasi dan melibatkan para pemangku kepentingan sehubungan dengan dampak kegiatan organisasi, tetapi juga mencakup dukungan dan membangun hubungan dengan komunitas. Di atas semuanya, hal tersebut memerlukan pengakuan terhadap nilai masyarakat. Pelibatan organisasi komunitas harus meningkat sesuai dengan pengakuan bahwa organisasi tersebut merupakan bagian pemangku kepentingan dalam komunitas, berbagi kepentingan bersama dengan komunitas. Kontribusi organisasi untuk pengembangan komunitas dapat membantu untuk mempromosikan kesejahteraan komunitas pada tingkat yang lebih tinggi. Perkembangan tersebut, secara umum dipahami, adalah peningkatan kualitas
hidup daripopulasi. Pengembangan masyarakat bukanlah proses linear, namun, sebuah proses jangka panjang yangkepentingannya bisa berbeda dan saling bertentangan. Karakteristik sejarah dan budaya membuat masing-masing komunitas menjadi unik dan mempengaruhi kemungkinan masa depannya. Karena itu pengembangan komunitas tergantung dari fitur sosial, politik, ekonomi dan budaya dan karakteristik kekuatan sosial yang terlibat. Stakeholder di komunitas mungkin berbeda kepentingan bahkan bertentangan.Tanggung jawab bersama diperlukan untuk mempromosikan kesejahteraan komunitas sebagai tujuan umum. Isu
pengembangan
komunitasoleh
organisasi,
dapat
berkontribusi
termasuk, misalnya, menciptakan lapangan kerja melalui perluasan dan diversifikasi kegiatan ekonomi dan perkembangan teknologi. Dapat juga dengan berkontribusi melalui investasi sosial dalam pendapatan kekayaan dan penghasilan melalui inisiatif pengembangan ekonomi lokal; memperluas program pendidikan dan pengembangan keterampilan, mempromosikan dan melestarikan budaya dan seni, dan penyediaan dan / atau mempromosikan pelayanan kesehatan komunitas. Pengembangan komunitas dapat meliputi penguatan kelembagaan komunitas, kelompok dan forum bersama, program budaya, sosial dan lingkungan dan jaringan lokal yang melibatkan beberapa institusi. Pengembangan komunitas biasanya akan maju ketika kekuatan sosial di komunitas berusaha untuk meningkatkan partisipasi komunitas tersebut dan mengejar hak yang sama dan standar hidup yang bermartabat bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi. Ini adalah proses internal untuk komunitas yang
memperhitungkan hubungan yang ada dan mengatasi hambatan untuk menikmati hak-hak. Investasi sosial yang berkontribusi terhadap pembangunan komunitas dapat
mempertahankan
dan
meningkatkan
hubungan
organisasidengan
komunitasnya, dan mungkin atau tidak mungkin terkait dengan kegiatan operasional inti organisasi. Beberapa aspek tindakan yang dibahas dalam bagian ini dapat dipahami sebagai filantropi, namun filantropi saja tidak akan dapat mengintegrasikan tanggung jawab sosial ke dalam organisasi. Hampir sebagian besar program CSR yang telah dilakukan PT Arun NGL telah mengadopsi subyek inti pengembangan dan pelibatan komunitas, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Pemagangan Engineer Unsyiah – Unimal. 2) Pemagangan Alumni Poltek Negeri Lhoksumawe. 3) OJT D3 Prodi Migas Poltek Negeri Lhoksumawe. 4) Program Pemagangan vokasi industry. 5) Pemagangan teknisi maintenance Pemuda Desa Lingkungan. 6) Pelatihan life skillotomotif roda dua untuk pemuda desa lingkungan. 7) Pelatihan life skill otomotif roda empat untuk pemuda desa lingkungan. 8) Beasiswa prestasi lima perguruan tinggi di Aceh. 9) Educational assistance (one shoot) / Bantuan Tugas Akhir Mahasiswa Tingkat Akhir. 10) Bantuan program wajar 9 tahun. 11) Sponsorship event. 12) Program kepemudaan (olahraga dan seni). 13) Arun book corner. 14) Workshop kreatifitas kepemudaan. 15) Workshop kewirausahaan pemuda. 16) Workshop nasional accounting clinic. 17) Workshop strategi mengakses beasiswa ke jerman. 18) Dana Abadi Arun (UNSYIAH, UNIMAL & POLTEK). 19) Program Magang PTA - LPSDM Aceh (Tenaga Ahli Operator Teknik). 20) Life Skill Training Pembuatan Pupuk Organik. 21) SIO / OPA Certification Program (Pekerja dari 12 Desa Lingkungan). 22) CSR Promotional Worshop (CSR related issues). 23) Microfinance BPRS – RHA. 24) Agrobisnis (pengembangan ternak). 25) Pembangunan asrama mahasiswa Lhoksumawe. 26) Pembangunan rehab rumah dhuafa. 27) Pembangunan infrastruktur desa (sumur bor, tempat wudhu).
28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) 39) 40) 41) 42) 43) 44) 45)
46) 47) 48) 49) 50) 51) 52) 53)
Program bakti sosial kesehatan. PKBL Reinvention Program(Kerjasama Kejaksaan). Proyek Sabut Kelapa. Proyek Pemberdayaan Rumpon/DKPP. Garment Project. Pemberdayaan Ternak Lebah Madu. Pembuatan Pupuk Organik. Program Sanitasi & Infrastruktur 12 Desa. Bantuan Fasilitas Keagamaan (Mesjid / Meunasah). Program desa bersih (pembersihan saluran air dan gorong2). Program Waste Management Dengan LSM (Lingki Institut). Program Penghijauan di Sekolah (12 Desa Lingkungan). Pelayanan emergency kesehatan masyarakat RS. PT Arun NGL . Sosialisasi kesehatan lingkungan dan pengamanan bahaya H2S. Program aksi donor darah. Lomba gerak jalan sehat dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia. Kampanye bahaya HIV/AIDS dan lainnya. Kerjasama dengan badan lainnya LBH Masa (Hukum); Yayasan Permata. Aceh Peduli (HIV AIDS); Yayasan Permata Hati Kita; FDKP (DAS); LPPM Unimal; Basmal (Microfinance). Silaturahmi dengan Pemerintah; Buka Puasa Bersama; Berolahraga bersama; Menghadiri Undangan. Tanggap Darurat; Tim SAR; Sunat Masal; Berpartisipasi saat tsunami; Fardhu Kifayah. Ikut sebagai Program RT/RW Perencanaan Wilayah. Irigasi Desa Cot Trieng; IPI Ujung Blang; Pustu; Sarana Pendidikan; Islamic Center. Membantu kegiatan budaya lokal, Dala'e. Souvenir Aceh (Rencong, Songket); Baju Laka (Acara Resmi Perusahaan). Pembentukan 9 Koperasi Desa Lingkungan dan Pengembangan Kapasitas. Pasar Murah. 81 Selain itu aspek ekonomi, serta aspek yang berkaitan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja dan lingkungan serta rantai nilai, berhubungan sekali dengantujuh core subject tini. Setiap subjek inti mencakup berbagai isu tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial yang bersifat dinamis, mencerminkan evolusi masalah sosial, ingkungan dan ekonomi, serta masalah lain yang mungkin muncul di masa depan.
81
Ibid., hlm 36.
Di setiap subjek inti, organisasi harus mengidentifikasi dan memahami semua isu-isu yang relevan atau penting untuk keputusan dan kegiatan organisasi, dan untuk menilai relevansi dari suatu isu, tujuan jangka pendek dan jangka panjang harus diperhitungkan. Sebuah organisasi harus melihat subjek inti secara holistik, artinya, harus mempertimbangkan semua subjek inti dan isu-isu relevan, keterkaitan antara satu dengan lainnya. Organisasi harus menyadari bahwa upaya untuk mengatasi satu isu mungkin harus melihat isu-isu lainnya. Penyelesaian khusus yang ditargetkan pada isu tertentu seharusnya tidak mengesampingkan isu-isu lain atau memberi dampak buruk pada siklus produk atau jasa, stakeholder atau pada rantai nilai.
B.
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Arun NGL Dalam menerapkan program CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL,
Program CST yang akan diterapkan oleh perusahaan diberikan dua skenario Dalam menerapkan program CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL, Program CSR yang akan diterapkan oleh perusahaan diberikan dua skenario terkait dengan keberadaan PT Arun NGL sendiri, yaitu : 1.
Skenario I berakhir 2014: program yang disusun adalah program yang memungkinkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu sampai Oktober 2014, sesuai dengan waktu berakhirnya masa beroperasi PT. Arun NGL dengan pengapalan terakhir LNG. Skenario II Berakhir 2018: program yang disusun adalah program yang memungkinkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu sampai tahun 2018, sesuai dengan kemungkinan bahwa cadangan kondensat yang dapat diolah oleh PT Arun NGL dari sumur gas Exxon Mobil Oil Indonesia di Arun masih bisa diolah sampai tahun 2018. 82
2.
82
Ibid., hlm 59.
Pada skenario implementasi Program CSR PT. Arun NGL untuk skenario I berakhir 2014 terdiri dari: 1. Akademi Migas PT Arun NGL merupakan hasil dari Diskusi Grup Terfokus dengan seluruh manajer PT Arun NGL 2. Museum LNG PT Arun NGL merupakan usulan dari beberapa pihak sebagai media edukasi khalayak tentang LNG dan proses turunannya. 83 Sedangkan pada skenario II bersifat long term, yang berasumsi bahwa PT. Arun NGL terus beroperasi sampai tahun 2018, seiring dengan masih tersedianya cadangan kondensat. Fokus dari program yang akan dijalankan ada 3, yaitu : 1. Program CSR yang akan dijalankan mengacu pada prinsip-prinsip pelaksanaan ISO 26000. 2. Program CSR yang akan dijalankan akan ditunjang dengan strategi komunikasi baru yang tujuannya untuk meningkatkan atau setidaknya menjaga image perusahaan distakeholder perusahaan. 3. Program CSR yang akan dijalankan keberadaannya akan disesuaikan dengan ketersediaanbudget yang disetujui. 84 Secara keseluruhan ada 4 program yang akan difokuskan untuk dilaksanakan dalam operasional perusahaan sampai dengan tahun 2018, yaitu: 1.
Educational assistance (one shoot) / Bantuan Tugas Akhir Mahasiswa Tingkat Akhir.
2.
Program wajar 9 tahun.
3.
Sponsorship event.
4.
Agrobisnis (pengembangan ternak). 85
Untuk perencanaan program Corporate Social Responsibility secara
83
Ibid., hlm 60. Ibid., hlm 61. 85 Ibid., hlm 62. 84
lengkap dilakukan oleh PT. Arun NGL, berikut table yang dijalankan dalam skenario long term dan statusnya: Tabel Kegiatan CSR PT. Arun NGL yang Sudah Dilaksanakan dan yang Sedang Berlangsung
No
Nama Program
1 Sosialisasi peraturan ketenagakerjaan
2 Pemasangan dinding timbal pada ruang rontgen 3 Program merubah Pekerja N2 menjadi N1 (Pekerja Tetap) 4 Mengganti Tenaga Kerja PT Arun NGL N1 MPP dengan Tenaga Kerja Kontrak N2 dengan kompetensi tertentu 5 Pelatihan/Pengisian/Pelatihan tentang Pajak 6 Program penanaman pohon / penghijauan dengan tanaman endemik di komplek perumahan 7 Pemeliharaan biopori
8 Workshop imbal jasa lingkungan 9 Penanaman / konservasi mangrove
10 Go Green Public Awarness Program (Media / Billboard / Campaign) 11 Flare recovery/MBOG program 12 Green Office dan shop (bengkel), penghijauan
13 REBOG 14 Pemasangan sun-switch 15 Membuat bak penampungan dan unit filtrasi sebelum di buang ke laut 16 Penggantian freon dengan iceon/helon dengan
Status Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Sudah selesai Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Tidak akan dilanjutkan lagi Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Tidak akan dilanjutkan lagi Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Tidak akan dilanjutkan lagi Sudah selesai Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Sudah selesai Sudah selesai Sudah selesai Sudah selesai, akan
HFII 17 Re use - filter inlet air gas turbin 18 Reuse sampah plastik menjadi celemek 19 Biodiversity mapping 20 Pemagangan Engineer Unsyiah – Unimal
21 Pemagangan Alumni Poltek Negeri Lhoksumawe 22 OJT D3 Prodi Migas Poltek Negeri Lhoksumawe 23 Program Pemagangan vokasi industry
24 Pemagangan teknisi maintenance Pemuda Desa Lingkungan 25 Pelatihan Life skill otomotif roda dua untuk pemuda desa lingkungan 26 Pelatihan life skill otomotif roda empat untuk pemuda desa lingkungan 27 Beasiswa prestasi 5 perguruan tinggi di Aceh
28 Educational assistance (one shoot) / Bantuan Tugas Akhir Mahasiswa Tingkat Akhir
29 Program wajar 9 tahun
30 Sponsorship event
31 Program kepemudaan (olahraga dan seni 32 Arun book corner 33 Workshop kreatifitas kepemudaan
dilanjutkan Sudah selesai, akan dilanjutkan Sudah Selesai Sudah Selesai Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dialihkan alokasinya ke Akademi Arun jika program sudah berjalan Alokasi budget mulai disesuaikan dan dialihkan sisanya untuk Akademi Arun Sasaran program diperkecil hanya desa ring 1, dan sisa budget dialihkan ke akademi Arun Akan dialihkan alokasinya ke Akademi Arun jika program sudah berjalan Akan dievaluasi keberlanjutannya Tidak akan dilanjutkan lagi Tidak akan dilanjutkan
34 Workshop kewirausahaan pemuda 35 workshop nasional accounting clinic 36 workshop strategi menagkses beasiswa ke jerman 37 Dana Abadi Arun (UNSYIAH, UNIMAL & POLTEK) 38 Program Magang PTA - LPSDM Aceh (Tenaga Ahli Operator Teknik)
39 Life Skill Training Pembuatan Pupuk Organik 40 SIO / OPA Certification Program (Pekerja dari 12 Desa Lingkungan) 41 CSR Promotional Worshop (CSR related issues) 42 Microfinance BPRS – RHA
43 Agrobisnis (pengembangan ternak) 44 Pembangunan asrama mahasiswa Lhoksumawe 45 Pembangunan rehab rumah dhuafa 46 Pembangunan infrastruktur desa (sumur bor, tempat wudhu) 47 Program bakti sosial kesehatan
48 PKBL Reinvention Program (Kerjasama Kejaksaan) 49 Proyek Sabut Kelapa 50 Proyek Pemberdayaan Rumpon/DKPP 51 Garment PROJECT 52 Pemberdayaan Ternak Lebah Madu 53 Pembuatan Pupuk Organik 54 Program Sanitasi & Infrastructur 12 Desa
lagi Akan dievaluasi keberlanjutannya Sudah Selesai Sudah Selesai Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dialihkan alokasinya ke Akademi Arun jika program sudah berjalan Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Diselesaikan dengan program yang sudah ada Tidak akan dilanjutkan lagi Tidak akan dilanjutkan lagi Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dievaluasi keberlanjutannya Sudah Selesai Sudah Selesai Sudah selesai Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dievaluasi keberlanjutannya Tidak akan dilanjutkan lagi
55 Bantuan Fasilitas Keagamaan (Mesjid / Meunasah) 56 Program desa bersih (pembersihan saluran air dan gorong2) 57 Program Waste Management Dengan LSM (Lingki Institut) 58 Program Penghijauan di Sekolah (12 Desa Lingkungan) 59 Pelayanan emergency kesehatan masyarakat RS. PT Arun NGL 60 Sosialisasi kesehatan lingkungan dan pengamanan bahaya H2S 61 Program aksi donor darah
62 Lomba gerak jalan sehat dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia 63 Kampanye bahaya HIV/AIDS dan lainnya 64 Kerjasama dengan badan lainnya LBH Masa (Hukum); Yayasan Permata Aceh Peduli (HIV AIDS); Yayasan Permata Hati Kita; FDKP (DAS); LPPM Unimal; Basmal (Microfinance) 65 Silaturahmi dengan Pemerintah; Buka Puasa Bersama; Berolahraga bersama; Menghadiri Undangan 66 Tanggap Darurat; Tim SAR; Sunat Masal; Berpartisipasi saat tsunami; Fardhu Kifayah 67 Ikut sebagai Program RT/RW Perencanaan Wilayah 68 Irigasi Desa Cot Trieng; IPI Ujung Blang; Pustu; Sarana Pendidikan; Islamic Center 69 Membantu kegiatan budaya lokal, Dala'e
Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dievaluasi keberlanjutannya Sudah Selesai Sudah Selesai Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dievaluasi keberlanjutannya Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Akan dilanjutkan dan pelaksanaannya dievaluasi berkala Sudah Selesai Sudah Selesai
Akan dievaluasi keberlanjutannya 70 Souvenir Aceh (Rencong, Songket); Baju Laka Akan dievaluasi (Acara Resmi Perusahaan) keberlanjutannya 71 Pembentukan 9 Koperasi Desa Lingkungan dan Akan dievaluasi Pengembangan Kapasitas keberlanjutannya 72 Pasar Murah Akan dievaluasi keberlanjutannya Sumber : Sustainability Report, Laporan Blue Print CSR 2013-2018 PT. Arun NGL.
Untuk program jangka panjang lainnya akan disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip ISO 26000, yaitu: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.
Akuntabilitas yaitu prinsip ini mengarahkan agarorganisasi harus bertanggung jawab atas dampaknya terhadap masyarakat, ekonomi dan lingkungan dan menunjukkan bahwa organisasi harus menerima pemeriksaan yang tepat dan juga menerima tugas untuk menanggapi pengawasan ini. Transparansi yaitu prinsip ini mengarahkan agar suatu organisasi harus transparan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Perilaku etis prinsip ini mengarahkan agar suatu organisasi harus berperilaku etis. Perilaku organisasi harus didasarkan pada nilai-nilai kejujuran, keadilan dan integritas. Nilai-nilai ini menyiratkan perhatian bagi orang-orang, hewan dan lingkungan. Menghormati kepentingan stakeholder yaitu prinsip ini mengarahkan agar:suatu organisasi harus menghormati, mempertimbangkan dan menanggapi kepentingan stakeholders. Penghormatan terhadap supremasi hukum yaitu prinsip ini mengarahkan agar organisasi harus menerima bahwa penghormatan terhadap aturan hukum adalah wajib. Aturan hukum mengacu pada supremasi hukum dan, khususnya, dengan gagasan bahwa tidak ada individu atau organisasi berdiri di atas hukum dan pemerintah yang juga tunduk pada hukum. Menghormati norma perilaku internasional prinsip ini mengarahkan agar suatu organisasi harus menghormati norma-norma internasional perilaku, pada saat menerapkan prinsip penghormatan terhadap supremasi hokum dan isu lainnya, seperti HAM. Menghormati hak asasi manusia yaitu prinsip ini mengarahkan agar suatu organisasi harus menghormati hak asasi manusia dan mengenali baik kepentingan mereka dan universalitas mereka. 86
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility pada PT. Arun NGL Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh
PT. Arun NGL tentulah sangat membutuhkan finansial dan perencanaan yang matang. Hal ini bertujuan agar setiap program ataupun kegiatan yang dilakukan
86
Agusti, Martono, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Books Terrace&Library, Bandung, 2010, hlm 34.
perusahaan berjalan lancer dan tidak salah sasaran sehingga tidak menjadi bumerang bagi perusahaan. Semua kerja keras pastilah membuahkan hasil, begitu pula dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan ini. Manfaatnya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar saja, hal ini juga berpengaruh pada kinerja perusahaan. Karena sesungguhnya masyarakat, alam, dan suatu organisasi perusahaan saling bersinergi didalamnya. Tidak hanya dampak positif yang dirasakan perusahaan, pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Arun NGL juga menghantarkan kepada sebuah pengakuan yang tertuang dalam bentuk penghargaan sebagai salah satu bentuk apresiasi atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan yang dilakukan oleh PT. Arun NGL. Adapun penghargaan yang pernah diterima oleh PT. Arun NGL yaitu : 1. 15 kali penghargaan Sword of
Honour” dari British Safety Council-
Inggris. 2. 9 kali penghargaan Award of Honor“ dari National Safety Council-USA. 3. 2 kali PROPER Hijau. 4. Patra Nirbhaya Karya Utama Adi Nugraha dari Pemerintah Indonesia dengan capaian jam kerja 88.713.052 jam kerja aman. 87 PT. Arun NGL dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility perusahaan selalu mengikut sertakan masyarakat di dalamnya, hal ini dilakukan untuk membangun hubungan baik antar perusahaan dan masyarakat sekitar. Salah satu strategi yang dilakukan oleh PT. Arun NGL dalam 87
Hasil wawancara tanggal 30 September 2015 dengan narasumber Bapak Ardiansyah Lubis terkait CSR PT. Arun NGL.
mensukseskan program CSR perusahaan yaitu dengan melakukan strategi komunikasi yang baik kepada masyarakat. Strategi Komunikasi (Strakom) adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam mensosialisasikan Program CSR PT. Arun NGL kepada berbagai khalayak sasaran terkait. Strategi komunikasi ini dapat disebut sebagai guiding principle atau prinsip-prinsip pemandu yang dijadikan pedoman oleh pelaksana program dan para pemangku kepentingan lainnya dalam mencapai tujuan sosialisasi Program CSR PT Arun NGL, yaitu untuk memberikan pemahaman kepada perangkat pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, perguruan tinggi, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, masyarakat pengusaha, media massa serta masyarakat umum sebagai penerima manfaat program. Strategi komunikasi ini memiliki dua fokus besar sebagai berikut: 1. Strategi Komunikasi dalam rangka pencitraan Program CSR PT Arun NGL sebagai sebuah program Pelaksanaan Program CSR PT Arun NGL berbasis ISO 26000. 2. Strategi Komunikasi dalam rangka membangun keberhasilan pelaksanaan program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana serta menumbuhkan partisipasi aktif dari berbagai stake holder. 88 Oleh karena itu sejumlah penghargaan yang diperoleh PT. Arun NGL tentulah didapat dengan kerja keras segenap jajaran perusahaan serta partisipasi dari masyarakat yang ikut membantu untuk mensukseskan program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan. Tentulah selama menjalankan program tersebut ditemukan hambatan atau kendala dalam menjalankan program CSR perusahaan ini. Faktor penghambat lainnya adalah masalah tekhnis lapangan, namun hal ini tidak terlalu berpengaruh karena PT. 88
Sustainability Report, Op.Cit., hlm 77.
Arun NGL memang mempunyai divisi tersendiri dalam melaksanakan CSR. Untuk masalah dari masyarakat sendiri, terutama di daerah Lhokseumawe tempat PT. Arun NGL beroperasi, hambatan dating dari masyarakat setempat yang sedikit apatis terhadap program CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL. Akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan strategi komunikasi yang baik sosialisasi, serta negoisasi kepada masyarakat. 89
89
Hasil wawancara tanggal 30 September 2015 dengan narasumber Bapak Ardiansyah Lubis terkait CSR PT. Arun NGL.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan 1. Prosedur pelaksanaan Corporate Social Rresponsibilty PT. Arun NGL sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74, dimana wajib bagi para perusahaan termasuk PT. Arun NGL untuk melaksanakan ISO 26000. ISO 26000 memberi panduan tentang tanggung jawab sosial yang harus dilakukan oleh organisasi, termasuk didalamnya perusahaan, dan tercantum dalam tujuh core subject. Dengan demikian program-program yang dijalankan oleh perusahaan dapat dikategorikan dalam 7 core subject yang ada, yang membuat pengertian tentang CSR menjadi lebih luas dari yang dipahami sebelumnya. Hal itu juga membawa konsekuensi bahwa CSR bukan hanya menjadi tanggung jawab divisi CSR saja, tetapi CSR menjadi perhatian semua orang . 2. Program yang pernah dijalankan oleh PT. Arun NGL termasuk dalam program CSR menurut definisi ISO 26000 dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 berjumlah 72 program. 26 program yang telah selesai dijalankan dan 46 program yang masih berjalan. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Arun NGL lebih mengarah pada faktor teknis di lapangan. Sebagaian masyarakat kota Lhokseumawe yang masih sedikit apatis terhadap program CSR yang dilakukan oleh PT.
Arun NGL sebab mereka tidak perduli dan tidak mengerti manfaat program CSR yang dilakukan oleh PT. Arun NGL. B.
Saran
Adapun yang menjadi saran terhadap penulisan ini: 1. Pelaksanaan Program CSR PT Arun NGL memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak terutama dari aparat pemerintah daerah. Hal demikian diperlukan untuk menjamin keberlanjutan hasil yang dicapai. 2. Diharapkan dukungan dan keterlibatan berbagai pihak tersebut untuk memberikan pemahaman mengenai kebijakan, pengertian, tujuan, konsep, mekanisme dan hasil-hasil Program CSR PT Arun NGL melalui kegiatan komunikasi dan sosialisasi yang efektif. 3. PT. Arun NGL diharapkan dapat terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait pentingnya CSR yang mana bahwa CSR adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang dapat memberikan manfaat yang besar baik bagi perusahaan maupun masyarakat luas.