BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL DAN SEJARAH PERUSAHAAN PT Ultrajaya didirikan oleh Achmad Prawirawidjaja di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1958. Pada awalanya ultrajaya hanya sebuah pabrik susu rumahan hingga akhirnya pada tahun 1971 menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company dan pada tanggal 2 Juli 1990 perusahaan mencatatkan saham-sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Ultrajaya merupakan perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia hingga saat ini dan telah memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, susu kental manis (skm), susu bubuk, dan lain-lain. Untuk memasarkan produknya Ultrajaya melakukan penjualan secara langsung ke toko, kios, dan pasar tradisional.Untuk penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/distributor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Selain penjualan didalam negeri, perusahan juga telah melakukan penjualan ekspor ke berbagai negara. Kantor pusat dan pabrik perusahaan terletak di Jalan Raya Cimareme No. 131, Padalarang, Bandung dengan luas 20 ha. Lokasi yang strategis ini memberikan
keuntungan
untuk
perusahaan
karena
memudahkan
untuk
memperoleh pasokan bahan baku dan memudahkan untuk mendistribusikan produk. Bahan baku yang diperoleh perusahaan berasal dari Koperasi Peternak dan PT Perkebunan yang letaknya tidak jauh dari perusahaan. Untuk menjaga
1
kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan baku, serta untuk menjaga kualitas bahan baku, perusahaan senantiasa membina dan memelihara hubungan kemiraan yang sangat baik dengan pemasok bahan baku. Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan merupakan visi yang dijunjung tinggi oleh perusahaan. Serta menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para pemegang saham adalah misi dari perusahaan.Dalam melaksanakan visi misi tersebut, perusahaan melakukan berbagai usaha salah satunya adalah penggunaan teknologi Ultra High Temerature (UHT) dan teknologi pengemasan dengan kemasan karton aseptic (Aseptic Packaging Material). Penggunaan mesin yang canggih ini bermanfaat untuk mempertahankan kesegaran dan nilai gizi dari bahan baku yang sudah terpilih untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik bagi konsumen
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris Direksi Komite Audit
SekretarisPerusa haan
Manufacturing
Audit Internal
Marketing
HRD & General Affair
Sales
Engineering
&Distributi
Finance &Accounti
on
ng
Information &Technology
Sumber : Annual Report PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Dalam kepengurusannya, Ultrajaya dipimpin 3 Direksi yang terdiri dari 1 Presiden Direktur dan 2 Direktur dibawah pengawasan 3 Dewan Komisaris yang
terdiri dari 1 Presiden Komisaris dan 2 orang Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris maupun anggota Direksi seluruhnya diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk jangka waktu 5 tahun setelah tanggal pengangkatan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Ultrajaya adalah sebagai berikut : a. Dewan Komisaris Presiden Komisaris
: Supiandi Prawirawidjaja
Komisaris Independen
: drh. Endang Suharya
Komisaris
: Soeharsono Sagir, S.E.
b. Dewan Direksi Presiden Direksi
: Sabana Prawirawidjaja
Direktur
: Samudera Prawirawidjaja
Direktur
: Ir.Jutianto Isnandar
Pada tahun 2014 Ultrajaya memiliki 1.276 karyawan.Bagi perusahaan, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penentu dan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusaia (SDM) tersebut, perusahaan memberikan program pendidikan dan pelatihan secara regular, baik yang dilakukan secara internal maupun diluar lingkungan perusahaan.
C. ENTITAS ANAK PERUSAHAAN Ultrajaya melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham pada 15 Mei 1990.Sebagian besar saham tersebut dimiliki oleh keluarga Prawirawidjaja yang merupakan pendiri perusahaan. Dalam perkembangannya, Ultrajaya telah memiliki entitas anak perusahaan yang bergerak di segala bidang. Berikut beberapa saham PT Ultrajaya yang tersebar untuk entitas anak perusahaan : 1) PT Kraft Ultrajaya Indonesia bergerak dalam bidang industri keju sebesar 30%. Alamat : Jalan Raya Cimamere No. 131, Padalarang, Kabupaten Bandung. 2) PT Nikos Distribution Indonesia yang bergerak di bidang distribusi, perdagangan, angkutan, dan jasa sebesar 70%. Alamat : Jalan Raya Cimamere No. 131, Padalarang, Kabupaten Bandung. 3) PT Nikos Intertrade bergerak dalam bidang logistik sebesar 60%. Alamat : Jalan Raya Terate 1 No. 5, Pulogadung, Jakarta Timur. 4)
PT Ultra Ito-En Manufacturing yang bergerak dalam bidang industri teh hijau RTD (Ready To Drink) sebesar 55 %. Alamat : Talavera Suite, Lantai 21, Talavera Office Park. Jalan TB Simatupang Kav.22-26, Jakarta Selatan 12430.
5) PT Ito-En Ultrajaya Wholesale didirikan untuk memasarkan, menjual, dan mendistribusikan produk the hijau RTD sebesar 45%. Alamat : Talavera Suite, Lantai 21, Talavera Office Park. Jalan TB Simatupang Kav.22-26, Jakarta Selatan 12430.
6) PT Ultra Sumatera Dairy Farm bergerak dalam bidang pertanian, peternakan, dan perdagangan sebesar 50%. Alamat : Jalan Veteran No. 73, Brastagi, Sumatera Utara. 7) PT Ultra Peternakan Bandung Selatan yang bergerak dalam bidang pertanian, peternakan, dan perdagangan sebesar 75%. Alamat :Jalan Raya Pangalengan No. 340, Pangalengan, Kabupaten Bandung.
D. PRODUK YANG DIHASILKAN Pada awal berdiri yaitu tahun 1958, PT Ultrajaya memang lebih berfokus terhadap pembuatan susu cair. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin banyak, PT Ultrajaya mengembangkan menjadi beberapa produk. Berikut adalah beberapa produk yang dihasilkan PT Ultrajaya : 1. Minuman UHT : a. Susu Cair :
Ultra Milk
Ultra Mimi
Susu Sehat
Low Fat Hi cal
b. Teh :
Teh Kotak
Teh Bunga
c. Minuman Kesehatan :
Sari Asam
d. Minuman Lainnya :
Sari Kacang Ijo
Coco Pandan Drink
e. Makanan : 1) Susu Bubuk :
Morinaga
2) Susu Kental Manis (SKM) :
Cap Sapi
Ultra Milk
3) Lain-Lain : a) Konsentrat Buah-Buahan :
ULTRA
E. ANALISIS DATA Dalam pembahasan ini, penulis menganalisis laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dengan menggunakan metode analisis
horizontal dan dengan teknik comparative time series dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. 1. Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk
membayar
semua
kewajiban
lancarnya
dengan
menggunakan dana aset lancar. Table 3.1 Rasio Lancar PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk TAHUN 2011 2012 2013 2014
Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio) Total Aset Lancar Total Kewajiban Lancar Rasio Pertumbuhan Rp 924,080,291,058 Rp 607,594,391,942 152.09% Rp 1,196,426,603,843 Rp 592,822,529,143 201.82% 49.73% Rp 1,565,510,655,138 Rp 633,794,053,008 247.01% 45.19% Rp 1,642,101,746,819 Rp 490,967,089,226 334.46% 87.46%
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Rasio Lancar (Current Ratio) 400.00% 300.00% Rasio Lancar (Current Ratio)
200.00% 100.00% 0.00% 2011
2012
2013
2014
Grafik 3.1 Rasio Lancar PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 152,09% yang berarti bahwa Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,5209. Kemudian untuk tahun 2012 menunjukkan kenaikan sebesar 49,73% yaitu dari 152,09% menjadi 201,82% yang berarti bahwa Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,0182. Kenaikan ini disebabkan oleh menurunnya total kewajiban lancar sebesar Rp 14.771.862.799. Salah satu faktor utamanya adalah saldo utang usaha kepada pemasok dalam negeri yang berkurang sebesar Rp 31.691.682.719 karena perusahaan melakukan pembayaran. Untuk memenuhi persediaan bahan dalam proses produksi, perusahaan melakukan kerjasama kepada pemasok dalam negeri dan pemasok luar negeri. Untuk pemasok dalam negeri, perusahaan melakukan pembelian bahan baku susu murni, bahan kemasan, dan bahan pembantu, sedangkan pemasok luar negeri untuk membeli bahan konsentrat untuk minuman dan bahan kemasan. Sedangkan Rasio Lancar PT. Ultrajaya pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan sebesar 45,19% yaitu dari 201,82% pada tahun 2012 menjadi 247,01% pada tahun 2013. Hal ini berarti bahwa Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,4701. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya total aset lancar sebesar Rp 369.084.051.295 yang dipengaruhi oleh meningkatnya persediaan. Pada tahun 2013, perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintah gencar melakukan sosialisasi dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi susu. Sehubungan dengan adanya sosialisasi tersebut, tingkat kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu terutama susu cair mulai mengalami
peningkatan. Maka dari itu untuk memenuhi permintaan masyarakat, perusahaan menambah persediaan terutama persediaan bahan baku untuk produksi. Untuk tahun 2014, Rasio Lancar PT. Ultrajaya mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 87,46%. Kenaikan ini disebabkan menurunnya total kewajiban lancar sebesar Rp 142.826.963.782 akibat dari penurunan beberapa pos kewajiban lancar seperti utang usaha dan pinjaman jangka pendek. Pada tahun 2014 PT Ultrajaya melakukan pembayaran utang usaha, dalam melakukan pembayaran tersebut perusahaan tidak menggunakan pinjaman jangka pendek sehingga menyebabkan pinjaman kepada Bank menurun sebesar sebesar Rp 12.201.529.598 sehingga terjadi penurunan kas dan setara pada tahun 2014. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aset sangat lancar (kas dan setara kas, piutang usaha) Table 1.2 Rasio Cepat PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
TAHUN 2011 2012 2013 2014
Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) Kas dan Setara Kas + Total Kewajiban Lancar Piutang Usaha Rp Rp Rp Rp
503,264,855,835 844,688,460,021 993,577,682,477 896,734,245,899
Rp Rp Rp Rp
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
607,594,391,942 592,822,529,143 633,794,053,008 490,967,089,226
Rasio
Pertumbuhan
82.83% 142.49% 156.77% 182.65%
59.66% 14.28% 25.88%
Rasio Cepat (Quick Ratio) 200.00% 150.00% Rasio Cepat (Quick Ratio)
100.00% 50.00% 0.00% 2011
2012
2013
2014
Grafik 3.2 Rasio Cepat PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Berdasarkan tabel 3.2 pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 82,83% yang berarti bahwa Rp 0,8283 aktiva sangat lancar mampu menjamin Rp 1 kewajiban lancar. Selanjutnya pada tahun 2012, Rasio Cepat PT. Ultrajaya menunjukkan angka sebesar 142,49% angka ini naik sebesar 59,66% dari 82,83% pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi karena saldo piutang usaha yang mengalami kenaikan sebesar Rp 41.905.936.511 akibat dari bertambahnya para pengecer. Sementara itu, pada tahun yang sama total kewajiban lancar menunjukkan penurunan akibat dari menurunnya saldo pinjaman jangka pendek. Pada tahun ini, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan pinjaman jangka pendek kepada bank karena kas dan setara kas yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini dirasa dapat memenuhi kebutuhan persediaan bahan untuk proses produksi.
Sementara untuk tahun 2013, rasio cepat mengalami kenaikan yang menunjukkan angka 156,77% yang berarti bahwa Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh aset sangat lancar sebesar Rp 1,5677. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo piutang usaha sebesar Rp 71.148.613.995 akibat dari kebijakan perusahaan untuk menambah penjualan produk ke toko, kios, pasar tradisional maupun pasar modern (supermarket, hypermarket, mini market) diseluruh Indonesia. Untuk pos total kewajiban lancar juga mengalami peningkatan akibat penambahan jumlah pinjaman jangka pendek dari bank yang digunakan untuk pembelian bahan dan modal kerja. Rasio Cepat PT. Ultrajaya pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 25,88% yaitu dari 156,77% menjadi 182,65%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh naiknya piutang usaha dan menurunnya total kewajiban lancar dari pos pinjaman jangka pendek. Kenaikan pada pos piutang usaha ini disebabkan piutang para pengecer yang mengalami kenaikan sebesar Rp 15.515.676.337, agen/distributor yang naik sebesar Rp 7.459.772.448, dan piutang eksportir yang naik sebesar Rp 3.645.921.280. Sementara untuk total kewajiban lancar yang menurun dipengaruhi oleh pinjaman bank jangka pendek yang berkurang. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Kas (Cash Ratio) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya dengan menggunakan kas dan setara kas.
Table 3.3 Rasio Kas PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) TAHUN 2011 2012 2013 2014
Kas dan Setara Kas Rp 242,776,108,938 Rp 535,889,526,748 Rp 611,624,871,676 Rp 489,284,795,925
Total Kewajiban Lancar Rp 607,594,391,942 Rp 592,822,529,143 Rp 633,794,053,008 Rp 490,967,089,226
Rasio Pertumbuhan 39.96% 90.40% 50.44% 96.50% 6.11% 99.66% 3.16%
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Rasio Kas (Cash Ratio) 100.00% 80.00% 60.00% Rasio Kas (Cash Ratio)
40.00% 20.00% 0.00% 2011
2012
2013
2014
Grafik 3.3 Rasio Kas PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Rasio Kas PT. Ultrajaya selama 4 tahun terakhir selalu mengalami kenaikan.Kenaikan ini terjadi akibat dari pembayaran piutang usaha dari sejumlah pengecer dan agen/distributor sehubungan dengan meningkatnya penjualan bersih baik didalam negeri maupun diluar negeri. Pada tahun 2012 Rasio Kas mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 50,44%. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya
saldo kas dan setara kas sebagai akibat dari pembayaran piutang usaha dari sejumlah pengecer dan agen/distributor sehubungan dengan meningkatnya penjualan bersih baik didalam negeri maupun diluar negeri. Sementara untuk tahun 2013, Rasio Kas Perusahaan menunjukkan kenaikan sebesar 6,11% yaitu dari 90,40% menjadi 96,50% hal ini berarti bahwa Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh kas sebesar Rp 0,965. Pada tahun 2013, perusahaan memutuskan untuk menyimpan kas kedalam bentuk Deposito dibeberapa Bank sebesar lebih dari 60%. Kemudian pada tahun 2014, meskipun rasio kas megalami kenaikan akan tetapi untuk saldo kas dan setara kas serta total kewajiban lancar mengalami penurunan. Berkurangnya saldo kas dan setara kas ini disebabkan karena perusahaan yang membayar utang usaha kepada pemasok dalam negeri sehingga mengakibatkan total kewajiban yang ikut berkurang. 2. Rasio Profitabilitas a. Return On Assets Return On Assets adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan aset yang dimiliki. Table 3.4 Return On Assets PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk TAHUN 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp
Perhitungan Return On Assets Laba Bersih Total Aset 101,323,273,593 Rp 2,179,363,111,611 353,431,619,485 Rp 2,420,793,382,029 325,127,420,664 Rp 2,811,620,982,142 283,360,914,211 Rp 2,917,083,567,355
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Rasio 4.65% 14.60% 11.56% 9.71%
Pertumbuhan 9.95% -3.04% -1.85%
Return On Assets 15.00% 10.00% Return On Assets 5.00% 0.00% 2011
2012
2013
2014
Grafik 3.4 Return On Assets PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Berdasarkan Tabel 3.4 Return On Assets PT. Ultrajaya mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 4,65% yang berarti bahwa Rp 1 total aset berkontribusi menciptakan laba bersih sebesar Rp 0,0465. Kemudian pada tahun 2012, Return On Assets mengalami kenaikan sebesar 9,95% yaitu dari 4,65% di tahun 2011 menjadi 14,60%. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya total aset sebesar Rp 241.430.270.418 dan laba bersih sebesar Rp 252.108.345.892. Untuk kenaikan total aset dipengaruhi oleh meningkatnya saldo aset keuangan tidak lancar yang terdiri dari piutang peternak dan piutang karyawan. Piutang peternak timbul sehubungan dengan adanya transaksi pemberian kredit sapi kepada 69 peternak atau sekitar 1.035 ekor sapi kepada penduduk disekitar peternakan. Sementara itu, pada tahun 2012 perusahaan mengalami laba bersih sebesar Rp 353.431.619.485 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang
disebabkan karena meningkatnya volume penjualan bersih. Kenaikan ini terjadi pada sektor penjualan minuman UHT dan makanan, serta penjualan ekspor ke beberapa negara yang mengalami peningkatan yaitu dari Rp 28.262.102.773 pada tahun 2011 menjadi Rp 29.974.432.279 pada tahun 2012. Meskipun pada tahun 2012 perusahaan meningkatkan harga jual sebesar 5% karena beberapa faktor produksi, hal ini tidak mempengaruhi volume penjualan bersih karena PT Ultrajaya menjadi perusahaan minuman UHT yang sudah dipercaya oleh konsumen. Kemudian ditahun 2013, Return On Assets Perusahaan menunjukkan penurunan sebesar 3,04% yaitu dari 14,60% menjadi 11,56% akibat dari menurunnya laba bersih. Penurunan ini disebabkan oleh beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban adminstrasi yang meningkat.Pada tahun 2013, beban penjualan perusahaan meningkat dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan melakukan promosi dan iklan melalui televisi dan media sosial sehingga mengakibatkan biaya iklan dan promosi yang naik.Selain itu, biaya angkut pengiriman keseluruh daerah pemasaran juga mengalami kenaikan.Kemudian untuk beban administrasi, mengalami peningkatan dikarenakan adanya amortisasi atas aset tak berwujud yang berupa lisensi atas peranti lunak dan hak atas tanah. Selanjutnya pada tahun 2014 perusahaan masih mengalami penurunan sebesar 1,85% akibat dari laba bersih yang menurun. Penurunan ini disebabkan karena biaya pemakaian bahan langsung yang mengalami kenaikan sebagai dampak dari naiknya volume produksi. Selain itu, harga bahan baku yang diperoleh secara impor juga
mengalami kenaikan sebagai akibat terjadinya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang melemah. b. Return On Equity Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan ekuitas yang dimiliki. Table 3.5 Return On EquityPT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk TAHUN 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp
Perhitungan Return On Equity Laba Bersih Total Ekuitas 101,323,273,593 Rp 1,402,446,699,852 353,431,619,485 Rp 1,676,519,113,422 325,127,420,664 Rp 2,015,146,534,086 283,360,914,211 Rp 2,265,097,759,730
Rasio 7.22% 21.08% 16.13% 12.51%
Pertumbuhan 13.86% -4.95% -3.62%
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Return On Equity 25.00% 20.00% 15.00% Return On Equity
10.00% 5.00% 0.00% 2011
2012
2013
2014
Grafik 3.5 Return On Equity PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas pada tahun 2011, perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp 101.323.273.593 dengan total ekuitas sebesar Rp 1.402.446.699.852 sehingga menghasilkan rasio sebesar 7,22% yang berarti bahwa Rp 1 ekuitas berkontribusi menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,0722. Selanjutnya Return On Equity tertinggi perusahaan diperoleh pada tahun 2012 yaitu sebesar 21,08%. Hal ini disebabkan kenaikan pada laba bersih dan total ekuitas dari tahun sebelumnya. Laba bersih yang meningkat sebesar Rp 252.108.345.892 disebabkan karena penjualan bersih yang meningkat sebagai akibat dari perluasan pasar yang dilakukan perusahaan.Sementara itu, untuk Total Ekuitas mengalami kenaikan sebesar Rp 274.072.413.570 yang dipengaruhi oleh bertambahnya akun saldo laba baik yang sudah ditentukan maupun belum ditentukan penggunaannya. Kenaikan ini terjadi akibat dari keputusan yang diambil perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memutuskan untuk laba bersih tahun 2011 digunakan untuk menambah saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya sebesar 10%, pembagian dividen, serta sisanya ditanamkan kembali sebagai akun saldo laba bersih yang belum ditentukan penggunaannya. Sementara untuk tahun selanjutnya yaitu tahun 2013 dan tahun 2014 Return On Eqiuty mengalami penurunan dari 21,08% menjadi 16,13% pada tahun 2013 dan 12,51% pada tahun 2014. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebagai akibat dari beban usaha dan beban pokok penjualan yang mengalami kenaikan. Meskipun pada tahun tersebut penjualan bersih mengalami kenaikan, akan tetapi sejumlah beban yang dikeluarkan perusahaan juga mengalami peningkatan.
Misalnya biaya iklan untuk mempromosikan produk yang terus naik, biaya angkut pengiriman kepada sejumlah distributor di seluruh Indonesia maupun luar negeri, serta naiknya harga bahan baku yang diimpor sebagai akibat dari terjadinya depresiasi nilai Rupiah terhadap US$. c. Margin Laba Bersih Margin Laba Bersih adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan pada penjualan yang dilakukan perusahaan. Table 3.6 Margin Laba Bersih PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk TAHUN 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp
Perhitungan Margin Laba Bersih Laba Bersih Penjualan Bersih 101,323,273,593 Rp 2,102,383,741,532 353,431,619,485 Rp 2,809,851,307,439 325,127,420,664 Rp 3,460,231,249,075 283,360,914,211 Rp 3,916,789,366,423
Rasio 4.82% 12.58% 9.40% 7.23%
Pertumbuhan 7.76% -3.18% -2.16%
Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Margin Laba Bersih 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00%
Margin Laba Bersih
2011
2012
2013
2014
Grafik 3.6 Margin Laba Bersih PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Berdasarkan Tabel 3.6 Margin Laba Bersih PT Ultrajaya tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu dari 4,82% pada tahun 2011 menjadi 12,58%. Kenaikan ini terjadi karena penjualan bersih yang meningkat sebesar Rp 707.467.565.907.Hal ini disebabkan karena tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat sebesar 6% sehingga daya beli masyarakat yang juga ikut meningkat. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi susu juga berpengaruh terhadap jumlah penjualan yang mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh perluasan pasar yang dilakukan oleh perusahaan ke berbagai daerah di Indonesia serta ke berbagai negara di Asia seperti Brunei Darussalam, Singapura, Korea Selatan, Kamboja, China, dan beberapa negara di semenanjung Arab serta ke Australia dan Amerika Serikat. Sementara untuk tahun 2013 dan 2104 Margin Laba Bersih mengalami penurunan berturut-turut yaitu sebesar 3,18% dan 2,16%. Penurunan laba bersih pada tahun 2013 dikarenakan adanya biaya dan denda pajak serta keruigan penjualan hewan ternak produksi yang dialami perusahaan.Kemudian penurunan pada tahun 2014 disebabkan oleh meningkatnya pajak tangguhan dari perusahaan maupun entitas anak sebesar Rp 9.822.758.060.