BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. KREDIT 2.1.1. Pengertian kredit Kata ‘kredit’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘credere’ yang artinya ‘percaya’ (Prapto dan Achmad Anwari). Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan, yakni si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai parjanjian. Dan si penerima kredit merupakan penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Menurut Gatot Supramono, kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam uang antar bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas (Supramono, 1995:28) Pengertian kredit menurut Undang - Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Di samping itu, lembaga intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi yaitu sektor usaha lembaga pemerintahan dan individen rumah tangga untuk tujuan penyediaan dana
Universitas Sumatera Utara
bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana bagi unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit. Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah : 1. Asset transmutation Lembaga keuangan mempunyai asset berupa janji- janji untuk membayar atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu sesuai dengan kebutuhan peminjam Dan lembaga keuangan dalam membiayai aset tersebut dananya dapat diperoleh dari penabung yang jangka waktunya menurut kebutuhan penabung. 2. Liquditas Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan atau diartikan pula kemampuan bank memenuhi kewajibannya segera. 3. Income allocation Mengalokasikan penghasilan waktu sekarang untuk persiapan yang akan datang 4. Transactions Peran lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi adalah membentuk jasa agar terjadi transaksi moneter.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya, jika ditinjau dari aspek pendanaan kredit, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a. Kredit bersubsidi (kredit program), yakni kredit yang disediakan pemerintah dalam membiayai berbagai program sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang ringan. b. Kredit komersial, yakni kredit yang di berikan oleh perbankan dengan persyaratanpersyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.
2.1.2. Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur- unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: a. Ada pihak yang bersedia dan mempunyai kelebihan uang, dana, barang, dan jasa serta menawarkan kelebihan uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pihak ini disebut kreditur atau pemberi kredit. b. Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk memperoleh uang, dana, barang, dan jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkanya. Pihak ini disebut debitur atau penerima kredit. Pemberi kredit biasanya dalam keadaan atau posisi yang lebih kuat sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsusr-unsur :
Universitas Sumatera Utara
a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu/di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. b. Kesepakatan Disamping unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. c. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati. Jangka waktu tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. d. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan kreditur(pemberi kredit), baik risiko yang di sengaja oleh nasabah yang
Universitas Sumatera Utara
lalai, maupun oleh risiko yang tidak di sengaja. Misalnya, terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya. e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Kelima unsur ini dalam setiap pemberian kredit harus benar-benar diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2.1.3. Fungsi Kredit Fungsi kredit secara luas antara lain: a. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, maka uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang. Dalam hal ini uang yang di berikan atau di salurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat di gunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Misalkan seorang peani yang hanya memiliki sebidang tanah tanpa mempunyai modal untuk mengolah sawah itu baik itu untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida, maka sawah tersebut tidak akan berguna. Jadi, dengan memperoleh kredit, maka petani tersebut akan memiliki modal untuk mengolah sawah tersebut dan dapat berproduksi. d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dapat menjadi alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang di berikan akan menambah jumlah barang yang di perlukan oleh masyarakat. Dan kredit tersebut juga dapat membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat menigkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatan pemerataan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
Semakin banyak kredit yang di salurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam hal pemerataan pendapatan. Jika kredit di berikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara si penerima dan si pemberi kredit. Sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
2.1.4. Tujuan Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit ini tidak akan terlepas dari misi lembaga keuangan tersebut. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: a. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan ke pada nasabah. Di sisi lain nasabah juga akan bertambah maju dalam usahanya. b. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya yakni untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
Universitas Sumatera Utara
c. Membantu pemerintah Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang di sebarkan akan semakin baik, karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan tersebut berupa, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara karena mengurangi impor dan bahkan meningkatkan devisa negara apabila kredit yang di berikan untuk keperluan ekspor. 2.1.5. Jenis-Jenis kredit Secara umum jenis-jenis kredit dapat di lihat dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari segi kegunaan a.
Kredit investasi Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lama. Contohnya, untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. b. Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lalinnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif
Universitas Sumatera Utara
Kredit yang di gunakan untuk peningkatan usaha atau produksi ataupun investasi. Kredit ini di berikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau industri lainnya. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karena memang untuk di gunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumsi lainnya. c. Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya di harapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh, kredit ekspor dan impor. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
Universitas Sumatera Utara
b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kedit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit kosumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
Universitas Sumatera Utara
5. Dilihat dari segi sektor usaha tediri dari: a. Kredit pertanian, merupakan kredit yagn di biayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi. c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, timah dan minyak. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para professional, seperti dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.
2.1.6. Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur dan kriteria yang telah di tetapkan sebagai standar penilaian setiap kreditur.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya, kiteria penilaian yang harus di lakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P kredit. Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut: a. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobby, dll. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar. b. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang di hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang di salurkan. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
Universitas Sumatera Utara
d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta di akibatkan dengan prospek usaha yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Penilaian dengan analisis 7P kredit adalah: a. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. b. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. c. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacammacam, apakah untuk modal kerja, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
d. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah di masa yang akan datang mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. g. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi
2.1.7. Jaminan Kredit Adapun jaminan yang dapat di jadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1) Dengan Jaminan a. Jaminan benda Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah, kebun, sawah, Bangunan, rumah, pabrik, Kenderaan bermotor, Mesin-mesin/peralatan, Barang dagangan, Tanaman/kebun/sawah, dll. b. Jaminan surat-surat berharga Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: Sertifikat saham, Setifikat obligasi, Sertifikat tanah, Sertifikat deposito, Rekening tabungan yang di bekukan, Rekening giro yang di bekukan, Wessel, Bukti Pemilikan Kenderaan Bermotor (BPKB), dll. c. Jaminan orang Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya. 2) Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan yaitu, kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan-perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
Universitas Sumatera Utara
2.2.KOPERASI KREDIT 2.2.1. Pengertian Koperasi Dilihat dari asal katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa Ingris cooperation yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Menurut pasal 1 UUD No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Berikut adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih jauh : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada kopersi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954) Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima
Universitas Sumatera Utara
imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,1996, Edilius dan Sudarsono, 1993). Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uaraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. 2) Bentuk kerjasama dalam Koperasi bersifat sukarela 3) Masing-masing anggota Koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. 4) Masing-masing anggota Koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi. 5) Risiko dan keuntungan usaha di tanggung dan di bagi secara adil. 2.2.2 Tujuan Koperasi Menurut pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan manyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut: 1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
Universitas Sumatera Utara
2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3) Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
2.2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi Peranan Prinsip Koperasi Secara garis besar, peranan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut: •
Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuannya
•
Sebagai ciri khas yang membedakan Koperasi dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya
a. Prinsip Koperasi Rochdale Sejarah prinsip koperasi bermula dari prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Koperasi konsumsi di Rochdale. Prinsip-prinsip koperasi Rochdale itu adalah sebagai berikut: •
Barang-barang yang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan yang benar
•
Penjualan barang dengan tunai
•
Harga penjualan menurut harga pasar
•
Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke Koperasi
•
Masing-masing anggota mempunyai satu suara
•
Netral dalam politik dan keagamaan
•
Adanya pembatasan bunga atas modal
Universitas Sumatera Utara
•
Keanggotaan bersifat sukarela
•
Semua anggota menyumbang dalm permodalan (saling tolong untuk mencapai penyelamatan secara mandiri).
b. Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperation of Association) Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut ICA, yaitu: •
Keanggotaan bersifat terbuka.
•
Pengawasan dilakukan secara demokratis.
•
Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing dalam usaha koperasi.
•
Bunga yang terbatas atas modal.
•
Netral dalam politik dan agama.
•
Tataniaga dijalankan secara tunai
•
Menyelenggarakan pendidikan.
c. Prinsip-Prinsip Koperasi di Indonesia •
Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela
•
Pengelolaan dilakukan secara demokratis
•
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
•
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
•
Kemandirian.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Jenis-Jenis Koperasi Dalam garis besarnya, sekian banyak koperasi tersebut dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu: 1) Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang konsumsi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu Koperasi konsumsi sangat tergatung pada latar belakang kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang bersangkutan. Misalnya, koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian, selain menjual barang-barang kebutuhan pokok, sering juga menjual bibit, semprotan, serta alat-alat pertanian. Koperasi konsumsi di lingkungan para buruh, misalnya menjual barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang dan barang-barang keperluan sehari-hari lainnya. 2) Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah Koperasi yang kegiatan utamanya melakukan proses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang di produksinya. Tujuan utama dari koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3) Koperasi Jasa Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Misalnya, Koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional, Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikat Tanah dan lain sebagainya. 4) Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) Dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD). Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja KUD. Beberapa fungsi KUD meliputi: a. Penyediaan dan penyaluran saran produksi pertanian dan keperluan hidup seharihari. b. Pengolahan serta pemasaran hasil pertanian. c. Pelayanan jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. 5) Koperasi Kredit Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian di pinjamkan kembali kepada para anggota-anggotanya yang memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk berhemat serta gemar
Universitas Sumatera Utara
menabung, koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebasakan para anggotanya dari jeratan para rentenir. Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri, para anggota-anggota Koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka juga akan memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah. Fungsi pinjaman di dalam Koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan para anggota. Misalnya: a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk,benih unggul, pacul, dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan hasil usaha taninya. b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya akan bertambah. c. Dengan uang pinjaman maka seorang buruh atau karyawan akan dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya sebulan (misalnya mesin jahit, radio, sepeda motor, dll) dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan ia akan memiliki barang-barang itu untuk perbaikan hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Koperasi Kredit : a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat ringan. b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri. c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka. d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian. Untuk memperbesar modal koperasi, maka sebagian keuntungan koperasi tidak dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bilamana modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Pemerintah memberikan fasilitas kepada Koperasi Simpan Pinjam dan koperasi lain untuk memperkuat modal melalui Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK), berdasarkan SK nomor 99/KPTS/Mentranskop/1970 tanggal 1 juli 1970.
2.2.5. Koperasi Kredit Sebagai Perangsang Kemajuan Ekonomi Pemberian kredit oleh suatu koperasi kredit diharapkan dapat menjadi perangsang kemajuan ekonomi, dimana keberhasilan suatu kredit terletak pada tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yakni apabila kredit tersebut dapat membawa pengaruh terhadap keadaan sosial ekonomis penerima, pemberi, negara, dan rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Bagi penerima kredit, realisasi suatu kredit di katakan berhasil apabila ia dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak, dengan demikian kedua belah pihak mengalami perkembangan usaha yang terus meningkat. Bagi negara, kredit dapat dikatakan berhasil jika negara memperoleh tambahan penerimaan negara yang berupa pajak penghasilan (PPh) perseorangan/ badan usaha serta kemungkinan adanya peningkatan ekspor. Sedangkan bagi rakyat, manfaat kredit yakni dengan berkembangnya usaha dari penerima dan pemberi kredit, semakin terbuka kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara