BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan
adalah
respon
emosional
terhadap
penilaian
yang
menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik, keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit (Stuart and Sundeen, 1998). Selain itu kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala dan rasa mau buang air kecil atau besar. Perasaan ini disertai perasaan ingin bergerak untuk lari atau menghindari hal yang dicemaskan. 2. Kecemasan pada Ibu Hamil Menurut Bobak (2000), kecemasan pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko dalam proses persalinan yaitu mengenai keadaan jalan lahir dan bayi yang akan dilahirkannya. Dalam hal ini dukungan sosial sangat diperlukan dalam upaya memberikan rasa aman dan ketenangan pada pasangan suami istri khususnya primigravida. Dukungan ini bisa berupa motivasi dari orang terdekat atau keluarga yang memiliki pengetahuan atau pegalaman dalam persalinan. Ibu hamil mengekspresikan kecemasan selama kehamilannya sampai proses persalinan yang akan dihadapinya dan itu menyebabkan stresor (Bobak, 2000). Respon individu menghadapi stresor berupa rasa cemas dan saat-saat
menghadapi rasa cemas sebenarnya ditentukan oleh koping yaitu upaya berorientasi dan intra fisik untuk mengelola lingkungan dan kebutuhan internal maupun konflik mengenai hal tersebut. Menurut Smeltzer and Bare (2001), ada beberapa faktor yang di duga sebagai faktor presipitasi yang dapat mempengaruhi seorang ibu hamil dalam merespon kecemasan antara lain, konflik diri yaitu konflik intern antara ketakutan terhadap suatu kejadian atau peristiwa, psikologis ibu, dukungan orang terdekat yaitu suami, keluarga ibu hamil itu sendiri. Ibu hamil bisa menghadapi konflik intern antara ketakutan terhadap persalinan, ingin mengetahui dan segera memeluk bayi yang baru saja dilahirkan. Pengetahuan ibu hamil tentang persalinan merupakan faktor predisposisi yang kuat terhadap stabilitas kondisi psikologis. Seorang ibu yang tidak mengerti masalah persalinan tentunya akan merasa cemas, tetapi ibu yang mengerti tentang persalinan akan lebih tenang dalam menjalani masa–masa kelahiran (Brunner and Suddarth, 2002). 3. Faktor Penyebab Kecemasan Menurut Hawari (2001), beberapa teori yang mengemukakan faktor predisposisi terjadinya cemas antara lain :
a. Potensi stresor Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi. Pada ibu hamil ia berupaya untuk beradaptasi pada kehamilan dan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sampai pada
saat menghadapi kelahiran atau persalinan. Lingkungan termasuk di dalamnya, ruang bersalin dan sekitarnya yang asing, penuh dengan alat kesehatan dan obat – obatan atau kesibukan petugas kesehatan juga merupakan stresor tersendiri bagi ibu hamil primigravida (Hamilton, 1995). b. Maturitas Ibu hamil yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan akibat stres karena ibu hamil yang matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stres. c. Tingkat pendidikan dan status ekonomi Pendidikan dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi kecemasan karena kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga ataupun dari berbagai media seperti majalah, dan lain sebagainya. d. Keadaan fisik Ibu hamil yang mengalami gangguan fisik seperti cedera akan mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami stres.
e. Sosial budaya Seorang ibu yang mendapatkan dukungan positif dari keluarga, suami dan teman dekat akan merasa lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan. Di beberapa daerah tertentu ada kebudayaan yang tidak mengijinkan suami berada di dekat istri pada saat melahirkan dengan alasan tidak etis, kondisi ini dapat menyebabkan istri tidak mendapat dukungan dan akan merasa lebih cemas saat persalinan.
f. Umur ibu hamil yang umurnya lebih muda atau belum matur ternyata lebih mudah mengalami gangguan stres daripada ibu hamil yang usianya lebih tua atau matur. 4. Tingkat Kecemasan Menurut Kaplan and Saddock (1997), kecemasan mempunyai berbagai tingkat yaitu : a. Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati – hati serta waspada. Individu akan terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Sedang Lahan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang sangat penting saat itu, mengesampingkan hal yang lain. Individu lebih waspada dan lebih tegang. c. Berat Sangat mengurangi lahan pesepsi atau lahan persepsi sangat sempit. Individu
cenderung memikirkan pada hal yang kecil – kecil saja dan mengabaikan hal – hal yang lain. Individu mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan. d. Berat sekali (Panik) Tingkat ini persepsi terganggu, individu sangat kacau, hilang kontrol, tidak dapat berfikir secara sistematis dan tidak dapat melakukan apa- apa walaupun di beri pengarahan. 5. Mekanisme Koping Kecemasan pada Persalinan Menurut Bobak (2002), mekanisme koping yang dapat dilakukan saat mengalami kecemasan pada persalinan adalah sebagai berikut: a. Wanita dapat menunjukan perilaku-perilaku berikut: bersikap vocal atau nonvokal, berteriak atau mengeluh atau keduanya dapat merupakan respon ritual terhadap cemas. b. Melakukan stimulasi untuk mengurangi cemas, contohnya mengalihkan perhatian. c. Melakukan tekhnik relaksasi, autosugesti sebagai teknik untuk mengatasi cemas. d. Menolak penggunaan suntikan. 6. Intervensi terhadap kecemasan pada persalinan Menurut Bobak (2002), intervensi yang dapat diberikan untuk mengurangi kecemasan pada saat persalinan adalah sebagai berikut: a. Memberi semangat umpan balik untuk relaksasi dan menemani ibu hamil selama melahirkan.
b. Memberikan tindakan untuk menciptakan rasa nyaman. Tindakan yang dapat diberikan antara lain:memberi sentuhan, memberi penanganan nyeri nonfarmakologi, tenaga paramedis selalu berada disisi klien. c. Menganjurkan teknik relaksasi. d. Menerima ketidakmampuan mengikuti intruksi proses persalinan. e. Memberikan dukungan baik dari tenaga paramedis maupun dari anggota keluarga khususnya suami. Karena seorang suami berpartisipasi dalam proses persalinan dan melahirkan dalam berbagai cara, perawat perlu mendorongnya untuk mengambil peran yang sesuai.
B. Dukungan Suami Dukungan suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri, baik secara moral maupun material (Bobak, 2002). Kehadiran orang lain bagi seseorang yang mengalami kesulitan diharapkan dapat memberikan dukungan sehingga dapat mengurangi beban yang dirasakan. Menurut Friedman (1998), wujud dari dukungan suami dan keluarga antara lain: 1. Dukungan Emosional / Psikologis. Dukungan emosi ini dapat berupa perhatian, mendampingi atau menemani istri saat melalirkan. 2. Dukungan Informasi. Dukungan informasi yang diberikan suami adalah informasi tentang kehamilan, persalinan, baik secara langsung yang sudah dijelaskan oleh suami atau melalui buku, majalah yang diberikan oleh suami.
3. Dukungan Penilaian. Dukungan penilaian berupa penilaian yang positif dari suami bahwa perubahan pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologis adalah hal yang wajar dan membutuhkan pengertian. 4. Dukungan Finansial. Dukungan finansial dapat berupa uang atau dana untuk membiayai persalinan ataupun membantu suami menyiapkan keperluan bayi yang akan lahir. Menurut bobak (2002), seorang suami sangat berpartisipasi dalam proses persalinan dan perlu dorongan dari perawat atau bidan yang menolong persalinan itu sendiri. Hal ini merupakan salah satu cara menanggulangi kecemasan pada ibu hamil saat menghadapi persalinan.
C. Kerangka Teori Gambar 1. Kerangka Teori menurut Hawari (2001) & Friedman (1998) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Potensi stressor Maturitas Umur Tingkat pendidikan Status ekonomi Keadaan fisik Sosial budaya (dukungan suami atau keluarga): a. Emosional b. Informasi c. Penilaian d. Finansial
Tingkat Kecemasan:
Tingkatan cemas: 1.Cemas ringan 2.Cemas sedang 3.Cemas berat 4.Panik
D. Kerangka Konsep Gambar 2. Kerangka Konsep Variabel Independen Dukungan suami
Variabel Dependen Tingkat kecemasan
E. Variabel Penelitian. 1. Variabel independent ( bebas ) Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah dukungan suami. Dukungan itu meliputi : dukungan psikologis, informasi, penilaian dan finansial. 2. Variabel dependent (terikat) Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan
F. Hipotesis. Hipotesis penelitian yang dirumuskan
adalah : Ada hubungan antara
dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan.