BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Persepsi Persepsi merupakan proses internal yang memunkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari luar lingkungan dan proses tersebut mempengaruhi perilaku seseorang. Dan merupakan proses pandangan yang merupakan hasil hubungan antar manusia dengan lingkungan dan kemudian diproses dalam alam kesadaran ( kognisi ) yang dipengaruhi memori tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, intelegensi, dimana hasil atau penelitian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku.Pengertian Persepsi Masyarakat Sejalan dari defenisi diatas, seorang ahli yang bernama Thoha ( 1998 : 23 ), mengungkapkan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan maupun pendengaran. Wirawan ( 1995 : 77 ), menjelaskan bahwa proses pandangan merupakan hasil hubungan antar manusia dengan lingkungan dan kemudian diproses dalam alam kesadaran ( kognisi ) yang dipengaruhi memori tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, intelegensi, dimana hasil atau penelitian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku. Defenisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya ( 2000 : 45 ), sebagai suatu penerimaan yang baik atau pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.
Maka dari beberapa defenisi diatas secara umum, peneliti membuat kesimpulan tentang persepsi adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif dari proses komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan sosial masyarakat. Lebih lanjut adalah pendapat yang dikemukakan oleh Ralph Linton dalam Harsojo ( 1997 : 144 ) menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup secara bersama-sama dan saling berhubungan. Artinya bahwa setiap individu manusia yang satu sadar akan adanya individu yang lain dan memperhatikan kehadiran individu tersebut. Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal mereka. Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana
sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal mereka. 2.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Robbins ( 2001 : 89 ) mengemukakan bahwasanya ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu : 1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu. 2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip. 3. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. 4. perhatian yang selektif, dalam kehidupan manusia setia saat akan menerima banyak sekalia rangsangan dari lingkungan, meskipun demikian seseorang tidak harus menghadapi semua rangsangan yang diterima. Untuk itu individu harus memusatkan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan tertentu saja. 5. pengalaman dahulu, pengalaman-pengalaman terdahulu merupakan hal yang sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersiapkan sesuatu.
2.2 Generasi Muda Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai suatu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Posisi generasi muda dalam masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Suatu harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini. Pada sisi lain hal itu menimbulkan suatu tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh generasi muda . Artinya generasi muda harus menjadi sosok yang mampu memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat, yaitu dengan dibekali ilmu pengetahuan dan pengarahan tentang pengembangan generasi muda menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja . Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda adalah Harapan Bangsa”. Kondisi
kehidupan
bangsa
yang
kurang
menguntungkan
serta
kompleksnya permasalahan yang dihadapi generasi muda sekarang ini menuntut adanya penyikapan dalam bentuk peran aktif membangun tatanan berbagai aspek kehidupan sehingga mampu membangun dan mengembangkan kembali sendi-
sendi dasar kehidupan bangsa yang mampu membawa pencerahan pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Generasi muda adalah sebagai sumber daya manusia yang amat potensial bagi pembangunan, menempati lapisan terbesar dalam anggota masyarakat. Sumber ini tidak penah habis, satu kekayaan nasional yang tidak terhingga harganya. Menjadi berharga kalau disiapkan sebagai kader pembangunan. Masa ini adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kearah kedewasaan. Kalau digolongkan sebagai anak-anak sudah tidak sesuai lagi, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga belum sesuai. Maka timbul kesan dan pesan terhadap golongan remaja ini yang beragam sesuai dengan pandangan dan kepentingan masing-masing.1 Dalam kehidupan manusia selalu dibagi dalam beberapa tahap kehidupan yaitu mulai dari lahir, bayi, anak-anak, dewasa dan menjadi tua. Keseluruhan tahapan tersebut maka sebagai tahapan kehidupan yang menjadi konsentrasi pembahasan
dalam karya ini adalah tahapan kehidupan remaja karena pada
tahapan tersebut seorang manusia penuh dengan problem dan tantangan dalam rangka mencari jalan kehidupan serta tercapai suatu cita-cita. kehidupan remaja adalah sebagai berikut2 . Kehidupan remaja adalah kehidupan yang penuh dengan cita-cita dan angan-angan, ingin selalu mengaktualisasikan diri serta ingin selalu
1
2
Rumini,Sundari.2004.perkembangan anak dan remaja.hal :56 Benyamin, Fine, 1982. Problem Kenakalan Anak-Anak Remaja. Yayasan Kanisius, Jakarta
berubah, semua ingin dicobanya, ingin bebas tanpa ada batasan tertentu, dan ingin segera dipandang sebagai orang dewasa serta mempunyai keinginan untuk bergaul seluas-luasnya dengan orang-orang sebaya. Dari pengertian tentang kehidupan remaja tersebut maka dapat mengingatkan kepada orang tua agar senantiasa dapat memahami keinginankeinginan remaja sehingga dapat diarahkan kepada hal-hal yang baik dan berguna. Ramaja merupakan periode transisi dari periode anak kepada periode dewasa. Pada periode anak dibolehkan dan malah sering diharapkan untuk bergantung, sedangkan dalam periode dewasa orang diharpkan atau malahan diharuskan untuk dapat berdiri sendiri. Periode remaja memang sangat sukar, sehingga sering menyusahkan dirinya sendiri maupun orang yang ada di sekitarnya. Masa remaja ini sangat menarik karena seorang berusaha mencari identitas diri sehingga selalu ingin melebihi orang lain. Pada masa remaja itulah mereka mengalami gejolak kepribadian, mulai mengembangkan kepribadian sesuai dengan persepsi, dan bagaimana orang tua mengawasi dan mengarahkannya, sangat memerlukan sikap yang bijaksana. Jadi sekalipun pada masa remaja seorang ingin selalu bebas mengembangkan dirinya, namun pengawasan dan pengarahan sangatlah penting3 Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak– anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu
3
Nadek, Wilson, 1990. Memahami Kehidupan Remaja. Kanisius, Jakarta.hal: 11
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir abstrak.4 Remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral5. Dalam perkembangan kepribadian, maka remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja menjadi tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Remaja ada dalam tempat marginal. Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka lebih mudah untuk dimasukkan kategori anak daripada dewasa. Perkembangan lainnya pada masa pural atau
prapuberitas ini adalah
munculnyaperasaan-perasaannegatif pada diri anak, sehingga masa ini ada yang menyebutkan sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, ia tidak mau tunduk lagi segala perintah, kebijaksanaan dari orang tua. Semuanya terasa ingin di tolak, ini bukan berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebas dari anggapan bahwa ia sebagai anak-anak ingin menyamakan statusnya dengan orang dewasa6.
4
Hutagalung C, 2008,sikap siswa kelas XI terhdap bahaya merokok di SMA negeri 3 gorontalo kota gorontalo, Skripsi. : 1
5
Yusuf,S., 2007, psikologi perkembangan anak dan remaj,PT Remaja Rosdakarya, Bandung :184
6
Ahmadi,Munawar.2005.psikologi perkembangan ,PT Rineka Cipta,Jakarta. Hal : 123
Kurun waktu masa remaja dalam tulisan ini telah disebutkan yaitu : remaja awal 12-16 tahun dan remaja akhir 17-22 tahun. Remaja akhir sudah terlepas dari sebutan teenager, mereka mencapai usia 17 tahun di sebut sweet seventeen7. Sejak bayi manusia dapat berfikir dengan cara-cara tertentu, makin bertambah usia cara berfikir mengalami perubahan. Piaget mengatakan bahwa remaja awal cara berfikirnya secara sistematis dan mencakup logika yang kompleks. Pada umumnya masa remaja awal sifat berfikirnya belum mencakup kematangan. dalam masa remaja akhir merupakan periode kritis dalam berbagai hal isalnya sosial, pribadi, dan moral. Perkembangan yang telah dimiliki sejak masa remaja awal akan dimantapkan menjadi dasar memandang diri dan lingkungannya untuk masa selanjutnya. dan ditinjau dari berfikirnya reamaja akhir, menurut Piaget cara berfikirnya disebut berfikir operasional formal. Dalam kenyataan tidak semua remaja dapat berfikir formal dengan segera dan secara sempurna. Meskipun anak itu normal tetapi tidak pernah berada di lingkungan yang merangsang cara-cara berfikir, tidak belajar berbagai pengetahuan, tak dilatih munkin tidak dapat berfikir abstrak apalagi jika tingkat kecerdasannya dibawah normal hingga dewasa tidak dapat berfikir abstrak. Jadi menurut peneliti remaja awal dalam menilai benar atau salah terhadap sekitarnya masih dipengaruhi oleh egoisme sehingga dalam membantah kadangkadang tidak menjaga perasaan orang lain. Ia membantah apa yang menurutnya tidak sesuai atau tidak masuk akal. Dan pada remaja akhir kadang-kadang mengalami gangguan emosi bahkan banyak remaja akhir masi seperti remaja awal 7
Rumini, Sundari. 2004. Perkembangan anak dan remaja. PT Rineka Cipta, jakarta. Hal :71
dan adakalanya mereka secara kronologis sudah dewasapun masih seperti anak belasan tahun. 2.2.1. Problematika Generasi Muda dalam Kehidupan Masyarakat Berbicara mengenai masalah-masalah yang dilakukan oleh generasi muda sekarang ini tentunya tiada habisnya, namun kita sebagai generasi muda harus memiliki sikap kritis dalam membaca realitas yang sedang terjadi dalam masyarakat, dan mungupayakan pencarian solusi terhadap permasalahan tersebut. Upaya perbaikan tersebut sangat diperlukan dalam rangka membangun intelektual yang mandiri dalam pembangunan dan bersaing dalam masyarakat global. Bukan saja dalam membangun kecerdasan intelektual tetapi juga membangun kecerdasan emosional dan spiritual generasi muda. Kehidupan remaja diera modern ini tentulah berbeda dengan kehidupan pada generasi sebelumnya, pelajar saat ini membutuhkan ruang gerak dalam pengembangaan kematangan emosi misalanya saja grup band, sepak bola, basket, otimotif dan sebagainya. Jika hal ini tidak dipenuhi ataupun dihambat maka akan cenderung membuat perkumpulan-perkumpulaan yang cenderung menyalahi norma. Jadi tejadinya menyimpangan kepribadian generasi muda dari normanorma masyarakat bukanlah murni disebabkan oleh kesalahan remaja atau generasimuda itu sendiri, melainkan penyimpangan ini muncul dari permasalah multidimensional dalam diri pendidikan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan penyimpangan dalam diri generasi muda, hanyalah sebagian dampak kecil dari
berbagai masalah dalam dunia pendidikan dan bukanlah pokok penyebab atau persoalan. Sehingga dalam menganalisis kehidupan generasi muda diperlukan kesatuan global dari sistem-sistem dalam masyarakat. Secara psikologis generasi muda adalah masa transisi dari remaja menuju kedewasaan diamana didalamnya terjadi gejolak-gejolak batin dan luapan ekspresi kretivitas yang sagat tinggi. Jika lupan-luapan dan pencarian jati diri ini tidak terpenuhi maka mereka akan cenderung mengekspresikanya dalam bentuk kekecewaan-kekecawaan dalam bentuk negatif. Sarana yang dimaksud disini, bukan hanya peralatan edukatif saja, tetapi juga sarana-sarana olahraga ataupun kesenian untuk mengekspresikan diri mereka. 2.3. Penelitian Terdahulu Bahwasannya untuk membedakan dalam penelitian penulis, maka sengaja penulis mencantumkan peneltian terdahulu supaya menunjukan keaslian dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi Penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Hanafi, Imam,8 2007 SKRIPSI. Judul: “Faktorfaktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap Keputusan Pembelian pada Swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang .”
8
Hanafi, Imam. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap Keputusan Pembelian pada Swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang .”( SKRIPSI: Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009)
Pasar memiliki potensi besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana ketergantungan masyarakat pada mekanisme pasar sangat tinggi baik dari sisi pedagang maupun pembeli. Potensi pasar di Indonesia yang sangat besar mendorong antusiasme dan agresifitas para pemain mini market, super market, dan
hypermarket.
Sebagaimana
Indomaret
khususnya
di
Klakah
yang
menggunakan berbagai konsep untuk menarik perhatian banyak pengunjung karena salah satu ukuran keberhasilan suatu ritel adalah banyak-sedikitnya pengunjung berbelanja. Oleh karenanya, penelitian tentang persepsi masyarakat menjadi penting untuk mengukur kinerja Indomaret dari sisi konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keputusan pembelian pada swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor yaitu untuk menentukan beberapa variabel yang dipertimbangkan dari persepsi masyarakat, kemudian untuk lebih menjelaskan variabel-variabel persepsi yang mempengaruhi
keputusan
pembelian
masyarakat
di
Indomaret
dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis faktor diketahui terdapat 21 item yang menggambarkan 6 faktor yang menjadi pertimbangan dari persepsi masyarakat terhadap keputusan pembelian
pada swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang. Secara
simultan variabel persepsi masyarakat yang terdiri dari Promosi (X1), SosBud (X2), Harga (X3), Tempat (X4), Situasional (X5), dan Produk (X6) berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Indomaret Klakah Kabupaten
Lumajang. Secara parsial variabel persepsi masyarakat yaitu ; SosBud (X2), Harga (X3), Situasional (X5), dan Produk (X6) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian pada swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang, sedangkan variabel Promosi (X1) dan Tempat (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Indomaret Klakah Kabupaten Lumajang. Hasil kuadrat korelasi sederhana variabel bebas dan terikat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel Situasional (X5). 2. Yusdi Daulay, Se, Mm,Oktaviani Rahayu,Putri Ghea Sandea,Wahyu Hidayat,Shinta
Oktarina,Marni
Pitria,Khairunnisa,Nur
Afrida.
Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Propinsi Banten Terhadap Perbankan Syariah” (Studi Kasus Di Kabupaten Pandeglang Dan Kotamadya Tangerang)9 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah. Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari kuesioner yang peneliti berikan kepada masyarakat di Kotamadya Tangerang dan Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu dengan mengamati dan menganalisa dan mengamati faktor-faktor mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah. 9
Yusdi Daulay, Se, Mm,Oktaviani Rahayu,Putri Ghea Sandea,Wahyu Hidayat,Shinta Oktarina,Marni Pitria,Khairunnisa,Nur Afrida. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Propinsi Banten Terhadap Perbankan Syariah” (Studi Kasus Di Kabupaten Pandeglang Dan Kotamadya Tangerang).(Penelitian Fakultas Ekonomi UHAMKA)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji validitas semua item pertanyaan valid, uji reliabilias semua variable reliabel, analisis faktor yang paling dominan yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah adalah : Penerapan konsep bagi hasil dalam perbankan Syariah, Prinsip kerja wadiah dan mudharabah dapat digunakan untuk menghimpun dana dalam perbankan syariah, Prinsip kerja murabahah, salam, istishna' dan ijarah dapat digunakan untuk produk penyaluran dana dalam perbankan syariah, Lembaga keuangan Islam (dalam hal ini perbankan syariah) seharusnya ikut mendorong pencapaian di akhirat, selain pencapaian didunia, Lembaga keuangan Islam seharusnya ikut mendorong pencapaian kesejahteraan social masyarakat, selain pencapaian laba perusahaan, Tujuan aktivitas bisnis lembaga keuangan dalam perspektif Islam adalah membayar upah yang memadai bagi pekerja untuk hidup wajar, meskipun dapat mengurangi keuntungan pemegang saham , Sumber-sumber ajaran Islam (AlQuran dan Al- Hadist) cukup memadai untuk dijadikan dasar untuk pengembangan sistem akuntansi saat ini , Prinsip-prinsip muamalah di bidang bisnis yang dianjurkan oleh Al-Quran dan Al-Hadist dapat diterapkan dalam mengembangkan suatu system akuntansi , Akuntabilitas lembaga keuangan dalam perspektif Islam seharusnya tidak dibatasi hanya pada aspek keuangan semata , Laporan keuangan dalam perspektif Islam seharusnya tidak hanya mencatat transaksi ekonomi saja, tetapi juga meliputi kejadian sosio-ekonomi , Laporan keuangan dalam perspektif Islam seharusnya menggunakan nilai sekarang (current value) dalam neraca untuk menghitung zakat secara wajar, dan Rekening (account) dan laporan tahunan lembaga keuangan Islam dalam hal ini perbankan
syariah, seharusnya diaudit untuk memastikan bahwa organisasi tersebut menjalankan kegiatannya sesuai dengan syariat Islam (audit syariah). Oleh karena itu disarankan kepada pihak perbankan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, menjaga faktor-faktor yang dominan mempengaruhi persepsi masyarakat serta meningkatkan yang faktorfaktor yang lemah, agar bank syariah mampu bersaing dengan bank konvensional. 3. Khusnul yakin10 tahun 2007, dengan judulpenelitian “pandangan tokoh masyarakat terhadap urgensi kursus calon pengantin dalam pembentukan keluarga sakinah (studi didesa kucur, kecamatan Dau, kabupaten Malang ) “ Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pandangan tokoh masyarakat desa kucur terhadap urgensi kursus calon pengantin dalam pembentukan keluarga sakinah. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pandangan dari tokoh masyarakat dengan adanya kursus calon pengantin untuk setiap pasangan calon yang hendak melaksnakan akad nikah adalah sangat penting.
Hal tersebut
bertujuan untuk memberikan bekal menuju mahligai rumah tangga dan untuk menetapkan lembaga rumah tangga yang kokoh dan lestari menuju terwujudnya keluarga sakinah.
10
Khusnul yakin, pandangan tokoh masyarakat terhadap Urgensi Kursus Calon Pengantin tdalam Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang) , (skripsi: Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2007)
2.4 Kerangka Berfikir
Kehidupan Generasi Muda
Masalah
Generasi Muda teatur dan berguna bagi
Persepsi Masyarakat
masyarakat
Hipotesis
Metodologi Peneltian
Gambar 1.kerangka berfikir tentang persepsi masyarakat terhadap kehidupan remaja
2.5 Hipotesis Adapun yang menjadi Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ terdapat perbedaan antara persepsi masyarakat dengan kehidupan generasi muda di Desa Sukamaju, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo.