BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
Komunikasi memiliki arti yang sangat luas, banyak para ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai arti dari komunikasi. Longman Dictionary of Contemporary Englsih memberikan definisi kata communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami orang lain. 3
Terdapat
begitu
banyak
konseptualisasi
mengenai
komunikasi,
dan
konseptualisasi ini telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun studi mengenai komunikasi selama berabad-abad, bukan berarti bahwa komunikasi telah dipahami dengan baik.
Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis. Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti sama sama makna mengenai sesuatu hal yang di komunikasikan. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
3
Kadar Nurjaman & Khaerul Umam.,Op Cit. Hal. 36
10
11
Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.4
Begitu banyak definisi tentang komunikasi, sehingga setiap teori tentang komunikasi dianggap begitu abstrak. Namun teori tentang komunikasi dapat digunakan sebagai langkah awal untuk memahami sebagian besar kejadian dalam kehidupan. Oleh karena itu, pemahaman tentang teori komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan agaar kita dapat melakukan komunikasi secara efektif.
Brent D. Ruben (1988) dalam buku Arni Muhammad, memberikan definisi mengenai komunikasi manusia sebagai berikut : Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.5
Dari definisi diatas, dapat ditarik sebuah garis besar bahwa komunikasi intinya adalah bagaimana setiap individu mampu menyampaikan maksud kepada orang lain dan orang lain tersebut dapat menangkap maksud yang diharapkan serta
4
Tommy Suprapto.,Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen Komunikasi. Jogjakarta: Penerbit CAPS, 2011. Hal. 7 5 Arni Muhammad.,Komunikasi Organisasi, Jakarta:PT,.Bumi Aksara, 2005. Hal. 3
12
mampu memberikan umpan balik sebagai tanda bahwa pesan berhasil diterima dan menumbuhkan rasa saling pengertian.
2.1.1. Prinsip-prinsip Komunikasi
prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut ;
1. Komunikasi adalah sebagi proses simbolik. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. 3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan. 4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi 7. Komunikasi bersifat sistemik. 8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektiflah komunikasi. 9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. 11. Komunikasi bersifat Irreversible.6 2.1.2. Peranan dan fungsi komunikasi
Begitu pentingnya dalam hidup manusia, maka Harold D. Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain :
1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya 2. Dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada 3. Melakukan transformasi warisan budaya kepada generasi berikutnya.7
6
Deddy Mulyana.,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007. hal.68 7
Hafied Cangara., Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009.Hal. 67
13
Komunikasi sudah menjadi bagian dari kegiatan manusia sehari-hari, dengan kata lain komunikasi telah menjadi ‘jantung’ dari kehidupan kita. Fungsi komunikasi dapat kita rasakan dalam hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, dalam organisasi, dan dalam masyarakat. Hanya dengan berkomunikasi kita bisa mendapatkan informasi.
2.2. Komunikasi interpersonal
Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, sifat komunikasi ini adalah: spontan dan informal; saling menerima feedback secara maksimal; partisipan berperan fleksibel.8
Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensinya terjadi cukup tingi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasi dengan jenis komunikasi lain, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain : a. Arus pesan dua arah, komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber pesan dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitupun sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan. b. Suasana nonformal. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal. c. Umpan balik segera. Oleh karena itu komunikasi interpersonal biasannya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik dapat diketahui dengans segera.
8
Suranto Aw., Komunikasi interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Hal. 3
14
d. Peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antar individu yang menuntut agar peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat, baik dalam arti fisik maupun psikologis. e. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. 9
Komunikasi antar pribadi dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahaan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang juga dapat berusaha membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dengan orang lain. Dari hubungan interpersonal, akan tercipta sebuah kenyamanan dalam berbagi banyak hal yang akan menumbuhkan kepercayaan. Bermula dari sinilah awal dari terbentuknya klik-klik dalam komunikasi informal.
2.3. Komunikasi kelompok
Komunikasi
kelompok
merupakan
media
untuk
mengungkapkan
persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bisa pula merupakan alas untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota kelompok pemecahan masalah).
9
Suranto Aw., Op. Cit. Hal. 15
15
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya: Human Communication, A Revision of Approaching Speech/Communication, yang dikutip oleh Wiryanto, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-to face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self-maintenance, or problem solving, such that the members are able to personal characteristics of the other members accurately).10 Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antar pribadi. Kelompok tersebut mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi. Mereka mempunyai derajat organisasi tertentu yang mengatur kelompok itu. Komunikasi kelompok adalah kembangan dari klik yang terbentuk dari komunikasi antar pribadi. Tak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya kelompok, akan membentuk suatu jaringan komunikasi informal yang besar dan akan membawa banyak manfaat dalam hidup bersosial.
10
Wiryanto.,Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004. Hal.46
16
2.4. Komunikasi Organisasi
2.4.1. Organisasi
Rochajat menjelaskan istilah organisasi bisa berarti suatu lembaga (institution) kelompok, perusahaan,atau badan pemerintah yang memiliki pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Semakin terpadu dan terarahnya pekerjaan maka akan semakin efektiflah organisasi tersebut.11
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.12
Definisi lain datang dari Robert Bonnington dalam bukunya yang berjudul Modern Business: A systems approach, mengatakan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.13
11
Rochajat Harun.,Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju 2008, hal. 35
12
Khomsahrial Romli., Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo, 2011. Hal. 1
13
Ibid. Hal. 1
17
2.4.2. Komunikasi Organisasi
Redding dan Sanborn memberikan pengertian bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Kemudian Katz dan Khan menyatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.14
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut15 : 1. Fungsi perintah, berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan keawajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. 2. Fungsi relasional, berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. 3. Fungsi manajemen ambigu, berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi.
14
Arni Muhammad., Op. Cit. Hal. 65
15
Khomsahrial Romli., Op. Cit. Hal.2
18
2.4.2.1. Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi organisasi menurut Joseoh A. Devito dirumuskan menjadi 4 hal yaitu16 : 1. Untuk Penemuan Diri (Personal Discovery) Bila kita berkomunikasi dengan orang lain, maka kita belajar mengenai diri sendiri juga tentang orang lain. Penemuan diri juga dapat melalui proses perbandingan sosial, sebagian besar cara kita mengevaluasi diri sendiri adalah dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain. Berkomunikasi juga bisa memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang tidak sepenuhnya terjangkau oleh kita sebelumnya. 2. Untuk Berhubungan Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial. 3. Untuk Meyakinkan Dalam perjuampaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain, yang menghabiskan banyak waktu untuk melakukan peruasi
16
Joseph A. Devito.,Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Profesional Books, 1997. hal 31-32
19
antar pribadi, baik sebagai sumber atau sebagai penerima. Hanya sedikit dari komunikasi antar pribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap atau perilaku. 4. Untuk Bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita banyak mendengarkan pelawak, pembicaraan. Musik dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari
perilaku
komunikasi dirancang untuk mengibur orang lain.
2.4.2.2. Peranan Komunikasi organisasi
Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi, komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan organisasi. Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yangseharusnya. Kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi sebuah organisasi. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi.
20
2.5. Komunikasi Informal
Dibalik hubungan struktural yang formal, ada sistem hubungan sosial yang lebih kompleks yaitu sistem informal. Komunikasi informal terjadi diantara para karyawan dalam suatu organisasi sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul atau bersosialisasi dan keinginan untuk menyampaikan informasi yang dimiliki dan dianggap tidak dimiliki oleh rekan sekerjanya. Menurut Ivancevich, kelompok informal adalah pengelompokan alamiah yang dilakukan sejumlah orang dalam lingkungan kerja sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Dengan kata lain, kelompok-kelompok informal tidak dengan sengaja diciptakan, mereka berkembang secara ilmiah.17 Komunikasi informal dapat dilakukan oleh seluruh anggota organisasi tanpa memandang jabatan atau kedudukan seseorang didalam organisasi tersebut. Hal-hal yang biasa dibicarakan dalam komunikasi informal biasanya merupakan hal yang umum seperti masalah ekonomi, politik, sosial, dan fenomena yang sedang ramai dibicarakan atau membicarakan masalah pribadi terkait tentang keluarga, anak-anak hingga masalah rumah tangga.
17
Ivancevich, Konopaske, Metteson.,Perilaku Dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. Hal. 6
21
2.6. Jaringan komunikasi
Didalam komunikasi organisasi tentunya mempunyai suatu pola atau jaringan, bagaimana pesan-pesan dikirim oleh berbagai sumber dan diterima seluruh anggota organisasi melalui pola-pola tertentu.
2.6.1. Pengertian jaringan komunikasi
Definisi dari Rogers dan Kincaid (1983:346), jaringan komunikasi terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan yang direlasikan oleh arus komunikasi dan informasi yang terpola. (consists of interconnected individuals who are linked by pattern flows of information.)18 Jadi, dapat disimpulkan bahwa jaringan komunikasi adalah hubungan antar personal yang terkoneksi dan terpola dalam pemenuhan sebuah maksud dan tujuan. melalui jaringan komunikasi dapat digunakan untuk melihat karakterisitik komunikasi yang tidak selalu dapat dilihat melalui saluran yang ada.
2.6.1.1. Struktur jaringan komunikasi Struktur jaringan komunikasi terbagi kedalam beberapa model, yaitu19 :
18
Munawar Syamsudin Aan.,Metode Riset Kuantitatif Komunikasi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Hal. 137 19
Joseph A.Devito, Op.cit. Hal.345
22
1. Model Rantai (Chain) Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal sebagai system komunikasi arus ke atas (upward) dan kebawah (downward). Artinya model tersebut menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadi suatu penyimpangan. Model ini banyak dianut pada jaringan komunikasi dalam manajemen operasi militer, laporan keuangan (accounting), pembayaran gaji (Payroll) dan lain sebagainya yang bersifat sangat kaku. Hal ini dilakukan demi tercapainya ketelitian tinggi atau pengawasan ketat pada setiap tingkatan yang mewakili devisi/supervisor jenjang hirarkinya. Gambar aliran komunikasi model rantai A
B
C
D
E
(Sumber : Joseph A. Devito, 1997: 344-345)
23
2. Model Roda (Wheel) Sistem jaringan komunikasi di sini menjadikan semua laporan, instruksi, perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih. Dan tidak terjadi interaksi (komunikasi) antara satu bawahan dengan bawahan yang lain. Gambar aliran komunikasi model roda B
C
A
D
E
(Sumber : Joseph A. Devito, 1997: 344-345)
3. Model lingkaran (Circle) Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staf bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkatan yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level. Misalnya komunikasi terjadi secara interaksi antar sesama bawahan dengan atasannya langsung (komunikasi berjenjang).
24
Gambar aliran komunikasi model roda A
B
E
D
C
(Sumber : Joseph A. Devito, 1997: 344-345)
4. Model jaringan bebas (All-channel) Model jaringan komunikasi system ini merupakan pengembangan model lingkaran (Circle). Di dalam model ini semua tingkatan dalam jaringan tersebut dapat melakukan interasksi Teambal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Semua jaringan komunikasi antar tingkatan jenjang hirarkinya tidak dibatasi dan setiap staf/bawahan bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak/pimpinan atau sebaliknya. Gambar aliran komunikasi model jaringan bebas A
B
C
D
(Sumber : Joseph A. Devito, 1997: 344-345)
25
5. Model Huruf”Y” Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai (Chain). Yaitu terdapat empat level jenjang hirarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang mungkin berbeda divisi atau department. Gambar aliran komunikasi model huruf “Y” A
B
C
F
G
(Sumber : Joseph A. Devito, 1997: 344-345) 2.6.2. Jaringan Komunikasi Informal
Penyebaran informasi dalam jaringan komunikasi informal mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, walaupun ada mungkin sedikit, informasinya dapat berubah-ubah dan tersembunyi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa di dalam jaringan komunikasi informal terdapat bebagai macam informasi yang mengalir. Namun dari semua itu terdapat dua tipe informasi yang mengalir paling utama dan informasi yang sering menjadi pembicaraan dalam organisasi adalah rumor atau desas-desus atau grapevine.
26
Dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan mendapatkan informasi dirinya. Dan juga terdapat individu yang menghubungkan kelompok-kelompok tersebut. Mereka akan berkomunikasi secara berkesinambungan dan membentuk pola jaringan komunikasi yang khas dari masing-masing individu dan klik. Klik adalah bagian dari suatu sistem jaringan komunikasi yang anggotanya relatif lebih sering berhubungan dengan satu sama lain antar anggotanya. 20 Syarat klik adalah sebagai berikut : 1. Setiap klik paling sedikit terdiri dari tiga anggota 2. Setiap anggota klik tidak memiliki 50% hubungan 3. Semua anggota klik harus berhubungan satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung artinya tidak memperhatikan arah hubungan. Jaringan komunikasi informal memiliki kelebihan dan kelemahan yang memberikan dampak kepada organisasi. Adapun kelebihannya adalah dapat berfungsi sebagai papan pengumuman yang menyuarakan kepenatan pegawai, membantu menyalurkan berita yang tidak bisa dikirim lewat jaringan formal, memperlancar proses penyelesaian tugas-tugas pekerjaan dan membantu memperbaiki kehidupan sosial dan organisasi karena pegawai saling berbagi
20
Rogers and Kincaid, Communication Networks Toward a New Paradigm for Research, 1981. Hal.177
27
berita selentingan, sehingga satu sama lain menjadi pemain kelompok yang kompak. Sedangkan kelemahannya adalah meskipun akurasi berita bisa 75% sampai 95% kebenaran namun seringkali kesalahan terjadi juga, pegawai terkadang dapat mengubah fakta sesuai kepentingan pribadinya dari pada menyampaikan fakta sebenarnya dan sulit memastikan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap fakta selentingan tersebut dimana pesan dikirim secara tidak tepat. Perusahaan bisa memanfaatkan kelebihan dai komunikasi informal ini sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara efektif dan efisisen.
2.6.2.1. Desas-desus (Grapevine)
Pengertian rumor / desas-desus (grapevine) secara luas adalah informasiinformasi yang belum diketahui kebenarannya secara pasti yang menyangkut orang-orang atau grup-grup yang dikenal langsung oleh si penyebar informasi. Sifat Grapevine yang digambarkan oleh W. L. Davis & Connor,21 adalah : 1. Selentingan berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut 2. Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan posisi 3. Selentingan menyebarkan informasi dengan cepat 4. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu “rantai kelompok” karena
21
setiap
orang
yang menyampaikan
selentingan
cenderung
R. Wayne Pace and Faules Don F.,Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Hal. 200-201
28
mengabarkan kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja 5. Para peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan satu dari tiga peranan, yaitu penghubung, penyendiri, atau pengakhir. Mereka ini biasanya yang tidak melanjutkan informasi 6. Selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk orang-orang dalam organisasi tersebut 7. Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, semakin besar kemungkinan ia menceritakan kepada orang lain 8. Bila suatu informasi yang disampaikan pada seseorang menyangkut sesuatu yang menarik perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain 9. Aliran utama informasi dalam selentingan cenderung terjadi dalam kelompok-kelompok tersebut 10. Umumnya 75%-90% dari rincian pesan yang disampaikan adalah cermat 11. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan rinciannya cermat 12. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, apakah untuk kebaikan atau keburukan, jadi pemahaman mengenai selentingan dan bagaimana selentingan ini dapat memberi andil positif kepada organisasi yang merupakan hal penting
29
2.6.3. Peran - peran dalam jaringan komunikasi
Sebuah organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan, ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi satu dengan yang lainnya, maka berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa berbicara kepada siapa”. Lokasi setiap individu dalam pola dan jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Menurut R. Wayne Pace dalam bukunya mengatakan bahwa, “analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi meliputi anggota klik, penyendiri (isolate), jembatan (bridge), penghubung (liason), penjaga gawang (gate keeper), pemimpin pendapat (opinion leader), dan kosmopolit (cosmopolites).22 1. Pemimpin Pendapat (Opinion Leader) Opinion leader adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. Opinion leader terpilih karena dianggap orang yang paling tahu banyak tentang setiap fenomena.
22
R. Wayne Pace and Faules Don F.,Op.cit. Hal.177-183
30
2. Penjaga gawang (Gate Keeper) Gate keeper adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada ditengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keeper dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja. Dalam hal ini gate keeper mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. Peranan gate keeper sangat penting dalam jaringan komunikasi. 3. Kosmopolit (Cosmopolite) Cosmopolite adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mngenai organisasi kepada orang-orang tertentu pada lingkungannya. 4. Jembatan (Bridge) Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini membantu
saling
memberi
mengoordinasi kelompok.
informasi
diantara
kelompok-kelompok
dan
31
5. Penghubung (Liason) Liason adalah sama peranannya dengan Bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompok-kelompok dalam organisasi. 6. Penyediri (Isolate) Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya. Goldhaber (1979) dalam Wayne Pace
merumuskan sifat-sifat khusus
penyendiri. Penyendiri berbeda dengan anggota kelompok yang lainnya dalam arti kurang aman dalam konsep diri mereka.
23
Kurang termotivasi oleh cita-cita
Kurang bersedia berinteraksi dengan orang lain
Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem
Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi
Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi
Relatif tidak puas dengan sistem23
R. Wayne Pace Don F. Faules.,Op.Cit. hal.17
32
2.7. Analisis jaringan komunikasi
Analisis jaringan komunikasi adalah suatu eksplanasi dan deskripsi yang jelas tentang varian-varian atau aspek-aspek berupa (kriteria konteks dan dimensi) yaitu komunikasi antar-individu, komunikasi antar-kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya dan lain-lain seterusnya.24 Analisis jaringan komunikasi memiliki beberapa tujuan seperti yang disebutkan oleh Little John adalah “if you were to analyze a network, look at several things the ways in which any two person are linked together. The network functions are: 1. Control information flow 2. Bring people with common interest together 3. Build common interpretations 4. Enhance social influence 5. Allow for an exchange of resource25
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu analisis jaringan komunikasi adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi struktur komunikasi (susunan dari elemen-elemen yang berbeda yang dapat dikenal melalui satu pola arus komunikasi dalam suatu sistem).
24
25
Munawar, Aan Syamsudin. Op. Cit. Hal. 122
Stephen W Little John and Karen A. Foss. Teori Komunikasi, Theories of Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Hal. 261
33
Ciri analisis jaringan komunikasi terletak pada analisis hubungan antara dua orang atau lebih dalam struktur jaringan komunikasi. Unit analisis dalam jaringan bukan lagi individu-individu pelaku komunikasi secara terpisah dan mandiri, tetapi ada hubungan antara pelaku-pelaku interpersonal, pada tingkat klik dan pada tingkat sistem yang besar.
2.8.
Public Relations
2.8.1. Pengertian Public Relations
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations, PR adalah semua bentuk komunikasi yang terncana, baik kedalam maupun keluar organisasi, dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 26
Menurut Cutlip, Center dan Broom, PR adalah fungsi manajemen yang menentukan, menetapkan, dan mempertahankan hubungan-hubungan yang saling menguntungkan antara sebuah organisasi serta berbagai golongan publik yang menjadi penentu kesuksesan maupun kegagalan organisasi tersebut.27
Ditilik dari definisinya, PR mempunyai posisi yang tinggi dalam manajemen, terlihat sangat jelas bahwa PR memiliki peranan vital dalam sebuah
26
Nurjaman, kadar & Umam, Khaerul. Op. Cit. Hal. 108
27
Ibid
34
organisasi. Kontribusi dari PR akan memberikan perubahan yang signifikan untuk organisasi.
2.8.2. Peranan dan fungsi Public Relations
Sebagai fungsi manajemen, fungsi Public Relations melekat dan tidak dapat dilepaskan dari manajemen organisasi. Menurut Maria (2002:31), Public Relations merupakan satu bagian dari satu napas yang sama dalam organisasi tesebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut.28
Peranan Public Relations dalam organisasi dapat menjadi empat kategori berikut 29:
1. Penasehat Ahli (expert prescriber) Hubungan praktisi Public Relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya, artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima dan atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar Public Relations (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
28
29
Ibid. Hal.114-115
Firsan Nova., Crisis Public Relations:bagaimana PR menangani krisis perusahaan. Jakarta: Grasindo, 2009. Hal.45
35
2. Fasilitator komunikasi (communication facilitator) Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak manajemen mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, praktisi Public Relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada publiknya. 3. Fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan ini merupakan bagian dari Team manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil tindakan keputusan dalam mengatasi krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4. Teknisi komunikasi (communication technician) Peranan communication technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication.
Dengan adanya Public Relations didalam perusahaan, diharapkan PR dapat menjadi mata, telinga, dan tangan kanan pimpinan organisasi atau top management.