BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini merupakan informasi yang sangat mendasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang dimaksud dapat dinilai dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan, para pengguna laporan keuangan dapat menghitung dan menginterpretasikan ukuran-ukuran kewajiban, likuiditas, profitabilitas, manajemen aset, dan nilai pasar perusahaan. Ada 5 jenis rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menilai kinerja perusahaan (Atmaja, 2008), yaitu: a.
Leverage ratio, yaitu rasio yang memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan.
b.
Liquidity ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.
c.
Effectivity/efficiency atau turnover atau assets management ratio, mengukur seberapa efisiensi/efektivitas perusahaan dalam mengelola aktivanya.
d.
Profitability ratio, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
e.
Market value ratio, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya rasio-rasio keuangan, pengguna laporan keuangan dapat melihat hubungan antara item-item pada laporan keuangan. Hubungan antara itemitem ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai suatu perusahaan. Pada penelitian, untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan mediasi variabel mediating, rasio perputaran aset (total assets turnover) yang merupakan salah satu dari effectivity/efficiency ratio diambil sebagai variabel independen, nilai perusahaan yang dinilai dengan market value ratio diambil sebagai variabel dependen, dan profitability ratio digunakan sebagai variabel mediating. Parameter yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah Tobin’s Q ratio yaitu nilai pasar dengan membandingkan nilai pasar saham suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Parameter yang digunakan untuk rasio profitabilitas adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh dari total aset yang dimiliki perusahaan.
2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown, et al. (2007) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti
Universitas Sumatera Utara
harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Menurut Suharli (2006), ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk menilai perusahaan, di antaranya: a.
Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio.
b.
Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
c.
Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.
d.
Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.
e.
Pendekatan harga saham.
f.
Pendekatan Economic Value Added (EVA). Penelitian ini tidak membahas keseluruhan pendekatan di atas tetapi mencoba
meneliti nilai perusahaan dengan pendekatan harga saham dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Alasan memilih rasio Tobin’q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan.
Universitas Sumatera Utara
Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga saham disebut dengan beberapa istilah di antaranya: 1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. 2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. 3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4. Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. 5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas. 6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share. Menurut Tandelilin (2001) dalam Sari (2005) bahwa pendekatan PER merupakan pendekatan yagn lebih populer dipakai di kalangan analisis saham dan para praktisi. Pendekatan PER disebut juga pendekatan multiplier dimana investor akan menghitung berapa kali nilai earnings yang tercermin dalam harga suatu saham.
Universitas Sumatera Utara
7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Salah satu versi Tobin’s Q yang dimodifikasi dan disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) terhadap rumus yang dibuat oleh Lindenberg & Ross (1981) dalam Wolfe (2003) adalah: q = Total Market Value of Firm / Total Asset Value atau q = (MVS + D) / TA dimana : q
= Tobin’s Q
MVS = Market value of all outstanding shares, i.e. the firm’s Stock Price * Outstanding Shares. D
= Total Debt
TA
= Firm’s Assets Rumus untuk pengukuran rasio ini ditulis ulang menjadi: (Current Price x Total Shares) + Total Liabilities Tobin’s Q Ratio = -------------------------------------------------------------Total Assets Jika nilai pasar semata-mata merefleksikan asset yang tercatat suatu
perusahaan maka Tobin’s Q akan sama dengan 1. Jika Tobin’s Q lebih besar dari 1, maka nilai pasar lebih besar dari nilai asset perusahaan yang tercatat. Hal ini menandakan bahwa saham overvalued. Apabila Tobin’s Q kurang dari 1, nilai
Universitas Sumatera Utara
pasarnya lebih kecil dari nilai tercatat asset perusahaan. Ini menandakan bahwa saham undervalued. 2.1.2. Perputaran Aset Salah satu ukuran yang terpenting untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang dimiliki adalah rasio perputaran aset (total assets turnover). Total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan (Wild, at al, 1997). Cara menghitungnya adalah dengan membagi total pendapatan atau penjualan dengan rata-rata total aset perusahaan atau dirumuskan sebagai total assets turnover = total penjualan / rata-rata total aset. Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Semakin besar rasio total assets turnover suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar keinginan investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan. 2.1.3. Profitabilitas Profitabilitas merupakan ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Arifin dan Fakhruddin (1999), profitabilitas atau kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Laba ini merupakan keuntungan setelah bunga dan pajak yang merupakan laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Besley dan Brigham
(2008),
profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba yang merupakan hasil bersih dari kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan manajemen baik dalam mengelola likuiditas, aset, maupun kewajiban perusahaan. Semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin baik bagi perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan oleh perusahaan akan menarik minat investor untuk memiliki perusahaan tersebut dan akan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan. Menurut Horne (1995), ada dua tipe rasio profitabilitas, yaitu yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan penjualan, dan yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan investasi. Rasio profitabilitas sehubungan dengan penjualan adalah: a. Gross Profit Margin = (Sales – Cost of Goods Sold) / Sales, dan b. Net Profit Margin = Net Profits after Taxes / Sales. Rasio profitabilitas sehubungan dengan investasi adalah: a. Return on Equity (ROE) = (Net Profit after Taxes – Preferred Stock Dividend) / Shareholders Equity.
Universitas Sumatera Utara
b. Return on Assets (ROA) = Net Profits after Taxes / Total Assets, dan c. Net Operating Profit Rate of Return = Earnings before Interest and Taxes / Total Assets. Rasio ini sering disebut dengan Basic Earnings Power Ratio. Menurut Atmaja (2008), rasio-rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah: a. Return on Assets (ROA) = Laba Bersih sesudah Pajak / Aktiva Total b. Return on Equity (ROE) = Laba Bersih sesudah Pajak / Modal Sendiri c. Net Margin atau Profit Margin on Sales = Laba Bersih sesudah Pajak / Penjualan d. Basic Earning Power (BEP) = Earnings before Interest and Taxes / Rata-rata Total Aset. Dalam penelitian ini, parameter profitabilitas yang digunakan adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba bersih sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and tax/EBIT) yang diperoleh dari penggunaan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain rasio ini mengindikasikan bagaimana aset suatu perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba bersih sebelum bunga dan pajak. Rasio ini dihitung dari proporsi laba bersih sebelum bunga dan pajak dibagi dengan rata-rata jumlah aset dan dirumuskan sebagai BEPR = EBIT / Rata-rata Total Aset. 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Ichsan (2009) meneliti pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment terhadap harga saham industri apparel di Bursa Efek Jakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2. Widodo (2007) meneliti tentang analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar terhadap harga saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2003 - 2005. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, earnings per share, dan price book value. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa total assets turnover, return on assets, return on equity, dan earnings per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 3. House dan Benefield (1995) meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan dan laba terhadap harga pasar dari perusahaan-perusahaan industri dan perusahaan yang berbentuk simulasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sales growth dan income growth sebagai unsur profitabilitas. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga pasar saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sales growth dan income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 4. Kusmayadi (2009) meneliti analisis profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier terhadap return on equity. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier. Sedangkan variabel terikatnya adalah profitability (return on equity). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitablility. 5. Hidayati (2010) meneliti pengaruh debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity, dan size terhadap price book value perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005 – 2007. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity yang merupakan proksi dari profitabilitas, dan size yang menggambarkan aset perusahaan. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value yang menggambarkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa debt to equity ratio dan dividend payout ratio sama-sama memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu return on equity dan size sama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 6. Defrizal (2005) meneliti analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap harga saham dan perbandingan harga saham dengan nilai normatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah return on assets, debt to equity ratio, earnings per share, dan net profit margin. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa return on assets, earnings per share, dan net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1
Mohd. Ichsan (2009)
Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment terhadap Harga Saham Industri Apparel di Bursa Efek Jakarta.
Variabel independen: Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment.
Current Ratio, Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2003 - 2005.
Variabel independen: Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return on Assets, Return on Equity, Earnings Per Share, dan Price Book Value
2
Saniman Widodo (2007)
Variabel dependen: Harga Saham.
Total Assets Turnover, Return on Assets, Return on Equity, dan Earnings Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Variabel dependen: Harga Saham.
3
William C. House dan Michael E. Benefield (1995)
Variabel independen: The Impact of Sales Growth dan Sales and Income Income Growth. Growth on Profitability and Variabel dependen: Market Value Market Value. Measures in Actual and Simulated Industries.
Pada perusahaan Sales growth dan income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value baik pada actual industries maupun pada simulated industries.
4
Dedi Kusmayadi (2009)
Variabel independen: Analisis Profit Profit Margin, Total Margin, Total Assets Turnover, dan Assets Turnover, dan Equity Equity Multiplier. Multiplier terhadap Variabel dependen: Return on Equity. Profitability (Return on Equity).
Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitablility.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No 5
6
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Eva Eko Hidayati (2010)
Analisis Pengaruh Debt to Equtiy Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Size terhadap Price Book Value Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia.
Variabel independen: Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Size.
Return on Equity dan Size masing-masing berpengauh positif dan signifikan terhadap Price Book Value. Debt to Equtiy Ratio dan Dividend Payout Ratio masing-masing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Price Book Value.
Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham dan Perbandingan Harga Saham dengan Nilai Normatif.
Variabel independen: Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Net Profit Margin.
Herry Defrizal (2005)
Variabel dependen: Price Book Value
Return on Assets, Earnings Per Share, dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Variabel dependen: Harga Saham.
Dari hasil penelitian Ichsan (2009) dan Widodo (2007) menyatakan bahwa assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. House dan Benefield (1995) menyatakan bahwa tingkat penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga pasar saham. Kusmayadi (2009) menyatakan bahwa total assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hidayati (2010) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (price book value). Defrizal (2005) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on assets
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: a. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. b. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. c. profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara