BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Sebagai Proses Simbolik Komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
“communicatus”
atau
communication atau communicare yang berarti “berbagi” atau “ “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Julia T. Wood bahwa dalam sebuah komunikasi terkandung banyak simbol.8 Lebih lanjut wood juga menyatakan bahwa komunikasi melibatkan pemaknaan dan pengertian terhadap sesuatu. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk merujuk sesuatu lainnya (simbolisasi), berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Simbol meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Makna sebenarnya ada pada diri kita, bukan terletak pada simbol itu sendiri. Pada umumnya simbol memang memiliki makna, atau lebih tepatnya ialah simbol tersebut yang mendorong manusia untuk memberi makna (yang telah disetujui bersama).9 Hampir setiap tindakan komunikasi adalah proses simbolik. Ketika sebuah media berkomunikasi dengan khalayak maka berlangsunglah proses tersebut. 8
Julia T. Wood. Communications Mosaics: An Introduction to the Field of Communication. Thomson Wadsworth. 2008. 9 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Rosda. Bandung. 2007. Hal 65
9
10
Setiap faktor dalam proses komunikasi (sumber, pesan, penerima pesan) akan mempengaruhi isi dan representasi pesan-pesannya. Hal ini juga berlaku bagi media. Media sebagai penyebar luas pesan, mereka memproses suatu pesan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhannya dan tujuannya kepada khalayak. Dengan demikian dari proses simbolik yang melekat pada komunikasi dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi yang berlangsung manusia tak lepas dari setiap pesan-pesan yang dapat berbentuk apa saja termasuk dalam bentuk tanda untuk menciptakan makna tertentu sesuai dengan tujuan dan motif seorang penyampaian pesan tersebut. Untuk memahami lebih jauh atas tandatanda dan makna yang muncul dalam proses komunikasi ini digunakan suatu kajian dalam ilmu komunikasi yang disebut dengan studi semiotika atau semiologi.
2.2 Komunikasi Massa Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) dalam komunikasi massa, massa mempunyai makna arti lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan peran media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap perilakunya berkaitan dengan media
11
massa. Oleh karena itu, massa disini pada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.10 Bittner
mendefinisikan
komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik. Surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film di bioskop adalah contoh dari komunikasi massa. Gerbner juga memberikan asumsi tentang komunikasi massa bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi
10
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1994. Hal 51.
12
tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.11 Komunikasi massa menurut Susanto yang dikutip oleh Wiryanto adalah komunikasi menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Istilah mass communication/communications diartikan sebagai saluran, yaitu mass media (media massa). Kependekan dari Media of Mass Communications. Massa disini bukan sekedar orang banyak disuatu lokasi yang sama. Massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi/orangorang pada ujung lain saluran”.12
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa 1. Komunikator yang terlembagakan. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Apabila pesan tersebut disampaikan melalui surat kabar, maka yang terjadi adalah sebagai berikut : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesn tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk
11 12
Op. cit. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2009. Hal 3. Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Grasindo. Jakarta. 2003. Hal 2.
13
diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuatdengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah naik, pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. 2. Komunikasi massa bersifat terbuka. Artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak di tujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. Ada peristiwa yang mempunyai kategori penting, tetapi hanya penting hanya penting bagi sekelompok orang. Peristiwa tersebut tentu saja tidak dapat disampaikan melalui media massa. 3. Komunikannya anonim dan heterogen. Maksudnya pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena komunikasinya menggunakan media
14
dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy
(1981)
mengartikan
keserempakan
media
massa
itu
sebagai
keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan
menunjukan
bagaimana
cara
mengatakannya,
yang
juga
mengisyaratkannya bagaimana hubungan parapeserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpersonal yang diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antar pelaku komunikasi, maka komunkasinya semakin efektif.
15
6. Komunikasi massa bersifat satu arah. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi alat indra terbatas. Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi adalah alat indra tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayal hanya mendengar. Sedangkan pada televisi, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect). Komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.13
13
Ibid. Hal 6-12.
16
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Dominick (2001) mengemukakan fungsi komunikasi massa yang terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). 1.
Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan terbagi menjadi 2 yaitu, warning or beware
surveillence (pengawasan peringatan) dan instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang. Banyak informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Contoh pengawasan instrumental adalah berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga saham-harga saham di bursa efek, dan produk-produk baru.
17
2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir sama dengan funsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak dan pembaca serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Tujuan dari penafsiran media ini adalah ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media. 4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Diantara semua media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama
18
pada anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. 5. Entertainment (Hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, sisanya banyak memuat acara hiburan. Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.14
2.2.4 Proses Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lsin diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Proses komunikasi massa terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses
14
Ibid. Hal 14-17.
19
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer adalah proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagaianya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi, atau opini baik menegnai hal yang kongkret maupun yang abstrak. Wilbur Scrhamm, seoarang ahli komunikasi kenamaan, dalam karyanya, “Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasul apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Scramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Apa yang harus dilakukan oleh komunikator dalam menhadapi situasi demikian akan diterangkan pada sub bab “Komunikasi Efektif”.
20
Dalam komunikasi kelompok kecil seperti seminar, kuliah, ceramah, brifing, lokakarya, forum, atau simposium, umpan balik yang diperlukan oleh komunikator ialah yang bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan kepada kognisi komunikan. Jadi, permaslahannya mengerti atau tidak, menyetujui atau tidak, menerima atau tidak, dan lain-lain yang kesemuanya harus dinyatakan dengan kata-kata. Situasi seperti itu berbeda dengan komunikasi kelompok besar, misalnya rapat raksasa disebuah lapangan yang dihadiri oleh belasan ribu atau puluhan ribu orang. Komunikasi dalam situasi seperti itu ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada perasaannya, bukan kepada otaknya. Pada saat itu, kohesi atau kepaduan perasaan, yang sering mengakibatkan terjadinya apa yang disebut contagion mentale atau wabah mental. Dalam wujudnya akan tampak apabila seseorang dilapangan itu berteriak, misalnya “Hidup Bapak Pembangunan”, akan diikuti secara serempak oleh seluruh ahadirin. Dalam situasi itu logika tidak berlaku sebab kognisi hampir tidak berfungsi, yang jalan adalah perasaan. Komunikator akan mengetahui umpan balik komunikasinya dengan mengkaji perilaku komunikan dalam melampiaskan perasaanya. Bahayanya kalau umpan balik dalam komunikasi kelompok besar bersifat negatif, komunikator bisa di maki-maki, bahkan dilempari batu. Itulah proses komunikasi primer yang berlangsung secara tatap muka.
21
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seoarang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Dalam hubungan ini, untuk memperoleh kejelasan, ada baiknya kalau kita kaji model proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold Lassswell. Sender EncodingMessage (media)DecodingReceiver Noise ----------Feedback------------------------------Respons-------
Unsur-unsur dalam proses komunikasi Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Sender
: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang.
22
2. Encoding
: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam
bentuk lambang. 3. Message
: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator. 4. Media
: saluran komunikator tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan. 5. Decoding
: pengawasandian,
yaitu proses dimana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 6. Receiver
: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Respons
: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterpa pesan. 8. Feedback
: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9. Noise
: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaiakn oleh komunikator kepadanya. Model komunikasi diatas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunkator harus tahu khalayak mana yang dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya
23
mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.15
2.3 Media Massa 2.3.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak besar atau banyak yang tersebar, heterogen dari anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.16 Sebagai media komunikasi, media massa tetap harus menjalankan fungsi umumnya seperti to inform, to educate, to entertain and to influence.17 2.3.2 Fungsi Media Massa Media massa secara mandiri maupun hanya sebagai penunjang memiliki fungsi sebagai berikut: a. Sebagai pemberi informasi Dapat dilakukan sendiri oleh media Tanpa media sangatlah mustahil informasi dapat disampaikan secara tepat tanpa terikat waktu. b.
15
Sebagai pengambilan keputusan
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2007. Hal 11-19 16 Mc Luhan,M, Understanding Media: The Extensive of Man, New York, 1964, hal 11 17 Yayan Cahyana dan Bagong Suyanto, Kajian Komunikasi dan Seluk Beluknya, Airlangga University Press: Surabaya, 1996, hal 111
24
Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan di samping itu diharapkan adanya perubahan sikap kepercayaan norma-norma sosial. Oleh sebab itu dalam hal ini mekanisme komunikasi antar pribadi sangat berperan. Mass media berperan dalam menghantarkan informasi sebagai bahan diskusi, memperjelas masalah-masalah dan menyampaikan pesan-pesan para pemuka masyarakat. c.
Sebagai pendidik
Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa sedangkan bagian lain dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi (Eduard D, 1978:47). Menurut Chalkley media massa berfungsi untuk:
1. Memberitakan tentang fakta kehidupan ekonomi masyarakat, 2. Menginterpretasikan fakta tersebut agar dipahami oleh masyarakat itu, 3. Mempromosikan hal tersebut agar menyadari betapa serius masalah pembangunan yang dihadapi dan memikirkan lebih lanjut masalah itu serta mengantarkan masyarakat pada solusi-solusi yang mungkin ditempuh.18
2.3.3 Jenis-jenis Media Massa
Media massa dibagi menjadi dua yaitu cetak dan elektronik, media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah.
18
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-massa-menurut-para.html Diakses pada tanggal 17 Mei 2013
25
Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film dan media online (internet).
Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film memiliki realitas kelompok masyarakat pendukungnya, baik dalam bentuk imajinasi atau realitas dalam arti sebenarnya. Film ini sebagai media komunikasi massa pandang dan dengar yang mempunyai peranan penting bagi pengembangan budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan ketahanan nasional dalam pembangunan nasional.19
Media massa terdiri dari beberapa yaitu:
1. Surat Kabar atau Majalah, merupakan gabungan uraian fakta atau pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. 2. Radio, merupakan media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 3. Televisi, merupakan media komuniksi massa audiovisual dengan sifat daya rangsang sangat tinggi, elektris, sangat mahal, daya jangkau besar dan penyampaian pesan lebih singkat. 4. Film, merupakan pertunjukan cerita yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. Film adalah salah satu
19
Undang-undang RI No. 8 Tahun 1992, tentang perfilman.
26
yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Biasanya isi dari film adalah mengenai tentang cerita cinta, kekuasaan dan uang dari si pemeran. 5. Komputer atau internet, merupakan suatu mesin elektronik yang terprogram yang dapat menyimpan, mengambil, dan memproses data. Sedangkan internet adalah koleksi dari berbagai bagian yang bekerja seperti satu sistem. Internet terdiri dari banyak jaringan lokal, daerah, negara, dan internasional.
2.4 Televisi Sebagai Media Massa 2.4.1 Pengertian Televisi Televisi adalah media saluran yang serumpun dengan radio. Bedanya, jika radio hanya menyalurkan suara, televisi mampu menyalurkan suara dan gambar sekaligus, sehingga televisi dapat dipandang sebagai penggabungan radio dengan film. Itulah sebabnya televisi disebut dengan media audio visual, karena siarannya dapat ditangkap oleh mata dan telinga.20 Kata televisi berasal dari kata tele (jauh) dan visi (pandangan). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua, kata televisi tersebut berarti proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat penerima yang memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar.
20
Anwar Arifin. Sistem Komunikasi Indonesia. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2011. Hal 189
27
Dalam undang-undang penyiaran nasional, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Penyiaran 2002, disebutkan bahwa penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan pandangan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa bentuk program yang diatur badan kesinambungan. Dalam hal itu televisidipandang sebagai media massa bersama radio dalam kelompok penyiaran.21 Perkembangan televisi sangat pesat, babak baru teknologi dimulai sejak ditemukan sebuah perangkat televisi oleh ahli fisikawan besar bernama E.F.W Alexanderson mendemonstrasikan penemuannya ditahun 1928. Sejak saat itu, berkat dukungan teknologi yang semakin canggih, terutama teknologi digital, televisi telah mengubah dunia dan telah tercipta satu dunia baru. Sejak kelahirannya, televisi telah berperan sebagai media massa yang menawarkan rangkaian citra dan bentuk-bentuk baru yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehidupan manusia. Masa depan televisi akan bergantung pada kemampuan manusia melakukan berbagai penilaian dan mengambil keputusan terhadap tantangan masa depan.22 Dan kini televisi menjadi salah satu sarana informasi dan hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat didunia. Karena televisi mampu menyajikan segala macam hal informasi dan hiburan sesuai dengan kebutuhan para penikmatnya. Jaman sekarang sebuah televisi bukan barang aneh dan mahal lagi, bisa jadi setiap 21 22
Ibid Hal 190 Anwar Arifin, Op Cit 191
28
rumah telah memiliki sebuah “Kotak Ajaib”, bahkan bisa memiliki lebih dari satu unit televisi. Begitu pesatnya perkembangan pemancar luasan yang dilakukan dengan menggunakan satelit, sehingga munculah televisi pertama di Indonesia yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962 ketika diadakannya siaran langsung Asian Games ke-4 di stadion Gelora Bung Karno. TVRI memiliki 24 stasiun penyiaran diseluruh Indonesia yang masing-masing memiliki jam siaran lokal di daerah coverage-nya.
2.4.2 Fungsi Televisi Dilihat dari pandangan kita fungsi televis dibagi menjadi 2, yaitu: Sisi Positif 1. Televisi hadir sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia. Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi pada masyarakat abad kedua puluh dengan datangnya media massa televisi. 2. Televisi dapat menghibur kita. 3. Televisi memberikan pengetahuan, informasi, dan pendidikan.
29
Sisi Negatif 1. Pengaruh yang tercipta oleh media televisi bisa mempercepat kehancuran nilai-nilai agama dan moral tradisional dari pemirsanya. 2. Televisi bisa melukai dan merusak peradaban kita. 3. Televisi bisa menyita banyak waktu berharga kita. 4. Televisi bisa membohongi dan sekaligus membuat kita lupa diri. 5. Televisi bisa mempengaruhi cara keluarga berinteraksi.
2.4.3 Karakteristik Televisi Media televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya sebagai berikut :23 1. Medium Elektronik Televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada obyek/benda, terbentuklah sinar pantul, sinar yang dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, di dalam pick up tube (tabung penampil gambar). 2. Medium Dinamis Visual ditampilkan mengutamakan yang bergerak (moving effect) pada film, gambar diproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/TV diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis.
23
J.B. Wahyudi. Teknologi Informasi. Jakarta: Pustaka Utama.
30
3. Medium Audio Visual Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara sinkron. Pada berita televisi, tampilan gambar di layar (visual) yang sering dengan laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya. 4. Medium Terpadu Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya.
Pada
berita
televisi
seringkali
dalam
penyajiannya
menyertakan gambar peta, diagram, ataupun lokasi. 5. Medium Non Rinci Televisi tidak dapat menyajikan isi pesan secara rinci, karena sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory).
2.5 Program Televisi 2.5.1 Pengertian Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa inggris “programme” atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas.
31
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalamm dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan penonton.
2.5.2 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Program tersebut diantaranya : 1. Drama Yaitu terdiri dari sebuah program video dan televisi yang berbentuk, yaitu seperti adanya konflik dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Program drama ini biasanya dimulai dengan memperkenalkan karakter dari orang-orang yang terlibat di dalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan tokoh tersebut. Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita, bisa berupa
32
happy ending (akhir yang bahagia) ataupun sebaliknya. Bagian drama identik dengan program bernuansa cerita fiktif, seperti sinetron dan film. Program acara drama yang berupa sinetron sampai saat ini masih menjadi yang utama hampir disemua stasiun televisi swasta. Program acara ini tidaklah mudah, karena melibatkan banyak crew, seperti perizinan lokasi, penulisan naskah (skenario), kameraman, sutradara, dan sebagainya. 2. Non Drama Non drama merupakan sebuah program acara yang dikemas, mulai dari persiapan konsep yang meliputi riset writer, kreatif, penulisan rundown acara, dan lain-lain. Berikut ini adalah acara-acara yang dapat dikategorikan program acara non drama. a) Dokumenter Yaitu suatu program yang ditayangkan pada stasiun televisi yang berupa rekaman suatu peristiwa yang telah terjadi. Dokumenter ini disimpan oleh masing-masing stasiun televisi. b) Talkshow Yaitu sebuah program yang bersifat menghibur para pemirsanya. Acara ini biasanya menampilkan presenter yang biasanya lebih dari satu orang dan menghadirkan bintang tamu yang sedang naik daun pada saat itu untuk membahas suatu topik/tema tertentu.
33
c) Musik Yaitu acara atau program yang menampilkan berbagai lagu dari penyanyi atau tarian yang berfungsi sebagai acara hiburan bagi pemirsa yang menontonnya. d) Kuis atau Gameshow Program ini biasanya berisikan tantangan yang melibatkan pesertanya atau bahkan pemirsa yang menontonnya baik yang di studio maupun dirumah untuk menjawab atau menerima tantangan tersebut. Selain itu, pemirsa akan merasakan tantangan untuk mendapatkan hadiah yang telah disediakan dari program acara tersebut. e) Features Yaitu program yang berisikan segmen-segmen yang telah dikemas sebelumnya dan penyajiannya yang bervariasi. Sebuah program features ini biasanya membahas tentang suatu topik yang menarik dan beraneka ragam, seperti wisata kuliner, jelajah, dan lain-lain. 3. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talkshow. Progrma
34
informasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak/ringan (softnews). a. Berita Keras (Hard News) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features, dan infotainment. b. Berita Lunak/Ringan (Soft News) Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak harus bersifat segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazine, dokumenter, dan talkshow.
2.6 Sinetron 2.6.1 Pengertian Sinetron Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk
35
pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari.24 Di negara lain sinetron disebut dengan opera sabun (soap opera atau daytime serial) namun di Indonesia lebih populer dengan sebutan sinetron. Telenovela merupakan istilah yang digunakan televisi Indonesia untuk sinetron yang berasal dari Amerika Latin. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyesalan (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas disebut miniseri. Episode dalam suatu miniseri merupakan bagian dari cerita keseluruhan. Dengan demikian, episode miniseri (opera sabun) yang berakhir pada saat puncak ketegangan disebut cliffhanger.25 Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali di cetuskan oleh bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tak banyak yang mengetahui jika sinetron adalah kepanjangan dari Sinema Elektronik. Disebut demikian, sebab sinetron adalah sebuah tayangan sinema (film berseri yang ditonton melalui media elektronik seperti Televisi). sinetron berbeda dengan film. Sinetron adalah sebuah tayangan berseri yang dibuat sampai berpuluh-puluh
24
Wawan Kusnadi. Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. 2008. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hal 120 25 Op. Cit. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. 2009. Kencana Prenada Media Group. Hal 213.
36
bahkan bisa mencapai beratus-ratus episode jika sinetron tersebut diminati banyak khalayak. Sementara film adalah sebuah tayangan lepas serta berdurasi pendek.
2.6.2 Karakteristik Program Sinetron Sasa Djuarsa Sendjaya menyatakan bahwa sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti: 1. Mempunyai gaya sendiri dari aspek artistiknya, orisinalitas penggunaan bahasa film dan simbol-simbol yang tepat. Penataan artistik seperti cahaya, Screen-Directing dan art-directing, fotografi yang bagus, penyajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser. 2. Memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan konstektual. 3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinan, manajemen produksi.
2.6.3 Jenis-Jenis Program Sinetron Era milenium, yang ditandai pergantian tahun dari 1999 ke 2000 menjadi puncak bagi dunia sinetron Indonesia. Tema sinetron lebih beragam, mulai dari horor sampai kehidupan masyarakat. Hingga kini terdapat beberapa pembagian jenis sinetron misalnya: sinetron religi (agama), sinetron komedi, sinetron horor, sinetron dewasa, dan sinetron anak.
37
1. Sinetron Religi Saat ini semakin banyak bermunculan sinetron-sinetron religius. Stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan sinetronsinetron bertemakan dakwah yang sebelumnya hanya bisa disaksikan pada bulan Ramadhan saja. Sedangkan religius menurut Chaplin (1989:32), religi atau agama merupakan satu sistem yang kompleks dari kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap, dan upacara-upacara yang menghubungkan individu dengan Tuhan. Manusia adalah makhluk religius, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Sebagai makhluk religius manusia mengungkapkan dan mewujudkan penghayatan imannya terarah pada Tuhan dan sesama. Kereligiusan seseorang tidak hanya dilihat dari ketaatan dalam beribadah saja, tetapi juga dalam bentuk keyakinan religius yang telah tertanam dalam diri seseorang dan diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan begitu sinetron religius dapat diartiakn sebagai film cerita bersambung yang mengandung unsur-unsur agama didalamnya. 2. Sinetron Dewasa Suatu cerita yang di tuangkan dalam media elektronik (televisi) yang menuangkan atau menceritakan kisah-kisah kehidupan yang sedianya di alami oleh orang dewasa atau yang dapat dimengerti orang dewasa. Contohnya cerita harta warisan, dendam, dan lain-lain.
38
3. Sinetron Horor Suatu cerita yang di tuangkan dalam media elektronik yang mengisahkan atau menceritakan kisah-kisah mistis atau gaib kepada para penonton. Contohnya ceritanya mengenai roh gentayangan, tuyul, dan lain-lain. 4. Sinetron Anak Suatu ceritayang di tuangkan dalam media elektronik yang menceritakan tentang kisah anak-anak yang umumnya mayoritas pemain utamanya adalah anak-anak. Contohnya sinetron si Entong, Sepatu Super, dan lain-lain. 5. Sinetron Remaja Suatu cerita yang dituangkan dalam media elektronik yang menceritakan kisah remaja yang umumnya mayoritas pemain utamanya adalah anak-anak remaja. Contohnya Arti Sahabat, Cinta Cenat Cenut, dan lain-lain.
2.7 Tanda Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam kaitan atau kapasitas tertentu. Tanda mengarah kepada seseorang, yakni menciptakan dalam pikiran orang itu suatu tanda lain yang setara, atau bisa juga suatu tanda yang lebih terkembang. Tanda yang tercipta disebut interpretan dari tanda yang pertama. Suatu tanda yang pertama mewakili sesuatu, yaitu objek-nya. Tanda yang pertama mewakili objeknya tidak dalam sembarang kaitan, tetapi
39
dalam kaitan dengan suatu gagasan tertentu. Menurut Charles Sanders Peirce, tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam suatu kaitan tertentu. Ada tiga komponen dalam definisi tanda Peirce, yaitu representamen, interpretan, dan objek. Karena itu, definisi tanda Peirce disebut triadik—bersisi tiga. Perhatikan gambar segitiga tanda Peirce ini.
Segitiga itu kita sebut segitiga tanda karena terdiri atas tiga komponen yang membentuk suatu tanda. Jadi, tanda terjadi dari tiga komponen itu: representamen, interpretan, dan objek (Nöth, 1995:42).
a. Representamen
Sesuatu dapat disebut representamen jika memenuhi dua syarat, yaitu:
1. bisa dipersepsi, baik dengan pancaindera maupun dengan pikiran/ perasaan.
40
2. berfungsi sebagai tanda. Jadi, representamen bisa apa saja, asalkan berfungsi sebagai tanda; artinya, mewakili sesuatu yang lain. a. Objek Objek ialah komponen yang diwakili tanda; objek ialah “sesuatu yang lain”. Komponen ini bisa berupa materi yang tertangkap pancaindera, bisa juga bersifat mental atau imajiner. b. Interpretan Interpretan adalah arti. Beberapa istilah lain yang acapkali digunakan Peirce untuk menyebut interpretan ialah “significance”, “signification”, dan “interpretation”.26
2.8 Semiotika Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan didunia ini. Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Yang pertama menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Yang kedua
26
http://pengantarsemiotika.blogspot.com/2009/02/11-apakah-tanda-3.html diakses pada tanggal 27 mei 2013
41
memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimanakemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Suatu tanda menandakan ssesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaiamana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun. Secara umum, studi tentang tanda merujuk kepada semiotika. Dengan semiotika, kita lantas berurusan dengan tanda. Seperti kata Letche, semiotika adalah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih jelasnya lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs ‘tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sign system (code) ‘sistem tanda’. Lain dengan halnya Charles Morris, Ia menyebut semiosis ini
42
sebagai suatu proses tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi beberapa organisme. Yang perlu digarisbawahi dari kedua definisi di atas adalah bahwa para ahli melihat semiotika atau semiosis itu sebagai ilmu atau proses yang berhubungan denga tanda. Namun jika kita perhatikan, definisi yang diberikan Morris tampaknya terlampau luas, sehingga terkesan meliputi sejumlah besar proses, dari tarian lebah sampai dengan pembacaan sebuah novel. Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa yunani, semeion yang berarti tanda, atau seme, yang berarti penafsir tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api.27 Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengemban arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan. Semiotik merupakan upaya untuk mempelajari linguistik bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sebagai tanda. Bahasa merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang
27
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal 15-17
43
merupakan representasi terhadap obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semitika juga mempelajari pada masalah-masalah non linguistik. Semiotika mempunyai tiga bidang studi utama: 1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. 3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode dan tanda tersebut untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.28 Semotik secara garis besar, semiotika digolongkan menjadi tiga cabang penyalidikan:
1. Sintaktik Semiotika sintaktik menguraikan kombinasi tentang asal usul tanda tanpa memperhatikan makna atau hubungannya dengan perilaku subjek atau secara singkat semiotika ini menganalisis tanda dan kombinasinya 28
Yasraf Amir Piliang. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Jalasutra. 2003. hal 60.
44
secara deskriptif. Sintaktik digunakan sebagai pertimbangan atas tanda, kombinasi tanda, penggabungan berbagai macam tanda sehingga menjadi tanda majemuk serta sebagai kajian tentang hubungan formal antara satu tanda dengan tanda lainnya. 2. Semantik Semiotika semantik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan makna atau hubungan yang disampaikan. Studi ini mempelajari relasi antara tanda dengan signifikasi atau makna (sesuatu yang diacu oleh tanda itu). Dalam konteks semiotikastruktural, semantik dianggap merupakan bagian dari semiotika. 3. Pragmatik Semiotika pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menggunakannya, serta efek tanda bagi yang menginterpretasikannya dalam batas perilaku subjek. Semiotika ini mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda. Selain itu cabang ini juga mengkaji asal mula, penggunaan, serat efk tanda terhadap penggunaanya. Ia berkaitan dengan nilai, maksud, dan tujuan dari sebuah tanda, yang menjawab pertanyaan: untuk apa dan kenapa, serta pertanyaan mengenai pertukaran nilai tanda.29
29
Noth, Winfried. Handbook Of Semiotics = semiotik (diterjemahkan oleh Abdul Syukur Ibrahim). Airlangga University Press. Surabaya. 2006. Hal 51
45
2.9 Antagonis Antagonis adalah karakter atau sekelompok karakter, atau, kadang-kadang merupakan institusi suatu kejadian yang mewakili oposisi menentang argumenargumen pihak protagonis (dalam arti lain, antagonis adalah karakter hitam). Dalam gaya klasik sebuah cerita di mana aksinya terdiri dari seorang wira melawan seorang penjahat, kedua-dua mereka bisa diperhitungkan masing-masing sebagai protagonis dan antagonis. Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering menjadi pembuat onar (ulah). Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat, para antagonis tidak selalu bersifat jahat, tetapi hanya melawan si karakter utama. Antagonis ini merupakan ancaman besar atau hambatan bagi karakter utama dengan keberadaan mereka, tanpa harus sengaja menargetkan dia. Contoh di kedua film dan teater termasuk Sauron, antagonis utama dalam The Lord of the Rings, yang terus-menerus melakukan pertempuran protagonis seri ', dan Tybalt, antagonis dalam Romeo dan Juliet, yang slays Mercutio dan hasil kematian yang kemudian di mengasingkan dari drama itu protagonis, Romeo.30 Meskipun kehadirannya membuat penonton sebal, tidak bisa dipungkiri karakter antagonis memiliki porsi yang sama pentingnya dengan karakter protagonis. Menurut Wikipedia, antagonis berarti karakter yang bertentangan dengan karakter utama atau protagonis.
Kalau di sinetron Indonesia, karakter antagonis lazimnya digambarkan sebagai sosok yang kejam, licik, memakai riasan tebal dan berbusana lebih 30
http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280797-pengertianantagonis/#ixzz2V8Jo9O9f diakses pada tanggal 03 Juni 2013
46
gonjreng daripada sang karakter utama. Kehadiran antagonis, percaya tidak percaya, juga menjadi daya tarik tersendiri. Malah sepertinya semakin banyak karakter antagonis bisa membuat sinetron semakin tinggi ratingnya.
Contoh sinetron Anugerah yang kerap menduduki rating 5 besar. Ada 6 tokoh antagonis dengan intrik dan misi masing-masing: Mawar (Sheila Marcia), Alexa (Eva Anindita), Herman (Anjasmara), Lisa (Cut Memey), Hera (Annie Anwar) dan bulan ini bergabung tokoh baru: Clara (Alexandra Gottardo) dan sinetron Tukang Bubur Naik Haji ada tokoh H. Muhidin yang selalu iri dengan keluarga H. Sulam.
Dari masa ke masa, pasti ada antagonis dengan karakter kuat yang masuk kategori “we love to hate”.31
31
http://www.tabloidbintang.com/extra/lensa/16872-siapa-karakter-antagonis-paling-legendarisdi-sinetron.html diakses pada tanggal 03 juni 2013